Anda di halaman 1dari 2

>> MEMBASUH MUKA >> MENGUSAPK AN DEBU KE TEL APAK

TANGAN, DI BAGIAN DEPAN DAN PUNGGUNG


TANGAN
Telapak tangan dan pung-
gung telapak tangan ka-
nan diusap dengan tangan
Pasien membasuh muka. Jika pasien memiliki KONDISI 2 : Sebagian anggota wudhu tidak kiri hingga pergelangan
jenggot, maka setelah membasuh muka pasien
mengambil air kembali di telapak tangannya lalu
dapat dibasuh.
Jika sebagian anggota wudhu dibalut dengan
tangan sebanyak satu kali. Dilanjutkan dengan
telapak tangan kiri.
PANDUAN BERSUCI
menyela-nyela jenggot dengan air tersebut. perban atau gips, maka anggota wudhu tersebut
diusap dengan tangan atau kain basah. Adapun >> MENGUSAP MUKA
UNTUK PASIEN
>> MEMBASUH KEDUA TANGAN anggota wudhu lain dibasuh seperti biasa. Jika Langsung dilanjutk an
Tangan dibasuh dari siku hing- anggota wudhu yang sakit tersebut juga tidak dengan mengusap muka
ga ujung jari tangan. Jika terda- boleh diusap, maka dibiarkan. Namun, setelah satu kali. Tidak perlu me-
pat plester infus atau yang se- wudhu pasien melanjutkan bersuci dengan ngambil debu kembali
macamnya, maka bagian plest- tayamum, dengan niat men-tayamumkan
er tidak dibasuh melainkan ha- anggota wudhu yang tidak dibasuh maupun #. Algoritma tata cara bersuci bagi orang sakit
nya diusap dengan tangan diusap tersebut. Algoritma berikut ini dapat dijadikan acuan
basah. untuk menentukan tata cara bersuci yang sesuai
KONDISI 3 : Pasien tidak boleh terkena air. bagi pasien menurut kondisi kesehatannya.
>> MENGUSAP KEPALA DAN TELINGA Jika adanya basuhan atau usapan air Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut,
Perlu diingat kembali menyebabkan kesehatan pasien memburuk atau silakan bertanya kepada perawat atau rohaniwan
bahwa membasuh menunda kesembuhan pasien, maka wudhu kami. Semoga Allah Ta'ala karuniakan kesehatan
berbeda dengan diganti dengan tayamum. Berikut ini tata cara dan keistikamahan kepada kita. Amin.
mengusap. Saat tayamum. Sebagaimana wudhu , tayamum
membasuh, harus dimulai dengan membaca bismillah.
ada aliran air -meski
sedikit di anggota >> MENGAMBIL DEBU
wudhu. Adapun Debu boleh diambil dari papan tayamum
m e n g u s a p, c u k u p maupun langsung dari wadah debu. Jika debu di
dengan tangan atau tangan terlalu tebal, tangan dapat ditiup terlebih
kain basah. Kepala dahulu.
diusap dari ujung depan hingga ke tengkuk, lalu
kembali ke depan, dilanjutkan dengan
mengusap kedua telinga. Referensi :
- Firdaus, AA, Yudhitama, I, & Indrawan T, 2016, Mudahnya Ibadah Saat Sakit
- Panduan Aplikatif Bersuci dan Shalat, editor A. Munandar, Kesehatan
>> MEMBASUH TELAPAK KAKI Muslim, Yogyakarta.
Telapak kaki dibasah sampai mata kaki. Jemari - Video Tata Cara Wudhu bagi Orang Sakit - Channel Youtube Yu d.tv
- Video Pelatihan Edukasi Bersuci dan Salat bagi Orang Sakit (Dokumentasi
kaki harus disela-sela. Internal Rumah Sakit “JIH”).
Orang yang shalat harus suci dari dua hal, yaitu dengan kateter urin wajib berwudhu kembali 4. Pasien tidak boleh dibasuh maupun diusap *catatan Penting :
najis dan hadas. Najis adalah suatu zat kotor yang jika buang air besar atau buang angin. Adapun dengan air : pasien ber tayamum atau
menghalangi seseorang untuk melaksanakan buang air kecil tidak disadari oleh pasien, dan ia ditayamumkan. 1). Pada sebagian besar gerakan wudhu, dituntut
shalat. Adapun hadats adalah keadaan tidak suci tidak wajib mengulang wudhu karenanya. untuk membasuh anggota wudhu. Syarat sah
yang menghalangi seseorang untuk Berikut ini ilustrasi beberapa kondisi pasien yang membasuh ialah mengalirkan air pada anggota
melaksanakan shalat, tawaf, dsb. Menyucikan Tempat Shalat berkaitan dengan bersuci. wudhu. Maka seandainya pasien diwudhukan
dengan waslap, hendaknya waslap tidak diperas
BERSUCI DARI NAJIS Pasien wajib shalat di tempat yang suci. Pada KONDISI 1 : Pasien dapat berwudhu dan boleh kuat agar tetap dapat mengalirkan air di anggota
kasus dimana misalnya bed pasien tidak terkena air. wudhu. Jika tidak ada aliran air, maka itu
Setiap orang yang akan shalat harus menyucikan memungkinkan untuk dibersihkan dari najis dan bukanlah gerakan membasuh melainkan hanya
badan, pakaian, dan tempat shalat dari najis. Hal pasien tidak dapat berpindah tempat, pasien Pada kondisi ini pasien berwudhu secara normal. mengusap. Padahal mengusap hanya berlaku
ini pun berlaku bagi orang sakit. Namun di luar dapat shalat di atas alas yang tidak tembus Di setting rumah sakit, dimana pergi ke tempat untuk kepala dan telinga. Adapun bagian lain
kondisi umum tersebut, terdapat beberapa (kedap air) sehingga ia tidak bersentuhan dengan wudhu berat bagi pasien, perlu dilakukan seperti telapak tangan, tangan, wajah, dan kaki
kondisi khusus yang perlu dijelaskan. najis. Seandainya hal inipun tidak mungkin penyesuaian. Pasien tidak wudhu di kran, namun harus dibasuh.
dilakukan, pasien tetap harus shalat meskipun di berwudhu di tempat tidurnya dengan air yang
Menyucikan Badan dan Pakaian atas tempat yang najis, dan shalatnya sah. telah disiapkan. Maka alat yang perlu disiapkan 2). Pada kondisi dimana pasien tidak dapat
ialah : 1) air untuk ber- berwudhu sendiri, ia diwudhukan oleh
1. Pasien menggunakan diaper BERSUCI DARI HADAS kumur, 2) air untuk istri/suami, sesama jenis, atau mahramnya. Jika
Pasien yang mengenakan diaper perlu membasuh anggota yang ada hanya lawan jenis yang bukan mahram,
mengganti diapernya (jika kotor) saat waktu Bersuci dari hadas kecil dilakukan dengan wudhu (bisa disiapkan maka ia ditayamumkan, bukan diwudhukan.
shalat telah tiba. Pada kasus pasien kencing berwudhu, dan hadits besar dengan mandi. Jika dengan sprayer, Hukum ini dianalogikan dengan hukum jenazah
dan atau berak terus menerus, pasien dituntut terkena air memperparah sakit pasien atau 3) baskom/ wadah yang tidak ada yang memandikannya selain
mengganti diaper ketika waktu shalat telah menunda kesembuhannya, wudhu dan mandi untuk menampung air bekas kumur, dan jika lawan jenis yang bukan mahram. Maka menurut
masuk. Jika setelah waktu shalat masuk dan dapat digantikan dengan tayamum. Terdapat perlu handuk untuk menampung tetesan tinjauan kih, jenazah tersebut ditayamumkan,
pasien telah mengganti diaper, lalu pasien beberapa kemungkinan kondisi pasien. air wudhu. bukan dimandikan.
kencing dan/atau berak, maka tidak mengapa.
Jika pasien kencing dan/atau berak tidak terus 1. Pasien dapat berwudhu dan boleh terkena air : >> MENCUCI KEDUA TELAPAK TANGAN DAN >> BERKUMUR-KUMUR DAN MENGHIRUP AIR
menerus (periodik), maka wajib bersuci setelah wudhu seperti biasa. JEMARI TANGAN KE HIDUNG
kencing atau berak. Jika kondisi tidak 2. Pasien boleh terkena air, namun tidak dapat
memungkinkan untuk mengganti diaper, berwudhu : pasien diwudhukan. Pasien mencuci kedua telapak
pasien tetap wajib shalat meskipun dengan 3. Sebagian anggota wudhu pasien tidak boleh tangan seperti biasa. Bisa pula
pak aian bernajis. Dalam kondisi tidak basah oleh air : bagian yang boleh terkena air dicucikan oleh orang lain. Cara-
memungkinkan untuk bersuci semacam ini dibasuh seperti biasa, bagian yang tidak boleh nya, orang yang mencucikan
shalatnya tetap sah. basah diusap dengan kain atau tangan basah. mengambil air dengan telapak
2. Pasien dengan kateter urin Jika tidak boleh diusap, maka dibiarkan. tangannya lalu dibasuhkan ke
Pasien yang menggunakan kateter tetap dapat Namun setelah berwudhu pasien bertayamum telapak tangan orang yang di- Pasien berkumur-kumur dan menghirup air ke
melaksanakan shalat. Adanya kateter urin tidak dengan niat men-tayamumkan bagian yang wudhukan. Bisa juga orang hidung lalu mengeluarkannya ke wadah yang
menghalangi keabsahan shalat. Berkenaan ditinggalkantersebut. yang mewudhukan mencuci tangan pasien disediakan.
dengan kewajiban bersuci dari hadas, pasien dengan waslap yang telah dicelup air*.

Anda mungkin juga menyukai