A. LATAR BELAKANG
Tanpa disadari tangan adalah perantara bagi bakteri masuk ke dalam tubuh.
Penyakit seperti diare, cacingan, dan typus dapat menular dari tangan yang tidak
bersih. Mencuci tangan menjadi salah satu tindakan yang mudah dan murah untuk
mencegah penyebaran penyakit oleh bakteri tersebut. Mencuci tangan adalah
membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari ujung jari sampai siku dan
lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan. Namun, sayangnya tidak semua
masyarakat membudayakan cuci tangan dalam setiap aktivitas mereka. Sebagai
salah satu bentuk perilaku hidup bersih dan sehat, mencuci tangan sebenarnya
sudah dikenal sejak abad ke-19. Dalam beragam penelitian yang telah dilakukan
sejumlah lembaga, semua sepakat bahwa mencuci tangan menjadi bagian dari
upaya pencegahan penyakit yang efektif.
Secara umum perilaku mencuci tangan pakai sabun di Indonesia masih
sangat rendah. Data perilaku cuci tangan Kementrian Kesehatan 2010 mencatat
hanya 23 persen orang yang mencuci tangan dengan sabun. Meningkat dua kali lipat
dibanding tahun 2007 yang sebesar 11 persen.
Meskipun demikian, kajian morbiditas diare tahun 2010 oleh Kementrian
Kesehatan menunjukkan penurunan penderita diare dari 423 orang per seribu
penduduk menjadi 411 orang per seribu penduduk. Menurut Tjandra, cuci tangan
pakai sabun adalah cara sederhana manjaga kesehatan dan dapat menurunkan
kasus diare hingga 47 persen, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan flu
burung hingga 50 persen. Pada banyak kasus, anak yang menderita diare akut
dapat berujung pada kematian. Jika anak menyentuh tinja, maka akan
terkontaminasi dengan lebih dari 10 juta virus dan satu juta bakteri yang dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit.
Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering bersentuhan dengan benda-
benda di sekitar kita yang belum tentu terjamin kebersihannya. Dengan mudah pula,
kuman menempel di tangan kemudian berpindah ke tempat lain. Hal itu dapat
dikarenakan memegang benda lain atau bahkan menyentuh bagian tubuh sendiri.
Anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan tangan
adalah mulut dan hidung. Alhasil, tangan yang kotor menjadi salah satu penghantar
utama masuknya kuman atau mikroba penyebab penyakit ke dalam tubuh, terutama
pada anak dengan umur category infancy sampai dengan umur sekolah (0-11
tahun). Anak pada umur infancy sangat suka memegang berbagai benda bahkan
memasukkan tanganb atau benda apa saja ke dalam mulutnya.
Mencuci tangan menjadi langkah preventif yang mudah dan murah namun
efektif dalam mencegah banyak penyakit di masyarakat. Mencuci tangan secara
benar, yaitu dengan menggunakan air dan sabun atau cairan antiseptik lainnya
ternyata dapat memutuskan mata rantai penularan kuman penyakit yang dibawa
tangan masuk ke mulut. Interaksi yang terjadi dan berbagai aktivitas telah membuat
tumpukkan bakteri, kuman, dan lain sebagainya siap menghantarkan berbagai
penyakit ke dalam tubuh.
Untuk membudayakan cuci tangan ini, badan dunia akhirnya menetapkan 15
Oktober sebagai hari cuci tangan sedunia (CTPS). Direktur Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan, Tjandra Y. Aditama
Tjandra menyebut kegiatan CTPS dapat menurunkan kasus diare hingga 47 persen ,
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan flu burung hingga 50 persen, serta
direkomendasikan untuk pencegahan flu babi (H1N1). Di Indonesia telah terjadi
peniningkatan perilaku CTPS dari 11 persen di tahun 2007 menjadi 23 persen di
tahun 2010, berdasarkan Kajian Diare Ditjen P2PL. Namun data itu juga
menyebutkan bahwa masih ada 77 persen orang Indonesia yang belum menerapkan
CTPS sehingga diharapkan melalui penyuluhan kesehatan dari tenaga kesehatan
yakni perawat, mampu berkontribusi terhadap penurunan angka orang Indonesia
yang belum menerapkan CTPS.
Sementara itu, peningkatan jumlah orang yang sudah melakukan CTPS dinilai
berdampak langsung pada menurunnya kasus diare di Indonesia dimana dari Data
Perilaku Cuci Tangan Ditjen P2PL tahun 2010 menunjukkan bahwa angka kesakitan
diare pada golongan semua umur cenderung menurun dari 423 orang per seribu
penduduk pada tahun 2006 menjadi 411 orang per seribu penduduk .
Membiasakan diri dan keluarga untuk melakukan kebiasaan baik ini dapat
dimulai sedari kanak-kanak. Survei Environmental Service Program (ESP) pada
tahun 2006 menunjukkan kebiasaan mencuci tangan di Indonesia masih rendah.
Kondisi ini terjadi hampir di seluruhrumah tangga di Indonesia. Rumah tangga di
Indonesia rata-rata hanya tiga persen saja yang menggunakan sabun untuk cuci
tangan, hanya 12 persen yang mencuci tangan pasca buang air besar, dan 9 persen
yang melakukan cuci tangan setelah membantu buang air besar bayi. Bahkan pada
tahap yang krusial, hanya 14 persen cuci tangan dilakukan sebelum makan, 7
persen sebelum member makan bayi, dan 6 persen sebelum menyiapkan makanan.
Melihat pentingnya peran mencuci tangan ini, masyarakat perlu menjadikan
cuci tangan sebagai gaya hidup. Dari kebiasaan sederhana inilah diharapkan
kualitas kesehatan masyarakat meningkat. Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat
mengambil peran sentral dalam mengajarkan kebiasaan mencuci tangan tersebut
pada seluruh anggota keluarganya, terutama pada anak-anak mereka sedini
mungkin. Selain faktor risiko akan penyakit yang lebih rentan, membudayakan cuci
tangan sedari dini juga akan membangun kebiasaan mencuci tangan itu sendiri.
Perilaku ini diharapkan akan berlangsung hingga mereka dewasa dan akan
menularkannya di lingkungan luar rumah mereka.
Mencuci tangan sebenarnya merupakan kebiasaan yang sederhana, namun
memang harus ditumbuhkan sebagai bagian dari gaya hidup sehat masyarakat.
Anak-anak membutuhkan contoh untuk membiasakan anak membangun budaya
mencuci tangan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah pemberian promosi
kesehatan berupa penyuluhan kepada anak usia sekolah mengenai pentingnya
mencuci tangan dengan memberikan demonstrasi cara mencuci tangan yang benar
dan sehat.
B. TUJUAN
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah di adakan penyuluhan diharapkan para warga dapat mengerti dan
memahami serta mengaplikasikan cara mencuci tangan yang tepat yang akan
diadakan.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 2x30 menit, diharapkan peserta
mampu untuk:
1. Dapat mengulangi pengertian dari cuci tangan.
2. Dapat menyebutkan apa saja tujuan mencuci tangan.
3. Dapat mempraktekkan atau mengaplikasikan cara mencuci tangan.
C. KEPANITIAAN
Ketua Pelaksana : dr. Raden Muhammad Randy Zulkiefli
Sekretaris : Yuni Purwanti
Bendahara :
Seksi Acara :
Seksi Humas :
Seksi Pubdekdok :
D. ACARA
WAKTU TAHAP RESPON
Pembukaan :
Mengucapkan salam. Peserta menjawab salam
Memperkenalkan diri Peserta mengenal perawat
Menjelaskan maksud dan Peserta mengerti tujuan
5 menit tujuan Peserta belum tau tentang
Menyebutkan materi yang Mencuci tangan yang benar
diberikan. Peserta sudah siap
Menanyakan kesiapan peserta
1.
1.
E. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi cara mencuci tangan
F. MEDIA
Lembar balik dan Leaflet
G. RENCANA EVALUASI
Persiapan :
1. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
2. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
3. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkeS
Proses :
1. Peserta memperhatikan penjelasan perawat
2. Peserta aktif bertanya atau memberikan pendapat
3. Media dapat digunakan secara efektif
Hasil :
1. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan pakai
sabun dengan benar.
2. Peserta dapat menyebutkan tujuan mencuci tangan dengan benar.
3. Peserta dapat menjelaskan pentingnya mencuci tangan pakai sabun
dengan benar.
4. Peserta dapat menjelaskan waktu yang tepat untuk mencuci tangan
dengan benar.
5. Peserta dapat menjelaskan tentang bagaimana langkah – langkah
mencuci tangan pakai sabun dengan benar.
H. SUMBER PUSTAKA
Anonim (2009) Mencuci Tangan yang Baik dan Benar (Online)
(www.nursingbegin.comdiakses pada 14 Oktober 2015)
Arisman.2009. Keracunan Makanan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC
Djauzi, Samsuridjal.2006. Raih Kembali Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kompas
Nurdiansiah. 2010. Cuci Tangan Bisa Cegah 10 Penyakit. (online).
(http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2010/10/05/brk,20101005-
282596, id.html, diakses 14 Oktober 2015)
Puskesmas mekar wangi. 2009. Cuci Tangan Pakai Sabun.
(Online).http://puskesmasmekarwangi.wordpress.com/2009/10/26/cuci-tangan-
pakai-sabun-ctps/, diakses 14 Oktober 15)
Sibuea, Dewi (2009). Raih Hidup Sehat dengan Cuci Tangan Pakai Sabun- Hari
Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) – 15 Oketober.
(http://www.promosikesehatan.com/, diakses 3 Oktober 2015)
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
ENAM LANGKAH CUCI TANGAN PAKAI SABUN
1. DEFINISI CTPS
Mencuci tangan menggunakan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun oleh
manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan
dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan
karena tangan sering menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan
patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti
handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan makanan/minuman yang
terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus,
dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditulari.
2. TUJUAN CTPS
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk
mencegah penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama kematian
anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia meninggal
sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci
tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, kecacingan, dan flu
burung. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dapat memutuskan
mata rantai kuman yang melekat di jari-jemari. Masyarakat termasuk anak sering
mengabaikan mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir karena
kurangnya pemahaman tentang kesehatan.
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai
dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.
Perilaku cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Mencuci
tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit
permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas di bawah air
yang mengalir.
Cuci tangan menggunakan air saja tidaklah cukup untuk melindungi
seseorang dari kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Dari berbagai
riset, risiko penularan penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat, perilaku kebersihan, seperti cuci tangan pakai sabun.
Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan intervensi kesehatan yang paling
murah dan efektif dibandingkan dengan intervensi kesehatan dengan cara lain. Cuci
tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua
belah tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan dan kebersihan tangan
secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada
kedua tangan dan lengan serta mengurangikontaminasi silang. Cuci tangan
dianggap merupakan salah satu langkah yang paling penting untuk mengurangi
penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi selama lebih dari 150 tahun.
Kesehatan kebersihan tangan yang baik dapat mencegah penularan mikroorganisme
6
dan mengurangi frekuensi infeksi nosokomial.
Pencegahan Pencegahan
Transmisi 1 Transmisi 2
Jari-jemari
Cairan
Makanan Induk
Feses Baru
Lalat
Lapangan
/lantai
4. LANGKAH-LANGKAH CTPS
Teknik cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka mencuci tangan haruslah
dengan air bersih yang mengalir, baik itu melalui kran air atau disiram dengan
gayung, menggunakan sabun yang standar, setelah itu keringkan dengan handuk
bersih atau menggunakan tisu. Untuk penggunaan jenis sabun dapat menggunakan
semua jenis sabun karena semua sabun sebenarnya cukup efektif dalam membunuh
kuman penyebab penyakit. Teknik mencuci tangan yang benar harus menggunakan
sabun dan di bawah air yang mengalir dengan langkah-langkah sebagai berikut 6 :