Makalah ini untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Tahun
Akademik 2019/2020,
Mata Kuliah: Sistem Terdistribusi
Disusun oleh :
Zainul Amin
NIM: 1821500026
penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................................I
DAFTAR ISI..............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Pengertian Sistem Terdistribusi........................................................................1
B. Karakteristik Sistem Terdistribusi....................................................................1
C. Model Sistem Terdistribusi...............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................5
A. Pengertian File Service.....................................................................................5
B. Komponen-komponen pada File Service..........................................................5
C. Contoh File Service...........................................................................................7
D. Tujuan Penamaan pada Name Service..............................................................8
E. Jenis Nama dalam Name Service....................................................................10
F. Struktur Nama dalam Name Service...............................................................10
G. Name Context dalam Name Service...............................................................11
H. Sasaran Fasilitas Penamaan dalam Name Service..........................................11
I. Name List dalam Name Service.....................................................................12
J. Contoh Name Service.....................................................................................15
BAB III PENUTUP...................................................................................................16
A. Kesimpulan..........................................................................................................16
B. Saran ...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
ketersediaan extension / plugin yang dapat terkoneksi dengan sistem lain. Contoh
karakteristik ini misalkan sebuah aplikasi web banking yang dapat terhubung
dengan sistem web milik perusahaan finance.
3. Concurrency
Semua proses dalam sistem terdistribusi dilakukan secara concurrency
(secara bersama-sama). Hal ini dilakukan untuk mencegah inkonsistensi dan
ketidak valid an sebuah data dan proses. Sebagai contoh dalam sebuah aplikasi
web yang diakses oleh banyak user. Ketika server melakukan sebuah update.
Maka semua user yang mengakses halaman web tersebut akan langsung
mendapatkan update terbaru tersebut.
4. Scalability
Skalabilitas memiliki pengertian bahwa sebuah sistem terdistribusi harus
dapat ditingkatkan kinerjanya tanpa mengubah komponen-komponen di
dalamnya. Sebagai contoh, sebuah aplikasi web yang digunakan oleh user yang
terlalu banyak. Maka untuk meningkatkan kinerja dari web tersebut agar tidak
terjadi overload atau system down maka perlu dilakukan upgrade processor dan
ram. Dalam proses upgrading tersebut, komponen dalam web tidak perlu diubah.
5. Fault Tolerance (Toleransi Kesalahan)
Kesalahan pasti terjadi dalam sebuah sistem. Entah itu disebabkan karena
masalah jaringan, power supply, bencana alam atau human error. Sebuah sistem
terdistribusi dirancang memliki kemampuan untuk menangani hal-hal tersebut.
Contoh dalam hal ini adalah dibangunnya sebuah clustering server. Dimana ketika
server utama mengalami down karena beberapa penyebab kesalahan, maka
extended server langsung membackup sistem utama dan menggantikannya.
6. Transparency
Secara umum, transparansi disini tidak berlaku untuk user biasa yang
mengutamakan fungsionalitas, apakah ia sedang menggunakan sistem yang
terdistribusi atau tidak. Namun secara khusus bagi seorang pengelola baik itu
developer atau administrator sistem sangat perlu untuk mengetahui arsitektur dari
sistem yang sedang
2
C. Model Sitem Terdistribusi
Gambar 1.1
Model Multiple Server Service disediakan
oleh beberapa server
Contoh:
• Sebuah situs yang jalankan dibeberapa server
• Server menggunakan replikasi atau database terdistribusi
2. Model Proxy Server
Gambar 1.2 Model Proxy Server
3
Proxy server menyediakan hasil copy (replikasi) dari resource yang di atur
oleh server lain. Biasa nya proxy server di pakai untuk menyimpan hasil copy web
resources. Ketika client melakukan request ke server, hal yang pertama dilakukan
adalah memeriksa proxy server apakah yang diminta oleh client terdapat pada
proxy server. Proxy server dapat diletakkan pada setiap client atau dapat di pakai
bersama oleh beberapa client. Tujuannya adalah meningkatkan performance dan
availibity dengan mencegah frekwensi akses ke server.
• Proxy server membuat duplikasi beberapa server yang diakses oleh client
• Caching:
– Penyimpanan lokal untuk item yang sering diakses
– Meningkatkan kinerja
– Mengurangi beban pada server
3. Model Peer To Peer
4
BAB II
PEMBAHASAN
File service adalah suatu perincian atau pelayanan dari file system yang
ditawarka pada komputer client. Suatu file server adalah implementasi dari file
service dan berjalan pada satu atau lebih mesin. File itu sendiri berisi dari nama,
data dan atribut file seperti kepemilikan file, ukuran, waktu pembuatan file dan
hak akses file. File sistem merupakan mekanisme penyimpanan on-line serta
untuk akses, baik data maupun program yang berada dalam sistem operasi.
File Sistem
File Sistem adalah bertanggung jawab untuk pengorganisasian,
penyimpanan, pencarian keterangan, penamaan, sharing atau pembagian
dan protection atau perlindungan dari file-file. File berisi dari dua bagian
penting yaitu data dan atribut. File sistem didesain untuk menyimpan dan
mengatur banyak dan besar file dengan fasilitas untuk membuat, memberi
nama dan menghapus file. File system juga bertanggung jawab untuk
pengontrolan dari akses file, akses terbatas ke file oleh user yang berhak
dan tipe-tipe dari akses yang diminta.
Operasi pada file (= data + atribut)
Create / Delete
Query / Modifikasi Atribut
Open / Close
Akses Kontrol
Oraganisasi Penyimpanan
Struktur Directory (Hirarki, Pathname)
Metadata (Pengaturan Informasi File) : Atribut File, Informasi
struktur direktori, DLL
- Atribut File Sistem
File adalah kumpulan informasi berkait yang diberi
nama dan direkam pada penyimpanan sekunder. Atribut
file terdir dari :
5
a. Nama
Merupakan satu-satunya informasi yang
tetap dalam bentuk yang bisa dibaca oleh manusia
(human readable form)
b. Type
Dibutuhkan untuk sistem yang mendukung
beberapa tipe berbeda
c. Lokasi
Merupakan pointer atau penunjuk ke device
dan lokasi file pada device tersebut berada
d. Ukuran (Size)
Ukuran file pada saat itu, baik dalam byte,
huruf ataupun blok
e. Proteksi
Informasi mengenai kontrol akses, misalnya
siapa saja yang boleh membaca, menulis dan
mengeksekusi file
f. Waktu, tanggal dan identifikasi pengguna Informasi
ini biasanya disimpan untuk :
- Pembuatan file
- Modifikasi terakhir yang dilakukan pada
file
- Penggunaan terakhir file
Atribute file
Panjang File
Creation Timestamp
Read Timestamp
Write Timestamp
Attribute Timestamp
Reference Count
Owner
Tipe File
Daftar Akses Kontrol
6
File Service
Pengoperasian dari masing-masing file.
Directory Service
Management atau pengaturan direktori
Naming Service
- Location Independence :
File dapat dipindahkan tanpa penggantian nama
- Hal yang umum untuk penamaan file dan directori :
Mesin + nama path e.g / machine / path atau machine : path
Mounting File sistem secara remote kedalam hirarki local file
Single name space yang sama pada semua mesin
- Dua level penamaan :
Nama simbolik yang di lihat user dan nama binary yang di lihat oleh
sistem.
7
Tujuan dari NFS adalah untuk memungkinkan terjadinya pertukaran
sistem berkas secara transparan antara mesin-mesin bebas tersebut. Hubungan
yang terjadi di sini didasarkan pada hubungan client-server yang menggunakan
perangkat lunak NFS server dan NFS client yang berjalan diatas workstation.
NFS didesain agar dapat beroperasi di lingkungan ataupun jaringan yang
heterogen yang meliputi mesin, platform, sistem operasi, dan arsitektur jaringan.
Ketidaktergantungan ini didapat dari penggunaan RPC primitif yang dibangun
diatas protokol External Data Representation (XDR).
Jika misalnya terjadi sebuah pertukaran sistem berkas antara server dan
client, maka pertukaran sistem berkas yang terjadi disini harus dipastikan hanya
berpengaruh pada tingkat client dan tidak mempengaruhi sisi server , karena
server dan client adalah mesin yang berbeda dan sama-sama bebas. Untuk itu,
mesin client harus melakukan operasi mount terlebih dahulu agar remote directory
dapat diakses secara transparan.
Protokol NFS umumnya menggunakan protokol Remote Procedure Call
(RPC) yang berjalan di atas UDP dan membuka port UDP dengan port number
2049 untuk komunikasi antara client dan server di dalam jaringan. Client NFS
selanjutnya akan mengimpor sistem berkas remote dari server NFS, sementara
server NFS mengekspor sistem berkas lokal kepada client.
Kerugian /Kelemahan NFS
- Desain awal hanya untuk jaringan yang lokal dan tertutup
- Security
- Congestion (Traffic yang tinggi bisa menyebabkan akses lambat)
1. Identifikasi
Seorang pemakai menginginkan obyek/layanan A, bukan obyek/layanan
B.
2. Memungkinkan terjadinya sharing
Lebih dari satu pemakai dapat mengindentifikasikan resource dengan
nama yang sesuai (tidak harus nama yang sama).
3. Memungkinkan location independence:
Perubahan lokasi tidak menuntut perubahan nama, asalkan lokasi tidak
menjadi bagian dari nama resource tsb.
4. Memberikan kemampuan keamanan (security)
8
Jika sebuah nama dipilih secara acak dari himpunan besar interger, maka
nama tsb hanya bisa diketahui dari legitimate source, bukan dari menebak.
Jadi jika seseorang mengetahui nama obyek tsb, maka dia memang
diberitahu, karena sulit sekali menebak nama tsb.
Name Resolution
Nama resolution yaitu diberikan nama obyek , temukan obyek
tersebut. Simpan semua nama di setiap name server. Partisi basis
data penamaan (naming database) dapat dilakukan berdasarkan:
Algoritma:
- Tergantung dari nilai sebuah fungsi hash.
- Tidak tergantung pada struktur dan lokasi obyek.
Sintaks:
- Contoh: telaga.cs.ui.ac.id.
Atribut.
- Proxy dapat menyimpan pointer migrasi suatu
obyek
9
h. Us - United states
i. Uk - United kingdom
j. Id – Indonesian
1. User names:
– Dibuat oleh pemakai (user).
– Merujuk pada suatu obyek atau layanan.
– Terdiri dari strings of characters.
– Contoh: hp201 untuk pencetak, ~bettyp/tmp/test.c untuk berkas.
2. System names:
– Terdiri dari bit string.
– Internal untuk sistem, tidak ditujukan untuk manusia.
– Lebih compact dari user names, sehingga dapat dibandingkan dengan
lebih efisien.
10
Biasanya tidak secara unik mengidentifikasikan obyek, beberapa nama
bisa dipetakan ke satu obyek (e.g. UNIX file links).
3. Descriptive names (DN)
Daftar atribut yang secara bersama-sama mengidentifikasikan obyek
secara unik. – Membawa informasi -> inpure names.
DN adalah superset dari PN.
E.g. OSI X.500 directory service.
- Directory Information Tree (DIT) X.500 name tree
- Directory Information Base (DIB):
The entire directory structure, including the data associated with the
nodes.
Universal context:
- Di manapun nama digunakan, nama di-resolved dengan cara
yang sama.
- Dapat disalin dari mesin ke mesin dengan bebas.
- Contoh: http://www.cs.ui.ac.id/index.html.
Relative context:
- Context dependent.
- Contoh: ‘a/b/c’, ‘b/c’ resolvable pada konteks ‘a’. Sedangkan
pada node yang berbeda, ‘a/b/c’ dapat merujuk pada hal yang
berbeda pula.
11
5. Mendukung dynamic relocation of objects, jika obyek/proses potensial
untuk mobile (berpindah-pindah). Jadi diperlukan dynamic binding antara
nama & alamat, juga antara alamat & rute.
6. Memungkinkan local aliases, shg pemakai dapat mengekspresikan
interpretasi semantik mereka thdp suatu obyek. Tentu saja diperlukan
pemetaan antara aliases dan full names.
A. Name Agent
Name agents berada di client, bisa 1 name agent per client atau 1 name
agent digunakan oleh beberapa clients. Name agents menjadi perantara antara
client dan name server. Contoh: resolver pada Domain Name Service (DNS).
Fungsi Name Agents:
- memastikan bahwa lokasi name servers terlihat transparan bagi client
programs (menyembunyikan lokasi name server).
- ‘berbicara’ dalam protokol komunikasi yang dimengerti name server.
- mengetahui bagaimana name space diatur, sehingga tahu kemana
suatu request harus dikirim untuk memperoleh informasi lokasi.
- melakukan negosiasi kompabilitias atau availability sumber daya
(resource), berdasarkan atribut.
12
B. Name Server
Name server menggunakan basis data terdistribusi yang terdiri dari tuples.
Contoh atribut: jika resource adalah printer, maka atribut dapat menyatakan
apakah obyek dapat melakukan pencetakan postcripts atau tidak.
Hal penting yang harus dimiliki:
- Availability,
- Resilience to failure,
- Konsistensi,
- Kecepatan menerima pengaruh perubahan name lists,
- Kemudahan mengkompilasi list of objects (resources).
Ada 2 jenis Name Server:
a. Primary Name Server
- Mendapatkan data dengan membaca file di storage
- Lebih dikenal dengan File Zone
b. Secondary Name Server
- Mendapatkan data dengan mereplikasikan data yang ada di
primary server
- Lebih dikenal dengan Transfer Zone
13
READ:
- Bagaimana jika informasi yang diperoleh ternyata
sudah usang, atau ada beberapa replika yang tidak
dapat diakses?
Solusi:
- Sebuah name server dipilih sebagai master, dan selalu
merefleksikan secara akurat state of the world.
- Name servers lainnya bertindak sbg pemberi petunjuk
(hint), yang belum tentu benar.
- Propagasi informasi antara master dan replika
dilakukan saat ‘sepi’.
Diperlukan beberapa asumsi yaitu:
- Data penamaan tidak sering berubah, sehingga
ketidakkonsistenan relatif jarang terjadi. Tergantung
dari aplikasi, cukup akurat untuk mail system tapi tidak
untuk sistem berbasis obyek yang sangat dinamis.
- Jika dipakai data yang usang, maka akan terjadi error
yang dapat diatasi. Contoh: Buku telepon yang memuat
nomor telepon yang tidak terpakai lagi.
- Tidak ada masalah jika dipakai data usang. Contoh:
forward pada alamat e-mail yang lama.
Kelebihan:
- Tidak perlu suatu central name server, di mana seluruh
station tergantung pada name server tsb.
- Masih relatif mudah memperoleh daftar obyek dalam
suatu jaringan, di mana suatu name list berisi informasi
yang dibutuhkan.
- Availability meningkat, shg lokasi obyek dapat
ditemukan lebih cepat dari name list tersentralisasi.
Kekurangan:
- Menggunakan lebih banyak memori.
- Potensial timbul masalah ketidakkonsistenan. Pada
beberapa jaringan, broadcast packet ke replika sangat
meningkatkan overhead jaringan.
14
Umum digunakan pada sistem berbasis obyek.
UID merupakan nama obyek.
Petunjuk lokasi disimpan dalam nama tsb, untuk menghindari
seringnya berkonsultasi dengan name server.
Petunjuk harus dapat diandalkan.
Jika sebuah obyek berpindah, maka setiap reference harus
diubah satu persatu.
BAB III
PENUTUP
15
A. KESIMPULAN
Selain itu name service juga merupakan layanan penamaan yang berfungsi
untuk menyimpan naming context, yakni kumpulan binding nama dengan objek,
tugasnya untuk me-resolve nama. Kebutuhan akan penamaan juga memicu
munculnya layanan penamaan (Naming Services) yang menyediakan mekanisme
dan struktur penamaan objek itu sendiri. Contohnya DNS (Domain Name
Service), X.500, COBRA, dan GNS.
File service adalah suatu perincian atau pelayanan dari file system yang
ditawarkan pada komputer client. Suatu file server adalah implementasi dari file
service dan berjalan pada satu atau lebih mesin. File itu sendiri berisi dari nama,
data dan atribut file seperti kepemilikan file, ukuran, waktu pembuatan file dan
hak akses file. File sistem merupakan mekanisme penyimpanan on-line serta
untuk akses, baik data maupun program yang berada dalam sistem operasi.
B. SARAN
Dari pemaparan tentang Name Service dan File service, diharapkan para
peneliti memahami tentang Name Service dan File service, memahami tentang
Name Service dan File service, mengetahui contoh Name Service dan File service.
Sehingga nantinya jika peneliti menemukan suatu permasalahan, peneliti dapat
mengkaji dan mencari Name Service dan File service yang tepat dan digunakan
harus sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10638873/MATERI_SISTEM_TERDISTRIBUSI
https://www.academia.edu/8319357/Sistem_Terdistribusi
file:///E:/KULIAH/5.%20Semester%205/3.%20Sistem%20Terdistribusi%20(P.
%20Maulid)/6_Name%20Service.pdf
file:///E:/KULIAH/5.%20Semester%205/3.%20Sistem%20Terdistribusi%20(P.
%20Maulid)/5_File%20Service.pdf
17