Anda di halaman 1dari 48

PANDUAN GIZI RAWAT

JALAN
RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PURWOREJO
Jalan May. Jend. Soetoyo No. 113 Purworejo
Telp : (0275) 321435 Email : rsiaa_pwr@yahoo.com

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PURWOREJO
NOMOR : 043/SK.3.2/RSA.PAP/I/2019
Tentang
PANDUAN PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT AISYIYAH PURWOREJO


Menimbang :
a. Bahwa Rumah Sakit Aisyiyah Purworejo perlu untuk selalu
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan melalui peningkatan
mutu secara berkesinambungan;
b. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit
perlu adanya suatu panduan yang mengatur Pelayanan gizi Rawat
Jalan di Rumah Sakit Aisyiyah Purworejo
c. Bahwa sesuai butir a dan b diatas perlu ditetapkan dalam suatu Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Aisyiyah Purworejo.
Mengingat :
a. Surat Keputusan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah
Nomor : 069/PWA/A/SK/XIII/2016 tanggal 01 Desember 2016
tentang Pengangkatan dr. H Muhammad Maimun,MPH Sebagai
Direktur Rumah Sakit ‘Aisyiyah Purworejo.
b. Surat Keputusan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah Nomor
: 102/PWA/A/SK/I/2019 tanggal 05 jumadil awwal 1440H/ 11
januari 2019 perihal pengangkatan Badan Pelaksana Harian Rumah
Sakit Umum ‘Aisyiyah Purworejo periode 2018-2022.

Memperhatikan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

i
RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PURWOREJO
Jalan May. Jend. Soetoyo No. 113 Purworejo
Telp : (0275) 321435 Email : rsiaa_pwr@yahoo.com

269/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi;


4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 tahun
2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun
2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : menetapkan Panduan Pelayanan gizi Rawat Jalan Rumah Sakit ‘Aisyiyah
Purworejo sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini
Kedua :Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan akan diadakan perbaikan dan
penyesuaian sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Purworejo
Pada Tanggal : Januari 2019

Direktur
Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Purworejo

(dr. H. Muhammad Maimun, MPH)


NBM : 754072

ii
KATA PENGANTAR
‫ﺑﺳﻢ ﷲ ﺎﻟﺮﲪﻦ ﺎﻟﺮﺣﯿﻢ‬

Assalamu’ alaikum Wr. Wb.


Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku Panduan Pelayanan Gizi Rawat Jalan di Rumah
Sakit Aisyiyah Purworejo ini berhasil disusun.
Panduan Pelayanan Gizi Rawat Jalan di Rumah Sakit Aisyiyah Purworejo ini
merupakan panduan bagi semua pihak yang berkaitan dengan Gizi Rumah Sakit Aisyiyah
Purworejo dalam tata cara pelaksanaan pelayanan gizi rawat jalan di Rumah Sakit Aisyiyah
Purworejo . Dalam panduan ini diuraikan tentang tatalaksana, penjelasan pelaksanaan
Pelayanaan Gizi Rawat Jalan, berupa konsultasi gizi dan penyuluhan gizi.
Terima kasih yang sebesar - besarnya, kami haturkan kepada Direktur Rumah Sakit
‘Aisyiyah Purworejo yang telah memberikan dukungan moril dan materil dalam pembuatan
panduan ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan Rumah Sakit
‘Aisyiyah Purworejo yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan panduan
ini, serta seluruh staf di Rumah Sakit ‘Aisyiyah Purworejo yang telah dan akan berpartisipasi
aktif mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai pada proses monitoring dan
evaluasi panduan ini.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

iii
DAFTAR ISI

SURAT

KEPUTUSAN.........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................iii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv

BAB I DEFINISI....................................................................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP..................................................................................................2

BAB III TATA LAKSANA...................................................................................................3

A. Tata laksana dalam persiapan Konsultasi Gizi...................................................................3

B. Tatalaksana dalam persiapan Penyuluhan Gizi:.................................................................3

BAB IV DOKUMENTASI....................................................................................................5

LAMPIRAN

A. Diabetes Mellitus
B. Diabetes Mellitus dengan komplikasi gangguan ginjal
C. Diet rendah kolesterol
D. Diet jantung
E. Diet hati
F. Diet tinggi energy tinggi protein
G. Diet lambung
H. Diet rendah purine
I. Diet rendah garam
J. Diet ibu hamil
K. Diet ibu menyusui
L. Diet rendah kalori
M. Diet tinggi serat
N. Diet rendah serat
O. Diet Rendah Protein
P. Diet Batu Ginjal

iv
v
BAB I
DEFINISI

Pelayanan Gizi Rawat Jalan adalah serangkaian proses asuhan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari asesmen / pengkajian, pemberian diagnosis, intervensi gizi
dan monitoring evaluasi kepada pasien di rawat jalan. Asuhan gizi rawat jalan pada
umumnya disebut kegiatan konseling gizi dan dietetik atau edukasi / penyuluhan gizi.
Pelayanan Gizi rawat jalan meliputi kegiatan konseling individual oleh dietetik yang
dilaksanakan di unit rawat jalan terpadu atau dapat pula difokuskan pada satu tempat tertentu
dalam bentuk pelayanan penyuluhan berkelompok seperti : pemberian edukasi di kelompok
pasien diabetes, hipertensi, ibu hamil dan menyusui, pasien jantung koroner dll.
Konseling gizi merupakan serangkaian proses belajar untuk mengembangkan pengertian
dan sikap positif terhadap makanan agar dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makanan
yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Langkah konsultasi gizi meliputi, tahap perlibatan,
tahap penjelasan, tahap pemecahan masalah dan tahap kesimpulan. Konsultasi gizi dilakukan
mempunyai tujuan yaitu, untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat dan berperan serta dalam upaya kesehatan dengan
mengkonsumsi makanan yang sehat dan meningkatkan keadaan gizi masyarakat untuk
mencapai gizi seimbang dengan menurunkan jumlah penduduk yang mengalami gizi kurang
dan gizi lebih serta meningkatkan penganekaragaman dalam penyelenggaraan makanan
dalam upaya peningkatan status gizi.
Ahli gizi yang bertugas harus mampu menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
pengaturan makanan bagi pasien sehingga pasien dan keluarga pasca perawatan di rumah
sakit mampu memberikan perawatan dan menyediakan makanan dengan baik. Konseling gizi
dapat dilakukan di rumah pasien (home visite) dan memberikan edukasi kepada
pasien dan keluarga tentang pengaturan makanan, cara penyiapan, pengolahan dan penyajian
makanan kepada pasien.
Penyuluhan kesehatan gizi adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat menjadi sadar, mengerti,
dan mau melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Pelaksanaan penyuluhan dan konseling gizi dilakukan di lingkungan rumah sakit dan
masyarakat luas. Penyuluhan gizi dilakukan kepada masyarakat atau kelompok, sedangkan
konseling gizi dilakukan secara individu sehingga penjelasan diet ditujukan untuk orang yang
bersangkutan dan bertujuan untuk memberikan makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
perorangan dan penyakit yang diderita berdasarkan diagnose dokter. Konseling gizi
dilingkungan rumah sakit dilakukan di ruang rawat inap pasien dan ruang konsultasi gizi di
instalasi rawat jalan. Konseling gizi dilakukan oleh ahli gizi secara proaktif mengunjungi
pasien atau atas perintah dokter, berkolaborasi dengan perawat di ruang rawat inap.
Pasien yang dirawat inap selain mendapatkan pelayanan dalam penyajian makanan juga
mendapat penjelasan tentang cara pengaturan makanan di rumah, terlebih pada pasien yang
mempunyai penyakit tertentu yang sangat memerlukan pengaturan makanan agar makanan
yang dikonsumsi mampu menyumbangkan kesehatan dan mencegah penyakit muncul
kembali. Pasien rawat jalan yang membutuhkan konseling gizi akan diberikan penjelasan di
ruang konsultasi gizi rawat jalan. Pasien dan keluarga diberi kesempatan untuk bertanya
tentang pengaturan makanannya.
Ahli gizi yang bertugas harus mampu menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
pengaturan makanan bagi pasien sehingga pasien dan keluarga pasca perawatan di rumah
sakit mampu memberikan perawatan dan menyediakan makanan dengan baik. Tidak
menutup kemungkinan konseling gizi dilakukan di rumah pasien (homevisite) dan
memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengaturan makanan, cara
penyiapan, pengolahan dan penyajian makanana kepada pasien.

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. Tata laksana dalam persiapan Konsultasi Gizi


1. Pasien datang ke ruang konseling gizi dengan membawa surat rujukan dokter dari
poliklinik yang ada di rumah sakit atau dari luar rumah sakit
2. Ahli gizi melakukan pencatatan data pasien dalam buku registrasi
3. Ahli gizi melakukan assesmen gizi dimulai dengan pengukuran antopometri pada
pasien yang belum ada data BB dan TB
4. Ahli gizi melanjutkan pengkajian gizi berupa anamnesa riwayat makan, riwayat
personal, membaca hasil pemeriksaan laboratorium dan fisik klinis (bila ada).
Kemudian menganalisa semua data assesmen gizi
5. Ahli gizi memberikan intervensi gizi berupa edukasi dan konseling dengan langkah
menyiapkan dan mengisi leaflet diet sesuai penyakit dan kebutuhan gizi pasien serta
menjelaskan tentang jadwal, jenis , jumlah bahan makanan sehari menggunakan alat
peraga food model, menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan, cara pemasakan dan lain-lain yang disesuaikan dengan pola makan dan
keinginan serta kemampuan pasien.
6. Ahli gizi memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya.
7. Pencatatan hasil konseling gizi
8. Ahli gizi menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang 1 bulan yang akan datang
bersamaan waktu kontrol.

B. Tatalaksana dalam persiapan Penyuluhan Gizi:


1. Persiapan penyuluhan
a. Mengenali masalah, masyarakat dan wilayah
b. Mengenali program yang akan ditunjang dengan penyuluhan
c. Menentukan materi sesuai masa1ah / kebutuhan
d. Membuat susunan materi yang akan digunakan disesuaikan dengan temadantujuan.
e. Menentukan metode
1) Metode ceramah
Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian
atau pesan secar lisan kepada kelompok sasaran sehingga memperoleh
informasi tentang kesehatan
2) Metode diskusi kelompok
Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu
topik pembicaraan diantara 5 — 20 peserta ( sasaran) dengan seorang pemimpin
diskusi yang telah ditunjuk.
3
3) Metode demonstrasi
Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang
sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan
bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan
alat peraga.
f. Merencanakan media yang akan digunakan
Media penyuluhan kesehatan adalah media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan
pesan kesehatan bagi masyarakat yang dituju.
1) Media cetak leaflet
Bentuk penyampaian informasi melalui lembar yang dilipat, isi materi dapat
berupa kalimat atau gambar
2) Poster
Bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang biasanya ditempel ditempat
umum
3) Booklet
4) Suatu media untuk menyampaiakan pesan kesehatan dalam bentuk buku baik
tulisan maupu ngambar
g. Menyusun kriteria penilaian
Menyusun kriteria penilaian sebagai penentuan pemahaman sasaran dan evaluasi
penyuluhan yang diselenggarakan.
h. Mengumumkan jadwal dan tempatpenyuluhan
i. Persiapan ruangan dan alat bantu/ media yangdibutuhkan
2. Pelaksanaan penyuluhan
a. Peserta mengisi daftar hadir (absensi) sebagai bukti lampiran kegiatan
b. Ahli Gizi menyampaikan materi penyuluhan
c. Tanya jawab
d. Evaluasi peserta

4
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang mendukung dalam pelaksanaan penyuluhan gizi dan konsultasi gizi
adalah lembar leaflet, lembar konsultasi gizi lanjut dan SOP penyuluhan dan konsultasi gizi.
Dokumentasi yang ada berupa materi dan leaflet yang diberikan kepada pasien atau
keluarga. Dokumentasi materi diantaranya adalah :
A. Diabetes Mellitus
B. Diet rendah kolesterol
C. Diet jantung
D. Diet hati
E. Diet tinggi energy tinggi protein
F. Diet lambung
G. Diet Asam Urat
H. Diet rendah garam
I. Diet ibu hamil
J. Diet ibu menyusui
K. Diet rendah kalori
L. Diet tinggi serat
M. Diet rendah serat
1. Diet Rendah Protein
Q. Diet Batu Ginjal

5
DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatanri. 2006. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta
:Departemen Kesehatan RI

6
A. DIABETES MELLITUS

1. Pengertian

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth,2002)

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolute maupun relatif (Arjatmo,2002)

2. Klasifikasi

Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :

a. TipeI : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)

b. TipeII : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)

c. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya

d. Diabetes mellitus gestasional(GDM)

3. Etiologi

a. Diabetes tipe I:

1) Faktor genetik

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.

2) Faktor-faktorimunologi

Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi


terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu
otoantibodi terhadap sel-se1 pulau Langerhans dan insulin endogen.

3) Faktorlingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.

b. Diabetes Tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan


sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.

1) Faktor-faktor resiko

a) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65th)

b) Obesitas

c) Riwayat keluarga

2) Tanda dan Gejala

Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM


lansia umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah
keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga
gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan
komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan
penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot
(neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan
pengobatanlazim.

3) Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering


ditemukan adalah :

a) Katarak

b) Glaukoma

c) Retinopati

d) Gatal seluruhbadan

e) PruritusVulvae

I) Infeksi bakterikulit

g) Infeksi jamur dikulit


h) Dermatopati

i) Neuropatiperifer

j) Neuropativiseral

k) Amiotropi

l) UlkusNeurotropik

m) Penyakitginjal

n) Penyakit pembuluh darahperifer

o) Penyakitkoroner

p) Penyakit pembuluh darahotak

q) Hipertensi

4) PemeriksaanPenunjang

a) Glukosa darah sewaktu

b) Kadar glukosa darah puasa

c) Tes toleransi glukosa

Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Pemeriksaan kadar gula darah BukanDM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
• Plasmavena <100 100-200 >200
• Darahkapiler <80 80-200 >200
Kadar glukosa darah puasa
• Plasmavena <110 110-120 >126
• Darah kapiler <90 90-110 >110

4. Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas


insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler
serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar
glukosa darah normal. Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
c. Diet

d. Latihan

e. Pemantauan

f. Terapi obat / suntikan insulin (jika diperlukan)

g. Pendidikan

5. Terapi Diet

Terapi diet merupakan terapi primer yang harus dilakukan oleh penderita
gangguan kadar gula darah karena dalam ha1 ini adanya gangguan pada proses
metabolisme karbohidrat dalam tubuh yang berhubungan dengan menurunnya
produksi/ resistensi hormon insulin.

a. Tujuan:

Membantu kadar gula darah menuju normal dan menjaga stabilitas kadar gula darah
dalam batas normal.

b. Prinsip : tepat 3J;

1) Tepat jadwal (3 x makan utama, 3 x makan snack, selang- seling tiap 3jam) Tepat
jumlah (jumlah makanan diukur sesuai kebutuhan energi)

2) Tepat jenis (bahan makanan yang diperbolehkan, dibatasi dan tidak dianjurkan)

3) Makanan yang tidak dianjurkan:

Makanan dan minuman yang ditambahkan gula murni dalam jumlah


cukup/banyak, buah dengan indeks glikemik tinggi ; mangga, nangka, rambutan,
sawo, anggur, klengkeng, manggis, kurma, durian, duku, nanas.

c. Makanan yang dibatasi : makanan sumber karbohidrat, makanan berlemak tinggi


(lemak hewan, santan, makanan yang digoreng, jerohan), kacang-kacangan dan
hasilolahnya

d. Makanan yang dianjurkan semua jenis sayur dan buah yang indeks glikemik sedang
dan rendah; apel, pir, semangka, melon, belimbing, bengkuang, pisang, pepaya, jambu,
salak
e. Cairantakberkaloribisadikonsumsisewaktu-waktusesuaidengan kebutuhan

f. Pada pasien dengan suntikan insulin pemberian karbohidrat yang dikonsumsi harus
dihitung dan disesuaikan dengan jumlah insulin yang disuntikkan.

B. DIET DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI GAGAL

GINJAL KRONIS ( DM NEPHROPATY )

1. DM B 2 ( 0,5 – 0,8 gram protein/kg BB/hari)


Diberikan kepada pasien dengan Diabetes Mellitus komplikasi gagal ginjal
kronis dengan kadar creatinin : 2 – 4 mg/d1.
Pola pemberian makan sehari

Makan pagi : nasi, lauk hewani ukuran sedang, sayur rendah kalium

Snack : buah rendah kalium

Makan siang : nasi, lauk hewani ukuran sedang,sayur rendah kalium

Snack : snack karbohidrat dan/atau buah (disesuaikan nilai kalori)

Makan sore : nasi, lauk hewani ukuran sedang,sayur rendah kalium

Snack : snack karbohidrat dan/atau buah (disesuaikan nilai kalori)

2. DM B 3 ( 0,3 gram protein/kg BB/hari)


Diberikan kepada pasien dengan Diabetes Mellitus komplikasi gagal ginjal
kronis dengan kadar creatinin : >4 mg/d1.
Pola pemberian makan sehari :

Makan pagi : nasi, lauk hewani ukuran kecil, sayurrendahkalium, buah


rendahkalium

Snack : snack karbohidrat

Makan siang : nasi, lauk hewani ukuran kecil, sayur rendah kalium, buah rendah
kalium

Snack : snack karbohidrat


Makan sore : nasi, lauk hewani ukuran kecil, sayur rendah kalium, buah rendah
kalium

Snack : snack karbohidrat

Sayur rendah kalium

Bligo, labu siam, labu air, gambas, pepaya muda, kobis, sawi putih, terong, wortel,
kembang ko1, ketimun, babycorn, nangka muda, kluwih, rebung.

Buah DM rendah kalium :

Jambu, pepaya, apel, pir, melon, belimbing, bengkuang, blewah, salak.

Sayur rendah kalium:

Bligo, labu siam, labu air, gambas, pepaya muda, kobis, sawi putih, terong, wortel,
kembang kol, ketimun, babycorn, nangka muda, kluwih, rebung.

Buah DM rendah kalium:

Jambu, pepaya, apel, pir, melon, belimbing, bengkuang, blewah, salak


C. DIET RENDAH KOLESTEROL

1. Definisi:
Kelainan metabolism lipid yang ditandai dengan peningkatan fraksi lipid dalam
plasma, kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, (LDL)
Low Density Lipoprotein, Trigliserida serta penurunan kadar Kolesterol High Density
Lipoprotein (HDL)

2. Resiko Tinggi:
Peningkatan kadar kolesterol ,terutama LDL dapat menyebabkan terjadinya
Aterosklerosis atau penyakit jantung koroner yang dapat menyerang tiba-tiba yang
mengakibatkan kematian yang mendadak dan penyakit kardiovaskuler

3. Pentingnya pengaturan makananan :


Peningkatan kadar kolesterol dalam darah perlu mendapat perhatian, kolesterol
terutama disintesis di dalam hati dari hasil metabolisme karrbohidrat, lemak, dan protein,
penyebab kolesterol tinggi diantaranya karena keturunan dan asupan lemak yang
berlebih, pengaruh lemak makanan pada penyakit jantung koroner berhubungan dengan
pengaruh komponen asam lemak dan kolesterol terhadap kolesterol darah, terutama
kolesterol LDL, bila kolesterol LDL berlebih dalam darah akan mengakibatkan
tersumbatnya pembuluh darah, terutama pembuluh darah jantung, karena itu pentingnya
pengaturan makan terutama asupan lemak jenuh.

4. Prinsip Diet : Rendah lemak

5. Syarat Diet

a. Energi disesuaikan menurut berat badan dan aktifitas fisik

b. Lemak sedang <30 % dari kebutuhan energy total

c. Protein cukup, 10-20% dari kebutuhan energy total

d. Karbohidrat sedang, 50 - 60% dari kebutuhan energy total

e. Serat tinggi terutama serat larut air

f. Vitamin dan mineral cukup

6. Bahan makanan yang tidak dianjurkan

a. Makanan yang mengandung kolesterol tinggi seperti : kuning telur, jenis kerang
(udang, kepiting, dsb), susu, dan hasil - hasil dari susu, daging berlemak, hati, limpa,
otak, ginjal,jantung.

b. Makanan yang mengandung lemak jenuh seperti: lemak hewan, lemak sapi, babi,
lambing, susu penuh, cream, keju, mentega, kelapa, minyak kelapa, margarine, coklat

7. Bahan makanan yang dianjurkan:

a. Beras, bulgur, roti, singkong, macaroni, biscuit dalam jumlah yang ditentukan

b. Gula pasir maksimal 25 gram/hari

c. Daging sapi, ayam, bebek maksimal 100 gram/hari atau telur ayam 2 butir dalam
seminggu

d. Tahu, tempe, oncom bebas


e. Semua macam sayuran (sebaiknya dimakan mentah atau sebagai lalapan)

f. Semua buah-buahan, kecuali yang berlemak misalnya, apokat,durian

g. Minyak jagung, minyak biji kapas, minyak biji bunga matahari, minyak kacang,
minyak kedelai

D. DIET JANTUNG

1. Definisi :

Penurunan fungsi jantung karena keadaan jantung yang tidak terkompensasi


(Decompensatio Cardis), sirkulasi darah yang tidak normal yang menyebabkan sesak
nafas (dyspnea), rasa lelah, dan rasa sakit didaerah jantung
2. Resiko tinggi :

Penyakit jantung bisa mengakibatkan kematian yang mendadak. Meringankan kerja


jantung atau tidak memberatkan kerja jantung, dan mencegah atau menghilangkan
penimbunan air atau garam, supaya jantung tidak semakin berat dengan asupan makan
yang tidak diatur
3. Terapi Diet

Rendah lemak, rendah garam, batasi cairan


4. Syarat Diet

a. Energy cukup untuk mencapai dan mempertahanka nberat badan normal

b. Protein cukup 0,8g/kg BB

c. Lemak sedang 25-30% dari kebutuhan energy total, 10% lemak jenuh, 10-15%
lemak tidakjenuh

d. Vitamin dan mineralcukup

e. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas


5. Makanan yang tidak dianjurkan:

a. Karbohidrat (makanan pokok); Singkong, ketan, jagung, ubi, roti yang


terlalumanis/diawetkan

b. Protein (lauk); Seafood, kerang, otak ginjal, bebek, daging lambing, udang, jerohan,
kulit ayam,lemak hewan, kacang merah, kacangtanah
c. Lemak ; santan kental, susu kental manis, susu full cream, semua makanan
yangdigoreng

d. Buah dan sayur yang bergas; sawi, kobis, nangka muda, nangka, durian

e. Makanan yang diawetkan, terlalu manis,pedas.

f. Bumbu penyedap (vitsin, penyedaprasa)

g. Minuman; soda,kopi
6. Makanan yang dianjurkan

a. Semua bahan makanan segar

b. Nasi, kentang, terigu, maizena mie, gula pasir

c. Daging ayam tanpa kulit, daging sapi, ikan, tahu/tempe, kacang kedelai, kacang
hijau, lemak tak jenuh,

d. Semua sayuran dan buah kecuali yang tidak dianjurkan

e. Semuabumbu – bumbu alami

f. Susu skim atau susu rendah lemak

E. DIET HATI

1. Definisi

Kerusakan atau kelainan pada organ hati yang disebabkan oleh gangguan fungsi sel-
sel hati (sirosis, hepatitis, hepatomegali, kanker hati) dan oleh karena adanya
penyumbatan aliran empedu dari hati melalui saluran empedu.

2. ResikoTinggi

Terjadi pada orang yang menderita infeksi hepar menahun, jika tidak ditangani
dengan baik maka akan terjadi koma hepatikum.

3. Pentingnya Pengaturan Makanan

Begitu pentingnya fungsi hati bagi tubuh, jika hepar mengalami gangguan maka
upaya untuk meringankan pekerjaan hepar sangat diperlukan. Makanan yang membantu
meringankan kerja hepar dapat membantu untuk menjaga fungsi hepar, mengurangi dan
mencegah penimbunan cairan.

4. Prinsip Diet

Tinggi energi dan tinggi protein

5. Syarat Diet

a. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang diberikan bertahap sesuai
dengan kemampuan pasien yaitu 40-45 kka1/kgBB

b. Lemak cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan total dalam bentuk mudah cerna atau
dalam bentuk emulsi.

c. Protein agak tinggi yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein

d. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu diberikan
suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral seng dan zat besi bilaanemia.

e. Natrium diberikan rendah tergantung tingkat edema danacites

f. Cairan diberikan lebih dari biasa kecuali bila adakontraindikasi

g. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan muntah, atau makananbiasasesuai


kemampuan salurancerna.

6. Makanan yang dibatasi

Bahan makanan yang dibatasi untuk diet hati I, II, dan III adalah dari sumber lemak,
yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta
bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, ko1, sawi, lobak,
ketimun, durian, dan nangka.

7. Makanan yang tidakdianjurkan

Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hati I, II, III adalah makanan yang
mengandung alkohol, soda dan kopi kental. Makanan yang mengandung bahan kimia
:bahan pengawet, bahan pewama dan bahan kimia tambahan makanan yang lain.
F. DIET TINGGI ENERGI TINGGI PROTEIN (TETP)

1. Definisi

Diet yang mengandung energy dan protein diatas kebutuhan normal. Diet ini
diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan sumber protein tinggi
seperti susu, telur, dan daging atau dalam bentuk minuman enteral energi tinggi protein
tinggi. Diberikan kepada anak/orang dewasa yang menderita gizi kurang / buruk,
menderita penyakit infeksi yang cukup lama, membutuhkan asupan protein tinggi untuk
mengganti sel-sel yang rusak, contoh :luka bakar dan pasca operasi
2. Pentingnya PengaturanMakanan

Memenuhi kebutuhan energi dan protein untuk mencegah serta mengurangi


kerusakan jaringan tubuh
3. Prinsip Diet

Tinggi Energi dan Tinggi Protein


4. SyaratDiet

a. Energi tinggi,yaitu40-45kka1/kgBB.

b. Protein tinggi yaitu 2-2,5 g/kgBB.

c. Lemak cukup yaitu 10-25% dari kebutuhan energytotal

d. Karbohidrat cukup yaitu sisa dari kebutuhan energytotal

e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhannormal

f. Makanan diberikan dalam bentuk mudahcerna.


5. Makanan yangdianjurkan

a. Karbohidrat : Nasi, roti, mie, macaroni, dan hasil olah tepung- tepungan lain
seperti cake, tarcis, pudding dan pastry, dodol, ubi, karbohidrat
sederhana seperti gulapasir.

b. Protein hewani : Daging sapi, ayam, ikan, telur, susu, dan hasil olahan sepeni keju
dan yogurt custard dan icecream.

c. Protein nabati : Semua jenis kacang-kacangan dan hasilolahannya seperti


tempe, tahu, sari kedelai dan selekacang

d. Sayuran : Semua jenis sayuran terutama jenis B, sepeni bayam, buncis,


daun singkong, kacang panjang,1abu siam, dan wortel direbus,
dikukus danditumis.

e. Buah - buahan : Semua jenis buah segar, buah kaleng, buah kering dan jusbuah.

f. Lemak dan minyak : Minyak goring, mentega, margarine, santan encer,


saladdressing.

g. Minuman : soft drink, madu, sirup, the dan kopi encer

h. Bumbu : bumbu yang tidak tajam seperti bawang merah, bawang putih,
laos, salam dan kecap.
6. Makanan yang tidak di anjurkan

a. Protein hewani : dimasak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental

b. Protein Nabati : dimasak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental

c. Sayuran : dimasak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental

d. Lemak dan Minyak : santan kental

e. Minuman : minuman rendah energi

f. Bumbu : bumbu yang tajam seperti cabe dan merica serta pemberian
bumbu penyedap
G. DIET LAMBUNG

1. Indikasi pemberian pada penderita :

a. Gastritis

b. Ulkus peptikum / tukar lambung

c. Dispepsia

2. Definisi : Suatu gangguan pada lambung dalam bentuk peradangan atau luka

3. Syarat Diet:

a. Kalori, protein, vitamin dan mineralcukup

b. Makanan tidak merangsang secara mekanis dantermis

c. Mudah cerna, porsi kecil diberikan sering


4. Makanan yang tidakdianjurkan

a. Makanan yang merangsang lambung:

Pedas, masam, terlalu manis, terlalu gurih, terlalu dingin danpanas

b. Makanan yang mengandung gas:

1) Jagung, singkong, ubi, talas,ketan

2) Sawi, kobis, kluwih, nangka muda,rebung

3) Durian, nangka, nanas, jambubiji

4) Minuman yang bersoda : kopi, teh kental,coklat

5) Kacang tanah, kacang merah dan kacang tolo

c. Makanan yang berlemak:

1) Makanan yang di goreng atau diberi santankental

2) Lemakdaging

d. Makanan yang diperbolehkan

e. Makanan sumber hidrat arang : nasi tim, kentang, mie,roti

f. Daging sapi, ayam, ikan telur, tahu, tempe tidak digoreng /santan

g. Semua sayur kecuali yangbergas

h. Semua buah kecuali yang bergas dan masam

i. Bumbu alami kecuali lombok,merica

j. Minuman : teh encer, sirup, sari buah


H. DIET RENDAH PURIN
1. Indikasi pemberian pada penderita :
a. Gout / kadar asam urattinggi
b. Batu ginjal jenis samurat
2. Definisi
Gout adalah suatu kondisi penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam
tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya
melalui ginjal yang menurun atau pun akibat peningkatan asupan makanan kaya
purin.
3. Syarat diet:
a. Energi sesuai kebutuhan tubuh
b. Protein cukup1 - 1,2 gram per kg BB / hari atau 10 – 15 % total energi
c. Vitamin dan mineral cukup
d. Lemak rendah < 20 % dari total energy bersifat menghambat pengeluaran asam
urat
e. Karbohidrat tinggi
f. Rendah purin
g. Banyak cairan
4. Makanan yang tidak dianjurkan
a. Makanan dengan kandungan purin tinggi:
1) Udang, kerang, kepiting, jerohan, bebek, burung,sarden
2) Ragi, tape, brem dan kue-kue yang ditambahkan tape /ragi
3) Bumbupenyedap
b. Makanan berlemak
Lemak daging, santan kental,
c. Minuman yang beralkohol
5. Makanan yang dibatasi
a. Daging sapi, ayam, ikan segar 50-100gr/hr
b. Tahu, tempe atau kacang-kacangan kering 50gr/hr
c. Sayur : asparagus, kacang polong, buncis, kacang panjang, bayam,
kembangko1,ko1,jamurtaoge,pete,lamtoro,mlinjo
d. Buah yang berlemak dan dalam saluran cerna dapat dirubah menjadi alkohol :
durian,nanas
6. Makanan yang diperbolehkan
a. Makanan sumber hidrat arang : nasi, jagung, umbi-umbian, tepung- tepungan,
roti, mie, biskuit
b. Semua sayur kecuali yang dibatasi
c. Semua buah kecuali yang dibatasi
d. Buah yang dianjurkan :semangka, melon, belimbing
e. Bumbu alami
f. Minuman teh, kopi, soda
7. Beberapa makanan yang dianjurkan bagi penderita asam urat:
a. Bussirsat ; mengandung anti oksidan dan senyawa aktif alkaloid isquinolin yang
berfungsi analgetik kuat, mengurangi terbentuknya asam urat melalui
penghambatan produksi enzim xantin oksidase sedangkan kombinasi sifat
analgetik (mengurangi rasa sakit) dan anti inflamasi (anti radang) mampu
membantu mengobati asam urat.
b. Pisang; mengandung potassium dan vit B6 bermanfaat untuk mengurangi rasa
sakit persendian dan nyeri otot.
c. Buah berair ; untuk membantu pengeluaran asam urat bersama urine.
I. DIET RENDAH GARAM
1. Indikasi pemberian pada penderita:
a. Hipertensi / tekanan darahtinggi
b. Oedem /ascites
2. Definisi penyakit:
Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah meningkat hingga diatas normal,
untuk tekanan darah diastole > 130 mm/Hg dan sistole >80 mm/Hg. Oedem / ascites
adalah kondisi dimana tubuh mengalami pembengkakan, di bagian tubuh tertentu atau
seluruh tubuh.
3. Syarat diet:
a. Energi sesuai kebutuhan dengan memperhitungkan faktor aktifitas, stres dan umur
b. Protein cukup10 - 15% dari total energi,
c. Lemak cukup 20 -25 % dari total energi
d. Vitamin dan mineral cukup
e. Natrium rendah
4. Diet rendah garam ada 3yaitu
a. Diet Rendah Garam I (200 - 400 mg Na); diberikan kepada pasien dengan oedem /
ascites dan hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam
dapur.
b. Diet Rendah Garam II (600 - 800 mg Na); diberikan kepada pasien dengan oedem /
ascites dan hipertensi sedang. Pengolahan makanan diberikan garam sebanyak ¼ sdt
garam dapur ( 2 gram) / hari.
c. Diet rendah Garam III (1000 — 1200 mg Na); diberikan kepada pasien oedem /
ascites dan hipenensi ringan. Pengolahan makanannya diperbolehkan menggunakan
garam dapur ½ sdt garam dapur (4 gram)/hari.
5. Makanan yang tidak dianjurkan
a. Makanan mengandung garam natrium tinggi:
1) Makanan yang diawetkan : sosis, ikan kaleng, kornet belt, biskuit, sayur kaleng,
buah kaleng
2) Makanan yang diasinkan : ikan asin, telur asin, udang kering, asinan sayur,
asinanbuah
3) Bumbu-bumbu : vitsin, penyedap rasa, baking powder, soda kue, terasi, petis,
saos tomat, kecap
b. Makanan yang berlemak:
1) Lemak daging, udang, kerang, kepiting,jerohan
2) Santan kental, margarin /mentega
3) Buah:durian
6. Makanan yang dibatasi
a. Daging sapi, ayam maximal 100 gr /hari
b. Telur maximal 4 butir /minggu
c. Susu maximal 1 gelas /hari
d. Minyak goreng, santan encer
7. Makanan yang diperbolehkan
a. Semua makan sumber hidrat arang : Nasi, jagung, mie, umbi-umbian, tepung-
tepungan, gula
b. Kacang-kacangan dan hasil olahannya : tahu dan tempe
c. Semua jenis sayuran
d. Semua jenis buah kecuali durian
e. Bumbu alami
f. Minuman : teh, sirup, sari buah dll
J. GIZI IBU HAMIL
1. Definisi:
Ibu hamil memerlukan makanan yang bermutu, tidak berlebihan dan kekurangan.
Keinginan atau selera dari ibu hamil belum tentu sesuai dengan kebutuhan tubuh ibu dan
si janin sehingga dibutuhkan menu makanan yang seimbang.
2. Resiko Tinggi:
Bila kekurangan asupan makanan akan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan
lahir rendah, bayi mengalami cacat bawaan / kurang sempurna
3. Pentingnya Pengaturan Makanan:
Makanan atau zat-zat gizi (makro dan mikro) yang dibutuhkan oleh seorang ibu
yang sedang hamil bail pada trimester I, II dan III dan harus cukup jumlah dan mutunya
dan dipenuhi dari kebutuhan makan sehari-hari sehingga janin yang dikandungnya dapat
tumbuh dengan baik, tidak mengalamigangguan.
a. Trimester I :ibu hamil mengalami mual dan muntah (hiperemesis) sehingga nafsu
makan akan turun, untuk mengurangi mual dan muntah, makanan yang diberikan
dalam bentuk makanan kering dan tidak berbau tajam dengan pemberian secara
bertahap.
b. Trimester II dan III :mual dan muntah sudah mulai berkurang, kebutuhan gizi
meningkat, diberikan makanan cukup zat gizi dengan bahan makanan yang
bervariatif sehingga kebutuhan zat-zat gizi terpenuhi.
4. Prinsip Diet
a. Tinggi energi tinggi protein
b. Tinggi kalsium dan zat besi
5. Syarat Diet
a. Energi tinggi yaitu 40 – 45 ka1 / kg BB
b. Protein tinggi yaitu 2 - 2,5 gram / kg BB
c. Lemak cukup 10 - 25% total kalori
d. Karbohidrat cukup
e. Vitamin dan mineral dalam jumlah cukup
f. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicema.
6. Makanan yang diperbolehkan
a. Karbohidrat : nasi, roti, mie, makaroni dan hasil olahnya
b. Protein : daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan hasil olahnya, serta kacang-
kacangan dan hasil olahnya
c. Lemak : minyak goreng, mentega, margarine, santan encer, salad dressing
d. Sayuran : semua jenis sayuran
e. Buah : semua jenis buah
f. Bumbu : bumbu-bumbu alami
g. Minuman : madu, sirup, teh, kopi encer
7. Makanan yang tidakdianjurkan
a. Makanan sumber protein dimasak dengan santankental
b. Minuman rendahenergi
c. Bumbu yang merangsang dan tajam : cabe, merica dalam jumlah banyak
K. GIZI IBU MENYUSUI

1. Definisi :
Makanan yang diperlukan oleh ibu yang sedang menyusui bayi, sehingga
kebutuhan bayi akan makanan bisa terpenuhi
2. Risiko Tinggi :
Bila seorang ibu menyusui kekurangan zat gizi maka bayi kurang optimal
dalam tumbuh kembangnya dan mempengaruhi status gizi ibu
3. Pentingnya Pengaturan Makanan
Makanan untuk ibu menyusui bertujuan untuk memulihkan kondisi dan
kesehatan ibu pasca melahirkan. Kebutuhan gizi ibu terpenuhi sehingga pada
proses menyusui tidak memecah protein ibu dan bayi dapat terpenuhi zat gizinya
melalui air susu ibu sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang sesuai usia
4. PrinsipDiet
Tinggi energi tinggi protein
5. SyaratDiet
a. Penambahan energi enam bulan pertama 330 - 400 gr dari kebutuhan
b. Penambahan protein 17 gram dari kebutuhan normal
c. Penambahan lemak 12 gram dari kebutuhan normal
d. Penambahan karbohidrat 50 gram dari kebutuhan normal
e. Tinggi serat
f. Vitamin dan mineral cukup
g. Banyak cairan
6. Makanan yang dianjurkan
a. Makanan pokok : nasi, umbi-umbian, jagung, roti dan lain-lain
b. Lauk pauk yang merupakan sumber protein hewani dan nabati
c. Sayuran : semua diperbolehkan
d. Buah semua buah diperbolehkan terutama yang banyak mengandung vitamin dan
mineral seperti : pepaya, jeruk, apel
e. Minuman dalam jumlah banyak diutamakan yang mengandung gizi ; sari buah,
sari kedele / kacang hijau, jus buah / sayur
f. Hindari makanan yang merangsang : pedas dan masam

L. DIET RENDAH KALORI


1. Indikasi pemberian pada :
a. Kegemukan / obesitas
b. Usia lanjut
c. Bed rest dalam jangka waktu lama
2. Syarat diet:
a. Kalori dikurangi 500 — 1000 kalori dari kebutuhan
b. Lemak dan karbohidrat cukup rendah
c. Protein cukup
d. Vitamin dan mineral cukup
e. Serat tinggi
3. Makanan yang tidak dianjurkan
a. Makanan dengan kalori tinggi
b. Makanan berlemak : lemak hewan, makanan gorengan, santan kental, mentega,
jerohan
c. Makanan manis : gula, permen, coklat
4. Makanan yang dibatasi
a. Makanan sumber karbohidrat :
Nasi, jagung, mie, roti, biscuit, umbi-umbian, tepung-tepungan
b. Makanan sumber protein hewani:
Daging sapi, daging ayam, ikan, telur, susu
5. Makanan yang dianjurkan
a. Makanan berserat tinggi :
Sayur :daun singkong, daun pepaya, buncis dll
b. Buah : apel, pepaya, jambu biji dll
c. Cairan dalam jumlah banyak >2 liter / hari
M.DIET TINGGI SERAT
1. Indikasi pemberian kepada penderita:
a. Divertikulitis
b. Konstipasi
2. Syarat Diet:
a. Cukup kalori, protein, lemak, karbohidrat
b. Tinggi serat
c. Banyak cairan minimal 2,5 liter /hari
3. Makanan yang dianjurkan:
a. Makanan sumber karbohidrat:
Nasi beras merah, oat, sereal, jagung, havermut, ketan, sagu, katul, beras
tumbuk, ubi, singkong
b. Makanan sumber protein:
Daging sapi, daging ayam, ikan, telur, susu, kacang tolo, kacang merah
c. Makanan sumber lemak :
Santan, minyak, margarine
d. Makanan sumber serat:
Sayur : Nangka muda, kluwih, daun singkong Daun pepaya, sawi,
selada, buncis, daun kacang panjang
Buah : Apel, sirsat, jambu biji, nangka, nanas, pepaya
e. Minuman : Teh,kopi,soda
f. Bumbu : Bawang putih, bawang merah, merica, cabe, jahe
g. Agar-agar, gelantin
N. DIET RENDAH SERAT
1. Indikasi pemberian kepada penderita:
a. Thypus Abdominalis
b. Melena
2. Syarat Diet:
a. Cukup kalori
b. Cukup protein, lemak, karbohidrat
c. Makanan mudah dicerna, tidak merangsang
d. Serat rendah
3. Makanan yang tidak dianjurkan:
a. Sumber karbohidrat :ketan, jagung, ubi, singkong, talas dan kue yang terlalu manis.
b. Sumber protein :daging / ikan / ayam kaleng, lauk digoreng, tahu dan tempe
digoreng, kacang tanah, kacangtolo.
c. Sayuran :nangka muda, kluwih, daun singkong, daun pepaya, daun kacang panjang,
buncis, sawi, ko1, rebung.
d. Buah : nangka, durian, nanas, apel, jambu biji, kedondong, buah yang dikeringkan.
e. Sumber lemak : lemak hewan, santan kental
f. Bumbu merangsang : lombok, merica, jahe, cuka
4. Minuman : kopi, soda Makanan yangdianjurkan:
a. Sumber karbohidrat : beras di bubur / di tim, roti, kentang, mie, biskuit, bihun
b. Sumber protein : daging, ayam, ikan, telur dimasak / rebus, tim, tahu, tempe
dimasak (tidak digoreng)
c. Sumber lemak : santan encer, margarine
d. Sayuran : wortel, labu siam, bligo, gambas, bayam, terong
e. Buah : sari buah, pisang, semangka
f. Bumbu : gula, garam, bawang merah, bawang putih, dll
g. Minuman : sirup, tehencer
O. DIET RENDAH PROTEIN
1. Indikasi pemberian kepada penderita :
a. CRF / GGK (Gagal Ginjal Kronik)
b. ARF / GGA (Gagal Ginjal Akut)
2. Syarat Diet:
a. Kalori cukup
b. Lemak, karbohidrat cukup
c. Protein dibatasi disesuaikan dengan kebutuhan, 0,3 - 0,8 gram per kg / BB
d. Natrium dan kalium dibatasi
e. Cairan dibatasi
3. Makanan yang tidak dianjurkan:
a. Sumber protein nabati : tahu, tempe,kacang-kacangan
b. Sumber kalium : sayuran hijau, pisang, semangka, kacang - kacangan
4. Makanan yang dibatasi:
a. Sumber protein hewani : daging sapi, daging ayam, telur, ikan
b. Makanan berlemak
5. Makanan yang diperbolehkan
a. Sumber karbohidrat : beras, jagung, umbi-umbian, mie, roti, biskuit, makers,
tepung-tepungan terutama karbohidrat sederhana yaitu gula, madu, sirup.
b. Sayuran dengan kadar kalium rendah : labu siam, wortel, ketimun, terong,
gambas, kol, kembangkol, sawi putih, bligo, labu air, pepaya muda, jagung muda.
c. Buah dengan kadar kalium rendah : anggur, apel, jeruk, rambutan, duku, nanas,
pepaya, sawo, melon, blewah, bengkuang
d. Penggunaan bumbu alami Minuman : teh, sirup dan sari buah
P. DIET BATU GINJAL

1. BATU GINJAL KALSIUM OKSALAT Rendah Kalsium Tinggi Sisa Asam


a. Indikasi pemberian kepada penderita:
Batu ginjal kalsium fosfat, kalsium karbonat, kalsium oksalat
b. Syarat Diet:
1) Banyak cairan minimal 2500 cc /hari
2) Rendah kalsium (Ca)
3) Cukup kalori, protein, vitamin
c. Makanan yang tidak dianjurkan:
1) Sumber karbohidrat
Kentang, ubi, singkong, biskuit dan kue dibuat dengan susu
2) Sumber protein
Susu, keju, udang, kepiting, ikanteri, ikanasin, sarden jerohan
3) Sayuran yang tinggi kalsium:
Bayam, sawi hijau, jantung pisang, daun melinjo, daun singkong, daun ubi, daun
papaya
4) Buah yang di keringkan : sale,manisan
5) Minuman : soda, coklat, soda kue,yeast
d. Makanan yang dibatasi
Sumber protein : kacang-kacangan, tahu, tempe maksimal 50 gram per hari
e. Makanan yang diperbolehkan
1) Sumber karbohidrat
Beras, roti, mie, makaroni, bihun, tepung-tepungan
2) Sumber protein
Telur, daging, ayam, ikan tanpa tulang
3) Sumber lemak :
Minyak, margarin
4) Sayuran
Semua sayur kecuali yang dilarang
5) Buah
Semua buah segar
2. BATU GINJAL ASAM URAT Tinggi Sisa Basa
a. Indikasi pemberian kepada penderita:
Batu ginjal asam urat, batu cystine
b. Syarat Diet:
1) Banyak cairan minimal 2500 cc / hari
2) Rendah asam amino yang mengandung sulfur
3) Cukup kalori, protein, mineral, vitamin
c. Makanan yang tidak dianjurkan:
Sumber protein : jerohan, udang, kerang, kepiting, cumi-cumi
d. Makanan yang diperbolehkan:
1) Sumber karbohidrat
Nasi, roti, kentang, ubi, singkong, kue dari tepung maizena, hunkwe, tapioka,
agar-aga, sele sirup
2) Sumber protein
Daging, telur 1 btr / hari, susu, ikan, tahu, tempe, kacang- kacangan maximal 50
gr / hari
3) Sumber lemak
Minyak, margarine
4) Sayuran
Semua sayur
5) Buah
Semua buah
6) Minuman
Teh, sirup, kopi, coklat, soda
7) Bumbu : Semua bumbu alami
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2006. PeJoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Jakarta :Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit.
Jakarta :Departemen Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman PQRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai