Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

PERCOBAAN II
KEANEKARAGAMAN FAUNA TANAH

OLEH :

NAMA : WA ODE NARVIA


STAMBUK : F1D1 18 043
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN PEMBIMBING : ASWAD

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PRNGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisme yang hidup di dalam tanah ada yang bermanfaat, ada yang

mengganggu, dan ada pula yang tidak bermanfaat tetapi juga tidak mengganggu.

Organisme yang bermanfaat antara lain cacing tanah dan bakteri tertentu yang dapat

mengubah CO (karbon monoksida) yang beracun menjadi CO2 (karbon dioksida) atau

mengikat N dari udara. Organisme yang hidup di dalam tanah sanggup mengadakan

perubahan-perubahan besar, terutama dalam lapisan atas tanah (top soil), dimana

terdapat akar-akar tanaman dan perolehan bahan makanan yang mudah. Akar-akar

tanaman yang mati dengan cepat dapat dibusukkan oleh jamur, bakteri dan golongan

organisme lainnya.

Keberadaan mesofauna dan makrofauna dalam tanah sangat tergantung pada

ketersediaan energi dan sumber makanan untuk melangsungkan hidupnya, seperti bahan

organik dan biomassa hidup yang seluruhnya berkaitan dengan aliran siklus karbon

dalam tanah. Ketersediaan energi dan hara bagi mesofauna tanah tersebut, maka

perkembangan dan aktivitas mesofauna dan makrofauna tanah akan berlangsung baik

dan secara timbal baliknya akan memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah.

Dalam sistem tanah, interaksi fauna tanah tampaknya sulit dihindarkan, karena biota

tanah banyak terlibat dalam suatu jaring-jaring makanan dalam tanah.

Fauna tanah dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu, mikrofauna,

mesofauna dan makrofauna. Mikrofauna merupakan organisme tanah yang memiliki

ukuran tubuh sekitar 0-100 μm yang meliputi protozoa dan rotifera. Makrofauna
merupakan organisme tanah yang memiliki ukuran tubuh lebih dari 2 mm seperti

chilopoda, insectivore dan lumbricidae. Mesofauna memiliki ukuran tubuh antara 100

μm-2 mm seperti insekta, opiliones, diplura dan masih banyak lagi.Mesofauna tanah

juga mampu mengubah bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik untuk tumbuhan.

Mesofauna tanah dapat menjadi kesuburan tanah baik kesuburan fisika, kimi, ataupun

biologi tanah. Keberadaan dan aktivitas dari mesofauna dapat meningkatkan aerasi,

infitrasi air, agregasi tanah dan mendistribusikan bahan organik tanah. Berdasarkan

uraian diatas maka dilakukan praktikum mengenai keanekaragaman fauna tanah.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana keanekaragaman jenis

fauna tanah pada beberapa vegetasi ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

keanekaragaman jenis fauna tanah pada beberapa vegetasi.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah dapat mengetahui

keanekaragaman jenis fauna tanah pada beberapa vegetasi.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Fauna Tanah

Fauna tanah merupakan fauna yang hidup di permukaan maupun di dalam tanah.

Fauna tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran menjadi tiga kelompok yaitu,

mikrofauna (kurang dari 0,1 mm), mesofauna (0,1-10 mm) dan makrofauna (lebih dari

10 mm). Organisme ini merupakan organisme dekomposer yang keberadaanya

berkaitan dengan kandungan bahan organik tanaman serta faktor lingkungan tempat

hidupnya. Produk dari dari dekomposisi berupa unsur hara serta unsur hara lainnya

(Setiawan, dkk., 2003).

B. Mesofauna Tanah

Mesofauna tanah merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang memiliki

peranan penting, terutama sebagai dekomposer. Kelompok ini meliputi berbagai jenis

hewan tanah yang berukuran antara 0,2-2 mm. Mikroarthropoda, misalnya acari

(tungau) dan colembola (ekor pegas) merupakan anggota terpenting dari kelompok ini.

Selain sebagai dekomposer yang mampu mengubah bahan-bahan organik menjadi

bahan anorganik untuk tumbuhan, mesofauna tanah juga memiliki arti penting dalam

menjaga kesuburan fisika, kimia, dan biologi tanah. Beberapa peneliti mengusulkan

kelompok mesofauna tanah ini sebagai bioindikator kondisi lingkungan (Sugiyarto,

dkk.,2001)
C. Faktor Keberadaan Mesofauna Tanah

Faktor yang memengaruhi struktur komunitas mesofauna tanah adalah

ketersediaan nutrisi. Nutrisi tersebut dapat berupa serasah, material kayu, spora jamur,

miselia jamur, bakteri dan lain-lain. Beberapa kelompok mesofauna lebih menyukai

jamur (khapang) sebagai salah satu nutrisinya. Jamur ini berasosiasi dengan bahan

organik sebagai substrat tumbuh yang kemudian dicerna bersama oleh mesofauna tanah

(Andriani, dkk.,2013).

D. Makrofauna Tanah

Makrofauna tanah berukuran > 2 mm terdiri dari miliapoda, isopoda, insekta,

moluska dan cacing tanah. Makrofauna tanah mempunyai peranan penting dalam

dekomposisi bahan organik tanah dalam penyediaan unsur hara. Makrofauna akan

meremah-remah substansi nabati yang mati, kemudian bahan tersebut akan dikeluarkan

dalam bentuk kotoran. Keanekaragaman makrofauna tanah dan fungsi ekosistem

menunjukkan hubungan yang sangat kompleks dan belum banyak diketahui, serta

perhatian untuk melakukan konservasi terhadap keanekaragaman makrofauna tanah

masih sangat terbatas (Peritika, 2010)

E. Peran Aktif Makrofauna

Peran aktif makrofauna tanah dalam menguraikan bahan organik tanah dapat

mempertahankan dan mengembalikan produktivitas tanah dengan didukung faktor

lingkungan di sekitarnya. Keberadaan dan aktivitas makrofauna tanah dapat

meningkatkan aerasi, infiltrasi air, agregasi tanah, serta mendistribusikan bahan organik
tanah sehingga diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan keanekaragaman

makrofauna tanah. Makrofauna seperti cacing dan sejenisnya berperan dalam siklus

energi dalam ekosistem. Makrofauna tanah berperan penting dalam meningkatkan kadar

bahan organik tanah. Keberadaan fauna tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah,

salah satunya adalah adanya bahan organik dalam tanah (Nurrohman, dkk., 2018)
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis 30 April 2020 pada pukul 14.45-

16.00 WITA. Bertempat di Lapangan, Hutan Biologi dan Savana, Universitas Halu

Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah fauna tanah sebagai objek

yang akan diamati.

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaannya


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Mistar Untuk mengukur kedalaman tanah
2. Kamera Untuk dokumentasi objek pengamatan
3. Alat tulis Untuk menuliskan hasil pengamatan
4. Mikroskop Untuk mengamati organisme
5. Toples Untuk menampung organisme tanah
6. Kaca objek Untuk menyimpan sampel fauna tanah

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan lokasi pengamatan.

2. Membuat lubang perangkap pada lokasi pengamatan sebesar ukuran stoples

perangkap.
3. Mengambil sampel tanah dengan kedalam bervariasi antara 5 cm, 10 cm dan 15 cm.

4. Menimbang masing-masing sampel tanah seberat 100 gram dengan menggunakan

timbangan analitik.

5. Menyimpan di atas dan disinari cahaya agar fauna tanah jatuh ke cawan petri yang

telah disediakan.

6. Mengamati jenis spesies fauna tanah yang ditemukan di bawah mikroskop.

7. Mengidentifikasi jenis fauna tanah yang ditemukan.

8. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Fauna Tanah pada Vegetasi Lapangan, Hutan Biologi dan
Savana
No. Nama Fauna Gambar Klasifikasi Deskripsi
1 2 3 4 5
1. Cacing tanah Kingdom : Animalia Cacing tanah (Lumbricus
(Lumbricus rubellus) Phylum : Annelida rubellus) tergolong ke dalam
Class : Clitellata kelompok hewan Avertebrata
Order : Haplotaxida (tidak bertulang belakang)
Family : Lumbricidae sehingga sering disebut hewan
Genus : Lumbricus lunak. Tubuhnya tersusun atas
Species : Lumbricus segmen, hidup ditempat
rubellus terlindung, dari sinar matahari,
lembab, gembur dan
mengandung banyak serasah
dan bergerak menggunakan
otot-otot tubuh, tidak memiliki
mata tetapi terdapat potassium
yang merupakan organ perasa
yang terdapat pada bagian
depan tubuhnya.
2. Luwing kecil (Julus Kingdom : Animalia Luwing kecil (Julus virgatus)
virgatus) Phylum : Arthropoda merupakan hewan teresterial
Class : Insecta yang bergerak lambat. Terdiri
Order : Diplopoda atas kepala dan badan,
Family : Juluidae berbentuk silindris dan beruas-
Genus : Julus ruas, setiap ruang terdapat 1-2
Species : Julus pasang kaki tubuh berwarna
virgatus coklat kekuningan, bagian
kepala 5 segmen, thorax 4
segmen dan bagian perut 20-
100 segmen, sepasang antenna
pendek dan 2 kelopak mata
tunggal yang terdiri dari
sekumpulan oselli pada kepala.
Tinggal ditempat-tempat
lembab, gelap, di bawah batu,
daun-daun dan di dalam kayu
lapuk, bersifat herbivora
Tabel 2. Lanjutan
1 2 3 4 5
3. Kumbang tanah Kingdom : Animalia Kumbang tanah (Carabus sp.)
(Carabus sp.) Phylum : Arthropoda memiliki panjang tubuh 0,9-1,1
Class : Insecta cm, lebar tubuh 0,5. Tubuh
Ordo : Coleoptera kokoh berbentuk bulat lonjong
Family : Carabidae dan tebal, memiliki caput
Genus : Carabus berbentuk bulat dan agak pipih.
Species : Carabus sp Mulut tipe pengunyah, antena
bercabang 3. Tubuh berwarna
kuning kegelapan, coklat
kemerahan sampai hitam dan
kadang berwarna metalik.
4. Semut pudak Kingdom : Animalia Semut Pudak (Tapinoma
(Tapinoma Phylum : Arthropoda melanocephalum) memiliki
melanocephalum) Class : Insecta antenna yang terdiri dari 12
Order : Hymenoptera segmen, mata relatif besar
Family : Formicidae dengan 9-10 ommatidia dan
Genus : Tapinoma pada mandibula masing-masing
Species : Tapinoma memiliki 3 buah gigi dan 7
melanocephalum buah denticle yang berdekatan
dengan clypeus. Propodeum
tidak memiliki duri, gaster
memiliki 4 segmen, memiliki
setae pada bagian clypeus dan
gaster kepala (termasuk
antenna, kecuali scape) dan
alitruk berwarna coklat
kehitaman. Alitrunk (kecuali
propedeum) dan kaki berwarna
kuning pucat dan gaster
kebanyakan kuning pucat dan
sering kali berwarna coklat.

B. Pembahasan

Biodiversitas fauna tanah adalah hewan-hewan yang hidup di atas maupun di

bawah permukaan tanah. Berdasarkan ukuran tubuhnya, fauna tanah dapat dibedakan

menjadi empat kelompok yaitu Mikrofauna dengan diameter tubuh 0,02- 0,2 mm,

Mesofauna dengan diameter tubuh 0,2-2 mm contoh nematoda, collembola dan acarina.
Makrofauna dengan diameter tubuh 2-20 mm contoh cacing, semut, dan rayap

Megafauna dengan diameter tubuh lebih besar dari 2 cm contoh bekicot.

Keberadaan mesofauna tanah dipengaruhi oleh ketersediaan energi dan sumber

makanan untuk melangsungkan hidupnya, seperti bahan organik dan biomassa hidup

yang berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam tanah. Ketersediaan energi dan hara

bagi mesofauna tanah tersebut, maka perkembangan dan aktivitas mesofauna tanah akan

berlangsung baik dan akan memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah. Sistem

tanah, interaksi biota tanah sulit dihindarkan karena biota tanah banyak terlibat dalam

suatu jaring-jaring makanan dalam tanah.

Berdasarkan hasil pengamatan keanekaragaman fauna tanah dengan

menggunakan vegetasi lapangan, hutan biologi dan savana. Fauna tanah yang

ditemukan pada vegetasi lapangan yaitu cacing tanah (Lumbricus rubellus), Luwing

kecil (Julus virgatus), kumbang tanah (carabus sp.) dan semut pudak (Tapinoma

melanocephalum). Menurut (Sugiyarto, dkk., 2001) bahwa Eksistensi kelompok

mesofauna tanah pada suatu habitat sangat tergantung pada kondisi lingkungannya.

Keanekaragaman vegetasi sebagai penyedia sumber makanan utama merupakan faktor

lingkungan dominan yang menentukan struktur dan komposisi mesofauna tanah.

Disamping itu, faktor lingkungan abiotik misalnya suhu, pH, kadar air tanah, dan iklim

di atas permukaan tanah juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan mesofauna tanah.

Keanekaragaman spesies cenderung rendah dalam ekosistem yang dibatasi oleh

faktor fisika-kimia lingkungan yang kuat. Faktor-faktor fisika-kimia lingkungan yang

mempengaruhi distribusi dan komposisi mikroarthropoda tanah antara lain suhu, kadar
air, kandungan bahan organik dan pH tanah. Sejumlah bahan polutan dan alelokemi

juga dapat membatasi keragaman komunitas biota tanah. Bahan organik berperan

sebagai sumber energi bagi kebanyakan biota tanah sehingga semakin banyak dan

beragam bahan organik yang tersedia, maka semakin banyak dan beragam pula biota

tanahnya.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah diakukan maka dapat disimpulkan bahwa

adanya keanekaragaman jenis fauna tanah pada vegetasi lapangan, hutan biologi dan

savana organisme yang diperoleh yaitu cacing tanah (Lumbricus rubellus), luwing kecil

(Julus virgatus), kumbang tanah (Carabus sp.) dan semut pudak (Tapinoma

melanocephalum). Keberadaan mesofauna tanah juga dipengaruhi oleh ketersediaan

energi dan sumber makanan untuk melangsungkan hidupnya, seperti bahan organik dan

biomassa hidup yang berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam tanah.

B. Saran

Saran yang saya ajukan pada praktikum ini adalah :

1. Untuk praktikan, adanya kerjasama antar kelompok agar praktikum terlaksana

dengan baik.

2. Untuk laboratorium, agar alat yang ada di laboratorium dilengkapi lagi.

3. Untuk asisten, agar sealu membimbing praktikannya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, L. F, Rahadian, R dan Hadi, M., 2013, Struktur Komunitas Mesofauna Tanah
dan Kapasitas Infiltrasi Air Setelah diberi Perlakuan Biostarter Pengurai Bahan
Organik, Jurnal Bioma, 15(2): 81-89

Nurrohman, E., Rahadjanto, A dan Wahyuni, S., 2018, Studi Hubungan


Keanekaragaman Makrofauna Tanah dengan Kandungan C-Organik dan
Organophosfat Tanah di Perkebunan Cokelat (Theobroma cacao L.) Kalibaru
Banyuwangi, Jurnal Bioeksperimen, 4(1): 1-10

Peritika, M. Z., 2010, Keanekaragaman Makrofauna Tanah pada Berbagai Pola


Agroforestri Lahan Miring di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Skripsi,
Jurusan Biologi , Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Sugiyarto, Pujo, M dan Miati, S. R., 2001, Hubungan Keragaman Mesofauna Tanah dan
Vegetasi Bawah pada Berbagai Jenis Tegakan di Hutan Jobolarangan, Jurnal
Biodiversitas, 2(2): 140-145

Setiawan, Y, Sugiyarto dan Wiryanto, 2003, Hubungan Populasi Makrofauna dan


Mesofauna Tanah dengan Kandungan C,N dan Polifenol serta Rasio C/N dan
Polifenol/N Bahan Organik Tanaman, Jurnal Biosmart, 5(2): 134-137

Anda mungkin juga menyukai