Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi Benigna Prostat Hyperplasia
Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi Benigna Prostat Hyperplasia
(The Effect of Benson Relaxation Therapy to Patients Post Surgery Pain Intensity Benign Prostate
HyperplasiaIn Kamboja Room General Hospital Buleleng)
ABSTRAK
Pendahuluan: Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu penyakit pembesaran atau hipertrofi
dari prostat. Pembedahan terbuka (prostatectomy) adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan
jika prostat terlalu besar diikuti oleh penyakit penyerta lainnya. Setiap tindakan pembedahan akan
timbul masalah infeksi luka akibat prosedur insisi. Luka ini akan merangsang terjadinya respon nyeri.
Penanganan non farmakologi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan terapi relaksasi benson.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh terapi relaksasi benson terhadap
intensitas nyeri pasien post operasi Benigna Prostat Hyperplasia di Ruang Kamboja RSUD Kabupaten
Buleleng. Metode: Jenis penelitian ini adalah Pra-Eksperimental One Group Pre-Post test design
dengan Uji Paired T-tes yang dilaksanakan di ruang Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng.
Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dengan teknik Acidental Sampling dengan jumlah
sampel 11 orang. Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan nilai p value 0,000 dimana p ˂ α (0,05) maka
Ha diterima. Kesimpulan: Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pemberian terapi relaksasi benson terhadap intensitas nyeri pasien post operasi benigna prostat
hyperplasia di ruang Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng.
Kata Kunci: terapi relaksasi benson, intensitas nyeri, pasien post operasi benigna prostat hyperplasia.
ABSTRACT
Background: Benign Prostate Hyperplasia (BPH) is a disease enlargement or hypertrophy of the
prostate. Open surgery (prostatectomy) is a surgery that is performed when the prostate is too large,
followed by other concomitant diseases. Each surgery will arise as a result of wound infection incision
procedures. These wounds will stimulate the pain response. Handling of non-pharmacological that
can be done is by benson relaxation therapy. The purpose of this study was to analyze the effect of
benson relaxation therapy to patients postoperative pain intensity Benign Prostate Hyperplasia in
Kamboja Room at Buleleng General Hospital. Methods: The study is a Pre-Experimental One Group
Pre-Post test design to test Paired t-tests were carried out in Cambodia space Buleleng General
Hospital. Collecting data using observation sheet with Acidental Sampling technique with a sample of
11 people. Results: From the results, p value 0.000 where p ˂ α (0.05) so Ha is received. Conclusion:
From the results obtained it can be concluded that there is the effect of benson relaxation therapy to
patients postoperative pain intensity Benign Prostatic Hyperplasia in Kamboja Room space Buleleng
General Hospital.
Keywords: benson relaxation therapy, intensity of pain, postoperative patients of benign prostatic
hyperplasia
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 12
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
dimulai dari bagian periuretral sebagai biasa diberikan dalam rentang waktu 5- 15
proliferasi yang terbatas dan tumbuh dengan menit (Andarmoyo, 2013).
menekan kelenjar normal yang tersisa. Teknik relaksasi saat ini terus
Penyebab BPH kemungkinan berkaitan dengan dikembangkan menjadi beberapa teknik, salah
penuaan dan disertai dengan perubahan satunya adalah relaksasi benson. Relaksasi
hormon. Dengan penuaan, kadar testosteron Benson adalah metode teknik relaksasi yang
serum menurun dan kadar estrogen serum diciptakan oleh Herbert Benson, seorang ahli
meningkat. Terdapat teori bahwa rasio peneliti medis dari Fakultas Kedokteran
estrogen atau androgen yang lebih tinggi akan Harvard yang mengkaji beberapa manfaat doa
merangsang hiperplasia jaringan prostat. dan meditasi bagi kesehatan. Relaksasi Benson
Pembedahan terbuka (prostatectomy) merupakan salah satu teknik relaksasi
adalah suatu tindakan pembedahan yang sederhana, mudah pelaksanaannya, dan tidak
dilakukan jika prostat terlalu besar diikuti oleh memerlukan banyak biaya. Relaksasi ini
penyakit penyerta lainnya, dan adanya merupakan gabungan antara teknik respons
adenoma yang besar. Pembedahan relaksasi dan sistem keyakinan individu atau
direkomendasikan pada pasien BPH yang tidak faith factor. Fokus dari relaksasi ini pada
menunjukkan perbaikan setelah terapi ungkapan tertentu yang diucapkan berulang-
medikamentosa (Prabowo & Pranata, 2014). ulang dengan menggunakan ritme yang teratur
Menurut Potter & Perry (2006) setiap disertai sikap yang pasrah. Ungkapan yang
tindakan pembedahan akan timbul masalah digunakan dapat berupa nama-nama Tuhan
infeksi luka akibat prosedur insisi. Luka ini atau kata-kata yang memiliki makna
akan merangsang terjadinya respon nyeri. menenangkan bagi pasien itu sendiri. Empat
Nyeri merupakan perasaan yang tidak elemen dasar agar teknik relaksasi benson
menyenangkan bagi sebagian orang. Nyeri berhasil dalam penerapannya adalah
sering kali dikaitkan dengan kerusakan pada lingkungan yang tenang, secara sadar pasien
tubuh yang merupakan peringatan terhadap dapat mengendurkan otot-ototnya, pasien dapat
adanya ancaman yang bersifat aktual atau memusatkan diri selama 10-15menit pada
potensial. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri ungkapan yang telah dipilih, dan pasien
merupakan salah satu kebutuhan dasar yang bersikap pasif terhadap pikiran-pikiran yang
merupakan tujuan diberikannya asuhan mengganggu(Solehati & Kosasih, 2015).
keperawatan pada pasien. Penting bagi perawat Berdasarkan studi pendahuluan tanggal
untuk memahami makna nyeri bagi setiap 5 Juni 2016 di Ruang Kamboja RSUD
individu. Kabupaten Buleleng didapatkan pasien bedah
Strategi penangan nyeri atau lebih dengan kategori prostatektomi meningkat
dikenal dengan manajemen nyeri adalah suatu setiap tahunnya. Pada tahun 2013 terdapat 105
tindakan untuk mengurangi nyeri. kasus, tahun 2014 meningkat menjadi 108
Penatalaksanaannya sendiri dibagi menjadi dua kasus, di tahun 2015 terdapat 112 kasus
yaitu penatalaksanaan nyeri farmakologi dan dengan Benigna Prostat Hiperplasia. Data di
non farmakologi. Manajemen nyeri dapat tahun 2016 pada bulan Januari saja terdapat 10
dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu kasus. Masalah keperawatan utama yang
diantaranya adalah dokter, perawat, bidan, dihadapi pasien post operasi prostatektomi di
fisioterapis, pekerja sosial, dan masih banyak ruang Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng
lagi disiplin ilmu yang dapat melakukan adalah nyeri akut. Meskipun sudah diberikan
manajemen nyeri (Andarmoyo, 2013). tindakan manajemen nyeri dengan farmakalogi
Salah satu teknik yang sering 8 dari 10 pasien (80%) menyatakan masih
digunakan dalam penangan nyeri adalah teknik merasakan nyeri dengan intensitas sedang dan
relaksasi. Relaksasi adalah suatu tindakan 2 pasien (20%) menyatakan merasakan nyeri
untuk membebaskan mental dan fisik dari ringan. Dari hasil wawancara dengan salah
ketegangan dan stres sehingga dapat satu pasien post operasi prostatektomi
meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik diperoleh informasi bahwa setelah
relaksasi yang sederhana terdiri atas napas pembedahan klien menyatakan mengalami
abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. nyeri di sekitar luka post operasi. Selama
Pasien dapat memejamkan mata dan bernafas perawatan klien mendapatkan tindakan rawat
dengan perlahan dan nyaman. Irama yang luka dan obat-obatan yang digunakan untuk
konstan dapat dipertahankan dengan meringankan nyeri yang di rasakan tanpa ada
menghitung dalam hati dan lambat bersama penanganan dengan teknik non farmakologi.
setiap inhalasi dan ekshalasi. Terapi relaksasi
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 13
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 14
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 11 spinalis, talamus, dan sistem limbik. Teori
responden rata-rata intensitas nyeri pasien post ini mengatakan bahwa impuls nyeri akan
operasi BPH sesudah pemberian relaksasi merangsang sel T di kornu dorsalis
benson adalah 3,82 (nyeri ringan), Standar kemudian naik menuju medula spinalis dan
Deviation 0,982, dan Standar Error Mean
ke otak ketika gerbang pertahanan terbuka
0,296.
sehingga nyeri dirasakan dan implus nyeri
Relaksasi benson adalah teknik
relaksasi yang diciptakan oleh Herbert Benson. tidak dapat dirasakan atau dihambat ketika
Relaksasi benson merupakan relaksasi yang gerbang pertahanan tertutup. Upaya untuk
menggabungkan antara teknik respons menutup pertahanan tersebut merupakan
relaksasi dan system keyakinan individu atau terapi dasar dalam mengurangi nyeri.
faith factor (difokuskan pada ungkapan Ketika relaksasi mengalihkan pikiran,
tertentu berupa nama-nama Tuhan, atau kata talamus akan menengahi perhatian secara
yang memiliki makna menenangkan bagi selektif ke kortek prefrontal untuk merubah
pasien itu sendiri) yang diucapkan berulang- suara-suara terhadap rangsangan nyeri
ulang dengan ritme teratur disertai sikap sehingga menghambat impuls nyeri.
pasrah. Relaksasi bertujuan untuk mengatasi Kemudian otak sebagai penghambat
atau mengurangi kecemasan, menurunkan
impuls menutup pintu transmisi pada
ketegangan otot dan tulang, serta secara tidak
langsung dapat mengurangi nyeri dan impuls noxius sehingga impuls nyeri tidak
menurunkan ketegangan yang berhubungan dapat dirasakan atau dihambat, dan alur
dengan fisiologi tubuh. Pelatihan relaksasi serabut saraf desenden melepaskan opioid
bertujuan untuk melatih pasien agar dapat endogen seperti endorfin dan dimorfin
mengkondisikan dirinya untuk mencapai suatu sebagai penghambat nyeri alami yang
keadaan rileks. Pada saat seseorang sedang berasal dari tubuh. Neuromodulator
mengalami ketegangan dan kecemasan, saraf inimenutup mekanisme pertahanan dengan
yang bekerja adalah system saraf simpatis menghambat pelepasan substansi P(Benson
(berperan dalam meningkatkan denyut dan Proctor, 2000 dalam Solehati &
jantung). Pada saat relaksasi yang bekerja
Kosasih, 2015).
adalah system saraf parasimpatis. Dengan
demikian, relaksasi dapat menekan rasa tegang
SIMPULAN DAN SARAN
dan rasa cemas dengan cara resiprok (saling
Simpulan
berbalasan) sehingga timbul counter
Berdasarkan dari hasil penelitian dan
conditioning dan penghilangan nyeri serta
pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan
kecemasan yang dialami seseorang (Solehati &
sebagai berikut:
Kosasih, 2015).
Sebelum diberikan Terapi Relaksasi
Hasil uji analisa data dengan
Benson padaklien post operasi BPH di Ruang
menggunakan uji paired t-test menunjukan
Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng rata-rata
bahwa nilai thitung > ttabel (9,283 > 2,228) dan
tingkat nyeri pada klien yang diukur
nilai p < α (0.000 < 0.05) dengan demikian
menggunakan lembar observasi Bourbanis
maka hipotesis nol (H0) ditolak, yang artinya
yaitu 5,27 (nyeri sedang), Standar Deviation
ada pengaruh terapi relaksasi benson terhadap
0,786, dan Standar Error Mean 0,237 dari 11
penurunan intensitas nyeri pasien post operasi sampel yang digunakan.
BPH di ruang Kamboja RSUD Kabupaten
Sesudah diberikan Terapi Relaksasi
Buleleng.
Benson padalansia klien post operasi BPH di
Efek relaksasi benson terhadap Ruang Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng
nyeri post operasi yaitu menghambat rata-rata tingkat nyeri pada klien yang diukur
impuls noxius pada sistem kontrol gerbang menggunakan lembar observasi Bourbanis
(gate control theory). Dalam teori kontrol yaitu 3,82 (nyeri ringan), Standar Deviation
gerbang dari Melzaks dan 0,982, dan Standar Error Mean 0,296 dari 11
Wallmengusulkan bahwa impuls nyeri responden.
dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme Hasil uji analisa data dengan
pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. menggunakan uji paired t-test menunjukan
Mekanisme pertahanan dapat ditemukan di bahwa hasil sig. (2-tailed) atau nilai p 0.000
dan nilai thitung 9,283 > nilai ttabel 2,228 karena
sel-sel substansi gelatinosa di dalam
nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<α) maka
kornus dorsalis pada medula
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 15
Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
Vol. 3, No. 1, Maret 2018
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 16