NIM : 14420192028
CI INSTITUSI CI LAHAN
MAKASSAR
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KEPERAWATAN
1. Definisi
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu objek tanpa adanya
ransangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pengibdraan.
Halusinasi merupakan salah satu gejalah gangguan jiwa yang mengalami perubahan
sensori persepsi yang pasien mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan ataupun penciuman,
pasien mengalami stimulus yan sebenarnya tidak ada (Yusuf dkk, 2015).
Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai
dengan perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupan suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan. Pasien seakan stimulus yang
sebenarnya tidak ada, (Nurarif , 2015).
Halusinasi adalah gerakan penyerapan (persepsi) panca indera tanpa ada
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem panca indera terjadi pada saat
kesadaran individu penuh atau baik, (Dermawan & Rusdi, 2015)
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang
nyata artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa
stimulus/rangsangan dari luar, (Lilik, 2016).
3. Etiologi
a. Dimensi fisik
Halusinasi dapat meliputi kelima indera, tetapi yang paling sering
ditemukan adalah halusinasi pendengar, halusinasi dapat ditimbulkan dari
beberapa kondisi seperti kelelahan yang luar biasa. Pengguna obat-obatan,
demam tinggi hingga terjadi delirium intoksikasi, alkohol dan kesulitan-kesulitan
untuk tidur dan dalam jangka waktu yang lama.
b. Dimensi emosional
Terjadinya halusinasi karena ada perasaan cemas yang berlebih yang tidak
dapat diatasi. Isi halusinasi berupa perintah memaksa dan menakutkan yang tidak
dapat dikontrol dan menentang, sehingga menyebabkan klien berbuat sesuatu
terhadap ketakutan tersebut.
c. Dimensi intelektual
Penunjukkan penurunan fungsi ego. Awalnya halusinasi merupakan usaha
ego sendiri melawan implus yang menekan dan menimbulkan kewaspadaan
mengontrol perilaku dan mengambil seluruh perhatian klien.
d. Dimensi sosial
Halusinasi dapat disebabkan oleh hubungan interpersonal yang tidak
memuaskan sehingga koping yang digunakan untuk menurunkan kecemasan
akibat hilangnya kontrol terhadap diri, harga diri, maupun interaksi sosial dalam
dunia nyata sehingga klien cenderung menyendiri dan hanya bertuju pada diri
sendiri.
e. Dimensi spiritual
Klien yang mengalami halusinasi yang merupakan makhluk sosial,
mengalami ketidakharmonisan berinteraksi. Penurunan kemampuan untuk
menghadapi stress dan kecemasan serta menurunnya kualitas untuk menilai
keadaan sekitarnya. Akibat saat halusinasi menguasai dirinya, klien akan
kehilangan kontrol terhadap kehidupanya, Rawlins & Heacock (Dermawan &
Rusdi, 2015)
Sedangkan menurut Mc. Forlano & Thomas (dalam Dermawan & Rusdi, 2015)
mengemukakan beberapa teori sebagai etiologi dari halusinasi, yaitu:
a. Teori psikofisiologi
Terjadi akibat ada fungsi kognitik yang menurun karena terganggunya fungsi
luhur otak, oleh karena kelelahan, karacunan dan penyakit.
b. Teori psikodinamik
Terjadi karena ada isi alam sadar dan akan tidak sadar yang masuk dalam
alam tak sadar merupakan sesuatu atau respon terhadap konflik psikologi dan
kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga halusinasi adalah gambaran atau
proyeksi dari rangsangan keinginan dan kebutuhan yang dialami oleh klien.
c. Teori interpersonal
Teori ini menyatakan seseorang yang mengalami kecemasan berat dalam
situasi yang penuh dengan stress akan berusaha untuk menurunkan kecemasan
dengan menggunakan koping yang biasa digunakan.
Pathofisiograf
Isolasi Sosial
Ketidakmampuan
mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus
berdasarkan informasi yang di
terima melalui panca indera
5. Rentan Respon
9. Mekanisme Koping
Biasanya klien dengan halusinasi cenderung berperilaku maladaptif, seperti
menciderai diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Malas beraktivitas, perubahan
suatu persepsi dengan berusaha untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang
lain, mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal. (Maramis, 2014)
2. Pohon masalah
Effect Resiko perilaku kekerasan
3. Analisa data
N
DATA MASALAH
O
1. 1. Data Subjektif Gangguan sensori persepsi
Klien mengatakan sering halusinasi : pendengaran
mendengar suara suara aneh
di sekitarnya.
2. Data Objektif
Klien nampak sering mondar
mandir .
Klien sering menutup telinga
Klien nampak sering
berbicara sendiri.
N
DATA MASALAH
O
Klien sering berbicara tidak
jelas
2. 1. Data subjektif Gangguan sensori persepsi
Klien mengatakan sering halusinasi :penglihatan
melihat sesuatu
2. Data objektif
Klien nampak focus melihat
sesuatu
Klien nampak sering
menunjuk sesuatu pada arah
tertentu
Klien nampak sering
menutup mata dengan
tangan
Ekspresi wajah sering
menunjukkan ketakutan.
3. 1. Data subjektif Gangguan sensori persepsi
Klien mengatakan sering halusinasi penghidu
mencium sesuatu bau yang
khas dan busuk .
2. Data objektif
Klien nampak sering
menutup hidungnya
4. 1. Data subjektif Gangguan sensori persepsi
Klien mengatakan sering halusinasi: pengecapan
mengecap rasa tidak enak
pada mulutnya
2. Data objektif
Klien nampak sering
mengecap pada mulutnya
Klien nampak sering
meludah dan muntah
5. 1. Data subjektif Gangguan sensori persepsi
N
DATA MASALAH
O
Klien mengatakan badannya halusinasi perabaan
sering terasa seperti di
setrum.
Klien mengatakan
merasakan sesuatu pada
permukaaan kulitnya
Klien mengatakan badannya
seperti di tusuk tusuk dengan
jarum
Klien mengatakan tubuhnya
sering di hinggapi serangga
2. Data objektif
Badan klien nampak sering
bergetar dan tegang
Klien nampak sering
mengusap badannya.
Klien nampak sering
menggaruk garuk tubuhnya
6. 1. Data subjektif Gangguan sensori persepsi
Klien mengatakan dapat halusinasi viseeral
merasakan pergerakan
makanan dalam ususnya
2. Data objektif
Klien sering diam
Klien sering bicara tidak
jelas
Klien nampak gelisah.
7. 1. Data subjektif Gangguan sensori persepsi
Klien mengatakan badannya halusinasi kinestetik
terasa seperti bergerak
sendiri pada saat berdiri.
Klien mengatakan badannya
N
DATA MASALAH
O
terasa melayang diatas bumi.
Klien mengatakan badannya
terasa diam dan kaku saat
tubuhnya ingin di gerakkan
Klien mengatakan merasa
anggota tubuhnya akan
terlepas dari tubuhnya
2. Data objektif
Sikap tubuh klien nampak
kaku.
Klien nampak sulit
mengikuti perintah
8. 1. Data subjektif Gangguan sensori persepsi
Klien mengatakan ada halusinasi perintah
seseorang yang
menyuruhnya melakukan
sesuatu seperti : memukul,
membunuh, dan merusak
barang
2. Data objektif
Klien nampak bingung
Perilaku agitasi
Klien nampak tidak mampu
mengenal orang , waktu dan
tempat.
Tingkah laku klien nampak
agresif
9. 1. Data subjektif Gangguan sensori persepsi
Klien mengatakan halusinasi histerik
membenci seseorang atau
sesuatu benda
2. Data objektif
N
DATA MASALAH
O
Klien nampak tegang
Afek emosi labil
Klien sering berteriak-
berteriak keras
10. 1. Data subjektif Gangguan sensori persepsi
Klien merasa melihat dan halusinasi hipnogogik
berbicara pada seseorang
ketika akan tidur.
2. Data objektif .
Nampak bibir klien
bergerak tanpa suara
11. 1. Data subjektif Gangguan sensori persepsi
Klien mengatakan masih halusinasi hipnopompik
bermimpi
2. Data objektif
Klien nampak bingung
kurang konsentrasi
Pembicaraan tidak jelas
Disorientasi
4. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori :halusinasi
5. Intervensi
INTERVENSI HALUSINASI
NO SP I P SP I K
1. Identifikasi halusinasi : isi, 1. Diskusikan masalah yang
frekuensi, waktu terjadinya, factor dirasakan dalam merawat klien
pencetus, respon saat halusinasi.
2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi 2. Jelaskan pengertian tanda,
: yaitu dengan cara menghardik gejala proses terjadinya
halusinasi. halusinasi
3. Latih cara mengontrol halusinasi 3. Latih cara menghardik
dengan menghardik. halusinasi
4. Menganjurkan klien memasukkan 4. Ajarkan klien sesuai jadwal dan
cara menghardik halusinasi dalam memberi pujian
kegiatan harian.
NO SP II P SP II K
1. Evaluasi kegiatan menghardikdan 1. Evaluasi kegiatan keluarga
beri pujian. dalam merawat/ melatih pasien
dalam menghardik dan beri
pujian
N SP III P SP III K
O
1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan keluarga
menghardik dan minum obat dan dalam merawat/ melatih klien
beri pujian. menghardik dan memberikan
obat dan beri pujian.
N SP IV P SP IV K
O
1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
menghardik minum obat, dan merawat / melatih klien
bercakap-cakap, beri pujian. menghardik, memberikan obat,
bercakap-cakap dan beri pujian.
N SP V P SP V K
O
1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
menghardik, obat, becakap-cakap, merawat / melatih klien
kegiatan harian, berikan pujian. menghardik, memberikan obat,
bercakap-cakap, melakukan
kegiatan harian dan follow up,
beri pujian
9. Pendokumentasian keperawatan
No Implementasi Evaluasi
1. Tanda dan gejala S : klien mengatakan sering
a. Klien mengatakan sering mendengar suara – suara / berbisik
mendengar suara –suara/ bisik di telinganya.
bisikan di telinganya. O :-Klien nampak sering menutup
b. Klien nampak sering telinga
berbicara sendiri -klien nampak sering berbicara
c. Klien sering gelisah sendiri
d. Klien sering mondar – -Klien sering mondar mandir
mandir -klien sering gelisah
Tindak lanjut A : Halusinasi pendengaran ( + )
Strategi pelaksanaan 1 P : Latihan cara menghardik
pasien halusinasi sebanyak minimal 4
(SP 1P) kali/ setiap ada waktu luang klien
Membantu pasien mengenal dengan tahapan tindakan meliputi
halusinasi, menjelaskan cara – :
cara mengontrol halusinasi , 1. Jelaskan cara menghardik
mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
halusinasi dengan cara pertama : 2. Peragakan cara menghardik
menghardik halusinasi 3. Minta klien memperagakan
Rencana tindak lanjut SP 2 ulang
P 4. Pantau penerapan cara ini dan
beri penguatann perilaku klien
5. Masukkan dalam jadwal
kegiatan sehari hari.
Amin Huda Nur Arif & Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Askep Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic Noc Edisi 2.Jogjakarta : Media Action.
Dermawan, D, & Rusdi. (2015). Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishin
Lilik M, Azizah, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa -Teori dan Aplikasi
Praktik Klinik. Yokyakarta : Indomedia Pustaka
Maramis w.f. 2014. Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa.Surabaya : Erlangga
Stuart g.w. 2014. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta :EGC
Yusuf,Ah, Fitryani, R dan Nihayati, H.E (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakaerta: Salemba Medika