Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Bahan Ajar Diklat
Berjenjang PTK PAUD Tingkat Lanjutan. Pedoman ini merupakan salah satu
pengimplementasian kebijakan dalam pembinaan PTK PAUD, sekaligus menjadi referensi
bagi pihak-pihak yang peduli pada peningkatan mutu PTK PAUD, khususnya Pelatih Diklat
Berjenjang PTK PAUD Tingkat Lanjutan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI),
Kemdikbud merupakan institusi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap Pembinaan
PTK PAUDNI termasuk Pembinaan PTK PAUD. Dalam Undang-undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28 disebutkan bahwa PAUD dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Keberhasilan
penyelenggaraan PAUD tidak terlepas dari peran Pendidik PAUD, mengingat tugas
utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada satuan pendidikan jenjang PAUD. Untuk menjalankan tugas
utama tersebut seorang Pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Selain itu seorang Pendidik juga
harus memiliki kualifikasi minimal S1/D-IV (Permendiknas nomor 16 tahun 2007 dan
Permendiknas nomor 58 tahu 2009).
Ditjen PAUDNI telah berupaya melakukan berbagai pembinaan baik dalam hal peningkatan
kualifikasi, pembinaan karir dan kompetensi, pemberian penghargaan dan peningkatan
kesejahteraan kepada PTK PAUD (baik jalur pendidikan formal maupun nonformal). Pada
tahun 2011 dan 2012 telah diselenggarakan Diklat Pendidik PAUD tingkat Dasar melalui
bantuan dari pemerintah pusat, dengan jumlah sasaran sebanyak 4.025 (425 + 3.600) orang.
Tahun 2013 direncanakan sebanyak 7.200 orang.
Dengan adanya Bahan Ajar Diklat Berjenjang PTK PAUD ini, diharapkan tuntutan standar
kompetensi PTK PAUD dapat dipenuhi sehingga layanan PAUD semakin bermutu. Ucapan
terima kasih disampaikan kepada semua pihak atas dukungannya terutama stakeholders
pendidikan di wilayah provinsi maupun kabupaten/kota yang telah memberikan
konstribusinya dalam peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan
Informal.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak
Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Dit. PPTK PAUDNI), Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI) dapat
menyelesaikan Bahan Ajar Etika dan Etos Kerja Pendidik PAUD ini.
KATA PENGANTAR
“Kita tak bisa mengajari orang apa pun; kita hanya bisa membantu mereka
menemukannya di dalam diri mereka sendiri”
(Galileo Galilei)
Buku ini disiapkan untuk membantu para pendidik PAUD agar secara konseptual
memahami hal-hal yang berkaitan dengan etika, karakter, serta etos yang sesuai
bagi pendidik PAUD. Selain itu, akan dibahas pula mengenai kerja sama antara
pendidik PAUD dan orang tua maupun lingkungan sekitar PAUD untuk mewujudkan
pendidikan yang berkesinambungan. Materi dalam buku disusun secara praktis
terkait dengan berbagai teori maupun ilustrasi mengenai etika, karakter, dan etos
kerja serta soal-soal latihan yang dapat membantu para pendidik PAUD mengasah
pemahaman atas materi yang telah dipaparkan.
Melalui uraian singkat tentang etika, karakter, serta etos kerja bagi pendidik PAUD
ini diharapkan para pendidik dapat menerapkan apa pengetahuan yang mereka
dapatkan dalam proses pembelajaran serta dapat membangun kerja sama yang baik
dengan orang tua maupun lingkungan sekitar sehingga anak-anak usia dini dapat
berkembang dengan optimal dan semestinya seperti yang dikemukakan dalam
berbagai undang-undang terkait dengan hak anak dan perlindungannya.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ....................................................................................... 5
B. Tujuan .................................................................................................... 7
B. Indikator ................................................................................................ 9
C. Materi/Submateri .................................................................................. 9
E. Penilaian ............................................................................................... 10
Bab IV Penutup
Lampiran
A. Kunci Jawaban
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita tentu sepakat bahwa pendidikan merupakan salah satu unsur penting
dalam kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Tanpa peran pendidikan,
manusia tidak mengalami perubahan kualitas kehidupan seperti yang dialami di
era modern ini. Sebagaimana Paulo Freire (dikutip oleh Yunus) mengatakan
bahwa pendidikan pada dasarnya adalah usaha memanusiakan manusia, maka
pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi manusia
menjadi manusia berbudaya agar terhindar dari berbagai bentuk penindasan,
kebodohan, sampai ketertinggalan. Pendidikan, sebagai suatu usaha yang
disengaja dan sistematis, tidak semata-mata terbatas sekat ruang sekolah formal
namun juga nonformal dan informal.
Mengingat pentingnya pendidikan untuk kehidupan manusia, maka
pendidikan harus dimulai sejak usia dini sebagai fondasi kehidupan. Diperlukan
kesadaran para orangtua dan pemerhati pendidikan mendorong terbentuknya
suatu wadah pendidikan anak usia dini (PAUD) yang bergerak hingga ke
masyarakat akar rumput.
Terkait dengan hal-hal di atas maka dapat kita bayangkan betapa guru atau
pendidik menjadi tokoh yang memiliki peran penting terutama dalam pendidikan
anak usia dini dimana peran orang dewasa sebagai role model masih sangat
dibutuhkan. Pendidikan anak usia dini perlu penanganan yang khas
dibandingkan dengan pendidikan lainnya karena anak usia dini memiliki
karakteristik perkembangan dan cara belajar yang berbeda dengan anak-anak
yang usianya lebih tua, sehingga memerlukan bimbingan yang khas pula. Untuk
itu, seorang pendidik PAUD penting untuk memiliki pengetahuan dan kapasitas
etika maupun karakter yang positif sehingga dalam melaksanakan tugas, para
pendidik dapat memberikan contoh positif bagi anak didiknya.Kekhasan
karakteristik siswa PAUD juga membutuhkan etos kerja tersendiri yang harus
dapat dimiliki oleh pendidik PAUD. Apabila ketiga komponen ini terpenuhi
tentunya bukan tidak mungkin akan menghasilkan peserta didik yang potensinya
berkembang secara optimal serta beretika dan berkarakter positif yang siap
bersosialisasi dengan anggota masyarakat lain dalam interaksinya sehari-hari.
B. TUJUAN
Materi dan modul ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan bagi pendidik
PAUD terkait konsep etika, karakter, dan etos kerja sehingga nantinya
pendidik PAUD dapat mengaplikasikan dalam proses pengajaran yang
dilakukan untuk membantu peserta didik berkembang optimal.
D. PETUNJUK BELAJAR
Peserta didik membaca modul, melakukan diskusi dan tanya-jawab, serta
mengerjakan tugas-tugas yang telah disiapkan.
BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI
A. KOMPETENSI
Kompetensi yang diharapkan dari materi ini adalah peserta didik dapat
memahami etika, karakter, dan etos kerja yang dibutuhkan oleh pendidik
PAUD.
B. INDIKATOR
1). Menjelaskan pengertian etos kerja.
2). Menjelaskan pengertian etika sebagai pendidik PAUD.
3). Menjelaskan pentingnya kerja sama dalam pengembangan program PAUD
4). Menjelaskan cara-cara melakukan komunikasi efektif dalam membangun Tim Work di lembaga PAUD
5). Menjelaskan strategi membangun kerja sama dengan teman sejawat dan orang tua
C. MATERI/SUBMATERI
1. Etika dan Etos Kerja:
a. Definisi Kepribadian
b. Pentingnya pendidik yang berkepribadian
c. Ciri guru yang berkepribadian unggul, kreatif, dan mandiri.
4. Strategi membangun kerja sama dengan teman sejawat dan orang tua
D. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang akan dilakukan dalam penyajian materi ini adalah
:
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3) Diskusi kelompok
4) Aktivitas lain (menonton film)
E. PENILAIAN
Penilaian akan dilakukan melalui evaluasi pre-test dan post test yang
berbentuk soal pilihan berganda (multiple choice)
F. ALOKASI WAKTU
4 Jam pelajaran
G. SUMBER BELAJAR
Modul, pustaka acuan, film, contoh kasus dari lapangan, atau artikel media
massa.
H. MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang digunakan dalam penyajian materi ini adalah :
1) Modul
2) Slide dan OHP
3) Film
4) Foto-foto dari kasus di lapangan /lembaga PAUD
5) Kliping artikel dari media massa
BAB III
MATERI
A. URAIAN MATERI
1. ETIKA DAN ETOS KERJA
a. Definisi Kepribadian
Pada modul sebelumnya telah dipaparkan mengenai etika dimana
etika sangat penting bagi pendidik yang berperan sebagai pembimbing,
pembina perilaku, dan sekaligus model berperilaku manusia beretika
karena ini bagian dari tanggung jawab sebagai pendidik. Etika yang
diajarkan dan diaplikasikan secara terus-menerus merupakan salah satu
landasan untuk terbentuknya kepribadian individu. Kepribadian, menurut
G. Allport, adalah organisasi dinamis di dalam individu yang terdiri dari
sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah-laku dan pikirannya
secara karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Kepribadian selalu berkembang dan berubah meskipun ada suatu sistem
organisasi yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari
kepribadian kita. Kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak
terpisahkan) dalam satu kesatuan yang mengandung kecenderungan-
kecenderungan dalam tingkah laku individu. Kepribadian sifatnya
individual karena tidak ada orang yang memiliki kesamaan dalam upaya
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, kepribadian
membedakan individu. Dalam perjalanannya, kepribadian seseorang
berhadapan dengan lingkungannya yang turut membentuknya hingga
mencapai taraf kematangan tertentu.
Kepribadian juga terkait dengan etos. Etos berasal dari bahasa Yunani
“ethos” yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan
atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh
kelompok bahkan masyarakat yang dapat membedakan satu kelompok
dengan kelompok atau masyarakat lain. Oleh sebab itu, etos berkaitan
dengan kebudayaan suatu kelompok masyarakat. Etos merupakan produk
dari sistem kepercayaan yang diterima seseorang atau kelompok atau
masyarakat.
Selain delapan etos kerja tersebut, dikenal pula etos kerja berlandasan
spiritual yang dapat dikembangkan lagi oleh guru dan implementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari, yakni Etos kerja sebagai mental rohani.
Bagaimana kita memandang tugas kita guru dari segi mental rohani, agar
didapatkan kepuasan kerja, pahamilah hal berikut ini:
1) Kerja adalah rahmat, kerjamerupakan panggilan, kerja adalah
aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja merupakan
kehormatan, dan kerja adalah pelayanan.
2) Rahmat ; jiwa besar, pikiran luas , hati baik, rejeki akbar, sumber
berkah, sukacita, ikhlas, bersyukur.
3) Amanah; adil, benar, jujur, aman terpercaya, bertanggungjawab,
pembangun,danpengembang.
4) Panggilan; responsif, ekspresif, unik, khas, berintegrasi, tuntas,
tumbuh menjadi lebih baik.
5) Ibadah; penuh cinta, sayang, setia, komitmen, berbakti, mengabdi,
berserah.
6) Seni ; indah, estetik,artistik, imajinatif, kreatif, inovatif,
7) Kehormatan ; harkat,martabat, mulia, hebat, berkualitas, unggul,
excellent.
8) Pelayan ;fokus pada pelangganan, sempurna, paripurna, ramah,
simpatik,memuaskan.
Tanpa etos kerja yang tinggi, seorang pendidik tidak mungkin dapat
meningkatkan produktivitas mengajarnya seperti apa yang diharapkan. Upaya
menumbuhkan etos kerja yang positif tidak dapat dipaksakan karena dalam
menumbuhkan etos kerja diperlukan kolaborasi dan keselarasan relasi antara
individu di dalam suatu komunitas pendidikan, dalam hal ini PAUD.
Guru yang berkualitas akan terbentuk jika memiliki kepribadian dan etos
kerja yang tinggi. Menurut Jansen Sinamo ada delapan etos kerja
unggulan yang perlu dipahami, yang dapat dikembangkan oleh guru
dalam bertugas. Etos kerja tersebut sebagai berikut:
1) Kerja itu suci, kerja adalah panggilan ku, aku sanggup bekerja
benar.
2) Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja
keras.
3) Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja
tulus.
4) Kerja itu amanah, kerja itu tanggungjawabku, aku sanggup bekerja
tuntas.
5) Kerja itu seni / permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup
kerja kreatif
6) Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja
serius,
7) Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja
sempurna.
8) Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup
bekerja unggul
1). Kreatif
Pada dasarnya potensi kreatif dimiliki oleh setiap individu, namun
tingkat dan derajatnya yang berbeda-beda antar individu yang satu dan
lainnya. Hal ini dipengaruhi berbagai faktor baik internal dan eksternal.
Seseorang dengan potensi kreativitas yang tinggi dan memiliki lingkungan
yang memberi kesempatan secara bebas dan aman psikologis akan
menjadikan orang tersebut sebagai pribadi yang kreatif.
Michael A. West, seperti yang dikutip oleh Antonius dkk., menyatakan
kreativitas sebagai pernyataan pengetahuan dari berbagai bidang
pengalaman yang berkaitan untuk menghasilkan ide-ide baru yang lebih
baik. Kreativitas merupakan salah satu bagian mendasar dari usaha
manusia. Kreativitas melibatkan kita dalam penemuan-penemuan yang
terus menerus dengan cara yang baru dan lebih baik dalam mengerjakan
berbagai hal.
2) Afektif
3) Mandiri
Kemandirian berhubungan dengan manusia yang sedang
melaksanakan kegiatan tersendiri atau bekerja yang tidak secara langsung
melibatkan orang lain. Hal tersebut seperti yang dikemukakan Antonius dkk.
Mandiri adalah suatu suasanadi mana seseorang mau dan mampu
mewujudkan kehendak atau keinginan dirinya yang terlihat dari tindakan
atau perbuatannyata guna menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi
pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya.
Ciri-ciri mandiri :
a) Percaya diri, mampu bekerja sendiri
b) Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan
kerjanya
c) Menghargai waktu dan tanggung jawab
Dari sudut pandang anak, guru yang efektif adalah guru yang dapat
dipercaya. Guru PAUD dapat dipercaya apabila guru dipandang anak
sebagai orang yang bisa diajak bermain bersama dan membangun
pengalaman bersama-sama. Guru juga dinilai dapat dipercaya apabila ia
bersikap jujur dan adil dalam menilai anak, serta mengijinkan anak untuk
terlibat secara aktif dalam proses bermain. Di dalam bermain ini
sesungguhnya anak sedang belajar.
1) Kompetensi Personal
Merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, dan berakhlak mulia sehingga layak menjadi teladan bagi
peserta didik. Dalam menjalankan perannya sebagai guru PAUD, maka
seseorang harus dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan
kebutuhan psikologis anak antara lain dengan :
a) Menyayangi anak secara tulus
b) Berperilaku sabar, tenang, ceria, serta penuh perhatian
c) Memiliki kepekaan, responsif dan humoris terhadap perilaku anak
d) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan bijaksana
e) Berpenampilan bersih, sehat, dan rapi
f) Berperilaku sopan santun, menghargai, dan melindungi anak
Selain itu, guru PAUD juga perlu untuk dapat bersikap dan berperilaku
sesuai dengan norma agama, budaya, dan keyakinan anak dengan
menghargai anak tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku
bangsa, dan gender termasuk guru juga sebisa mungkin dapat
mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai agama dan budaya
lain. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur juga
merupakan salah satu kompetensi personal yang harus dimiliki seorang
pendidik PAUD. Budi pekerti luhur yang dimaksud adalah jujur,
bertanggungjawab terhadap tugas, serta berperilaku sebagai teladan.
2) Kompetensi Profesional
Merupakan kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas
dan mendalam yang memungkinkan guru dapat membimbing peserta
didik untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Pendidik
PAUD harus memiliki pemahaman mengenai tahapan perkembangan
anak, seperti :
a) Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia 0-6
tahun
b) Memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak
c) Memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan
pencapaian perkembangan yang berbeda
d) Memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat pencapaian
perkembangan.
3) Kompetensi Pedagogik
Merupakan kemampuan mengelola peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
4) Kompetensi Sosial
Merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik,
serta masyarakat sekitar secara santun.
Hal-hal yang termasuk dalam kompetensi sosial adalah kemampuan
guru untuk beradaptasi dengan lingkungan serta kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif. Kemampuan untuk beradaptasi dengan
lingkungan termasuk di dalamnya menyesuaikan diri dengan lingkungan
teman sejawat dan masyarakat sekitar, menaati aturan yang ditetapkan
lembaga, serta akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat
yang berasal dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya.
Sedangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat
diindikasikan melalui cara berkomunikasi secara empatik dengan orang
tua peserta didik serta berkomunikasi efektif dengan anak didik, baik
komunikasi secara fisik, verbal, maupun nonverbal.
Tidak hanya mutu karakter dan kompetensi yang meningkat melalui etos,
yang juga turut berkembang adalah konfidensi (bahasa gaulnya 'pede' atau
rasa percaya diri). Kata ini mempunyai tiga makna: [i] perasaan atau
keyakinan bahwa seseorang dapat percaya atau bersandar pada sesuatu, [2]
kondisi perasaan yang pasti tentang kebenaran suatu hal, [3] perasaan
mantap pada diri sendiri yang lahir dari apresiasinya atas kualitas dan
kemampuan dirinya. Jadi, tatkala etos keguruan diperagakan dengan
sungguh-sungguh dalam semua proses belajar-mengajar, maka menguat
pula keyakinan pada kebenaran hal yang diajarkan itu serta pada kapasitas
pribadi yang semakin terbukti melalui meningkatnya kompetensi dan kinerja
keguruan total.
Karisma yang adalah aura diri, wibawa personal, dan cahaya pribadi yang
kita rambatkan juga semakin kuat memancar melalui etos. Sebab,
kepribadian dan perilaku kerja yang berakar teguh pada moralitas yang luhur
dalam etos keguruan itu akan berpendar penuh tenaga seperti kekuatan
sebuah magnet. Ini berarti meningkatnya marwah dan martabat keguruan,
meningginya harkat dan derajat keguruan, serta memantapnya perbawa dan
wibawa keguruan kita.
2. Kerjasama dalam Pengembangan Program PAUD
Kerja sama yang terjalin baik antara guru maupun lembaga PAUD dengan
orang tua tentu saja dapat berdampak positif bagi anak sebab untuk dapat
mengembangkan potensi anak secara maksimal diperlukan pendidikan
secara berkesinambungan, baik di sekolah maupun di rumah. Adanya
kerjasama yang baik antara orangtua, sekolah dan komunitas pendidikan di
masyarakat dapat memperbaiki mutu dan keberlangsungan proses
pendidikan anak usia dini dari waktu ke waktu.
B. RANGKUMAN MATERI
Guru atau pendidik adalah pengemban amanah, baik yang datang dari
orangtua siswa untuk mewakili mereka di sekolah, atau dari siswa itu sendiri
untuk membantu mereka menjadi pribadi-pribadi yang matang, dan dari
masyarakat luas. Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas
merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil
pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan
kepada anak didik. Selain memiliki kualifikasi akademik, para pendidik PAUD
memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi profesional,
dan kompetensi sosial.
Kepribadian positif dan etos kerja yang berangkat dari etika adalah kunci
keberhasilan baik di tingkat personal, organisasional, dan nasional; baik itu
kecendekiaan belajar, kesuksesan bekerja, dan keberhasilan bernegara. Etos
keguruan tidak hanya membuahkan sukses keguruan ke luar, tetapi sekaligus
memper-baiki kualitas keguruan itu ke dalam: yakni bertumbuhnya sang guru
tersebut menjadi insan profesional yang semakin bermutu dalam karakter,
kompetensi, konfidensi, dan karisma. Pengembangan etos keguruan pun
berdampak langsung pada peningkatan kecerdasan sang guru. Jadi, bolehlah
dikatakan: insan yang memiliki etos keguruan yang baik sama persis artinya
dengan guru yang terus menerus belajar tanpa henti sepanjang hayatnya.
Etos kerja serta kepribadian guru yang baik tidak akan berhasil jika tanpa
didukung kerja sama yang solid, baik dari rekan kerja maupun orang tua dan
anggota masyarakat. Kerja sama yang baik dapat terbangun dari komunikasi
yang baik dan efektif, baik komunikasi melalui verbal maupun nonverbal melalui
program yang diadakan lembaga PAUD. Mengenali rekan kerja dengan baik,
membangun kepercayaan rekan kerja, serta membangun kesamaan visi dan misi
mengenai pendidikan dapat membantu guru untuk membangun kerja sama yang
baik dengan guru lainnya. Membangun kerja sama dan partisipasi orang tua
dapat dilakukan dengan berbagai hal seperti melakukan kunjungan rumah (home
visit), melakukan pertemuan orang tua secara rutin, maupun mengadakan
kegiatan yang sifatnya menyenangkan dimana kegiatan tersebut juga melibatkan
anak, seperti pentas seni atau karnaval.
BAB IV
PENUTUP
“Aku seorang guru. Guru adalah seorang yang memimpin. Tidak ada keajaiban dalam
pekerjaanku. Aku tidak berjalan di atas air. Aku tidak membelah lautan. Aku hanya mencintai
anak-anak”
(Marva Collins)
Guru atau pendidik PAUD memiliki peran sangat besar dalam menjalankan
peran mereka selama proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan bagi para
peserta didik. Ketiga hal ini membuat para pendidik PAUD harus bekerja ekstra
dibandingkan pendidik di tingkatan pendidikan lainnya. Mereka juga menjadi model
atas sikap positif bagi peserta didiknya. Oleh sebab itu merupakan kewajiban bagi
para pendidik PAUD untuk dapat memiliki etika, karakter, serta etos kerja yang
menunjang mereka untuk menjalankan tugasnya. Semoga modul ini dapat
memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi para pendidik PAUD sehingga
nantinya menjadi pendidik PAUD yang berkualitas demi mencetak generasi penerus
bangsa yang cemerlang, baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor.
DAFTAR PUSTAKA
Diaz, Carlos F. et al. 2006. Touch The Future Teach!. Pearson Education : USA
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal
Kemendiknas. 2010. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini : Jakarta.
Gea, Antonius Atosokhi, Antonina Panca Yuni Wulandari, Yohanes Babari. 2002.
Relasi dengan Diri Sendiri. Elex Media Komputindo : Jakarta.
Ronnie M. , Dani. 2005. Seni Mengajar Dengan Hati. Elex Media Komputindo :
Jakarta