UGD KELOMPOK C7 1.M. Syahru Ramadhan 2.Mutmainna Haruna 3.Ratih Al Fatah 4.Ewirna 5.Anisa 6.Sri Milnasari Jufri 7.Yeti Sutisna 8.Thalia Kusmia Andriani Sulaeman 9.Najir MASALAH KEPERAWATAN YANG LAZIM MUNCUL DI UGD 1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0027) – Pengertian • Variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang normal. – Data Mayor • Subjektif Objektif • Hipoglikemia Hipoglikemia • Mengantuk Gangguan koordinasi • Pusing Kadar glukosa dalam darah/urin rendah • Hiperglikemia Hiperglikemia • Lelah atau lesu Kadar glukosa dalam darah/urin tinggi – Data Minor • Subjektif Objektif • Hipoglikemia Hipoglikemia • Palpitasi Gemetar • Mengeluh lapar Kesadaran menurun • Hiperglikemia Perilaku aneh • Mulut kering Sulit bicara • Haus meningkat Berkeringat – Intervensi Keperawatan • Manajemen Hiperglikemia (I.03115) Observasi • Identifkasi kemungkinan penyebab hiperglikemia • Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis. penyakit kambuhan) • Monitor kadar glukosa darah, jika perlu • Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. poliuri, polidipsia, polivagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala) • Monitor intake dan output cairan • Monitor keton urine, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik dan frekuensi nadi Terapeutik • Berikan asupan cairan oral • Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk • Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik Edukasi • Anjurkan olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL • Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri • Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga • Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine, jika perlu • Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan professional kesehatan) Kolaborasi • Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu • Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu • Kolaborasipemberian kalium, jika perlu
• Manajemen Hipoglikemia (I.03115)
Observasi • Identifkasi tanda dan gejala hipoglikemia • Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia • Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral, dan olahraga • Anjurkan pengelolaan hipoglikemia(tanda dan gejala, faktor risiko dan pengobatan hipoglikemia) • Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah hipoglikemia (mis. mengurangi insulin atau agen oral dan/atau meningkatkan asupan makanan untuk berolahraga Kolaborasi • Kolaborasi pemberian dextros, jika perlu • Kolaborasi pemberian glucagon, jika perlu 2. Risiko Hipovolemia (D.0034) – Pengertian • Berisiko mengalami penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler. – Faktor Risiko 1. Kehilangan cairan secara aktif 2. Gangguan absorbsi cairan 3. Usia lanjut 4. Kelebihan berat badan 5. Status hipermetabolik 6. Kegagalan mekanisme regulasi 7. Evaporasi 8. Kekurangan intake cairan 9. Efek agen farmakologis – Kondisi Klinis Terkait 1. Penyakit Addison 2. Trauma/perdarahan 3. Luka bakar 4. AIDS 5. Penyakit Crohn 6. Muntah 7. Diare 8. Kolitis ulseratif – Intervensi Keperawatan • Manajemen Hipovolemia (I.03116) Observasi • Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus dan lemah) • Monitor intake dan output cairan Terapeutik • Hitung kebutuhan cairan • Berikan posisi modified trendelenburg • Berikan asupan cairan oral Edukasi • Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral • Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak Kolaborasi • Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis (mis. cairan NaCl, RL) • Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl 0,4%) • Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate) • Kolaborasi pemberian produk darah • Pemantauan Cairan (I.03121) Observasi • Monitor frekuensi dan kekuatan nadi • Monitor frekuensi nafas • Monitor tekanan darah • Monitor berat badan • Monitor waktu pengisian kapiler • Monitor elastisitas atau turgor kulit • Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine • Monitor kadar albumin dan protein total • Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum, hematocrit, natrium, kalium, BUN) • Identifikasi tanda-tanda hipovolemia Terapeutik • Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien • Dokumentasi hasil pemantauan Edukasi • Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan • Informasikan hasil pemantauan, jika perlu 3. Risiko Syok (D.0039) – Pengertian • Berisiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa. – Faktor Risiko 1. Hipoksemia 2. Hipoksia 3. Hipotensi 4. Kekurangan volume cairan 5. Sepsis 6. Sindrom respons inflamasi sistemik (systemic inflamatory response sindrome [SIRS]) – Kondisi Klinis Terkait 1. Perdarahan 2. Trauma multipel 3. Pneumothoraks 4. Infark miokard 5. Kardiomiopati 6. Cedera medula spinalis 7. Anafilaksis 8. Sepsis 9. Koagulasi intravaskuler diseminata 10. Sindrom respons inflamasi sistemik (systemic inflamatory response sindrome [SIRS]) – Intervensi Keperawatan • Pencegahan Syok (I.02068) Observasi • Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP) • Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD) • Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT) • Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil • Periksa riwayat alergi Terapeutik • Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94% • Persiapan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu • Pasang jalur IV, jika perlu • Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine, jika perlu • Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alerg Edukasi • Jelaskan penyebab/faktor risiko syok • Jelaskan tanda dan gejala awal syok • Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan tanda dan gejala awal syok • Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral • Anjurkan menghindari alergen Kolaborasi • Kolaborasi pemberian IV, jika perlu • Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu • Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu
• Manajemen Syok (I.02048)
Observasi • Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP) • Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD) • Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT) • Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil • Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformitiy/deformitas, open wound/luka terbuka, tenderness/nyeri tekan, swelling/bengkak) Terapeutik • Pertahankan jalan napas paten • Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94% • Persipan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu • Berikan posisi syok (modified Trendelenberg) • Pasang jalur IV • Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine • Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung Kolaborasi • Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa • Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20mL/kgBB pada anak • Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu TERIMA KASIH