Anda di halaman 1dari 62

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL

TERHADAP Ny. R DI BPS WAYAN ZETRIASIH,Amd.Keb


TAHUN 2019

Disusun Oleh:

NI PUTU DEWI OKTAVIA


NIM. 1715471020

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDY KEBIDANAN METRO
TAHUN 2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS ASUHAN IBU NIFAS FISIOLOGIS


DI BPS WAYAN ZETRIASIH,Amd.Keb
TAHUN 2019

Telah diperiksa dan disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

GANGSAR INDAH L,S.ST,M.Kes WAYAN ZETRIASIH,Amd.Keb


NIP. 197412152004042004 NIP. 19880616 201705 2001

MENGETAHUI
KETUA PRODI DIII KEBIDANAN METRO

ISLAMIYATI,AK,M.KM
NIP:19700802 199003 2002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karuniaNya,


sehingga saya dapat menyusun laporan asuhan kebidanan fisiologis yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN NIFAS FISIOLOGIS DI BPS WAYAN
ZETRIASIH,Amd.Keb WARGA INDAH JAYA TAHUN 2019” telah selesai
tepat waktu.
Saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Warjidin Aliyanto, SKM, M.Kes selaku DIREKTUR Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang
2. Supartiningsih, AK.,M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Tanjug Karang di Bandar Lampung
3. Islamiyati,AK,M.KM sebagai Ketua Program Studi D III Kebidanan Metro
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
4. Gangsar Indah L,SST,M.Kes selaku pembimbing institusi Program Studi
Kebidanan Metro Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
5. Wayan Zetriasih,Amd.Keb selaku pembimbing lahan praktek di BPS Wayan
Zetriasih,Amd.Keb Tahun 2019.
6. Semua pihak yang telah membantu menyusun laporan asuhan kebidanan
fisiologis.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan asuhan kebidanan ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu saya berharap saran dan kritik dari pembaca untuk
perbaikan penyusunan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini berguna
bagi kita semua. Amin.

Warga Indah jaya, Oktober 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR ISI................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................ 2
1. Tujuan Umum............................................................................ 2
2. Tujuan Khusus........................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI


A. Konsep Dasar Masa Nifas............................................................. 3
B. Jadwal Kunjungan Nifas................................................................ 5
C. Perubahan Fisiologis Ibu Nifas...................................................... 7
D. Involusi dan Subinvolusi Masa Nifas............................................12
E. Kebutuhan Dasar Masa Nifas.........................................................13
F. Adaptasi Fisiologi Masa Nifas.......................................................27
G. Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas...................................................29
H. Asuhan Sayang Ibu Masa Nifas.....................................................29
I. Tujuan Asuhan Masa Nifas.............................................................30
J. Pijat Oksitosin Pada Masa Nifas.....................................................30
K. Proses Produksi ASI......................................................................32
L. Manfaat Pemberian ASI Masa Nifas..............................................34
M. Teknik Menyusui Yang Benar......................................................36
N. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas...................37

BAB III ASUHAN KEBIDANAN NIFAS


A. Data Subyektif (S).........................................................................38
B. Data Obyektif (O)..........................................................................40
C. Assesment (A)................................................................................41
D. Plan (P)..........................................................................................41
Catatan perkembangan
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................56
BAB V PENUTUP......................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. (Ambarwati, 2010)
Masa nifas berlangsung selama 6  -  8 minggu. Periode nifas merupakan
masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian  ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut  terjadi
dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Selain itu, masa nifas ini juga
merupakan  masa kritis bagi bayi , sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam
4 minggu setelah  persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam
waktu 7  hari setelah lahir. (Saifuddin et al, 2002)
Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka
produksi hormon esterogen dan progesteron ber-kurang. Pada hari kedua atau
ketiga setelah persalinan, kadar esterogen dan progesteron turun drastis sedangkan
kadar prolaktin tetap tinggi sehingga mulai terjadi sekresi ASI. Saat bayi mulai
menyusu, rangsangan isapan bayi pada puting susu menyebabkan prolaktin
dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI semakin lancar. (Ambarwati,
2010)
Untuk itu perawatan selama masa nifas merupakan hal yang sangat 
penting untuk diperhatikan. Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai
dari pengaturan dalam  mobilisasi, anjuran untuk kebersihan diri , pengaturan diet,
pengaturan miksi dan defekasi,  perawatan payudara (mamma) yang ditujukan
terutama untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi,
dan lain – lain. (Rustam Mochtar, 1998 dan Saifuddin et al,  2002)
Untuk menangani masalah ini, bidan diharapkan dapat memberikan asuhan
masa nifas menggunakan metode SOAP

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas Normal
terhadap Ny.R di BPM Wayan Zetriasih,Amd.Keb Indah Jaya, Tulang Bawang
dengan pendekatan manajemen varney dan dokumentasi secara SOAP.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas
fisiologi
b. Mampu menguraikan konsep teori tentang nifas fisiologis, meliputi
definisi dan deteksini dini komplikasi masa nifas
c. Mampu melakukan mengakajian data subjectif dan objektif
d. Mampu mengindentifikasi diagnose masa nifas perubahan fisiologis,
fsikologis, dan tanda bahaya pada masa nifas
e. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan masa nifas dengan sesuai
rencana asuhan yang diperoleh
f. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan masa nifas yang di berikan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Masa Nifas


1. Pengertian Masa Nifas
a. Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara
normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
(Ambarwati, 2015)
b. Periode post natal adalah waktu penyerahan dari selaput dan plasenta
(menandai akhir dari periode intrapartuma) menjadi kembali
kesaluran reproduktif wanita pada masa sebelum hamil. Periode ini
juga disebut puerperium. (Varney,2000)
c. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali
organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6
minggu. (Saleha, 2009)
d. Masa nifas atau pueperium adalah masa setelah partus selesai sampai
pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil, lamanya
masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu. (Abidin,2011)
e. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak satu jam setelah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu (42 hari) stelah itu. (Saifuddin,2009)
f. Masa nifas adalah masa dimulai bebrapa jam setelah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. (Pusdiknakes,2003)
g. Masa nifas(puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. (Yeyeh,2010)

3
2. Periode Masa Nifas
Periode masa nifas di bagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa
ini sering terdapat banyak masalah seperti pendarahan.
b. Periode Early postpartum (24 jam-1 minggu)
Masa dimana involsi uterus harus dipastikan dalam keadaan normal,
tidak ada pendarahan, lokea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu
cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.
c. Periode Late Postpartum (1-5 minggu)
Masa di mana perawatan dan pemeriksaan kondisi sehari-hari, serta
konseling KB.

3. Tahapan Masa Nifas yaitu:


a. Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan.
b. Puerperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya 6-8
minggu.
c. Remote peurperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Sumber : (Anggraini, Yeti. 2010)

4
B. Jadwal Kunjungan Ibu Nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status
ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-
masalah yang terjadi.

Tabel. Kunjungan Ulang Pada Masa Nifas

No Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
persalinan 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
rujuk bila perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI awal, 1 jam setelah Inisiasi Mneyusu
Dini (IMD) berhasil dilakukan
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru
lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau
sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
2 6 hari setelah 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
persalinan berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau
2. Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau
perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan,
dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperhatikan tanda-tanda penyulit pada bagian
payudara ibu

5
No Waktu Tujuan
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari

3 2 minggu 1. Memastikan
setelah involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
persalinan fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau
2. Menilai adanya
tanda–tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu
mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat
4. Memastikan ibu
menyusui dengan baik dan tak memperhatikan tanda-
tanda penyulit
5. Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari
4 6 minggu 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang
setelah ibu atau bayi alami
persalinan 2. Memberikan konseling untuk KB secara dini
Sumber : (Anggraini, Yeti. 2010)
Suatu kunjungan rumah akan mendapat lebih banyak kemajuan apabila
direncanakan dan diorganisasi dengan baik. Bidan perlu meninjau kembali catatan
kesehatan ibu, rencana pengajaran, dan catatan lain yang bisa digunakan sebagai
dasar wawancara dan pemeriksaan serta pemberian perawatan lanjutan yang
diberikan.
Setelah kunjungan tersebut direncanakan, bidan harus mengumpulkan
semua peralatan yang diperlukan, materi instruksi, dan keterangan yang dapat
diberikan keluarga yang akan dikunjungi.

6
C. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
Ibu dalam masa nifas mengalami perubahan fisiologis. Setelah keluarnya
plasenta, kadar sirkulasi hormone HCG (human chorionic gonadotropin), human
plasenta lactogen, estrogen dan progresteron menurun. Human plasenta lactogen
akan menghilang dari peredaran darah ibu dalam 2 hari dan HCG dalam 2 minggu
setelah melahirkan. Kadar estrogen dan progresteron hampir sama dengan kadar
yang ditemukan pada fase folikuler dari siklus menstruasi berturut-turut sekitar 3
dan 7 hari. Penarikan polipeptida dan hormon steroid ini mengubah fungsi seluruh
system sehingga efek kehamilan berbalik dan wanita dianggap sedang tidak hamil,
sekalipun pada wanita.
Perubahan-perubahan yang terjadi yaitu:
1. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,
astium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6
minggu serviks menutup.
2. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak
hamil dan tugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul
kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
3. Perineum
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal
hari ke-5, perenium sudah mendapatkan kembali sebagaian besar tonusnya
sekalipun tetap lebih kendur pada keadaan sebelum melahirkan.
4. Payudara
a. Penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan hormon
piolaktin setelah persalinan.

7
b. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke-
2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
c. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulanya proses
laktasi.

8
5. Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu
(ASI), yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat
alamiah. Bagi setiap ibu yang melahirkan akan tersedia makanan bagi
dirinya, dan bagi si anak akan merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa
aman, tentram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini merupakan faktor
penting bagi perkembangan anak selanjutnya.
6. Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan
karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang
menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan
pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan, hemoroid, laserasi jalan
lahir. Rasa sakit di daerah perenium juga dapat menghalangi keinginan ke
belakang. Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan
diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup.
7. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat
spasine sfingter dan edema leher buli - buli sesudah bagian ini mengalami
kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.Urin
dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang
bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok, keadaan
ini menyebabkan cliviesis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal
dalam tempo 6 minggu.
8. Sistem Musculoskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan
pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi
retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara
sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.

9
9. Sistem Endokrin
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human
Chorionic Gonodotiopin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset
pemenuhan mammae pada hari ke-3 PP.
10. Sistem kordiovaskuler
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung
aliran darah yang meningkat,yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh
darah uterin. Penarikan kembali estrogen menyebabkan aturesis terjadi
yang secara cepat mengurangi volume plasma kembali pada porposi
normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi.
Selama masa nifas ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urine.
Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat
dengan meningkatnya volume pada jaringan tersebut selama kehamilan.
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar (200-400 cc). Bila
kelahiran melalui seksio cesaria, maka kehilangan darah dapat dua kali
lipat. Perubahan terdiri dari volume darah (blood volume) dan hemotokrit
(hoemoconcentration). Bila persalinan pervaginam, hemotrokit akan naik
dan pada seksio cesaria, hemotokrit cenderung stabil dan kembali normal
setelah 4-6minggu.
11. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil.
a. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000gr
b. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat
dengan berat uterus 750gr
c. Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengan pusat
simpisis dengan berat uterus 500gr
d. Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis
dengan berat uterus 350gr
e. Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat
uterus 50gr

10
12. Sistem Hematologi
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan,kadar fibrinogen dan plasma
serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat.Pada hari pertama
postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi
darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga
meningkatkan faktor pembekuan darah.Leukositosis yang meningkat
dimana jumlah sel darah putih mencapai 15.000 selama persalinan akan
tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dan masa postpartum . Jumlah
sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25.000/30.000 tanpa
adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Jumlah hemoglobine,hemorokit,dan eritrosyt akan sangat bervariasi pada
awal-awal masa postpartum sebagai akibat volume darah, volume
plasenta dan tingkat volume darah yang berubah ubah.Semua tingkatan ini
akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-kira
selama kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah sekitar
200-250 ml. penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan
diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobine pada hari
ke 3-7 postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu
postpartum.
13. Perubahan Tanda-Tanda Vital
a. Suhu Badan satu hari (24 jam) PP suhu badan akan naik sedikit
(37,5oC – 38oC) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan,
kehilangan cairan yang berlebihan dan kelelahan. Apabila keadaan
normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu
badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi
bengkok, berwarna merah karena kebanyakan ASI. Bila suhu tidak
menurun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis,
tractus genitalis atau sistem lain.

11
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis
melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat.
c. Tekanan,Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah
setelah ibu melahirkan karena perdarahan. Tekanan darah tinggi
pada PP dapat menandakan terjadinya preeklamsia post partum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
nafas.
Sumber: (Elisabeth Siwi Walyani, dkk. 2002. Asuhan Kebidanan
Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press)

D. Invoulsi Dan Subinvolusi Masa Nifas


Involusi adalah berhasilnya proses perubahan fisiologis pada sisitem
reproduksi pada masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang
reproduktif ke bentuk normal atau sebelum hamil. Subinvolusi adalah kegagalan
perubahan fisiologis pada sisitem reproduksi pada masa nifas yang terjadi pada
setiap organ dan saluran yang reproduktif. Subinvolusi adalah kegagalan uterus
untuk mengikuti pola normal involusi/ proses involusi rahim tidak berjalan
sebagai semestinya sehingga proses pengecilan uterus terhambat. Subinvolusi
merupakan istilah yang dipergunakan untuk menunjukan kemunduran yang terjadi
pada setiap organ dan saluran reproduktif kadang lebih banyak mengarah secara
spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah keukurannya.
Sumber: Elisabeth Siwi Walyani, dkk. 2002. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

12
E. Kebutuhan Dasar Masa Nifas
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu
mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan
diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan
sebagainya.
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik
seperti dinding perut menjadi kendur, longgarnya liang senggama dan otot dasar
panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan
agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu nifas setelah
melahirkan.
Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini
dapat membantu rahim untuk kembali kebentuk semula.
Kebutuhan dasar masa nifas adalah sebagai berikut:
1. Nutrisi dan cairan Ibu Nifas dan Menyusui
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian khusus, karena
dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat
memengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi,
cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu harus memenuhi
kebutuhan akan gizi sebagai berikut:
a. Mengonsumsi tambahan kalori, 500 kalori tiap hari
b. Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan
vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pascapersalinan.
e. Minum kapsul vitamin A (200.00 unit) untuk memberi asupan vitamin A juga
kepada bayinya, yaitu dengan melalui ASI-nya.

13
Kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas
a. Sumber tenaga (energi)
Sumber tenaga yang diperlukan untuk pembakaran tubuh dan pembentukan
jaringan baru. Zat nutrisi yang termsuk sumber energi adalah karbohidrat dan
lemak. Karbohidrat berasal dari padi-padian, kentang, umbi, jagung, sagu,
tepung roti, mie, dan lain-lain. Lemak bisa diambil dari hewani dan nabati.
Lemak hewani yaitu mentega dan keju. Lemak nabati berasal dari minyak
kelapa sawit, minyak sayur dan mergarin.
b. Sumber pembangun (protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang merusak
atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein
nabati. Protein hewani antara lain telur, daging, ikan, udang karang, susu dan
keju. Sedangkan protein nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe,
kacang-kacangan, dan lain-lain
c. Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin)
Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit dan mengatur kelancaran metabolsme di dalam tubuh. Sumber
pengatur bisa diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar.
Beberapa mineral yang penting, antara lain:
1) Zat kapur untuk pembentukan tulang. Sumbernya berasal dari susu, keju,
kacang-kacangan, dan sayur-sayuran berdaun hijau.
2) Fosfor untuk pembentukan tulalng dan gigi. Sumber berasal dari susu,
daging dan keju.
3) Zat besi untuk menambah sel darah merha. Sumbernya berasal dari kuning
telur, hati, daging, kerang, kacang-kacangan dan sayuran.
4) Yodium utnuk mencegah timbulnya kelemahan mental. Sumbernya
berasal dari ikan, ikan laut dan garam beryodium.
5) Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk
pertumbuhan gigi anak. Sumbernya berasal dari susu, keju dan lain-lain.
6) Kebutuhan vitamin pada masa mneyusui meningkat untuk memenuhi
kebutuhan bayinya. Bebrapa vitamin yang penting antara lain:

14
a) Vitamin A untuk penglihatan berasal dari kuning telur, hati, mentega,
sayuran berwarna hijau, wortel, tomat dan nangka.
b) Vitamin B1 agar napsu makan baik yang berasal dari hati, kuning
telur, tomat, jeruk, dan nanas.
c) Vitamin B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan berasak dari hati,
kuning telur, susu, keju, sayuran hijau.
d) Vitamin B3 untuk proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan saraf
dan pertumbuhan. Sumbernya natara lain susu, kuning telur, daging,
hati, beras merah, jamur dan tomat.
e) Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi
dan gusi. Sumbernya antara lain gandum, jagung, hati, dan daging.
f) Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan
jaringan saraf. Sumbernya antara lain telur, daging, hati, keju, ikan laut
dan kerang laut.
g) Vitamin C untuk oembentuka jaringan ikat dan bahan semua jaringan
ikat (untuk penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi,
daya tahan terhadap infeksi dan memberikan kekuatan pada pembuluh
darah. Sumbernya berasal dari jeruk, tomet, melon, mangga, pepaya,
dan sayuran
h) Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan tulangdan gigi serta
penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya berasal dari minyak ikan,
ikan, susu, margarine, dan penyinaran kulit dengan matahari pagi
sebelum jam 9.
i) Vitamin K untuk mencegah perdarahan. Sumbernya berasal dari hati,
brokoli, bayam, dan kuning telur.
Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus sedikinya 3 L setiap hari
(anjukan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Kebutuhan nutrisi pada masa
mneyusui mneingkat 25 % yaitu untuk memprosuksi ASI dan memenuhi
kebutuhan cairan yang mneingkat tiga kali dari biasanya. Penmbahan kalori pada
ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna
untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi
ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan

15
dan perkembangannya. Maknan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat,
seperti susunannya harus seimbang, poersinya cukup dan teratur, tidak terlalu
asin, pedas atau berlemak, tidak mengasung alkohol, nikotin serta bahan pengawet
dan pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur, seperti
sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung. Anjurkan makanan dengan
menu simbang, bergizi untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup, memperoleh tambahan 500 kalori setiap hari, berguna untuk produksi ASI
danmnegembalikan tenaga setelah persalinan. Tidak mengkonsumsi makanan
yang mengandung slkohol. Minum air minmal 2 liter setiap hari, tablet Fe/zat besi
diminum minimal 40 hari pasca persalinan. (Anggraini, Yeti. 2010)
2. Kebutuhan Ambulasi
Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah persalinan
usai, aktifitas tersebut amat berguna bagi semua sistem tubuh, terutama fungsi
usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu
mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari
ketergantungan peran sakit menjadi sehat.
Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap, memberikan jarak antara
aktivitas dan istirahat. Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa
melakukan mobilisasi. Dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap. Dapat
dilakukan dengan miring kanan atau miring kiri terlebih dahulu, kemudian duduk
dan berangsur-angsur untuk berdiri dan jalan.
Mobilisasi dini bermanfaat untuk :
a. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium
b. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
c. Mempercepat involusi alat kandungan
d. Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik
e. Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI
dan pengeluaran sisa metabolisme
f. Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu
g. Mencegah trombosis pada pembuluh tungkai
Sumber: Elisabeth Siwi Walyani, dkk. 2002. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

16
3. Kebutuhan Eliminasi BAK/BAB
a. Miksi
Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak
mengalami hambatan apapun, kebanyakan pasien dapat melakukan BAK secara
spontan dalam 8 jam setelah melahirkan.
Miksi hendaknya dilakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing, karena svingter uretra ditekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi musculus spinchtr selama persalinan, juga karena adanya
edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.
Bila dalam 3 hari ibu tidak berkemih, dapat dilakukan rangsangan untuk
berkemih dengan mengopres vesica urinaria dengan air hangat, jika ibu belum
bisa melakukan maka ajarkan ibu untuk berkemoh sambil membuka kran air, jika
tetap belum bisa melakuka maka dapat dilakukan cateterisasi.

b. Defekasi
Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu takut dengan
luka episiotomi
Bila sampai 3-4 hari sebelum BAB, sebaiknya dilakukan atau diberikan
obat rangsangan per oral atau per rectal, jika masih belum bisa dilakukan klisma
untk merangsang buang air besar sehingga tidak mengalami sembelit dan
menyebabkan jahitan terbuka.

4. Kebersihan Pada Ibu Dan Bayi


a. Kebersihan Ibu
Pada masa nifas, ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu,
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah infeksi. Kebersihan tubuh,
pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.
Langkah–langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan dari ibu
nifas sebagai berikut:
1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
2) Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih

17
dahulu, dari arah depan ke belakang kemudian membersihkan daerah sekitar
anus. Nasehatkan kepada ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai
berkemih dan defekasi.
3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut (buatan sendiri)
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat dipakai ulang jika telah dicuci dengan
baik, dan dijemur atau disetrika.
4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
5) Jika ada luka episiotomi atau laserasi, sarankan ibu agar jangan menyentuh
daerah luka.

b. Kebersihan Bayi
Kebersihan kulit bayi perlu dijaga. Walaupun mandi dengan membasahi
seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian-bagian seperti muka,
bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. Sebaiknya mencuci tangan
terlebih dahulu sebelum memegang bayi. Untuk menjaga bayi tetap bersih,
hangat, dan kering, setelah BAK popok bayi harus segera diganti atau ganti
pampers minimal 4-5 kali per hari.
Sumber: Elisabeth Siwi Walyani, dkk. 2002. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

5. Kebutuhan Istirahat dan Tidur


Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru merupakan masalah yang
sangat penting sekalipun kadang-kadang tidak mudah dicapai. keharusan ibu
untuk beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan
dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang menganggu
lainnya, plus pekerjaan bersalin,bukan persiapan yang baik dalam menghadapi
kesibukan yang akan terjadi pada hal hari-hari postnatal akan dipengaruhi oleh
banyak hal : begitu banyak yang harus dipelajari asi yang diproduksi dalam
payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat, karangan bunga, hadiah-
hadiah serta menyambut tamu, dan juga kekhawatiran serta keprihatian yang tidak
ada kaitannya dengan situasi ini. dengan tubuh yang letih dan mungkin Pula

18
pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar
mendapatkan istirahat yang cukup.
1) Istirahat Malam
Selama satu atau dua malam yang pertama, ibu yang baru mungkin
memerlukan obat tidur yang ringan. Biasanya dokter akan memberikannya jika
benar-benar diperlukan. Kerapkali tubuhnya sendiri yang mengambil alih fungsi
obat tidur ini dan ia benar-banar tidur lelap sehingga pemeriksaan tanda-tanda
vital serta fundus uteri hanya sedikit mengganggunya. Sebagian ibu menemukan
bahwa lingkungan yang asing baginya telah mengalihkan perhatiannya dan
sebagian lainnya merasa terganggu oleh luka bekas episiotomi sehingga semua ini
akan menghalangi tidurnya ketika pengaruh pembiusan sudah hilang. Rasa nyeri
atau tcrganggu selalu memerlukan pemeriksaan dan analgesik dapat diberikan
sebelum pasien menggunakan obat tidur.
Setelah hari kedua postnatal ,pemberian obat tidur pada malam hari
biasanya sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui
bayinya pada malam hari. ibu harus dibantu agar dapat beristirahat lebih dingin
dan tidak diganggu tanpa alasan. Hal-hal kecil yang menarik perhatiannya seperti
suara pintu yang berderik atau bunyi tetesan air dari keran harus dilaporkan pada
siang harinya sehingga dapat di atasi sebelum suara-suara tersebut mengganggu
tidur ibu.
Ibu yang baru yang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat dan
semua keadaan yang di temukan harus dilaporkan pada dokter. Insommia
merupakan salah satu tanda peringatan untuk psikosis nifas

19
2) Istirahat Siang
Waktu siang hari di rumah sakit tidak perlu terlalu diprihatinkan, namun
banyak orang mengatakan hal tersebut harus pulang ke rumah untuk bisa
beristirahat merupakan pernyataan yang sering terdengar dan petugas yang terlibat
dalam unit asuhan maternitas harus mendengarkan serta mencari mcngapa
keluhan tersebut bisa tcrjadi.
Pada hampir setiap rumah sakit bersalin, priode istirahat yang jelas perlu
disediakan secara teratur dan kerapkali di perlukan selama satu jam sebelum
makan siang tirai ditarik, radio dimatikan, staf keperawatan harus bekerja tanpa
suara, tamu yang ingin berkunjung dilarang dan pangilan telpon tidak diteruskan
kepada pasien kecuali benar-benar mendesak. Ibu harus dibantu untuk mengatur
sendiri bagaimana memanfaatkan waktu istirahat ini: berbaring telungkup
(mungkin dengan bantal di bawah panggulnya ) untuk membantu drainase uterus
jika posisi nyaman baginya. priode istirahat ini umumnya memberikan manfaat
fisik maupun psikologis yang sangat besar. Beberapa rumah sakit mengulangi
waktu istirahat yang jelas pada sore harinya.
Kalau ditanya apa yang membuat bangsal postnatal tampak begitu sibuk,
jawaban sebagian ibu mengungkapkan hal yang terjadi. kejadian yang rutin dan
teratur,seperti visite dokter, program latihan, peragaan dalam memandikan bayi
atau bahkan menyusui bayi tampaknya bukan masalah. kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan curahan emosi, seperti menghadapi tamu dan panggilan telpon dari
luar, atau menulis surat ucapan terima kasih atas pengiriman kartu ucapan selamat
dan hadiah, semua ini lah yang melelahkan ibu baru melahirkan barang kali
perawat yang dapat merasakan kesibukan ibu dalam menghadapi hal-hal semacam
itu. Dapat membantunya dengan membahas prioritas, Apakah setiap orang yang
mangirim surat ucapan selamat benar-benar memerlukan jawaban. Di samping itu,
perawat harus berhati-hati pada saat jam kunjungan untuk menjaga agar ibu tidak
terlalu lelah
Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah
melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat
penumpukan kelelahan karena persalinan dan kesulitan beristirahat karena
perineum. Nyeri perineum pasca partus berkolerasi erat dengan durasi kala II

20
persalinan. Rasa tidak nyaman di kandung kemih, dan perineum, serta gangguan
bayi, semuanya dapat menyebabkan kesulitan tidur, yang dapat mempengaruhi
daya ingat dan kemampuan psikomotor. Secara eoritis pola tidur kembali
mendekati normal dalam 2 / 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang
menyusui mengalami gangguan pola tidur yang lebih besar.
Yang sangat di idamkan ibu baru adalah tidur dia tidur lebih banyak
istirahat di minggu 2 dan bulan 2 pertama setelah melahirkan, bias mencegah
depresi danmemulihkan tenaganya yang terkuras habis.
Banyak orang yang mengalami sulit tidur. Orang dewasa butuh rata - rata
7 - 8 jam untuk tidur dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk tidur saat
orangsemakin tua. Orang yang sudah tua biasanya membutuhkan 5 - 6 jam,
sesekali begadang tidak mengganggu kecuali menyebabkan kelelahan esok
harinya. Gangguan tidur yang menetap sering diakibatkan stres, kegelisahan, atau
depresiyang membuat Anda torus capai, kesal, dan tak dapat berkonsentrasi.
Simpton atau gejala fisik seperti nyeri, masalah pernafasan dan hot flush
(serangan rasapanas ) Juga beberapa obat dapat mengganggu tidur.
Kurang istirahat Akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
a) Mengurangi jumlah AS1 yang di produksi
b) Memperlambat proses involusio uterus dan meningkatkan perdarahan
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
Sumber: Elisabeth Siwi Walyani, dkk. 2002. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

3) Kebutuhan Perawatan Payudara


a) Sebaiknya perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya
puting lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya
b) Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara : pembalutan
payudara sampai tertekan, pemberian obat ekstrogen untuk supresi LH
seperti tablet Lynoral dan Pardolel
c) Ibu menyusui harus menjaga payudaranya untuk tetap bersih dan kering

21
d) Menggunakan bra yang menyokong payudara
Apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar
pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui, kemudian apabila
lecetnya sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan
dan diminumkan dengan menggunakan sendok. selain itu, untuk
menghilangkan rasa nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6
jam.
Sumber: Elisabeth Siwi Walyani, dkk. 2002. Asuhan Kebidanan Masa
Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

6. Latihan Senam Nifas


Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu
menjalani masa nifas atau masa setelah melahirkan (Idamaryanti,2009).
Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah
melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan
persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula (Ervinasby,2008).
Senam nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam
pelaksanaanya harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu
(Alijahbana,2008).
a. Tujuan Senam Nifas
Tujuan senam nifas di antaranya:
1) Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke
bentuk semula).
2) Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada
kondisi semula.
3) Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas. 
4) Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta
otot pergerakan.
5) Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan,
tonus otot pelvis, regangan otot tungkai bawah.
6) Menghindaripembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah
timbulnya varises.

22
b. Manfaat senam nifas
1) Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami
trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk
normal.
2) Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan
kehamilan.
3) Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi
stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan
c. Syarat senam nifas
Senam nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Untuk ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan.
2) Senam ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan dilakukan di rumah sakit
atau rumah bersalin, dan diulang terus di rumah.
d.    Kerugian Bila Tidak Melakukan senam nifas 
1) Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak
dapat dikeluarkan.
2) Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko
perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan.
3) Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah).
4) Timbul varises.

23
e.    Cara melakukan senam nifas
1) Latihan senam nifas 
Hari pertama :
Posisi tubuh terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut
diawali dengan mengambil nafas melalui hidung, kembungkan perut dan tahan
hingga hitungan ke-5 kemudian keluarkan nafas pelan-pelan melalui mulut sambil
mengkontrasikan otot perut ulangi sebanyak 8 kali.
Hari kedua :
Sikap tubuh terlentang kedua kaki lurus kedepan. Angkat kedua tangan
lurus keatas sampai kedua telapak tangan bertemu kemudian turunkan perlahan
sampai kedua tangan terbuka lebar hingga sejajar dengan bahu. Lakukan gerakan
dengan mantap hingga terasa otot sekitar tangan dan bahu terasa kencang. Ulangi
sebanyak 8 kali.
Hari ketiga :
Berbaring relaks dengan posisi tangan di samping badan dan lutut ditekuk.
Angkat pantat perlahan kemudian diturunkan kembali. Ingat jangan menghentak
ketika menurunkan pantat. Gerakan dilakukan 8 kali.
Hari keempat :
Posisi tubuh berbaring dengan posisi tangan kiri di samping badan, tangan
kanan diatas perut dan lutut di tekuk. Angkat kepala sampai dagu menyentuh dada
sambil mengerut otot sekitar anus dan mengkontrasikan otot perut. Kepala turun
pelan-pelan keposisi semula sambil mengendurkan otot sekitar anus dan
merelaksasikan otot perut. Jangan lupa untuk mengatur pernafasan.Ulangi gerakan
sebanyak 8 kali.
Hari kelima :
Tubuh tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama mengangkat kepala
sampai dagu menyentuh dada, tangan kanan menjangkau lutut kiri yang ditekuk,
diulang sebaliknya. Kerutkan otot sekitar anus dan kontraksikan perut ketika
mengangkat kepala. Lakukan perlahan dan atur pernafasan saat melakukan
gerakan. Lakukan gerakansebanyak 8 kali.

24
Hari keenam :
Posisi tidur terlentang, kaki lurus dan kedua tangan disamping badan,
kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90° secara bergantian antara kaki kiri dan
kaki kanan. Jangan menghentak ketika menurunkan kaki, lakukan perrlahan tapi
bertenaga.Lakukan gerakan sebanyak 8 kali.
Hari ketujuh :
Tidur terlentang kaki lurus kedua tangan di samping badan. Angkat kedua
kaki secara bersama dalam keadaan lurus sambil mengkontrasikan perut kemudian
turunkan perlahan. Atur pernafasan, lakukan sesuai kemampuan, tidak usah
memaksakandiri. Gerakan dapat diulang 8 kali.
Hari kedelapan :
Posisi nungging, nafas  melalui pernafasan perut. Kerutkan anus dan tahan
5-10detik. Saat anus dikerutkan ambil nafas kemudian keluarkan nafas pelan-
pelan sambil mengendurkan anus. Lakukan sebanyak 8 kali.
Hari kesembilan :
Posisi berbaring kaki lurus kedua tangan di samping badan, angkat kedua
kaki dalam keadaan lurus sampai 90° kemudian turunkan kembali pelan-
pelan.Jangan menghentak ketika menurunkan kaki. Atur nafas saat mengangkat
dan menurunkan kaki. Gerakan dapat diulang sebanyak 8 kali.
Hari kesepuluh :
Tidur terlentang kaki lurus, kedua telapak tangan diletakan di belakang
kepala kemudian bangun sampai posisi duduk kemudian perlahan-lahan posisi
tidur kembali ( sit up ). Lakukan gerakan sebanyak 8 kali. Ingat, kekuatan
bertumpu pada perut, jangan menggunakan kedua tangan yang ditekuk di
belakang kepala untuk mendorong tubuh untuk duduk karena akan berpotensi
menimbulkan nyeri leher. Lakukan perlahan, tidak menghentak dan memaksakan.
Sumber: Elisabeth Siwi Walyani, dkk. 2002. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

25
7. Hubungan Seksual
Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami-istri begitu darah
terhenti dari ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa
nyeri. Begitu darah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, inilah
saat aman untuk memulai melakukan hubungan suami-istri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai waktu
tertentu. Misalnya, setelah 40 hari/6 minggu setelah persalinan. Keputusan
mulainya hubungan seksual bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
Sumber: Elisabeth Siwi Walyani, dkk. 2002. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

8. Keluarga Berencana
Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum
ibu hamil kembali. Setiap pasangan menentukan sendiri kapan dan bagaimana
mereka ingin merencanakan tentang keluarganya dengan mengajarkan kepada
mereka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur atau ovulasi sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore
laktasi dapat digunakan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya
kehamilan baru. Risiko cara ini adalah sebesar 2% terjadi kehamilan.
Terkait metode KB, hal berikut sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu pada ibu.
a. Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya
b. Kelebihan atau keuntungan
c. Kekurangan
d. Efek samping
e. Bagaimana menggunakan metode ini
Kapan metode ini dapat mulai digunakan untuk wanita pascapersalinan
yang menyusui. Jika seseorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB
tertentu, sebaiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk
mengetahui apakah ada masalah bagi pasangan dan apakah metode tersebut
bekerja dengan baik.
Sumber: Elisabeth Siwi Walyani, dkk. 2002. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

26
F. Adaptasi Fisiologi Masa Nifas
Setelah melahirkan ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang
juga mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari fisiknya.Ia mengalami
stimulasi kegembiraan yang luar biasa, menjalani peruses esprorasi dan asmilasi
terhadap bayinya, berada di bawah tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran
yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk
bayinya dan merasa tanggung jawab yang luar biasa biasa sekarang untuk menjadi
seorang ibu. Tidak mengherankan bila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku
dan se4sekali merasa kerepotan. Masa ini adalah masa rentan dan terbuka untuk
bimbingan dan pembelajaran. Reva rubin membagi periode ini menjadi 3 bagian
antara lain :
1. Periode “Taking in”
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada
umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekawatiran
akan tubuhnya.
b. Ia mungkin mengulang-ulang menceritakan pengalaman waktu
melahirkanya.
c. Tidur tampa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan
kesehatan akibat kurang istirahat.
d. Peningkatan nutrisi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan
penyembuhan luka, serta persiapan proses laktasi aktiv
e. Dalam memmberi asuahan bidan, harus dapat memfasilitasi kebutuhan
fisikologis ibu, pada tahap ini bidan harus menjadi pendengar yang
baik ketika ibu menceritakan pengalamanya. Berikan juga dukungan
mental dan aspirasi atas hasil perjuangan ibu sehingga dapat berhasil
melahirkan anaknya. Bidan harus dapat menciptakan suasana yang
nyaman bagi ibu sehingga dapat leluasa dan terbuka mengemukan
permasalahan dapat dihadapi bidan. Dalam hal ini, sering terjadi
kesalahan dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan oleh pasien
terhadap dirinnya dan bayinya karna kurangnya jalinan komunikasi
yang baik antara pasien dan bidan.

27
2. Periode “taking hold”
a. Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum.
b. Ini menjadi perhatian pada kemampuan menjadi orang tua yang sukses
dan meningkatkan tanggung jawabterhadap bayi.
c. Ibu berkonsentrasi pada pengotrolan fungsi tubuhnya,BAA dan
BAK,serta kekuatan dan ketahanan tubuhnya.
d. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi,
misalnya mengendong, memandikan dan memasang popok dan
sebagainya.
e. Pada masa ini, ibu biasanya sangat sensitive dan merasa tidak mahir
dalam melakukan hal-hal tersebut.
f. Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan
yang terjadi.
g. Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberiken
bimbingan cara perawatan bayi, namun harus selalu di perhatikan
teknik bimbinganya jangan sampai menyingung perasaan atau
membuat perasaan ibu tidak nyaman karena ia sangat sensitive. Hidari
kata “jangan begitu” atau “kalau kayak gitu salah” pada ibu karna hal
itu akan sangat menyakiti perasaanya dan akibatnya ibu akan putus asa
untuk mengikuti bimbingan yang bidan berikan.
3. Periode “Letting Go
a. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah periode ini
pun sangat berpengaruh terhadap dan perhatian yang diberikan oleh
keluarga
b. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia harus
beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung
padanya. Hal ini menyebabkan berkurangnya hak ibu,kebebasan, dan
hubungan social.
c. Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini.

G. Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas


Tanda – tanda bahaya pada masa nifas adalah sebagai berikut :

28
a. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih
dari perdarahan haid biasa atau memerlukan penggantian pembalut 2 kali
dalam setengah jam.
b. Pengeluaran darah dari vagina yang berbau menusuk.
c. Rasa nyeri dibagian bawah abdomen atau punggung.
d. Sakit kepala terus – menerus nyeri epigastrik atau ada masalah
penglihatan.
e. Pembengkakan pada tangan dan wajah.
f. Demam, muntah, sakit ketika buang air seni atau merasa tidak enak badan.
g. Payudara tampak merah, panas dan atau nyeri.
h. Kehilangan nafsu makan untuk jangka lama.
i. Rasa nyeri/sakit, kemerahan, panas, disertai dengan area yang keras pada
betis
j. Merasa sangat sedih atau tidak bisa merawat diri sendiri dan bayinya.
k. Merasa sangat letih dan sesak nafas.

H. Asuhan Sayang Ibu pada Masa Nifas


Asuhan sayang ibu membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman
dan nyaman selama proses persalinan. Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan
prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu (Depkes,
2004).
Asuhan sayang ibu yang dapat dilakukan :
1. Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat gabung).
2. Bantu ibu untuk menyusukan bayinya, anjurkan memberikan ASI sesuai
dengan yang diinginkan bayinya dan ajarkan tenang ASI eksklusif.
3. Ajarkan ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan istirahat yang cukup
setelah melahirkan.
4. Anjurkan suami dan anggota keluarganya untuk memeluk bayi dan
mensyukuri kelahiran bayinya.
5. Ajarkan ibu dan anggota keluarganya tentang gejala dan tanda-tanda
bahaya yang mungkin terjadi dan anjurkan mereka mencari pertolongan

29
jika timbul masalah atau rasa khawatir.(Buku Acuan Asuhan Persalinan
Normal, 2008)

I. Tujuan Asuhan Masa Nifas


1. Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas
2. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya
3. Melaksanankan skrining secara komprehensif
4. Memberikan pendidikan kesehatan diri
5. Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara
6. Konseling mengenai KB (Dewi, 2011).

J. Pijat Oksitosin Pada Masa Nifas


Pijatan atau petrisage adalah suatu gerakan pijatan dengan
mempergunakan empat jari yang selalu lurus dan supel. Kesalahan pada umumnya
tidak dapatnya jari-jari tersebut melurus.
Metode pijat yang sering digunakan antara lain sebagai berikut
1. Mencubit
Teknik mencubit diterapkan hanya pada jari-jari tangan, kaki, =atau kuku.
Titik-titik tersebut merupakan tempat bermula dan berakhirnya meridian tubuh.
2. Menekan
Teknik penekanan dapat dilakukan dengan jari jempol, telunjuk, dan jari
tengah yang disatukan. Dapat juga dilakukan dengan menggunakan kepalan
tangan.
3. Memutar
Pada daerah pergelangan tangan atau kaki dapat diterapkan teknik
memutar. Biasanya teknik ini juga digunakan pada tulang belakang. Tujuannya
yaitu meregangkan dan merelaksasikan otot-otot yang tegang.

30
4. Mengetuk
Teknik mengetuk dilakukan dengan gerakan mengetukkan jari tengah, ibu
jari, telunjuk, dan jari tengah ke titik-titik meridian organ. Lama pengetukan yaitu
2-3 detik sekali selama beberapa menit.
5. Menepuk
Teknik menepuk dilakukan dengan menepukkan telapak tangan yang
terbuka sebanyak 5-10 kali pada titik-titik meridian. Gerakan ini beguna untuk
mendorong aliran energi dan darah.
6. Menarik
Teknik menarik dilakukan dengan cara mengerut/memijat jari tengah atau
kaki, lalu menarik jari-jari perlahan dengan jempol dan telunjuk

Pengertian Oksitosin 
Oksitosin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh hipofisis posterior
yang akan dilepas ke dalam pembuluh darah jika mendapatkan rangsangan yang
tepat. Efek fisiologis dari oksitosin adalah merangsang kontraksi otot polos uterus
baik pada proses saat persalinan maupun setelah persalinan sehingga yang akan
mempercepat proses involusi uterus. Di samping itu oksitosin juga akan
mempunyai efek pada payudara yaitu akan meningkatkan pemancaran ASI dari
kelenjar mamae (left down reflek)
Pijat oksitosin adalah pemijatan tulang belakang pada costa ke 5-6 sampai
ke scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis merangsang hipofise
posterior untuk mengeluarkan oksitosin 
Pijat oksitosin memberikan banyak manfaat dalam proses menyusui,
manfaat yang dilaporkan adalah selain mengurangi stress pada ibu nifas dan
mengurangi nyeri pada tulang belakang juga dapat merangsang kerja hormon
oksitosin, manfaat lain dari pijat oksitosin 
1. Meningkatkan kenyamanan,
2. Meningkatkan gerak ASI kepayudara,
3. Menambah pengisian ASI kepayudara,

31
4. Memperlancar pengeluaran ASI,
5. Dan, mempercepat proses involusi uterus.

Langkah melakukan pijat oksitosin


1. Memberitahukan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan, tujuan
maupun cara kejanya untuk menyiapkan kondisi psikologis ibu.
2. Menyiapkan peralatan dan ibu dianjurkan membuka pakaian atas, agar dapat
melakukan tindakan lebih efisien.
3. Mengatur ibu dalam posisi duduk dengan kepala bersandarkan tangan yang
dilipat ke depan dan meletakan tangan yang dilipat di meja yang ada
didepannya, dengan posisi tersebut diharapkan bagian tulang belakang
menjadi lebih mudah dilakukan pemijatan.
4. Melakukan pemijatan dengan meletakan kedua ibu jari sisi kanan dan kiri
dengan jarak satu jari tulang belakang, gerakan tersebut dapat merangsang
keluarnya oksitosin yang dihasilkan oleh hipofisis posterior.
5. Menarik kedua jari yang berada di costa 5-6 menyusuri tulang belakang
dengan membentuk gerakan melingkar kecil dengan kedua ibu jarinya.
6. Gerakan pemijatan dengan menyusuri garis tulang belakang ke atas kemudian
kembali ke bawah.
7. Melakukan pemijitan selama 2-3 menit 
Sumber: Suhermi, Dkk. 2008 . Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta: Fitramaya

K. Proses Produksi ASI


Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara
rangsangan mekanik, saraf, dan macam-macam hormon. Pengaturan hormon yang
terdapat dalam pengeluaran ASI ada 3 yaitu :
1. Produksi air susu ibu (Prolaktin)
2. Pengeluaran air susu ibu (Oksitosin)
3. Pemeliharan air susu ibu

32
Tetapi pada seorang ibu yang hamil dikenal dua reflek yang masing-
masing berperan dalam pembentukan dan pengeluaran air susu ibu, yaitu:
a. Reflek Prolaktin
Reflek ini sangat memegang peranan penting dalam proses kolostrum,
dimana hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
membuat air susu kadar prolaktin ibu yang akan menyusui akan normal
kembali tiga bulan setelah melahirkan. Pada ibu yang menyusui akan
meningkat dalam keadaan-keadaan seperti:
1) Stres atau pengaruh psikis
2) Anastesi
3) Oprasi
4) Rangsangan puting susu
5) Tabungan kelamin
6) Obat-obatan trangulizer hipotalamus seperti reserpin, klorpromazim,
dan fenotiazid (Saleha, 2009).
b. Reflek Let Down
Rangsangan ini bersal dari hisapan bayi yang dilanjutkan neorohiposis
yang kemudian dikeluarkan oleh oksitosin
Faktor-faktor yang meningkatkan reflek let down :
1) Melihat Bayi
2) Mendengarkan suaranya
3) Mencium bayinya
4) Memikirkan untuk menyusui bayinya (Saleha, 2009; h. 16).
c. Reflek Bayi Baru Lahir Untuk Mendapatkan Asi :
1) Refleks Rooting
Refleks inimemungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting
susu apabila ia diletakkan di payudara
2) Refleks Sucking
Yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu atau pengganti
puting susu sampai ke langit keras dan punggung lidah. Refleks ini
melibatkan rahang, lidah dan pipi

33
3) Refleks Swalowing
Yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menekan areola, sehingga refleks
ini merangsang pembentukan rahang bayi (Saleha, 2009; h. 15-17).

L. Manfaat Pemberian ASI Pada Masa Nifas


Manfaat pemberian ASI pada masa nifas terdiri dari :
a. Bagi ibu
1) Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung syaraf
sensorik sehingga post anterior hipofisis mengeluarkan prolaktin.
Prolaktin masuk ke indung telur,menekan produksi estrogen,akibatnya
tidak ada ovulasi.
2) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui ekslusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat
kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil
bertambah berat,selain karena ada janin,juga karena penimbunan
lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini sebetulnya di sisakan sebagai
sumber tenaga dalam proses produksi asi. Dengan menyusui tubuh
akan meghasilkan asi lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang
berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Maka timbunan
lemak menyusut berat badan ibu akan lebih cepat kembali ke keadaan
sebelum hamil.
3) Aspek kesehatan ibu
Hisapan bayi pada bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oeleh kelenjar hifofisi, oksitosin membantu involusi uterus
dan mencegah terjadi perdarahan pada pasca persalinan. Penundaan
haid dan berkurang nya perdarahan pasca perdarahan pasca persalinan
dan mengurangi prepalensi anemia defisiensi zat besi.
4) Aspek psikologis
Pemberian asi dapat mempererat hubungan pada bayinya, karena hal
ini merupakan salah satu bentuk curahan kasih saying pada bayinya.

34
Selain itu aka menimbulkan rasa bangga pada ibu karna telah
memberikan bagi bayinya.
b. Bagi bayi
1) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik. Bayi yang yang
mendapatkan asi mempunyai kenaikan berat baik setelah lahir dan
mengurangi obesitas
2) Mengandung antibody
Kolostrum mengandung antibody yang kuat untuk mencegah
terjadinya infeksi
3) Asi mengandung komposisi yang tepat
Berbagai bahan makan yang baik untuk bayi yaitu terdiri porsi yang
seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk
kehidupan 6 bulan pertama. (Pitriani.2014)

c. Bagi Keluarga
1) Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan
untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.
Kecuali itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang
mendapatkan ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya
berobat.
2) Aspek psikologi
Kebahagiankelurga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga
suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatan hubungan dengan
keluarga
3) Aspek kemudahan
Menyusui sangant praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan
kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol,
dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain.

35
d. Bagi Negara
1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin
status gizi bayi baik, angka kesakitan dan kematian anak menurun.
Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi
bayi an anak dari penyakit infeks, misalnya diare, otitis media, dan
infeksi saluran pernapasan akut bagianbawah
2) Menghemat devisa negara.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Semua ibu menyusui
diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8,6 milyar yang
seharusnya dipakai membeli susu formula.
3) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Subsidi untukrumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan
memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi
persalinan infeksi nosokomial serta menguragi biaya yang diperlukan
untuk perawatan anak sakit.
4) Peningkatan kualitas generasi penerus.
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal
sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

M. Teknik Menyusui yang Benar


1. Duduk dengan posisi santai dan tegak
2. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada putting susu.
3. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi
tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan
ibu
4. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang
satu didepan
5. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara

36
6. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
7. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
8. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan
ibu jari menekan payudara bagian atas areola

N. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


1. Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi
2. Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial serta
memberikan semangat pada ibu
3. Membantu ibu dalam menyusui bayinya
4. Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu
5. Sebagai promotor hubungan antar ibu dan bayi serta keluarga
6. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman
7. Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam perannya
sebagai orang tua
8. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
9. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang
baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman. (Anggraini, 2010)

37
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS NORMAL
TERHADAP NY. R DI BPS WAYAN ZETRIASIH,Amd.Keb
WARGA INDAH JAYA, TULANG BAWANG
TAHUN 2019

Tempat pengkajian : BPS Wayan Zetriasih,Amd.Keb


Tanggal pengkajian : 08-09-2019
Jam Pengkajian :05:30 Wib
Pengkaji : Ni Putu Dewi Oktavia

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas/ Biodata
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn.G
Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Hindu Agama : Hindu
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Indah Jaya Alamat : Indah Jaya

2. Keluhan utama
Ibu mengeluh perut masih terasa mulas, dan lelah setelah
menjalani persalinan
3. Riwayat kehamilan
a. Kunjungan antenatal care :
1) Trimester I : ANC 2x dibidan
2) Trimester II : ANC 3x dibidan
3) Trimester III : ANC 3x dibidan

4. Riwayat Persalinan

38
Ibu melahirkan bayinya pada tanggal 08-09-2019, pukul 05.30
WIB. Jenis kelamin Laki-laki. Ibu menjalani Kala I selama 6 jam,
Kala II selama 20 menit, Kala III selama 10 menit, dan Kala IV
selama 2 jam. Berat Badan 3400 gram, Panjang Badan 50 cm,
tidak ada cacat bawaan, Jenis persalinan spontan pervaginam,
Plasenta Lengkap, Perdarahan total 100 cc.

5. Mobilisasi
Ibu mengatakan sudah dapat miring kekanan dan kekiri, duduk,
dan berjalan

6. Keadaan Psikososial
Ibu dan keluarga mengatakan merasa senang dengan kelahiran
bayinya

7. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu dan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular,
menahun, dan keturunan

8. Pola Kebutuhan Dasar Masa Nifas


Nutrisi : Ibu mengatakan telah makan beberapa suap
nasi,sayur dan lauk serta minum 7-8
gelas/hari
Eliminasi : Ibu mengatakan belum BAB dan sudah
BAK
Istirahat/tidur : Ibu mengatakan ibu belum bisa tidur
Aktifitas : Belum melakukan senam nifas
Personal hygiene : Ibu telah dibersihkan pasca bersalin dan
sudah mandi

39
B. DATA OBYEKTIF
1 Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
kesadaran :Compos mentis
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 83 x/menit
Rr : 23 x/menit
Suhu : 36,50C
2 Pemeriksaan Fisik
1) Rambut
Bersih, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok
2) Wajah
Cloasma gravidarum tidak ada
3) Mata
Bentuk mata simetris, tidak ada pembengkakan pada, kelopak
mata, konjungtiva merah muda tidak anemis, sklera putih
tidak ikterik, cloasma gravidarum tidak ada.
4) Hidung
Normal
5) Telinga
Simetris, keadaan bersih
6) Mulut
Keadaan normal, bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
7) Leher
Tidak ada pembesaran kelanjar tyroid, kelenjar getah bening, dan
venajugularis
8) Dada

40
Simetris kanan kiri, pergerakan nafas teratur, tidak terdengar
mur-mur, tidak terdengar ronchi atau whezing
Payudara
Simetris kanan kiri, pembesaran ada, puting susu menonjol,
tidak ada benjolan, tidak ada rasa nyeri
9) Abdomen
Bekas operasi tidak ada, pembesaran tidak ada, konsistensi
lunak, tidak ada benjolan, kontraksi baik, TFU teraba 2 jari
bawah pusat, strie tidak ada, diastasis recti normal
10) Ekstremitas
Ekstremitas atas simetris kanan-kiri, dapat bergerak, jari
lengkap 10 jari dan ekstrimitas bawah simetris kanan kiri,
dapat bergerak bebas, tidak ada oedema dan varises, tanda
homan (-)
11) Ano Genital
Tidak ada luka parut pada perineum, tidak ada jahitan
perinium, vagina merah kebiruan, pengeluaran ada, warna
merah kehitaman, lokhea rubra
12) Pada anus tidak terdapat hemoroid

C. ASSESMENT
- G1P1A0 nifas normal 6 jam
- Ibu post partum tanggal 08-09-2019
- Plasenta lahir pukul 05.30 WIB, plasenta lengkap
- TFU 2 jari dibawah pusat
- Pengeluaran pervaginam lokhea rubra

D. PLAN
1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini dalam
keadaan sehat, ibu sedang dalam masa nifas
2. Menganjurkan ibu untuk minum kapsul vitamin A

41
3. Memberitahu dan memberikan ibu tablet penambah darah Fe
(Novabion)
4. Menganjurkan Ibu untuk mengonsumsi makanan yang
bergizi
5. Menganjurkan ibu agar ibu beristirahat setelah bersalin
6. Menganjurkan ibu mobilisasi dini
7. Mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar
8. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayi
9. Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga kebersihan genetalia
10. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas

42
LEMBAR IMPLEMENTASI
Tgl/jam Kegiatan Paraf
08-09-2019 1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini dalam
5.30 IB keadaan sehat, ibu sedang dalam masa nifas.
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,8°C
RR : 23 x/menit
Nadi : 83 x/menit.
Kontraksi uterus ibu baik, pengeluaran lokhea rubra
(ibu dapat mengetahui kondisinya saat ini )

2. Menganjurkan ibu untuk minum kapsul vitamin A (200.000


unit) pada 1 jam setelah melahirkan agar dapat memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI agar kandungan
vitamin A dalam air susu ibu meningkat dan bayi terhindar dari
infeksi, dan kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan
(Ibu bersedia minum kapsul vitamin A (200.000 unit)

3. Memberitahu dan memberikan ibu tablet penambah darah Fe


(Novabion) dengan dosis 1 tablet sehari, minimal 40 tablet
selama masa nifas mencegah terjadinya anemia dan perdarahan
pada ibu
(Ibu bersedia mengkonsumsi tablet penambah darah)
4. Menganjurkan Ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi
seperti nasi, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, telur,
temped aging dan ikan. supaya kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi
dan memperlancar pengeluaran ASI

43
(Ibu mengerti dan bersedia akan memakan makanan tanpa
pantangan)
5. Menganjurkan ibu agar ibu beristirahat setelah bersalin apabila
kurang istirahat dapat menyebabkan produksi ASI kurang,
proses involusi berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan
perdarahan.
(Ibu akan beristirahat yang cukup)

6. Menganjurkan ibu mobilisasi dini mobilisasi dini yaitu untuk


membantu mengurangi insiden tromboflebitis, untuk
memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar peredaran
darah, ajarkan mobilisasi dini seperti miring kanan, miring kiri,
dan berjalan-jalan.
(Ibu sudah melakukan mobilisasi dini)

7. Mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar


teknik menyusui yang benar yaitu:
a. Duduk dengan posisi santai dan tegak
b. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya
c. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi
diletakkan pada lengkung siku ibu dan bokong bayi
diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak
tangan ibu
d. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan
yang satu didepan
e. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara
f. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
g. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
h. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat

44
jari dan ibu jari menekan payudara bagian atas areola
i. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut
(rooting reflek) dengan cara menyentuh pipi dengan
putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi
j. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala
bayi didekatkan ke payudara ibu dengan putting serta
areola dimasukkan ke mulut bayi
k. Melepas isapan bayi
l. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa
kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara
yang lain.
m. Setelah selesai menyusui biasakan untuk
menyendawakan bayi
(Ibu mengerti cara menyusui bayinya yang benar dan
bersedia melakukannya dirumah )

8. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayi sesering


mungkin tanpa terjadwal atau memberikan ASI sesuai dengan
keinginan bayi agar nutrisi bayi dari ASI tetap terpenuhi guna
mencegah ikterik
(ibu mengerti dan bersedia untuk memberikan ASI tidak
terjadwal atau memberikan sesuai dengan kebutuhan bayi)

9. Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga kebersihan agar tidak


terjadi infeksi setelah melahirkan dengan cara mencuci daerah
vagina dengan menggunakan sabun,mengganti pembalut
setidaknya 2 x sehari, mencuci tangan sebelum dan sesudah
memegang alat kelamin.
(Ibu mengerti menjaga kebersiahan genitalianya)

10. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas


tanda bahaya nifas seperti perdarahan, tidak nafsu makan

45
yang lama, lochea berbau busuk, sakit kepala, pengecilan
rahim yang terganggu, nyeri pada bagian perut dan pinggul,
pusing dan lemas yang berlebihan, suhu tubuh ibu lebih dari
380C. Menganjurkan ibu untuk segera menghubungi petugas
kesehatan segera bila menemukan tanda-tanda bahaya
tersebut.
(Ibu mengerti tanda-tanda bahaya masa nifas)

46
CATATAN PERKEMBANGAN I
Tanggal 14 Oktober 2019, Jam 09.00 WIB
a. Data Subjektif (S)
1. Ibu mengatakan telah dapat menyusui bayinya tanpa kesulitan
2. Ibu mengatakan bayinya mau menyusu dengan baik
3. Ibu mengatakan pengeluaran asinya lancar
4. Ibu mengatakan perutnya masih sedikit mulas

b. Data Objektif (O)


Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,50C
Pemeriksaan fisik

1. Rambut : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok


2. Wajah : Cloasma gravidarum tidak ada
3. Mata :Bentuk mata simetris, tidak ada
pembengkakan pada, kelopak mata, konjungtiva
merah muda tidak anemis, sklera putih tidak ikterik.
4. Hidung : Normal, tidak ada pembesaran polip, fungsi
penciuman baik
5. Telinga : Simetris, keadaan bersih, bersih tidak ada serumen,
fungsi pendengaran baik
6. Mulut : Keadaan bersih, tidak ada stomatitis, ada Caries
dentis

47
7. Leher : Tidak ada pembesaran kelanjar tyroid dan
venajugularis
8. Dada : Simetris kanan kiri, pergerakan nafas
teratur, tidak terdengar mur-mur, tidak terdengar ronchi atau
whezing
9. Payudara :Simetris kanan kiri, pembesaran ada, puting susu
menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada rasa nyeri
10. Abdomen : Bekas operasi tidak ada, pembesaran tidak ada,
konsistensi lunak, tidak ada benjolan, kontraksi baik, pembesaran
liver tidak ada, TFUpertengahan pusat shympisis, strie tidak ada.
11. Ekstremitas :Ekstremitas atas simetris kanan-kiri, dapat
bergerak, jari lengkap 10 jari dan ekstrimitas bawah simetris
kanan kiri, dapat bergerak bebas, tidak ada oedema dan varises,
tanda homan (-)

12. Ano Genital : Tidak ada luka parut pada perineum, tidak ada
jahitan perinium, pengeluaran ada, warna merah kecoklatan,
lokhea sanguinolenta.

13. Pada anus : tidak terdapat hemoroid

c. Assesment
- G1 P1A0 Post Partum normal dalam keadaan baik
- Ibu post partum tanggal 08-09 -2019
- TFU pertengahan pusat shympisis
- pengeluaran pervaginam lokhea sanguinolenta, warna merah
kecoklatan.

d. Perencanaan (P)
1. Menjelaskan pada ibu bahwa mulas yang dialaminya normal karena rahim
perlahan kembali seperti semula
2. Mengingatkan ibu untuk tetap minum agar kebutuhan cairan tetap terpenuhi

48
(ibu mengerti dan minum dengan cukup)
3. Memeriksa tekanan darah ibu
(Tekanan darah ibu normal yaitu 120/80 mmHg)
4. Mengingatkan ibu untuk menjaga kebersihan genitalianya dengan mengganti
pakaian dalam jika sudah terasa lembab
(ibu mengerti dan selalu menjaga kebersihan genetalia)
5. Memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas kebutuhan kalori ibu
menyususi sekitar 400-500 kalori,protein yang dibutuhkan yaitu 3 porsi
perhari (satu protein setara dengan tiga gelas susu,dua butir telur,lima putih
telur,120-140 gram ikan/daging/umggas,200-240 gram tahu/tempe),
mengkonsumsi makanan yang mengandung vit D dan kalsium (keju, susu
krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan saeden, 280 gram tahu kalsium),
makanan yang mengandung magnesium (gandum dan kacang kacangan),
sayuran hijau dan buah buahan, karbohidrat kompleks (nasi, sereal,
biscuit,ubi)
(ibu mengerti tentang kebutuhan ibu nifas)
6. Mengonsumsi vitamin A 200.000 intra unit.
(ibu sudah mengkonsumsi vit A)
7. Mengingatkan ibu untuk meminum tablet Fe samcobion 1x1selama 40 hari
masa post partum agar Hb ibu tetap pada batas normal guna mencegah
perdarahan
(ibu mengerti dan mengkonsumsi tablet fe samcobion)
8. Mengingatkan ibu untuk memperhatikan kondisinya jika terdapat salah satu
tanda bahaya seperti yang sudah dijelaskan dapat segera melapor ke petugas
kesehatan
(ibu mengerti dan segera ke pelayanan kesehatan jika terdapat
keluhan)

CATATAN PERKEMBANGAN II
Tanggal 21 Oktober 2019, Jam 16.30 WIB
Data Subjektif (S)

49
1. Ibu mengatakan telah dapat menyusui bayinya tanpa kesulitan
2. Ibu mengatakan bayinya mau menyusu dengan baik
3. Ibu mengatakan pengeluaran asinya lancar
4. Ibu mengatakan perutnya tidak terasa mulas lagi
Data Objektif (O)
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Status Emosional : Stabil
Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 83 kali/menit
Pernapasan : 22 kali/menit
Suhu : 36,5 oC
Pemeriksaan fisik
1. Rambut
Bersih, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok
2. Wajah
Cloasma gravidarum tidak ada
3. Mata
Bentuk mata simetris, tidak ada pembengkakan pada, kelopak
mata, konjungtiva merah muda tidak anemis, sklera putih tidak
ikterik.
4. Hidung
Normal, tidak ada pembesaran polip, fungsi penciuman baik
5. Telinga
Simetris, keadaan bersih, bersih tidak ada serumen, fungsi
pendengaran baik
6. Mulut
Keadaan bersih, tidak ada stomatitis, ada Caries dentis
7. Leher
Tidak ada pembesaran kelanjar tyroid dan venajugularis
8. Dada

50
Simetris kanan kiri, pergerakan nafas teratur, tidak terdengar mur-
mur, tidak terdengar ronchi atau whezing
9. Abdomen
Bekas operasi tidak ada, pembesaran tidak ada, konsistensi lunak,
tidak ada benjolan, kontraksi baik, pembesaran liver tidak ada,
TFU tidak teraba, strie tidak ada.

10. Payudara
Simetris kanan kiri, pembesaran ada, puting susu menonjol, tidak
ada benjolan, tidak ada rasa nyeri
11. Ekstremitas
Ekstremitas atas simetris kanan-kiri, dapat bergerak, jari lengkap
10 jari dan ekstrimitas bawah simetris kanan kiri, dapat bergerak
bebas, tidak ada oedema dan varises, tanda homan (-)

12. Ano Genital


Tidak ada luka parut pada perineum, tidak ada jahitan perinium,
pengeluaran ada, warna kuning kecoklatan, lokhea serosa.

13. Pada anus tidak terdapat hemoroid

Assesment ( A)
- G1 P1A0 Post partum normal keadaan baik.
- Ibu post partum tanggal 08 Oktober 2019 , tidak teraba, pengeluaran
pervaginam lokhea serosa, warna kuning kecoklatan.

Perencanaan (P)
1. Mengingatkan ibu untuk tetap minum agar kebutuhan cairan tetap
terpenuhi minimal 3 liter atau 8-9 gelas perhari.
(ibu mengerti dan minum 8-9 gelas perhari)
2. Memeriksa tekanan darah ibu
(Tekanan darah ibu normal yaitu 120/90 mmHg)

51
3. Mengingatkan ibu untuk menjaga kebersihan genitalianya dengan
mengganti pakaian dalam jika sudah terasa lembab.
(ibu mengerti dan menjaga kebersihan genetalia)
4. Mengingatkan ibu untuk meminum tablet Fe samcobion 1x1 selama 40
hari post partum agar Hb ibu tetap pada batas normal guna mencegah
perdarahan
(ibu meminum tablet fe 1x1)
5. Mengonsumsi vitamin A 200.000 intra unit.
(ibu sudah mengkonsumsi vit A)
6. Mengajarkan ibu melakukan senam nifas
(ibu mengerti dan melakukan senam nifas)
7. Memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas kebutuhan kalori
ibu menyususi sekitar 400-500 kalori,protein yang dibutuhkan yaitu 3
porsi perhari (satu protein setara dengan tiga gelas susu,dua butir
telur,lima putih telur,120-140 gram ikan/daging/umggas,200-240 gram
tahu/tempe), mengkonsumsi makanan yang mengandung vit D dan
kalsium (keju, susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan saeden,
280 gram tahu kalsium), makanan yang mengandung magnesium
(gandum dan kacang kacangan), sayuran hijau dan buah buahan,
karbohidrat kompleks (nasi, sereal, biscuit,ubi)
(ibu mengerti tentang kebutuhan ibu nifas)
8. Mengingatkan ibu untuk memperhatikan kondisinya jika terdapat salah
satu tanda bahaya seperti yang sudah dijelaskan dapat segera melapor ke
petugas kesehatan
(ibu mengerti dan segera ke pelayanan kesehatan jika terdapat
keluhan)

CATATAN PERKEMBANGAN III


Tanggal 26 Oktober 2019, Jam 17.00 WIB
Data Subjektif (S)
1) Ibu mengatakan telah dapat menyusui bayinya tanpa kesulitan
2) Ibu mengatakan bayinya mau menyusu dengan baik

52
3) Ibu mengatakan pengeluaran asinya lancar

Data Objektif (O)


Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 85 kali/menit
Pernapasan : 21 kali/menit
Suhu : 36,5 oC
Pemeriksaan fisik
1. Rambut
Bersih, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok
2. Wajah
Cloasma gravidarum tidak ada
3. Mata
Bentuk mata simetris, tidak ada pembengkakan pada, kelopak mata,
konjungtiva merah muda tidak anemis, sklera putih tidak ikterik.
4. Hidung
Normal, tidak ada pembesaran polip, fungsi penciuman baik
5. Telinga
Simetris, keadaan bersih, bersih tidak ada serumen, fungsi
pendengaran baik
6. Mulut
Keadaan bersih, tidak ada stomatitis, ada Caries dentis
7. Leher
Tidak ada pembesaran kelanjar tyroid dan venajugularis
8. Dada
Simetris kanan kiri, pergerakan nafas teratur, tidak terdengar mur-mur,
tidak terdengar ronchi atau whezing
9. Abdomen

53
Bekas operasi tidak ada, pembesaran tidak ada, konsistensi lunak, tidak
ada benjolan, kontraksi baik, pembesaran liver tidak ada, TFU normal
10. Payudara
Simetris kanan kiri, pembesaran ada, puting susu menonjol, tidak ada
benjolan, tidak ada rasa nyeri
11. Ekstremitas
Ekstremitas atas simetris kanan-kiri, dapat bergerak, jari lengkap 10
jari dan ekstrimitas bawah simetris kanan kiri, dapat bergerak bebas,
tidak ada oedema dan varises, tanda homan (-)

12. Ano Genital


Tidak ada luka parut pada perineum, tidak ada jahitan perinium,
pengeluaran ada, warna hitam, lokhea Alba.

13. Pada anus tidak terdapat hemoroid

Assesment ( A)
- G2 P2A0 Post partum 6 jam normal
- Ibu post partum tanggal 26 Oktober 2019 , TFU normal, pengeluaran
pervaginam lokhea Alba, warna hitam

Perencanaan (P)
1. Mengingatkan ibu untuk tetap minum agar kebutuhan cairan tetap
terpenuhi minimal 3 liter atau 8-9 gelas perhari.
(ibu mengerti dan minum 8-9 gelas perhari)
2. Memeriksa tekanan darah ibu
(Tekanan darah ibu normal yaitu 120/90 mmHg)
3. Mengingatkan ibu untuk menjaga kebersihan genitalianya dengan
mengganti pakaian dalam jika sudah terasa lembab.
(ibu mengerti dan menjaga kebersihan genetalia)
4. Menanyakan ibu apakah ibu sudah melakukan senam nifas
(ibu sudah melakukan senam nifas)

54
5. Memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas kebutuhan kalori
ibu menyususi sekitar 400-500 kalori,protein yang dibutuhkan yaitu 3
porsi perhari (satu protein setara dengan tiga gelas susu,dua butir
telur,lima putih telur,120-140 gram ikan/daging/umggas,200-240 gram
tahu/tempe), mengkonsumsi makanan yang mengandung vit D dan
kalsium (keju, susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan saeden,
280 gram tahu kalsium), makanan yang mengandung magnesium
(gandum dan kacang kacangan), sayuran hijau dan buah buahan,
karbohidrat kompleks (nasi, sereal, biscuit,ubi)
(ibu mengerti tentang kebutuhan ibu nifas.
6. Mengingatkan ibu untuk memperhatikan kondisinya jika terdapat salah
satu tanda bahaya seperti yang sudah dijelaskan dapat segera melapor ke
petugas kesehatan
(ibu mengerti dan segera ke pelayanan kesehatan jika terdapat keluhan)

55
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada tanggal 08 September 2019 dilakukan pengkajian pada ibu nifas


normal yaitu, Ny.S umur 23 tahun, ibu pasca persalinan 2 jam yang lalu, ibu
mengatakan perutnya masih terasa mulas, keadaan umum ibu baik Tekanan darah
120 / 80 mmHg, Pernapasan 20 x / menit , Nadi 80 x / menit , Suhu 36,5 0C, TFU
: 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, perut masih terasa mulas, pengeluaran
vagina berupa lochea rubra.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan tidak terdapat masalah terhadap


Ny.S, kemudian Ny.S diberikan penyuluhan kepada ibu tentang masa nifas
seperti mobilisasi dan senam. Manfaatnya untuk mempercepat proses involusi
uteri, memperlancar pengeluaran lochea, membantu memperbaiki sirkulasi darah,
memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot
tonus, pelvis dan peregangan otot abdomen, memperbaiki juga memperkuat otot
panggul dan membantu ibu untuk relaks dan segar pasca persalinan. Kemudian
mengajarkan teknik menyusui yang benar supaya ibu dapat menyusui bayinya
dengan posisi yang benar dan bayi akan mendapatkan nutrisi yang adekuat dari
ASI serta membantu ibu untuk involusi uterus pada saat nifas.

Selain itu anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi


seimbang selama masa nifas. Asupan makanan sangat mempengaruhi produksi
ASI pada masa laktasi yang sangat berguna bagi bayi ibu sendiri. Ajarkan ibu
menjaga personal hygiene untuk mencegah infeksi masa nifas, selalu beri motivasi
ibu untuk memberikan ASI eksklusif, serta berikan penyuluhan tentang tanda
bahaya masa nifas.

56
BAB V
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Masa nifas ( masa post partum / puerperium ) adalah massa atau waktu
sejak bayi lahir dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam minggu
berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ – organ yang berkaitan
dengan kandungan , yang mengalami perubahan . pada masa ini sangatlah rentan
dengan kondisi pendarahan maka masa nifas merupakan masa yang sangat
penting dan masa dimana ibu memerlukan pemantauan yang baik.

Masa nifas atau puerputium merupakan suatu yang normal dan setiap
saat dapat berubah normal menjadi abnormal. Dengan pencegahan yang
semaksimal mungkin saat kehamilan,persalinan dan nigas,keadaan abnormal
dapat ditekan seminimal mungkin untuk melakukan ANC (antenakal care)
secara rutin,dan melakukan persalinan pada tenaga kesehatan ,baik dokter
maupun bidan.

B. SARAN
kita sebagai bidan harus lebih ekstra dalam memantau masa nifas sebab kita tahu
pada masa ini dapat mengakibatkan kematian pada ibu.

57
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Elisabeth Siwi Walyani, dkk. 2002. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Varney H., Kriebs J.M., Gregor C.L. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.
Edisi I Volume 2. Jakarta: EGC

Saleha,Siti.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba


Medika

58

Anda mungkin juga menyukai