Daring Askeo Kelompok
Daring Askeo Kelompok
OLEH
OLEH :
OLEH :
A. IDENTITAS PASIEN
NAMA LENGKAP : Tn. X
TEMPAT/TGL.LAHIR : Yogyakarta, 1-1-1947
STATUS PERKAWINAN : Menikah
AGAMA/SUKU : Islam/Jawa
WARGA NEGARA : Indonesia
PENDIDIKAN : SLTA
PEKERJAAN : Pensiunan pekerja pos
DX. MEDIS : Sindrom koroner akut : infark miokard akut STEMI
B. PENANGGUNG JAWAB
NAMA : Ny. A
HUBUNGAN DGPASIEN : Istri
ALAMAT : Yogyakarta
PEKERJAAN : IRT
PENGKAJIAN DATA DASAR
A. PRIMARY ASSESSMENT
AIRWAY : Tidak terdapat sumbatan dan suara napas tambahan, suara napas
normal.
BREATHING : RR 24x/menit, napas cepat dan dangkal, SpO2 : 95%, tidak
terdapat retraksi dada dan tidak terlihat menggunakan otot bantu napas berlebih,
tidak terdapat edema pulmo.
CIRCULATION : TD : 108/68 mmHg, N : 115x/mnt, nadi teratur dan terasa kuat,
akral dingin.
B. FOKUS ASSESSMENT
KEADAAN UMUM: Klien terlihat lemas, pucat, EKG ST elevasi 2 segmen, akral
dingin.
TINGKAT KESADARAN: Komposmentis, GCS : 15, E 4, M 5, V 6
KELUHAN UTAMA: Nyeri dada setelah 30 menit beraktivitas membersihkan
garasi, Nyeri terasa seperti tertimpa benda berat, Nyeri menjalar ke leher dan
dagu, Skalanya 4 dari 10, Durasi nyeri lebih dari 30 menit.
C. SEKUNDER ASSESSMENT
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : Istrinya mengatakan dia menemukan klien
duduk di lantai memegangi lengan dan dada dengan wajah yang pucat di
garasinya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : Klien masuk dengan kondisi pucat dan
cemas, RR 24x/menit, napas cepat dan dangkal, SpO2 : 95%, kesadarannya
komposmentis, GCS : 15, E 4, M 5, V 6, terpasang oksigen nasal kanul 2 lpm,
hasil EKG ST elevasi 2 segmen, Nyeri dada setelah 30 menit beraktivitas
membersihkan garasi, Nyeri terasa seperti tertimpa benda berat, Nyeri menjalar
ke leher dan dagu, Skalanya 4 dari 10, Durasi nyeri lebih dari 30 menit.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA : -
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. KEPALA DAN MAKSILOFASIAL : Tidak ada jejas dan memar, tidak ada luka
terbuka, kulit kering, rambut putih dan mudah rontok.
2. VERTEBRA SERVIKALIS DAN LEHER : Tidak terdapat luka/memar, kulit
leher kering.
3. THORAKS
a. INSPEKSI : napas cenderung cepat, napas teratur 24x/mnt
b. AUSKULTASI : vesikuler, tidak ada suara napas tambahan
c. PERKUSI : sonor/redup, tidak ada tanda-tanda penumpukan cairan
d. PALPASI : napas sejajar paru kanan dan kiri
4. DADA
a. INSPEKSI : kulit area dada sama dengan anggota tubuh lain, tidak ada
jejas ataupun memar dan tanda-tanda infeksi
b. AUSKULTASI : napas cepat dan teratur
c. PERKUSI : tidak ada nyeri tekan
d. PALPASI : tidak teraba benjolan mencurigakan
5. ABDOMEN
a. INSPEKSI : dinding dada sejajar dinding perut DD//DP, tidak ada kelainan,
warna kulit sama dengan anggota tubuh lain.
b. AUSKULTASI : bising usus kurang lebih 3x/mnt
c. PERKUSI : timpani, tidak terdengar bunyi penumpukan cairan pd
abdomen, tidak ada nyeri tekan
d. PALPASI : tidak teraba massa pada abdomen, otot perut supel, hepar
tidak teraba besar
6. PERINEUM / REKTUM / VAGINA
Genetalia normal, tidak terpasang kateter, keluarga mengatakan urin klien
berwarna kuning pekat.
7. MUSKULOSKELETAL
Gerakan ekstremitas lancar tetapi lemah, tidak ada rasa nyeri selama
pemeriksaan ekstremitas, tidak ada fraktur. 5 5
5 5
E. TERAPI
O2 2-6 LPM dengan nasal kanul
Aspirin 325mg (PO)
Nitroglycerin 50mg/250 ml (IV)
D5W 5 mcg/minute (IV)
Morphine 2-10mg (IV)
Metoprolol 5 mg (IV)
Heparin 5000 unit (IV)
F. DATA PENUNJANG
- EKG ST elevasi 2 segmen
ANALISA DATA
DATA MASALAH PENYEBAB
DS : - Pola nafas tidak Hambatan upaya
DO : efektif (SDKI 2017 napas
- Klien terlihat lemas, pucat, hal. 26)
- EKG ST elevasi 2 segmen,
akral dingin.
- RR 24x/menit, napas cepat
dan dangkal.
- SpO2 : 95%, kesadarannya
komposmentis.
- Terpasang oksigen nasal
kanul 2 lpm.
DS : Nyeri akut (SDKI hal. Agen pencedera
- P : Nyeri dada setelah 30 172) fisiologis (iskemia)
menit beraktivitas
membersihkan garasi
- Q : Nyeri terasa seperti
tertimpa benda berat
- R : Nyeri menjalar ke leher
dan dagu
- S : Skalanya 4 dari 10
- T :Durasi nyeri lebih dari 30
menit.
DO :
- RR 24x/menit
- N : 115x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas ditandai
dengan klien terlihat lemas, pucat, EKG ST elevasi 2 segmen, akral dingin, RR
24x/menit, napas cepat dan dangkal, SpO2 : 95%, kesadarannya komposmentis,
terpasang oksigen nasal kanul 2 lpm.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan nyeri dada
setelah 30 menit beraktivitas membersihkan garasi, nyeri terasa seperti tertimpa
benda berat, nyeri menjalar ke leher dan dagu, skalanya 4 dari 10, durasi nyeri
lebih dari 30 menit, RR 24x/menit, dan N : 115x/menit.
INTERVENSI
Diagnosa keperawatan 1
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia) Indonesia)
-Berikan oksigen 2-6 lpm, melalui kanul
Kriteria S T nasal
Frekuensi nafas 3 4 -Ajarkan latihan nafas dalam
Kedalaman nafas 3 4
Keterangan : -Berikan obat metoprolol 5 mg (IV)
1 : Memburuk perlahan setiap 5 menit
2 : Cukup memburuk -Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman
3 : Sedang dan usaha napas)
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
Diagnosa keperawatan 2
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
SLKI (Standar Luaran Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia) Indonesia)
-Berikan teknik non farmakologis (teknik
Kriteria S T distraksi dan relaksasi)
Keluhan nyeri 3 5 -Ajarkan teknik farmakologis untuk
Frekuensi nadi 2 3
Pola nafas 3 4 mengurangi rasa nyeri
Keterangan : -Berikan obat analgesik aspirin 325 mg
1 : Memburuk (PO), Nitroglycerin 50mg/250 ml (IV),
2 : Cukup memburuk Morfin 2 – 10 mg (IV)
3 : Sedang -Monitor skala nyeri (PQRST)
4 : Cukup membaik
5 : Membaik