Pengertian Prototype
Tahapan – Tahapan Prototyping
Pengumpulan kebutuhan
Membangun prototyping
Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah
sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil.
Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2 , dan 3.
Mengkodekan system
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai.
Menguji system
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites
dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box,
Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan . Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
Menggunakan system
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Kelebihan Metode Prototype
• Menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
• Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.
• Pelanggan / klien berpartisipasi aktif dalam pengenbangan sistem, sehingga hasil
perangkat lunak mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
• Komunikasi yang baik antaral pelanggan dan pengembang.
• Pengembang dapat lebih mudah dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
Kekurangan Metode Prototype
• Proses perencangan dan analisi terlalu singkat.
• Biasanya Kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan.
• Pengembang kadang-kadang membuat kompromi implementasi dengan
menggunakan sistem operasi yang tidak relevan dan algoritma yang tidak efisien.
Jenis-jenis Kemasan
• Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng
susu, botol minuman, dll).
• Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok
kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu
untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
• Kemasan Tersier, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman
atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama
pengangkutan.
Fungsi Kemasan
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu
alat pemasaran, yaitu :
• Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan,
dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen
dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
• Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung
dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen
mengenali perusahaan atau merek produk.
Tujuan Kemasan
• Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
• Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
• Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara
fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan
pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-
pencurian.
• Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan,
penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan
kembali.
• Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong
calon pembeli untuk membeli produk.
Untuk penjelasan lebih dalam kalian bisa download materi lengkapnya dalam file
modul dibawah ini :