Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

COMMUNITY ACTION

                                     
Di Susun oleh :
Kelompok  4
AHMAD HANAFY HS
MUHAMAD KHARISMA ADHA
MUHAMAD AZHARI AKBAR

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2018/2019
A. Sejarah Promosi Kesehatan

Sebelum menjadi promosi kesehatan pengertiannya di samakan dengan pendididkan kesehatan,


pada pendidikan kesehatan di tekankan pada perubahan perilaku masyarakat dengan cara
memberikan informasi kesehatan melalui berbagai cara dan teknologi. Dari hasil studi yang di
lakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para ahli pendidikan kesehatan didapati
bahwa pengetahuan masyarakat tentang kesehatan meningkat tetapi tidak di imbangi oleh
perubahan perilakunya. Disadari bahwa pendidikan kesehatan belum “memampukan”
masyarakat tetapi baru dapat “memaukan” Mengenai istilah Promosi Kesehatan sendiri juga
mengalami perkembangan. Mula-mula dicetuskan di Ottawa, Canada pada tahun 1986
merupakan konferensi Internasional promosi kesehatan yang pertama kali dilaksanakan yang
berlangsung tanggal 17 sampai dengan 21 November 1986 dikenal dengan Ottawa Charter.

Pada konferensi Internasional promosi kesehatan ini mengambil tema Menuju Kesehatan
Masyarakat Baru, namun pada konferensi ini tidak terlepas dari Deklarasi Alma Ata tahun 1978
tentang Pelayanan Kesehatan Dasar atauPrimary Health Care oleh WHO promosi kesehatan
didefinisikan sebagai: theprocess of enabling people to control over and improve their health.

Tetapi definisi tersebut diaplikasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadiProses pemberdayaan


masyarakat untuk memelihara,Meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Definisi ini tetap
dipergunakan, sampai kemudian mengalami revisi pada konferensi dunia di Bangkok pada bulan
Agustus 2005, menjadi (Health promotion is the process of enabling people to increase control
over their health and its determinants, and thereby improve their health) dan dimuat dalam The
Bangkok Charter. Dan definisi baru ini belum dibakukan bahasa Indonesia. Selain istilah
Promosi Kesehatan, sebenarnya juga beredar banyak istilah lain yang mempunyai kemiripan
makna, atau setidaknya satu nuansa dengan istilah promosi kesehatan, seperti: komunikasi,
Informasi dan Edukasi, Pemasaran social, Mobilisasi social dan Pemberdayaan masyarakat, dll.

B. Definisi Promosi Kesehatan


Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang
terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan
perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. (Lawrence Green, 1984)
Menurut Piagam Ottawa (1986), Promosi Kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Promosi Kesehatan adalah Proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan
memperbaiki kesehatan mereka (WHO,1984)
Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi kesehatan sebagai
berikut :“ Health promotion is programs are design to bring about “change”within people,
organization, communities, and their environment ”. Artinya bahwa promosi kesehatan adalah
program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di
dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Soekidjo Notoatmojo (2005), Pertama:…promosi kesehatan dalam konsep Level and Clark (4
tingkat pencegahan penyakit) berarti peningkatan kesehatan. Kedua:…upaya memasarkan,
menyebarluaskan, memperkenalkan pesan-pesan kesehatan, atau upaya-upaya kesehatan
sehingga masyarakat menerima pesan-pesan tersebut.
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan control dan
peningkatan kesehatannya. WHO menekankan bahwa promosi kesehatan merupakan suatu
proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan
meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri
(Maulana,2009).
Gerakan masyarakat (Community action)

Strategi gerakan masyarakat adalah cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan norma
yang membuat masyarakat mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Strategi ini
tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta secara aktif dalam PHBS. Yang
dimaksud sasaran primer adalah masyarakat yang terkena masalah baik dikota maupun didesa.
Contohnya di tatanan rumah tangga adalah para ibu, di tatanan instituti pendidikan adalah
murid-murid, di sarana pelayanan adalah petugas kesehatan.Pelaksanaan Strategi Gerakan
Masyarakat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1)Pemberdayaan masyarakat merupakan
suatu upaya dalam peningkatan kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup,
martabat dan derajat kesehatannya 2)Peningkatan keberdayaan berarti meningkatkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat
sangat ditentukan oleh pemahaman, kemahiran dan semangat dalam menerapkan pendekatan
sosial kemasyarakatan Dengan demikian dalam era desentralisasi Pemerintah Pusat berperan
dalam menentukan standarisasi, regulasi, monitoring dan evaluasi, sedangkan daerah berperan
dalam penyediaan sumber daya yang meliputi "4M" (Man, Money, Material and Method)
serta pelaksanaan operasional dan pemantauan setempat.Secara keseluruhan pendekatan Gerakan
Masyarakat dilakukanmelalui : KIE, Pengembangan institusi masyarakat, pendekatanhukum dan
regulasi, penghargaan (instensi dan desinsertif), serta pendekatan ekonomi produktif (income
generating).Dalam melaksanakan Gerakan Masyarakat perlu memperhatikan karakteristik
masyarakat setempat yang dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1)Masyarakat Pembina
(Caring Community Yaitu masyarakat yang peduli kesehatan, misalnya LSM
Kesehatan.Organisasi profesi yang bergerak di bidang kesehatan. 2)Masyarakat Setara (Coping
Community)Yaitu masyarakat yang karena kondisinya kurang memadai sehingga tidak dapat
memelihara kesehatannya.
Misalnya seorang ibu sadar akan pentingnya memeriksa kehamilan, tetapi karena keterbatasan
ekonomi dan tidak adanya transportasi si ibu tidak pergi ke sarana pelayanan kesehatan.
3)Masyarakat Pemula (Crisis Response Community) Yaitu masyarakat yang tidak tahu akan
pentingnya kesehatan dan belum didukung oleh fasilitas yang tersedia. Misalnjya masyarakat di
lingkungan kumuh dan daerah terpencil.

Cara pendekatan gerakan masyarakat terbagi 2(dua), yaitu 1)Makro a)Membangun komitmen di
setiap jenjang b)Membangun masyarakat (crical mass). c)Menyediakan juklak dan biaya
operasional. Memonitoring dan evaluasi serta koordinasi 2)Mikro: a)Menggali potensi yang
belum disadari masyarakat.Potensi dapat muncul dari adanya kebutuhan masyarakat (demand
creation), yang diperoleh melalui pengarahan, pemberian masukan, dialog, kerjasamadan
pendelegasian. b)Membuat model-model percontohan dan prototype pengembangan
masyarakat, seperti menerapkan Pendekatan Edukatif dan Manajemen ARRIF
(Analisis,Rumusan, Rencana, Intervensi, Forum Komunikasi) . c)Beberapa tolak ukur
keberhasilan gerakan masyaraka tdapat disebutkan antara lain: Peningkatan PerilakuHidup
Bersih dan Sehat, peningkatan peserta dana sehat/JPKM.Ketiga strategi tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan (sinergis) namun ditandai dengan fokus
yang berbeda,yaitu·-Advokasi kesehatan lebih diarahkan kepada sasaran tersier yang
menghasilkan kebijakan sehat.-Bina Suasana lebih diarahkan kepada sasaran sekunder yang
menghasilkan kemitraan dan opini.-Gerakan Masyarakat lebih diarahkan pada sasaran primer
yang menghasilkan kegiatan gerakan masyarakat mandiri

Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya milik
pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehata,
masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat perlu
diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya meningkatkan
kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah
semata-mata menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban
dan berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai yang tertuang
dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi :

“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.
Contoh ; adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat bersih, perlu
diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal ini bisa kita
contoh), bahkan untuk mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer.

-Tujuan

Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi


kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana
mampu memelihara dan meningakatkan kesehatannya.
Upaya memecahkan masalah kesehatan ditujukan atau diarahkan kepada faktor perilaku dan
faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan). Pendekatan terhadap faktor perilaku adalah
promosi atau pendidikan kesehatan. Sedangkan, pendekatan terhadap faktor non perilaku adalah
dengan perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan sosial budaya, serta peningkatan
pelayanan kesehatan.
Tujuan promosi kesehatan tercantum dalam UU kesehatan RI No. 36 tahun 2009. Peraturan
perundang-undangan tersebut mengatur secara jelas, cermat, dan lengkap setiap aspek
kesehatan.Mulai dari pengertian-pengertian penting dalam hukum kesehatan, asas dan tujuan,
hak dan kewajiban, tanggung jawab pemerintah, sumber daya di bidang kesehatan, upaya
kesehatan, kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia, dan penyandang cacat, gizi, kesehatan
jiwa, penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, pengelolaan
kesehatan, informasi kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta masyarakat, badan
pertimbangan kesehatan, pembinaan dan pengawasan, dan berbagai hal lain yang terkait dengan
kesehatan yang diatur dalam tiap babnya.
Daftar pustaka

Maulana, Herry.( 2007 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC


Notoatmodjo, Soekidjo.( 2003 ). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta.

Dian, Ayubi. 2010. Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi Kesehatan


dan Ilmu Perilaku FKM UI.
Hidayat,Syarif. Strategi Promosi Kesehatan.18 September 2014..
http://www.scribd.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadi
Mubarak, W.I, dkk. 2007. Promosi Kesehatam: Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo.(2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta.
Novita,Nesi. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Saputri, Waode Nurhaeny Emba. Promosi Kesehatan.18 September 2014.
file:///E:/Tugas/IKM/ikm/ilmu-perilaku-2-wd-nurhaeny-emba.html

Anda mungkin juga menyukai