DI SUSUN OLEH :
NIM : 51603070
KLS : VII.B
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................
..........................................1
DAFTAR
ISI..................................................................................
...................................2
KATA
PENGANTAR............................................................................
.............................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.............................................................................
..........................4
1.2 Rumusan
Masalah..............................................................................
....................4
1.3
Tujuan...............................................................................
......................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.6 Isolasi
Alkaloid.............................................................................
.........................13-14
3.1.
Kesimpulan...........................................................................
...............................17
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................
..........................18
KATA PENGANTAR
Kami menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna,oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi
perbaikan-perbaikan lebih lanjut.
Akhirnya kami berharap,semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
yang membutuhkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
diabetes mellitus adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronisdengan multi etiologi yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertaidengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan
protein sebagai akibatinsufisiensi fungsi insulin.
menurunkan kadar gula darah dan diberikan secara oral Obat antidiabetes oral dapat berbentuk tablet
dan sering disebut sebagai tablet oral antidiabetes (OAD)
GOLONGAN OBAT SENYAWA ANTIDIABETES
Sulfonilurea
Biguanid
Inhibitor α- glucosidase
Meglitinid
SULFONILUREA
Golongan sufonilura, dapat merangsang pengeluaran insulin dari sel -isletpankreatik, menurunkan
pemasukan insulin endogen ke hati dan menekan secaralangsung pengeluaran glukagonn. Pada
umumnya turunan sulfonylurea digunakansebagai penunjang diet untuk menurunkan kadar glukosa
darah pada penderitadengan Non-Insulin-Dependent Diabetes Melitus (NIDDDM). Efek samping
turunansulfonylurea anatara lain reaksi alergi dan hipoglikemi, hioglikemi dapatmenyebabkan
debil,ketauaandanmalnourished
R= gugus alifatik (asetil, amino, kloro, metil, metiltio dan trifluorometil) akan berpengruhterhadap masa
kerja obat dan meningkatkan aktivitas hipoglikemik. Bila R adalah gugus -aril karboamidoetil (Ar-CONH-
CH2-CH2-), seperti pada glibenklamid dan glipizid,senyawa mempunyai aktivitas lebih besar dibanding
senyawa awal.Ini merupakanantidiabetes oral generasi kedua. Diduga hal ini disebabkan oleh fungsi
jarak khas antaraatom N substituent dengan atom N sulfonamide sehingga interaksi obat-reseptor
lebihserasi.
R’ = etil, senyawa aktivitasnya lemah, dan bila senyawa mengandung 3-6 atom C,aktivitasnya maksimal
aktivitas senyawa hilang bila mengandung atom C=12 rantai lebih.
BIGUANID
Turunan biguanida yang sekarang masih digunakan sebagai antidiabetes adalahmetformin. Pada
umumnya metformin dapat mempengaruhi fungsi ginjal dan jantung sehingga hanya digunakan untuk
penderita yang tidak menderita penyakit ginjal dan jantung. Metformin HCl adalah senyawa yang
relative lebih aman dibanding turunan biguanida lain karena tidak dimetabolis dihati.
HUBUNGANSTRUKTUR DAN AKTIVITAS
rantai sisi feniletil di phenformin, sehingga metformin memiliki sifat yang kurang
non polar dibanding phenformin. Pada phenformin memiliki 10 atom karbon yangmengikat fenil dan
etil. Buformin memiliki 6 atom carbon dan mengikat metil danetil. Metformin memiliki 4 atom karbon
dan mengikat 2 metil. Bila diurutkan mulaidari senyawa polar hingga non polar, yaitu metformin,
buformin dan phenformin.
INHIBITOR Α- GLUKOSIDASE
Memperlambat absorpsi polisakarida, dekstrin, dan disakarida di intestine. Dengan menghambat kerja
enzim α-glukosidase di brush border intestine, dapat mencegah peningkatan glukosa plasma.
Akarbosa Miglitol
Secara struktural miglitol berbeda dengan acarbose, miglitol 6 kali lebih kuat dalam menghambat
sucrase. Meskipun afinitas ikatan kedua senyawa tersebut berbeda,sasaran dari baik acarbose maupun
miglitol adalah α-glukosidase : sucrose, maltase, glycoamylase, dextranase, dan isomaltase (hanya
miglitol) dan memiliki sedikit efek pada amylase-α (hanya acarbose) atau pada glukosidase – b (hanya
miglitol), yang memecah gula yang pada posisi beta seperti seperti laktosa. Miglitol lebih kuat dari
acarbose karena adanya p-nitrofenil α Dglukopiranosida menjadi paranitrofenol yang berwarna kuning
dari glukosa sehingga meningkatkan kerja miglitol sebagai inhibitor α-glukosidase dan pada glukosidase
– b pada berbagai enzim seperti yangtelah dijelaskan diatas. Sedangkan pada acarbose tidak terdapat
paranitrofenol,namun hanya terdapat banyak gugus – OH pada hampir tiap atom C sehingga acarbose
lebih hanya pada sasaran minimal terhadap enzim amylase-α.. Berdasarkan kepolarannya acarbose lebih
polar dari miglitol sehinga acarbose memiliki masakerja obat leih cepat.
MEGLITINID
Mekanisme kerja menglitinid mirip dengan sulfonylurea dalam berinteraksi dengan binding site pada
ATP dependent saluran kalium dalam membrane sel.Ikatan mengiltinid pada kalsium kanal bloker
menyebabkan depolarizes sel dan mengarah kepermukaan saluran kalsium sehingga meningkatkan
masuknya kalsium yang mengiduksi sekresi insulin dengan demikin tidak anrepaglinid tergantung pada
sel-sel fungsional dalam pankreas.
Aktivitas biologis obat dipengaruhi olehstruktur isomer dimana nateglinid berupa isomer geometri pada
posisi trans danrepaglinid pada posisi cis. Golonganmenglitinid memiliki mekanisme kerjasama seperti
sulfonylurea. Dimana terdapat gugus fenilalanin pada nateglinid bersif non polar cenderung hidrofobik.
Pada repegnilnid terdapat gugus piridin bersifat polar, karena adanya atom N dalam rantai siklik yang
mempunyai elektron bebas.
Diabetes melitus juga dapat diatasi dengan pengobatan alami dengan memanfaatkantanaman
berkhasiat obat. Tanaman berkhasiat obat dapat diperoleh dengan mudah,dapat dipetik langsung untuk
pemakaian segar atau dapat dikeringkan. Oleh karena itu,pengobatan tradisional dengan tanaman obat
menjadi langkah alternatif untukmengatasinya (Wijayakusuma, 2004). Persea americana Mill (lauraceae)
adalah salah satu dari 150 varietas alpukat pir. Menurut hasil skrining fitokimia yang dilakukan oleh
Zuhrotun(2007) terhadap simplisia dan ekstrak etanol biji alpukat bentuk bulat menunjukkan adanya
senyawa golongan polifenol, tanin, flavonoid, triterpenoid, kuinon, monoterpenoid, dan
seskuiterpenoid, sedangkan saponin hanya terdeteksi dalam ekstrak.
Selain itu biji alpukat juga mengandung asam tannik, gallotannin, atau coritagin yang mempunyai
kemampuan sebagai adstringen (Imroatossalihah, 2002), yaitu dapat mempresipitasikan protein selaput
lendir usus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi usus, sehingga menghambat penyerapan
glukosa sehingga laju peningkatan glukosa darah tidak terlalu tinggi(Suryawinoto,2005).
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/presentation/401656673/antidiabetes