Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN

Topik : Cara Tepat Mencuci Tangan

Penyuluhan : Cuci Tangan Pakai Sabun

Sasaran : Masyarakat

Tempat : Puskesmas Kec. Kelapa Gading

Hari/tanggal : Kamis, 15 September 2015

Waktu : 60 menit

A. LATAR BELAKANG

Tanpa disadari tangan adalah perantara bagi bakteri masuk ke dalam tubuh.
Penyakit seperti diare, cacingan, dan typus dapat menular dari tangan yang tidak
bersih. Mencuci tangan menjadi salah satu tindakan yang mudah dan murah untuk
mencegah penyebaran penyakit oleh bakteri tersebut. Mencuci tangan adalah
membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari ujung jari sampai siku dan
lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan. Namun, sayangnya tidak semua
masyarakat membudayakan cuci tangan dalam setiap aktivitas mereka. Sebagai
salah satu bentuk perilaku hidup bersih dan sehat, mencuci tangan sebenarnya
sudah dikenal sejak abad ke-19. Dalam beragam penelitian yang telah dilakukan
sejumlah lembaga, semua sepakat bahwa mencuci tangan menjadi bagian dari
upaya pencegahan penyakit yang efektif.

Secara umum perilaku mencuci tangan pakai sabun di Indonesia masih


sangat rendah. Data perilaku cuci tangan Kementrian Kesehatan 2010 mencatat
hanya 23 persen orang yang mencuci tangan dengan sabun. Meningkat dua kali lipat
dibanding tahun 2007 yang sebesar 11 persen.

Meskipun demikian, kajian morbiditas diare tahun 2010 oleh Kementrian


Kesehatan menunjukkan penurunan penderita diare dari 423 orang per seribu
penduduk menjadi 411 orang per seribu penduduk. Menurut Tjandra, cuci tangan
pakai sabun adalah cara sederhana manjaga kesehatan dan dapat menurunkan
kasus diare hingga 47 persen, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan flu
burung  hingga 50 persen. Pada banyak kasus, anak yang menderita diare akut dapat
berujung pada kematian. Jika anak menyentuh tinja, maka akan terkontaminasi
dengan lebih dari 10 juta virus dan satu juta bakteri yang dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit.

Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering bersentuhan dengan benda-
benda di sekitar kita yang belum tentu terjamin kebersihannya. Dengan mudah pula,
kuman menempel di tangan kemudian berpindah ke tempat lain. Hal itu dapat
dikarenakan memegang benda lain atau bahkan menyentuh bagian tubuh sendiri.

Anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan tangan


adalah mulut dan hidung. Alhasil, tangan yang kotor menjadi salah satu penghantar
utama masuknya kuman atau mikroba penyebab penyakit ke dalam tubuh, terutama
pada anak dengan umur category infancy sampai dengan umur sekolah (0-11 tahun).
Anak pada umur infancy sangat suka memegang berbagai benda bahkan
memasukkan tanganb atau benda apa saja ke dalam mulutnya.

Mencuci tangan menjadi langkah preventif yang mudah dan murah namun
efektif dalam mencegah banyak penyakit di masyarakat. Mencuci tangan secara
benar, yaitu dengan menggunakan air dan sabun atau cairan antiseptik lainnya
ternyata dapat memutuskan mata rantai penularan kuman penyakit yang dibawa
tangan masuk ke mulut. Interaksi yang terjadi dan berbagai aktivitas telah membuat
tumpukkan bakteri, kuman, dan lain sebagainya siap menghantarkan berbagai
penyakit ke dalam tubuh.

Untuk membudayakan cuci tangan ini, badan dunia akhirnya menetapkan 15


Oktober sebagai hari cuci tangan sedunia (CTPS). Direktur Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan, Tjandra Y. Aditama
Tjandra menyebut kegiatan CTPS dapat menurunkan kasus diare hingga 47 persen ,
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan flu burung  hingga 50 persen, serta
direkomendasikan untuk pencegahan flu babi (H1N1). Di Indonesia telah terjadi
peniningkatan perilaku CTPS dari 11 persen di tahun 2007 menjadi 23 persen di
tahun 2010, berdasarkan Kajian Diare Ditjen P2PL. Namun data itu juga
menyebutkan bahwa masih ada 77 persen orang Indonesia yang belum menerapkan
CTPS sehingga diharapkan melalui penyuluhan kesehatan dari tenaga kesehatan
yakni perawat, mampu berkontribusi terhadap penurunan angka orang Indonesia
yang belum menerapkan CTPS.

Sementara itu, peningkatan jumlah orang yang sudah melakukan CTPS dinilai
berdampak langsung pada menurunnya kasus diare di Indonesia dimana dari Data
Perilaku Cuci Tangan Ditjen P2PL tahun 2010 menunjukkan bahwa angka kesakitan
diare pada golongan semua umur cenderung menurun dari 423 orang per seribu
penduduk pada tahun 2006 menjadi 411 orang per seribu penduduk .

Membiasakan diri dan keluarga untuk melakukan kebiasaan baik ini dapat
dimulai sedari kanak-kanak. Survei Environmental Service Program (ESP) pada tahun
2006 menunjukkan kebiasaan mencuci tangan di Indonesia masih rendah. Kondisi
ini terjadi hampir di seluruhrumah tangga di Indonesia. Rumah tangga di Indonesia
rata-rata hanya tiga persen saja yang menggunakan sabun untuk cuci tangan, hanya
12 persen yang mencuci tangan pasca buang air besar, dan 9 persen yang
melakukan cuci tangan setelah membantu buang air besar bayi. Bahkan pada tahap
yang krusial, hanya 14 persen cuci tangan dilakukan sebelum makan, 7 persen
sebelum member makan bayi, dan 6 persen sebelum menyiapkan makanan.

Melihat pentingnya peran mencuci tangan ini, masyarakat perlu menjadikan


cuci tangan sebagai gaya hidup. Dari kebiasaan sederhana inilah diharapkan kualitas
kesehatan masyarakat meningkat. Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat
mengambil peran sentral dalam mengajarkan kebiasaan mencuci tangan tersebut
pada seluruh anggota keluarganya, terutama pada anak-anak mereka sedini mungkin.
Selain faktor risiko akan penyakit yang lebih rentan, membudayakan cuci tangan
sedari dini juga akan membangun kebiasaan mencuci tangan itu sendiri. Perilaku ini
diharapkan akan berlangsung hingga mereka dewasa dan akan menularkannya di
lingkungan luar rumah mereka.

Mencuci tangan sebenarnya merupakan kebiasaan yang sederhana, namun


memang harus ditumbuhkan sebagai bagian dari gaya hidup sehat masyarakat.
Anak-anak membutuhkan contoh untuk membiasakan anak membangun budaya
mencuci tangan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah pemberian promosi
kesehatan berupa penyuluhan kepada anak usia sekolah mengenai pentingnya
mencuci tangan dengan memberikan demonstrasi cara mencuci tangan yang benar
dan sehat.

B. TUJUAN

1) Tujuan Instruksional Umum

Setelah di adakan penyuluhan diharapkan para warga dapat mengerti dan


memahami serta mengaplikasikan cara mencuci tangan yang tepat yang akan
diadakan.

2) Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 2x30 menit, diharapkan peserta


mampu untuk:

1. Dapat mengulangi pengertian dari cuci tangan.

2. Dapat menyebutkan apa saja tujuan mencuci tangan.

3. Dapat mempraktekkan atau mengaplikasikan cara mencuci tangan.

C. KEPANITIAAN

Ketua Pelaksana :

Sekretaris :

Bendahara :

Seksi Acara :

Seksi Humas :

Seksi Pubdekdok :

D. ACARA
WAKTU TAHAP RESPON

Pembukaan : Peserta menjawab salam


    Mengucapkan salam. Peserta mengenal perawat
    Memperkenalkan diri Peserta mengerti tujuan
    Menjelaskan maksud dan tujuan Peserta belum tau tentang
5 menit
    Menyebutkan materi yang
Mencuci tangan yang benar
diberikan.
Peserta sudah siap
    Menanyakan kesiapan peserta
      

WAKTU TAHAP RESPON


Pelaksanaan : Peserta mengetahui tentang
    Penyampaian materi pengertian mencuci tangan.
    Menjelaskan tentang pengertian
Peserta mengetahui tujuan
mencuci tangan
mencuci tangan.
    Menjelaskan tentang tujuan
Peserta mengetahui
mencuci tangan
pentingnya mencuci tangan
    Menjelaskan pentingnya mencuci
memakai
tangan memakai sabun
sabun.
    Menjelaskan waktu yang tepat
untuk mencuci tangan   Peserta mengetahui waktu
10 menit
    Menjelaskan tentang bagaimana yang tepat untuk mencuci

langkah – langkah mencuci tangan.

tangan pakai sabun dengan Peserta mengetahui


benar. bagaimana langkah-langkah
mencuci
Tanya Jawab : tangan memakai sabun dengan
    Memberikan kesempatan kepada benar.
peserta untuk bertanya
Peserta bertanya kepada
perawat.
  

WAKTU TAHAP RESPON


Evaluasi :
    Menanyakan kembali hal-hal yang
sudah dijelaskan mengenai cuci
tangan yang baik dan benar
10 menit Peserta dapat menjawab

Penutup : pertanyaan.

    Menutup pertemuan dengan


menyimpulkan materi yang telah
dibahas

5 menit     Memberikan salam penutup Peserta mendengarkan.


Peserta menjawab salam.

  

E. METODE

1.      Ceramah

2.      Demonstrasi cara mencuci tangan

F. MEDIA

Lembar balik dan Leaflet

G. RENCANA EVALUASI

 Persiapan :
1.      Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
2.      Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
3.      SAP sudah siap 1 hari sebelum penkeS
Proses :
1.     Peserta memperhatikan penjelasan perawat
2.     Peserta  aktif bertanya atau memberikan pendapat
3.     Media dapat digunakan secara efektif

  Hasil :
1. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan pakai
sabun dengan benar.
2. Peserta dapat menyebutkan tujuan mencuci tangan dengan benar.
3. Peserta dapat menjelaskan pentingnya mencuci tangan pakai sabun
dengan benar.
4. Peserta dapat menjelaskan waktu yang tepat untuk mencuci tangan
 dengan benar.
5. Peserta dapat menjelaskan tentang bagaimana langkah – langkah
mencuci tangan pakai sabun dengan benar.

H. SUMBER PUSTAKA

Anonim (2009) Mencuci Tangan yang Baik dan Benar (Online)


(www.nursingbegin.comdiakses pada 14 Oktober 2015)

Arisman.2009. Keracunan Makanan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC

Djauzi, Samsuridjal.2006. Raih Kembali Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kompas

Nurdiansiah. 2010. Cuci Tangan Bisa Cegah 10 Penyakit. (online).


(http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2010/10/05/brk,20101005-
282596, id.html, diakses 14 Oktober 2015)

Puskesmas mekar wangi. 2009. Cuci Tangan Pakai


Sabun.(Online).http://puskesmasmekarwangi.wordpress.com/2009/10/26/cuc
i-tangan-pakai-sabun-ctps/, diakses 14 Oktober 15)

Sibuea, Dewi (2009). Raih Hidup Sehat dengan Cuci Tangan Pakai Sabun- Hari Cuci
Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) – 15 Oketober.
(http://www.promosikesehatan.com/, diakses 3 Oktober 2015)

Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN

ENAM LANGKAH CUCI TANGAN PAKAI SABUN

1. DEFINISI CTPS
Mencuci tangan menggunakan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun oleh
manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan
dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan
karena tangan sering menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan
patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti
handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan makanan/minuman yang
terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus,
dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditulari.

2. TUJUAN CTPS
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk
mencegah penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama kematian
anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia meninggal
sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan
dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, kecacingan, dan flu burung.
Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dapat memutuskan mata
rantai kuman yang melekat di jari-jemari. Masyarakat termasuk anak sering
mengabaikan mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir karena
kurangnya pemahaman tentang kesehatan.
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai
dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.
Perilaku cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Mencuci
tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit
permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas di bawah air yang
mengalir.
Cuci tangan menggunakan air saja tidaklah cukup untuk melindungi
seseorang dari kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Dari berbagai
riset, risiko penularan penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat, perilaku kebersihan, seperti cuci tangan pakai sabun.
Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan intervensi kesehatan yang paling
murah dan efektif dibandingkan dengan intervensi kesehatan dengan cara lain. Cuci
tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua
belah tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan dan kebersihan tangan
secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada
kedua tangan dan lengan serta mengurangikontaminasi silang. Cuci tangan
dianggap merupakan salah satu langkah yang paling penting untuk mengurangi
penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi selama lebih dari 150 tahun.
Kesehatan kebersihan tangan yang baik dapat mencegah penularan mikroorganisme
dan mengurangi frekuensi infeksi nosokomial. 6

Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan pakai sabun


Terdapat beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan
menggunakan sabun diantaranya adalah 7:
1. Diare
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk
anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait
menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan angka kejadian
diare hingga 50%. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air,
namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran
manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare
berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit
ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum
yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci
terlebih dahulu atau terkontaminasi. Tingkat keefektifan mencuci tangan dengan
sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi
pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan
(39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air
yang diolah (11%).

2. Infeksi saluran pernafasan.


Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab kematian utama anak-anak balita.
Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernafasan ini
dengan dua langkah : 1) dengan melepaskan patogen-patogen pernafasan yang
terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan, 2) dengan menghilangkan
patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab
tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernafasan lainnya. Bukti-bukti telah
ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/buang air besar/kecil dapat
mengurangi tingkat infeksi hingga 25%. Penelitian lain di Pakistan menemukan
bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernafasan yang
berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 %.

3. Infeksi cacing, infeksi mata, dan infeksi kulit.


Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran
pernafasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit
kulit, infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan
trichuriasis. (Depkes, 2014)
Pencegah Pencegah
an an
T i i

Makana Induk
n Baru

Gambar 1 Transmisi Penyakit Keterkaitan BAB (feses) dengan Pencegahan melalui


CTPS

3. WAKTU UNTUK CTPS


Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebaiknya dilakukan pada lima waktu
penting, yaitu:
(1) sebelum memulai pekerjaan
(2)sesudah menggunakan toilet
(3) sebelum memegang bayi
(4) sesudah menceboki anak
(5) sebelum menyiapkan makanan dan sesudah makan.

4. LANGKAH-LANGKAH CTPS
Teknik cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka mencuci tangan haruslah
dengan air bersih yang mengalir, baik itu melalui kran air atau disiram dengan
gayung, menggunakan sabun yang standar, setelah itu keringkan dengan handuk
bersih atau menggunakan tisu. Untuk penggunaan jenis sabun dapat menggunakan
semua jenis sabun karena semua sabun sebenarnya cukup efektif dalam membunuh
kuman penyebab penyakit. Teknik mencuci tangan yang benar harus menggunakan
sabun dan di bawah air yang mengalir dengan langkah-langkah sebagai berikut 6 :

Setelah membasahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai


air yang mengalir dan ambil sabun, setelah itu lakukan 6 langkah cuci tangan
sebagai berikut:
1. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih
yang mengalir, keringkan memakai handuk atau tissue, tutup kran dengan tissue
dan tangan sudah bersih.
Gambar 2. 6 langkah cuci tangan

Gambar 3. Cara mencuci tangan dengan sabun dan air

Karena mikroorganisme tumbuh berkembang biak di tempat basah dan di air


yang menggenang, maka apabila menggunakan sabun batangan sediakan sabun
batangan yang berukuran yang kecil dalam tempat sabun yang kering. Hindari
mencuci tangan di waskom yang berisi air walaupun telah ditambahkan bahan
antiseptik, karena mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang biak pada
larutan ini. Apabila menggunakan sabun cair jangan menambahkan sabun apabila
terdapat sisa sabun pada tempatnya, penambahan dapat menyebabkan kontaminasi
bakteri pada sabun yang baru dimasukkan. Apabila tidak tersedia air mengalir,
gunakan ember dengan kran yang dapat dimatikan sementara menyabuni kedua
tangan dan buka kembali untuk membilas atau gunakan ember dan kendi/teko.

Anda mungkin juga menyukai