Anda di halaman 1dari 38

bahan ajar

ETIKA DAN ETOS KERJA PENDIDIK


PAUD

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL
TAHUN 2013
SAMBUTAN

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Bahan Ajar Diklat
Berjenjang PTK PAUD Tingkat Lanjutan. Pedoman ini merupakan salah satu
pengimplementasian kebijakan dalam pembinaan PTK PAUD, sekaligus menjadi referensi
bagi pihak-pihak yang peduli pada peningkatan mutu PTK PAUD, khususnya Pelatih Diklat
Berjenjang PTK PAUD Tingkat Lanjutan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI),
Kemdikbud merupakan institusi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap Pembinaan
PTK PAUDNI termasuk Pembinaan PTK PAUD. Dalam Undang-undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28 disebutkan bahwa PAUD dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Keberhasilan
penyelenggaraan PAUD tidak terlepas dari peran Pendidik PAUD, mengingat tugas
utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada satuan pendidikan jenjang PAUD. Untuk menjalankan tugas
utama tersebut seorang Pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Selain itu seorang Pendidik juga
harus memiliki kualifikasi minimal S1/D-IV (Permendiknas nomor 16 tahun 2007 dan
Permendiknas nomor 58 tahu 2009).

Ditjen PAUDNI telah berupaya melakukan berbagai pembinaan baik dalam hal peningkatan
kualifikasi, pembinaan karir dan kompetensi, pemberian penghargaan dan peningkatan
kesejahteraan kepada PTK PAUD (baik jalur pendidikan formal maupun nonformal). Pada
tahun 2011 dan 2012 telah diselenggarakan Diklat Pendidik PAUD tingkat Dasar melalui
bantuan dari pemerintah pusat, dengan jumlah sasaran sebanyak 4.025 (425 + 3.600) orang.
Tahun 2013 direncanakan sebanyak 7.200 orang.

Dengan adanya Bahan Ajar Diklat Berjenjang PTK PAUD ini, diharapkan tuntutan standar
kompetensi PTK PAUD dapat dipenuhi sehingga layanan PAUD semakin bermutu. Ucapan
terima kasih disampaikan kepada semua pihak atas dukungannya terutama stakeholders
pendidikan di wilayah provinsi maupun kabupaten/kota yang telah memberikan
konstribusinya dalam peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan
Informal.

Jakarta, Maret 2013


Direktur Jenderal PAUDNI,

Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog


NIP. 19570322198211 2 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak
Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Dit. PPTK PAUDNI), Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI) dapat
menyelesaikan Bahan Ajar Etika dan Etos Kerja Pendidik PAUD ini.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 58 tahun 2009 tentang


Standar PAUD mengamanatkan bahwa seluruh PTK PAUD harus memiliki
kualifikasi dan kompetensi minimum agar dapat melakukan pelayanan kepada
peserta didik secara maksimal. Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk terus
mendorong peningkatan kualitas PTK PAUD, yang pada akhirnya diharapkan
menjadi agen bagi peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini. Berkaitan
dengan pengembangan kompetensi, Dit. PPTK PAUDNI telah menyusun
Sistem Pelatihan Berjenjang yang mengacu pada tuntutan standar kompetensi
dalam peraturan menteri tersebut di atas. Pedoman serta seluruh bahan ajar
diklat berjenjang tersebut telah disusun sesuai dengan harapan minimal PTK
PAUD.

Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada Dra. Evita Adnan,


M.Si sebagai penulis serta semua pihak yang telah memberikan kontribusinya
dalam proses penyusunan Pedoman dan Bahan Ajar Diklat Berjenjang ini.

Jakarta, Mei 2012


Direktur PPTK PAUD NI,

Dr. Nugaan Yulia Wardhani Siregar, M.Psi


NIP. 19560724 198303 2 001
ETIKADAN ETOS KERJA PENDIDIK PAUD

KATA PENGANTAR

“Kita tak bisa mengajari orang apa pun; kita hanya bisa membantu mereka
menemukannya di dalam diri mereka sendiri”
(Galileo Galilei)

Guru dan tenaga kependidikan lainnya merupakan komponen utama dalam


pelaksanaan dan proses pendidikan. Perubahan sistem pelaksanaan pendidikan
dan adanya tantangan-tantangan baik yang bersifat lokal, regional, nasionaldan
internasional menghendaki adanya kriteria guru yang memiliki kualitas yang sesuai
dengan kebutuhan dalam memfasilitasi peserta didik mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Untuk dapat memiliki kualitas tersebut, guru harus melewati proses
pendidikan yang bermutu, memenuhi standar dan juga berusaha mengembangkan
diri dengan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan akademik dan
kemampuan berkepribadian. Predikat guru memerlukan persyaratan pendidikan
tertentu sebagai sebuah pekerjaan yang memiliki nilai-nilai edukatif-profesional,
berwawasan luas dan memiliki tanggung jawab dalam kiprah kependidikannya.
Dengan semakin berkembangnya zaman, guru dituntut menjadi sosok profesional
yang handal,cerdas dan berkepribadian yang sejalan dengan kebutuhan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tuntutan ini sangat beralasan
dalam menempatkan guru, khususnya guru atau pendidik PAUD, sebagai suatu
profesi dengan memberikan kedudukan sosial, proteksi jabatan, penghasilan, dan
status hukum yang lebih dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.

Buku ini disiapkan untuk membantu para pendidik PAUD agar secara konseptual
memahami hal-hal yang berkaitan dengan etika, karakter, serta etos yang sesuai
bagi pendidik PAUD. Selain itu, akan dibahas pula mengenai kerja sama antara
pendidik PAUD dan orang tua maupun lingkungan sekitar PAUD untuk mewujudkan
pendidikan yang berkesinambungan. Materi dalam buku disusun secara praktis
terkait dengan berbagai teori maupun ilustrasi mengenai etika, karakter, dan etos
kerja serta soal-soal latihan yang dapat membantu para pendidik PAUD mengasah
pemahaman atas materi yang telah dipaparkan.
Melalui uraian singkat tentang etika, karakter, serta etos kerja bagi pendidik PAUD
ini diharapkan para pendidik dapat menerapkan apa pengetahuan yang mereka
dapatkan dalam proses pembelajaran serta dapat membangun kerja sama yang baik
dengan orang tua maupun lingkungan sekitar sehingga anak-anak usia dini dapat
berkembang dengan optimal dan semestinya seperti yang dikemukakan dalam
berbagai undang-undang terkait dengan hak anak dan perlindungannya.

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ....................................................................................... 5

B. Tujuan .................................................................................................... 7

C. Ruang Lingkup dan Waktu ..................................................................... 7

D. Petunjuk Belajar ..................................................................................... 8

Bab II Rencana Penyajian Materi


A. Kompetensi ........................................................................................... 9

B. Indikator ................................................................................................ 9

C. Materi/Submateri .................................................................................. 9

D. Metode Pembelajaran ........................................................................... 9

E. Penilaian ............................................................................................... 10

F. Alokasi Waktu ....................................................................................... 10

G. Sumber Belajar ..................................................................................... 10

H. Media Pembelajaran ............................................................................. 10

Bab III Materi


A. Uraian Materi .......................................................................................... 11
1. Etika dan Etos
a. Definisi Kepribadian ..................................................................... 11
b. Pendidik dan Kepribadian ............................................................ 13
c. Pendidik Berkepribadian Unggul .................................................. 14
d. Etos Kerja dan Kompetensi Pendidik PAUD ................................. 20

2. Kerjasama dalam Pengembangan Program PAUD


a. Definisi Kerja sama ................................................................................. 26
b. Berbagai jenis kerja sama dalam mengembangkan lembaga PAUD ..... 28
c. Komunikasi efektif dalam membangun kerja sama ............................... 31
d. Strategi membangun kerja sama dengan teman sejawat dan orang tua 31
B. Rangkuman Materi .................................................................................... 34

C. Evaluasi Soal Latihan ............................................................................... 36

Bab IV Penutup

Lampiran
A. Kunci Jawaban

B. Bahan dan Alat Yang Diperlukan

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita tentu sepakat bahwa pendidikan merupakan salah satu unsur penting
dalam kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Tanpa peran pendidikan,
manusia tidak mengalami perubahan kualitas kehidupan seperti yang dialami di
era modern ini. Sebagaimana Paulo Freire (dikutip oleh Yunus) mengatakan
bahwa pendidikan pada dasarnya adalah usaha memanusiakan manusia, maka
pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi manusia
menjadi manusia berbudaya agar terhindar dari berbagai bentuk penindasan,
kebodohan, sampai ketertinggalan. Pendidikan, sebagai suatu usaha yang
disengaja dan sistematis, tidak semata-mata terbatas sekat ruang sekolah formal
namun juga nonformal dan informal.
Mengingat pentingnya pendidikan untuk kehidupan manusia, maka
pendidikan harus dimulai sejak usia dini sebagai fondasi kehidupan. Diperlukan
kesadaran para orangtua dan pemerhati pendidikan mendorong terbentuknya
suatu wadah pendidikan anak usia dini (PAUD) yang bergerak hingga ke
masyarakat akar rumput.

Untuk suatu upaya pendidikan berjalan dengan baik diperlukan beberapa


elemen, tidak terkecuali dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) dimana salah
satu elemen yang penting keberadaannya adalah pendidik. Pendidik, menurut
Zahara Idris dan Lisma Jamal, adalah orang dewasa yang bertanggungjawab
memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan (mampu berdiri sendiri)
memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu yang mandiri, dan
makhluk sosial. Peran mereka terutama nampak dalam kegiatan pendidikan dan
pengajaran di sekolah, yaitu mentransformasikan kebudayaan secara
terorganisasi demi perkembangan peserta didik (siswa). Khususnya dalam
pendidikan anak usia dini, pendidik sangat memegang peran sentral sebagai role
model peserta didiknya. Mengutip Diaz, pendidik sebagai model harus dapat
menunjukkan :

- Guru sebagai ahli di bidangnya


- Guru sebagai contoh pembentukan moral
- Guru sebagai orang yang memiliki kepedulian dan melakukan tindakan
- Guru sebagai figur pemimpin yang memiliki otoritas
- Guru sebagai fasilitator yang selalu siap membantu siswanya
- Guru sebagai delegator

Sebagai seorang pendidik, guru, termasuk guru PAUD, semestinya


memahami hakekat pendidik. T. Raka Joni (dalam Idris dan Jamal) menyebutkan
beberapa hal terkait hakekat pendidik :
1) Pendidik sebagai agen pembaharuan, artinya ide-ide pembaharuan itu
dapat disebarluaskan oleh pendidik dan lebih jauh lagi pendidik adalah
sumber dari ide-ide pembaharuan
2) Pendidik adalah pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat,
maksudnya pendidik itu harus lebih dahulu menjadi orang yang
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai masyarakat. Lebih jauh lagi,
pendidik diharapkan dapat melanjutkan nilai-nilai tersebut kepada
subjek didiknya, dan masyarakat pada umumnya.
3) Pendidik sebagai fasilitator memungkinkan terciptanya kondisi yang
baik bagi peserta didik untuk belajar. Misalnya dalam proses belajar-
mengajar peserta didiklah yang aktif belajar.Peranan pendidik
menyediakan sumber, bahan, dan media yang diperlukan dalam
kegiatan tersebut.
4) Pendidik bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta
didik.
5) Pendidik dituntut untuk menjadi contoh dalam pengelolaan proses
belajar-mengajar khususnya bagi calon guru yang menjadi peserta
didik.
6) Pendidik bertanggung jawab secara profesional untuk terus-menerus
meningkatkan kemampuannya. Ini berarti bahwa pendidik adalah
pribadi yang selalu harus belajar.
7) Pendidik menjunjung tinggi kode etik profesional. Bahwa guru sebagai
jabatan profesional tentunya mempunyai kode etik yang harus dijiwai
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Terkait dengan hal-hal di atas maka dapat kita bayangkan betapa guru atau
pendidik menjadi tokoh yang memiliki peran penting terutama dalam pendidikan
anak usia dini dimana peran orang dewasa sebagai role model masih sangat
dibutuhkan. Pendidikan anak usia dini perlu penanganan yang khas
dibandingkan dengan pendidikan lainnya karena anak usia dini memiliki
karakteristik perkembangan dan cara belajar yang berbeda dengan anak-anak
yang usianya lebih tua, sehingga memerlukan bimbingan yang khas pula. Untuk
itu, seorang pendidik PAUD penting untuk memiliki pengetahuan dan kapasitas
etika maupun karakter yang positif sehingga dalam melaksanakan tugas, para
pendidik dapat memberikan contoh positif bagi anak didiknya.Kekhasan
karakteristik siswa PAUD juga membutuhkan etos kerja tersendiri yang harus
dapat dimiliki oleh pendidik PAUD. Apabila ketiga komponen ini terpenuhi
tentunya bukan tidak mungkin akan menghasilkan peserta didik yang potensinya
berkembang secara optimal serta beretika dan berkarakter positif yang siap
bersosialisasi dengan anggota masyarakat lain dalam interaksinya sehari-hari.

B. TUJUAN
Materi dan modul ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan bagi pendidik
PAUD terkait konsep etika, karakter, dan etos kerja sehingga nantinya
pendidik PAUD dapat mengaplikasikan dalam proses pengajaran yang
dilakukan untuk membantu peserta didik berkembang optimal.

C. RUANG LINGKUP DAN WAKTU


Ruang lingkup materi mencakup etika, karakter dan etos kerja yang dimiliki
oleh pendidik PAUD yang diberikan dalam waktu 4 JP.

D. PETUNJUK BELAJAR
Peserta didik membaca modul, melakukan diskusi dan tanya-jawab, serta
mengerjakan tugas-tugas yang telah disiapkan.

BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI

A. KOMPETENSI
Kompetensi yang diharapkan dari materi ini adalah peserta didik dapat
memahami etika, karakter, dan etos kerja yang dibutuhkan oleh pendidik
PAUD.

B. INDIKATOR
1). Menjelaskan pengertian etos kerja.
2). Menjelaskan pengertian etika sebagai pendidik PAUD.
3). Menjelaskan pentingnya kerja sama dalam pengembangan program PAUD
4). Menjelaskan cara-cara melakukan komunikasi efektif dalam membangun Tim Work di lembaga PAUD
5). Menjelaskan strategi membangun kerja sama dengan teman sejawat dan orang tua

C. MATERI/SUBMATERI
1. Etika dan Etos Kerja:
a. Definisi Kepribadian
b. Pentingnya pendidik yang berkepribadian
c. Ciri guru yang berkepribadian unggul, kreatif, dan mandiri.

2. Materi Kerja Sama :


a. Definisi Kerja sama
b. Berbagai jenis kerja sama dalam mengembangkan lembaga PAUD

3. Komunikasi efektif dalam membangun kerja sama

4. Strategi membangun kerja sama dengan teman sejawat dan orang tua

D. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang akan dilakukan dalam penyajian materi ini adalah
:
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3) Diskusi kelompok
4) Aktivitas lain (menonton film)

E. PENILAIAN
Penilaian akan dilakukan melalui evaluasi pre-test dan post test yang
berbentuk soal pilihan berganda (multiple choice)

F. ALOKASI WAKTU
4 Jam pelajaran

G. SUMBER BELAJAR
Modul, pustaka acuan, film, contoh kasus dari lapangan, atau artikel media
massa.

H. MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang digunakan dalam penyajian materi ini adalah :
1) Modul
2) Slide dan OHP
3) Film
4) Foto-foto dari kasus di lapangan /lembaga PAUD
5) Kliping artikel dari media massa

BAB III
MATERI

A. URAIAN MATERI
1. ETIKA DAN ETOS KERJA
a. Definisi Kepribadian
Pada modul sebelumnya telah dipaparkan mengenai etika dimana
etika sangat penting bagi pendidik yang berperan sebagai pembimbing,
pembina perilaku, dan sekaligus model berperilaku manusia beretika
karena ini bagian dari tanggung jawab sebagai pendidik. Etika yang
diajarkan dan diaplikasikan secara terus-menerus merupakan salah satu
landasan untuk terbentuknya kepribadian individu. Kepribadian, menurut
G. Allport, adalah organisasi dinamis di dalam individu yang terdiri dari
sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah-laku dan pikirannya
secara karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Kepribadian selalu berkembang dan berubah meskipun ada suatu sistem
organisasi yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari
kepribadian kita. Kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak
terpisahkan) dalam satu kesatuan yang mengandung kecenderungan-
kecenderungan dalam tingkah laku individu. Kepribadian sifatnya
individual karena tidak ada orang yang memiliki kesamaan dalam upaya
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, kepribadian
membedakan individu. Dalam perjalanannya, kepribadian seseorang
berhadapan dengan lingkungannya yang turut membentuknya hingga
mencapai taraf kematangan tertentu.

Kepribadian juga terkait dengan etos. Etos berasal dari bahasa Yunani
“ethos” yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan
atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh
kelompok bahkan masyarakat yang dapat membedakan satu kelompok
dengan kelompok atau masyarakat lain. Oleh sebab itu, etos berkaitan
dengan kebudayaan suatu kelompok masyarakat. Etos merupakan produk
dari sistem kepercayaan yang diterima seseorang atau kelompok atau
masyarakat.

Setiap pendidik haruslah terus-menerus membangun etos keguruannya


agar akhirnya ia bisa menjadi guru atau pendidik yang terbaik. Etos kerja
yaitu semua kebiasaan baik yang harus dilakukan di tempat kerja. Ada
delapan kebiasaan bekerja cerdas yang dapat menjadi landasan etos kerja
positif bagi para pendidik PAUD. Delapan kebiasaan dalam etos kerja positif
adalah :
1) Bekerja ikhlas penuh rasa syukur
2) Bekerja penuh integitas
3) Bekerja keras penuh semangat
4) Bekerja serius penuh kecintaan
5) Bekerja cerdas penuh kreativitas
6) Bekerja tekun penuh keunggulan
7) Bekerja paripurna penuh kesabaran.

Selain delapan etos kerja tersebut, dikenal pula etos kerja berlandasan
spiritual yang dapat dikembangkan lagi oleh guru dan implementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari, yakni Etos kerja sebagai mental rohani.
Bagaimana kita memandang tugas kita guru dari segi mental rohani, agar
didapatkan kepuasan kerja, pahamilah hal berikut ini:
1) Kerja adalah rahmat, kerjamerupakan panggilan, kerja adalah
aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja merupakan
kehormatan, dan kerja adalah pelayanan.
2) Rahmat ; jiwa besar, pikiran luas , hati baik, rejeki akbar, sumber
berkah, sukacita, ikhlas, bersyukur.
3) Amanah; adil, benar, jujur, aman terpercaya, bertanggungjawab,
pembangun,danpengembang.
4) Panggilan; responsif, ekspresif, unik, khas, berintegrasi, tuntas,
tumbuh menjadi lebih baik.
5) Ibadah; penuh cinta, sayang, setia, komitmen, berbakti, mengabdi,
berserah.
6) Seni ; indah, estetik,artistik, imajinatif, kreatif, inovatif,
7) Kehormatan ; harkat,martabat, mulia, hebat, berkualitas, unggul,
excellent.
8) Pelayan ;fokus pada pelangganan, sempurna, paripurna, ramah,
simpatik,memuaskan.
Tanpa etos kerja yang tinggi, seorang pendidik tidak mungkin dapat
meningkatkan produktivitas mengajarnya seperti apa yang diharapkan. Upaya
menumbuhkan etos kerja yang positif tidak dapat dipaksakan karena dalam
menumbuhkan etos kerja diperlukan kolaborasi dan keselarasan relasi antara
individu di dalam suatu komunitas pendidikan, dalam hal ini PAUD.

b. Pendidik dan Kepribadian


Pendidik, secara spesifik “guru”, oleh Macmillan didefinisikan sebagai
seorang yang dihormati dan tempat meminta nasihat untuk permasalahan-
permasalahan tertentu. Guru adalah seorang yang mengajar dengan
hatinya, membimbing dengan nuraninya, mendidik dengan segenap
keihklasan dan menginspirasi dan menyampaikan kebenaran dengan rasa
kasih. Oleh sebab itu, penting bagi seorang pendidik PAUD untuk memiliki
kepribadian atau etos yang positif. Secara umum, menurut A. Tabrani
Rusyan, kepribadian atau etos penting bagi para profesional, antara lain
pendidik, sebagai : 1) pendorong timbulnya perbuatan, 2) penggairah
dalam aktivitas, dan 3) penggerak yang menentukan cepat atau lambatnya
suatu perbuatan.

Orang yang bekerja dilingkungan pendidikan, pendidik dan tenaga


kependidikan, seharusnya tidak hanya melihat pekerjaannya sebagai
tempat mencari nafkah. la harus melihatnya sebagai tugas yang
mengemban esensi pendidikan. Menurut Isjoni dan Suarman (2003)
pendidikan itu bukan hanya untuk hari ini dan esok,
melainkanmembangun kehidupan jauh kedepan. Esensi pendidikan dalam
hal ini bagaimana mencerdaskan SDM, masyarakat dan bangsa, sehingga
mampu beradaptasi sekaligus melakukan pembaharuan dalam
kehidupannya.

Guru yang berkualitas akan terbentuk jika memiliki kepribadian dan etos
kerja yang tinggi. Menurut Jansen Sinamo ada delapan etos kerja
unggulan yang perlu dipahami, yang dapat dikembangkan oleh guru
dalam bertugas. Etos kerja tersebut sebagai berikut:

1) Kerja itu suci, kerja adalah panggilan ku, aku sanggup bekerja
benar.
2) Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja
keras.
3) Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja
tulus.
4) Kerja itu amanah, kerja itu tanggungjawabku, aku sanggup bekerja
tuntas.
5) Kerja itu seni / permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup
kerja kreatif
6) Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja
serius,
7) Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja
sempurna.
8) Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup
bekerja unggul

c. Pendidik Berkepribadian Unggul


Untuk mencapai perubahan dan perbaikan di bidang pendidikan,
dalam rangka melahirkan sebuah generasi yang berkualitas, berintegritas,
memiliki karakter, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral, tentu saja masih
banyak hal lain yang perlu dicermati. Banyak butir kebijaksanaan (wisdom)
yang perlu kita ketahui, pelajari, dan aplikasikan dalam kehidupan nyata.
Hal ini tentunya untuk dapat mengasah kepribadian unggul yang dimiliki
setiap individu, khususnya pada pendidik PAUD. Setiap pendidik,
khususnya pendidik PAUD, perlu untuk mengembangkan beberapa
kepribadian unggul sehingga hasil pembelajaran dapat dicapai secara
maksimal. Berikut adalah beberapa kepribadian unggul yang dapat
dikembangkan oleh pendidik PAUD :

1). Kreatif
Pada dasarnya potensi kreatif dimiliki oleh setiap individu, namun
tingkat dan derajatnya yang berbeda-beda antar individu yang satu dan
lainnya. Hal ini dipengaruhi berbagai faktor baik internal dan eksternal.
Seseorang dengan potensi kreativitas yang tinggi dan memiliki lingkungan
yang memberi kesempatan secara bebas dan aman psikologis akan
menjadikan orang tersebut sebagai pribadi yang kreatif.
Michael A. West, seperti yang dikutip oleh Antonius dkk., menyatakan
kreativitas sebagai pernyataan pengetahuan dari berbagai bidang
pengalaman yang berkaitan untuk menghasilkan ide-ide baru yang lebih
baik. Kreativitas merupakan salah satu bagian mendasar dari usaha
manusia. Kreativitas melibatkan kita dalam penemuan-penemuan yang
terus menerus dengan cara yang baru dan lebih baik dalam mengerjakan
berbagai hal.

Lebih lanjut diuraikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan


seseorang untuk melahirkan suatu gagasan baru maupun karya nyata
atau kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada sehingga relatif berbeda
dengan yang ada sebelumnya.

Ada beberapa poin yang menandakan seseorang tergolong individu


yang berkepribadian kreatif :
a) Keterampilan berpikir lancar; mampu mencetuskan banyak
gagasan, pertanyaan, jawaban, penyelesaikan masalah, selalu
memikirkan lebih dari satu jawaban.
b) Keterampilan berpikir luwes; menghasilkan gagasan, jawaban atau
pertanyaan yang bervariasi, mampu melihat masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda, mampu mengubah cara pendekatan
dan mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda.
c) Keterampilan berpikir orisinil; mampu melahirkan ungkapan yang
baru dan unik, mampu membuat kombinasi baru dan tidak lazim
dari unsur-unsur yang ada.
d) Keterampilan atau mengelaborasi atau memperinci; mampu
memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk,
menambah atau merinci detil-detil dari suatu objek atau situasi
sehingga lebih menarik.
e) Keterampilan menilai (mengevaluasi); mampu menentukan patokan
penilaian sendiri, mengambil keputusan terhadap situasi yang
terbuka.
Menjadi pribadi yang kreatif sangat penting bagi pendidik PAUD
karena setiap hari berhadapan dengan anak mengharuskan para
pendidik harus selalu kreatif memikirkan materi dan aktivitas yang akan
diberikan serta memodifikasi alat belajar maupun alat permainan.
Terlebih bagi pendidik PAUD yang berada di wilayah minim fasilitas,
kreativitas menjadi salah satu kualitas pribadi unggul yang harus
dimiliki sehingga pendidik dapat memberdayakan seluruh potensi di
sekitarnya agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
dan bermakna bagi anak.

2) Afektif

Siswa PAUD memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan


peserta didik dalam jenjang pendidikan lainnya. Dalam proses belajarnya,
siswa PAUD membutuhkan perhatian khusus dari para pendidik dimana
perhatian dan respon positif yang ditunjukkan pendidik kepada siswa akan
menstimulasi siswa secara positif pula dan potensinya akan berkembang
maksimal.

Menurut tahap perkembangan psikososial Erik Erikson (dalam Wortman,


Loftus & Weaver), anak usia dini dapat diklasifikasikan ke dalam tahap
initiative versus guilt atau tahapan ketiga dari delapan tahapan
perkembangan psikososial Erikson. Pada tahap ini anak akan memiliki
inisiatif untuk melakukan atau mempelajari hal-hal dan aktivitas baru
sehingga perhatian atau afeksi yang memadai dari para pendidik sangat
diperlukan agar anak merasa diperhatikan dan mendapat dukungan dari
pendidik sebagai orang dewasa yang berpengaruh (significant others).
Minimnya perhatian pendidik atas inisiatif siswa PAUD atau pemberian
respon yang salah akan berakibat pada munculnya rasa bersalah (guilt)
yang tentunya berefek negatif bagi perkembangan anak selanjutnya.

Untuk dapat mengasah sikap afektif sebagai bagian dari pribadi


unggul pendidik PAUD, maka sebelumnya perlu diketahui ciri-ciri sikap
afektif. Ciri-ciri sikap afektif antara lain ditunjukkan dengan sikap sebagai
berikut :

a) Rasa ingin tahu; selalu terdorong untuk mengetahui/bertanya lebih


banyak, selalu memperhatikan orang, objek dan situasi, peka
dalam pengamatan dan ingin mengetahui dan meneliti
b) Bersifat imajinatif; mampu memperagakan atau membayangkan
hal-hal yang belum pernah terjadi, menggunakan imajinasi
c) Merasa tertantang; terdorong untuk mengatasi masalah dan
tertantang pada situasi yang sulit, lebih tertarik pada tugas-tugaas
yang sulit.
d) Berani mengambil resiko; berani memberikan jawaban apa adanya,
tidak takut gagal atau mendapat kritik.
e) Sifat menghargai; memberikan apresiasi pada diri sendiri dan orang
lain dalam berbagai keadaan.

3) Mandiri
Kemandirian berhubungan dengan manusia yang sedang
melaksanakan kegiatan tersendiri atau bekerja yang tidak secara langsung
melibatkan orang lain. Hal tersebut seperti yang dikemukakan Antonius dkk.
Mandiri adalah suatu suasanadi mana seseorang mau dan mampu
mewujudkan kehendak atau keinginan dirinya yang terlihat dari tindakan
atau perbuatannyata guna menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi
pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya.

Mandiri sebagai suatu sikap mental berarti kesiapan seseorang untuk


mengembangkan diri dengan kekuatan sendiri. Hal ini tidak berarti kita
menutup diri dari pengaruh orang lain atau sesama. Kemandirian berbeda
dengan sikap mental egois dan individualistik yang mengutamakan
kepentingan diri sendiri dan tidak mempedulikan kepentingan sesama.
Kemandirian memiliki makna bahwa dalam proses mengenal-menerima dan
mengembangkan diri tidak mengantungkan diri pada orang lain. Seseorang
menjadi independen bukan dependen, namun tetap membangun hubungan
sosial dengan sesama manusia. Konsep mengenai kemandirian sendiri
mencakup di dalamnya sikap tanggung jawab, khususnya tanggung jawab
atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain.

Ciri-ciri mandiri :
a) Percaya diri, mampu bekerja sendiri
b) Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan
kerjanya
c) Menghargai waktu dan tanggung jawab

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ciri guru yang berkepribadian


unggul, kreatif dan mandiri adalah pribadi yang menunjukkan ketangguhan
untuk selalu berprestasi, percaya diri, memiliki integritas diri yang tinggi, dan
intuitif.

Dari sudut pandang anak, guru yang efektif adalah guru yang dapat
dipercaya. Guru PAUD dapat dipercaya apabila guru dipandang anak
sebagai orang yang bisa diajak bermain bersama dan membangun
pengalaman bersama-sama. Guru juga dinilai dapat dipercaya apabila ia
bersikap jujur dan adil dalam menilai anak, serta mengijinkan anak untuk
terlibat secara aktif dalam proses bermain. Di dalam bermain ini
sesungguhnya anak sedang belajar.

Di samping dapat dipercaya, guru perlu memberi banyak perhatian


kepada kegiatan anak didiknya. Guru semacam ini dapat dikatakan
sebagai guru yang bersikap personal dimana mereka akan menunjukkan
minatnya terhadap seluruh kegiatan dan karakter masing-masing anak.
Sikap personal yang ditunjukkan guru dapat menimbulkan rasa percaya
anak terhadap pengajaran dan penilaian guru, sebab sikap personal guru
membuat anak merasa dikenal, diingat, dan diperhatikan. Apabila anak
merasa bahwa guru memberi perhatian yang tulus dan menilai masing-
masing anak dengan cermat, maka anak akan terpengaruh oleh harapan
guru. Hal ini menunjukkan pula bahwa pengajaran dapat memberi dampak
positif terhadap perkembangan konsep diri siswa ke arah yang lebih positif
apabila guru berusaha mengenal anak secara pribadi. Dampak positif
proses pengajaran yang berlandaskan etos kerja yang baik akan tampak
pertama kali dalam peningkatan hasil belajar anak.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara etos kerja


dan konsep diri guru dengan persepsi siswa terhadap diri mereka sendiri
di kelas. Guru dengan sikap dan etos kerja yang positif cenderung
menghasilkan siswa yang mempunyai konsep diri lebih positif. Lain halnya
dengan guru yang bersikap dan beretos kerja negatif dengan menolak diri
mereka sendiri, mereka cenderung menghasilkan anak yang mempunyai
konsep diri negatif. Dari berbagai kajian yang dilakukan tersebut dapat
diketahui bahwa konsep diri dan etos kerja yang positif dari guru
merupakan sumber pembentukan sikap positif anak, yaitu percaya diri,
tidak cemas, dan menghargai arti belajar. Hal ini disebabkan siswa
mempunyai seseorang yang dapat dipercaya untuk memproyeksikan
kemampuan mereka, serta mendapatkan kehangatan dan dukungan untuk
meningkatkan persepsi terhadap diri mereka sendiri. Dari sana dapat kita
ketahui pula bahwa harapan guru dapat membimbing peningkatan harga
diri dan prestasi belajar anak.

d. Etos Kerja dan Kompetensi Pendidik PAUD


Membangun etos keguruan sesungguhnya juga serentak membangun
karakter para guru karena, ibarat otot, karakter akan memadat dengan
semakin kokohnya sebuah perilaku karena terus menerus digunakan secara
tekun dan bertujuan. Inilah makna yang terkandung dalam definisi karakter
dalam kamus, yaitu kualitas-kualitas mental dan moral yang khusus dan khas
pada individu, kelompok, atau institusi.

Kompetensi, yaitu keterampilan atau pengetahuan yang diperlukan agar


mampu melakukan sesuatu secara berhasiljuga semakin bagus karena
beretos kerja tidak lain berarti melaksanakan proses aktualisasi diri secara
swakarsa,secara konkret melalui serangkaian perbuatan dan tidakan yang
ajek sehingga mutu kompetensi itu semakin baik pula; seperti misalnya saja:
etos ketekunan dalam menulis pastilah meningkatkan kompetensi kita dalam
berbahasa dan berpikir. Khusus untuk guru dan dosen, kini undang-undang
bahkan menuntut kita untuk memilikisetidaknya empat kompetensi yang
bermutu tinggi: personal, profesional, pedagogik, dan sosial.Demikian pula di
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 terdapat empat
kompetensi pendidik PAUD, yaitu :

1) Kompetensi Personal
Merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, dan berakhlak mulia sehingga layak menjadi teladan bagi
peserta didik. Dalam menjalankan perannya sebagai guru PAUD, maka
seseorang harus dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan
kebutuhan psikologis anak antara lain dengan :
a) Menyayangi anak secara tulus
b) Berperilaku sabar, tenang, ceria, serta penuh perhatian
c) Memiliki kepekaan, responsif dan humoris terhadap perilaku anak
d) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan bijaksana
e) Berpenampilan bersih, sehat, dan rapi
f) Berperilaku sopan santun, menghargai, dan melindungi anak

Selain itu, guru PAUD juga perlu untuk dapat bersikap dan berperilaku
sesuai dengan norma agama, budaya, dan keyakinan anak dengan
menghargai anak tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku
bangsa, dan gender termasuk guru juga sebisa mungkin dapat
mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai agama dan budaya
lain. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur juga
merupakan salah satu kompetensi personal yang harus dimiliki seorang
pendidik PAUD. Budi pekerti luhur yang dimaksud adalah jujur,
bertanggungjawab terhadap tugas, serta berperilaku sebagai teladan.
2) Kompetensi Profesional
Merupakan kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas
dan mendalam yang memungkinkan guru dapat membimbing peserta
didik untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Pendidik
PAUD harus memiliki pemahaman mengenai tahapan perkembangan
anak, seperti :
a) Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia 0-6
tahun
b) Memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak
c) Memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan
pencapaian perkembangan yang berbeda
d) Memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat pencapaian
perkembangan.

Selain harus memahami tahapan perkembangan anak, seorang


pendidik PAUD juga diharapkan dapat memahami pertumbuhan dan
perkembangan anak, antara lain :
a) Memahami aspek-aspek perkembangan fisiomotorik, kognitif,
bahasa, sosial-emosi, dan moral agama
b) Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung aspek-
aspek perkembangan di atas
c) Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan
anak
d) Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia
e) Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan, dan keselamatan
anak
f) Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak
g) Mengenal keunikan anak

Agar anak sebagai peserta didik berkembang optimal, pendidik atau


guru PAUD sebisa mungkin juga diharapkan dapat memahami mengenai
pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan antara
lain dengan mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam
pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan secara umum. Dengan
dimilikinya pengetahuan tersebut maka guru PAUD akan dapat memiliki
keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek
perkembangan sesuai kebutuhan anak atau peserta didik.

Membangun kerja sama dengan orang tua dalam pendidikan,


pengasuhan, dan perlindungan anak juga adalah salah satu poin penting
dalam kompetensi profesional. Guru PAUD harus mengenal faktor-faktor
pengasuhan anak, keadaan sosial-ekonomi, serta keadaan sosial
kemasyarakatan di keluarga anak yang mendukung atau menghambat
perkembangan anak. Program-program lembaga terkait pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan anak juga perlu secara rutin
dikomunikasikan kepada orang tua sehingga dapat meningkatkan
keterlibatan orang tua dalam program-program yang diadakan oleh
lembaga dan terciptanya kesinambungan program lembaga dengan
lingkungan keluarga.

3) Kompetensi Pedagogik
Merupakan kemampuan mengelola peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

Ada tiga hal yang menjadi subkompetensi pedagogik, yaitu :


merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan, dan
perlindungan; melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan, dan
perlindungan; dan melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil
pendidikan, pengasuhan dan perlindungan. Merencanakan kegiatan
program pendidikan termasuk di dalamnya adalah :
a) Menyusun rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan,
mingguan, dan harian
b) Menetapkan kegiatan bermain yang mendukung tingkat pencapaian
perkembangan anak
c) Merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia
Setelah elemen perencanaan terpenuhi, maka kompetensi untuk
melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan juga
adalah poin penting yang harus dimiliki guru atau pendidik PAUD. Yang
termasuk aspek pelaksanaan dalam kompetensi pedagogik pendidik
PAUD antara lain :
a) Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun
berdasarkan kelompok usia
b) Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai
dengan karakteristik anak
c) Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan
dan kondisi anak
d) Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam
kegiatan
e) Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak.

Subkompetensi penilaian merupakan subkompetensi berikutnya dari


kompetensi pedagogik. Hal ini sejalan dengan proses belajar mengajar
yang di dalamnya melibatkan proses perencanaan, pengajaran, dan
penilaian hasil belajar. Ada beberapa indikator yang masuk dalam
subkompetensi penilaian :
a) Memilih cara-cara penilaian yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai
b) Melakukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara-cara yang telah
ditetapkan
c) Mengolah hasil penilaian
d) Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk berbagai kepentingan
pendidikan
e) Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian

4) Kompetensi Sosial
Merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik,
serta masyarakat sekitar secara santun.
Hal-hal yang termasuk dalam kompetensi sosial adalah kemampuan
guru untuk beradaptasi dengan lingkungan serta kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif. Kemampuan untuk beradaptasi dengan
lingkungan termasuk di dalamnya menyesuaikan diri dengan lingkungan
teman sejawat dan masyarakat sekitar, menaati aturan yang ditetapkan
lembaga, serta akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat
yang berasal dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya.
Sedangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat
diindikasikan melalui cara berkomunikasi secara empatik dengan orang
tua peserta didik serta berkomunikasi efektif dengan anak didik, baik
komunikasi secara fisik, verbal, maupun nonverbal.

Tidak hanya mutu karakter dan kompetensi yang meningkat melalui etos,
yang juga turut berkembang adalah konfidensi (bahasa gaulnya 'pede' atau
rasa percaya diri). Kata ini mempunyai tiga makna: [i] perasaan atau
keyakinan bahwa seseorang dapat percaya atau bersandar pada sesuatu, [2]
kondisi perasaan yang pasti tentang kebenaran suatu hal, [3] perasaan
mantap pada diri sendiri yang lahir dari apresiasinya atas kualitas dan
kemampuan dirinya. Jadi, tatkala etos keguruan diperagakan dengan
sungguh-sungguh dalam semua proses belajar-mengajar, maka menguat
pula keyakinan pada kebenaran hal yang diajarkan itu serta pada kapasitas
pribadi yang semakin terbukti melalui meningkatnya kompetensi dan kinerja
keguruan total.

Karisma yang adalah aura diri, wibawa personal, dan cahaya pribadi yang
kita rambatkan juga semakin kuat memancar melalui etos. Sebab,
kepribadian dan perilaku kerja yang berakar teguh pada moralitas yang luhur
dalam etos keguruan itu akan berpendar penuh tenaga seperti kekuatan
sebuah magnet. Ini berarti meningkatnya marwah dan martabat keguruan,
meningginya harkat dan derajat keguruan, serta memantapnya perbawa dan
wibawa keguruan kita.
2. Kerjasama dalam Pengembangan Program PAUD

1. Definisi Kerja sama


Kerja sama merupakan salah satu elemen penting dalam upaya
pengembangan program PAUD. Kerja sama adalah keinginan untuk bekerja
sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari
kelompok, bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Dengan
membangun kerja sama yang baik antara guru dengan elemen-elemen
pendukung, seperti rekan kerja, orang tua, serta masyarakat, maka tugas
yang diemban oleh guru akan terasa lebih ringan demi dapat mewujudkan
misi pendidikan, baik misi pendidikan secara umum maupun misi pendidikan
lembaga secara khusus. Kerja sama merupakan salah satu bagian dari
kode etik guru, khususnya pada butir 3 sampai dengan butir 8 :

3. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara


hubungan dengan orang tua dengan sebaik baiknya bagi
kepentingan anak didiknya.
a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga anak
didik betah berada dan belajar di sekolah.
b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua sehingga
terjalin pertukaran informasi timbal balik untuk kepentingan anak
didik.
c. Guru senantiasa menerima kritik dengan dada lapang setiap
kritik membangun yang disampaikan orang tua / masyarakat
terhadap kehidupan sekolahnya.
4. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan.
a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi
keguruan.
b. Guru menyebar dan merumuskan program – program
pendidikan kepada dan dengan masyarakat sekitarnya,
sehingga sekolah tersebut berfungsi sebagai pusat pembinaan
dan pengembangan kebudayaan di tempat itu.
c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat
berfungsi sebagai unsur pembaharuan bagi kehidupan dan
kemajuan daerahnya.
d. Guru turut bersama sama masyarakat sekitarnya didalam
berbagai aktifitas.
e. Guru mengusahakan terciptanya kerja sama sebaik baiknya
antara sekolah, orang tua murid dan masyarakat bagi
kesempurnaan usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa
pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara
pemerintah, orang tua dan masyarakat.
5. Guru secara sendiri sendiri dan atau bersama sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya.
a. Guru melanjutkan studinya dengan membaca buku, mengikuti
workshop / seminar, konferensi dan pertemuan pendidikan dan
keilmuan lainnya, mengikuti pelatihan, mengadakan kegiatan
kegiatan penataran.
b. Guru selalu berbicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan
martabat profesinya.
6. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru
baik berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan
keseluruhan.
a. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling
menasehati dan bantu membantu satu sama lain baik dalam
hubungan kepentingan pribadi maupun dalam hubungan tugas
profesi.
b. Guru tidak melakukan tindakan tindakan yang merugikan nama
baik rekan rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru
baik secara pribadi maupun secara keseluruhan.
7. Guru secara bersama sama memelihara , membina dan
meningkatkan organisasi guru profesional sebagai sarana
pengabdiannya.
a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang
bermaksud membina profesi dan pendidikan pada umumnya.
b. Guru senantiasa berusaha terciptanya persatuan diantara
sesama pengabdian pendidikan.
c. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap
sikap, ucapan ucapan dan tindakan tindakan yang merugikan
organisasi.
8. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

2. Pentingnya Membangun Kerjasama

Kerja sama yang terjalin baik antara guru maupun lembaga PAUD dengan
orang tua tentu saja dapat berdampak positif bagi anak sebab untuk dapat
mengembangkan potensi anak secara maksimal diperlukan pendidikan
secara berkesinambungan, baik di sekolah maupun di rumah. Adanya
kerjasama yang baik antara orangtua, sekolah dan komunitas pendidikan di
masyarakat dapat memperbaiki mutu dan keberlangsungan proses
pendidikan anak usia dini dari waktu ke waktu.

3. Berbagai jenis kerja sama dalam mengembangkan lembaga PAUD


Dalam upaya membangun kerja sama antara guru PAUD, orang tua, serta
masyarakat sekitar untuk mengembangkan lembaga PAUD, ada beberapa
jenis aktivitas yang dapat dilakukan berdasarkan tipe-tipe keterlibatan orang
tua :
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua mengenai
pengasuhan (parenting)
- Mengadakan workshop untuk memperkenalkan kebijakan,
prosedur, dan program sekolah kepada orang tua peserta didik.
- Mengadakan kelas pendidikan bagi orang dewasa yang
memberikan orang tua kesempatan untuk mempelajari berbagai
subjek
- Mengadakan program pelatihan (training) yang membekali
keterampilan tertentu pada orang tua ataupun anggota keluarga
lainnya
- Mendukung para orang tua untuk dapat berpartisipasi dalam
aktivitas di dalam kelas. Namun harus diingat bahwa mereka yang
terlibat harus memiliki kapasitas sehingga dapat membantu para
guru
- Melengkapi lembaga PAUD dengan perpustakaan dan pusat
materi/data sehingga para orang tua dapat memperoleh ilmu
pengasuhan dari buku maupun artikel yang mereka baca

b. Membangun komunikasi antara rumah dan sekolah/lembaga PAUD


- Menyediakan jasa/pelayanan seperti penitipan anak
- Mengadakan pertunjukan yang melibatkan para siswa sehingga
orang tua akan antusias untuk hadir dan terlibat
- Menyediakan saluran telepon hotline yang yang diawaki oleh
orang tua sehingga memungkinkan orang tua lain atau
masyarakat untuk memberikan informasi mengenai kekerasan,
adanya penyakit, atau bahkan membantu orang tua untuk dapat
memandu siswa mengerjakan tugas
- Menerbitkan newsletter atau buletin berkala
untukmenginformasikan kegiatan atau kurikulum lembaga PAUD
yang dalam penyusunannya melibatkan orang tua

c. Melakukan kerja sukarela (volunteer) di sekolah dan di masyarakat


- Melibatkan komunitas masyarakat yang peduli dan berminat dalam
pendidikan anak usia dini
d. Mendukung kegiatan belajar siswa di rumah
- Menyediakan buku dan fasilitas belajar yang dapat digunakan di
rumah
- Memberikan kiat-kiat bagi para orang tua dalam membantu siswa
belajar di rumah
- Menyediakan website yang dapat diakses oleh para orang tua

e. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan proses advokasi


- Melibatkan orang tua dalam kegiatan pengumpulan dana, seperti
bazaar
- Melibatkan orang tua dalam menyusun kebijakan, khususnya
kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat
- Melibatkan orang tua dalam merencanakan, mengembangkan,
serta mengevaluasi kurikulum lembaga

f. Kolaborasi dengan masyarakat


- Mengadakan kegiatan tertentu yang melibatkan partisipasi sosial
orang tua serta masyarakat, seperti karnaval, festival budaya, dan
lain-lain
- Membentuk kelompok orang tua (parents support group) untuk
membantu para orang tua dalam menjalankan perannya sebagai
orang tua

Selain kegiatan-kegiatan tersebut di atas, guru dan lembaga PAUD


juga dapat melakukan kunjungan rumah (home visit) secara bergiliran
dan pada waktu-waktu tertentu untuk semakin menguatkan kerja sama
antara guru dan orang tua. Program kunjungan rumah ini perlu
dipersiapkan dengan baik terutama bagi guru yang akan terjun langsung.
Kunjungan rumah membantu guru dalam menunjukkan perhatian
guru terhadap keluarga siswa dan menunjukkan keinginan guru untuk
bekerja sama dengan orang tua. Selain itu, kunjungan rumah
menunjukkan bagaimana guru berusaha untuk memahami siswa agar
lebih baik lagi dalam lingkungan rumah.
Kunjungan rumah tidak menggantikan fungsi pertemuan orang tua di
sekolah. Namun jika ada hal-hal yang perlu disampaikan secara serius,
kunjungan rumah dapat mengurangi sifat pertahanan orang tua sebelum
ada persoalan sekolah yang mungkin muncul. Kunjungan rumah
mengakibatkan hubungan orang tua, siswa, dan sekolah semakin kuat
sehingga dapat meningkatkan kehadiran dan prestasi anak.

4. Komunikasi efektif dalam membangun kerjasama

Komunikasi merupakan kunci utama dalam individu bersosialisasi,


termasuk dalam menjalin kerja sama dengan individu lainnya. Tanpa
komunikasi yang baik maka akan sulit bagi individu untuk dapat memberikan
impresi positif dan menciptakan relasi kerja sama, baik dengan rekan kerja
maupun masyarakat.
Komunikasi efektif terkait dengan kesediaan menjadi pendengar yang
baik. Ada beberapa hal yang sebisa mungkin dilakukan untuk
mengembangkan komunikasi yang baik dalam membangun kerja sama tim :
a. Memberi pernyataan dengan jelas dan simpatik
b. Gunakan bahasa tubuh dengan semestinya dan disesuaikan dengan
pesan yang disampaikan
c. Berbicara dengan tenang dan tidak emosional
d. Jadilah pendengar yang baik dan coba pahami apa yang dirasakan
lawan bicara
e. Gunakan komunikasi yang sifatnya reflektif supaya lawan bicara
merasa dihargai dan didengarkan
f. Ciptakan kedekatan fisik dalam batas-batas tertentu tanpa melanggar
nilai
g. Jangan lupa untuk menggunakan kata-kata “sakti” dalam
berkomunikasi, seperti “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih”.

5. Strategi membangun kerja sama


a. Membangun Kerjasama dengan Teman Kerja
Tujuan utama kerja sama adalah untuk meringankan tugas yang
dibebankan kepada seseorang sehingga tujuan yang direncanakan
dapat tercapai. Mengingat banyaknya tugas yang harus dilakukan oleh
seorang guru PAUD serta keterbatasan sarana dan prasarana yang
sering dialami maka penting bagi guru untuk dapat membangun kerja
sama dengan sesama guru, sebagai rekan kerja, karena tidak mungkin
jika guru PAUD harus menanggung beban pekerjaan sendirian. Ada
beberapa hal yang harus guru PAUD perhatikan dalam upaya untuk
menjalin kerja sama yang solid dengan sesama rekan kerja :
a. Mengenali teman kerja dengan baik, termasuk kebutuhan,
kebiasaan dan pribadinya
2. Melakukan aktivitas-aktivitas bersama di luar jam kerja, baik yang
terkait dengan pekerjaan seperti berdiskusi untuk menyusun
kurikulum atau aktivitas lain yang menyenangkan seperti makan
bersama.
3. Saling memahami ekspektasi terhadap pekerjaan yang dilakukan
serta hasilnya
4. Membangun komitmen yang sama sehingga misi pekerjaan dapat
tercapai
5. Memahami alur kerja masing-masing individu, termasuk memahami
hak dan tanggung jawab/kewajiban masing-masing dalam profesi
6. Membangun komunikasi yang baik dengan rekan kerja
7. Saling menjaga kepercayaan, khususnya mengenai hal-hal yang
bersifat pribadi

Rajin melakukan diskusi dengan sesama pengajar PAUD dapat membangun


kesamaan visi dan misi dalam menciptakan kerja sama yang baik.

b. Membangun Kerjasama dengan Orangtua


Kerja sama antara guru/lembaga PAUD dengan orang tua merupakan
bentuk kerja sama yang sangat penting karena diperlukan pembelajaran
serta pendidikan yang berkesinambungan bagi anak usia dini.
Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah namun juga berlanjut di
rumah melalui peran serta orang tua.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan guru maupun lembaga
PAUD untuk dapat mengkomunikasikan program maupun aktivitas
lembaga sehingga semakin menguatkan kerja sama serta partisipasi
orang tua. Strategi yang dapat dilakukan antara lain :
a. Mengadakan pertemuan rutin antara guru dan orang tua, seperti
rapat orang tua atau kelas sharing antara guru dan orang tua
b. Mendengarkan keluhan orang tua mengenai anak mereka dan
memberikan solusi jika diminta
c. Menerima dengan lapang dada kritik maupun masukan dari para
orang tua sebagai bahan evaluasi diri
d. Mengadakan seminar, diskusi, pelatihan, serta workshop dengan
mendatangkan pakar pendidikan atau pengasuhan anak untuk
meningkatkan kapasitas orang tua dan mendorong orang tua untuk
berpartisipasi dalam aktivitas yang diadakan sekolah
e. Mengadakan kegiatan menyenangkan yang melibatkan orang tua
serta juga melibatkan siswa/anak, seperti karnaval, olah raga
bersama, bazaar,outbond, piknik sekolah, atau pentas seni.
f. Menyusun buletin sekolah secara berkala dengan melibatkan peran
serta orang tua dalam proses penyusunannya
g. Mengadakan kunjungan rumah (home visit) jika diperlukan

B. RANGKUMAN MATERI
Guru atau pendidik adalah pengemban amanah, baik yang datang dari
orangtua siswa untuk mewakili mereka di sekolah, atau dari siswa itu sendiri
untuk membantu mereka menjadi pribadi-pribadi yang matang, dan dari
masyarakat luas. Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas
merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil
pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan
kepada anak didik. Selain memiliki kualifikasi akademik, para pendidik PAUD
memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi profesional,
dan kompetensi sosial.

Kepribadian positif dan etos kerja yang berangkat dari etika adalah kunci
keberhasilan baik di tingkat personal, organisasional, dan nasional; baik itu
kecendekiaan belajar, kesuksesan bekerja, dan keberhasilan bernegara. Etos
keguruan tidak hanya membuahkan sukses keguruan ke luar, tetapi sekaligus
memper-baiki kualitas keguruan itu ke dalam: yakni bertumbuhnya sang guru
tersebut menjadi insan profesional yang semakin bermutu dalam karakter,
kompetensi, konfidensi, dan karisma. Pengembangan etos keguruan pun
berdampak langsung pada peningkatan kecerdasan sang guru. Jadi, bolehlah
dikatakan: insan yang memiliki etos keguruan yang baik sama persis artinya
dengan guru yang terus menerus belajar tanpa henti sepanjang hayatnya.

Etos kerja serta kepribadian guru yang baik tidak akan berhasil jika tanpa
didukung kerja sama yang solid, baik dari rekan kerja maupun orang tua dan
anggota masyarakat. Kerja sama yang baik dapat terbangun dari komunikasi
yang baik dan efektif, baik komunikasi melalui verbal maupun nonverbal melalui
program yang diadakan lembaga PAUD. Mengenali rekan kerja dengan baik,
membangun kepercayaan rekan kerja, serta membangun kesamaan visi dan misi
mengenai pendidikan dapat membantu guru untuk membangun kerja sama yang
baik dengan guru lainnya. Membangun kerja sama dan partisipasi orang tua
dapat dilakukan dengan berbagai hal seperti melakukan kunjungan rumah (home
visit), melakukan pertemuan orang tua secara rutin, maupun mengadakan
kegiatan yang sifatnya menyenangkan dimana kegiatan tersebut juga melibatkan
anak, seperti pentas seni atau karnaval.
BAB IV
PENUTUP

“Aku seorang guru. Guru adalah seorang yang memimpin. Tidak ada keajaiban dalam
pekerjaanku. Aku tidak berjalan di atas air. Aku tidak membelah lautan. Aku hanya mencintai
anak-anak”
(Marva Collins)

Guru atau pendidik PAUD memiliki peran sangat besar dalam menjalankan
peran mereka selama proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan bagi para
peserta didik. Ketiga hal ini membuat para pendidik PAUD harus bekerja ekstra
dibandingkan pendidik di tingkatan pendidikan lainnya. Mereka juga menjadi model
atas sikap positif bagi peserta didiknya. Oleh sebab itu merupakan kewajiban bagi
para pendidik PAUD untuk dapat memiliki etika, karakter, serta etos kerja yang
menunjang mereka untuk menjalankan tugasnya. Semoga modul ini dapat
memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi para pendidik PAUD sehingga
nantinya menjadi pendidik PAUD yang berkualitas demi mencetak generasi penerus
bangsa yang cemerlang, baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor.
DAFTAR PUSTAKA

Diaz, Carlos F. et al. 2006. Touch The Future Teach!. Pearson Education : USA

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal
Kemendiknas. 2010. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini : Jakarta.

Gea, Antonius Atosokhi, Antonina Panca Yuni Wulandari, Yohanes Babari. 2002.
Relasi dengan Diri Sendiri. Elex Media Komputindo : Jakarta.

Idris, H. Zahara & H. Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Grasindo :


Jakarta

Morrison, George. 2007. Early Childhood Education Today. Pearson-Prentice Hall :


Columbus Ohio.

Pudjijogyanti, Clara R. 1988. Konsep Diri Dalam Pendidikan. Arcan : Jakarta

Ronnie M. , Dani. 2005. Seni Mengajar Dengan Hati. Elex Media Komputindo :
Jakarta

Sinarmo, Jansen. 2010 . 8 Etos Keguruan. Institut Darma Mahardika : Jakarta

Wortman, Camille, Loftus & Weaver. 2000. Psychology. McGraw-Hill : USA.

Anda mungkin juga menyukai