Anda di halaman 1dari 9

[Type here]

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

DI PUSKESMAS TAMALATE MAKASSAR

NAMA : NURAZIZAH RESTU

NIM : 14420192028

CI INSTITUSI CI LAHAN

Sudarman,S.Kep,Ns.,M.Kes Abdul Rahman,S.Kep.,Ns.,M.Tr.Adm.Kes

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

BAB I
[Type here]

TINAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan nya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya. Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan
untuk melakukan aktifitas perawatan diri (kebersihandiri, berhias, makan, toileting),
( Herdman, 2015)
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas
perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan
BAB/BAK (toileting). (Farida dan Yudi Hartono, 2015)
Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan
diri menurun, seperti merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri
secara mandiri, dan toileting.

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya deficit perawatan diri, meliputi
1. Faktor prediposisi
a) Biologis : penyakit fisik dan mental yang menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan perawatan diri dan faktor herediter
b) Psikologis : factor perkembangan dimana keluarga terlalu melindungi dan
memanjakan pasien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. Kemampuan
realitas turun. Pasien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
c) Sosial : kurang dukungan dan situasi lingkungan mempengaruhi kemampuan
dalam perawatan diri. ( Herdman, 2012)
2. Faktor presipitasi
Faktor presiptasi yang dapat menimbulkan deficit perawatan diri adalah
penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah, lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. ( Herdman, 2015)
[Type here]

C. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala defisit perawatan diri dapat dinilai dari pernyataan pasien
tentang kebersihan diri, berdandan dan berpakaian, makan dan minum, BAB dan
BAK dan didukung dengan data hasil observasi
1. Data subjektif
Pasien mengatakan tentang :
a) Malas mandi
b) Tidak mau menyisir rambut
c) Tidak mau menggosok gigi
d) Tidak mau memotong kuku
e) Tidak mau berhias/ berdandan
f) Tidak bisa / tidak mau menggunakan alat mandi / kebersihan diri
g) Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum
h) BAB dan BAK sembarangan
i) Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB dan BAK
j) Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
2. Data objektif
a) Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang, tidak
menggunakan alat-alat mandi,tidak mandi dengan benar
b) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi,pakaian tidak rapi,
tidak mampu berdandan, memilih, mengambil, dan memakai pakaian,
memakai sandal, sepatu, memakai resleting, memakai barang-barang yang
perlu dalam berpakaian, melepas barang-barang yang perlu dalam berpakaian.
c) Makan dan minum sembarangan, berceceran , tidak menggunakan alat makan,
tidak mampu ( menyiapkan makanan , memindahkan makanan ke alat makan,
memegang alat makan, membawa makanan dari piring ke mulut, mengunyah,
menelan makanan secara aman , menyelesaikan makan).
d) BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri setelah BAB
dan BAK, tidak mampu ( menjaga kebersihan toilet, menyiram toilet.)
(Keliat, B. A. dkk, 2015)

D. Mekanisme Koping
[Type here]

Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor


meliputi status social ekonomi, keluarga, jaringan interpersonal, organisasi yang
dinaungi oleh lingkungan sosial yang lebih luas, juga menggunakan kreativitas untuk
mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan (Yusuf, Ah,
dkk, 2015)

E. Pohon Masalah
Efek : Gangguan pemeliharaan kesehatan

CP : Defisit perawatan diri : mandi, makan, berhias, toileting

Etiologi : Isolasi sosial : menarik diri


(Yusuf, Ah, dkk, 2015)

PROSES KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. PENGKAJIAN DEFISIT PERAWATAN DIRI


Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kepada pasien
dan keluarga (pelaku rawat).
Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan dengan
wawancara, melalui pertanyaan sebagai berikut:
1) Bagaimana kebersihan diri pasien?
2) Apakah pasien malas mandi, mencuci rambut, menggosok gigi, menggunting
kuku?
3) Bagaimana penampilan pasien?
4) Apakah pasien menyisir rambut , berdandan, bercukur (untuk laki-laki)?
5) Apakah pakaian pasien rapi dan sesuai?
6) Apakah pasien menggunakan alat mandi / kebersihan diri ?
7) Bagaimana makan dan minum pasien ?
8) Apakah pasien menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum ?
9) Bagaimana BAB dan BAK pasien ?
10) Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB dan
BAK ?
[Type here]

11) Apakah pasien mengetahui cara perawatan diri yang benar ?


Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan melalui observasi
adalah sebagai berikut :
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan dan minum sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB dan BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB dan BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB dan
BAK.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI


Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala defisit perawatan
diri yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukkan tanda dan gejala defisit
perawatan diri, maka diagnosis keperawatan yang ditegakkan adalah

Defisit perawatan diri : Kebersihan diri, berdandan, makan dan


minum, BAB dan BAK

C. TINDAKAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI


Tindakan keperawatan defisit perawatan diri dilakukan terhadap pasien dan
keluarga (pelaku rawat). Saat melakukan memberikan pelayanan di Puskesmas dan
kunjungan rumah, perawat menemui keluarga (pelaku rawat) terlebih dahulu sebelum
menemui pasien. Bersama keluarga, perawat mengidentifikasi masalah yang dialami
pasien dan keluarga (pelaku rawat). Setelah itu, perawat menemui pasien untuk
melakukan pengkajian dan melatih cara untuk mengatasi defisit perawatan diri yang
dialami pasien.
Setelah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui
keluarga dan melatih keluarga untuk merawat pasien, serta menyampaikan hasil
tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu keluarga lakukan
[Type here]

yaitu untuk membimbing pasien melatih kemampuan mengatasi defisit perawatan diri
yang telah diajarkan oleh perawat.
Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap
pertemuan, minimal empat kali pertemuan hingga pasien dan keluarga mampu
mengatasi defisit perawatan diri.
a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Defisit Perawatan Diri
Tujuan: Pasien mampu:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Melakukan kebersihan diri secara mandiri
3) Melakukan berhias/berdandan secara baik
4) Melakukan makan dengan baik
5) Melakukan BAB/BAK secara mandiri
b. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Defisit Perawatan Diri
1. Membina hubungan saling percaya dengan cara:
a) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
b) Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang
perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
c) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d) Buat kontrak asuhan: apa yang akan dilakukan bersama pasien, berapa
lama akan dikerjakan dan tempatnya di mana.
e) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
f)Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
g) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
2. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri ,perawat dapat
melakukan tahapan tindakan yang meliputi:
a) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.

3. Melatih pasien berdandan/berhias


Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
[Type here]

a) Berpakaian
b) Menyisirrambut dan bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisirrambut
c) Berhias
4. Melatih pasien makan dan minum secara mandiri
Untuk melatih makan dan minum pasien, perawat dapat melakukan tahapan
sebagai berikut:
a) Menjelaskan kebutuhan (kebutuhan makan perhari dewasa 2000-2200
kalori ( untuk perempuan ) dan untuk laki-laki antara 2400-2800 kalori
setiap hari makan minum 8 gelas (2500 ml setiap hari) dan cara makan
dan minum
b) Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib.
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan dan minum setelah
makan dan minum
d) Mempraktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
5. Mengajarkan pasien melakukan BAB dan BAK secara mandiri
Perawat dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan
berikut:
a) Menjelaskan tempat BAB dan BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
d) Mempraktikkan BAB dan BAK dengan baik

c. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Pasien Defisit Perawatan Diri


Keluarga (pelaku rawat) diharapkan dapat merawat pasien defisit perawatan diri di
rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien
Tujuan: Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami defisit perawatan
diri
Tindakan keperawatan
1) Mendiskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien defisit perawatan diri
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit perawatan
diri dan mengambil keputusan merawat pasien
[Type here]

3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh
pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
4) Latih keluarga cara merawat dan membimbing kebersihan diri, berdandan, makan
dan minum, BAB dan BAK pasien
5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung
perawatan diri pasien
6) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas kesehatan.
7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.

DAFTAR PUSTAKA
[Type here]

Herdman, T.H. (2016). NANDA International Nursing Diagnoses Definition and


Classification, 2015-2016. Oxford: Wiley-Blackwell

Keliat, B. A. dkk. 2015. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course).
Jakarta : EGC.
Farida dan Yudi Hartono. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Yusuf, Ah, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai