INSOMNIA
Oleh :
PRESEPTOR
dr. Sulistiana Dewi, Sp. Kj
SMF PSIKIATRI
RSUD M NATSIR SOLOK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, telah dapat diselesaikan case yang
berjudul “Insomnia”.
Dengan selesainya case ini tim penulis mengucapkan terima kasih kepada
orang tua yang selalu memberikan do’a, motivasi, semangat agar selalu berusaha
Tim penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1. Definisi Demensia................................................................................. 3
2.2. Epidemiologi......................................................................................... 3
2.3. Klasifikasi............................................................................................. 4
2.4. Tanda dan Gejala Insomnia ................................................................. 4
2.5. Etiologi ................................................................................................. 5
2.6. Faktor Resiko Insomnia........................................................................ 6
2.7. Patofisiologi.......................................................................................... 7
2.8. Diagnosis............................................................................................... 8
2.9. Tatalaksana........................................................................................... 9
2.10.Komplikasi............................................................................................ 12
2.11.Prognosis............................................................................................... 12
BAB 3 LAPORAN KASUS............................................................................ 13
3.1 Identitas Pasien..................................................................................... 13
3.2 Anamnesis............................................................................................. 13
3.3 Status Mental........................................................................................ 15
BAB 4 PENUTUP........................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu.
pendek. Dalam beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Hal ini
berulang ketika tegangan baru atau serupa muncul dalam kehidupan pasien.
1
kebisingan). Insomnia kronis adalah setiap insomnia yang berlangsung lebih
dari 6 bulan. Hal ini dapat dikaitkan dengan berbagai kondisi medis dan
insomnia.
1.2 Tujuan
bagian Ilmu Jiwa RSUD M.Natsir dan diharapkan agar dapat menambah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
hal kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-
insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai
rasa tidak nyaman setelah episode tidur tersebut. Jadi, Insomnia adalah
gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau
energi dan suasana hati tetapi juga kesehatan, kinerja dan kualitas hidup
2.2 Epidemiologi
3
hal ini juga berhubungan dengan bertambahnya usia dan adanya berbagai
juga bahwa, kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut mengalami hal
ini..
2.3 Klasifikasi
1. Insomnia Primer
atau susah tidur ini dapat mempengaruhi sekitar 3 dari 10 orang yang
tempat tidur seringkali menjadi penyebab dari jenis insomnia primer ini.
2. Insomnia Sekunder
Insomnia sekunder biasanya terjadi akibat efek dari hal lain, misalnya
orang. Selain itu masalah fisik seperti penyakit arthritis, diabetes dan rasa
nyeri juga dapat menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini dan biasanya
Insomnia sekunder juga dapat disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan
4
terlarang ataupun penyalahgunaan alkohol. Faktor ini dapat mempengaruhi 1-
Gejala gastrointestinal
2.5 Etiologi
Stres
pikiran menjadi aktif di malam hari, sehingga sulit untuk tidur. Peristiwa
insomnia.
Hal ini mungkin disebabkan ketidak seimbangan kimia dalam otak atau
Obat-obatan
5
Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk beberapa
anti depresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi, stimulan
Kondisi Medis
Jika seseorang memiliki gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas dan sering
penyakit Alzheimer.
Hampir setiap orang memiliki kesulitan untuk tidur pada malam hari
6
Wanita.
Isomnia lebih sering terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan karena Perubahan
berkeringat pada malam hari dan hot flashes sering mengganggu tidur.
Insomnia banyak ditemukan pada Usia lebih dari 60 tahun hal ini diKarenakan
terjadi perubahan dalam pola tidur, insomnia meningkat sejalan dengan usia.
Perjalanan jauh (Jet lag) dan Perubahan jadwal kerja atau Bekerja di malam
2.7 Patofisiologi
tidur. Hasil yang diproduksi oleh mekanisme serebral dalam batang otak
sangat penting dalam menginduksi rasa kantuk, juga sebagai medula kerja
hormone katekolamin yang diproduksi secara alami oleh tubuh. Adanya lesi
7
keadaan siaga tidur. Katekolamin yang dilepaskan akan menghasilkan
peningkatan aktivitas.
2.8 Diagnosis
Riwayat medis.
Aktivitas fisik
menentukan pola tidur dan tingkat kebutuhan tidur selama 1 hari. Jika tidak
dilakukan pengisian kuisioner, untuk mencapai tujuan yang sama Anda bisa
8
menyebabkan insomnia. Ada kalanya pemeriksaan darah juga dilakukan
untuk menemukan masalah pada tyroid atau pada hal lain yangbisa
c) Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam social dan
pekerjaan
Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas tidak menyebabkan
gangguan, oleh karena luasnya variasi individual. Lama gangguan yang tidak
di sini, dapat dimasukkan dalam reaksi stres akut (F43.0) atau gangguan
penyesuaian (F43.2)
2.9 Tatalaksana
9
1. Non Farmako
Terapi tingkah laku bertujuan untuk mengatur pola tidur yang baru
Teknik Relaksasi.
Terapi kognitif.
Kontrol stimulus
untuk beraktivitas.
Restriksi Tidur.
10
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia :
menghindari kebisingan
2. Farmakologi
11
- Initial Insomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur)
Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Sleep inducing anti insomnia” yaitu
- Delayed Insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk
- Broken Insomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-
2.10 Komplikasi
reaksi kecelakaan
12
Meningkatkan resiko dan keparahan penyakit jangka panjang, contohnya
2.10 Prognosis
Prognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuat dan juga terapi
pada gangguan lain spt depresi dll. Lebih buruk jika gangguan ini disertai
skizophrenia.
13
BAB III
LAPORAN KASUS
Umur : 60 Tahun
No RM : 187841
Status : Janda
3.5 Anamnesis
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakakan sulit tidur mulai dari malam hari hingga pagi hari.
Pasien mengatakan mengalami sulit tidur ± lebih dari 3 kali dalam seminggu
Pasien mengatakan selalu berpikir apakah bisa untuk tidur malam ini atau
tidak.
Pasien mengatakan bisa tidur siang tetapi sulit untuk tidur saat malam
hari.
Pasien mengatakan apabila terkejut saat tidur maka pasien tidak akan bisa
tertidur lagi.
14
Pasien mengatakan pernah 2 hari berturut-turut tidak bisa tidur.
berbohong.
kebutuhan dirumah.
Pasien mengatakan saat sulit tidur pasien mengaji dan beristighfar agar
15
Keluarga pasien tidak ada memiliki penyakit dengan keluhan yang sama
seperti pasien.
1. Deskripsi umum
Mood : Eutimia
Afek : Luas
Keserasian : Serasi
3. Pembicaraan
Bicara : Spontan
Volume : Sedang
Artikulasi : Jelas
4. Gangguan persepsi
5. Pikiran
16
Isi pikiran : Tidak Terganggu
Kesadaran : Komposmentis
7. Daya ingat
Tilikan : Tilikan 4
9. Diagnosis Multiaxial
10. Penatalaksaan
17
Amitripilin 1x12,5mg
Betahistin 2x1mg
Diazepam 1x2mg
Lorazepam 1x2mg
11. Prognosis :
BAIK BURUK
Late onset Sistem support yang buruk
Dijumpai symptom depresi Belum menikah atau telah
bercerai
18
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
tingkatan stres psikis, riwayat medis, aktivitas fisik, dan kebutuhan tidur
19
obatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi insomnia dapat berupa
secara non farmakologis dapat berupa terapi tingkah laku, pengaturan gaya
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan, H.I, Sodack BJ. 2010. Kaplan dan Sadock SInopsis Psikiatri, Ed:
(http://wwww.emidicina.medscape.com/article/118729.com)
5. Insomina.
(http://www.mayoclinic.com/health/insomnia/DS00187/DSECTION=alternat
6. Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
21