Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BANGLI UTARA
Jl.Nusantara Desa Pengotan Bangli, Kode Pos (80614)
Telp.(0366) 5531305, email: puskesmasbangliutara@gmail.com

SATUAN ACARA PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN

Topik : Cara Tepat Mencuci Tangan

Penyuluhan : Cuci Tangan Pakai Sabun

Sasaran : Masyarakat

Tempat : Puskesmas Bangli Utara

Hari/tanggal : Kamis, 24 Juni 2023

Waktu : 60 menit

A. LATAR BELAKANG

Tanpa disadari tangan adalah perantara bagi bakteri masuk ke dalam tubuh. Penyakit
seperti diare, cacingan, dan typus dapat menular dari tangan yang tidak bersih. Mencuci
tangan menjadi salah satu tindakan yang mudah dan murah untuk mencegah penyebaran
penyakit oleh bakteri tersebut. Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala
kotoran dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.
Namun, sayangnya tidak semua masyarakat membudayakan cuci tangan dalam setiap
aktivitas mereka. Sebagai salah satu bentuk perilaku hidup bersih dan sehat, mencuci tangan
sebenarnya sudah dikenal sejak abad ke-19. Dalam beragam penelitian yang telah dilakukan
sejumlah lembaga, semua sepakat bahwa mencuci tangan menjadi bagian dari upaya
pencegahan penyakit yang efektif.

Secara umum perilaku mencuci tangan pakai sabun di Indonesia masih sangat rendah.
Data perilaku cuci tangan Kementrian Kesehatan 2010 mencatat hanya 23 persen orang yang
mencuci tangan dengan sabun. Meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2007 yang sebesar
11 persen.
Meskipun demikian, kajian morbiditas diare tahun 2010 oleh Kementrian Kesehatan
menunjukkan penurunan penderita diare dari 423 orang per seribu penduduk menjadi 411
orang per seribu penduduk. Menurut Tjandra, cuci tangan pakai sabun adalah cara sederhana
manjaga kesehatan dan dapat menurunkan kasus diare hingga 47 persen, infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA) dan flu burung  hingga 50 persen. Pada banyak kasus, anak yang
menderita diare akut dapat berujung pada kematian. Jika anak menyentuh tinja, maka akan
terkontaminasi dengan lebih dari 10 juta virus dan satu juta bakteri yang dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit.

Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering bersentuhan dengan benda-benda di
sekitar kita yang belum tentu terjamin kebersihannya. Dengan mudah pula, kuman menempel
di tangan kemudian berpindah ke tempat lain. Hal itu dapat dikarenakan memegang benda
lain atau bahkan menyentuh bagian tubuh sendiri.

Anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan tangan adalah mulut
dan hidung. Alhasil, tangan yang kotor menjadi salah satu penghantar utama masuknya
kuman atau mikroba penyebab penyakit ke dalam tubuh, terutama pada anak dengan umur
category infancy sampai dengan umur sekolah (0-11 tahun). Anak pada umur infancy sangat
suka memegang berbagai benda bahkan memasukkan tanganb atau benda apa saja ke dalam
mulutnya.

Mencuci tangan menjadi langkah preventif yang mudah dan murah namun efektif
dalam mencegah banyak penyakit di masyarakat. Mencuci tangan secara benar, yaitu dengan
menggunakan air dan sabun atau cairan antiseptik lainnya ternyata dapat memutuskan mata
rantai penularan kuman penyakit yang dibawa tangan masuk ke mulut. Interaksi yang terjadi
dan berbagai aktivitas telah membuat tumpukkan bakteri, kuman, dan lain sebagainya siap
menghantarkan berbagai penyakit ke dalam tubuh.

Untuk membudayakan cuci tangan ini, badan dunia akhirnya menetapkan 15 Oktober
sebagai hari cuci tangan sedunia (CTPS). Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan, Tjandra Y. Aditama Tjandra menyebut
kegiatan CTPS dapat menurunkan kasus diare hingga 47 persen , ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Akut) dan flu burung  hingga 50 persen, serta direkomendasikan untuk
pencegahan flu babi (H1N1). Di Indonesia telah terjadi peniningkatan perilaku CTPS dari 11
persen di tahun 2007 menjadi 23 persen di tahun 2010, berdasarkan Kajian Diare Ditjen
P2PL. Namun data itu juga menyebutkan bahwa masih ada 77 persen orang Indonesia yang
belum menerapkan CTPS sehingga diharapkan melalui penyuluhan kesehatan dari tenaga
kesehatan yakni perawat, mampu berkontribusi terhadap penurunan angka orang Indonesia
yang belum menerapkan CTPS.

Sementara itu, peningkatan jumlah orang yang sudah melakukan CTPS dinilai
berdampak langsung pada menurunnya kasus diare di Indonesia dimana dari Data Perilaku
Cuci Tangan Ditjen P2PL tahun 2010 menunjukkan bahwa angka kesakitan diare pada
golongan semua umur cenderung menurun dari 423 orang per seribu penduduk pada tahun
2006 menjadi 411 orang per seribu penduduk .

Membiasakan diri dan keluarga untuk melakukan kebiasaan baik ini dapat dimulai
sedari kanak-kanak. Survei Environmental Service Program (ESP) pada tahun 2006
menunjukkan kebiasaan mencuci tangan di Indonesia masih rendah. Kondisi ini terjadi
hampir di seluruhrumah tangga di Indonesia. Rumah tangga di Indonesia rata-rata hanya tiga
persen saja yang menggunakan sabun untuk cuci tangan, hanya 12 persen yang mencuci
tangan pasca buang air besar, dan 9 persen yang melakukan cuci tangan setelah membantu
buang air besar bayi. Bahkan pada tahap yang krusial, hanya 14 persen cuci tangan dilakukan
sebelum makan, 7 persen sebelum member makan bayi, dan 6 persen sebelum menyiapkan
makanan.

Melihat pentingnya peran mencuci tangan ini, masyarakat perlu menjadikan cuci
tangan sebagai gaya hidup. Dari kebiasaan sederhana inilah diharapkan kualitas kesehatan
masyarakat meningkat. Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat mengambil peran sentral
dalam mengajarkan kebiasaan mencuci tangan tersebut pada seluruh anggota keluarganya,
terutama pada anak-anak mereka sedini mungkin. Selain faktor risiko akan penyakit yang
lebih rentan, membudayakan cuci tangan sedari dini juga akan membangun kebiasaan
mencuci tangan itu sendiri. Perilaku ini diharapkan akan berlangsung hingga mereka dewasa
dan akan menularkannya di lingkungan luar rumah mereka.

Mencuci tangan sebenarnya merupakan kebiasaan yang sederhana, namun memang


harus ditumbuhkan sebagai bagian dari gaya hidup sehat masyarakat. Anak-anak
membutuhkan contoh untuk membiasakan anak membangun budaya mencuci tangan. Salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah pemberian promosi kesehatan berupa penyuluhan
kepada anak usia sekolah mengenai pentingnya mencuci tangan dengan memberikan
demonstrasi cara mencuci tangan yang benar dan sehat.
B. TUJUAN

1) Tujuan Instruksional Umum

Setelah di adakan penyuluhan diharapkan para warga dapat mengerti dan memahami serta
mengaplikasikan cara mencuci tangan yang tepat yang akan diadakan.

2) Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 2x30 menit, diharapkan peserta mampu
untuk:

1. Dapat mengulangi pengertian dari cuci tangan.

2. Dapat menyebutkan apa saja tujuan mencuci tangan.

3. Dapat mempraktekkan atau mengaplikasikan cara mencuci tangan.

C. KEPANITIAAN

Ketua Pelaksana :

Sekretaris :

Bendahara :

Seksi Acara :

Seksi Humas :

Seksi Pubdekdok :

D. ACARA

WAKTU TAHAP RESPON


Peserta menjawab salam
Pembukaan :
Peserta mengenal perawat
        Mengucapkan salam.
Peserta mengerti tujuan
        Memperkenalkan diri
5 menit         Menjelaskan maksud dan tujuan Peserta belum tau tentang

        Menyebutkan materi yang diberikan. Mencuci tangan yang benar


        Menanyakan kesiapan peserta Peserta sudah siap
      

WAKTU TAHAP RESPON


Pelaksanaan :
        Penyampaian materi Peserta mengetahui tentang
        Menjelaskan tentang pengertian pengertian mencuci tangan.
mencuci tangan
Peserta mengetahui tujuan
        Menjelaskan tentang tujuan mencuci
mencuci tangan.
tangan
Peserta mengetahui pentingnya
        Menjelaskan pentingnya mencuci
mencuci tangan memakai
tangan memakai sabun
        Menjelaskan waktu yang tepat untuk sabun.

mencuci tangan   Peserta mengetahui waktu yang


10 menit
        Menjelaskan tentang bagaimana tepat untuk mencuci tangan.
langkah – langkah mencuci tangan Peserta mengetahui bagaimana
pakai sabun dengan benar. langkah-langkah mencuci
tangan memakai sabun dengan
Tanya Jawab :
benar.
        Memberikan kesempatan kepada
Peserta bertanya kepada
peserta untuk bertanya
perawat.
T

1.   
WAKTU TAHAP RESPON
Evaluasi :
        Menanyakan kembali hal-hal yang
sudah dijelaskan mengenai cuci
tangan yang baik dan benar
10 menit Peserta dapat menjawab

Penutup : pertanyaan.

        Menutup pertemuan dengan


menyimpulkan materi yang telah
dibahas
5 menit         Memberikan salam penutup Peserta mendengarkan.
Peserta menjawab salam.
T

1.   

E. METODE

1.      Ceramah

2.      Demonstrasi cara mencuci tangan

F. MEDIA

Lembar balik dan Leaflet

G. RENCANA EVALUASI

 Persiapan :

1.      Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes


2.      Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
3.      SAP sudah siap 1 hari sebelum penkeS
Proses :
1.     Peserta memperhatikan penjelasan perawat
2.     Peserta  aktif bertanya atau memberikan pendapat
3.     Media dapat digunakan secara efektif

  Hasil :
1. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan pakai sabun
dengan benar.
2. Peserta dapat menyebutkan tujuan mencuci tangan dengan benar.
3. Peserta dapat menjelaskan pentingnya mencuci tangan pakai sabun dengan
benar.
4. Peserta dapat menjelaskan waktu yang tepat untuk mencuci tangan  dengan
benar.
5. Peserta dapat menjelaskan tentang bagaimana langkah – langkah mencuci
tangan pakai sabun dengan benar.

H. SUMBER PUSTAKA

Anonim (2009) Mencuci Tangan yang Baik dan Benar (Online)


(www.nursingbegin.comdiakses pada 14 Oktober 2015)

Arisman.2009. Keracunan Makanan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC

Djauzi, Samsuridjal.2006. Raih Kembali Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kompas

Nurdiansiah. 2010. Cuci Tangan Bisa Cegah 10 Penyakit. (online).


(http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2010/10/05/brk,20101005-282596, id.ht
ml, diakses 14 Oktober 2015)

Puskesmas mekar wangi. 2009. Cuci Tangan Pakai Sabun.


(Online).http://puskesmasmekarwangi.wordpress.com/2009/10/26/cuci-tangan-pakai-
sabun-ctps/, diakses 14 Oktober 15)

Sibuea, Dewi (2009). Raih Hidup Sehat dengan Cuci Tangan Pakai Sabun- Hari Cuci
Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) – 15 Oketober.
(http://www.promosikesehatan.com/, diakses 3 Oktober 2015)
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN

ENAM LANGKAH CUCI TANGAN PAKAI SABUN

1. DEFINISI CTPS
Mencuci tangan menggunakan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk
menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun
merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke
orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan
permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung
dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan
makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditulari.

2. TUJUAN CTPS
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah
penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak. Setiap
tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur lima
tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah
infeksi kulit, mata, kecacingan, dan flu burung. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir dapat memutuskan mata rantai kuman yang melekat di jari-jemari. Masyarakat
termasuk anak sering mengabaikan mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir
karena kurangnya pemahaman tentang kesehatan.
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung
jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan. Perilaku cuci tangan
adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Mencuci tangan juga dapat diartikan
menggosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan
ringkas yang kemudian dibilas di bawah air yang mengalir.
Cuci tangan menggunakan air saja tidaklah cukup untuk melindungi seseorang dari
kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Dari berbagai riset, risiko penularan
penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat,
perilaku kebersihan, seperti cuci tangan pakai sabun. Perilaku cuci tangan pakai sabun
merupakan intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan
intervensi kesehatan dengan cara lain. Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan
debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan
dan kebersihan tangan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab
penyakit pada kedua tangan dan lengan serta mengurangikontaminasi silang. Cuci tangan
dianggap merupakan salah satu langkah yang paling penting untuk mengurangi penularan
mikroorganisme dan mencegah infeksi selama lebih dari 150 tahun. Kesehatan kebersihan
tangan yang baik dapat mencegah penularan mikroorganisme dan mengurangi frekuensi
infeksi nosokomial. 6

Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan pakai sabun


Terdapat beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan
menggunakan sabun diantaranya adalah 7:
1. Diare
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak
balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci
tangan dengan sabun dapat menurunkan angka kejadian diare hingga 50%. Penyakit diare
seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus
diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-
kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini
membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh
tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak
dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi. Tingkat keefektifan mencuci tangan dengan sabun
dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan
adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%),
pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%).

2. Infeksi saluran pernafasan.


Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab kematian utama anak-anak balita.
Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernafasan ini dengan dua
langkah : 1) dengan melepaskan patogen-patogen pernafasan yang terdapat pada tangan dan
permukaan telapak tangan, 2) dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya
(terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala
penyakit pernafasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga
kesehatan dan kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/buang air
besar/kecil dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25%. Penelitian lain di Pakistan
menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernafasan
yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 %.

3. Infeksi cacing, infeksi mata, dan infeksi kulit.


Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernafasan
penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit, infeksi mata
seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis. (Depkes, 2014)

Pencegahan Pencegahan
Transmisi 1 Transmisi 2
Jari-jemari

Cairan
Makanan Induk
Feses Baru
Lalat

Lapangan
/lantai

Gambar 1 Transmisi Penyakit Keterkaitan BAB (feses) dengan Pencegahan melalui CTPS

3. WAKTU UNTUK CTPS


Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebaiknya dilakukan pada lima waktu penting,
yaitu:
(1) sebelum memulai pekerjaan
(2)sesudah menggunakan toilet
(3) sebelum memegang bayi
(4) sesudah menceboki anak
(5) sebelum menyiapkan makanan dan sesudah makan.
4. LANGKAH-LANGKAH CTPS
Teknik cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka mencuci tangan haruslah dengan air
bersih yang mengalir, baik itu melalui kran air atau disiram dengan gayung, menggunakan
sabun yang standar, setelah itu keringkan dengan handuk bersih atau menggunakan tisu.
Untuk penggunaan jenis sabun dapat menggunakan semua jenis sabun karena semua sabun
sebenarnya cukup efektif dalam membunuh kuman penyebab penyakit. Teknik mencuci
tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir dengan
langkah-langkah sebagai berikut 6 :

Setelah membasahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang
mengalir dan ambil sabun, setelah itu lakukan 6 langkah cuci tangan sebagai berikut:
1. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang
mengalir, keringkan memakai handuk atau tissue, tutup kran dengan tissue dan tangan
sudah bersih.
Gambar 2. 6 langkah cuci tangan

Gambar 3. Cara mencuci tangan dengan sabun dan air


Karena mikroorganisme tumbuh berkembang biak di tempat basah dan di air yang
menggenang, maka apabila menggunakan sabun batangan sediakan sabun batangan yang
berukuran yang kecil dalam tempat sabun yang kering. Hindari mencuci tangan di waskom
yang berisi air walaupun telah ditambahkan bahan antiseptik, karena mikroorganisme dapat
bertahan dan berkembang biak pada larutan ini. Apabila menggunakan sabun cair jangan
menambahkan sabun apabila terdapat sisa sabun pada tempatnya, penambahan dapat
menyebabkan kontaminasi bakteri pada sabun yang baru dimasukkan. Apabila tidak tersedia
air mengalir, gunakan ember dengan kran yang dapat dimatikan sementara menyabuni kedua
tangan dan buka kembali untuk membilas atau gunakan ember dan kendi/teko.

Anda mungkin juga menyukai