Anda di halaman 1dari 28

Case Report Science

INSOMNIA

VISTA PADMA SARI 20100707360803001


MEGA UTARI 20100707360803002

PRESEPTOR : dr. SULISTIANA DEWI, Sp.KJ


DEFINISI

Menurut DSM-IV, Insomnia didefinisikan


sebagai keluhan dalam hal kesulitan untuk
memulai atau mempertahankan tidur atau tidur
non-restoratif yang berlangsung setidaknya satu
bulan dan menyebabkan gangguan signifikan
atau gangguan dalam fungsi individu.
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi insomnia sendiri cenderung makin


meningkat pada lansia, hal ini juga berhubungan
dengan bertambahnya usia dan adanya berbagai
penyebab lainnya. Lansia berusia 65 tahun ke atas,
didapatkan lebih dari 70% lansia diantaranya
mengalami insomnia. Faktor lain yang berhubungan
dengan peningkatan prevalensi gangguan tidur
adalah jenis kelamin wanita, adanya gangguan
mental atau medis dan penyalahgunaan zat.
KLASIFIKASI
1. INSOMNIA PRIMER : mempunyai faktor pencetus
yang jelas. Pola tidur, kebiasaan sebelum tidur dan
lingkungan tempat tidur seringkali menjadi penyebab
dari jenis insomnia primer ini.
2. INSOMNIA SEKUNDER : Insomnia sekunder
biasanya terjadi akibat efek dari hal lain, misalnya
kondisi medis. Insomnia sekunder juga dapat
disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan yang
diminum untuk suatu penyakit tertentu, penggunaan
obat-obatan yang terlarang ataupun penyalahgunaan
alkohol.
TANDA DAN GEJALA
• Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari.
• Sering terbangun pada malam hari.
• Bangun tidur terlalu awal.
• Kelelahan atau mengantuk pada siang hari.
• Iritabilitas, depresi atau kecemasan.
• Konsentrasi dan perhatian berkurang.
• Peningkatan kesalahan dan kecelakaan.
• Ketegangan dan sakit kepala.
• Gejala gastrointestinal
ETIOLOGI

• Stress
• Kecemasan dan depresi
• Obat-obatan
• Kafein, nikotin, dan alkohol
• Kondisi medis
• Perubahan lingkungan atau jadwal kerja
FAKTOR RISIKO
• Wanita
• Usia
• Memiliki gangguan kesehatan mental
• Stress
• Perjalanan jauh atau perubahan jadwal kerja
PATOFISIOLOGI
• Tidur dan terbangun diatur oleh batang otak,
thalamus, hypothalamus dan beberapa neurohormon
dan neurotransmitter juga dihubungkan dengan tidur.
Hasil yang diproduksi oleh mekanisme serebral
dalam batang otak yaitu serotonin.
• Serotonin ini merupakan neurotransmitter yang
berperan sangat penting dalam menginduksi rasa
kantuk, juga sebagai medula kerja otak. Dalam tubuh
serotonin diubah menjadi melatonin yang merupakan
hormone katekolamin yang diproduksi secara alami
oleh tubuh.
• Adanya lesi pada pusat pengatur tidur di
hypothalamus juga dapat mengakibatkan
keadaan siaga tidur. Katekolamin yang
dilepaskan akan menghasilkan hormone
norepineprin yang akan merangsang otak
untuk melakukan peningkatan aktivitas.
• Stress juga merupakan salah satu factor
pemicu, dimana dalam keadaan stress atau
cemas, kadar hormone katekolamin akan
meningkat dalam darah yang akan merangsang
sistem saraf simpatetik sehingga seseorang
akan terus terjaga.
DIAGNOSIS

• Pola tidur penderita.


• Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat
terlarang.
• Tingkatan stres psikis.
• Riwayat medis.
• Aktivitas fisik
• Diagnosis berdasarkan kebutuhan tidur secara
individual.
Kriteria diagnosis menurut PPGDJ-III

1. Hal tersebut di bawah ini diperlukan untuk


membuat diagnosis pasti:
• Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau
mempertahankan tidur, atau kualitas tidur yang
buruk
• Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam
seminggu selama minimal 1 bulan.
• Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan
peduli yang berlebihan terhadap akibatnya
pada malam hari dan sepanjang siang hari.
• Ketidak puasan terhadap kuantitas atau
kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang
cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam
social dan pekerjaan
2. Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan
anxietas tidak menyebabkan diagnosis insomnia
diabaikan.
3.Kriteria “lama tidur” (kuantitas) tidak
diguankan untuk menentukan adanya gangguan,
oleh karena luasnya variasi individual. Lama
gangguan yang tidak memenuhi kriteria di atas
(seperti pada “transient insomnia”) tidak
didiagnosis di sini, dapat dimasukkan dalam
reaksi stres akut (F43.0) atau gangguan
penyesuaian (F43.2)
PENATALAKSANAAN
1. Non- farmakologi
a. Terapi tingkah laku
b. Gaya hidup

2. Farmakologi
a. Benzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan
Estazolam)
b. Non benzodiazepine (Chloral-hydrate,
Phenobarbital)
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Tanggal Masuk : 14 Desember 2020
• Nama Pasien : Ny. U
• Umur : 60 Tahun
• No RM : 187841
• Status : Janda
Anamnesis
• Keluhan Utama
Seorang pasien perempuan datang ke poli jiwa
RSUD M.Natsir untuk control ulang,dengan
keluhan sulit tidur sejak ± 14 hari yang lalu.

• Riwayat penyakit sekarang


a. Pasien mengatakakan sulit tidur mulai dari
malam hari hingga pagi hari.
b. Pasien mengatakan mengalami sulit tidur ±
lebih dari 3 kali dalam seminggu
c. Pasien mengatakan selalu berpikir apakah bisa
untuk tidur malam ini atau tidak.
d. Pasien mengatakan bisa tidur siang tetapi sulit
untuk tidur saat malam hari.
e. Pasien mengatakan apabila terkejut saat tidur
maka pasien tidak akan bisa tertidur lagi.
f. Pasien mengatakan pernah 2 hari berturut-
turut tidak bisa tidur.
g. Pasien mengatakan sulit tidur menyebabkan
aktivitas sehari-hari terganggu karena pasien
menjadi lemas, pusing dan kurang
bersemangat.
h. Pasien mengatakan banyak pikiran dikarenakan
mantan suami pasien pernah meminjam perhiasan
dengan janji akan mengembalikannya, tetapi
mantan suami menyangkal pernah meminjam
perhiasan tersebut.
i. Pasien mengatakan saudara dari mantan suami
pasien menuduh pasien berbohong.
j. Pasien mengatakan saat mantan suami meminjam
perhiasaan tersebut ada anak pasien yang melihat
sebagai saksinya.
k. Pasien mengatakan anak pasien yang pertama
bercerai dengan suaminya dan tinggal bersama
pasien dan tidak berkerja.
l. Pasien mengatakan bahwa pasien sendiri
yang membiayai semua kebutuhan dirumah.
m. Pasien mengatakan saat sulit tidur pasien
mengaji dan beristighfar agar bisa tidur
namun tidak berhasil.
n. Pasien mengatakan sudah 5 kali diruqiyah
namun tidak berhasil.
o. Pasien mengatakan masalahnya ditanggung
sendiri dikarenakan tidak ada tempat untuk
bercerita.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak ada memiliki penyakit dengan
keluhan yang sama

• Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada memiliki penyakit
dengan keluhan yang sama seperti pasien.
Status Mental
– Deskripsi umum
• Penampilan : Berpenampilan sesuai usia
• Perilaku dan aktivitas motorik : Tenang
• Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

– Mood dan Afek


• Mood : Eutimia
• Afek : Luas
• Keserasian : Serasi
– Pembicaraan
• Bicara : Spontan
• Volume : Sedang
• Artikulasi : Jelas

– Gangguan persepsi
• Depersonalisasi : Tidak Terganggu
• Derealisasi : Tidak Terganggu
• Ilusi : Tidak Terganggu
• Halusinasi : Tidak Terganggu
– Pikiran
• Isi pikiran : Tidak Terganggu
• Proses pikiran : Koheren

– Sensorik dan kognitif


• Kesadaran : Komposmentis
• Orientasi tempat : Tidak Terganggu
• Orientasi waktu : Tidak Terganggu
• Orientasi orang : Tidak Terganggu
– Daya ingat
• Jangka panjang : Tidak Terganggu
• Jangka sedang : Tidak Terganggu
• Jangka pendek : Tidak Terganggu

– Daya nilai dan tilikan


• Daya nilai sosial : Tidak Terganggu
• Daya nilai realita : Tidak terganggu
• Tilikan : Tilikan 4
– Diagnosis Multiaxial
• Axis I : Gangguan Tidur Insomnia non-
organik
• Axis II : Tidak ada diagnosa
• Axis III : Tidak ada diagnosa
• Axis IV : Masalah ekonomi dan masalah
keluarga
• Axis V : GAF 70-61
– Penatalaksaan
• Amitripilin 1x12,5mg
• Betahistin 2x1mg
• Diazepam 1x2mg
• Lorazepam 1x2mg
Prognosis

BAIK BURUK

Late onset Sistem support yang buruk

Dijumpai symptom depresi Belum menikah atau telah bercerai

Quo ad vitam : Dubia


Quo ad functionam : Dubia
Quo ad sanationam : Dubia
 
KESIMPULAN
Insomnia merupalan kesulitan untuk masuk tidur,
kesulitan dalam mempertahankan tidur, atau tidak
cukup tidur. Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai
faktor seperti stres, kecemasan berlebihan, pengaruh
makanan dan obat-obatan, perubahan lingkungan, dan
kondisi medis. Insomnia didiagnosis dengan
melakukan penilaian terhadap pola tidur penderita,
pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang,
tingkatan stres psikis, riwayat medis, aktivitas fisik,
dan kebutuhan tidur secara individual.

Anda mungkin juga menyukai