*Letak dari kerajaan Mataram Kuno belum dapat di pastikan ada yang menyebutkan letaknya di Medang di Poh Pitu, sedangkan letak Poh
Pitu juga belum jelas sampai sekarang.
Letak kerajaan Mataram Kuno hanya bisa di terangkan berada di sekeliling pegunungan dan sungai2, di sebelah utara misalnya ada
gunung Merapi,Merbabu,Sumbing,dan Sindoro. di sebelah barat ada pegunungan Serayu, di timurnya gunung Lawu, dan selatan nya
berbatasa dengan Laut Selatan dan pegunungan Seribu. Letak Poh Pitu mungkin di antara Kedu sampai sekitar Prambanan.
*Untuk mengetahui perkembangan Kerajaan Mataram Kuno sumber sejarah yang bisa di gunakan adalah prasasti. Prasasti2 itu antara
lain : Canggal,Kalasan,Klura,Kedu atau Balitung. Selain prasasti2 tersebut sumber sejarah Mataram Kuno juga berasal dari berita Cina.
*Kehidupan Politik Mataram Kuno pada awalnya raja yang memerintah ber nama Sanna, pd seatu hari Sanna turun takhta tapi ia tidak
mempunyai putra sehingga raja yg ia angkat adalah putra dari saudara perempuannya (Sanaha) yaitu "Sanjaya". Sanjaya tampil
memerintah pada tahun 717-780 Masehi. ia melanjutkan kekuasaan Sanna dan menaklukan raja2 kecil bekas bawahan raja Sanna yang
melepaskan diri. Pd tahun 732 M, Sanjaya mendirikan bangunan suci berupa lingga di atas Gunung Wukir (Bukit Stirangga). banguna
tersebutlah yg menjadi lambang di taklukan nya raja2 kecil yg dulu mengakui kemaharajaan Sanna.
Setelah raja Sanjaya Wafat ia di gantikan puteranya bernam "Rakai Panangkaran" dgn gelar "Sri Maharaja Dyah Pancapana Rakai
Pangkaran", raja Pangkaran mendukung berkembangnya agama Budha di kerajaan Mataram Kuno, raja Panagkaran telah meberi hadiah
tanah lalu memerintahkan mebangun candi untuk Dewi Tara dan sebuah Biara untuk para pendeta Agama Budha. Tanah dan bangunan
tersebut terletak di kalasan, hal ini tercatat dalam prasasti kalasan yg berangka 778 M.
Raja Panangkaran adalah penakluk yg gagah berani bagi para musuh nya, panagkaran juga di sebut sebagai permata dari dinasti
Syailendra, di bawah kekuasaan panangkaran daerahnya bertambah luas,Agama Budha Mahayana waktu itu berkembang pesat. ia juga
memerintahkan didirikan nya bangunan2 suci misalnya Arca Manjusri dan Candi Kalasan.
Setelah berakhirnya kekuasaan Pangkaran timbullah perpecahan dalam keluarga Syailendra antara yg beragama Hindu dan Budha,
anggota keluarga yg beragama Hindhu berkuasa di jawa bagian utara, dan yg Budha berkuasa di jawa bagian selatan.keluarga yg
beragama Budha meninggalkan candi2 di seltan seperti candi Ngawen,Mendut. dan Borubudur. Candi Bourubudur sendiri mulai di bangun
oleh Samaratungga pd tahun 824 M, pembangunan berlanjut pd zaman Pikatan dan Panangkaran.
Perpecahan berakhir setelah pekawinan Rakai Pikatan dengan Pramudawardani putri nya Samaratungga yg berasal dari keluarga
Syailendra yg beragama Hindhu, penikahan itu terjadi pd tahun 832 M, keluarga Syailendra pun bersatu kembali di bawah pimpinan raja
Rakai Pikatan.
Setelah Samaratungga wafat putranya dengan Dewi Tara yg bernama Balaputra dewa menunjukan sikap menantang terhaap Pikatan,
terjadi perebutan kekuasaan antara Pikatan dan Balaputeradewa, dalam pertempurannya Balaputeradewa terdesak hingga melarikan diri
ke Sumatera, kelak ia akan menjadi raja di kerajaan Sriwijaya dan akan membalas dendam terhadap Pikatan melakukan serangan ke
Mataram Kuno Tahun 856 Rakai Pilatan turun dari tahkta dan di gantikan Kayuwangi atau Dyah Lokapala, Kayu wangi kemudian di
gantikan oleh Dyah Balitung. Dyah Balitung adalah raja yg terbesar di Mataram Kuno ia memerintah sekitar tahun 898-911 M dengan gelar
"Sri Maharaja Rakai Wafukura Dyah Balitung Sri Darmadya Mahasambu". Pada masa Balitung bidang
agam,ekonomi,politik,kebudayaan,dan pemerintahan mengalami perkembangan pesat. ia telah membangun Candi Prambanan sebagai
candi yg agung dengan relif yg indah.
Raja2 yg berkuasa setelah Balitung adalah Daksa,Tulodong,Wawa.., setelah masa pemerintahan Balitung berakhir kerajaan Mataram Kuno
mulai mengalamai kemuduran, penyababnya adalah bencana alam dan ancaman dari musuh yaitu kerajaan Sriwijaya.
KEHIDUPAN POLITIK KERAJAAN MATARAM KUNO
Berdasarkan prasasti Metyasih, Rakai Watukumara Dyah Balitung (Wangsa Sanjaya ke-9)
telah memberikan hadiah tanah kepada 5 orang patihnya yang berjasa besar kepada Mataram.
Dalam prasasti Metyasih juga disebutkan raja-raja yang memerintah pada masa Dinasti Sanjaya.
Raja-raja itu adalah
a. Rakai Sri Mataram sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
Masa Sanjaya berkuasa adalah masa-masa pendirian candi-candi siwa di Gunung Dieng. Sri
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya mangkat kira-kira pertengahan abad ke-8 M. Ia digantikan
oleh putranya Rakai Panangkaran.
b. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)
Rakai Panangkaran yang berarti raja mulia yang berhasil mengambangkan potensi wilayahnya.
Menurut Prasati Kalasan, pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran dibangun sebuah candi
yang bernama Candi Tara, yang didalamnya tersimpang patung Dewi Tara. Terletak di Desa
Kalasan, dan sekarang dikenal dengan nama Candi Kalasan.
c. Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M)
Rakai Pananggalan yang berarti raja mulia yang peduli terhadap siklus waktu. Beliau
berjasa atas sistem kalender Jawa Kuno. Visi dan Misi Rakai Panggalan yaitu selalu menjunjung
tinggi arti penting ilmu pengetahuan. Perwujudan dari visi dan misi tersebut yaitu Catur Guru.
Catur Guru tersebut adalah
· Guru Sudarma, orang tua yang melairkan manusia.
· Guru Swadaya, Tuhan
· Guru Surasa, Bapak dan Ibu Guru di sekolah
· Guru Wisesa, Pemerintah pembuat undang-undang untuk kepentingan bersama
d. Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M)
Pada masa pemerintahannya, kehidupan dalam dunia militer berkembang dengan pesat.
e. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M)
Garung memiliki arti raja mulia yang tahan banting terhadap segala macam rintangan.
Demi memakmurkan rakyatnya, Sri Maharaja Rakai Garung bekerja siang hingga malam.
f. Sri Maharaja Rakai Pikatan (840 – 856 M)
Dinasti Sanjaya mengalami masa gemilang pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.Pada
masa pemerintahannya, pasukan Balaputera Dewa menyerang wilayah kekuasaannya. Namun
Rakai Pikatan tetap mempertahankan kedaulatan negerinya dan bahkan pasukan Balaputera
Dewa dapat dipukul mundur dan melarikan diri ke Palembang.Pada zaman Rakai Pikatan inilah
dibangunnya Candi Prambanan dan Candi Roro Jonggrang.
g. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856-882 M)
Prasasti Siwagraha menyebutkan bahwa Sri Maharaja Rakai Kayuwangi memiliki gelar
Sang Prabu Dyah Lokapala.
h. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-899 M)
Sri Maharaja Rakai Watuhumalang memiliki prinsip dalam menjalankan
pemerintahannya. Prinsip yang dipegangnya adalah Tri Parama Arta
i. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitong (898-915 M)
Masa pemerintahannya juga menjadi masa keemasan bagi Wangsa Sanjaya. Sang Prabu
aktif mengolah cipta karya untuk mengembangkan kemajuan masyarakatnya.
j. Sri Maharaja Rakai Daksottama (915 – 919 M)
Pada masa pemerintahan Dyah Balitung, Daksottama dipersiapkan untuk
menggantikannya sebagai raja Mataram Hindu.
k. Sri Maharaja Dyah Tulodhong (919 – 921 M)
Rakai Dyah Tulodhong mengabdikan dirinya kepada masyarakat menggantikan
kepemimpinan Rakai Daksottama. Keterangan tersebut termuat dalam Prasasti Poh Galuh yang
berangka tahun 809 M. Pada masa pemerintahannya, Dyah Tulodhong sangat memperhatikan
kaum brahmana
l. Sri Maharaja Dyah Wawa ( 921 – 928 M)
Beliau terkenal sebagai raja yang ahli dalam berdiplomasi, sehingga sangat terkenal
dalam kancah politik internasional.
KEHIDUPAN EKONOMI KERAJAAN MATARAM KUNO
Perekonomian kerajaan Mataram Kuno saat itu bertumpu pada sektor pertanian karena letaknya yang
cukup disebut sebagai pedalaman dan memiliki tanah yang subur. Berikutnya, Mataram mulai
mengembangkan kehidupan pelayaran, hal ini terjadi pada masa pemerintahan Balitung yang
memanfaatkan sungai Bengawan Solo sebagai lalu lintas perdagangan menuju pantai utara Jawa Timur.
Kehidupa sosial masyarakat di kerajaan Mataram Kuno sudah teratur. Terlihat dari sikap gotong oyong
mereka saat membuat candi bersama. Sikap toleran diantara masyarakat sangat baik. Terbukti dengan
adanya dua aliran kepercayaan yang berbeda tetapi mereka tetap bisa bersosialisasi.
ia kenal sebagai salah seorang raja yang memiliki pandangan politik yang tajam. Semua politiknya ditujukan untuk
mengangkat derajat kerajaan. Kebesaran Raja Dharmawangsa tampak jelas pada politik luar negerinya.
3.Airlangga
Dalam Prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja Airlangga (Erlangga) masih termasuk keturunan dari Raja Mpu
Sindok dari pihak ibunya. Ibunya bernama Mahendradata (Gunapria Dharmapatni) yang kawin dengan Raja
Udayana dari Bali .
daerah JawaTimur. Bahkan pada masa pemerintahan Dharmawangsa, aktifitas perdagangan bukan saja di Jawa Timur, tetapi berkembang
ke luar wilayah jawa Timur. Di bawah pemerintahan Raja Dharmawangsa, Kerajaan Medang Kamulan menjadi pusat aktifitas pelayaran
perdagangan di indonesia Timur. Namun akibat serangan dari Kerajaan Wurawari, segala perekonomian Kerajaan Medang Kamulan
mengalami kehancuran.