JALAN
RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PURWOREJO
Jalan May. Jend. Soetoyo No. 113 Purworejo
Telp : (0275) 321435 Email : rsiaa_pwr@yahoo.com
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PURWOREJO
NOMOR : 043/SK.3.2/RSA.PAP/I/2019
Tentang
PANDUAN PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN
Memperhatikan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
i
RUMAH SAKIT UMUM ‘AISYIYAH PURWOREJO
Jalan May. Jend. Soetoyo No. 113 Purworejo
Telp : (0275) 321435 Email : rsiaa_pwr@yahoo.com
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : menetapkan Panduan Pelayanan gizi Rawat Jalan Rumah Sakit ‘Aisyiyah
Purworejo sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini
Kedua :Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan akan diadakan perbaikan dan
penyesuaian sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Purworejo
Pada Tanggal : Januari 2019
Direktur
Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Purworejo
ii
KATA PENGANTAR
ﺑﺳﻢ ﷲ ﺎﻟﺮﲪﻦ ﺎﻟﺮﺣﯿﻢ
Wassalamu’alaikum Wr Wb
iii
DAFTAR ISI
SURAT
KEPUTUSAN.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
BAB I DEFINISI....................................................................................................................1
BAB IV DOKUMENTASI....................................................................................................5
LAMPIRAN
A. Diabetes Mellitus
B. Diabetes Mellitus dengan komplikasi gangguan ginjal
C. Diet rendah kolesterol
D. Diet jantung
E. Diet hati
F. Diet tinggi energy tinggi protein
G. Diet lambung
H. Diet rendah purine
I. Diet rendah garam
J. Diet ibu hamil
K. Diet ibu menyusui
L. Diet rendah kalori
M. Diet tinggi serat
N. Diet rendah serat
O. Diet Rendah Protein
P. Diet Batu Ginjal
iv
v
BAB I
DEFINISI
Pelayanan Gizi Rawat Jalan adalah serangkaian proses asuhan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari asesmen / pengkajian, pemberian diagnosis, intervensi gizi
dan monitoring evaluasi kepada pasien di rawat jalan. Asuhan gizi rawat jalan pada
umumnya disebut kegiatan konseling gizi dan dietetik atau edukasi / penyuluhan gizi.
Pelayanan Gizi rawat jalan meliputi kegiatan konseling individual oleh dietetik yang
dilaksanakan di unit rawat jalan terpadu atau dapat pula difokuskan pada satu tempat tertentu
dalam bentuk pelayanan penyuluhan berkelompok seperti : pemberian edukasi di kelompok
pasien diabetes, hipertensi, ibu hamil dan menyusui, pasien jantung koroner dll.
Konseling gizi merupakan serangkaian proses belajar untuk mengembangkan pengertian
dan sikap positif terhadap makanan agar dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makanan
yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Langkah konsultasi gizi meliputi, tahap perlibatan,
tahap penjelasan, tahap pemecahan masalah dan tahap kesimpulan. Konsultasi gizi dilakukan
mempunyai tujuan yaitu, untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat dan berperan serta dalam upaya kesehatan dengan
mengkonsumsi makanan yang sehat dan meningkatkan keadaan gizi masyarakat untuk
mencapai gizi seimbang dengan menurunkan jumlah penduduk yang mengalami gizi kurang
dan gizi lebih serta meningkatkan penganekaragaman dalam penyelenggaraan makanan
dalam upaya peningkatan status gizi.
Ahli gizi yang bertugas harus mampu menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
pengaturan makanan bagi pasien sehingga pasien dan keluarga pasca perawatan di rumah
sakit mampu memberikan perawatan dan menyediakan makanan dengan baik. Konseling gizi
dapat dilakukan di rumah pasien (home visite) dan memberikan edukasi kepada
pasien dan keluarga tentang pengaturan makanan, cara penyiapan, pengolahan dan penyajian
makanan kepada pasien.
Penyuluhan kesehatan gizi adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat menjadi sadar, mengerti,
dan mau melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Pelaksanaan penyuluhan dan konseling gizi dilakukan di lingkungan rumah sakit dan
masyarakat luas. Penyuluhan gizi dilakukan kepada masyarakat atau kelompok, sedangkan
konseling gizi dilakukan secara individu sehingga penjelasan diet ditujukan untuk orang yang
bersangkutan dan bertujuan untuk memberikan makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
perorangan dan penyakit yang diderita berdasarkan diagnose dokter. Konseling gizi
dilingkungan rumah sakit dilakukan di ruang rawat inap pasien dan ruang konsultasi gizi di
instalasi rawat jalan. Konseling gizi dilakukan oleh ahli gizi secara proaktif mengunjungi
pasien atau atas perintah dokter, berkolaborasi dengan perawat di ruang rawat inap.
Pasien yang dirawat inap selain mendapatkan pelayanan dalam penyajian makanan juga
mendapat penjelasan tentang cara pengaturan makanan di rumah, terlebih pada pasien yang
mempunyai penyakit tertentu yang sangat memerlukan pengaturan makanan agar makanan
yang dikonsumsi mampu menyumbangkan kesehatan dan mencegah penyakit muncul
kembali. Pasien rawat jalan yang membutuhkan konseling gizi akan diberikan penjelasan di
ruang konsultasi gizi rawat jalan. Pasien dan keluarga diberi kesempatan untuk bertanya
tentang pengaturan makanannya.
Ahli gizi yang bertugas harus mampu menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
pengaturan makanan bagi pasien sehingga pasien dan keluarga pasca perawatan di rumah
sakit mampu memberikan perawatan dan menyediakan makanan dengan baik. Tidak
menutup kemungkinan konseling gizi dilakukan di rumah pasien (homevisite) dan
memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengaturan makanan, cara
penyiapan, pengolahan dan penyajian makanana kepada pasien.
2
BAB III
TATA LAKSANA
4
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi yang mendukung dalam pelaksanaan penyuluhan gizi dan konsultasi gizi
adalah lembar leaflet, lembar konsultasi gizi lanjut dan SOP penyuluhan dan konsultasi gizi.
Dokumentasi yang ada berupa materi dan leaflet yang diberikan kepada pasien atau
keluarga. Dokumentasi materi diantaranya adalah :
A. Diabetes Mellitus
B. Diet rendah kolesterol
C. Diet jantung
D. Diet hati
E. Diet tinggi energy tinggi protein
F. Diet lambung
G. Diet Asam Urat
H. Diet rendah garam
I. Diet ibu hamil
J. Diet ibu menyusui
K. Diet rendah kalori
L. Diet tinggi serat
M. Diet rendah serat
1. Diet Rendah Protein
Q. Diet Batu Ginjal
5
DAFTAR PUSTAKA
Departemen kesehatanri. 2006. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta
:Departemen Kesehatan RI
6
A. DIABETES MELLITUS
1. Pengertian
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolute maupun relatif (Arjatmo,2002)
2. Klasifikasi
3. Etiologi
a. Diabetes tipe I:
1) Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
2) Faktor-faktorimunologi
3) Faktorlingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.
b. Diabetes Tipe II
1) Faktor-faktor resiko
b) Obesitas
c) Riwayat keluarga
a) Katarak
b) Glaukoma
c) Retinopati
d) Gatal seluruhbadan
e) PruritusVulvae
I) Infeksi bakterikulit
i) Neuropatiperifer
j) Neuropativiseral
k) Amiotropi
l) UlkusNeurotropik
m) Penyakitginjal
o) Penyakitkoroner
q) Hipertensi
4) PemeriksaanPenunjang
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Pemeriksaan kadar gula darah BukanDM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
• Plasmavena <100 100-200 >200
• Darahkapiler <80 80-200 >200
Kadar glukosa darah puasa
• Plasmavena <110 110-120 >126
• Darah kapiler <90 90-110 >110
4. Penatalaksanaan
d. Latihan
e. Pemantauan
g. Pendidikan
5. Terapi Diet
Terapi diet merupakan terapi primer yang harus dilakukan oleh penderita
gangguan kadar gula darah karena dalam ha1 ini adanya gangguan pada proses
metabolisme karbohidrat dalam tubuh yang berhubungan dengan menurunnya
produksi/ resistensi hormon insulin.
a. Tujuan:
Membantu kadar gula darah menuju normal dan menjaga stabilitas kadar gula darah
dalam batas normal.
1) Tepat jadwal (3 x makan utama, 3 x makan snack, selang- seling tiap 3jam) Tepat
jumlah (jumlah makanan diukur sesuai kebutuhan energi)
2) Tepat jenis (bahan makanan yang diperbolehkan, dibatasi dan tidak dianjurkan)
d. Makanan yang dianjurkan semua jenis sayur dan buah yang indeks glikemik sedang
dan rendah; apel, pir, semangka, melon, belimbing, bengkuang, pisang, pepaya, jambu,
salak
e. Cairantakberkaloribisadikonsumsisewaktu-waktusesuaidengan kebutuhan
f. Pada pasien dengan suntikan insulin pemberian karbohidrat yang dikonsumsi harus
dihitung dan disesuaikan dengan jumlah insulin yang disuntikkan.
Makan pagi : nasi, lauk hewani ukuran sedang, sayur rendah kalium
Makan siang : nasi, lauk hewani ukuran kecil, sayur rendah kalium, buah rendah
kalium
Bligo, labu siam, labu air, gambas, pepaya muda, kobis, sawi putih, terong, wortel,
kembang ko1, ketimun, babycorn, nangka muda, kluwih, rebung.
Bligo, labu siam, labu air, gambas, pepaya muda, kobis, sawi putih, terong, wortel,
kembang kol, ketimun, babycorn, nangka muda, kluwih, rebung.
1. Definisi:
Kelainan metabolism lipid yang ditandai dengan peningkatan fraksi lipid dalam
plasma, kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, (LDL)
Low Density Lipoprotein, Trigliserida serta penurunan kadar Kolesterol High Density
Lipoprotein (HDL)
2. Resiko Tinggi:
Peningkatan kadar kolesterol ,terutama LDL dapat menyebabkan terjadinya
Aterosklerosis atau penyakit jantung koroner yang dapat menyerang tiba-tiba yang
mengakibatkan kematian yang mendadak dan penyakit kardiovaskuler
5. Syarat Diet
a. Makanan yang mengandung kolesterol tinggi seperti : kuning telur, jenis kerang
(udang, kepiting, dsb), susu, dan hasil - hasil dari susu, daging berlemak, hati, limpa,
otak, ginjal,jantung.
b. Makanan yang mengandung lemak jenuh seperti: lemak hewan, lemak sapi, babi,
lambing, susu penuh, cream, keju, mentega, kelapa, minyak kelapa, margarine, coklat
a. Beras, bulgur, roti, singkong, macaroni, biscuit dalam jumlah yang ditentukan
c. Daging sapi, ayam, bebek maksimal 100 gram/hari atau telur ayam 2 butir dalam
seminggu
g. Minyak jagung, minyak biji kapas, minyak biji bunga matahari, minyak kacang,
minyak kedelai
D. DIET JANTUNG
1. Definisi :
c. Lemak sedang 25-30% dari kebutuhan energy total, 10% lemak jenuh, 10-15%
lemak tidakjenuh
b. Protein (lauk); Seafood, kerang, otak ginjal, bebek, daging lambing, udang, jerohan,
kulit ayam,lemak hewan, kacang merah, kacangtanah
c. Lemak ; santan kental, susu kental manis, susu full cream, semua makanan
yangdigoreng
d. Buah dan sayur yang bergas; sawi, kobis, nangka muda, nangka, durian
g. Minuman; soda,kopi
6. Makanan yang dianjurkan
c. Daging ayam tanpa kulit, daging sapi, ikan, tahu/tempe, kacang kedelai, kacang
hijau, lemak tak jenuh,
E. DIET HATI
1. Definisi
Kerusakan atau kelainan pada organ hati yang disebabkan oleh gangguan fungsi sel-
sel hati (sirosis, hepatitis, hepatomegali, kanker hati) dan oleh karena adanya
penyumbatan aliran empedu dari hati melalui saluran empedu.
2. ResikoTinggi
Terjadi pada orang yang menderita infeksi hepar menahun, jika tidak ditangani
dengan baik maka akan terjadi koma hepatikum.
Begitu pentingnya fungsi hati bagi tubuh, jika hepar mengalami gangguan maka
upaya untuk meringankan pekerjaan hepar sangat diperlukan. Makanan yang membantu
meringankan kerja hepar dapat membantu untuk menjaga fungsi hepar, mengurangi dan
mencegah penimbunan cairan.
4. Prinsip Diet
5. Syarat Diet
a. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang diberikan bertahap sesuai
dengan kemampuan pasien yaitu 40-45 kka1/kgBB
b. Lemak cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan total dalam bentuk mudah cerna atau
dalam bentuk emulsi.
c. Protein agak tinggi yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein
d. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu diberikan
suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral seng dan zat besi bilaanemia.
Bahan makanan yang dibatasi untuk diet hati I, II, dan III adalah dari sumber lemak,
yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta
bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, ko1, sawi, lobak,
ketimun, durian, dan nangka.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hati I, II, III adalah makanan yang
mengandung alkohol, soda dan kopi kental. Makanan yang mengandung bahan kimia
:bahan pengawet, bahan pewama dan bahan kimia tambahan makanan yang lain.
F. DIET TINGGI ENERGI TINGGI PROTEIN (TETP)
1. Definisi
Diet yang mengandung energy dan protein diatas kebutuhan normal. Diet ini
diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan sumber protein tinggi
seperti susu, telur, dan daging atau dalam bentuk minuman enteral energi tinggi protein
tinggi. Diberikan kepada anak/orang dewasa yang menderita gizi kurang / buruk,
menderita penyakit infeksi yang cukup lama, membutuhkan asupan protein tinggi untuk
mengganti sel-sel yang rusak, contoh :luka bakar dan pasca operasi
2. Pentingnya PengaturanMakanan
a. Energi tinggi,yaitu40-45kka1/kgBB.
a. Karbohidrat : Nasi, roti, mie, macaroni, dan hasil olah tepung- tepungan lain
seperti cake, tarcis, pudding dan pastry, dodol, ubi, karbohidrat
sederhana seperti gulapasir.
b. Protein hewani : Daging sapi, ayam, ikan, telur, susu, dan hasil olahan sepeni keju
dan yogurt custard dan icecream.
e. Buah - buahan : Semua jenis buah segar, buah kaleng, buah kering dan jusbuah.
h. Bumbu : bumbu yang tidak tajam seperti bawang merah, bawang putih,
laos, salam dan kecap.
6. Makanan yang tidak di anjurkan
a. Protein hewani : dimasak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental
b. Protein Nabati : dimasak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental
f. Bumbu : bumbu yang tajam seperti cabe dan merica serta pemberian
bumbu penyedap
G. DIET LAMBUNG
a. Gastritis
c. Dispepsia
2. Definisi : Suatu gangguan pada lambung dalam bentuk peradangan atau luka
3. Syarat Diet:
2) Lemakdaging
f. Daging sapi, ayam, ikan telur, tahu, tempe tidak digoreng /santan
1. Definisi :
Makanan yang diperlukan oleh ibu yang sedang menyusui bayi, sehingga
kebutuhan bayi akan makanan bisa terpenuhi
2. Risiko Tinggi :
Bila seorang ibu menyusui kekurangan zat gizi maka bayi kurang optimal
dalam tumbuh kembangnya dan mempengaruhi status gizi ibu
3. Pentingnya Pengaturan Makanan
Makanan untuk ibu menyusui bertujuan untuk memulihkan kondisi dan
kesehatan ibu pasca melahirkan. Kebutuhan gizi ibu terpenuhi sehingga pada
proses menyusui tidak memecah protein ibu dan bayi dapat terpenuhi zat gizinya
melalui air susu ibu sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang sesuai usia
4. PrinsipDiet
Tinggi energi tinggi protein
5. SyaratDiet
a. Penambahan energi enam bulan pertama 330 - 400 gr dari kebutuhan
b. Penambahan protein 17 gram dari kebutuhan normal
c. Penambahan lemak 12 gram dari kebutuhan normal
d. Penambahan karbohidrat 50 gram dari kebutuhan normal
e. Tinggi serat
f. Vitamin dan mineral cukup
g. Banyak cairan
6. Makanan yang dianjurkan
a. Makanan pokok : nasi, umbi-umbian, jagung, roti dan lain-lain
b. Lauk pauk yang merupakan sumber protein hewani dan nabati
c. Sayuran : semua diperbolehkan
d. Buah semua buah diperbolehkan terutama yang banyak mengandung vitamin dan
mineral seperti : pepaya, jeruk, apel
e. Minuman dalam jumlah banyak diutamakan yang mengandung gizi ; sari buah,
sari kedele / kacang hijau, jus buah / sayur
f. Hindari makanan yang merangsang : pedas dan masam
Departemen Kesehatan RI. 2006. PeJoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Jakarta :Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit.
Jakarta :Departemen Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman PQRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI