Waktu : 20 menit
A. LATAR BELAKANG
Tanpa disadari tangan adalah perantara bagi bakteri masuk ke dalam tubuh.
Penyakit seperti diare, cacingan, dan typus dapat menular dari tangan yang tidak bersih.
Mencuci tangan menjadi salah satu tindakan yang mudah dan murah untuk mencegah
penyebaran penyakit oleh bakteri tersebut. Mencuci tangan adalah membersihkan tangan
dari segala kotoran dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu
sesuai kebutuhan. Namun, sayangnya tidak semua masyarakat membudayakan cuci tangan
dalam setiap aktivitas mereka. Sebagai salah satu bentuk perilaku hidup bersih dan sehat,
mencuci tangan sebenarnya sudah dikenal sejak abad ke-19. Dalam beragam penelitian
yang telah dilakukan sejumlah lembaga, semua sepakat bahwa mencuci tangan menjadi
bagian dari upaya pencegahan penyakit yang efektif.
Secara umum perilaku mencuci tangan pakai sabun di Indonesia masih sangat
rendah. Data perilaku cuci tangan Kementrian Kesehatan 2010 mencatat hanya 23 persen
orang yang mencuci tangan dengan sabun. Meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2007
yang sebesar 11 persen.
Meskipun demikian, kajian morbiditas diare tahun 2010 oleh Kementrian Kesehatan
menunjukkan penurunan penderita diare dari 423 orang per seribu penduduk menjadi 411
orang per seribu penduduk. Menurut Tjandra, cuci tangan pakai sabun adalah cara
sederhana manjaga kesehatan dan dapat menurunkan kasus diare hingga 47 persen,
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan flu burung hingga 50 persen. Pada banyak
kasus, anak yang menderita diare akut dapat berujung pada kematian. Jika anak menyentuh
tinja, maka akan terkontaminasi dengan lebih dari 10 juta virus dan satu juta bakteri yang
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering bersentuhan dengan benda-benda
di sekitar kita yang belum tentu terjamin kebersihannya. Dengan mudah pula, kuman
menempel di tangan kemudian berpindah ke tempat lain. Hal itu dapat dikarenakan
memegang benda lain atau bahkan menyentuh bagian tubuh sendiri.
Anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan tangan adalah
mulut dan hidung. Alhasil, tangan yang kotor menjadi salah satu penghantar utama
masuknya kuman atau mikroba penyebab penyakit ke dalam tubuh, terutama pada anak
dengan umur category infancy sampai dengan umur sekolah (0-11 tahun). Anak pada umur
infancy sangat suka memegang berbagai benda bahkan memasukkan tanganb atau benda
apa saja ke dalam mulutnya.
Mencuci tangan menjadi langkah preventif yang mudah dan murah namun efektif
dalam mencegah banyak penyakit di masyarakat. Mencuci tangan secara benar, yaitu
dengan menggunakan air dan sabun atau cairan antiseptik lainnya ternyata dapat
memutuskan mata rantai penularan kuman penyakit yang dibawa tangan masuk ke mulut.
Interaksi yang terjadi dan berbagai aktivitas telah membuat tumpukkan bakteri, kuman, dan
lain sebagainya siap menghantarkan berbagai penyakit ke dalam tubuh.
Sementara itu, peningkatan jumlah orang yang sudah melakukan CTPS dinilai
berdampak langsung pada menurunnya kasus diare di Indonesia dimana dari Data Perilaku
Cuci Tangan Ditjen P2PL tahun 2010 menunjukkan bahwa angka kesakitan diare pada
golongan semua umur cenderung menurun dari 423 orang per seribu penduduk pada tahun
2006 menjadi 411 orang per seribu penduduk .
Membiasakan diri dan keluarga untuk melakukan kebiasaan baik ini dapat dimulai
sedari kanak-kanak. Survei Environmental Service Program (ESP) pada tahun 2006
menunjukkan kebiasaan mencuci tangan di Indonesia masih rendah. Kondisi ini terjadi
hampir di seluruhrumah tangga di Indonesia. Rumah tangga di Indonesia rata-rata hanya
tiga persen saja yang menggunakan sabun untuk cuci tangan, hanya 12 persen yang
mencuci tangan pasca buang air besar, dan 9 persen yang melakukan cuci tangan setelah
membantu buang air besar bayi. Bahkan pada tahap yang krusial, hanya 14 persen cuci
tangan dilakukan sebelum makan, 7 persen sebelum member makan bayi, dan 6 persen
sebelum menyiapkan makanan.
Melihat pentingnya peran mencuci tangan ini, masyarakat perlu menjadikan cuci
tangan sebagai gaya hidup. Dari kebiasaan sederhana inilah diharapkan kualitas kesehatan
masyarakat meningkat. Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat mengambil peran sentral
dalam mengajarkan kebiasaan mencuci tangan tersebut pada seluruh anggota keluarganya,
terutama pada anak-anak mereka sedini mungkin. Selain faktor risiko akan penyakit yang
lebih rentan, membudayakan cuci tangan sedari dini juga akan membangun kebiasaan
mencuci tangan itu sendiri. Perilaku ini diharapkan akan berlangsung hingga mereka
dewasa dan akan menularkannya di lingkungan luar rumah mereka.
B. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Setelah di adakan penyuluhan diharapkan para warga dapat mengerti dan memahami serta
mengaplikasikan cara mencuci tangan yang tepat yang akan diadakan.
2) Tujuan Khusus
C. KEPANITIAAN
Panitia penyelenggara penyuluhan ini adalah kerja sama tim PPI UPTD Puskesmas
Rawat Inap Kotagajah.
D. ACARA
1.
pertanyaan.
Penutup :
Menutup pertemuan dengan
5 menit menyimpulkan materi yang telah dibahas
Memberikan salam penutup
Peserta mendengarkan.
T Peserta menjawab salam.
1.
E. METODE
1. Ceramah
F. MEDIA
G. RENCANA EVALUASI
Persiapan :
Hasil :
1. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan pakai sabun
dengan benar.
2. Peserta dapat menyebutkan tujuan mencuci tangan dengan benar.
3. Peserta dapat menjelaskan pentingnya mencuci tangan pakai sabun dengan
benar.
4. Peserta dapat menjelaskan waktu yang tepat untuk mencuci tangan dengan
benar.
5. Peserta dapat menjelaskan tentang bagaimana langkah – langkah mencuci
tangan pakai sabun dengan benar.
H. SUMBER PUSTAKA
Sibuea, Dewi (2009). Raih Hidup Sehat dengan Cuci Tangan Pakai Sabun- Hari Cuci
Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) – 15 Oketober.
(http://www.promosikesehatan.com/, diakses 3 Oktober 2015)
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
1. DEFINISI CTPS
Mencuci tangan menggunakan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk
menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun
merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang
ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan
permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung
dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan
makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat
memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditulari.
2. TUJUAN CTPS
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah
penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak. Setiap
tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur
lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan dengan sabun juga dapat
mencegah infeksi kulit, mata, kecacingan, dan flu burung. Mencuci tangan menggunakan
sabun dan air mengalir dapat memutuskan mata rantai kuman yang melekat di jari-jemari.
Masyarakat termasuk anak sering mengabaikan mencuci tangan memakai sabun dengan air
mengalir karena kurangnya pemahaman tentang kesehatan.
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung
jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan. Perilaku cuci tangan
adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Mencuci tangan juga dapat diartikan
menggosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat
dan ringkas yang kemudian dibilas di bawah air yang mengalir.
Cuci tangan menggunakan air saja tidaklah cukup untuk melindungi seseorang dari
kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Dari berbagai riset, risiko penularan
penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat,
perilaku kebersihan, seperti cuci tangan pakai sabun. Perilaku cuci tangan pakai sabun
merupakan intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan
intervensi kesehatan dengan cara lain. Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan
debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air.
Kesehatan dan kebersihan tangan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme
penyebab penyakit pada kedua tangan dan lengan serta mengurangikontaminasi silang.
Cuci tangan dianggap merupakan salah satu langkah yang paling penting untuk mengurangi
penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi selama lebih dari 150 tahun. Kesehatan
kebersihan tangan yang baik dapat mencegah penularan mikroorganisme dan mengurangi
frekuensi infeksi nosokomial. 6
Pencegahan Pencegahan
Transmisi 1 Transmisi 2
Jari-jemari
Cairan
Feses Makanan Induk Baru
Lalat
Lapangan /lantai
Gambar 1 Transmisi Penyakit Keterkaitan BAB (feses) dengan Pencegahan melalui CTPS
4. LANGKAH-LANGKAH CTPS
Teknik cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka mencuci tangan haruslah dengan air
bersih yang mengalir, baik itu melalui kran air atau disiram dengan gayung, menggunakan
sabun yang standar, setelah itu keringkan dengan handuk bersih atau menggunakan tisu.
Untuk penggunaan jenis sabun dapat menggunakan semua jenis sabun karena semua
sabun sebenarnya cukup efektif dalam membunuh kuman penyebab penyakit. Teknik
mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir
dengan langkah-langkah sebagai berikut 6 :
Setelah membasahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air
yang mengalir dan ambil sabun, setelah itu lakukan 6 langkah cuci tangan sebagai
berikut:
1. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang
mengalir, keringkan memakai handuk atau tissue, tutup kran dengan tissue dan tangan
sudah bersih.
Karena mikroorganisme tumbuh berkembang biak di tempat basah dan di air yang
menggenang, maka apabila menggunakan sabun batangan sediakan sabun batangan yang
berukuran yang kecil dalam tempat sabun yang kering. Hindari mencuci tangan di waskom
yang berisi air walaupun telah ditambahkan bahan antiseptik, karena mikroorganisme dapat
bertahan dan berkembang biak pada larutan ini. Apabila menggunakan sabun cair jangan
menambahkan sabun apabila terdapat sisa sabun pada tempatnya, penambahan dapat
menyebabkan kontaminasi bakteri pada sabun yang baru dimasukkan. Apabila tidak
tersedia air mengalir, gunakan ember dengan kran yang dapat dimatikan sementara
menyabuni kedua tangan dan buka kembali untuk membilas atau gunakan ember dan
kendi/teko.
LAMPIRAN KEGIATAN PENYULUHAN MENCUCI TANGAN