KALORI
(20190302095)
________________________________________________________
BAB I
PENDAHULUAN
Diet rendah kalori dapat dijadikan sebagai salah satu cara diet
alami dalam menurunkan berat bedan berlebih. Bebarapa penelitian
menjelaskan bahwasanya diet rendah kalori dengan membatasi karbohidrat
dan juga aktifitas fisik terbukti dapat membantu dalam mengontrol berat
badan menjadi normal secara perlahan. Menurut penelitian Dewi dan
Dieny (2012), remaja yang mengkonsumsi lebih banyak makanan
berdensitas energi rendah (buah dan sayur) kualitas dietnya lebih baik dan
IMT nya lebih normal daripada remaja yang mengkonsumsi makanan
berdensitas energi tinggi (sumber lemak).
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk memberikan
informasi kepada pembaca serta menambah wawasan mengenai Diet
Rendah Protein dan Diet Rendah Kalori
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Implikasi Klinis Diet Rendah Protein
Penelitian mengenai implikasi diet rendah protein pada pasien
PGK telah banyak dilakukan. Di bawah ini adalah beberapa penelitian
mengenai diet rendah protein:
4
Asam keto adalah asam amino yang mengalami deaminasi dengan
rantai karbon yang tidak mengandung gugus amino. Asam keto tidak
mengandung nitrogen dan tidak menghasilkan nitrogen sehingga tidak
membebani ginjal. Asam keto digunakan sebagai pengganti asam amino
yang tidak mengandung nitrogen pada berbagai kelainan yang menyangkut
retensi nitrogen atau intoleransi protein. Transaminasi dari sebagian besar
asam amino menjadi analog ketonya bersifat reversible. Keadaan ini
menyebabkan dimungkinkannya penggunaan α–keto analogues of branch-
chainamino acids atau branched-chain keto acids (BCKA) sebagai
pengganti diet asam amino pada pasien uremia. Dalam klinik bahan
campuran tersebut diberikan bersama-sama dengan pembatasan diet
protein untuk memperbaiki compliance pasien serta meningkatkan asupan
asam amino essensial. Jadi analog bebas nitrogen dari beberapa asam
amino essensial tersebut dapat secara penuh menggantikan asam aminonya
dalam diet dan mampu memelihara nutrisi bila diberikan dengan diet yang
mengandung protein amat rendah dalam jangka panjang.
Tabel 3 dibawah ini menunjukkan efek dari diet rendah protein dan
suplementasi asam keto terhadap kadar kolesterol serum.
5
PGK. Walaupun mekanismenya belum jelas, peneliti menyarankan terapi
diet rendah protein, EPO dan tambahan asam keto dapat dipakai dalam
terapi konservatif PGK.
6
2) Protein 0,6-0,8 gr/kg BB. 50 % kebutuhan protein yang nilai
biologi tinggi
3) Lemak diberikan 25-30 % dari total energi. Pembatasan lemak
jenuh sebesar <10 %. jika ada dislipidemia, anjuran kolesterol
dalam makanan sebesar <300 mg/hari
4) Karbohidrat cukup, sisa dari perhitungan protein dan lemak
5) Natrium <2000 mg/hari
6) Kalium 39 mg/kg/hari, disesuaikan dengan nilai laboratorium
7) Kalsium 1200 mg/hari
8) Fosfor 800-1000 mg/hari apabila kadar fosfor darah tinggi, bahan
makanan yang tinggi kandungan fosfor adalah cokelat, kacang
kering, buah kering, ikan kaleng, susu, dan ahsil olahannya, jeroan
serta selai kacang tanah.
9) Cairan dibatasi, yaitu sejumlah urine selama 24 jam ditambah 500-
750 ml
10) Tidak dianjurkan memberikan suplemen vitamin larut lemak
seperti vitamin A dan mineral, karena fungsi ginjal menurun yang
berakibat vitamin menumpuk dalam darah.
7
Dianjurkan
Karbo Nasi, bihun, -
hidrat jagung, mi,
makaroni, roti,
tepung-tepung,
ubi, selai, madu,
permen,gula
Protei Kacang-kacangan
n dan hasil
olahannya, seperti
Telur, ayam, tempe dan tahu,
daging, ikan, susu ikan asin
Lema Minyak kepala Santan, kelapa,
k sawit, minyak minyak kelapa,
jagung, minyak mentega dan
kacang tanah, margarine biasa,
minyak kedelai, ayam dengan kulit
margarine/menteg
a, rendah garam
Sayur Sayuran tinggi
an Semua sayuran, kalium untuk
kecuali kondisi kondisi
hiperkalemia hiperkalemia
dianjurkan seperti bayam,
memilih sayuran daun singkong,
rendah kalium asparagus,
seperti wortel, kembang kol,
labu siam,buncis kangkung
Buah Semua buah, Buah tinggi kalium
kecuali kondisi untuk kondisi
hiperkalemia hiperkalemia
dianjurkan seperti pisang,
memilih buah belimbing, bit,
rendah kalium alpukat,mangga,
seperti papaya, semangka, melon
pir, apel
8
2.8 Diet Rendah Kalori
Pada dasarnya arti diet yang sebenarnya adalah pengaturan pola
makan. Diet tidak selalu identik dengan pembatasan makanan. Tujuan diet
bisa untuk menurunkan berat badan, bagi yang kelebihan berat badan,
untuk meningkatkan berat badan bagi yang kekurangan berat badan, atau
untuk mengendalikan suatu gangguan penyakit agar tidak semakin parah
serta untuk membantu penyembuhan suatu penyakit.
Pengaturan makan
Aktifitas Fisik
Terapi Perubahan perilaku
Selalu konsisten
9
Kebutuhan protein tinggi 0,8-1,2 g per kg BB per hari yaitu
berkisar 72-80 gram per hari dengan sumber protein berkualitas
tinggi. Asupan protein <40 gram per hari akan beresiko aritmia
ventikular.
3) Kebutuhan Lemak
Diberikan sekitar 20-30 % dari total energi, lemak jenuh
dibatasi yaitu sekitar 6-8% dari total energy lemak
4) Kebutuhan Karbohidrat dan Serat
Diberikan 50-60 % dari total energy total, untuuk
mencegah terjadinya ketosisis pemberian karbohidrat tidak boleh
kurang dari 100 g per hari. Adapun serat yang dianjurkan 20-35 g
perhari. Sumber bahan makanan mengandung serat tinggi ada pada
buah dan sayur.
Selain mengontrol pemenuhan kebutuhan zat gizi yang
seimbang perlu juga untuk mengontrol besar porsi setiap makan
dengan menggunakan alat makan (piring) lebih kecil, mengunyah
makanan lebih lama, aktivitas makan tidak bersamaan dengan
menonton TV dan menggunakan gawai. Kesuksesan dalam
menurunkan berat badan juga sangat ditunjang dengan
adanya Aktivitas Fisik. Aktifitas fisik adalah salah satu cara diet
alami yang dapat menghasilkan penurunan berat badan lebih cepat,
mengurangi lemak abdominal dan memperthankan berat badan.
adapun Rekomendasi saat ini untuk penurunan berat badan, yaitu :
- Melakukan aktifitas fisik 150-420 menit per
minggu bergantung pada intensitas, kecuali jika
ada kontrindikasi medis.
- Melakukan aktifitas fisik selama 200-300 menit
per minggu (bergantung pada intensitas)
diperlukan untuk mempertahankan penurunan
berat badan kecuali jika ada kontraindikasi
medis.
10
2.10 Bahan Makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan
Sumber Bahan Makanan yang Dianjurkan Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan
Karbohidrat Karbohidrat kompleks seperti nasi, gula pasir, gula merah, sirup, Kue yang
jagung, ubi, singkong, talas, kentang, manis dan gurih
sereal
Protein Protein Hewani: Protein Hewani:
Daging yang tidak berlemak, ikan, Daging berlemak, daging kambing,
telur, ayam tanpa kulit, keju dan susu Daging yang diolah dengan santan
rendah tanpa lemak kental, Digoreng, jeroan, susu full
Protein Nabati: cream, Susu kental manis
Kacang hijau, kacang merah direbus, Protein Nabati:
tempe, tahu, oncom, ditumis, dikukus, Kacang-kacangan yang diolah dengan
dipanggang, susu kedelai cara menggoreng atau dengan santan
kental
Lemak Minyak tidak jenuh tunggal atau ganda Minyak kelapa, kelapa dan santan
seperti minyak kedelai, minyak
jagung, minyak zaitun yang tidak
digunakan untuk menggoreng
Sayuran Sayuran tinggi serat, kol, sawi, lobak, Sayuran yang sedikit mengandung serat
genjer, kapri, daun singkong, nangka, dan yang dimasak dengan santan kental
kluwih, melinjo, pare, bayam,
kangkung, kacang panjang, buncis,
oyong, labu siam, labu kuning, labu
air, tomat, kembang kol, ketimun
Buah Buah segar : pisang, papaya, jeruk, Durian, alpokat, manisan buah-buahan,
mangga, sawo, alpukat, sirsak, jambu buah yang diolah dengan gula dan susu
full cream atau susu kental manis
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diet Rendah Protein dan Diet Rendah Kalori merupakan diet yang
dilakukan untuk mencegah atau mengobati suatu penyakit tertentu.
Adapun tujuan diet bagi seseorang yakni bisa untuk menurunkan berat
badan bagi yang kelebihan berat badan, untuk meningkatkan berat badan
bagi yang kekurangan berat badan, atau untuk mengendalikan suatu
gangguan penyakit agar tidak semakin parah serta untuk membantu
penyembuhan suatu penyakit
12
Daftar Pustaka
https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/160/166
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_dir/c79f978ea9cf8074706ebd62
37fae79d.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/6363/4/TF306198.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048525/pendidikan/PRAKTEK+DIIT-
DIIT+RENDAH+KALORI.pdf
Putri Ronita, SKM., M.Si., RD. 2020. ‘Modifikasi Makanan Diet Rendah Protein
dan Rendah Kalori’
http://ictjogja.net/kesehatan
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-paper-6637-MODIF%20R
%20%20KAL%20T%208.pdf
http://gizi.unida.gontor.ac.id/2020/03/22/cara-diet-alami/
13
Dewi, U. P. and Dieny, F. F. (2012) ‘Hubungan Antara Densitas Energi dan
Kualitas Diet Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) Pada Remaja’, Journal Of
Nutrition College, 1, pp. 127–133
Persagi and ASDI (2019) Penuntun Diet dan Terapi Gizi. Jakarta: EGC.
14