TENTANG
Di Susun Oleh :
Nim : 51603070
Kelas : 7.B
PRODI S1 FARMASI
1
DAFTAR ISI
Sampul.....................................................................................................................1
Kata pengantar........................................................................................................2
Daftar isi...................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan.................................................................................................4
1.3. Tujuan...........................................................................................................5
1.4. Manfaat........................................................................................................5
BAB II Pembahasan.............................................................................................5-6
BAB VI Penutup…………………………..…........................................................
……..………18
4.1. Kesimpulan………..…………….............................................……….…..............
…...18
4.2. Saran………………………..............................................………...................
…….…….18
2
DAFTAR PUSTAKA…………………............................................………...
………….............19
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Limbah Rumah
Sakit Dan Penanggulangannya” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Dr.dr.Ibrahim Edy Sapada,M.Kes pada mata kuliah Analisis Kimia Lingkungan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Limbah
Rumah Sakit Dan Penanggulangannya” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Dr.dr.Ibrahim Edy Sapada,M.Kes yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
Ayu Indah Purna
3
BAB I
PENDAHULUAN
Karena kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit menjadi
depot segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai
sumber distribusi penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh
orang-orang yang rentan dan lemah terhadap penyakit. Di tempat ini dapat terjadi
penularan baik secara langsung (cross infection), melalui kontaminasi benda-benda
ataupun melalui serangga (vector borne infection) sehingga dapat mengancam
kesehatan masyarakat umum.
4
1.2.2 bagaimana pencegahan dan penanggulangan dampak limbah rumah
sakit
1.3. Tujuan
· Agar masyarakat mengetahui sifat dan pengaruh limbah rumah sakit terhadap
kesehatan.
1.4. Manfaat
· Dari gagasan dipemerintah dapat mengetagui potensi dari limbah dengan baik
tidak hanya membuang dengan begutu saja.
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.1. Karakteristik Limbah Rumah Sakit
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.Apabila
dibanding dengan kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bahwa jenis sampah
dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan kompleks. Secara umum sampah dan
limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah
klinis dan non klinis baik padat maupun cair.
Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan
yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa
membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.
adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian
menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik,
perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda
tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan
atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah,
cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
2) Limbah infeksius
a. Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular
(perawatan intensif)
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh,
biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
4) Limbah sitotoksik
6
5) Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang
terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat,
obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan dan limbah yang
dihasilkan selama produksi obat-obatan.
6) Limbah kimia
adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan
medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
7) Limbah radioaktif
adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain :
tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk
padat, cair atau gas. Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai
karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
8) Limbah Plastik
adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana pelayanan
kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga
pelapis peralatan dan perlengkapan medis.
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan
sampah non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini
bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng,
botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa
pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang
dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung
pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis
sarana yang ada (laboratorium, klinik dll).
Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen.
Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan
organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air
kotor pada umumnya seperti BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lain - lain.
7
pengelolaan lingkunan dengan nomor seri ISO 14001 perlu diterapkan di dalam
Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit.
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat
menimbulkan berbagai masalah seperti :
Ini berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan
rasa dari
Dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif, karat), air yang
berlumpur dan
Ini dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam
nutrien
Ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia,
pestisida,
serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
8
(A) Limbah padat
Golongan A :
(1) Dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi dari kamar bedah.
laboratorium dan hal-hal lain yang berkaitan dengan swab dan dreesing.
Golongan B :
- Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan benda-benda tajam lainnya.
Golongan C :
- Limbah dari ruang laboratorium dan postpartum kecuali yang termasuk dalam
golongan A.
Golongan D :
Golongan E :
1) Pemisahan
Golongan A
Dressing bedah yang kotor, swab dan limbah lain yang terkontaminasi dari
ruang pengobatan hendaknya ditampung dalam bak penampungan limbah klinis yang
mudah dijangkau bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat produksi
sampah Kantong plastik tersebut hendaknya diambil paling sedikit satu hari sekali
atau bila sudah mencapai tiga perempat penuh. Kemudian diikat kuat sebelum
diangkut dan ditampung sementara di bak sampah klinis.
9
Bak sampah tersebut juga hendaknya diikat dengan kuat bila mencapai tiga
perempat penuh atau sebelum jadwal pengumpulan sampah. Sampah tersebut
kemudian dibuang dengan cara sebagai berikut :
(Catatan: Autoclaving adalah pemanasan dengan uap di bawah tekanan dengan tujuan
sterilisasi terutama untuk limbah infeksius).
· Prosedur yang digunakan untuk penyakit infeksi harus disetujui oleh pimpinan
yang bertanggungjawab, kepala Bagian Sanitasi dan Dinas Kesehatan c/q Sub
Din PKL setempat.
· Semua jaringan tubuh, plasenta dan lain-lain hendaknya ditampung pada bak
limbah klinis atau kantong lain yang tepat kemudian dimusnahkan dengan
incinerator.
Golongan B
Sampah ini hendaknya ditampung dalam bak tahan benda tajam yang bilamana
penuh (atau dengan interval maksimal tidak lebih dari satu minggu) hendaknya diikat
dan ditampung di dalam bak sampah klinis sebelum diangkut dan dimasukkan dengan
incinerator.
- Penampungan 7
10
b) Di lokasi/tempat yang strategis, merata dengan ukuran yang disesuaikan dengan
frekuensi pengumpulannya dengan kantong berkode warna yang telah
ditentukan secara terpisah.
d) Aman dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab; dari binatang, dan bebas
dari
- Pengangkutan
Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan sampah klinis harus
didesain sedemikian rupa sehingga :
Bila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut ke tempat
lain :
a) Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut.
Dan harus dilakukan upaya untuk men-cegah kontaminasi sampah lain yang
dibawa.
b) Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi
11
kebocoran atau tumpah.
Sistem pengelolaan ini cukup efektif dan efisien kecuali masalah lahan, karena
kolam stabilisasi memerlukan lahan yang cukup luas; maka biasanya dianjurkan untuk
rumah sakit di luar kota (pedalaman) yang biasanya masih mempunyai lahan yang
cukup.
3. Bak Klorinasi
5. Inlet
Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit di kota, karena tidak
memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasi dibuat bulat atau elips, dan air limbah
dialirkan secara berputar agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan oksigen
dari udara (aerasi). Kemudian air limbah dialirkan ke bak sedimentasi untuk
mengendapkan benda padat dan lumpur. Selanjutnya air yang sudah jernih masuk ke
bak klorinasi sebelum dibuang ke selokan umum atau sungai. Sedangkan lumpur yang
mengendap diambil dan dikeringkan pada Sludge drying bed (tempat pengeringan
Lumpur).
12
4. Chlorination Tank (bak klorinasi)
3. Anaerobic filter.
Sesuai dengan debit air buangan dari rumah sakit yang juga tergantung dari besar
kecilnya rumah sakit, atau jumlah tempat tidur, maka kontruksi Anaerobic Filter
Treatment System dapat disesuaikan dengan kebutuhan tersebut, misalnya :
13
f) Perkiraan luas lahan yang diperlukan
Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang kontinyu
yang pelaksanaannya harus mempertimbangkan : kelancaran penanganan dan
penampungan sampah, pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan limbah B3
dan non B3 serta menghindari penggunaan bahan kimia B3, pengemasan dan
pemberian label yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya, petugas
dan pembuangan.
b. Penampungan
Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau
berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload.
Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi
kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam warna
seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana
kantong berwarna kuning dengan lambang biohazard untuk sampah infeksius,
kantong berwarna ungu dengan simbol citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong
berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah radioaktif dan kantong
berwarna hitam dengan tulisan domestik.
c. Pengangkutan
Metoda yang digunakan untuk megolah dan membuang sampah medis tergantung
pada faktor-faktor khusus yang sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan
peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat.
14
Teknik pengolahan sampah medis (medical waste) yang mungkin diterapkan
adalah :
a. Incinerasi
b. Sterilisasi dengan uap panas/ autoclaving (pada kondisi uap jenuh bersuhu 121
C)°
c. Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oxide atau
formaldehyde)
desinfektan)
g. Microwave treatment
Incinerator
15
gas/pertikulat dikeluarkan melalui cerobong setelah melalui sarana pengolah
pencemar udara yang sesuai.
BAB III
Pencegahan limbah secara alami. Saat air limbah mengalir di dalam sungai,
tersimpan dalam waduk, perubahan air terjun, kemdian meresap kedalam tana.
Selanjut nya terjadi proses sedimentasi, filterasi, proses biologis, oksidasi, dan lain-
lain.
Pengolah air limbah secara fisik dapat di lakukan dng teruji penyaringan sampah
dan penghancuran sampah(comminutor) atau gritremofal.
16
Penghasil limbah B3 bertanggung jawab atas penanggulangan pencemaran
lingkungan akibat lepas/tumpahnya limbvah B3 yang menjadi tanggung jawabnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Toksikologi limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum
sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau
limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan kesehatan antara lain
gangguan kenyamanan dan estetika, kerusakan harta benda, kesehatan manusia,
reproduksi, dan ganguan terhadap tanaman maupun binatang. Oleh karena itu limbah
harus dikelola dengan baik dengan cara memisahkan limbah padat dan cair, dan
membuangnya di tempat yang sudah ditentukan.
4.2. saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., 2008, Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,
Hindarko ,5 15. Ir. 2003. Mengolah limbah supayah tidak mencemari orang lain.
Jakarta.
Jakarta.
18