INSOMNIA
• Stress
• Kecemasan dan depresi
• Obat-obatan
• Kafein, nikotin, dan alkohol
• Kondisi medis
• Perubahan lingkungan atau jadwal kerja
FAKTOR RISIKO
• Wanita
• Usia
• Memiliki gangguan kesehatan mental
• Stress
• Perjalanan jauh atau perubahan jadwal kerja
PATOFISIOLOGI
• Tidur dan terbangun diatur oleh batang otak,
thalamus, hypothalamus dan beberapa neurohormon
dan neurotransmitter juga dihubungkan dengan tidur.
Hasil yang diproduksi oleh mekanisme serebral
dalam batang otak yaitu serotonin.
• Serotonin ini merupakan neurotransmitter yang
berperan sangat penting dalam menginduksi rasa
kantuk, juga sebagai medula kerja otak. Dalam tubuh
serotonin diubah menjadi melatonin yang merupakan
hormone katekolamin yang diproduksi secara alami
oleh tubuh.
• Adanya lesi pada pusat pengatur tidur di
hypothalamus juga dapat mengakibatkan
keadaan siaga tidur. Katekolamin yang
dilepaskan akan menghasilkan hormone
norepineprin yang akan merangsang otak
untuk melakukan peningkatan aktivitas.
• Stress juga merupakan salah satu factor
pemicu, dimana dalam keadaan stress atau
cemas, kadar hormone katekolamin akan
meningkat dalam darah yang akan merangsang
sistem saraf simpatetik sehingga seseorang
akan terus terjaga.
DIAGNOSIS
2. Farmakologi
a. Benzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan
Estazolam)
b. Non benzodiazepine (Chloral-hydrate,
Phenobarbital)
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Tanggal Masuk : 14 Desember 2020
• Nama Pasien : Ny. U
• Umur : 60 Tahun
• No RM : 187841
• Status : Janda
Anamnesis
• Keluhan Utama
Seorang pasien perempuan datang ke poli jiwa
RSUD M.Natsir untuk control ulang,dengan
keluhan sulit tidur sejak ± 14 hari yang lalu.
– Gangguan persepsi
• Depersonalisasi : Tidak Terganggu
• Derealisasi : Tidak Terganggu
• Ilusi : Tidak Terganggu
• Halusinasi : Tidak Terganggu
– Pikiran
• Isi pikiran : Tidak Terganggu
• Proses pikiran : Koheren
BAIK BURUK