1. Nabila puspaningrum
2. Hilmalana saparudin
3. Hady zulkarnain
4. Ira dwi patmawati
5. Muhammad Reza
6. Devi Novia
7. Titis wahyu
8. Dewi retno
9. Alfu chasanatul
10. Rizki rahmawati
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ” asuhan keperawatanLansia Gangguan
Pencernaan“Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran integumen di Universitas Muhamadiyah Semarang.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
JUDUL ………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang.................................................................................4
B Tujuan Penulisan..............................................................................4
C Metode Penulisan.............................................................................4
A Pengertian.........................................................................................5
B Etiologi/Predisposisi........................................................................6
C Klasifikasi .......................................................................................6
D Patofisiologi.....................................................................................6
E Manifestasi klinik.............................................................................7
F Komplikasi ......................................................................................8
G Penatalaksanaan ..............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan. Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh itu bersifat
alamiah/fisiologis. Penurunan tersebut disebabkan berkurangnya jumlah dan kemampuan
sel tubuh. Pada umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan
menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun. Penuaan atau proses terjadinya tua
adalah suatu proses memghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi normal sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides,
1994). Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses menua
merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama masa hidup
( Zairt , 1980). Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai
masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degenerative.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah gangguan motilitas
usus, hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula. Diare
adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat).
B. Tujuan penulisan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori Asuhan Keperawatan
phemifigus
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mendefinisikan Pengertian
2. Mahasiswa mampu mendefinisikan Etiologi/Predisposisi
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Klasifikasi
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Patofisiologi
5. Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan Manifestasi Klinik
6. Mahasiwa mampu memahami dan menjelaskan Komplikasi
7. Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan Penatalaksanaan
8. Mahasiswa mampu memahami ,menjelaskan,mengaplikasikan asuhan
keperawatan
C. Metode penulisan
Metode penulisan yang digunakan yaitu studi pustaka yang mengambil beberapa
referensi buku yang berkaitan dengan makalah ini. Serta tim penulis memperoleh data
dari internet
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
1. Gerontik berasal dari kata gerontology dan geriatric. Gerontologi adalah cabang ilmu
yang membahas atau menangani tentang proses penuaan dan masalah yang timbul
pada orang yang berusia lanjut. Sedangkan geriatric berkaitan dengan penyakit atau
kecacatan yang terjadi pada orang yang berlanjut usia. Keperawatan gerontik adalah
suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan ilmu dan kiat/tekhnik
keperawatan gerontik yang berbentuk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang
komprehensif, .Seseorang dengan usia diatas 65 tahun akan dikatakan sebagai lansia.
Lansia merupakan suatu tahapan lanjut dari proses kehidupan manusia dimana akan
terjadi proses penurunan fungsi tubuh (Setianto dalam Effendi, 2009).
2. Klasifikasi
Menurut WHO, lansia dapat diklasifikasikan menjadi (Nugroho, 2009):
a. Usia pertengahan : 45-59 tahun (middle age)
b. Lansia : 60-74 tahun (elderly)
c. Lansia tua : 75-90 tahun (old)
d. Lansia sangat tua : >90 tahun (very old)
3. Karakteristik Lansia (Dewi, 2014)
1. Berusia > 60 tahun.
2. Kebutuhan dan masalah sangat bervariasi dari rentang sehat hingga sakit, dari
kebutuhan biologis hingga spiritual, serta dari koping yang adaptif hingga
maladaptif.
3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
4. Tugas Perkembangan Lansia (Dewi, 2014)
1. Mempersiapkan diri dengan adanya penurunan kondisi.
2. Mempersiapkan diri untuk pensiun.
3. Membina hubungan yang baik dengan orang seusianya.
4. Mempersiapkan kehidupan baru.
5. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.
5. Perubahan Fisik Lansia (Dewi, 2014)
1. Sistem kardiovaskuler : kekuatan otot jantung menurun, katup jantung mengalami
penebalan, kelistrikan jantung mulai kurang efektif
2. Sistem respirasi : otot abdomen melemah sehingga menurunkan usaha untuk
inspirasi dan ekspirasi, daya recoil paru menurun, penebalan membran alveoli-
kapiler sehingga mengganggu pertukaran gas.
3. Sistem muskuloskeletal : penurunan masa tulang, kartilago menipis sehingga
sendi menjadi kaku, masa otot berkurang.
4. Sistem integumen : elastisitas kulit menurun, kulit menipis.
5. Sistem gastrointestinal : reflek menelan melemah, sekresi asam lambung
menurun, peristaltik usus menurun.
6. Sistem urinaria : penurunan kapasitas kandung kemih, sering kencing.
7. Sistem saraf : terjadi penurunan jumlah neuron di otak, masa otak berkurang.
B. Pencernaan
Banyak masalah GI yang dihadapi oleh lansia berkaitan gaya hidup. Mulai dari gigi
sampai anus terjadi perubahan morfologik degeneratif, antara lain perubahan atrofi pada
rahang, mukosa, kelenjar dan otot-otot pencernaan. Berikut ini merupakan yang terjadi
pada system GI akibat proses menua :
1. Rongga mulut.
Berikut ini merupakan perubahan yang terjadi pada rongga mulut akibat proses
menua:
1) Hilangnya tulang periosteum dan periduntal, pengurangan dentin, dan retaksi dari
struktur gusi. Implikasi dari hal ini adalah tanggalnya gigi, kesulitan dalam
mempertahankan pelekatan gigi palsu yang lepas.
2) Hilangnya kuncup rasa. Implikasi dari hal ini adalah mukosa mulut tampak lebih
merah dan berkilat. Bibir dan gusi tampak tipis karena penyusutan epithelium dan
mengandung keratin.
3) Air liur/saliva disekresikan sebagai respon terhadap makanan yang telah
dikunyah. Saliva memfalisitasi pencernaan melalui mekanisme sebagai berikut :
penyediaan enzim pencernaan, pelumasan dari jaringan lunak, remineralisasi pada
gigi. Pada lansia saliva telah mengalai penuruan.
2. Esophagus, Lambung, dan Usus.
Berikut ini merupakan perubahan yang terjadi pada esophagus, lambung dan usus
akibat proses menua :
1) Diatasi esophagus, kehilangan tonus sfingterjantung, dan peurunan refleks
muntah. Implikasi dari hal ini adalah peningkatan aspirasi.
2) Atrofi penurunan sekresi asam hidroklorik mukosa lamung sebesar 11% sampai
40 % dari populasi. Implikasi dari hal ini adalah perlambatan dalam mencerna
makanan dan mempengaruhi penyerapan vitamin B12, bakteri usus halus akan
bertambah secara berlebihan dan menyebabkan kurangnya penyerapan lemak.
3) Penurunan motilitas lambung. Implikasi dari hal ini adalah penurunan absorbsi
obat-obatan, zat besi, kalsium,vitamin B12, dan konstipasi sering terjadi.
1. Fisik/Biologis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara periksa pandang, perabaan, ketok dan dengar
untuk mengetahui perubahan system tubuh, antara lain : systemintegument,
muskuloskletal, respirasi, kardiovaskuler, perkemihan, persyarafan, dan fungsi sensoris
misalnya : penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penciuman.
2. Psikologis
Perubahan yang umum terjadi antara lain : daya ingat yang menurun. Proses fikir
yang lambat dan adanya perasaan sedih serta merasa kurang diperhatikan. Hal-hal yang
perlu dikaji pada lansia meliputi :
3. Sosial – ekonomi
Penilaian sosial dilihat dari bagaimana lansia membina keakraban dengan teman
sebaya maupun dengan lingkungannya dan bagaimana keterlibatan lansia dalam
organisasi social. Status ekonomi juga turut mempengaruhi yaitu dari penghasilan yang
mereka peroleh.
Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan social ekonomi, hal inipun terkait
dengan harga dirinya. Lansia yang mempunyai penghasilan tentu merasa dirinya berharga
karena masih mampu menghasilkan sesuatu untuk dirinya sendiri dan orang lain. Hal-hal
yang perlu dikaji antara lain :
4. spiritual
Penilaian spiritual terkait dengan keyakinan agama yang dimiliki manusia dan
sejauhmana keyakinan tersebut dapat menjalankan ibadahnya dengan baik, keyakinan
tersebut benar-benar diresapi dalam kehidupan sehari-hari ia akan lebih mudah
menyesuaikan diri terhadap proses penuaan. yang perlu dikaji pada lansia :
1. Fisik / biologi
a. gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan
makanan yang tidak adekuat
b. gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran / penglihatan
c. kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat dalam merawat diri
d. resiko cedera fisik : jatuh berhubungan dengan penyesuaian terhadap penurunan
fungsi tubuh tidak adekuat
e. perubahan pola eliminasi berhubungan dengan pola makan yang tidak efektif
f. gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri
g. gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas atau adanya
sekret pada jalan napas
h. gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi dan lain-lain
2. Psikologis - social
a. menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu
b. isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga
c. depresi berhubungan dengan isolasi social
d. harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak
e. koping yang tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan mengungkapkan
perasaan secara tepat
f. cemas berhubungan dengan sumber keuangan terbatas.
3. Spiritual
a. reaksi berkabung atau berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan
b. penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi
kematian
c. marah terhadap tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami
d. perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah
secara tepat.
B. Perencanaan
Sesuai dengan permasalahan yang dialami lansia disusun perencanaan dengan tujuan agar
lansia / keluarga dan tenaga kesehatan terutama perawat baik yang melakukan perawatan di
rumah maupun dipanti dapat membantu lansia, sehingga dapat berfungsi seoptimal mungkin
sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis dan sosial dengan tidak tergantung
pada orang lain.
Tujuan tindakan keperawatan pada lansia diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar
antara lain :
Tindakan keperawatan :
Peran pemenuhan gizi pada lansia adalah untuk mempertahankan kesehatan dan
kebugaran dan memperlambat timbulnya penyakit degeneratif seperti kerapuhan tulang
(osteoporosis) dan penyakit yang terjadi pada lansia sehingga dapat menjamin hari tua
yang sehat dan tetap aktif. Gangguan nutrisi pada lansia dapat disebabkan oleh factor
fisik, psikologi dan sosial. Penurunan alat penciuman dan pengecapan, pengunyahan
kurang sempurna dan rasa kurang nyaman saat makan karena gigi geligi kurang lengkap,
rasa penuh diperut dan sukar buang air besar karena melemahnya otot lambung dan usus
akan menyebabkan nafsu makan lansia kurang. Perubahan peran karena tugas-tugas
perkembangan pada lansia menyebabkan timbulnya kecemasan dan putus asa, dapat
menyebabkan lansia menolak makan atau makan berlebihan. Seringkali keluarga /
lingkungan sangat melindungi lansia, tidak memberi kesempatan untuk menentukan
keinginan lansia, hal inipun menyebabkan ia menolak makan atau makan berlebihan
Gizi berlebihan ;Kebiasaan makan banyak waktu muda sukar dirubah. Apabila pada
lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas dapat menyebabkan
berat badan berlebihan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit,
misalnya penyakit jantung, penyempitan pembuluh darah, kencing manis, tekanan darah
tinggi dan sebagainya.
Gizi berkurang: Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan
berat badan berkurang dari normal. Bila pemenuhan protein pun berkurang dapat
menyebabkan banyak kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki misalnya : rambut cepat
rontok, daya tahan terhadap penyakit organ tubuh yang vital. Gizi kurang dapat
disebabkan oleh masalah sosial ekonomi gangguan penyakit, serta ketidaktahuan
keluarga akan makanan bergizidan kebiasaan makanan yang salah dari usia mudah.
Kekurangan vitamin : Disebabkan karena kekurangan konsumsi buahdan sayuran dalam
makanannya. Apalagi bila hal ini ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan.
Kelebihan vitamin : Sering usia lanjut mencoba bermacam-macam vitamin tanpa resep
dokter, yang sebenarnya tidak mereka perlukan. Dosis yang berlebihan dari vitamin ini
akan terbuang tanpa guna dan mempertinggi biaya.
Kebutuhan gizi pada lansia kurang lebih sama dengan kebutuhan nutrisi pada orang
dewasa normal, hanya yang mungkin diubah adalah jenis yang utama, bentuk dan
pengurangan porsi untuk mengimbangi aktivitasnya.
Kalori, pada lansia pria adalah 2.100 kalori sedangkan untuk wanita adalah 1.700 kalori,
kebutuhan tersebut dapat dimodifikasikan tergantung keadaan usia lanjut, misalnya
gemuk atau kurus atau disertai penyakit lain (kencing manis, dll).
Karbohidrat, dianjurkan 60% dari jumlah kalori. Berikan golongan gula yang mudah
diserap karena tidak mengalami pengubahan lebih lanjut pada proses metabolisme,
misalnya madu, nasi, buah-buahan yang manis.
Lemak, pemakaian yang berlebihan tidak dianjurkan karena menyebabkan timbulnya
hambatan pada pencernaan dan terjadinya penyakit. Berikan 15 % - 20 %dr total kalori
yg dibutuhkan.
Vitamin & mineral, kebutuhannya sama dgn usia muda.pemenuhan kebutuhan
didapatkan dr makanan berupa sayur-sayuran & buah-buahan.
Air, kebutuhan sekitar 6-8 gls/hrkrn menurunnya fx ginjal & mencegah konstipasi maka
pemasukan air yg banyak sgt dianjurkan.
Kecelakaaan sering terjadi pada lansia antara lain: jatuh, kecelakaan lalu lintas
dan kebakaran. Hal ini berkaitan dengan proses penuaan dimana fleksibilitas dari kaki
mulai berkurang, ditandai dengan timbulnya masalah mobilisasi akibat nyeri, pada sendi-
sendi. Situasi tersebut menyebabkan usila tidak mampu menyanggah tubuhnya dengan
baik.Selain itu penurunan fungsi pengindaraan dan pendengaran menyebabkan lansia
tidak dapat mengamati situasi sekitarnya,sehingga sering terjadi bahaya kecelakaan lalu
lintas dan luka baker. Selanjutnya, kecelakaan / jatuh dapat puola akibat lingkungan yang
tidak tepat untuk lansia, misalnya pencahayaan yang kurang, lantai yang licin atau tidak
rata, tangga yang tidak diberi tanda pengaman, kursi atau tempat tidur yang mudah
bergerak.Untuk mencegah resiko kecelakaan diatas, beberapa tindakan yang harus
dilakukan antara lain:
Klien / lansia
a. biarkan lansia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan keselamatan.
b. latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi
c. biasakan menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur
d. jika klien mengalami masalah fisik, misalnya rematik, gangguan persyarafan, latih
klien untuk berjalan dan latih klien menggunakan alat bantu berjalan
e. bantu klien berjalan ke kamar mandi, terutama untuk lansia yang menggunakan obat
penenang atau diuretika
f. menggunakian kacamata jika berjalan atau melakukan sesuatu
g. usahakan ada yang menemani jika bepergian.
Lingkungan
a. tempatkan klien diruangan khusus dekat ke kantor sehingga mudah di observasi
apabila lansia dirawat diruang perawatan lansia
b. letakkan bel di bawah bantal dan ajarkan cara menggunakannya
c. gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi
d. letakkan meja kecil dekat tempat tidur agar lansia mudah menempatkan alat-alat
yang selalu digunakan
e. upayakan lantai bersih, rata, tidak licin dan basah
f. kunci semua peralatan yang menggunakan roda untuk lansia yang menggunakan
g. pasang pegangan dikamar mandi
h. hindari lampu yang redup dan menyilaukan
i. sebaiknya gunakan lampu 70 atau 100 watt
j. jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan klie lansia untuk memejamkan mata
sesaat
k. gunakan sandal atau sepatu yang beralas karet
Pada umunya lansia mengalami gangguan tidur, upaya yang dapat dilakukan
antara lain:
Masalah yang umum ditemukan pada lansia yaitu daya ingat yang menurun,
pikun, depresi, lekas marah dan mudah tersinggung, curiga. Hal ini disebabkan
karena hubungan inter personal yang tidak adikuat. Upaya yang dilakukan antara
lain:
D. Penilaian
Setiap tindakan yang telah dilakukan perlu dievaluasi / dinilai baik verbal maupun non
verbal untuk mengetahui sejauh mana lansia atau keluarga mampu melakukan apa yang
telah dianjurkan.contoh: aplikasi asuhan keperawatan pada lansia
E. Evaluasi
Setelah selesai melakukan tindakan keperawatan perlu dikaji respon verbal dan non verbal
lansia / keluarga terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan dengan mengacu pada
tujuan. Hasil pengkajian digunakan untuk menyusun rencana tindak lanjut keperawatan.
Selain asuhan keperawatan individu pada lansia, dapat dilakukan asuhan keperawatan
keluarga lansia, yang ditujukan untuk asuhan keperawatan keluarga di rumah.