Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TENTANG

LIMBAH DOMESTIK ( LIMBAH RUMAH TANGGA )


DAN
CARA PENANGGULANGANNYA

DISUSUN OLEH :

NAMA : Ayu Indah Purna


NIM : 51603070
KELAS : 7.B
DOSEN PEMBIMBING : Dr.dr.Ibrahim Edy Sapada,M.Kes

PRODI S1 FARMASI
STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Limbah Dosmetik ( Limbah Rumah Tangga)
dan Cara Penganggulagannya” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dr.dr.Ibrahim
Edy Sapada.M.Kes pada mata kuliah Farmasi Komunitas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “Limbah Dosmetik ( Limbah Rumah Tangga) dan Cara
Penganggulagannya “ bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Dr.dr.Ibrahim Edy Sapada.M.Kes yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 27 January 2021

Penulis

Ayu Indah Purna

2
DAFTAR ISI

SAMPUL...........................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................4

1.2 Tujuan....................................................................................................................................4

1.3 Metode....................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6

2.1 Pengertian Limbah Domestik.................................................................................................6

2.2 Pemanfaatan Teknologi Dalam Mengolah Limbah Domestik / Rumah Tangga.................7/9

2.3 Penanganan Limbah Domestik / Rumah Tangga Yang Efektif.............................................10

2.4 Pemasyarakatan Teknik Pengolahan Limbah Domestik / Rumah Tangga.....................11/13

2.5 Limbah Domestik / Limbah Rumah Tangga Dan Penanganannya.......................................14

2.6 Peran Media Cetak Dalam Pemasyarakatan Sadar Lingkungan dan Solusi

Penanggulangannya Limbah Domestik / Rumah Tangga

..................................................................................................................................................14/16

BAB III PENUTUP......................................................................................................................17

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................17

3.2 Saran.....................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik
(rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada
sampah, ada air kakus (air hitam), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (air abu-
abu).

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang tidak ada dikehendaki kehadirannya karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah tersebut terdiri dari bahan kimia Senyawa
organik dan Senyawa anorganik. Konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan limbah.

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah, pelaku
industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai negara
perkembangan yang industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi
industri (semi industrialized country). Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus semi industri,
target yang lebih diutamakan adalah peningkatan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas
negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus pencemaran terhadap
lingkungan telah menjadi topik hangat di berbagai media masa, misalnya pencemaran Teluk Buyat di
Sulawesi Utara yang berdampak terhadap timbulnya bermacam-macam penyakit yang menyerang
penduduk yang tinggal di sekitar teluk tersebut.

Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang menghasilkan berbagai
jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan hidup sangatlah tidak baik untuk kelangsungan hidup
kehidupan kehidupan masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industri-industri sangat
merugikan bagi lingkungan umum jika limbah dari industri tersebut tidak diolah dengan baik untuk
memenuhi kebutuhan.

1.2 TUJUAN

Dalam makalah ini bertujuan untuk mengetahui cara pengelolaan, selain itu untuk mengurus mata
pelajaran Bahasa Indonesia.

1.3 METODE

4
Metode dalam menulis ini yaitu dengan studi pustaka.

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah Domestik

Limbah Domestika / rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, limbah bekas
industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak
terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk
dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman
penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar
tidak mencemari dan tidak berbahaya kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk
mengurangi pencemaran.

🔹Dalam arsitektur dunia ada metode yang bisa diterapkan dalam rencana pengolahan limbah
domestik / rumah tangga dengan :

• Membuat saluran air

• Membuat bak peresapan

• Membuat tempat pembuangan sampah sementara

🔹Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik udara dipermukaan tanah
maupun udara di bawah permukaan tanah.

2. Tidak mengotori permukaan tanah.

3. Menghindari tersebarnya cacing tambang di permukaan tanah.

4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.

5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

6. Konstruksi agar dibuat sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah.

7. Jarak minimal antara sumber udara dengan bak resapan 10 m.

Pengelolaan yang paling sederhana yaitu pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda
terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak
pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap
pertama yang dibuat stabil di dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat

6
dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat
organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara tersier hanya untuk
membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar
matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan.

2.2 Pemanfaatan Teknologi Dalam Mengolah Limbah Domestik / Rumah Tangga

Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini
dikenal dengan nama 4R, yaitu:

🔹Mengurangi (reduce)

Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau bahan yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

🔹Menggunakan kembali (reuse)

Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Pemakaian barang-barang yang sekali
pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).

🔹Mendaur ulang (recycle)

Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa
didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri
rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

🔹Mengganti (replace)

Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan
barang yang lebih tahan lama.

▶Pengolahan Sampah

↪Alternatif Pengelolaan Sampah

Untuk memecahkan permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif


pengelolaan. TPA bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena TPA tidak berkelanjutan dan
menimbulkan masalah lingkungan. Alternatif-alternatif-alternatif tersebut harus bisa keluar dari
pembuangan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke
ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam.
Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan
tiga prinsip – prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah
sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.

7
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang
secara optimal, dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan
industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur ulang
produk tersebut. Prinsip ini tepat untuk semua jenis dan alur sampah.

Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari materi yang mungkin
masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi / mencemari bahan-bahan
yang mungkin bisa daur ulang dan racun dapat menghancurkan menghancurkan. Sebagai tambahan,
peningkatan peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang
tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; Harus dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur ulang
atau tahapan penggunaan.

Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak
mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang
harus tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju,
mengingat kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Sektor khususnya informal (tukang
sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam penanganan sistem sampah yang
ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam penanganan sistem
sampah di negara yang berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah
berhasil membuat sistem aktif dan daur ulang sampah yang mampu mengubah / memanfaatkan 85
persen sampah yang terkumpul dan menampung 40.000 orang.

Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem penanganan sampah organik
merupakan komponen-komponen yang terpenting dari sistem penanganan sampah kota. Sampah-
sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau
dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutrisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin
bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci
ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak
pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material
yang dapat mensuplai industri.

Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang, secara alamiah. Hara yang terkandung
dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti
bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka
produk akhirnya adalah kompos (kompos).

Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses dekomposisi
atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan,
kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi
kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal
lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang, secara alamiah. Hara yang terkandung dalam
bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri

8
dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk
akhirnya adalah kompos (kompos).

Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai agensia
(perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan humus. Hasil perombakan
tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah.

Kompos dan pengomposan (pengomposan) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai
sumber catatan bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum
Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan
teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat.

Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantungan terhadap


pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki
keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat dimasukkan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos yang
mampu:

↪mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan dan


kemampuannya dalam penyerapan hara.

↪Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan udara lebih
ama dan mencegah kekeringan pada tanah.

↪Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara.

2.3 Penanganan Limbah Rumah Tangga Yang Efektif

Berapa bayak diantara kita yang mengeluhkan masalah sampah? Tumpukan sampah memang
mengganggu pemandangan (juga penciuman) disekitar kita. Daripada saling menyalahkan, mari kita
tengok cara efektif untuk mengelola tangga kita dapat menjaga rumah tetap bersih sekaligus

9
mengurangi tumpukan sampah di lingkungan tidak langsung. Dengan cara mudah dan sederhana, rumah
tangga.

🔹Pertama, pisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Langkah ini sangat penting untuk melakukan
pengelolaan sampah yang lebih baik di rumah. Pisahkan sampah organik, kaca, kertas, plastik dan
sampah kimia di tempat khusus. Untuk sampah organik, Anda bisa membuat lubang sampah sederhana
untuk membuat sampah organik. Jika lubang sudah mampir penuh, tutup lubang dengan tanah dan gali
lubang yang baru. Selain mengurangi tumpukan sampah, cara ini juga menambah kesuburan tanah di
pekarangan rumah anda.

🔹Selain membuat lubang di tanah, anda bisa menyembunyikan kotak cacing yang banyak digunakan
diluar negeri. Kotak cacing yang dibuat dengan meletakkan daun-daun dan sampah organik kedalam
kotak logam, beberapa cacing yang dimasukkan untuk membusukkan sampah tersebut. Setelah penuh,
sampah yang telah berubah menjadi humus yang bisa dipakai untuk menyuburkan tanaman di
pekarangan.

🔹Selain lubang sampah dan kotak cacing, anda juga dapat mengolah sampah organik disekitar anda
menjadi kompos dengan sistem terowongan udara. Tumpuk sampah organik diatas segitiga yang dibuat
dari kayu atau bambu dengan tinggi 20 cm dan panjang 1,5 hingga 2 meter. Siram secara teratur agar
tetap lembab. Jika bagian bawah menyentuh tanah, lapisan hingga semua sampah menjadi kompos.

🔹Kompos-kompos organik ini tidak hanya mampu mengurangi sampah, tetapi juga dapat menjaga
kesuburan tanah. Penggunaan kompos jauh lebih alami dan hemat dibandingkan memakai pupuk
sistesis.

🔹Untuk sampah kertas, botol dan plastik, anda bisa membawanya ke tempat daur ulang terdekat. Jika
tidak buanglah ditempat sampah setelah mengkategorikannya berdasarkan jenisnya.

▶Karena pengelolaan sampah yang baik tidak hanya soal sampah yang sudah ada, kita juga perlu
mengurangi jumlah sampah.

Berikut ini langkah-langkah sederhana untuk mengurangi sampah di rumah :

1. Membawa tas plastik atau kain dari rumah saat belanja.

2. mengurangi membeli produk sachet.

3. Memakai ulang toples atau botol bekas.

Selain contoh langkah-langkah diatas, ada banyak cara lain yang bisa dipakai untuk mengurangi
dirumah anda. Jika memungkinkan, ajaklah tetangga disekitar anda untuk melakukan hal yang sama agar
semakin banyak orang yang sadar akan pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri. Jika secara
kontinu dilakukan, bukan tidak mungkin jumlah timbunan sampah akan berkurang lebih dari
separuhnya.

10
Untuk memperbarui informasi dan ide pengelolaan sampah, Anda dapat membuka referensi di
internet yang fokus pada pengelolaan sampah. Tidak ada salahnya juga membuka ide-ide recycle dan
menggunakan kembali kreatif yang ada di internet agar menambah efektif usaha kita untuk membuat
suasana rumah yang bersih dan nyaman. Jika rumah bebas dari timbunan sampah, kesehatan keluarga
juga bisa lebih terjamin.

Sudah bukan jamannya lagi kita mengabaikan acuh terhadap sampah. Membuang sampah
sembarangan dan diam melihat tumpukan sampah adalah tempat orang malas dan acuh. Mari kita
perbaiki keadaan sekitar dengan mulai dari hal yang sederhana dan dimulai dari rumah kita sendiri.
Percayalah, Hal Yang Kecil bisa besar manfaatnya jika dilakukan secara kolektif dan terus-menerus.

2.4 Pemasyarakatan Teknik Pengolahan Limbah Rumah Tangga

↪Menurut Undang-undang No 18 tahun 2008 definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
atau proses alam yang padat.

↪Menurut ilmu kesehatan lingkungan sampah hanya sebagian dari benda atau hal-hal lain yang
dipandang tidak dapat digunakan lagi, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang sehingga rupa
sehingga tidak kelangsungan hidup (Riyaldi, 1986), menurut widyatmoko (2002) sampah rumah Tangga
adalah sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga yang terdiri dari berbagai macam jenis sampah.

↪Sedangkan menurut Undang-undang No 18 tahun 2008 sampah rumah tangga adalah sampah yang
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tetapi tidak termasuk tinja dan sampah spesifik
(sampah yang mengandung bahan beracun).

Oleh karena dalam rumah tangga limbah tersebut biasa disebut dengan sampah maka biasanya tidak
ada yang akan dibuang.

▶Ada berbagai macam cara mebuang sampah di tempat pembuangan akhir diantaranya:

a. Open dumping, yaitu mencampakkan sampah secara terbuka diatas permukaan tanah

b. Dumping in water, yaitu mencampakkan sampah secara terbuaka diatas udara seperti dikali atau
dilaut

c. Pembakaran secara premis, yaitu sistem pembakaran sampah di rumah-rumah

d. Sanitary landfill, yaitu cara pembuangan sampah ke tempat-tempat terendah bendungan dengan
tanah untuk memenuhi persyaratan-persyaratan (Depkes, 1987)

↪ Dan masih banyak cara lain untuk membuang sampah, namun kendalanya adalah dibutuhkan
lahan yang luas, armada yang banyak, menimbulkan bau yang tidak sedap.

↪ Dari berbagai cara yang telah biasa dilakukan diatas rasanya selalu menimbulkan masalah. Sebab
pada akhirnya membutuhkan dana yang tidak kecil.

11
Untuk mengatasi hal tersebut Bapelkes Cikarang mengembangkan teknologi yang sudah dikenal
dikalangan masyarakat namun biasanya dikembangkan di sektor peternakan. Teknologi itu adalah
teknologi Fermentasi Anaerob yang biasa disebut dengan Biogas.

▶Mengapa Biogas menjadi Pilihan?

Dari teknologi tersebut selain bisa menggredable sampah ada keuntungan lain di antaranya

1. bisa mengurangi gas rumah kaca

2. bisa menghasilkan bahan bakar pihak

3. bisa menghasilkan pupuk organik yang bisa dimanfaatkan oleh pemilik degester.

4. biaya pembuatannya murah karena bahan banyak tersedia

5. mudah digunakan

6. Cara mudah karena tidak memerlukan keahlian khusus

7. tidak memerlukan tempat yang luas

↪Degester adalah media yang digunakan untuk fermentasi sampah yang telah dihaluskan dan
terkoordinasi air.

🔹Pengertian Biogas

↪ Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan –bahan
organik termasuk: kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah
biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.

Kandungan utama dalam biogas adalah Metana dan Karbon Dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai
bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.

▶Cara limbah rumah tangga menjadi biogas :

▫Unit enceng gondok sebanyak ± 200 Kg dan air kali / kolam sebanyak ± 200 Lt, enceng gondok
dihaluskan (ditumbuk / dicacah) kalo di Bapelkes di giling. kemudian enceng gondok dan air berkumpul
dengan perbandingan 1: 1 .

▫Pada hari ke 3 sampai hari ke 18 gas dibuang sambil dicoba dinyalakan tetapi tidak bisa menyala
setelah hari ke 19 belas gas metan sudah terbentuk dan ketika dibakar bisa menyala dengan api biru .

12
▫Selanjutnya setiap hari ditambah dengan limbah rumah tangga ± 5 Kgs etiap hari dengan cara
dihaluskan dan kental air ± 5 Lt, setiap hari menghasilkan gas metan ± 0,11 m3

🔹Kandungan Biogas

Komposisi biogas bervariasi tergantun dengan proses asal anaerobik yang terjadi. TPA Gas memiliki
konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas
dengan 55 - 75% CH4.

🔹Kandungan Energi

Nilai kalori dari 1 m3 Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak solar. Oleh
karena itu biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan
lingkungan minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan lain yang berasal dari fosil.

2.5 Limbah Domestik / Limbah Rumah Tangga Dan Penanganannya

↪Sampah merupakan permasalah utama dalam lingkungan kita, karena sampah yang diproduksi oleh
semua kalangan hingga rumah tangga yang merupakan penghasil sampah terbanyak perharinya. Dengan
pengolahan yang tanpa dipilah terlebih dahulu, sampah rumah tangga yang dibuang ke tempat sampah
kemudian dibawa oleh petugas ke TPS untuk dimusnahkan.

↪Dengan cara tersebut masih kurang efektif, karena hanya akan menimbun di TPS dan menjadikan
lingkungan di sekitar TPS menjadi rusak dan tidak nyaman. Maka dari itu kita harus belajar untuk
memilah dan memanfaatkan sampah yang ada. Ada dua macam sampah, yaitu sampah organik (daun-
daunan, sisa sayuran, kulit buah, dll) dan sampah Unorganik (plastik, botol / kaca, kertas, dll) yang mana

13
bisa dimanfaatkan untuk meminimalisir sampah yang dibuang ke TPS dan bahkan bisa menjadi
tambahan tahap bagi yang mengolah.

↪Untuk sampah-sampah organik bisa diolah menjadi kompos yang berguna untuk pupuk tanaman
atau mungkin bisa dijual. Dan sampah unorganik bisa kita buat menjadi kerajinan yang bisa menjadi
hiasan dirumah atau dijual sebagai tambahan tahap. Jadi pada intinya sampah yang kita hasilkan bisa
kita manfaatkan untuk tahap tambahan dan segaligus membantu pemerintah dalam menanggulangi
penumpukan sampah di TPS.

2.6 Peran Media Cetak Dalam Pemasyarakatan Sadar Lingkungan dan Solusi Penanggulangannya
Limbah Domestik / Rumah Tangga

↪Eksistensi media lingkungan yang dapat membiayai pesan khalayak luas, dimanfaatkan untuk
menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya pelestarian hidup untuk kesejahteraan manusia. Melalui
pemberitaan, kampanye publik, iklan layanan masyarakat, dan propaganda, media yang diharapkan
mampu menjaga keseimbangan alam, lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang berkembang dalam
satu kawasan.

↪Karena itu, massa media memiliki tanggungjawab dalam memberikan informasi, tayangan dan
siaran yang benar, akurat, dan jelas (Henessy, 1990: 24). Dikaitkan dengan kebutuhan informasi,
Rosenthiel (dalam Haryanto, 2010: 7), menyebutkan, hak atas informasi adalah hak dasar yang melekat
dalam diri manusia. Hak atas informasi sebagai naluri kesadaran manusia untuk melihat hal-hal di luar
dirinya. Hak ini dalam pasal 19 Deklarasi Umum HAM, yang disahkan tahun 1948. karena itu, hak atas
informasi harus terus dijaga dan diperjuangkan termasuk jika menghadapi manipulasi yang dilakukan
oleh para pebisnis maupun pejabat pemerintah dan politisi. Kendati demikian, media juga tidak sendiri-
sendiri - mata yang dapat mengatur pesan-pesan lingkungan hidup dari pihak yang berupaya
mempengaruhi masyarakat.Sebab, dalam bingkai kebebasan informasi, mereka memiliki kemandirian
untuk menentukan pemberitaan atau penyiaran yang menjadi sumbernya.

↪Selain itu, media masa juga memiliki ideologi, yang terdiri atas orientasi bisnis dan idealisme dalam
menjalankan fungsi informasi. Dengan demikian, pemerintah dan semua entitas yang mengklaim peduli
terhadap lingkungan hidup, juga tidak bisa merujuk media untuk membiarkan pesan tentang lingkungan
hidup. Terlebih lagi yang berkonotasi pembelaan terhadap tuduhan lingkungan dari elit di tubuh
pemerintah, perusahaan atau politik, media berhak untuk melakukan keberatan.

↪Pada konteks ini, ideologi media didasarkan pada berbagai faktor, seperti aspek historis, asosiasi
kelembagaan, dan aspek lain yang terikat oleh tujuan media massa (Lull, 1998: 1). Dari faktor-faktor
tersebut, media tetap diharapkan ikut serta dalam lingkungan dengan menjalankan fungsi kekritisan
terhadap lingkungan hidup.

↪Kompleksitas pemeliharaan lingkungan yang diatur dalam UU No.32 / 2008 secara substantif dapat
diterapkannya di masyarakat jika mendapat dukungan dari media yang peduli tehadap lingkungan. Isi

14
pemberitaan media, aspek yang berhubungan dengan aspek yang bernilai positif dalam pengendalaian
lingkungan, sampai kepada berita yang mengancam kelangsungan hidup alam dan lingkungannya. Media
selayaknya lebih berpihak kepada kepentingan masyarakat untuk jangka panjang. Karena masalah
kerusakan lingkungan yang dipicu oleh pembangunan yang berorientasi pada bisnis dan pengabaian
kelestarian lingkungan harus menjadi perhatian dan diinformasikan kepada khalayak.

↪ Hakikatnya, media dengan kekuatan komunikasinya harus berjalan dengan program pemeliharaan
lingkungan. Beberapa hal yang perlu didukung oleh media massa dalam penegakan peraturan
lingkungan antara lain adalah (1) masyarakat berhak memperoleh pengetahuan tentang lingkungan
hidup yang baik dan sehat; (2) setiap orang berhak mengajukan usul dan / atau menolak rencana usaha
dan / atau kegiatan yang diperkirakan dapat berdampak terhadap lingkungan hidup; (3) setiap orang
berhak untuk berpartisipasi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
peraturan-undangan; (4) setiap orang yang berhak melakukan pengaduan dugaan pencemaran dan /
atau perusakan lingkungan hidup.

↪Masalah - masalah tersebut memerlukan peran media massa untuk memberikan informasi yang
transparan dan memacu keikutsertaan masyarakat dalam pengawasan terhadap lingkungan. Supaya
informasi yang disebarkan oleh media yang tidak percaya khalayak, Gordon, Deines dan Havice (2010:
175) menyarankan, wartawan harus mengembangkan kemampuan untuk mengurangi ketidakpastian
lingkungan melalui ilmuwan. Oleh sebab itu, hubungan antara pekerja media dengan ilmuwan dan
sumber informasi lain yang tidak dipercaya harus tetap dipertahankan. Bagiamanapun juga, kondisi
lingkungan yang sehat atau sebaliknya lingkungan yang rusak dan dampak buruk bagi masyarakat di
berbagai kawasan, selayaknya menjadi kepedulian media massa dalam menjalankan fungsi transparansi
pemberitan. Jika media tidak menghiraukan penyimpangan dalam pengelolaan lingkungan, informasi
yang diambil dari masyarakat akan didominasi oleh pesan sepihak yang berasal dari pemerintah maupun
para pemilik modal yang mengabaikan lingkungan hidup.

↪Padahal, dalam pasal 6 UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 jelas, pers nasional melaksanakan fungsinya
dalam memenuhi hak masyarakat untuk melihat, melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran
terhadap hal - hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. Jadi, pengawasan dan kritik fingsi harus
tetap melekat di massa media.

↪Undang - Undang PPLH juga mengamanatkan perlunya tranparansi informasi dalam lingkungan hidup.
Tidak boleh ada informasi yang disembunyikan karena kepentingan atau kredibilitas pemerintah, pemilik
modal dan tokoh masyarakat. Berdasarkan UU No. 32/2008, setiap orang dilarang memberikan
informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau memberikan
keterangan yang tidak benar. Artinya, massa media dapat melakukan pemberitaan transparan, tanpa
khawatir terhadap tekanan elit dalam kekuasaan negara maupun pemilik modal yang memiliki otoritas
luas di masyarakat.

↪Representasi dari keterbukaan informasi lingkungan pada badan publik, - pemerintah di pusat
maupun di daerah, harus mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup yang transparan, demi

15
mendukung kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Sistem informasi lingkungan hidup
tidak memuat informasi mengenai status lingkungan hidup, dan peta lingkungan hidup. Sistem informasi
lingkungan hidup dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi dan wajib dipublikasikan kepada
masyarakat. Jelas sistem informasi lingkungan bisa lebih diketahui oleh masyarakat jika didifusikan
melalui media massa.

↪Menyangkut peran dalam pelestarian lingkungan, masyarakat yang memiliki hak untuk berperan aktif
dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Peran masyarakat dapat berupa penyampaian
informasi atau laporan. Peran ini gaungnya lebih luas, jika memanfaatkan media massa, baik cetak
maupun elektronik.

↪Laporan ketimpangan dalam pemeliharaan lingkungan hidup akan segera direspon oleh masyarakat,
pemerintah atau lembaga swasta jika disampaikan melalui media massa. Dampak yang diharapkan dari
pemberitaan atau masalah yang diharapkan dari pemerintah, pemilik modal dan pihak - pihak yang
berkepentingan dengan lingkungan hidup dapat membuat solusi yang lebih baik. Jadi intinya, massa
media dapat memengaruhi pemerintah dan pihak yang terkait dalam mencari solusi untuk mengatasi
masalah lingkungan hidup. Namun masalahnya, dalam koridor kebebasan pers, ternyata massa media,
khususnya televisi, lebih fokus kepada kemauan menonton khalayak, yang didasarkan pada rating dan
masuknya iklan dalam siaran program. Dengan demikian, berita yang mengungkap seputar pelestaraian
alam diabaikan demi memburu rating. Melihat kondisi ini, segala macam kampanye publik di media
harus mampu menarik perhatian penonton. Caranya, dengan mengemas berbagai program sebagai
tayangan yang menghibur. Sebab, tidak bisa dikesampingkan bahwa tayangan yang dieksplorasi budaya
yang dieksplorasi dan nilai konsumerisme jauh lebih bisa masuk program siaran yang lebih serius dalam
mengupas masalah lingkungan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jika setiap rumah tangga mau dan mampu mendaur ulang sampahnya masing-masing, maka sisa
sampah yang dibuang dari rumah tangga tinggal sedikit berupa limbah non organik dan inipun masih
bisa dimanfaatkan para pemulung.

Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, limbah bekas industri rumah
tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk
cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya.
Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus,
kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak berbahaya
kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.

16
3.2 Saran

Sudah saatnya masyarakat dididik untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah secara
sederhana. Seperti masyarakat dan pemerintah Kota Brisbane bahu membahu untuk mengelola sampah
secara profesional, mereka sadar bahwa sampah jika dikelola dengan baik yang mempunyai nilai jual
juga lingkungan bersih dan aman dari polusi.

DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth, HurlockB. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga, 1980.

Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung : Mandar Maju.

Turner, MB 1976. Psikologi dan Ilmu Perilaku, New York : Crofts

Watson Abad Appleton , RI 1971. Psikolog Hebat, Dari Aristoteles hingga Freud. Philadelphia : JB

Lippincott

Yessi T Br. Karo, USU Reporsitory © 2009

17

Anda mungkin juga menyukai