Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EVOLUSI PENYAKIT COVID-19

OLEH :

NAMA : WA ODE NARVIA

STAMBUK : F1D1 18 043

DOSEN MATA KULIAH : Prof. JAMILI, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan pokok pembahasan “Evolusi
COVID-19”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Raha, 11 April 2020


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Evolusi merupakan salah satu teori maupun cabang dalam khasanah ilmu

pengetahuan. Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan pada

makhluk hidup atau spesies secara gradual (perlahanlahan). Perubahan yang

dihasilkan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menghasilkan spesies

atau makhluk hidup yang baru. Teori evolusi menjadi sebuah teori yang tenar

ketika dipopulerkan oleh seorang ilmuan Inggris Chalres Darwin (1809-1882).

Teori evolusi Darwin dihasilkan dari sebuah ekspedisi yang Darwin lakukan pada

saat pelayaran menjelajahi daratan maupun lautan Amerika Selatan. Teori evolusi

Darwin merupakan penyempurna dari teori evolusi sebelum-sebelumnya. Teori

evolusi sudah jauh hari muncul zaman yunani kuno. Pertama kali teori tersebut

dipopulerkan oleh Thales (600 SM), yang menyatakan air adalah induk asal usul

serta sumber adanya sesuatu. Anaximander (611–547 SM0, menyatakan makhluk

hidup berasal dari lumpur yang dipanasi oleh sinar matahari. Aristoteles (384–322

SM), menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati (Abiogenesis),

Heraklitus, menyatakan bahwa segala sesuatu dirubah menjadi bentuk baru. Hal

tersebut menjadi tonggak sejarah perkembangan teori evolusi.

Teori evolusi, dikenal dengan survival of the fittest. Seleksi alam berlaku,

untuk mereka yang tidak bisa beradaptasi akan musnah, sedangkan yang bisa

beradaptasi akan menurunkan gennya dan berkembang biak. Kaitannya dengan

penyakit ini, ada dua populasi penting untuk dipahami dalam penyakit. Populasi
patogen dan populasi sel dalam jaringan tubuh inangnya. Keduanya senantiasa

dalam kondisi konflik karena patogen seperti bakteri, virus, dan kuman,jamur

berusaha untuk mengonsumsi jaringan sel si inang (yang sakit) sedangkan si inang

akan berusaha untuk memperlambat atau bahkan membunuh patogen tersebut.

Rasa sakit pada manusia, sesungguhnya merupakan sebuah bentuk pertahanan,

dengan rasa sakit, orang justru diingatkan ada yang tidak beres dengan tubuhnya.

Ada orang yang tidak bisa merasakan sakit dan ini justru berbahaya. Orang yang

tidak bisa merasakan sakit, justru kehilangan mekanisme penting untuk

menghindari bahaya. Umumnya, mereka tidak bisa mencapai usia 30 tahun. Jadi

semestinya kita bersyukur kalau bisa merasakan sakit.

Penyakit yang menyerang masyarakat sekarang yaitu Covid-19. Penyakit

Covid-19 ini termasuk dalam penyakit global karena menyerang seluruh

masyarakat dunia. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-

2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari

coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja,

baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.

Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan,

Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah

menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.

Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan,

seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat,

seperti infeksi paru-paru (pneumonia).


1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat pada penulisan makalah ini adalah :

1. Apa itu evolusi ?

2. Apa itu virus (COVID-19) dan penyebabnya ?

3. Bagamana evolusi virus (COVID-19) ?

4. Bagaimana cara masyarakat mencegah corona virus (COVID-19) ?

1.3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian evolusi

2. Untuk mengetahui virus (COVID-19) dan penyebabnya.

3. Untuk mengetahui hubungan evolusi dan virus (COVID-19).

4. Untuk mengetahui cara mencegah corona virus (COVID-19)


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Evolusi dan Teori Evolusi

Evolusi merupakan salah satu teori maupun cabang dalam khasanah ilmu

pengetahuan. Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan pada

makhluk hidup atau spesies secara gradual (perlahan-lahan). Perubahan yang

dihasilkan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menghasilkan spesies

atau makhluk hidup yang baru. Teori evolusi menjadi sebuah teori yang tenar

ketika dipopulerkan oleh seorang ilmuan Inggris Chalres Darwin (1809-1882).

Teori evolusi Darwin dihasilkan dari sebuah ekspedisi yang Darwin lakukan pada

saat pelayaran menjelajahi daratan maupun lautan Amerika Selatan (Sutrisno,

2015).

Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang muncul

bersamaan dengan kebangkitan filsafat-filsafat materialistis kuno dan kemudian

menyebar luas di abad ke-19. Paham materialisme berusaha menjelaskan alam

semata melalui faktor-faktor materi dan mengingkari penciptaan Filsafat

materialistis, yang bertentangan dengan karakteristik paling mendasar akal

manusia ini, memunculkan “teori evolusi” di pertengahan abad ke-19. Orang

pertama yang mempelajari masalah evolusi secara mendalam sebagai sebuah

gagasan yang berasal dari bangsa Yunani Kuno adalah biologiawan Prancis, Jean

Baptist Lamarck. Teori Lamarck menyebutkan bahwa: “Makhluk hidup

mewariskan sifat-sifat yang mereka peroleh selama hidup ke generasi berikutnya”.

Misalnya dalam pandangan Lamarck (Petri, 1965:16): “Jerapah telah berevolusi


dari binatang sejenis kijang yang memanjangkan leher terus-menerus saat

berusaha mendapatkan makanan di dahan pohon yang lebih tinggi”. Namun,

kemunculan ilmu genetika telah menguburkan teori Lamarck sekali dan untuk

selamanya (Syafi’I, 2006).

Teori evolusi mengalami penyempurnaan atau modifikasi hingga sampai

saat ini. Seperti halnya teori evolusi Darwin menjadi teori evolusi sintesis modern.

Teori tersebut hingga sampai saat ini menjadi populer dikalangan masyarakat

umum. Didalam gagasan teori evolusinya yang Darwin jelaskan dalam bukunya

The On the Origin of Species terdapat dua pokok gagasan yang Darwin jelaskan

dalam bukunya tersebut. Pertama adalah spesies-spesies yang ada sekarang ini

merupakan keturunan dari spesies moyangnya. Diedisi pertama bukunya, Darwin

tidak menggunakan kata evolusi. Darwin menyebutnya modifikasi keturunan

(descent with modifcation). Gagasan utama yang kedua adalah seleksi alam

sebagai mekanisme modifikasi keturunan (Sutrisno, 2015).

B. Virus COVID-19 dan Penyebabnya

Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang

menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti

penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam

hidupnya.Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit

yang lebih serius, seperti:

 Middle East Respiratory Syndrome  (MERS-CoV).

 Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).

 Pneumonia.
Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota

Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan

telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk

Indonesia. Faktor risiko infeksi Coronavirus dapat terjadi pada  siapa pun, akan

tetapi, bayi dan anak kecil, serta orang dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih

rentan terhadap serangan virus ini. Kondisi musim juga mungkin berpengaruh.

Contohnya, di Amerika Serikat, infeksi virus corona lebih umum terjadi pada

musim gugur dan musim dingin. 

1. Macam-macam Corona Virus yang Terdeteksi

Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah

diidentifikasi, yaitu:

 HCoV-229E.

 HCoV-OC43.

 HCoV-NL63.

 HCoV-HKU1.

 SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).

 MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).

 COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus

2. Penyebab Infeksi Coronavirus  

Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri.

Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti: 

 Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).

 Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.


 Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang

terkena percikan air liur pengidap virus corona. 

 Tinja atau feses (jarang terjadi)

Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti.

Namun, rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama

masuk ke dalam tubuh. Di samping itu, metode transmisi COVID-19 juga

belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona jenis COVID-19 diduga

bersumber dari hewan. Virus corona COVID-19 merupakan virus yang beredar

pada beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar. Sebenarnya virus

ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan menyebar ke

individu lainnya.

3. Gejala Infeksi Coronavirus  

Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya.

Gejala yang muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang,

dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona

yang terbilang ringan:

 Hidung beringus.

 Sakit kepala.

 Batuk.

 Sakit tenggorokan.

 Demam.

 Merasa tidak enak badan.


Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan

gejala yang parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia

(disebabkan oleh COVID-19), yang mengakibatkan gejala seperti:

 Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.

 Batuk dengan lendir.

 Sesak napas.

 Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu.

Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan

sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia. 

4. Pengobatan Infeksi Coronavirus  

Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona.

Umumnya pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa

upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona.

Contohnya:

 Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan

batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan

berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.

 Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu

meredakan sakit tenggorokan dan batuk.

 Perbanyak istirahat.

 Perbanyak asupan cairan tubuh.


 Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi

penyedia layanan kesehatan terdekat.

Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti

SARS, MERS, atau infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan

dengan penyakit yang diidap dan kondisi pasien. Bila pasien mengidap infeksi

novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang telah ditunjuk

oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena

beberapa alasan, dokter akan melakukan:

 Isolasi

 Serial foto toraks sesuai indikasi.

 Terapi simptomatik.

 Terapi cairan.

 Ventilator mekanik (bila gagal napas)

 Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.

5. Pencegahan Infeksi Corona virus 

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona.

Namun, setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi

risiko terjangkit virus ini. Berikut upaya yang bisa dilakukan: 

 Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik

hingga bersih.

 Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan

kotor atau belum dicuci.

 Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.


 Hindari menyentuh hewan atau unggas liar. 

 Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering

digunakan. 

 Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian,

buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih. 

 Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.

 Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika

mengalami gejala penyakit saluran napas.

C. Evolusi C0VID-19

Virus corona dapat dikatakan berevolusi karena  terbukti adanya

penyebaran dari Negara satu ke Negara lain. Para ilmuwan menyebut temuan

ini mengindikasikan bahwa kemunculan variasi pada peningkatan kasus

COVID-19 adalah karena mutasi dan seleksi alam, dibanding rekombinasi.

Para ahli juga mengungkapkan bahwa Covid-19 disebut bukan hasil rekayasa

genetik, namun merupakan hasil proses alamiah. Hasil analisis terhadap

templat genetik untuk protein lonjakan yang dapat menembus dinding luar sel

manusia dan hewan. Bukti evolusi alami ini didukung oleh data pada tulang

punggung serangga – keseluruhan struktur molekulnya. Namun, para ilmuwan

menemukan bahwa tulang punggung dari coronavirus baru berbeda secara

substansial dari coronavirus yang sudah dikenal dan sebagian besar

menyerupai virus terkait yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling.


BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada penulisan makalah ini yaitu evolusi merupakan teori

tentang asal mula kehidupan yang ada dimuka bumi. Sama halnya dengan

manusia, virus pula mampu berevolusi. Virus COVID-19 juga berevolusi, hal ini

dapat dilihat dengan adanya penyebaran pada masing Negara yang ada didunia.

Virus ini dapat pula bermutasi, para ahli menemukan bahwa virus jenis ini

bermutasi menjadi dua ada yang ganas dan ada yang lebih jinak. Virus ini dapat

menyerang siapa saja tanpa mengenal usia dan menyebar dengan sangat cepat.

B. Saran

Saran yang dapat di ajukan dengan adanya penulisan makalah ini yaitu :

1. Penulisan makalah ini tidak luput dari kekurangan untuk itu kritik diharapkan

agar penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

2. Mengenai adanya penyebaran COVID-19 ini, maka dihimbau agar semua

kegiatan dilakukan dirumah saja.

3. Tetap sehat dan selalu budayakan hidup bersih.


DAFTAR PUSTAKA

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4927992/ilmuwan-china-sebut-virus-
corona-covid-19-bermutasi-jadi-2-jenis

https://indopolitika.com/tag/evolusi-virus-covid-19/

https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus

https://www.kompasiana.com/heroelonz/5e5c8dd0d541df39541197b2/corona-dan-
teori-evolusi

Sutrisno, W., 2015, Teori Evolusi Darwin Dalam Perspektif Islam, Skripsi,
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Syafi’I, A., 2006, Kritik Islam Atas Teori Evolusi Darwin (Suatu Kajian tentang
Asal-usul Kehidupan Manusia), Jurnal Hunafa,3(3): 263-274

Anda mungkin juga menyukai