Anda di halaman 1dari 15

MODIFIKASI DIET RENDAH KOLESTEROL

Zahra Cantika Marwa

(20190302095)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

________________________________________________________

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hiperkolesterolemia merupakan salah satu penyakit yang
disebabkan oleh kelebihan kolestreol. Hiperkolesterolemia adalah suatu
kondisi dimana meningkatnya kadar kolesterol yang melebihi batas normal
(>200 mg/dl) dalam darah (Guyton & Hall, 2008). Penyebab
hiperkolesterolemia dikarenakan asupan lemak yang tinggi dan kurangnya
asupan diet rendah kolesterol (Almatsier, 2010). Hiperkolesterolemia
sering terjadi pada kelompok lanjut usia (lansia) karena semakin
bertambah usia semakin meningkat pula kadar kolesterol darah (Maryam
dkk., 2012). Peningkatan kadar kolesterol dalam darah
(hiperkolesterolemia) merupakan resiko terhadap penyakit jantung dan
stroke, penyakit kardiovaskuler adalah PTM (penyakit tidak menular)
penyebab kematian terbesar di dunia yakni 17,5% juta orang meninggal
dunia akibat penyakit kardiovaskuler atau 30% kematian dunia (WHO,
2011).
Kolesterol merupakan senyawa berlilin (salah satu dari golongan
lemak atau lipida padat) yang sebagian besar diproduksi di hati dan
didapatkan dari makanan. Kolesterol bersifat aterogenik atau mudah
menempel dan membentuk plak pada dinding pembuluh darah.
Faktor pemicu peningkatan kadar kolesterol dalam darah yaitu
kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat terutama makanan
yang mengandung kadar lemak jenuh seperti santan, jeroan, otak sapi,
daging kambing, kulit ayam, kerang, udang, cumi, dll. Kurangnya aktivitas
fisik juga dapat menjadi faktor pemicu, selain itu kebiasaan merokok atau
minuman beralkohol (Sari, 2010).

Diet rendah kolesterol sangat berperan penting untuk menjaga


kestabilan kolesterol. Seringnya mengonsumsi makanan tinggi lemak
menjadi penyebab utama meningkatnya kadar kolesterol di dalam darah,
kadar kolesterol akan berkurang seiring dengan rendahnya asupan
makanan berlemak (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Namun, tidak
semua penderita hiperkolesterolemia bisa patuh dalam mengonsumsi
makanan rendah lemak. Pengaturan makanan sering mengalami kegagalan
karena penderita tidak patuh dalam menjalankan aturan makanan yang
baik (Wiardanti dan Yunita, 2015). Oleh karena itu dibutuhkan edukasi
untuk pentingnya diet rendah kolesterol.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk memberikan
informasi kepada pembaca serta menambah wawasan mengenai
Modifikasi Diet Rendah Kolesterol.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kolesterol


Kolesterol adalah salah satu lemak tubuh yang berada dalam
bentuk bebas dan ester dengan asam lemak, serta merupakan komponen
utama selaput sel otak dan saraf.

Delapan puluh persen kolesterol dihasilkan dari dalam tubuh


(pembentukan oleh hati) dan 20 persen sisanya dari luar tubuh (makanan
yang dikonsumsi). Kolesterol adalah produk khas hasil metabolisme
hewan dan produk olahannya seperti kuning telur, daging, hati, otak, susu,
keju, mentega, dan lainlain. Kolesterol yang berasal dari makanan jarang
dalam bentuk kolesterol bebas,biasanya berbentuk kolesterol dengan asam
lemak atau sering disebut ester kolesterol. Kolesterol hanya terdapat pada
sel-sel hewan dan manusia, tidak terdapat pada sel tumbuh-tumbuhan.

Secara umum terdapat dua jenis kolesterol yaitu kolesterol HDL


dan kolesterol LDL. Kadar kolesterol HDL yang tinggi dalam darah
(sekitar 40 mg/dl atau lebih) baik untuk kesehatan. Sebaliknya, kadar LDL
yang tinggi (100 mg/dl atau lebih) merupakan pertanda buruk. Sel-sel
jaringan tubuh memerlukan kolesterol untuk tumbuh dan berkembang
secara semestinya. Sel-sel ini menerima kolesterol dari low density
lipoprotein (LDL). Meskipun demikian jumlah kolesterol yang dapat
diterima atau diserap oleh sel ada batasnya. Bila kita makan banyak lemak
jenuh atau bahan makanan yang kaya akan kolesterol, maka kadar LDL
dalam darah kita tinggi. Penumpukan LDL pada dinding pembuluh darah
dapat menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah dapat
menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah (artherosklerosis) dan
menyumbat aliran darah yang bisa berakibat fatal karena memicu
terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke (Nurrahmani, 2012).
2.2 Klasifikasi Kolesterol
Klasifikasi kolesterol dibagi menjadi 2, yaitu jenis-jenis kolesterol
dan kadar kolesterol.

a) Jenis Kolesterol
 Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL atau sering juga disebut sebagai kolesterol jahat, LDL
lipoprotein deposito kolesterol bersama didalam dinding arteri,
yang menyebabkan terjadinya pembentukan zat yang keras,
tebal, atau sering disebut juga sebagai plakat kolesterol, dan
dengan seiring berjalannya waktu dapat menempel didalam
dinding arteri dan terjadinya penyempitan arteri.
 High Density Lipoprotein (HDL)
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh manusia,
fungsi dari HDL yaitu mengangkut LDL didalam jaringan
perifer ke hepar akan membersihkan lemak-lemak yang
menempel di pembuluh darah yang kemudian akan dikeluarkan
melalui saluran empedu dalam bentuk lemak empedu.
b) Kadar Kolesterol
Pengeleompokan Kadar Kolesterol

Kadar Kolesterol Total Kategori Kolesterol Total


Kurang dari 200 mg/dl Bagus
200-239 mg/dl Ambang Batas Atas
240 mg/dl dan lebih Tinggi
Kadar Kolesterol LDL Kategori Kolesterol HDL
Kurang dari 100 mg/dl Optimal
100-129 mg/dl Hampir optimal / diatas optimal
130-159 mg/dl Ambang batas atas
160-189 mg/dl Tinggi
190 mg/dl dan lebih Sangat tinggi
Kadar Kolesterol HDL Kadar Kolesterol Optimal
Kurang dari 40 mg/dl Rendah
60 mg/dl Tinggi

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol
pada darah, yaitu:

a. Faktor genetik
Hampir 80% kolesterol didalam darah diproduksi oleh tubuh.
Faktor genetic menyebabkan produksi kolesterol setiap orang berbeda.
Karenanya, sebagian orang mengalami hiperkolesterol meskipun
hanya sedikit mengonsumsi makanan dengan kandungan kolesterol
tinggi. Pada orang yang memiliki kecenderungan seperti ini sangat
disarankan untuk mengnsumsi makanan yang mengandung banyak
serat. Diharapkan makanan berserat ini mampu melarutkan kolesterol
dalam tubuh.
b. Makanan
Kolesterol pada umumnya berasal dari lemak hewani seperti
daging kambing, meskipun tidak sedikit pula yang berasal dari lemak
nabati seperti santan dan minyak kelapa. Telur juga termasuk makanan
yang mengandung kolesterol tinggi. Makanan ynag banyak
mengandung lemak jenuh dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol, seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan mentega
yang juga memiliki lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar
kolesterol. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Restyani (2015)
menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak
jenuhnya dapat meningkatkan kadar kolesterol total.
c. Kurang aktivitas fisik
Faktor pemicu yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam
darah yaitu kurangnya aktivitas fisik ataupun olahraga, hal tersebut
telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Tunggul,
Rimbawan dan Nuri pada tahun 2013 bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat aktivitas fisik terhadap kadar kolesterol dalm
darang dengan nila p<0.05.
d. Kurang pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kadar kolesterol, hal tesebut dibuktikan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Winda, Rooije dan Tinny pada tahun 2016 bahwa
pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kadar
kolesterol seseorang dan mempengaruhi tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan dalam mengendalikan kadar kolesterol.
e. Kepatuhan
Kepatuhan berpengaruh besar terhadap kadar kolesterol dalam
darah, hal tersebut telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan
oleh Din pada tahun 2015 yang didapatkan hasil bahwa faktor-faktor
yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan kolesterol yaotu
seperti diet kaya lemak, kirangnya olahraga, stress serta daktor
ketidakpatuhan pasien dalam mengontrol kolesterolnya. Dan hal
tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Putri pada tahun
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan diet
dengan kadar kolesterol dalam darah. Faktor-faktor tersebut
mempengaruhi kolesterol dalam darah yang mengalami suatu proses
dalam tubuh manusia.

2.4 Pengertian Diet


Diet berasal dari kata Romawi yang berarti “gaya hidup”. Akan
tetapi masyarakat sudah beranggapan jauh dari pengertian diet itu sendiri.
Konsep diet yang benar haruslah aman. Diet hanya mengacu pada nutrisi
yang didapatkan setiap hari. Ada beberapa diet yang disesuaikan dengan
kebutuhan-kebutuhan spesifik, tidak hanya digunakan untuk proses
penurunan berat badan, namun diet digunakan juga untuk menjaga
kesehatan tubuh seorang pasien walaupun pasien tersebut tidak mengalami
obesitas. Ada program diet bagi penderita obesitas yang rendah
karbohidrat dan tinggi protein (Nam-Seok Joo, 2011).

Menurut Sandjaja dkk (2009) dalam kamus Gizi Pelengkap


Kesehatan Keluarga, diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan
konsumsi makanan dan minuman yang dilarang, dimodifikasi atau
diperbolehkan dengn jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang
diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan. Oleh sebab itu diet dapat
di definisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan yang
bertujuan untuk memperoleh berat badan yang ideal. Seiring
berkembangnya ilmu, dewasa ini diet mempunyai banyak jenisnya dari
diet rendah kalori, diet jantung, diet rendah gula, diet atkins (rendah
garam), The Sugar Busterndiet, Dairy Free Diet, hinga South Beach Diet.

2.5 Diet Rendah Kolesterol


Diet rendah kolesterol diberikan kepada individu yang memiliki
penyakit dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid
yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam
plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol
total, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) dan trigliserida serta
penurunan kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL). Peningkatan
kadar kolesterol, terutama LDL atau trigliserida darah perlu mendapat
perhatian karena merupakan prediposisi dari terjadinya aterosklerosis atau
penyakit jantung koroner, sedangkan HDL mempunyai pengaruh
sebaliknya. Peningkatan kadar HDL Plasma menurunkan risiko terhadap
Penyakit Jantung Koroner.

Pengaturan pola makan dan modifikasi diet merupakan salah satu


upaya dalam menurunkan kadar kolesterol total. Modifikasi diet yang
diterapkan adalah dengan mengurangi asupan lemak total dan lemak jenuh
serta meningkatkan asupan lemak tidak jenuh tunggal dan ganda
2.6 Tujuan Diet Rendah Kolesterol
Adapun tujuan diet rendah kolesterol, yaitu:

1. Menurunkan kadar kolesterol darah dengan mengatur makanan


seimbang, rendah kolesterol, rendah lemak jenuh, dan lemak trans
2. Menurunkan berat badan, bila berat badan berlebih. Orang dengan
berat badan berlebih cenderung memiliki kadar kolesterol dan lemak
darah tinggi, kadar HDL rendah. Kelebihan berat badan juga memicu
timbulnya hipertensi dan diabetes melitus.
3. Jumlah kalori dibatasi.

2.7 Syarat Diet Rendah Kolesterol


Energi / Kalori disesuaikan menurut berat badan dan aktifitas fisik.
Jumlah kalori dibatasi apabila badan gemuk.

1) Protein diberikan 10% – 20% dari energi total.


2) Lemak < 30 %, diutamakan penggunaan lemak tidak jenuh.
3) Karbohidrat 50% – 60% dari total energi.
4) Serat lebih dari 25 gr/hari.

2.8 Cara Mengendalikan Kadar Kolesterol


Berikut merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai
salah satu cara untuk mengendalikan kadar kolesterol dalam darah, yaitu:

1) Pemberian edukasi dan konseling


Pemberian edukasi sangat mempengaruhi dalam peningkatan
pengetahuan penderita kolesterol, sehingga hal tersebut dapat di
jadikan sebagai salah satu cara penderita dalam memilih makanan yang
tepat agar kolesterol juga berpengaruh dalam pengendalian kadar
kolesterol, hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yuliana pada tahun 2014 yang didapatkan hasil bahwa konseling
berpengaruh dalam menurunkan kadar kolesterol total lebih besar dan
perubahan terhadap pola makan.
2) Olahraga
Salah satu olahraga yang dapat dilakukan untuk mengendalikan
kadar kolesterol dalam darah yaitu dengan melakukan senam,
haltersebut telah diteliti oleh Li Ping, Damajanty dan Herlina pada
tahun 2013 bahwa aktivitas senam sangat efektif dalam mengendalikan
kadar kolesterol jika dilakukan secara teratur. Peneitian tersebut
didukung juga oleh Steven, Christopher dan Alfonso pada tahun 2013
yang telah meneliti mengenai senam terhadap kadar kolesterol dengan
hasil bahwa pengaruh pemberian latihan senam sangat baik diberikan
untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah seseorang.
3) Pemeriksaan kolesterol rutin
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh David pada tahun
2016 melakukan pemeriksaan kolesterol secara rutin sangat baik
dilakukan sebagai salah satu langkah dalam pencegahan primer
terhadap komplikasi dari terjadinya peningkatan kadar kolesterol eperti
penyakit kardiovaskuler.
4) Home Visit
Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Lin pada tahun 2016 bahwa
melaksanakan home visit atau kunjungan rumah ke pasien merupakan
salah satu cara dalam mengontrol kadar HDL, LDL dan juga
trigkiserida dalm tubuh. Hal tersebut dikarenakan home visit bertujuan
untuk memberikan edukasi ataupun informasi kesehatan bagi
penderita, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan bagi
penderita.
5) Peningkatan kepatuhan melalui Short Message Service (SMS) gateway
Cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kepatuhan pasien
dalam mengikuti program yang diberikan yaitu dengan reminder
melalui short message service (SMS) gateway, hal tersebut telah
diteliti oleh Akrom dan Nurwijayanti pada tahun 2015 dengan hasil
bahwa SMS sangat efektif untuk dilakukan dalam meningkatkan
kepatuhan pada pasien. Penelitian tersebut juga didukung oleh Ismil
pada tahun 2016 bahwa penggunaan aplikasi reminder system
merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan kepatuhan pasien
dalam mengikuti program yang diberikan setelah dikirimkan SMS
reminder. Kepatuhan merupakan salah satu faktor yang harus
diperhatikan karena sebagian besar pasien mengalami peningkatan
kadar kolesterol karena faktor kepatuhan.

2.9 Manajemen Pengaturan Makanan


Adapun manajemen pengaturan makanan yang dilakukan, yaitu:

1. Meningkatkan konsumsi serat terutama dari sayuran, buah-buah segar,


dan padi-padian, karena serat dapan menurunkan kadar kolesterol
darah
2. Mengurangi miyak jenuh seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
santan kental dan makanan sumber kolesterol
3. Perbanyak makanan sumber omega-3, sepert ikan salmon, marlin,
kakap, tuna, lemuru, teri. Cara memasak dikukus, dipanggang, disayur
4. Banyak makan makanan yang mengandung vitamin B3 atau niasin,
karena dapat menurunkan kolersterol dan mencegah penggumpalan
darah. Niasin dalam kulit beras, kacang tanah, tahu, tempe, ragi.
Dalam sayuran seperti asparagus, brokoli, bayam, dan tomat

2.10 Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


 Makanan yang dianjurkan, yaitu:
1) Perbanyak makan sayuran dan buah-buahan segar seperti
wortel, kacang-kacangan, apel, pisang jeruk. Jus sayur dan
buah segar seperti wortel, seledri, bit, buah naga, tomat.
Sayuran dan buah mengandung serat, antioksidan, vitamin dan
mineral yang dapat menurunkan kolesterol jahat/LDL serta
meningkatkan kolesterol baik/HDL.
2) Sumber protein seperti ikan, susu rendah lemak/susu skim, keju
rendah lemak, yoghurt, ayam tanpa kulit, tahu, tempe dan
kacang-kacangan.
3) Untuk pembuatan produk roti, gunakan minyak nabati seperti
mentega dan margarine.
4) Minyak tidak jenuh seperti minyak zaitun, minyak kedelai,
minyak jagung
5) Pilih metode memasak dengan merebus, mengukus,
memanggang, menumis dengan sedikit minyak.
6) Untuk menambah rasa masakan gunakan bumbu-bumbu dapur
seperti bawang putih, bawang merah, bawang bombai, kunyit,
jahe, lengkuas, dan lain-lain.
 Makanan yang tidak dianjurkan, yaitu:
1) Menghindari makanan yang digoreng seperti ayam goreng,
kentang goreng, aneka kripik, dan jajanan lain sejenis.
2) Menghindari lemak hewan, margarin, mentega, santan kentalm
creamer, makanan berlemak. Asam lemak trans tertuama pada
lemak yang dihidrpgenase seperti pada margari, dan makanan
yang digoreng, dapat meningkatkan kadar LDL dan
menurunkan HDL.
3) Menghindari makanan yang banyak kolesterol seperti jeroan,
otak, hati, kuning telur, lemak hewan, mentega.
4) Menghindari kue-kue yang banyak menggunakan margarin
atau mentega, kuning telur, santan seperti kue jajanan pasar,
cake, cupcakes, donat, dan lain-lain.
5) Menghindari makanan dengn lemak tersembunyi seperti
mentega dalam roti, mayones, pastri, es krim, cokelat.
6) Membatasi penggunaan daging berlemak seperti sandung
lamur, iga, buntut, sirloin, daging cincang.
7) Membatasi daging, susu, dan hasil olahannya seperti kornet,
susu dan keju.
8) Minuman beralkohol, minuman berkarbonat, kopi.

2.11 Contoh Resep Hidangan Rendah Lemak


 Cah Sayuran

Bahan Jumlah Perlakuan


Wortel, potong tipis 75g Sayuran dibersihkan, potong
serong rapih dan serasi, kembang kol
Kembang kol 75g dipotong menurut kuntumnya
Sawi hijau 25g
Kol 25g
Udang 20g Udang dibersihkan, sisakan
ekornya
Bumbu halus: Tumis bumbu halus hingga
Bawang putih 2 siung kecil harum, masukkan udang, aduk
Lada butiran ¼ sdt rata
Garam ½ sdt Masukkan wortel, beri air,
Kecap asin 1 sdt biarkan hingga wortel ½ matang
Masukkan kembang kol, didihkan
sebentar, masukkan sawi hijau
dan kol, tambahkan kecap asin.
Masak sambil diaduk-aduk
hingga sayuran matang
Tepung aci, larutkan ½ sdt Tambahkan tepung aci yang
dalam 1 sdm air sudah dilarutkan dengan sedikit
air, didihkan lagi, angkat
Untuk 2 porsi

 Ikan Pesmol

Bahan Jumlah Perlakuan


Ikan kembung 250g Bersihkan ikan, biarkan
Garam ¼ sdt utuh, beri beberapa
Air jeruk nipis ½ sdm keratin pada badannya.
Lumuri dengan garam
dan jeruk nipis,
diamkan 15 menit
Bumbu halus:
Bawang merah 3 butir
Bawang putih 1 butir
Jahe ½ cm
Kunyit 1 cm
Lengkuas ½ cm
Minyak goreng 1 sdm Panaskan minyak
Serai dalam wajan, tumis
Daun salam bumbu halus, serai,
Air daun salam sampai
keluar aromanya.
Beri air, masak hingga
mendidih
Cabe merah 2 buah Masukkan ikan, cabe
Cabe rawit 25g merah, cabe rawit dan
Bawang merah kecil, utuh 5 buah bawang merah. Masak
Gula pasir ¼ sdt hingga ikan matang
Cuka ¼ sdt dan kuah mengental.
Garam ¼ sdt Beri gula pasir, garam
dan cuka
Aduk rata.
Hidangkan
Untuk 2 porsi
Catatan: ikan tidak digoreng untuk mengurangi asupan kalori dan lemak.

Pemakaian gula hanya sedikit untuk memperkuat rasa


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diet rendah kolesterol ditujukan kepadang penyakit
hiperkolesterolemia dimana meningkatnya kadar kolesterol yang melebihi
batas normal dengan tujuan untuk mencapai dan mempertahankan status
gizi optimal.

Daftar Pustaka
http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/IJCE/article/view/522

Putri Ronita, SKM., M.Si., RD. 2020. ‘Modifikasi Diet Rendah Kolesterol’
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/916/730#:~
:text=Kolesterol%20adalah%20salah%20satu%20lemak,kasusnya%20di
%20Indonesia%20terus%20meningkat

http://repository.poltekkes-soepraoen.ac.id/351/2/Bab%201.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/6363/4/TF306198.pdf

http://repository.unimus.ac.id/731/3/BAB%20II.pdf

Sunita Almatsier. Penuntun Diet Edisi Baru (Jakarta : Instalasi Gizi Perjan RS
DR. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietitien Indonesia)

https://media.neliti.com/media/publications/186330-ID-pengaruh-pemberian-
yoghurt-kacang-merah.pdf

http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/diet-rendah-lemak-dan-kolesterol/

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=pGgIBAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=diet+rendah+kolesterol
&ots=4eaM9s8Ynx&sig=_JwG5ZvSxjWwGUvigH0unnb9quk&redir_esc=y#v=o
nepage&q=diet%20rendah%20kolesterol&f=false

Anda mungkin juga menyukai