Anda di halaman 1dari 171

999

FuturE
Jurnal Manajemen dan Akuntansi

Astriana Rama Atmajati, Mansur


Pengaruh Rekrutmen, Seleksi, Dan Penempatan Tenaga Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Pada PTt Bank Papua Jayapura
Hal. 1 - 14

Hafidz Rahman Ponto, Abdul Rasyid


Pengaruh Kecakapan Manajerial, Rasio Leverage, Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba
Hal. 15 - 34

Jaqueline Ruth Davischa Situmorang, Mohammad Yamin Noch


Pengukuran Elastisitas Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Dalam
Peramalan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Pada Pemerintah Provinsi
Di Indonesia
Hal. 35 - 49

Khusnul Khotimah
Pandangan Berbasis Sumber Daya (RBV) Dalam Pembahasan
Organisasi Ekonomi
Hal. 51 - 64

La Ode Marihi
Pengaruh Pengetahuan Kewausahaan Dan Kemandirian Pribadi
Terhadap Kinerja Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Kota Jayapura
Hal. 65 - 77

Ratna Catur Prasetyaningrum, Zakaria


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan
Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015
Hal. 79 - 104

Suratini
Pengaruh Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
Di Indonesia
Hal. 105 - 122

Victor Pattiasina
Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Ukuran Perusahaan, Jumlah
Komite Audit, Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit
Delay Dan Opini Audit Yang Di Intervening Oleh Audit Lag
Hal. 123 - 141
FuturE
Jurnal Manajemen dan Akuntansi

Wa Ode Nurfitria, Fachruddin Pasolo


Analisis Efektifitas Dan Kontribusi Penerimaan Bea Perolehan Hak
Atas Tanah Dan Bangunan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Jayapura
Hal. 143 - 152

Yaya Sonjaya
Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kebijakan Dividen, Kepemilikan
Saham Manajerial, Dan Kepemilikan Saham Institusional Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Empiris Sektor Industri Transportation Yang
Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 - 2014)
Hal. 153 - 168
Editorial Staff :
FuturE : JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS YAPIS PAPUA

Pelindung/Penasehat : Rektor Universitas Yapis Papua


Penanggung Jawab/Director : Dekan Fakultas Ekonomi
Mitra Bestari/Editorial Advisory Board : 1.Prof. Dr. H. Salim Basalamah,SE.,M.Si.
2. Prof. Dr. H.Abdul Rahman Mus,M.Si.
3. Prof. Dr. H. Soetrisno,M.Si.,Ak.
4. Prof.Basuki,MM.,Ph.D.,Ak.
5. H. Baharuddin Latif,SE.,M.Si.,Ph.D.
6. Dr. Hj. Dwi Martani,Ak.
Pemimpin Redaksi/Chief Editor : Fajar Rina Sejati, SE., M.Sc.
Dewan Redaksi : 1. Dr. H. Mansur M,SH.,MM.
2. Dr. H. Muhdi B. Hi Ibrahim,SE., MM.
3. Dr. M. Yamin Noch,SE,M.SA.
4. Dr. Abdul Rasyid,S.Pd,SE,M.Si.
5. Muthmainnah,SE.,M.Si.,Ak., CA.
6. Dr. Suratini,SE.,M.Si.
7. H. La Ode Marihi,SE., MM.
8. Dr. Drs. H. Ahmad Jusmin,SE.,MM.
9. M. Aldrin Akbar,SE.,MM.
10.Entar Sutisman,SE.,M.Ak.
11.Yendra,SE.,MM.
12.Dr. Khusnul Khotimah,SE.,MM.
13.Dr. Syamsiar Husen,SE., M.Si.
14. Dr. Zakaria, SE., M.Si.
15. Septyana Prasetianingrum, SE., MMSI
Sekretaris : Sumartono, SE., Ak., M.Ak.
Copy Editor : Yaya Sonjaya,SE., M.Si.
Astrid Putri Noviyanti, SE.
Distributor/Pemasaran : Andri Irawan,SE., M.Si.
Hj. Roslina, SE., M.Si.
Layout Naskah : Irwan A. Labo,SE., M.Si.
Alamat Redaksi : EDITOR JURNAL FUTURE,
JURNAL MANAJEMEN DAN
AKUNTANSI
d/a : Fakultas Ekonomi Universitas Yapis
Papua Jln. Dr. Sam Ratulangi No. 11
Dok V Atas Uniyap Jayapura Papua
Telp. (0967) 534012, 550355,
081344284042, Fax (0967) 550216,
Email: jurnalfuture@uniyap.ac.id
Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Yapis
Papua
FuturE
Jurnal Manajemen dan Akuntansi

Kebijakan Editorial dan Ketentuan Penulisan Artikel

Kebijakan Editorial

FuturE: Jurnal Manajemen dan Akuntansi, diterbitkan oleh Pusat Bisnis dan
Kajian Ekonomi (PBKE) Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua, penerbitan
dilakukan secara berkala (setiap enam bulan) sebagai sarana untuk menyebarluaskan
hasil riset di bidang Manajemen dan Akuntansi serta ilmu-ilmu ekonomi lainnya
kepada para akademisi, peneliti, praktisi baik yang ada di perguruan tinggi Negeri/
Swasta, pemerintahan maupun swasta serta mahasiswa yang tertarik pada riset
dibidang tersebut. Lingkup hasil riset bidang Ilmu Manajemen dan Akuntansi serta
ilmu-ilmu ekonomi lainnya meliputi bidang: manajemen pemasaran, manajemen
operasional, manajemen keuangan/ pasarmodal, manajemen sumber daya manusia,
manajemen keuangan daerah, sistem informasi manajemen, Akuntansi Sektor Publik,
Akuntansi Keuangan Daerah, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan,
Perpajakan, Auditing, Sistem Informasi Akuntansi.

FuturE: Jurnal Manajemen dan Akuntansi menerima artikel hasil riset di bidang
Manajemen dan Akuntansi serta ilmu-ilmu ekonomi lainnya dalam bahasa Indonesia
atau Bahasa Inggris yang baik dan benar. Penulis harus menyatakan bahwa artikel
yang dikirim ke FuturE: Jurnal Manajemen dan Akuntansi tidak dikirimkan atau telah
dipublikasi pada media cetak yang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Penulis harus
menyatakan bertanggungjawab atas seluruh isi artikelnya, sehingga penulis wajib
melampirkan instrumen riset yang dilakukannya (kuesioner, kasus, hasil wawancara
dan lain-lain). Agar hasil riset yang termuat di FuturE: Jurnal Manajemen dan
Akuntansi bermanfaat bagi pengembangan ilmu, penulis artikel berkewajiban
memberikan data riset kepada yang memerlukannya dan memberikan informasi cara
memperoleh data tersebut.

Semua artikel yang diterima akan diseleksi melalui proses tanpa identitas penulis
(blind review) oleh para editor FuturE: Jurnal Manajemen dan Akuntansi, dengan
mempertimbangkan antara lain: terpenuhinya persyaratan pedoman penulisan artikel,
metodologi riset yang digunakan, dan signifikansi hasil riset bagi pengembangan ilmu,
pendidikan serta praktek-praktek di bidang Manajemen dan Akuntansi serta ilmu-ilmu
ekonomi lainnya. Para editor bertanggungjawab untuk mengadakan telaah konstruktif,
dan apabila dipandang perlu menyampaikan evaluasi kepada penulis artikel untuk
perbaikan sebelum dimuat dalam FuturE: Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Artikel
dikirimkan kepada:

EDITOR FUTURE: JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI

d/a Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua,


Jln. Dr. Sam Ratulangi No. 12 Gedung Induk Lantai III FE Dok
V Atas Uniyap Jayapura Papua Telp. (0967) 534012, 550355,
Fax (0967)550216, Email: jurnalfuture@uniyap.ac.id
Ketentuan Penulisan Artikel:

1. Sistematika penulisan dalam artikel sekurang-kurangnya terdiri atas bagian- bagian


sebagai berikut:
Judul Artikel: dibuat jelas, ringkas dan padat.
Abstraksi: bagian ini memuat ringkasan riset, antara lain mengenai: masalah riset,
tujuan riset, metode penelitian, dan sumbangan hasil riset. Abstraksi disajikan
di awal artikel dan terdiri antara 150 sampai dengan 400 kata serta ditulis dalam
bahasa Inggris atau Indonesia yang baik dan benar. Abstraksi diikuti dengan
sedikitnya tiga kata kunci (keywords) untuk memudahkan penyusunan indeks
artikel.
Pendahuluan: menguraikan latar belakang (motivasi) riset, rumusan masalah
riset, tujuan riset, dan tujuan penulisan artikel.
Tinjuan Pustaka dan Hipotesis (jika ada): menguraikan kerangka teoritis serta
Penelitian sebelumnya (bila ada) yang menjadi acuan dan landasan logis untuk
mengembangkan hipotesis atau proposisi riset dan model riset serta kerangka
konseptual penulisan artikel.
Metode Penelitian: memuat metode pemilihan dan pengumpulan data,
pengukuran dan definisi operasional variabel, serta metode analisis data.
Hasil Penelitian dan Pembahasan: memaparkan analisis data riset yang
diperlukan (jika ada) dan pembahasan temuan.
Penutup: berisi kesimpulan hasil riset dan saran penulis artikel untuk penelitian
yang akan datang.
Daftar Pustaka: memuat sumber-sumber yang dikutip di dalam penulisan artikel.
Hanya sumber yang diacu yang dimuat di daftar referensi tersebut.
Lampiran: memuat tabel, gambar, serta instrumen riset yang digunakan.
2. Identitas penulis (nama, alamat e-mail, dan bidang kajian dari artikel serta
curriculum vitae penulis termasuk pendidikan terakhir, pekerjaan, asal lembaga dan
beberapa karya ilmiah terakhir) harus dicantumkan pada lembar terpisah dari
artikel.
3. Artikel diketik dengan menggunakan program MS. Office Word/WP, spasi ganda,
times new roman, size 12pt, dengan ukuran kertas kuarto. Kutipan langsung yang
panjang (lebih dari tiga setengah baris) diketik dengan spasi tunggal dan bentuk
barinden.
4. Panjang tulisan maksimal 25 halaman (di luar gambar dan tabel).
5. Margin atas, bawah, kiri dan kanan sekurang-kurangnya 1 inci.
6. Semua halaman, termasuk tabel, lampiran, dan daftar pustaka harus diberi nomor
urut halaman.
7. Tabel atau gambar sebaiknya disajikan pada halaman terpisah atau di bagian akhir
artikel. Penulis cukup menyebutkan pada bagian artikel, tempat pencantuman tabel
atau gambar. Setiap tabel atau gambar diberi nomor urut, judul yang sesuai dengan
isi tabel atau gambar.
8. Kutipan dalam artikel sebaiknya ditulis dalam tanda kurung yang menyebutkan
nama akhir penulis, tahun tanpa koma, dan nomor halaman sumber tulisan yang
dikutip (jika dipandang perlu).
9. Setiap artikel harus memuat daftar pustaka (yang menjadi sumber kutipan) dengan
ketentuan penulis sebagai berikut:
a. Daftar Pustaka disusun alfabetis sesuai dengan nama penulis atau institusi
b. Susunan Daftar Pustaka: nama penulis, tahun publikasi, judul jurnal atau
buku, nama jurnal atau penerbit, nama kota.
c. Contoh :

Ahmad, Kamaruddin, 2007, Akuntansi Manajemen, Penerbit Raja Grafindo


Persada, Jakarta.
Baibaba, Yohanis. 2008. Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja dan PDRB Propinsi Papua. Skripsi. Universitas
Cenderawasih: Jayapura.
Ferdinand, Agusty, 2011, Metode Penelitian Managemen, Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Niswonger, Warren, Reeve, Fess, 2000 Prinsip-Prinsip Akuntansi, Penerbit
Erlangga, Jakarta
Supriyono, 1987, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya
serta Pembuatan Keputusan, Penerbit BPFE-Yogyakarta,
Yogyakarta.

10. Artikel dikirim dalam bentuk tiga salinan artikel (hard copy) serta dalam
bentuk soft copy kepada:

EDITOR FUTURE: JURNAL MANAJEMEN DAN


AKUNTANSI

d/a Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua, Jln.


Dr. Sam Ratulangi No. 12 Gedung Induk Lantai III FE
Dok V Atas Uniyap Jayapura Papua Telp. (0967)
534012, 550355, Fax (0967) 550216, Email:
jurnalfuture@uniyap.ac.id

11. Ketetapan penerimaan artikel terdiri atas empat kategori sebagai berikut:
a. Diterima langsung tanpa perbaikan
b. Diterima dengan perbaikan oleh penulis
c. Diterima dengan perbaikan oleh editor
d. Ditolak karena kurang memenuhi syarat
PENGARUH REKRUTMEN, SELEKSI, DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PADA PT BANK PAPUA JAYAPURA

Astriana Rama Atmajati, Mansur


Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rekrutmen, seleksi, dan penempatan tenaga kerja
berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Bank Papua Jayapura, untuk
mengetahui variabel manakah yang lebih dominan pengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan pada PT Bank Papua Jayapura.. Jumlah Popuasi di PT Bank Papua Jayapura
adalah 457 karyawan. Jumlah populasi yakni sebanyak 91 responden. Model analisis yang
digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian membuktikan bahwa rekrutmen berpengaruh terhadap produktivitas kerja
hal ini dibuktikan dengan membandingkan tingkat signifikan alpha 0,05 dengan nilai
probabilitas rekrutmen 0,000. Dengan demikian 0,000< 0,05 maka Ha diterima dan H0
ditolak. Seleksi tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Hal ini dibuktikan dengan
membandingkan tingkat signifikan alpha 0,05 dengan nilai probabilitas seleksi 0,158.
Dengan demikian 0,158 > 0,05 maka Ha ditolak dan H 0 diterma. Penempatan tenaga kerja
berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Hal ini dibuktikan dengan membandingkan
tingkat signifikan alpha 0,05 dengan nilai probabilitas penempatan tenaga kerja 0,000.
Dengan demikian 0,05 > 0,000 maka Ha diterma dan H 0 ditolak. Penempatan tenaga kerja
mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap produktivitas kerja. Hal ini dibuktikan
pada tabel 4.12 bahwa variabel nilai korelasi parsial penempatan tenaga kerja sebesar
0,468 lebih besar dari nilai korelasi parsial rekrutmen 0,384 dan seleksi 0,151.
Kata Kunci : Rekrutmen, Seleksi, Penempatan Tenaga Kerja, Produktivitas.

PENDAHULUAN cepat dan tepat.


Setiap perusahaan tentunya Menurut Moekijat dalam Muhdi,
mempunyai berbagai tujuan yang ingin (2011):(135), produktivitas kerja biasanya
dicapai. Tujuan tersebut diraih dengan dinyatakan dengan suatu imbalan dari hasil
mendayagunakan sumber–sumber dayanya kerja rata-rata dengan jam kerja rata-rata
yang ada. Dalam pelaksanaan kegiatan dari yang diberikan dengan proses
yang dilakukan oleh perusahaan, sering tersebut.
dihadapkan oleh berbagai hambatan dan Produktivitas kerja karyawan PT
tantangan yang akhirnya berpengaruh Bank Papua Jayapura mengalami
terhadap perkembangan perusahaan, salah penurunan dan kenaikan Rasio Keuangan
satunya yaitu keterbatasan akan sumber hal ini dilihat dari SDM Bank Papua
daya manusia. Menyadari akan hal bagaimana karyawan di dalam perusahaan
tersebut, maka dalam menghadapi dan harus mempunyai produktivitas kerja
mengantisipasi hambatan dan tantangan karyawan yang berkualitas. Untuk dapat
perusahaan harus mempunyai sumber daya memperoleh Sumber Daya Manusia yang
manusia yang berkualitas yang akan mempunyai produktivitas kerja berkualitas
menunjang produktivitas perusahaan serta maka dibutuhkan adanya penarikan tenaga
mampu mengambil keputusan dengan kerja (rekrutmen), seleksi, dan penempatan
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 1-
tenaga kerja guna mencapai tujuan terhadap produktivitas kerja karyawan
perusahaan. pada PT Bank Papua Jayapura. Untuk
Ambar & Rosidah (2003:134) pada mengetahui variabel manakah yang lebih
prinsipnya yang disebut dengan rekrutmen dominan pengaruh terhadap produktivitas
adalah proses mencari menemukan dan kerja karyawan pada PT Bank Papua
menarik para pelamar untuk menjadi Jayapura.
pegawai pada dan oleh organisasi tertentu.
Rekrutmen diidentifikasikan sebagai TINJAUAN PUSTAKA
serangkaian aktivitas mencari dan Menurut Handoko dalam (Faiz),
memikat pelamar kerja dengan motivasi, (2016) : (4), rekrutmen merupakan proses
kemampuan, keahlian, dan pengetahuan pencarian dan “pemikatan” para calon
yang diperlukan guna menutupi karyawan (pelamar) yang mampu untuk
kekurangan yang diidentifikasi dalam melamar sebagai karyawan. Proses
perencanaan kepegawaian. rekrutmen dimulai pada waktu diambil
Ambar & Rosidah (2003:151) langkah mencari pelamar dan berakhir
seleksi adalah merupakan serangkaian ketika para pelamar mengajukan
langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk lamaranya.
memutuskan apakah seseorang pelamar Proses rekrutmen yang sering
diterima. digunakan yaitu job analysis, job
Setelah dilakukan proses rekrutmen description, job specification, job
PT Bank Papua Jayapura mengadakan evaluation dan job classification. Menurut
tahap kedua yaitu seleksi karyawan yang Hanggraeni dalam (Faiz), (2016) : (4),
bertujuan untuk memilih tenaga kerja yang rekrutmen adalah proses menemukan dan
memenuhi persyaratan, baik kuantitas dan menarik pelamar-pelamar yang memiliki
kualitasnya. Demikian juga halnya dalam keahlian untuk menduduki posisi tertentu
penempatan tenaga kerja karyawan harus didalam organisai. Proses rekrutmen
sesuai dengan kemampuan, kecakapan, bertujuan untuk mengumpulkan kandidat-
dan keahliannya. kandidat terbaik sebanyakbanyaknya (pool
Berdasarkan uraian tersebut di atas, of talent) untuk dipilih yang paling baik
maka peneliti tertarik untuk melakukan dari yang terbaik.
penelitian dengan judul “Pengaruh Seleksi pegawai adalah salah satu
Rekrutmen, Seleksi, Dan Penempatan bagian yang sangat penting dalam
Tenaga Kerja Terhadap Produktivitas keseluruhan proses manajemen sumber
Kerja Karyawan Pada PT Bank Papua daya manusia. Dikatakan demikian karena
Jayapura”. didalam sebuah organisasi terdapat
sekelompok pegawai yang dapat
Rumusan masalah memenuhi tuntutan organisasi atau tidak
1. Apakah rekrutmen, seleksi, dan sangat tergantung pada cernat tidaknya
penempatan tenaga kerja berpengaruh proses seleksi itu dilakukan. Jadi seleksi
terhadap produktivitas kerja karyawan merupakan tahap – tahap khusus yang
pada PT Bank Papua Jayapura? digunakan untuk memutuskan pelamar
2. Variabel manakah yang lebih dominan mana yang akan diterima. Menurut Henry
pengaruh terhadap produktivitas kerja Simamora dalam (Zulianti), (2014) : (2),
karyawan pada PT Bank Papua seleksi adalah proses pemeliharaan dari
Jayapura? sekelompok pelamar, orang – orang yang
Tujuan Penelitian diperlukan untuk memenuhi kriteria
Tujuan dari penelitian ini adalah seleksi yang tersedia berdasarkan kondisi
untuk mengetahui rekrutmen, seleksi, dan yang ada pada saat ini yang dilakukan
penempatan tenaga kerja berpengaruh perusahaan.
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 2-
Penempatan merupakan kegiatan
untuk menempatkan orang–orang yang HIPOTESIS
telah lulus seleksi pada jabatan – jabatan Berdasarkan pada perumusan masalah dan
tertentu sesuai dengan uraian pekerjaan landasan teori, maka penulis merumuskan
dan klasifikasi – klasifikasi pekerjaannya. hipotesis sebagai berikut :
Penempatan ini sangat penting karena 1. Rekrutmen berpengaruh terhadap
aktivitas – aktivitas perusahaan baru dapat produktivitas kerja karyawan pada
dilakukan jika semua jabatan ada PT Bank Papua Jayapura.
pejabatnya. Menurut Hasibuan dalam 2. Seleksi berpengaruh terhadap
(Rafii dan Seno), (2015) : (7). Tujuan produktivitas kerja karyawan pada
penempatan karyawan adalah untuk PT Bank Papua Jayapura.
menempatkan orang yang tepat dan 3. Penempatan tenaga kerja
jabatan yang sesuai dengan minat dan berpengaruh terhadap produktivitas
kemampuannya, sehingga sumber daya kerja karyawan pada PT Bank Papua
manusia yang ada menjadi produktif. Jayapura.
Penempatan yang tepat merupakan cara 4. Penempatan tenaga kerja merupakan
untuk mengoptimalkan kemampuan, variabel yang dominan berpengaruh
keterampilan menuju prestasi kerja bagi terhadap produktivitas kerja
pegawai itu sendiri. karyawan pada PT Bank Papua
Menurut Nasution dalam (Faiz), Jayapura.
(2016) : (7), produktivitas merupakan rasio
antara hasil kegiatan (output) dan segala METODE PENELITIAN
pengorbanan (input) dalam menghasikan Penelitian ini dilakukan pada
sesuatu. Dalam memanfaatkan SDM perusahaan PT Bank Papua Jayapura, yang
secara optimal untuk peningkatan bertempat di Jl. Ahmad Yani No.5-7
produktivitas diperlukan struktur Jayapura. Penelitian ini dilakukan pada
organisasi yang baik dan jelas, bulan Desember 2016.
peningkatan mutu SDM dan keterlibatan Dasar pengambilan sampel adalah
total karyawan, serta keterpaduan dari apabila subyeknya kurang dari 100 lebih
seluruh kegiatan perusahaan. baik diambil semua sehingga penelitiannya
Menurut Sedarmayanti dalam (Faiz), merupakan penelitian total populasi.
(2016) : (7), filosofi dan spirit tentang Apabila jumlah subyeknya lebih dari 100
produktivitas sudah ada sejak awal dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-
peradaban manusia, karena makna 25% atau lebih sesuai dengan kemampuan
produktivitas adalah keinginan (the will) peneliti (Arikunto, 2003:120).
dan upaya (effort) manusia untuk selalu Dengan mengacu pada pendapat
meningkatkan mutu kehidupan dan tersebut penulis menetapkan sebagai
penghidupan di segala bidang. Secara sampel sebanyak 20% dari jumlah
umum produktivitas kerja adalah populasi yakni sebanyak 91 responden.
kemampuan karyawan dalam berproduksi Metode analisa yang digunakan
dibandingkan dengan input yang dalam penelitian ini Metode analisa linier
digunakan, maka seorang dapat dikatakan berganda yang diolah dengan komputer
produktif apabila mampu menghasilkan dengan menggunakan program SPSS versi
barang dan jasa sesuai dengan diharapkan 23.
dalam waktu singkat atau tepat. Adapun formula dari regresi linier
Produktivitas disini mengandung Berganda adalah sebagai berikut :
pengertian perbandingan antara hasil yang Y=a+b1 X1+b2 X2+b3 X3+e
dicapai (output) dengan keseluruhan
sumber daya yang digunakan (input).
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 3-
Keterangan :
Y = Produktivitas kerja karyawan. Pengujian Instrumen Penelitian.
a = Konstanta. 1. Uji Validatis
X1 = Nilai variabel dependen Uji validitas digunakan untuk
(rekrutmen). mengukur sah atau valid tidaknya
X2 = Nilai variabel dependen (seleksi). suatu kuesioner. Suatu kuesioner
X3 = Nilai variabel dependen dikatakan valid jika pertanyaan
(penempatan tenga kerja). (indikator) pada kuesioner mampu
e = Error Prediktor untuk mengungkapkan sesuatu yang
diukur oleh kuisioner tersebut
HASIL PENELITIAN (Ghozali, 2006), yaitu mengukur
Berdasarkan hasil uji regresi konstruk atau variabel yang diteliti
berganda dapat diketahui bahwa nilai periset.
konstanta adalah 0,654, koefisien regresi Uji validitas dilakukan dengan
variabel rekrutmen adalah 0,325, nilai membandingkan nilai r hitung (untuk
koefisien regresi variabel seleksi adalah setiap butir pertanyaan dapat dilihat
0,143, dan nilai koefisien regresi variabel pada kolom corrected item total
penempatan tenaga kerja adalah 0,459 correlations), dengan r tabel dengan
berdasarkan hasil analisa tersebut maka mencari degree of freedom (df) = N-k,
dapat dibuat model regresi sebagai berikut: dalam hal ini N adalah jumlah sampel,
Y= 0,654+ 0,325 + 0,143 + 0,459 dan k adalah jumlah variabel
a. Nilai konstanta a sebesar 0,654 yang independen peneitian. Jika r hitung > r
berarti jika rekrutmen, seleksi, dan tabel, dan bernilai positif, maka
penempatan tenaga kerja nilainya pertanyaan (indikator) tersebut
adalah 0, maka produktivitas kerja dilakukan valid (Ghozali,2006).
karyawan nilainya sebesar 0,654. 2. Uji Reliabilitas
b. Nilai koefisien regresi variabel Uji reliabilitas merupakan alat
rekrutmen adalah 0,325 yang berarti untuk mengukur kehandalan,
jika nilai rekrutmen dinaikkan sebesar ketetapan atau kejadian atau
0,325 maka akan terjadi pertambahan konsistensi suatu kuesioner. Suatu
nilai produktivitas kerja karyawan kuesioner dikatakan handal jika
dengan asumsi nilai variabel seleksi jawaban responden terhadap bulir-
dan penempatan tenaga kerja adalah bulir pertanyaan dalam kuesioner
tetap. adalah konsisten atau stabil dari waktu
c. Nilai koefisien regresi variabel seleksi kewaktu (Ghozali,2006). Dalam
adalah 0,143 yang berarti jika nilai melakukan uji reliabilitas digunakan
seleksi dinaikkan sebesar 0,143 maka metode pengukuran reliabilitas alpha
akan terjadi pertambahan nilai Chonbach (α) karena setiap butir
produktivitas kerja karyawan dengan pertanyaan menggunakan skala
asumsi nilai variabel rekrutmen dan pengukuran interval suatu variabel
penempatan tenaga kerja adalah tetap. dikatakan reliabel jika memberikan
d. Nilai koefisien regresi variabel nilai α > 0,60 (Nunnally dikutip oleh
penempatan tenaga kerja adalah 0,459 Ghozali,2006).
yang berarti jika nilai penempatan
tenaga kerja dinaikkan sebesar 0,459 PENGUJIAN HIPOTESIS
maka akan terjadi pertambahan nilai Pengujian hipotesis dapat dilakukan
produktivitas kerja karyawan dengan dengan pengujin secara parsial (Uji
asumsi nilai variabel rekrutmen dan Statistik t) dan secara analisis koefisien
seleksi adalah tetap. Determinasi(R2).
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 4-
produktivitas kerja karyawan pada
UJI ASUMSI KLASIK PT Bank Papua Jayapura.
1. Uji Normalitas 2. Seleksi tidak berpengaruh terhadap
2. Uji Multikolinearitas Produktivitas Kerja Karyawan PT
3. Uji Heteroskedastisitas Bank Papua Jayapura.
4. Uji Autokorelasi 3. Penempatan tenaga kerja
berpengaruh terhadap Produktivitas
Hasil uji t ( Parsial) Kerja Karyawan PT Bank Papua
Berdasarkan Hasil Uji t (parsial), dapat Jayapura.
diketahui bahwa: 4. Penempatan tenaga kerja mempunyai
a. Hasil penelitian untuk variabel pengaruh yang paling dominan
rekrutmen diperoleh thitung sebesar terhadap produktivitas kerja
3,877 dengan nilai signifikan 0,000 < karyawan pada PT Bank Papua
0,05 dan nilai ttabel dengan df = n–k– Jayapura.
1= 91-3-1=87 diperoleh nilai ttabel
sebesar 1,987. Dengan demikian thitung SARAN
(3,877) > ttabel (1,987) Ha diterima 1. Sebaiknya pimpinan selalu
dan H0 ditolak artinya rekrutmen memperhatikan faktor - faktor yang
berpengaruh signifikan terhadap bisa menyebabkan meningkat dan
Produktivitas Kerja Karyawan PT menurunnya produktivitas kerja
Bank Papua Jayapura. karyawan terutama rekrutmen dan
b. Hasil penelitian untuk variabel penempatan tenaga kerja karyawan
seleksi diperoleh thitung sebesar 1,424 PT Bank Papua Jayapura.
dengan nilai signifikan 0,158 > 0,05 2. Karena dilihat dari pembahasan
dan nilai ttabel dengan df = n – k – 1 = diatas perusahaan harus melihat dari
91-3-1=87 diperoleh nilai ttabel indikator rekrutmen terutama mutu
sebesar 1,987. Dengan demikian thitung karyawan dan analisis pekerjaan
(1,424) < ttabel (1,987) H0 diterima selain itu penempatan tenaga kerja
dan Ha ditolak artinya seleksi tidak juga harus dilihat karena merupakan
berpengaruh signifikan terhadap variabel yang dominan berpengaruh
Produktivitas Kerja Karyawan PT terhadap produktivitas kerja
Bank Papua Jayapura. karyawan karena apa bila
c. Hasil penelitian untuk variabel penempatan tenaga kerjanya sesuai,
penempatan tenaga kerja diperoleh terutama dilihat dari indikator
thitung sebesar 4,943 dengan nilai penempatan tenaga kerja yaitu
signifikan 0,00 < 0,05 dan nilai ttabel tingkat pendidikan karyawannya
dengan df = n – k – 1 = 91-3-1=87 sesuai, masa kerja selama bekerja
diperoleh nilai ttabel sebesar 1,987. diperusahaan bagus, dan
Dengan demikian thitung (4,943) > ttabel mempunyai pengalaman kerja, pasti
(1,987) Ha diterima dan H0 ditolak produktivitas kerja karyawan PT
artinya penempatan tenaga kerja Bank Papua Jayapura juga akan
berpengaruh signifikan terhadap meningkat.
Produktivitas Kerja Karyawan PT 3. Semoga Penelitian ini bermanfaat bagi
Bank Papua Jayapura. PT Bank Papua Jayapura dalam
KESIMPULAN mengambil suatu kebijakan, serta
Dari hasil analisis dan pembahasan bagi yang membutuhkannya
pada bagian sebelumnya, maka dapat terutama bagi yang melakukan
diambil kesimpulan, yaitu : penelitian yang berkaitan dengan
1. Rekrutmen berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 5-
Terhadap Kinerja Karyawan. E-
DAFTAR PUSTAKA jurnal Jom FISIP Vol. 2 No. 1
Ambar dan Rosidah, 2003. Manajemen Februari 2015.
Sumberdaya Manusia. Cetakan
Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. Yuniarti Yayuk, 2016 . Pengaruh
Ibrahim, Muhdi B.Hi, 2011. Manajemen Rekrutmen, Seleksi, Dan Pelatihan
Sumberdaya Manusia Lanjutan. Terhadap Produktivitas Kerja
Medan:Madenatera. Karyawan. Fakultas Ekonomi
Universitas Nusantara Pgri Kediri.
Faiz, 2016. Pengaruh Rekrutmen Dan Kabupaten Kediri. Skripsi.
Pelatihan Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Pada Pt Stars Widiyantoro Yudy, 2012. Pengaruh
Internasional Surabaya. Skripsi. Seleksi, Penempatan Tenaga Kerja
Program Sarjana Alih Jenis Dan Pengembangan Pegawai
Manajemen Departemen Terhadap Produktivitas Kerja
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Pegawai. E-Jurnal Ilmu
Manajemen. Surabaya. Manajemen, REVITALISASI, Vol.
1, Nomor 3, Desember 2012
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program Zulianti, 2014. Pengaruh Strategi
SPSS. Edisi ke empat. Badan Rekrutmen, Seleksi Dan
Penerbit Universits Diponogoro, Penempatan Pegawai Terhadap
Semarang. Prestasi Kerja Pegawai Di
Lingkungan Pemerintah
Rafii Muhammad dan Seno, 2015. KotaSemarang. Semarang. (e-
Penelitian Pengaruh Rekrutmen jurnal.unpand.ac.id)
Dan Penempatan Karyawan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 6-


LAMPIRAN

Tabel 1.1
Hasil Uji Validitas Rekrutmen
Correlations
x1.1 x1.2 x1.3 totalx1
x1.1 Pearson
1 ,510** ,392** ,820**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
x1.2 Pearson
,510** 1 ,306** ,773**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,003 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
x1.3 Pearson
,392** ,306** 1 ,733**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,003 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
totalx1 Pearson
,820** ,773** ,733** 1
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
**.
Correlation
is significant
at the 0.01
level (2-
tailed).

Tabel 1.2
Hasil Uji Validitas Seleksi
Correlations
x2.1 x2.2 x2.3 totalx2
x2.1 Pearson
1 ,714** ,172 ,830**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,104 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
x2.2 Pearson
,714** 1 ,247* ,865**
Correlation
Sig. (2- ,000 ,018 ,000

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 7-


tailed)
N 91 91 91 91
x2.3 Pearson
,172 ,247* 1 ,599**
Correlation
Sig. (2-
,104 ,018 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
totalx2 Pearson
,830** ,865** ,599** 1
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
**.
Correlation is
significant at
the 0.01 level
(2-tailed).
*. Correlation
is significant
at the 0.05
level (2-
tailed).

Tabel 1.3
Hasil Uji Validitas Penempatan Tenaga Kerja
Correlatio
ns
x3.1 x3.2 x3.3 totalx3
x3.1 Pearson
1 ,616** ,542** ,869**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
x3.2 Pearson
,616** 1 ,401** ,807**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
x3.3 Pearson
,542** ,401** 1 ,797**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
totalx3 Pearson
,869** ,807** ,797** 1
Correlation
Sig. (2- ,000 ,000 ,000

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 8-


tailed)
N 91 91 91 91
Tabel 1.4
Hasil Uji Validitas Produktivitas
Correlation
s
y1.1 y1.2 y1.3 totaly
y1.1 Pearson
1 ,685** ,469** ,864**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
y1.2 Pearson
,685** 1 ,397** ,837**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
y1.3 Pearson
,469** ,397** 1 ,769**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
totaly Pearson
,864** ,837** ,769** 1
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,000
tailed)
N 91 91 91 91
**.
Correlation
is
significant
at the 0.01
level (2-
tailed).

Tabel 1.5
Hasil Uji Reliabilitas Rekrutmen
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,669 3

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 9-


Tabel 1.6
Hasil Uji Reliabilitas Seleksi
Reliability
Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,653 3

Tabel 1.7
Hasil Uji Reliabilitas Penempatan Tenaga Kerja
Reliability
Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,762 3

Tabel 1.8
Hasil Uji Reliabilitas Produktivitas
Reliability
Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,758 3

Tabel 1.9
Hasil Uji Multikolonieritas

Coe
ffici
ents
a

Mod Unst Stan t Sig. Corr Coll


el anda dard elati inea
rdiz ized ons rity
ed Coe Stati

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 10-


Coe
ffici ffici
ents ents stics
Zero
Std. - Tole
Erro orde Parti ranc
B r Beta r al Part e VIF
1 (Co
1,19
nsta ,654 ,547 ,235
5
nt)
mea 3,87 1,82
,325 ,084 ,321 ,000 ,693 ,384 ,238 ,548
nx1 7 5
mea 1,42 2,55
,143 ,101 ,139 ,158 ,691 ,151 ,087 ,391
nx2 4 5
mea 4,94 2,35
,459 ,093 ,465 ,000 ,763 ,468 ,303 ,424
nx3 3 8
a.
Dep
ende
nt
Vari
able
:
mea
ny

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 11-


Tabel 1.10
Hasil Uji Autokorelasi

Model
Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,821 ,673 ,662 ,825 1,183
a. Predictors:
(Constant),
penempatan
tenaga kerja,
rekrutmen,
seleksi
b. Dependent
Variable:
produktivitas

Tabel 1.11
Hasil Uji Parsial

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 12-


Coe
ffici
ents
a

Unst
anda Stan
rdiz dard Coll
ed ized inea
Coe Coe rity
ffici ffici Stati
ents ents t stics
Zero
Std. Corr - Tole
Mod Erro elati orde Parti ranc
el B r Beta Sig. ons r al Part e VIF
1 (Co
1,19
nsta ,654 ,547 ,235
5
nt)
mea 3,87 1,82
,325 ,084 ,321 ,000 ,693 ,384 ,238 ,548
nx1 7 5
mea 1,42 2,55
,143 ,101 ,139 ,158 ,691 ,151 ,087 ,391
nx2 4 5
mea 4,94 2,35
,459 ,093 ,465 ,000 ,763 ,468 ,303 ,424
nx3 3 8
a.
Dep
ende
nt
Vari
able
:
mea
ny
Tabel 1.12
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coe
ffici
ents
a

Mod Unst Stan t Sig. Corr Coll


el anda dard elati inea
rdiz ized ons rity
ed Coe Stati
Coe ffici stics
ffici ents
ents

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 13-


Zero
Std. - Tole
Erro orde Parti ranc
B r Beta r al Part e VIF
1 (Co
1,19
nsta ,654 ,547 ,235
5
nt)
mea 3,87 1,82
,325 ,084 ,321 ,000 ,693 ,384 ,238 ,548
nx1 7 5
mea 1,42 2,55
,143 ,101 ,139 ,158 ,691 ,151 ,087 ,391
nx2 4 5
mea 4,94 2,35
,459 ,093 ,465 ,000 ,763 ,468 ,303 ,424
nx3 3 8
a.
Dep
ende
nt
Vari
able
:
mea
ny
Tabel 1.13
Hasil Uji Determinasi
Coe
ffici
ents
a

Unst
anda Stan
rdiz dard Coll
ed ized inea
Coe Coe rity
ffici ffici Stati
ents ents t stics
Zero
Std. Corr - Tole
Mod Erro elati orde Parti ranc
el B r Beta Sig. ons r al Part e VIF
1 (Co
1,19
nsta ,654 ,547 ,235
5
nt)
mea 3,87 1,82
,325 ,084 ,321 ,000 ,693 ,384 ,238 ,548
nx1 7 5
mea 1,42 2,55
,143 ,101 ,139 ,158 ,691 ,151 ,087 ,391
nx2 4 5
mea ,459 ,093 ,465 4,94 ,000 ,763 ,468 ,303 ,424 2,35

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 14-


nx3 3 8
a.
Dep
ende
nt
Vari
able
:
mea
ny

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 15-


PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO LEVERAGE, DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

Hafidz Rahman Ponto, Abdul Rasyid


Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua

Abstrak

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk melihat pengaruh dari kecakapan manajerial, rasio
leverage, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Adapun manajemen laba
dihitung dengan menggunakan proksi berdasarkan manajemen laba akrual, dengan
menggunakan sampel penelitian dari perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang
terdaftar di bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan mulai dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2015, dan diperoleh sampel penelitian sebesar 42 perusahaan. Dalam
penelitian ini terdapat 4 hipotesis yang akan diuji, dengan menggunakan teori akuntansi
positif dan teori keagenan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecakapan manajerial
memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap manajemen laba yang diproksikan
melalui manajemen laba akrual, rasio leverage memiliki pengaruh yang positif signifikan
terhadap manajemen laba dengan menggunakan proksi manajemen laba akrual, dan ukuran
perusahaan memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap manajemen laba dengan
menggunakan proksi manajemen laba akrual.
Kata kunci: kecakapan manajerial, rasio leverage, ukuran perusahaan dan manajemen laba

Pendahuluan manajemen laba adalah suatu kondisi


Kemajuan kinerja suatu perusahaan dimana manajemen melakukan intervensi
dapat dinilai melalui kemampuan dalam proses penyusunan laporan
perusahaan dalam memaksimalkan atau keuangan bagi pihak eksternal sehingga
mencapai laba, karena laba merupakan dapat meratakan, menaikan, dan
salah satu indikator utama yang digunakan menurunkan pelaporan laba.
untuk mengukur kinerja dan merupakan Manajemen laba adalah suatu
pertanggungjawaban manajemen. Ketika tindakan yang dilakukan manajer untuk
perusahaan tidak mampu untuk mencapai merekayasa angka-angka dalam laporan
laba yang diharapkan, maka dapat memicu keuangan atau memanipulasi laba pada
manajer untuk melakukan praktik yang suatu perusahaan untuk proses pelaporan
tidak sehat dalam perusahaan seperti keuangan, sehingga menyebabkan
melakukan manajemen laba. pelaporan keuangan suatu perusahaan
Manajemen laba yang sering dikenal bukan berdasarkan keadaan yang
dengan istilah asingnya earnings sebenarnya dengan tujuan memperoleh
management merupakan suatu tindakan keuntungan yang diharapkan.
campur tangan yang sengaja dilakukan Subramanyam dan Wild (2014)
oleh manajer dalam proses penyusunan menyatakan dengan adanya laporan
laporan keuangan, dengan cara menaikkan keuangan maka para analis dapat
atau menurunkan laba tanpa dikaitkan mengurangi ketergantungan pada firasat,
dengan peningkatan atau penurunan tebakan, dan intuisi dalam pengambilan
profitabilitas ekonomi perusahaan untuk keputusan, serta ketidakpastian terhadap
jangka panjang. Manajemen Laba menurut analisa bisnis. Sangat pentingnya laporan
Nuryaman (2008) menyatakan bahwa keuangan inilah yang membuat

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 16-


manajemen termotivasi untuk 3. Apakah ukuran perusahaan
mempercantik laporan keuangan seperti berpengaruh terhadap manajemen
tindakan manajemen laba demi laba ?
mendapatkan tujuan yang diinginkan 4. Apakah kecapakan manajerial, rasio
walaupun merugikan terhadap pihak lain. leverage, dan ukuran perusahaan
Realita yang tejadi seperti yang secara simultan terhadap manajemen
dikutip dalam money.cnn.com oleh laba ?
Prasetya dan Gayatri (2016), kasus ini
bermula ketika Toshiba sendiri mulai
menyelidiki praktik akuntansi di divisi
energi. Menurut sebuah komite
independen, perusahaan
menggelembungkan laba usaha Toshiba
sebesar ¥ 151,8 milyar ($ 1,2 milyar)
selama tujuh tahun. Kepala eksekutif Tujuan Penelitian
Toshiba dan presiden Hisao Tanaka 1. Untuk menguji dan menganalisis
mengundurkan diri atas skandal akuntansi pengaruh kecakapan manajerial
yang mengguncang perusahaan. Delapan terhadap manajemen laba.
anggota dewan, termasuk wakil ketua 2. Untuk menguji dan menganalisis
Norio Sasaki, juga telah mengundurkan pengaruh rasio leverage terhadap
diri dari jabatan mereka sebagai bagian manajemen laba.
dari perombakan besar manajemen 3. Untuk menguji dan menganalisis
perusahaan. Akibat skandal akuntansi yang pengaruh ukuran perusahaan terhadap
mengguncang perusahaan, saham Toshiba manajemen laba.
telah turun sekitar 20% sejak awal april 4. Untuk menguji dan menganalisis
ketika isu-isu akuntansi ini terungkap. secara simultan pengaruh kecakapan
Nilai pasar perusahaan hilang sekitar ¥ manajerial, rasio leverage dan ukuran
1.673 triliun ($ 13,4 milyar) dan para perusahaan terhadap manajemen laba.
analis memperkirakan saham Toshiba
masih akan terus menurun. Toshiba yang Tinjauan Pustaka dan Hipotesis
merupakan salah satu merek elektronik Lande, dkk (2013) meneliti tentang
paling dikenal di dunia serta memiliki tata kelola perusahaan, kecakapan
reputasi yang bagus itu kini hancur manajerial, dan rasio leverage apakah
berantakan akibat skandal akuntansi yang berpengaruh terhadap manajemen laba
telah dilakukan perusahaan. Berdasarkan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
paparan diatas, maka peneliti terdorong di BEI tahun 2008 – 2012. Hasil penelitian
untuk melakukan penelitian lebih dalam ini adalah (1) Kecakapan manajerial dan
dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh rasio leverage mempunyai pengaruh
Kecakapan Manajerial, Rasio Leverage, signifikan terhadap manajemen laba pada
dan Ukuran Perusahaan terhadap perusahaan manufaktur yang listing di
Manajemen Laba”. BEI. (2) Tata kelola perusahaan tidak
mempunyai pengaruh signifikan pada
Rumusan Masalah perusahaan manufaktur yang listing di
1. Apakah kecakapan manajerial BEI.
berpengaruh terhadap manajemen Jao dan Pagalung, (2011) menguji
laba ? tentang corporate governance, ukuran
2. Apakah rasio leverage berpegaruh perusahaan, dan leverage terhadap
terhadap manajemen laba ? manajemen laba ( Tahun 2006 – 2009
yang listing di BEI ). Hasil penelitian ini
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 17-
adalah (1) Corporate Governance dan asingnya positif accounting theory telah
ukuran perusahaan berpengaruh negatif banyak digunakan dan menjadi dasar
signifikan terhadap manajemen laba. (2) dalam melandasi penelitian dibidang
Leverage tidak mempunyai pengaruh akuntansi. Istilah “positif” merujuk pada
signifikan terhadap manajemen laba yang sebuah teori yang berusaha untuk
listing di BEI. membuat prediksi yang baik dari peristiwa
Amelia dan Hernawati, (2016) di dunia nyata. Teori akuntansi positif
menguji tentang komisaris independen, memiliki kaitan dengan suatu prediksi
ukuran perusahaan dan profitabilitas tindakan sebagaimana pilihan atas
terhadap manajemen laba pada perusahaan kebijkan akuntansi oleh manajer
manufaktur yang telah listing di BEI tahun perusahaan dan bagaimana manajer akan
2009 - 2013. Hasil penelitian ini adalah (1) merespon terhadap standar akuntansi baru
Komisaris independen, ukuran perusahaan, yang diusulkan (Scott,2009) dalam Lande,
dan profitabilitas mempunyai pengaruh dkk (2013).
signifikan terhadap manajemen laba yang Teori akuntansi positif mengambil
terpadapat pada perusahaan manufaktur sudut pandang bahwa perusahaan
yang listing di BEI. mengorganisasikan diri mereka dengan
Simarmata, (2014) menguji tentang cara yang paling efisien, sehingga dapat
ukuran perusahaan dan leverage terhadap memaksimalkan prospek perusahaan untuk
manajemen laba yang terdapat pada bisa bertahan hidup. Watts dan
perusahaan manufaktur yang telah listing Zimmerman (1978), merumuskan hipotesis
di BEI 2010 - 2013. Hasil penelitian ini teori akuntansi dalam bentuk
adalah (1) ukuran perusahaan dan leverage “opportunistik” dan sekaligus dapat
mempunyai pengaruh signifikan secara dijadikan sebagai dasar dalam pemahaman
simultan terhadap manajemen laba yang mengenai tindakan manajemen laba,
terdapat pada perusahaan manufaktur di diantaranya yaitu hipotesis rencana bonus,
sektor pertanian yang listing di BEI. hipotesis perjanjian utang, dan hipotesis
Purwanti dan Rahardjo, (2011) biaya proses politik. Dengan demikian,
menguji tentang kecakapan manajerial, peran teori akuntansi positif dalam
kualitas auditor, komite audit, firm size penelitian ini adalah untuk menjelaskan
dan leverage terhadap earnings tentang motivasi dilakukannya manajemen
management (Studi Empiris pada laba, yang tercermin melalui pertimbangan
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di rasio leverage.
BEI Tahun 2008-2010). Hasil penelitian Teori Keagenan
ini adalah (1) kecakapan manajerial, Salah satu dasar teori yang dapat
kualitas auditor, dan leverage tidak digunakan untuk memahami konsepn
berpengaruh secara signifikan terhadap tentang tata kelola perusahaan adalah teori
manajemen laba yang terdapat pada keagenan, karena pada dasarnya teori
perusahaan manufaktur yang listing di keagenan menyangkut hubungan
BEI. (2) komite audit dan ukuran kontraktual antara anggota-anggota di
perusahaan mempunyai pengaruh perusahaan. Teori keagenen lahir sebagai
signifikan terhadap manajemen laba yang akibat adanya pemisahan fungsi dalam
terdapat pada perusahaan manufaktur yang organisasi sebagaimana terlihat pda konsep
listing di BEI. entity theory, yang menjelaskan mengenai
suatu teori yang menganggap entitas
merupakan sesuatu yang terpisah dan
Teori Akuntansi Positif berbeda dari pihak yang menanamkan
Teori akuntansi positif atau yang modal dalam perusahaan (Mahsuni, 2004)
lebih sering dikenal dengan istilah dalam Lande, dkk (2013).
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 18-
Adanya sebuah pendapat yang Model penelitian ini mengenai
mengemukakan bahwa pada dasarnya teori hubungan variabel bebas kecakapan
keagenan pada dasarnya dilandasi oleh manajerial secara partial terhadap
beberapa asumsi yang dikemukakan oleh manajemen laba, variabel rasio leverage
Eisenhard (1989) dalam Lande, dkk secara partial terhadap manajemen laba,
(2013). Pertama, asumsi tentang sifat variabel ukuran perusahaan secara partial
dasar manusia yang cenderung lebih terhadap manajemen laba, hubungan
menyukai untuk mementingkan dirinya kecakapan manajerial, rasio leverage, dan
sendiri,memiliki keterbatsan rasionalitas, ukuran secara simultan terhadap
dan tidak menyukai risiko dan cenderung manajemen laba.
akan lebih menghindari risiko. Kedua,
asumsi tentang keorganisasian yang Pengaruh Kecakapan Manajerial
menekankan tentang adanya konflik antar terhadap Manajemen Laba
anggota organisasi, efisien sebagai kriteria Ketidakseimbangan informasi dapat
produktivitas, dan adanya asimetri memberikan peluang adanya manajemen
informasi antara prinsipal dan agen. laba, asimetri informasi digunakan
Ketiga, asumsi tentang informasi, yang manajer untuk mengambil keuntungan
menjelaskan bahwa informasi dipandang pribadinya. Manajer yang memiliki tingkat
sebagai barang komofiti yang intelegensia yang tinggi lebih cerdas
diperjualbelikan. Dengan demikian, teori mengolah informasi sehingga
keagenan dapat digunakan untuk menguntungkan dirinya untuk melakukan
menjelaskan mengenai hubungan manajemen laba.
kontraktual antara agen dan prinsipal, yang H1: Kecakapan Manajerial berpengaruh
dalam hal ini agen bertindak sebagai terhadap Manajemen Laba.
seorang manajer, dan prinsipal adalah para
pemilik modal dalam perusahaan. Pengaruh Rasio Leverage terhadap
Manajemen Laba
Agen mempunyai tanggung jawab Perusahaan dengan tingkat leverage
secara moral untuk mengoptimalkan yang tinggi berarti memiliki liabilitas yang
keuntungan para pemilik. Akan tetapi, lebih besar jika dibandingkan dengan aset
tanpa dipungkiri bahwa terkadang hak yang dimiliki, hal ini akan mengakibatkan
pengendalian yang dimiliki oleh agen risiko dan tekanan yang besar pada
selaku manajer sangat dimungkinkan perusahaan. Tekanan ini akan mendorong
untuk diselewengkan dan dapat manajemen melakukan manajemen laba.
menimbulkan masalah keagenan yang Perusahaan yang mempunyai
dapat diartikan dengan sulitnya investor financial leverage tinggi akibat besarnya
untuk memperoleh keyakinan bahwa dana liabilitas dibandingkan aktiva yang
yang mereka investasikan dikelola dengan dimiliki perusahaan, diduga melakukan
semestinya oleh manajer. Manajer manajemen laba karena perusahaan
memiliki kewenangan untuk mengelola terancam default, yaitu tidak dapat
perusahaan dan demikian manajerpun memenuhi kewajiban membayar liabilitas
memiliki hak dalam mengelola dana pada waktunya. Shanti dan Yudhanti
investor (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). (2007) dalam Lande, dkk (2013)
Peran teori keagenan dalam penelitian ini Dalam penelitian ini, rasio leverage
adalah untuk memahami konsep dari yang digunakan adalah debt ratio (debt to
kecakapan manajerial dan ukuran total asset) dikarenakan debt ratio dapat
perusahaan. menunjukkan beberapa bagian dari
Kerangka Konseptual keseluruhan kebutuhan dana yang
dibelanjai dengan utang atau beberapa
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 19-
bagian dari aset yang digunakan untuk perusahaan manufaktur pada sektor aneka
menjamin utang. industri sebanyak 42 perusahaan yang
H2: Rasio Leverage berpengaruh terhadap terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Manajemen Laba. Desain sampel dalam penelitian ini
menggunakan rancangan pengambilan
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap sampel purposive sampling. Adapun
Manajemen Laba kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai
Ukuran perusahaan dalam penelitian berikut:
ini merupakan cerminan besar kecilnya 1. Perusahaan manufaktur pada sektor
perusahaan yang nampak dalam nilai total aneka indutri yang terdaftar di Bursa
aset perusahaan. Perusahaan yang Efek Indonesia mulai dari tahun
berukuran besar merupakan perusahaan pengamatan 2011-2015.
yang memiliki tingkat penjualan lebih 2. Perusahaan menerbitkan laporan
besar, tingkat kestabilan perusahaan lebih keuangan secara lengkap dan dalam
tinggi dan melibatkan lebih banyak pihak. mata uang rupiah mulai dari tahun
Oleh karena itu, perusahaan akan pengamatan 2011-2015.
menyampaikan laporan keuangannya 3. Laporan keuangan perusahaan yang
dengan lebih berhati–hati dan akurat, telah diaudit dan tidak suspend mulai
sehingga publik akan menilai bahwa dari tahun pengamatan 2011-2015.
keadaan perusahaan tersebut dalam kondisi 4. Sesuai variabel yang dibutuhkan dalam
baik. Hal ini yang memicu pihak tahun pengamatan 2011-2015.
manajemen melakukan praktik manajemen Berdasarkan kriteria diatas
laba. menunjukan bahwa data penelitian ini
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh telah didapat jumlah sampel perusahaan
terhadap Manajemen Laba. sebanyak 8 perusahaan. Penelitian ini
selama periode 2011-2015 yang mana
Pengaruh Kecakapan Manajerial, Rasio jumlah data penelitian sebanyak (n=40).
Leverage, dan Ukuran Perusahaan
Secara Bersama-sama (Simultan) Variabel Penelitian dan Definisi
terhadap Manajemen Laba Variabel
Untuk menguji dan menganalisis 1. Kecakapan Manajerial
pengembangan hipotesis terkait kecakapan Kecakapan manajerial dapat
manajerial dan rasio leverage secara diartikan sebagai suatu keterampilan
bersama-sama (simultan) terhadap atau karakteristik personal yang
manajemen laba. Penelitian ini menguji dimiliki oleh seorang manajer yang
dan menganalisis apakah variabel bebas dapat membantu tercapainya kinerja
dan variabel terikat bila dihubungkan yang tinggi dalam tugas manajemen
secara bersama-sama (simultan) dapat (Lande, dkk 2013). Tingkat kecakapan
mempengaruhi manajemen laba. manajerial dapat diukur melalui teknik
H4: Kecakapan Manajerial, Rasio Data Envelopment Analysis (DEA).
Leverage, dan Ukuran Perusahaan Output yang digunakan adalah
secara bersama-sama (simultan) penjualan, smentara input yang
terhadap Manajemen Laba. digunakan dalam penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
Metode Penelitian a. Total Aset
Populasi dan sampel penelitian b. Jumlah tenaga kerja
Populasi dalam penelitian ini adalah c. Days COGS in Inventory (DCI)
seluruh data yang mempunyai keterkaitan d. Days Sales Outsatanding (DSO)
erat dengan penelitian ini, yaitu seluruh 2. Rasio Leverage
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 20-
Penelitian ini menggunakan debt β1, β2, dan β3 : Koefisien regresi (nilai
ratio (debt to total asset) sebagai alat peningkatan ataupun
untuk mengukur kesehatan perusahaan penurunan)
dari sisi pengembalian utang terhadap ɛ : Standard Error
aset. Proksi yang digunakan sebagai
berikut: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Total Utang Uji Asumsi Klasik
Debt ratio =
Total Aset 1. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil output SPSS
3. Ukuran Perusahaan pada uji normalitas telah diketahui
Dalam penelitian ini, ukuran bahwa variabel-variabel bebas dan
perusahaan akan diukur berdasarkan variabel terikat terdistribusi normal
total aset yang dimiliki perusahaan ditunjukkan oleh distribusi data
yang sesuai dalam laporan tahunan tersebar digaris diagonal, jadi dapat
perusahaan dan juga total aset tersebut disimpulkan bahwa model regresi pada
ditransformasikan dalam bentuk penelitian ini memenuhi syarat untuk
logaritma yang sesuai dengan beberapa menjadi model regresi yang memiliki
penelitian terdahulu yang distribusi data normal atau mendekati
menggunakan log total aset. normal.
UP=log(Total Asset) 2. Uji Autokorelasi
4. Manajemen Laba Berdasarkan hasil output SPSS
Penelitian ini discretionary menunjukan bahwa nilai Durbin-
accrual digunakan sebagai proksi Watson sebesar 1,677 lebih besar dari
karena merupakan komponen yang 1,66 dan lebih kecil dari 2,34 yang
dapat dimanipulasi oleh manajer artinya berada pada daerah tidak ada
seperti penjualan kredit. Discretionary autokolerasi. Sehingga dapat
accrual dapat dihitung melalui disimpulkan bahwa dalam model
beberapa langkah sebagai berikut: regresi linier tidak terjadi autokolerasi.
a. Terlebih dahulu akan mengukur 3. Uji Multikolinieritas
total akrual. Berdasarkan hasil output SPSS
b. Menentukan Nilai ΔSales dan menunjukan bahwa nilai VIF untuk
ΔREC variabel KM sebesar 1,528, RL sebesar
c. Menentukan Parameter β1 β2 β3. 1,173, dan UP sebesar 1,579. Nilai
d. Menghitung Nondiscretionary Tolerance untuk variabel KM sebesar
accrual (NDA). 0,654, RL sebesar 0,852, dan UP
e. Menghitung discretionary accrual sebesar 0,633. Karena nilai VIF dari
(DAC). kedua variabel tidak ada yang lebih
besar dari 10, maka dapat dikatakan
Model Penelitian tidak bahwa terjadi multikolinieritas
Untuk menguji hipotesis maka pada ketiga variabel bebas tersebut dan
digunakan persamaan sebagai berikut: karena nilai Tolerance lebih besar dari
ML = α + β1KM + β2RL + β3UP + ɛ 0,10, maka dapat dikatakan bahwa
Keterangan: tidak terjadi multikolinieritas pada
ML : Manajemen Laba ketiga variabel bebas tersebut.
KM : Kecakapan Manajerial 4. Uji Heteroskedastisitas
RL : Rasio Leverage Berdasarkan hasil output SPSS
UP : Ukuran Perusahaan menunjukan bahwa sebaran titik tidak
α : Konstanta (nilai Y’ apabila membentuk suatu pola/alur tertentu,
X1, X2, dan X3=0) sehingga dapat disimpulkan tidak
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 21-
terjadi heteroskedastisitas atau dengan berpengaruh negatif signifikan
kata lain terjadi homoskedastisitas. terhadap manajemen laba.
Asumsi klasik tentang 2. Variabel rasio leverage (RL) telah
heterokedastisitas dalam model ini didapat nilai thitung sebesar 2,588 dengan
terpenuhi, yaitu terbebas dari tingkat signifikansi 0,014, sementara
heteroskedastisitas. nilai ttabel sebesar 1,686. Nilai thitung > ttabel
dan tingkat signifikansi 0,014 < 0,05.
Uji Statistik Deskriptif Hasil analisa tersebut bisa dikatakan H0
Berdasarkan hasil output SPSS ditolak dan H2 diterima artinya variabel
diketahui bahwa nilai predicted value rasio leverage berpengaruh positif
mempunyai minimum sebesar -0,00901, signifikan terhadap manajemen laba.
maksimum sebesar 0,08934, mean sebesar 3. Variabel ukuran perusahaan (UP) telah
0,02715, dan standar deviasi sebesar didapat nilai thitung sebesar -2.392
0,019618. Nilai residual mempunyai dengan tingkat signifikansi 0,022,
minimum sebesar -0,047843, maksimum sementara nilai ttabel sebesar 1,686. Nilai
sebesar -0,106657, mean sebesar 0,00000, thitung < ttabel dan tingkat signifikansi
dan standar deviasi sebesar 0.026749. 0,022 < 0,05. Hasil analisa tersebut bisa
Standar predicted value mempunyai dikatakan H0 ditolak dan H3 diterima
minimum sebesar -1,843, maksimum artinya variabel rasio leverage
sebesar 3,170, mean sebesar 0,000, dan berpengaruh negatif signifikan
standar deviasi 1,000. Standar residual terhadap manajemen laba.
mempunyai minimum sebesar -1,718,
maksimum sebesar 3,831, mean sebesar Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik
0,000, dan standar deviasi 0,961. F)
sementara adapun pooling data secara Berdasarkan hasil output SPSS
keseluruhan (n=40). diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 6,455,
sementara nilai Ftabel sebesar 2,866 dengan
Uji Regresi Berganda tingkat sigifikansi 0,001. Hasil nilai dari
Berdasarkan hasil output SPSS Fhitung dan Ftabel dapat disimpulkan bahwa
diketahui bahwa nilai konstanta sebesar Fhitung > Ftabel dengan tingkat signifikansi
0,799, koefisien regresi variabel kecakapan 0,001 < 0,05. Diketahui dengan analisa
manajerial (KM) sebesar -0,189, koefisien tersebut maka H0 ditolak dan H4 diterima
regresi variabel rasio leverage (RL) artinya variabel kecakapan manajerial,
sebesar 0045, dan koefisien regresi rasio leverage, dan ukuran perusahaan
variabel ukuran perusahaan sebesar -0,052. bepengaruh terhadap manajemen laba.

Uji Signifikansi Parameter Individual Koefisien Determinasi (R Square)


(Uji Statistik t) Berdasarkan Tabel 4.12 diatas
Berdasarkan hasil output SPSS dapat diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,296,
diketahui bahwa: artinya variabel kecakapan manajerial,
1. Variabel kecakapan manajerial (KM) rasio leverage, dan ukuran perusahaan
telah didapat nilai thitung sebesar -4,181 berpengaruh terhadap manajemen laba
dengan tingkat signifikansi 0,000, sebesar 29,6% dan sisanya sebesar 70,4%
sementara nilai ttabel sebesar 1,686. Nilai dipengaruhi oleh variabel lain.
thitung < ttabel dan tingkat signifikansi
0,000 < 0,05. Hasil analisa tersebut bisa Pengaruh Kecakapan Manajerial
dikatakan H0 ditolak dan H1 diterima terhadap Manajemen Laba
artinya variabel kecakapan manajerial Hasil penelitian menunjukan bahwa
kecakapan manajerial telah didapat nilai
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 22-
thitung sebesar -4,181 dengan tingkat Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
signifikansi 0,000, sementara nilai ttabel Manajemen Laba
sebesar 1,686. Hal ini menunjukan bahwa Hasil penelitian menunjukan bahwa
thitung < ttabel dan tingkat signifikansi 0,000 < ukuran perusahaan telah didapat nilai thitung
0,05. Berdasarkan hasil pengujian dapat sebesar -2.392 dengan tingkat signifikansi
disimpulkan bahwa H1 diterima artinya 0,022, sementara nilai ttabel sebesar 1,686.
variabel kecakapan manajerial Nilai thitung < ttabel dan tingkat signifikansi
berpengaruh negatif signifikan terhadap 0,0212 < 0,05. Berdasarkan hasil
manajemen laba. Bedasarkan hal tersebut, pengujian dapat disimpulkan bahwa H3
disebabkan kecakapan manajerial yang diterima artinya variabel ukuran
diukur dengan menggunakan DEA untuk perusahaan berpengaruh negatif signifikan
perusahaan manufaktur yang terdaftar pada terhadap manajemen laba. Hal ini
bursa efek Indonesia di akhir tahun belum disebabkan ukuran perusahaan yang diukur
mampu mendeteksi adanya pengaruh yang dengan menggunakan logaritma total aset
signifikan terhadap manajemen laba yang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
dilakukan oleh perusahaan. di bursa efek Indonesia, belum mampu
Hasil penelitian ini mendukung mendeteksi adanya pengaruh yang
penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari signifikan terhadap manajemen laba yang
purwanti dan rahardjo, (2011), yang dilakukan oleh perusahaan.
menunjukan bahwa kecakapan manajerial Hasil penelitian ini mendukung
berpengaruh negatif signifikan terhadap penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari
manajemen laba. Simarmata (2014), yang menunjukan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
Pengaruh Rasio Leverage terhadap negatif signifikan terhadap manajemen
Manajemen Laba laba.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
rasio leverage telah didapat nilai thitung Kecakapan Manajeral, Rasio Leverage,
sebesar 2,588 dengan tingkat signifikansi dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
0,014, sementara nilai ttabel sebesar 1,686. secara simultan terhadap Manajemen
Nilai thitung > ttabel dan tingkat signifikansi Laba
0,014 < 0,05. Berdasarkan hasil pengujian Hasil penelitian menunjukan bahwa
dapat disimpulkan bahwa H2 diterima kecakapan manajerial, rasio leverage, dan
artinya variabel rasio leverage ukuran perusahaan secara simultan telah
berpengaruh positif signifikan terhadap didapat nilai Fhitung sebesar 6,455 dengan
manajemen laba. Hal ini disebabkan rasio tingkat signifikansi 0,001, sementara nilai
leverage yang diukur dengan Ftabel sebesar 2,866. Nilai Fhitung > Ftabel dan
menggunakan debt ratio (debt to total tingkat signifikansi 0,001 < 0,05.
asset) pada perusahaan manufaktur yang Berdasarkan hasil pengujian dapat
terdaftar di bursa efek Indonesia, telah disimpulkan bahwa H1 diterima artinya
mampu mendeteksi adanya pengaruh yang variabel kecakapan manajerial, rasio
signifikan terhadap manajemen laba yang leverage, dan ukuran perusahaan secara
dilakukan oleh perusahaan. simultan berpengaruh positif signifikan
Hasil penelitian ini mendukung terhadap manajemen laba. Hal ini
penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari disebabkan kecakapan manajerial, rasio
Lande, dkk (2013), yang menunjukan leverage, dan ukuran perusahaan secara
bahwa rasio leverage berpengaruh positif simultan pada perusahaan manufaktur
terhadap manajemen laba. yang terdaftar di bursa efek Indonesia,
mampu mendeteksi adanya pengaruh

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 23-


terhadap manajemen laba yang dilakukan Pihak perusahaan perlu
oleh perusahaan. melakukan pengawasan yang lebih
Hasil penelitian ini sejalan dengan intensif dan perlu mengelola aset,
hipotesis atau dugaan awal peneliti yaitu penjualan, biaya pokok penjualan, arus
pengaruh kecakapan manajerial, rasio kas operasi, serta laba perusahaan lebih
leverage, dan ukuran perusahaan secara baik lagi agar tidak terjadi praktik
simultan berpengaruh tehadap manajemen manajemen laba, karena hal ini akan
laba. berpengaruh terhadap investor
perusahaan dalam menanamkan modal
bagi suatu perusahaan tertentu.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya bisa
menambahkan variabel independen
lainnya seperti Kepemilikan
Manajerial dan Kepemilikan
Instutisional. Peneliti juga dapat
menambahkan sampel dan periode
Kesimpulan penelitian yang berbeda terkait
1. Hasil penelitian secara parsial manajemen laba agar hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang dilakukan akan dapat lebih baik
negatif signifikan variabel kecakapan lagi.
manajerial terhadap manajemen laba 3. Bagi Investor
pada perusahaan manufaktur sektor Para investor sebaiknya
aneka industri yang terdaftar di bursa memperhatikan informasi yang
efek Indonesia periode 2011-2015. dilaporkan oleh manajemen suatu
2. Hasil penelitian secara parsial perusahaan tertentu terutama terkait
menunjukan bahwa terdapat pengaruh dengan laba sebelum menginvestasikan
positif signifikan variabel rasio modalnya pada perusahaan tersebut.
leverage terhadap manajemen laba
pada perusahaan manufaktur sektor DAFTAR PUSTAKA
aneka industi yang terdaftar di bursa Amelia, Winda dan Hernawati, Erna
efek Indonesia periode 2011-2015. (2016). Pengaruh Komisaris
3. Hasil penelitian secara parsial Independen, Ukuran Perusahaan dan
menunjukan bahwa terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen
negatif signifikan variabel ukuran Laba. Jurnal Akuntansi Volume 10,
perusahaan terhadap manajemen laba No. 1, Juni 2016.
pada perusahaan manufaktur sektor Aswani, Kelana Said (2005). Riset
aneka industri yang terdaftar di bursa Keuangan : Pengujian Pengujian
efek Indonesia periode 2011-2015. Empiris. Jakarta: Gramedia Pustaka
4. Hasil penelitian secara simultan Utama
menunjukan bahwa terdapat pengaruh Djuitaningsih, T., dan Rahman, A. (2011).
positif signifikan variabel kecakapan Pengaruh Kecakapan Manajerial
manajerial, rasio leverage, dan ukuran terhadap Kinerja Keuangan Per
perusahaan terhadap manajemen laba usahaan. Jurnal Media Riset
pada perusahaan manufaktur sektor Akuntansi, Vol. 1, No.2 Agustus 2011.
aneka industri periode 2011-2015. Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis
Saran Multivariate dengan Program IBM
1. Bagi Perusahaan SPSS 19. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 24-


Guna, Welvin dan Herawaty, Arleen Akuntansi Fakultas Ekonomi
(2010), Pengaruh mekanisme good Universitas Maritim Raja Ali Haji
corporate governance independensi Tanjungpinang.
auditor, kualitas audit dan faktor Mahariana, Pingga Gede Dewa I dan
lainnya terhadap manajemen laba. Ramantha, Wayan I (2014). Pengaruh
.Jurnal bisnisdan akuntansi,vol.12, no. Kepemilikan Manajerial dan
1,April 2010, hlm.53-68. Kepemilikan Instutisional pada
Hadi, Syamsul (2006). Metodologi Manajemen Laba perusahaan
Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi manufaktur di bursa efek Indonesia.
dan Keuangan. ISBN : 979-9015-52-9 ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi
Yogyakarta. Universitas Udayana 7.2 (2014): 519-
Horne, JC. Van dan Wachowicz, John M. 528.
(2007).Financial Accounting. Jakarta: Martono dan Harjito, Agus (2005).
Salemba Empat. Manajemen Keuangan. Yogyakarta :
Isnugrahadi, I., dan Kusuma, I. W. (2009). EKONISIA
Pengaruh Kecakapan Managerial Misbahuddin dan Hasan, Iqbal (2014).
terhadap Managemen Laba dengan Analisis Data Penelitian dengan
Kualitas Auditor sebagai Variabel Statistik. ISBN : 978-602-217-282-6
Pemoderasi. Prosiding Simposium Jakarta 13220
Nasional Akuntansi XII. Nuryaman (2008). Pengaruh Konsentrasi
Jao, Robert dan Pagalung, Gagaring Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan
(2011). Corporate Governance, Mekanisme Corporate Governance
Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba.
terhadap Manajemen Laba perusahaan Simposium Nasional Akuntansi 11.
manufaktur Indonesia. Jurnal Pontianak.
Akuntansi. Prasetya, Juni Pria dan Gayatri (2016).
Kamaruddin, Hamid abd dan Tawakkal Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
(2013). Pengaruh Orientasi Etika dan Manajemen Laba dengan
Pengalaman Akuntan terhadap Pengungkapan Corporate Social
Manaemen Laba. Jurnal Analisis, Resposibility sebagai variabel
Desember 2013, Vol. 2 No. 2 : 177 – intervening. ISSN: 2303-1018 E-
182 ISSN 2303-100. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Koutsoyiannis A. (1977). Theory of Vol. 14.1 Januari 2016: 511-538.
Econometrics. Hampshire: Macmillan Purwanti, Budhi Rahayu dan Rahardjo,
Publishers. Nur Shiddiq (2011) Pengaruh
Lande, Adriani, Subekti Imam, dan Kecakapakan Manajerial, Kualitas
Mardiati, Endang (2013). Tata Kelola Auditor, Komite Audit, Firm Size dan
Perusahaan, Kecakapan Manajerial, Leverage Terhadap Earnings
Rasio Leverage, dengan variabel Management (Studi Empiris pada
kontrol Ukuran Perusahaan terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Manajemen Laba. Simposium Nasional di BEI Tahun 2008-2010). Diponegoro
Akuntansi 17. Journal Of Accounting
Madli. (2014). Pengaruh Ukuran Putri, Septyani Paramitha Chintya dan
Perusahaan, Return On Asset, Debt Utama, Karya Mada I (2014).
To Equity Ratio Terhadap Pengaruh Indepensi Dewan Komisaris,
Manajemen Laba Pada Perusahaan fungsi Internal Audit, dan Praktik
Proprti dan Real Estate Yang Manajemen Laba terhadap Fee Audit
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia pada perusahaan manufaktur di bursa
Tahun 2008 - 2012. Skripsi.Jurusan efek Indonesia. ISSN: 2302-8556 E-
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 25-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Governance, Manajemen Laba dan
6.3 (2014):453-467. Kinerja Keuangan: Studi Pada
Sarwono, Jonathan (2007). Analisis Jalur Perusahaan Go Publik Sektor
untuk Riset Bisnis dengan SPSS. ISBN Manufaktur. Kumpulan Makalah,
: 979-763-689-X Yogyakarta 55821 Simposium Nasional Akuntansi (SNA)
Sawir, Agnes (2004). Analisis Kinerja X, Makassar, 26-27 Juli, h 1-26.
Keuangan dan Perencanaan Keuangan Utami, R. dan Syafruddin, M. (2013).
Perusahaan, Jakarta: PT.Gramedia Pengaruh Kecakapan Manajerial
Pustaka Utama. terhadap Manajemen Laba dengan
Schipper, K. (1989). Comentary Katherine Kualitas Auditor sebagai Variabel
on Earnings Managements. Accounting Pemoderasi. Diponegoro Journal of
Horizon. Accounting.
Scott, William R. (Ed.). (2009). Financial Watts, Ross L and Jerold L. Zimmerman.
Accounting Theory. New Jersey: (1978). Towards a Positive Theory of
Prentice Hall Inc. The Determination of Accounting
Scott, William R. (2006). Financial Standards. The Accounting Review.
Accounting Theory. New Jersey: Vol LIII. No.1
Prentice Hall Inc. Wildarman, Hernawati, dan Muslim,
Simarmata, Hamdani Roy (2014). Tulisia Resti (2013). Pengaruh
Pengrauh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas, Leverage, dan Asimetri
Leverage terhadap Manajemen Laba. Informasi Terhadap Manajemen Laba
Jurnal Akuntansi. (Studi Empiris Pada Perusahaan
Subramanyam, K.R. dan John J Wild Manufaktur yang terdaftar di Bursa
(2014). Analisis Laporan Keuangan, Efek Indonesia Periode 2009 - 2013).
BukuSatu. Jakarta: Salemba Empat. Jurnal Akuntansi.
Sudantoko, D dan Reviani. (2012). Wiyadi, Trisnawati, Rina, Puspitasari
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Noviana, dan Sasongko, Noer (2016).
Ukuran Perusahaan, dan Corporate Pengukuran Manajemen Laba :
Governance Terhadap Manajemen Pendekatan Terintegrasi (Studi
Laba. Prestasi (ISSN 1411-1497), Vol. komparasi perusahaan manufaktur
9, No. 1 - Juni 2012. yang tergabung pada indeks JII dan LQ
Sujarweni, Wiratna V. (2015). Statistik 45 Bursa Efek Indonesia periode 2004-
untuk Bisnis Ekonomi. Perpustakaan 2010). Jurnal Akuntansi.
Nasional : Katalog dalam Terbitan Yamaditya, Vanian. (2014). Pengaruh
(KDT) Yogyakarta. Asimetri Informasi, Leverage dan
Sugiyono (2012). Metode Penelitian Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik
Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Manajemen Laba (Studi Empiris Pada
Penerbit Alfabeta Bandung. Perusahaan Manufaktur Yang
Sulistiawan, D., Januarsi, Y., dan Alvia, L. Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013).
(2011). Creative Accounting Skripsi. Fakultas Ekonomika dan
(Mengungkap Manajemen Laba dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Skandal Akuntansi. Penerbit Salemba
Empat.
Ujiyantho, Muh. Arief dan Pramuka, B. A.
(2007). Mekanisme Corporate

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 26-


Lampiran
Populasi Penelitian

NO KODE EMITEN EMITEN

1 ADMG Polychem Indonesia Tbk


2 AMIN Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk
3 ARGO Argo Pantes Tbk
4 ASII Astra International Tbk
5 AUTO Astra Otoparts Tbk
6 BATA Sepatu Bata Tbk
7 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk
8 BOLT Garuda Metalindo Tbk
9 BRAM Indo Kordsa Tbk
10 CNTB Centex Tbk (Saham Seri B)
11 CNTX Century Textile Industry Tbk
12 ERTX Eratex Djaja Tbk
13 ESTI Ever Shine Tex Tbk
14 GDYR Goodyear Indonesia Tbk
15 GJTL Gajah Tunggal Tbk
16 HDTX Panasia Indo Resources Tbk
17 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk
18 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk
19 INDR Indo Rama Synthetics Tbk
20 INDS Indospring Tbk
21 JECC Jembo Cable Company Tbk
22 KBLI KMI Wire & Cable Tbk
23 KLBM Kabelindo Murni Tbk
24 KRAH Grand Kartech Tbk
25 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
26 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
27 MYTX Apac Citra Centertex Tbk
28 NIPS Nipress Tbk
29 PBRX Pan Brothers Tbk
30 POLY Asia Pacific Fibers Tbk
31 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk
32 PTSN Sat Nusapersada Tbk
33 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
34 SCCO Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk
35 SMSM Selamat Sempurna Tbk
36 SRIL  Sri Rejeki Isman Tbk
37 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk
38 STAR Star Petrochem Tbk
39 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk
40 TRIS Trisula International Tbk
41 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
42 VOKS Voksel Electric Tbk

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 27-


Sampel Penelitian

NO KODE EMITEN EMITEN

1 BATA Sepatu Bata Tbk


2 INDS Indospring Tbk
3 JECC Jembo Cable Company Tbk
4 MYTX Apac Citra Centertex Tbk
5 NIPS Nipress Tbk
6 SMSM Selamat Sempurna Tbk
7 STAR Star Petrochem Tbk
8 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

Hasil DEA

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 28-


Name of Data
Periode Efficiency
Emiten
11 BATA 1.000
12 BATA 1.000
13 BATA 0.967
14 BATA 0.992
15 BATA 1.000
11 INDS 0.593
12 INDS 0.594
13 INDS 0.685
14 INDS 0.694
15 INDS 0.729
11 JECC 1.000
12 JECC 1.000
13 JECC 0.664
14 JECC 1.000
15 JECC 1.000
11 MYTX 1.000
12 MYTX 1.000
13 MYTX 0.956
14 MYTX 0.913
15 MYTX 0.921
11 NIPS 1.000
12 NIPS 1.000
13 NIPS 0.852
14 NIPS 0.914
15 NIPS 0.900
11 SMSM 0.946
12 SMSM 0.957
13 SMSM 0.940
14 SMSM 1.000
15 SMSM 0.858
11 STAR 1.000
12 STAR 1.000
13 STAR 0.967
14 STAR 1.000
15 STAR 1.000
11 UNIT 1.000
12 UNIT 1.000
13 UNIT 1.000
14 UNIT 1.000
15 UNIT 1.000

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 29-


Tabulasi Data Perusahaan Sampel 2011
Sampel Kecakapan Manajerial Rasio Leverage Ukuran Perusahaan Manajemen Laba
BATA 1.000 0.143 12.486 0.015
INDS 0.593 0.049 11.483 0.046
JECC 1.000 0.071 11.479 -0.022
MYTX 1.000 0.077 12.894 0.008
NIPS 1.000 0.099 13.074 0.060
SMSM 0.946 0.102 13.195 0.027
STAR 1.000 0.126 13.224 0.028
UNIT 1.000 0.121 13.259 0.015
Tabulasi Data Perusahaan Sampel 2012
Sampel Kecakapan Manajerial Rasio Leverage Ukuran Perusahaan Manajemen Laba
BATA 1.000 0.143 12.486 0.013
INDS 0.594 0.049 11.483 0.020
JECC 1.000 0.071 11.479 0.042
MYTX 1.000 0.077 12.894 0.011
NIPS 1.000 0.099 13.074 0.034
SMSM 0.957 0.102 13.195 0.039
STAR 1.000 0.126 13.224 0.007
UNIT 1.000 0.121 13.259 0.007
Tabulasi Data Perusahaan Sampel 2013
Sampel Kecakapan Manajerial Rasio Leverage Ukuran Perusahaan Manajemen Laba
BATA 0.967 0.143 12.486 0.016
INDS 0.685 0.049 11.483 0.033
JECC 0.664 0.071 11.479 0.196
MYTX 0.956 0.077 12.894 0.029
NIPS 0.852 0.099 13.074 0.094
SMSM 0.940 0.102 13.195 0.050
STAR 0.967 0.126 13.224 0.020
UNIT 1.000 0.121 13.259 0.027

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 30-


Tabulasi Data Perusahaan Sampel 2014
Sampel Kecakapan Manajerial Rasio Leverage Ukuran Perusahaan Manajemen Laba
BATA 0.992 0.143 12.486 0.005
INDS 0.694 0.049 11.483 0.019
JECC 1.000 0.071 11.479 -0.011
MYTX 0.913 0.077 12.894 0.026
NIPS 0.914 0.099 13.074 0.053
SMSM 1.000 0.102 13.195 0.012
STAR 1.000 0.126 13.224 0.025
UNIT 1.000 0.121 13.259 0.015

Tabulasi Data Perusahaan Sampel 2015


Sampel Kecakapan Manajerial Rasio Leverage Ukuran Perusahaan Manajemen Laba
BATA 1.000 0.143 12.486 0.006
INDS 0.729 0.049 11.483 0.018
JECC 1.000 0.071 11.479 0.005
MYTX 0.921 0.077 12.894 0.013
NIPS 0.900 0.099 13.074 0.013
SMSM 0.858 0.102 13.195 0.017
STAR 1.000 0.126 13.224 -0.017
UNIT 1.000 0.121 13.259 0.022

Model Summaryb
Model R R Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Square Square Estimate Watson
a
1 .591 .350 .296 .027842 1.677
a. Predictors: (Constant), UP, RL, KM
b. Dependent Variable: ML

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression .015 3 .005 6.455 .001b

1 Residual .028 36 .001

Total .043 39
a. Dependent Variable: ML

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 31-


b. Predictors: (Constant), UP, RL, KM

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardiz t Sig. Collinearity
Coefficients ed Statistics
Coefficient
s
B Std. Beta Toleranc VIF
Error e
(Constan .799 .282 2.83 .008
t) 0
-.189 .045 -.695 - .000 .654 1.528
KM 4.18
1
1
.045 .017 .377 2.58 .014 .852 1.173
RL
8
-.052 .022 -.404 - .022 .633 1.579
UP 2.39
2
a. Dependent Variable: ML

Collinearity Diagnosticsa
Mode Dimensio Eigenvalu Conditio Variance Proportions
l n e n Index (Constan KM RL UP
t)
1 3.830 1.000 .00 .00 .01 .00
2 .158 4.927 .00 .00 .86 .00
1
3 .012 17.757 .00 .60 .00 .01
4 .000 170.629 1.00 .40 .12 .99
a. Dependent Variable: ML

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. N
Deviation
Predicted Value -.00901 .08934 .02715 .019618 40
Residual -.047843 .106657 .000000 .026749 40
Std. Predicted -1.843 3.170 .000 1.000 40
Value
Std. Residual -1.718 3.831 .000 .961 40
a. Dependent Variable: ML

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 32-


FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 33-
PENGUKURAN ELASTISITAS PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
DALAM PERAMALAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA
PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA

Jaqueline Ruth Davischa Situmorang, Mohammad Yamin Noch


Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kejelasan sasaran anggaran,


pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja SKPD
Kabupaten Jayapura. Responden dalam penelitian ini adalah kepala sub bagian keuangan,
program dan evaluasi, bendahara keuangan dan staf bagian keuangan pada 15 dinas, 13
badan, 8 kantor dan Inspektorat. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 148 responden.
Metode pengolahan data menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil pengujian
parsial menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi
berpengaruh signifikan dan sistem pelaporan tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja SKPD Kabupaten Jayapura dan pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh
positif signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di Kabupaten Jayapura.

Kata kunci : Akuntabilitas Kinerja, Sasaran Anggaran, pengendalian, Sistem


pelaporan

PENDAHULUAN setiap kebijakan, tindakan, dan kinerja yang


Tuntutan terselenggaranya good dihasilkan.
corporate governance dalam Implementasi Akuntabilitas kinerja instansi
penerapan otonomi daerah, tidak sekedar pemerintah adalah perwujudan kewajiban
tuntutan yuridis formil, tetapi lebih dari itu suatu instansi pemerintah untuk
adalah suatu bukti nyata adanya tuntutan mempertanggungjawabkan keberhasilan
atas peningkatan pelayanan kepada dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi
masyarakat. dalam mencapai sasaran dan tujuan yang
Terbitnya Undang-undang No. 23 telah ditetapkan melalui sistem
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pertanggungjawaban secara periodik
merupakan penyempurnaan dari Undang- (LAN, 2003). Kejelasan sasaran anggaran
undang sebelumnya, yaitu Undang-undang akan membantu pegawai untuk mencapai
No. 32 tahun 2004. kinerja yang diharapkan, dimana dengan
Untuk melaksanakan ketentuan mengetahui sasaran anggaran maka tingkat
tersebut, terutama mengenai pengelolaan kinerja dapat tercapai.
keuangan daerah dalam pelaksanaan Adanya sasaran anggaran yang
desentralisasi, mengacuh pada Peraturan jelas, maka akan mempermudah untuk
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2004 tentang mempertanggungjawabkan keberhasilan
pemeriksaan. Pengelolaan dan Pertanggung atau kegagalan pelaksanaan tugas
jawaban keuangan Negara ini menjadi dasar organisasi dalam rangka untuk mencapai
dan memberikan kewenangan yang lebih tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang
besar dalam pengurusan maupun telah ditetapkan sebelumnya.
pengelolaan daerah yang lebih bertanggung Pengendalian intern akuntansi
jawab (akuntabel) dan transparan dalam adalah menurut tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 34-
proses yang dirancang untuk memberikan 1. Menganalisis pengaruh kejelasan
keyakinan yang memadai mengenai sasaran anggaran terhadap akuntabilitas
pencapaian tujuan pemerintah daerah yang kinerja SKPD Kabupaten Jayapura.
tercermin dari keterandalan laporan 2. Menganalisis pengaruh pengendalian
keuangan, efisiensi dan efektivitas akuntansi terhadap akuntabilitas kinerja
pelaksanaan program dan kegiatan serta SKPD Kabupaten Jayapura.
dipatuhinya peraturan perundang- 3. Menganalisis pengaruh sistem
undangan (Permendagri No. 13 Tahun pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja
2006). SKPD Kabupaten Jayapura.
Sistem pelaporan yang baik 4. Menganalisis pengaruh kejelasan
diperlukan agar dapat memantau dan sasaran anggaran ,pengendalian
mengendalikan kinerja manajer dalam akuntansi dan sistem pelaporan secara
mengimplementasikan anggaran yang simultan terhadap akuntabilitas kinerja
telah ditetapkan. Pemerintah berkewajiban SKPD Kabupaten Jayapura ?
untuk memberikan informasi keuangan
dan informasi lainnya yang akan MANFAAT PENELITIAN
digunakan untuk pengambilan keputusan Berdasarkan perumusan masalah
ekonomi, sosial, dan politik oleh pihak- dan tujuan penelitian, manfaat yang
pihak yang berkepentingan. diharapkan dari penelilitian antara lain
Lembaga Administrasi Negara sebagai berikut:
(LAN) dan Badan Pengawas Keuangan 1. Kontribusi Akademis, hasil penelitian
dan Pembangunan (BPKP:2000) ini diharapkan menambah kajian
mengemukakan, laporan yang baik adalah penelitian tentang akuntansi sektor
laporan harus disusun secara jujur, publik pada Fakultas Ekonomi
objektif, dan transparan. khususnya pada program studi
akuntansi. Dan dapat digunakan sebagai
RUMUSAN MASALAH referensi bagi mahasiswa yang akan
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat melakukan penelitian berkaitan dengan
di buat rumusan masalah sebagai berikut : penelitian ini.
1. Apakah kejelasan sasaran anggaran 2. Kontribusi Praktis, bagi pemerintah
berpengaruh terhadap akuntabilitas daerah diharapkan menjadi masukan
kinerja SKPD Kabupaten Jayapura ? dalam peningkatan akuntabilitas kinerja
2. Apakah pengendalian akuntansi pegawai instansi SKPD Kabupaten
berpengaruh terhadap akuntabilitas Jayapura dengan melihat aspek-aspek
kinerja SKPD Kabupaten Jayapura ? yang ada terlebih dalam kejelasan
3. Apakah sistem pelaporan berpengaruh sasaran anggaran, pengendalian
terhadap akuntabilitas kinerja SKPD akuntansi dan sistem pelaporan. Serta
Kabupaten Jayapura ? dapat meningkatkan kualitas kinerja
4. Apakah kejelasan sasaran dari setiap SKPD tersebut.
anggaran,pengendalian akuntansi dan
sistem pelaporan berpengaruh secara TINJAUAN PUSTAKA
simultan terhadap akuntabilitas kinerja Akuntabilitas
SKPD Kabupaten Jayapura ? Libby dan Luft (1993) menyatakan
bahwa :
TUJUAN PENELITIAN “Akuntabilitas erat kaitannya dengan
Berdasarkan pada rumusan masalah seseorang, seseorang dengan akuntabilitas
tersebut, dapat dijelaskan bahwa tujuan tinggi tentunya akan memiliki motivasi
penelitian ini adalah sebagai berikut: yang tinggi untuk melaksanakan
pekerjaannya. Kondisi yang
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 35-
memungkinkan lemahnya dari keterandalan laporan keuangan,
pertanggungjawaban serta transparansi efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
juga terdapat pada organisasi program dan kegiatan serta dipatuhinya
pemerintahan maupun swasta, sehingga peraturan perundang-undangan
dengan permasalahan tersebut karyawan / (Permendagri No. 13 Tahun 2006).
pegawai tidak konsisten dengan pekerjaan
dan aturan yang mengikat.” Sistem Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Sistem pelaporan merupakan laporan yang
Pemerintah (AKIP) menggambarkan sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pertanggungjawaban dari bawahan
adalah perwujudan kewajiban suatu (pimpinan unit anggaran) kepada atasan
instansi pemerintah untuk (kepala bagian anggaran). Sistem
mempertanggungjawabkan keberhasilan pelaporan yang baik diperlukan agar dapat
dan kegagalan misi organisasi dalam memantau dan mengendalikan kinerja
mencapai sasaran dan tujuan yang telah manajerial dalam mengimplementasikan
ditetapkan melalui sistem anggaran yang telah ditetapkan (Abdullah,
pertanggungjawaban secara periodik. 2005), sedangkan menurut Hansen &
Perwujudan pertanggungjawaban ini Mowen (1997) sistem adalah “Seperangkat
kemudian disusun dan disampaikan dalam bagian-bagian yang saling berhubungan
bentuk laporan yang disebut Laporan yang melakukan satu atau lebih proses
Akuntabikitas Kinerja Instansi Pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan khusus”.
(LAKIP). Menurut Mulyadi (2001) mendefinisikan
sistem sebagai “Sekelompok unsur yang
Kejelasan Sasaran Anggaran erat hubungan satu dengan lainnya, yang
Direktorat Jendral Otonomi Daerah (2001) berfungsi bersama-sama untuk mencapai
dalam Abdullah (2005) menyatakan bahwa tujuan tertentu.”
arah dan kebijakan umum APBD pada
dasarnya memuat informasi mengenai KERANGKA KONSEPTUAL
tujuan (goals) dan sasaran (objectives)
yang akan dicapai oleh daerah yang Kerangka konseptual menggambarkan
bersangkutan dalam tahun anggaran konsep untuk menjelaskan,
tertentu. Kedua komponen arah dan mengungkapkan, dan menunjukkan
kebijakan umum APBD ini merupakan pengaruh antara variabel bebas terhadap
jawaban atas “where do we want to be” variabel terkait yaitu pengaruh kejelasan
dalam proses perencanaan strategis. sasaran anggaran, pengendalian akuntansi,
Tujuan merupakan arah (direction) yang dan sistem pelaporan terhadap
akan menunjukkan tujuan (destination) akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten
daerah dimasa yang akan datang, Jayapura.
sedangkan sasaran menunjukkan batas- Kerangka Konseptual
batas (milestones) sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan dapat dicapai.
KEJELASAN
SASARAN
Pengendalian Akuntansi ANGGARAN
(X1)
Pengendalian intern akuntansi adalah
menurut tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah merupakan proses yang
dirancang untuk memberikan keyakinan PENGENDALIAN
AKUNTANSI
yang memadai mengenai pencapaian (X2) AKUNTABILITAS
tujuan pemerintah daerah yang tercermin KINERJA SKPD
(Y)

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE SISTEM


- 36-
PELAPORAN
(X3)
demikian jumlah sampling adalah 148
(seratus empat puluh delapan) kuesioner
HIPOTESIS yang akan dibagikan.
H1: Terdapat pengaruh signifikan
kejelasan sasaran anggaran terhadap JENIS DAN SUMBER DATA
akuntabiitas kinerja instansi pemerintah. Jenis Data
H2: Terdapat pengaruh signifikan Penelitian ini menggunakan jenis data
pengendalian akuntansi terhadap berupa data subjek. Penelitian ini
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. menggunakan kuesioner yang disebar ke
H3: Terdapat pengaruh signifikan sistem Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja Kabupaten Jayapura.
instansi pemerintah.
H4: Terdapat pengaruh kejelasan sasaran Sumber Data
anggaran, pengendalian akuntansi dan Penelitian ini menggunakan sumber data
sistem pelaporan secara simultan terhadap primer. Sumber data primer adalah sumber
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui media
METODOLOGI DAN RANCANGAN perantara).
PENELITIAN
Rancangan penelitian ini menggunakan Metode Pengumpulan data
rancangan korelasi dengan pendekatan Metode pengumpulan data dalam
kuantitatif. penelitian ini menggunakan kuesioner,
jawaban yang diberikan responden dapat
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN dikemukakan secara tertulis melalui
1. Lokasi Penelitian kuesioner yang diberikan peneliti. Teknik
Penelitian ini dilakukan di Pemerintah ini memberikan tanggung jawab kepada
Kabupaten Jayapura yang terletak di responden untuk membaca dan menjawab
Jalan Gunung Merah, Kabupaten pertanyaan (Noch, 2015). Kuesioner yang
Jayapura Provinsi Papua. digunakan mengikuti kuesioner dari Putra
2. Waktu Penelitian (2013), Sitepu (2015) dan Sally (2016).
Penelitian dilakukan pada bulan Skala pengukuran data dalam penelitian ini
Desember sampai JanuarI. adalah skala ordinal.

POPULASI DAN SAMPEL METODE ANALISIS DATA


Populasi 1. Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini yang menjadi Analisis stastistik deskriptif ditujukan
populasi adalah SKPD di lingkungan untuk memberikan gambaran mengenai
Kabupaten Jayapura, dengan jumlah demografi responden. Gambaran tersebut
populasi 37 SKPD. meliputi ukuran tendensi sentral seperti
Sampel rata-rata, median, modus, kisaran standar
Adapun kriteria responden dalam deviasi diungkapkan untuk memperjelas
penelitian ini adalah para pegawai yang deskripsi responden.
melaksanakan fungsi akuntabilitas kinerja 2. Uji Kualitas Data
pada SKPD, sehingga sampelnya adalah Untuk menguji kualitas data dilakukan
kepala sub bagian keuangan, program dan dengan melalui dua prosedur, yaitu:
evaluasi, bendahara keuangan dan staf a) Uji validitas dimaksudkan untuk
bagian keuangan (Hidayattullah dan memastikan bahwa masing- masing
Herdjianto, 2015) pada 15 dinas, 13 badan, pertanyaan akan terklarifikasi pada
8 kantor dan Inspektorat. Dengan
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 37-
variabel- variabel yang telah ditentukan - Jika nilai Tolerance < 0,10 dan VIF >
(construct validity). 10, maka terjadi gangguan
b) Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mulitikolinearitas
menguji sejauhmana hasil pengukuran c) Uji Heteroskedastisitas
tetap konsisten, apabila dilakukan Heteroskedastisitas digunakan untuk
pengukuran dua kali atau lebih terhadap menguji apakah dalam suatu model regresi
gejala yang sama dengan alat ukur yang terjadi ketidaksamaan varians dari suatu
sama. Uji realibilitas dilakukan dengan uji residual dari suatu pengamatan ke
statistik Cronbach's Alpha Suatu konstruk pengamatan yang lain dengan varians yang
atau variabel dikatakan reliabel jika berbeda. Model regresi yang baik adalah
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji
(Nunnally, dalam Ghozali 2006). heteroskedastisitas dilakukan dengan
3. Uji Asumsi Klasik melihat ada tidaknya pola tertentu pada
Pengujian statistik dengan grafik scatterplot antara SRESID dan
menggunakan analisis regresi dapat ZPRED dimana dasar analisisnya adalah:
dilakukan dengan pertimbangan tidak (1) jika titik- titik yang ada membentuk
adanya pelanggaran terhadap asumsi- suatu pola tertentu yang teratur dan
asumsi klasik. Asumsi- asumsi klasik bergelombang, melebar kemudian
tersebut antara lain: menyempit maka terjadi
a) Uji Normalitas heteroskedastisitas, dan (2) Jika tidak ada
Pengujian normalitas data dilakukan pola yang jelas titik- titik menyebar di atas
dengan melihat koefisien (cronbach) alpha. dan di bawah angka 0 pada sumbu Y hal
Nilai reliabilitas dilihat dari masing- ini menunjukkan tidak terjadi
masing instrumen (> 0,60 dianggal heteroskedastisitas pada model regresi.
reliabel) sebagaimana yang disyaratkan
Nunnaly (dalam Ghozali 2006). 4. Pengujian Hipotesis
Setelah mendapat model yang baik, maka
b) Uji Mulitikolinearitas dilakukan pengujian hipotesis yang
Pengujian ini bertujuan untuk menguji diajukan dalam penelitian ini.
apakah model regresi ditemukan adanya Analisis Regresi Berganda (Uji t)
korelasi antara variabel bebas Metode Analisis Berganda dalam
(independen). Model regresi yang baik penelitian ini digunakan untuk
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara mengukur hubungan antara variabel
variabel independen. independen. Dalam menguji hipotesis
Jika variabel independen saling dikembangkan suatu persamaan untuk
berkolerasi, maka variabel-variabel ini menyatakan hubungan antar variabel tak
tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah bebas yaitu Y (dalam hal ini Akuntabilitas
variabel independen yang nilai korelasi Kinerja SKPD) dengan variabel bebas.
antara sesama variabel independen sama H1, H2 dan H3 diuji dengan
dengan nol. Salah satu cara untuk membandingkan tingkat signifikansi t
mengetahui ada tidaknya mulitikolinearitas dengan 0,05 (a = 5%). Apabila tingkat
pada suatu model regresi adalah dengan signifikansi t <0,05, maka hipotesis
melihat nilai tolerance dan VIF (Variance diterima.
Inflation Faktor). Uji F (F-test)
- Jika nilai Tolerance > 0, 10 dan VIF < Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah
10, maka dapat diartikan bahwa tidak semua variabel bebas dalam model
terdapat mulitikolinearitas pada berpengaruh secara bersama-sama
penelitian tersebut terhadap variabel terikat. Selain itu, uji F
dapat digunakan untuk melihat model
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 38-
regresi yang digunakan sudah signifikan Jumlah data penelitian (N) adalah
atau belum, dengan ketentuan bahwa jika p sebesar 132 data. Variabel akuntabilitas
value < (α)= 0,05 dan f hitung > f tabel, kinerja dengan nilai rata-rata jawaban
berarti model tersebut signifikan dan bisa responden sebesar 39.46 diperoleh standar
digunakan untuk menguji hipotesis. deviasi akuntabilitas kinerja adalah sebesar
Dengan tingkat kepercayaan untuk 3.493. Nilai standar deviasi yang lebih
pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) = kecil dibandingkan nilai rata-ratanya
5% (0.05). mengandung arti bahwa kejelasan sasaran
Uji Determinasi (R2) anggaran pada SKPD Kabupaten Jayapura
Uji determinasi (R2) digunakan untuk tidak jauh berbeda antar satuan kerja
mengukur seberapa besar persentase perangkat daerah.
pengaruh variabel independen terhadap Variabel kejelasan sasaran
variabel dependen. Semakin besar anggaran dengan nilai rata-rata jawaban
koefisian determinannya, maka semakin responden sebesar 30.85 diperoleh standar
baik variabel independen dalam deviasi kejelasan sasaran anggaran adalah
menjelaskan variabel dependen. sebesar 2.093. Nilai standar deviasi yang
lebih kecil dibandingkan nilai rata-
HASIL PENELITIAN DAN ratanya mengandung arti bahwa SKPD
PEMBAHASAN Kabupaten Jayapura dalam pengendalian
akuntansi tidak jauh berbeda.
Karakteristik Responden Variabel pengendalian akuntansi
Data penelitian dikumpulkan dengan nilai rata-rata jawaban responden
dengan membagikan sebanyak 148 sebesar 29.44 diperoleh standar deviasi
kuesioner yang diantar langsung ke 15 pengendalian akuntansi adalah sebesar
Dinas, 13 Badan, 8 Kantor, dan 1 2.238. Nilai standar deviasi yang lebih
Inspektorat di Kabupaten Jayapura dengan kecil dibandingkan nilai rata-ratanya
responden sebanyak 148 orang. mengandung arti bahwa SKPD
Pengambilan data dilakukan pada tanggal Kabupaten Jayapura dalam pengendalian
9 Januari 2017 s/d 18 Januari 2017. akuntansi tidak jauh berbeda.
Setelah 1 minggu lebih kuesioner yang Variabel sistem pelaporan sebesar
kembali hanya diperoleh 132 lembar 17.87, diperoleh standar devisa sistem
kuesioner. pelaporan adalah sebesar 1.321. Nilai
Kuesioner dihantar secara langsung standar deviasi sistem pelaporan yang
dengan batas pengambilan 1 minggu lebih kecil dibandingkan nilai rata-ratanya
setelah pembagian kuesioner. mengandung arti bahwa sistem pelaporan
Kuesioner yang kembali sebanyak antara SKPD Kabupaten Jayapura sama
132 dimana semuanya dapat digunakan dengan satuan kerja lainnya.
tingkat pengembalian kuesioner
(response rate) yang dapat digunakan Analisis Regresi Berganda
(respon use) sebesar 89%, dihitung dari Hasil Uji Kualitas Data
prosentase jumlah kuesioner yang Hasil Uji Validitas
kembali (132 kuesioner) dibagi total Korelasi antara masing-masing indikator/
yang dikirim (148 kuesioner) dan di kali item pertanyaan dari variabel kejelasan
seratus persen (100%). sasaran anggaran, pengendalian akuntansi,
sistem pelaporan dan akuntabilitas kinerja
signifikan dengan nilai 0,000. Jadi dapat
disimpulkan bahwa variabel penelitian ini
Hasil Statistik Deskriptif Variabel valid.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 39-


Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Jumlah Cronbach Standar Keterangan


Item Alpha

Kejelasan Sasaran 7 0,665 0,6 Reliabel


Anggaran

Pengendalian 7 0,674 0,6 Reliabel


Akuntansi

Sistem Pelaporan 4 0,759 0,6 Reliabel

Akuntanbilitas 9 0,749 0,6 Reliabel


Kinerja

Sumber: Data Olahan (2017)

Hasil Uji Asumsi Klasik


Hasil Uji Normalitas

Hasil Uji Multikolinearitas


Nilai Tolerance dan VIF

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 40-


Variabel Tolerance VIF Keterangan

Kejelasan Sasaran 0,992 1.008 Bebas Multikolinearitas


Anggaran

Pengendalian Akuntansi 0,967 1.034 Bebas Multikolinearitas

Sistem Pelaporan 0,960 1.041 Bebas Multikolinearitas

Sumber: Data Olahan (2017)

Hasil Heterostedastisitas

Hasil Uji Hipotesis Kejelasan sasaran anggaran memiliki t


Hasil Uji t hitung 7.272 yang menunjukkan adanya
Pengaruh Kejelasan Sasaran pengaruh positif antara kejelasan sasaran
Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja anggaran dengan akuntabilitas kinerja.
SKPD Kabupaten Jayapura Dengan tingkat signifikan 0,000 lebih
kecil dari 0,05 maka kejelasan sasaran

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 41-


anggaran berpengaruh signifikan positif PEMBAHASAN
terhadap akuntabilitas kinerja SKPD Kejelasan Sasaran Anggaran
Kabupaten Jayapura. Berdasarkan hasil uji hipotesis
Pengaruh Pengendalian Akuntansi kesatu didapatkan bahwa kejelasan sasaran
Terhadap Akuntabilitas Kinerja SKPD anggaran berpengaruh signifikan positif
Kabupaten Jayapura sebesar 0,000 terhadap akuntabilitas
Pengendalian akuntansi memiliki t hitung kinerja SKPD Kabupaten Jayapura.
-2.645 dengan tingkat signifikan 0,009 Hasil penelitian ini sama dengan
lebih kecil dari 0,05 maka variabel hasil penelitian yang pernah dilakukan
pengendalian akuntansi berpengaruh oleh Cahyani dan Utama (2015),
signifikan positif terhadap akuntabilitas Hidayattullah dan Herdjianto (2015), Putra
kinerja SKPD Kabupaten Jayapura. (2014), dan Wahyuni,Surya dan Savitri
Pengaruh Sistem Pelaporan Terhadap (2014) yang menemukan bukti empiris
Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten bahwa kejelasan sasaran anggaran
Jayapura. Pengendalian intern akuntansi berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja
memiliki t hitung -1.577 dengan tingkat pemerintah daerah. Lain halnya dengan
signifikan 0,117 lebih besar dari 0,05 Amril (2014) yang menemukan bahwa
maka variabel sistem pelaporan tidak kejelasan sasaran anggaran tidak
berpengaruh signifikan terhadap berpengaruh terhadap kinerja manajerial
akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten SKPD Kabupaten Sijunjung Padang.
Jayapura. Berdasarkan teori dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa pemerintah
Hasil Uji F Kabupaten Jayapura memiliki kejelasan
Pengujian pengaruh variabel bebas secara sasaran anggaran yang baik pada kasubag
bersama-sama terhadap variabel terikatnya keuangan, program dan
dilakukan dengan menggunakan uji F. evaluasi,bendahara, dan staf keuangan di
Hasil perhitungan statistik menunjukkan setiap satuan kerja perangkat daerah.
nilai F hitung = 22.225. Dengan Kejelasan sasaran anggaran yang
menggunakan batas signifikansi 0,05, dilakukan semakin baik atau besar, maka
maka diperoleh nilai signifikansi tersebut semakin besar pula akuntabilitas kinerja
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa instansi pemerintah. Sehingga untuk
hipotesis yang menyatakan bahwa secara meningkatkan akuntabilitas kinerja
simultan variabel Kejelasan Sasaran dibutuhkan kejelasan tentang anggaran
Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan yang telah ditetapkan karena sasaran
Sistem Pelaporan mempunyai pengaruh anggaran yang jelas menyebabkan proses
terhadap Akuntabilitas Kinerja. yang berjalan lancar sesuai dengan apa
yang telah ditargetkan dan mampu
Hasil Uji Determinasi (R2) menentukan keberhasilan atau kegagalan
Berdasarkan tabel 4.13 di atas hasil uji dalam sebuah organisasi atau instansi.
determinasi diketahui bahwa nilai adjusted
R square sebesar 0,327 yang Pengendalian Akuntansi
mengandung arti bahwa 32,7% variasi Berdasarkan hasil uji hipotesis
besarnya akuntabilitas kinerja bisa kedua didapatkan bahwa pengendalian
dijelaskan oleh variasi kejelasan sasaran akuntansi berpengaruh signifikan negatif
anggaran, pengendalian akuntansi, dan sebesar 0,009 terhadap akuntabilitas
sistem pelaporan. Sedangkan sisanya kinerja SKPD Kabupaten Jayapura, karena
67,3% lainnya dijelaskan oleh variabel lain hasil t hitung -2.645. Hasil penelitian ini
di luar model. bertolak belakang dengan hasil penelitian
yang pernah dilakukan oleh Wahyuni,
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 42-
Surya dan Savitri (2014) yang menemukan pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja
bukti bahwa pengendalian akuntansi tidak SKPD Kabupaten Jayapura disimpulkan
berpengaruh signifikan terhadap sebagai berikut:
akuntabilitas kinerja pemerintah daerah. 1. Kejelasan sasaran anggaran
Berdasarkan penelitian ini, penulis berpengaruh signifikan terhadap
menyimpulkan bila pengendalian akuntabilitas kinerja pemerintah daerah.
akuntansi yang dilakukan semakin besar, Kejelasan tentang anggaran yang telah
maka semakin baik akuntabilitas kinerja ditetapkan karena sasaran anggaran
instansi pemerintah hal ini menyebabkan yang jelas menyebabkan proses yang
tidak akan ada kecurangan dan berjalan lancar sesuai dengan adanya
penyimpangan anggaran terjadi. sasaran anggaran yang jelas maka akan
mempermudah untuk
Sistem Pelaporan mempertanggungjawabkan
Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga keberhasilan atau kegagalan
didapatkan bahwa sistem pelaporan tidak pelaksanaan tugas organisasi dalam
berpengaruh signifikan sebesar 0,117 rangka mencapai tujuan-tujuan yang
terhadap akuntabilitas kinerja SKPD telah ditetapkan sebelumnya demi
Kabupaten Jayapura. Hasil penelitian ini tercapainya akuntabilitas kinerja.
berbeda dengan hasil penelitian yang 2. Pengendalian akuntansi berpengaruh
penah dilakukan oleh Cahyani dan Utama signifikan terhadap akuntabilitas kinerja
(2015), Hidayattullah dan Herdjianto pemerintah daerah. Pengendalian
(2015), dan Amril (2014) yang akuntansi diharapkan proses yang
menemukan bukti empiris bahwa sistem dilakukan dalam manajemen organisasi
pelaporan berpengaruh signifikan terhadap menjamin bahwa sumber daya
akuntabilitas kinerja pemerintah daerah. digunakan secara ekonomis, efisien dan
Sistem pelaporan yang dilakukan tidak efektif dengan menerima umpan balik
sesuai dengan yang berlaku, maka tidak berupa kinerja sesungguhnya dan
dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja mengambil tindakan yang diperlukan
instansi pemerintah. Sehingga untuk jika kinerja yang dilakukan berbeda
meningkatkan akuntabilitas kinerja perlu dengan apa yang telah direncanakan
dilakukan pelaporan sesuai dengan aturan sebelumnya demi meningkatkan kinerja
yang telah ditetapkan terkait dengan instansi pemerintah.
pelaporan anggaran. 3. Sistem pelaporan tidak berpengaruh
signifikan terhadap akuntabilitas kinerja
Pengaruh Secara Simultan pemerintah daerah. Kegiatan sistem
Secara simultan kejelasan sasaran pelaporan ini tentunya menjamin semua
anggaran, pengendalian akuntansi dan pencatatan akuntansi dan keuangan
sistem pelaporan berpengaruh terhadap pemerintah telah sesuai dengan
akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten prosedur dan peraturan yang berlaku,
Jayapura dengan hasil perhitungan statistik sehingga tujuan akuntabilitas kinerja
menunjukkan nilai F hitung = 22.225. akan tercapai, sebaliknya apabila tidak
Dengan menggunakan batas signifikansi sesuai dengan aturan yang berlaku
0,05, maka diperoleh nilai signifikansi akuntabilitas kinerja pemerintah daerah
tersebut lebih kecil dari 0,05. akan buruk.
4. Kejelasan sasaran anggaran,
KESIMPULAN pengendalian akuntansi dan sistem
Berdasarkan hasil analisis tentang pelaporan berpengaruh secara simultan
pengaruh kejelasan sasaran anggaran, terhadap akuntabilitas kinerja SKPD
pengendalian akuntansi dan sistem Kabupaten Jayapura.
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 43-
Sehingga hasil yang diperoleh lebih
SARAN maksimal dan memberikan gambaran
Berdasarkan evaluasi atas hasil yang lebih jelas.
penelitian dan keterbatasan yang ada 2. Peneliti selanjutnya harus menambah
dalam penelitian ini, beberapa saran yang variabel yang lain sehingga
diharapkan dapat menjadi bahan akuntabilitas kinerja yang di harapkan
pertimbangan untuk peneliti selanjutnya bisa tercapai, dengan menambah
antara lain: variabel lain seperti: motivasi, disiplin
1. Penelitian berikutnya dapat kerja, pemanfaatan teknologi informasi,
memperluas objek penelitian, kompetensi aparatur pemerintah daerah,
misalnya mengambil sampel pada dan penerapan akuntabilitas keuangan.
SKPD yang ada di beberapa
Kabupaten bahkan Seprovinsi Papua.
menjelaskan pengaruhnya terhadap
akuntabilitas kinerja SKPD.

KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini masih banyak
keterbatasan yang mungkin
mempengaruhi hasil penelitian, antara lain:
1. Pada penelitian ini jumlah kuesioner DAFTAR PUSTAKA
yang dapat digunakan hanya 89% dari Abdullah, Hilmi. 2005. Pengaruh
keseluruhan kuesioner yang Kejelasan Sasaran Anggaran,
disebarkan (100%). Hal ini disebabkan Pengendalian akuntansi dan Sistem
banyaknya responden yang tidak terlalu Pelaporan terhadap Akuntabilitas
peduli terhadap pengisian kuesioner Kinerja Instansi Pemerintah (Studi
karena kesibukan dan keterbatasan Empiris pada Kabupaten dan kota
waktu yang mereka miliki. Sehingga Daerah Istimewa Yogyakarta).
beberapa kuesioner ada yang hilang Kompak, No 13:37-67.
bahkan tidak diisi. Afilu Hidayattullah, Irine Herdjiono. 2015.
2. Model penelitian yang digunakan, Pengaruh Kejelasan Sasaran
diketahui bahwa variabel penelitian Anggaran, Pengendalian Akuntansi,
yang digunakan hanya dapat Sistem Pelaporan Terhadap
menjelaskan sebesar 32,7%. Sedangkan Akuntabilitas Kinerja Skpd Di
67,3% dijelaskan oleh faktor lain yang Merauke. Sripsi. Universitas
tidak diteliti. Sehingga variabel Musamus Merauke.
penelitian yang digunakan kurang dapat Andarias Bangun. 2009. Pengaruh
Partisipasi Dalam Penyusunan
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 44-
Anggaran, Kejelasan Sasaran Lembaga Admisitrasi Negara. 2001.
Anggaran dan Struktur Akuntabilitas dan Good
Desentralisasi Terhadap Kinerja Governance. Diakses dari:
Manajerial SKPD dengan www.lan.go.id, tanggal 17
Pengawasan Internal sebagai November 2016.
Variabel Moderating. Tesis. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor
Universitas Sumatera Utara. Publik. Edisi kelima. Penerbit Andi
Anjarwati, Mei.2012. Pengaruh Kejelasan Yogyakarta.
Sasaran Anggaran, Pengendalian Mardiasmo.2002. Serial Otonomi
Akuntansi dan Sistem Pelaporan Daerah: Otonomi & Manajemen
Terhadap Akuntabilitas Kinerja Keuangan Daerah.ANDI :
Instansi Pemerintah.AAJ 1:2 . 2012. Yogyakarta.
Darma, E. S, 2004, Pengaruh Kejelasan Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen.
Sasaran dan Sistem Pengendalian Yogyakarta: Salemba Empat.
Akuntansi Terhadap Kinerja Ni Made Mega Cahyani , I Made Karya
Manajerial dengan Komitmen Utama 2015. Pengaruh Kejelasan
Organisasi sebagai Variabel Sasaran Anggaran, Pengendalian
Pemoderasi pada Pemerintah Akuntansi Dan Sistem Pelaporan
Daerah. Simposium Nasional Pada Akuntabilitas Kinerja. Skripsi.
Akuntansi VII, IAI. Universitas Udayana.
Deki Putra. 2013. Pengaruh Akuntabilitas Noch, Muh Yamin dan Husein Syamsier.
Publik dan Kejelasan Sasaran 2015. Metodologi Penelitian Untuk
Anggaran Terhadap Kinerja Akuntansi dan Manajemen.
Manajerial Satuan Kerja Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang
Perangkat Daerah. Skripsi. Pedoman Pengelolaan Keuangan
Universitas Negeri Padang. Daerah.
Ghosali, Imam. 2005, SPSS Analisis Undang – Undang RI No. 17 Tahun 2003.
Multivariate. Universitas tentang Keuangan Negara.
Diponegoro Semarang. Undang – Undang RI No. 23 Tahun 2014.
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi tentang Pemerintah Daerah.
Negara (LAN) No.239/IX/6/8/2003 http://tu.laporanpenelitian.com/2014/11/24
tentang Pedoman Penyusunan .html. Diakses tanggal 22 November
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja 2016.
Instansi Pemerintah. Vonny Nofisa Amril. 2014. Pengaruh
Lembaga Administrasi Negara (LAN) Akuntabilitas Publik, Partisipasi
RI. 2000. Badan Pengawasan Penyusunan Anggaran Dan
Keuangan dan Pembangunan Kejelasan Sasaran Anggaran
(BPKP), Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial SKPD.
Instansi Pemerintah: Modul Skripsi. Universitas Negeri Padang
Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Wahyuni, Raja Adri Satriawan Surya, Enni
Kinerja Institut Pemerintah. Savitri. 2014. Pengaruh Kejelasan
Lembaga Administrasi Negara Sasaran Anggaran, Pengendalian
(LAN) RI. Akuntansi Dan Sistem Pelaporan
LAN & BPKP. 2000. Akuntabilitas dan Terhadap Akuntabilitas Kinerja
Good Governance. Penerbit LAN. Instansi Pemerintah. Skripsi.
Universitas Riau.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 45-


PANDANGAN BERBASIS SUMBER DAYA (RBV)
DALAM PEMBAHASAN ORGANISASI EKONOMI

Khusnul Khotimah
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua
Email: teteh_78@yahoo.com

Abstrak
Perkembangan ilmu manajemen saat ini sangat pesat, termasuk pada industri sektor
manufaktur maupun industri jasa (sevices). Dinamika tersebut dan heterogenitas pada
bidang ilmu ini menstimulasi kalangan akademik untuk mengembangkan dan mempertajam
penelitian tentang teori RBV. Dengan perkembangan tersebut diharapkan muncul penelitian-
penelitian serta konsep dan teori tentang manajemen yang lebih komprehensif sehingga
bermanfaat bagi akademisi dan industri.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji tentang teori RBV yang dapat
didistribusikan secara heterogen ke seluruh perusahaan. Selain itu teori RBV mencoba
memberikan perhatian yang berkelanjutan di setiap program riset yang disarankan.
Permasalahan dalam makalah ini adalah bagaimana mengkaji teori atau konsep RBV
sehingga menjadi perspektif yang bermanfaat bagi peneliti dan organisasi.
Metode penelitian yang digunakan dalam makalah ini adalah pendekatan empiris melalui
kajian terhadap jurnal utama dan jurnal pendukung yang terkait pada topik yang diteliti.
Kontribusi orisinal penulisan ini adalah hasil eksplorasi perkembangan teori RBV yang
dapat didistribusikan secara heterogen diseluruh perusahaan, serta rekomendasi untuk
pengembangan berkelanjutan bagi program riset yang disarankan serta dapat dipraktekkan
dalam organisasi bisnis.
Kata Kunci: Resources, organizational economics, resources-based view

PENDAHULUAN sumber daya yang ada dalam kerangka


Selama akhir tahun 1960-an, para manajer, kerja teori akademik. Konsep ini kemudian
akademisi, analisis keuangan, dan akuntan dikenal sebagai pandangan yang berbasis
menjadikan sumber daya sebagai input sumber daya atau the resource-based view
yang memungkinkan organisasi atau (RBV). Kajian tentang RBV mulai marak
perusahaan untuk melakukan kegiatan dilakukan era 90-an. Satu kontribusi
mereka. Sumber daya dan kemampuan terbesar artikel ini adalah strategi langsung
internal mempengaruhi penetapan pilihan- dari para sarjana ke arah sumber daya
pilihan strategis yang dibuat oleh sebagai anteseden penting untuk produk
perusahaan saat berkompetisi di dan berakhir pada kinerja perusahaan.
lingkungan bisnis eksternalnya. Warnelfelt mengatakan sumber daya yang
Kemampuan perusahaan juga dimaksud adalah apa-apa yang bisa
memungkinkan untuk menambah nilai dianggap sebagai kekuatan dan kelemahan
dalam rantai nilai pelanggan, diversifikasi perusahaan. Secara lebih formal, sumber
produk atau pengembangan pasar baru. daya perusahaan merupakan tangible dan
Beberapa aspek teori telah dirumuskan intangible aset yang diikat secara semi
jauh sebelum perusahaan mengadopsi permanen pada perusahaan, contohnya:

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 46-


nama merek, pengetahuan in-house, perusahaan mencapai keunggulan
teknologi, tenaga kerja terampil, kontrak kompetitif berkelanjutan, melalui sumber
perdagangan, mesin, prosedur efisien, daya yang unik yang dimilikinya, dan
modal dan lain-lain. Selanjutnya Rumelt sumber daya ini tidak dapat dengan mudah
(1984), Barney (1986, 1991) dan Dierick dibeli, ditransfer, atau ditiru, dan secara
Cool (1989) memberikan kontribusi pada bersamaan secara tidak langsung
perkembangan RBV manajemen strategik kelangkaannya memberikan keuntungan
selanjutnya. Konsep mereka berfokus pada bagi perusahaan. Penting, untuk
sumber daya perusahaan yang dapat membedakan antara dua jenis sinergi, yang
berkontribusi pada SCA. Barney kita sebut contestable synergy and
memberikan gambaran formal dari idiosyncratic bilateral sinergy, yakni
perspective business level sumber daya. sinergi perebutan dan sinergi bilateral
Sumber daya organisasi yang bernilai istimewa. Sinergi bilateral istimewa
(berharga), langka, sulit ditiru, dan tidak melibatkan kombinasi dari sumber daya
bisa digantikan dapat menghasilkan SCA. yang menciptakan nilai dan persaingan.
Mengikuti teori Penrose (1959) yang Sementara sinergi perebutan (Barney’s,
menekankan pada bagaimana sumber daya 1986) sesuai dengan pasar factor
berkontribusi untuk diversifikasi dan persaingan sempurna. Sinergi bilateral
bagaimana diversifikasi harus sesuai istimewa didefinisikan sebagai nilai
dengan ‘core competition’ perusahaan peningkatan yang istimewa dengan sumber
untuk mengoptimalkan kinerja. Teori daya yang digabung oleh perusahaan
Penrose ini memberikan pandangan dalam dalam pencapaian target (Mahoney dan
ekspansi perusahaan ke dalam produk dan dan Pandian, 1992). Teori RBV
pasar baru. Pandangan berbasis sumber memandang perusahaan sebagai kumpulan
daya telah menjadi minat bersama di sumber daya dan kekuatan yang dimiliki
kalangan peneliti manajemen dan peneliti oleh perusahaan. RBV difokuskan pada
di bidang terkait. Wernerfelt (1984) kemampuan perusahaan untuk
menjelaskan bahwa RBV merupakan dasar mempertahankan kombinasi sumber daya
keunggulan kompetitif yang utamanya yang tidak dapat dimiliki atau dibangun
terletak pada sekumpulan aset berwujud dengan cara yang sama oleh pesaing.
atau tidak berwujud perusahaan. RBV Perbedaan sumber daya dan kemampuan
menggambarkan kemampuan perusahaan perusahaan dengan perusahaan pesaing
untuk memberikan keunggulan kompetitif akan memberikan keuntungan kompetitif
yang berkelanjutan ketika sumber daya bagi perusahaan. Asumsi RBV yaitu
dikelola sedemikian rupa sehingga apa bagaimana perusahaan dapat bersaing
yang dihasilkan sulit untuk ditiru atau dengan perusahaan lain untuk
dibuat oleh pesaing, yang pada akhirnya mendapatkan keunggulan kompetitif
menciptakan hambatan kompetisi dalam mengelola sumber daya yang
(Mahoney dan Pandian, 1992). Pandangan dimilikinya, sesuai dengan kemampuan
ini didukung oleh Peteraf (1993), yang perusahaan. Teori RBV menyatakan
menyatakan bahwa untuk bahwa keunggulan kompetitif yang
mentransformasikan keunggulan berkelanjutan bertumpu pada sumber daya
kompetitif jangka pendek menjadi organisasi yang sangat berharga
keunggulan berkelanjutan, sumberdaya (valuable), langka (rare), ditiru (in-
perusahaan harus bersifat heterogen dan imitable) dan sulit digantikan
tidak mudah dipindahkan. Hal ini secara (nonsubstitutable) (VRIN) dalam
umum didukung oleh banyak penulis, pengaturan organisasi yang memiliki
diantaranya Barney (1991), yang kebijakan dan prosedur untuk
mendukung kesimpulan bahwa suatu mengeksploitasi sumber daya (Barney,
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 47-
1991; Barney & Clark , 2007; Knott , hanya menerapkan pada strategi itu sendiri
2003; Kraaijenbrink, Spender, & Groen, pada masing-masing perusahaan
2010). Sejumlah kerangka kerja dan teori (Montgomery, et.all, 1988). RBV memberi
berbagi platform RBV termasuk perhatian terhadap dinamika organisasi
kompetensi inti (Hamel & Prahalad, 1994), dan penyesuaian terhadap perubahan
kemampuan dinamis (Helfat & Peteraf, lingkungan. RBV menganggap variasi,
2003; Teece, Pisano, & Shuen,1997) dan pemilihan, retensi dan kompetisi sebagai
pandangan berbasis pengetahuan (Grant, proses yang penting, serta pentingnya
1991). Selain itu, teori sumber daya rutinitas dan peranan aspirasi dalam
manusia merupakan aspek dari pandangan mencapai perubahan. RBV memberi
berbasis sumber daya yang memfokuskan perhatian terhadap dinamika organisasi
perhatian pada pengetahuan dan dan penyesuaian terhadap perubahan
keterampilan yang dimiliki individu, baik lingkungan.
pengusaha dan karyawan, berkontribusi
untuk keunggulan kompetitif (Barney & LANDASAN TEORI
Clark , 2007; Becker, 1964; Davidsson & Secara khusus, saat ini tiga
Honig , 2003). Dengan demikian, RBV program,penelitian utama disusun dalam
memandang pada dua karakteristik yang kerangka kerja berbasis sumberdaya.
berbeda namun saling berhubungan antara Pertama, Pandangan berbasis sumberdaya
individu dan factor organisasi untuk incorporate yang konsepnya diambil dari
mencapai sumber keunggulan kompetitif penelitian strategi utama. Seperti misalnya
(Welsh, dkk, 2011). Sumber daya dan kompetensi unik dari perusahaan yang
kemampuan perusahaan merupakan hal heterogen (Andrews, 1971; Ansoff, 1965;
yang penting dalam strategi tingkat bisnis. Selznick, 1957), adalah merupakan
Sementara dalam tingkat korporasi juga komponen dasar dari pandangan berbasis
memperhatikan bagaimana aset strategis sumberdaya. Lebih dari itu, teori berbasis
mempengaruhi kinerja perusahaan. sumberdaya berkaitan dengan implikasi
Pengaruhnya tidak hanya berdasarkan tingkat, arah dan kinerja strategi
pada karakteristik sumber daya, tetapi juga diversifikasi yang merupakan fokus
pada mekanisme komunikasi dan pertimbangan dalam bidang strategi
koordinasi perusahaan. Faktor-faktor ini (Ramanujam dan Vadarajan, 1989).
memungkinkan perusahaan Kedua, pendekatan berbasis sumber daya
mengembangkan aset strategis hingga sesuai dan tepat dalam pembahasan
pada kegiatan usahanya. Kinerja suatu ekonomi organisasi (Barney dan Ouchi,
perusahaan bergantung pada konsistensi 1986). Bahkan pandangan berbasis
internal diantara ketiga elemen “strategi sumberdaya dapat dipertimbangkan
segitiga korporasi” yaitu sumber daya, sebagai cabang ke-lima dari pengetahuan
usaha, dan mekanisme organisasi, dimana tentang pohon ekonomi organisasi
didalamnya termasuk struktur, sistem dan bersama dengan teori agen positif
proses organisasi. Kajian tentang (Eisenhardt, 1989), hak kepemilikan
penerapan strategi telah berlangsung lama (Alchian, 1984; Coase, 1960), ekonomi
sebagai bidang yang independent, dan biaya transaksi (Williamson, 1985), dan
tampaknya cara terbaik untuk ekonomi evolusioner (Nelson dan Winter,
membicarakan masalah strategi yang 1982). Ketiga, pendekatan berbasis
merupakan area penelitian independent sumberdaya adalah hadiah bagi analisis
adalah untuk mengembangkan teori-teori organisasi industri (Caves, 1982; Porter
yang dapat memprediksi perilaku 1980). Secara khusus kami tekankan
perusahaan yang berbeda dari yang bahwa pandangan berbasis sumber daya
diperkirakan pada model lain. Dengan memiliki unsur-unsur lembaga pemikir
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 48-
organisasi industri yaitu Harvard (Bain, mereka dapat bekerja lebih dengan waktu
1968; Mason, 1957) dan Chicago yang lama, daripada mereka yang kurang
(Demzets, 1982; Stigler, 1968). Tentu saja percaya diri yang akhirnya menjadi
Conner (1991) secara persuasif penentu keberhasilan bisnis (Welsh, dkk,
berpendapat bahwa pendekatan berbasis 2011). Teori tentang pandangan berbasis
sumberdaya tidak saja mencerminkan sumber daya dalam pembahasan
pendekatan organisasi industri yang kuat manajemen strategi sebelumnya telah
tetapi pada saat yang sama juga unik banyak menunjukkan bahwa tidak semua
(Mahoney dan Pandian,1992). Pandangan sumber daya sama-sama penting dalam
berbasis sumberdaya tidak hanya menentukan keberhasilan kinerja sebuah
merangsang pembahasan dalam penelitian perusahaan. Temuan menunjukkan bahwa
strategi utama, ekonomi organisasi dan sumber daya tidak berwujud merupakan
penelitian organisasi industri tetapi juga penentu penting bagi keberhasilan suatu
menyediakan kerangka kerja untuk perusahaan. Seperti dikutip Barney, 2001;
meningkatkan diskusi diantara pandangan- Conner, 2002;. Ray, et al, 2004. Aset
pandangan dalam penelitian ini. Dalam dikatakan sesuatu yang langka, khusus dan
tulisan ini kami mengembangkan sulit untuk diperdagangkan, ditiru, atau
penelitian kami dengan pedekatan berbasis lebih tepat dipandang sebagai sumber daya
sumberdaya yang memberikan kesempatan intangible. Sehingga teori ini berfokus
bagi para akademisi untuk berdialog dan pada sumber daya perusahaan sebagai
berdebat dari sudut pandang penelitian penentu bagi keberhasilan inovasi produk.
yang berbeda. Kedepan, disarankan untuk Kegagalan atau keberhasilan dari inovasi
dilakukan studi-studi berbasis sumberdaya produk akan diidentifikasi melalui kinerja
yang memberikan perhatian secara inovasi produk (PIP) indikator. Untuk
simultan kepada ketiga program penelitian memperkirakan nilai sumber daya
ini. Modal manusia meliputi keterampilan perusahaan dibutuhkan pengetahuan yang
dan pengalaman dan merupakan mendalam mengenai area persaingan dan
komponen penting dari RBV organisasi. kemampuan para pesaing. Hal ini berarti
Sejumlah penelitian telah dibutuhkan pengetahuan mengenai para
mendokumentasikan bahwa bisnis baru pelanggan dan permintaannya. Dan juga
dimulai oleh pemilik dengan pengalaman membutuhkan pengetahuan mengenai
kewirausahaan dan industri-spesifik kemampuan perusahaan itu sendiri, tetapi
memiliki hasil yang lebih menguntungkan yang paling penting diperlukan adanya
daripada bisnis dimulai seseorang yang kebijaksanaan untuk mengetahui batasan
kurang berpengalaman (Bosma, van Praag, kemampuan tersebut. Kebijaksanaan dan
Thurik, & de Wit, 2004; Chandler, 1996, keinginan untuk mengikuti pelaksanaan
Lerner & Almor, 2002; Reynolds, 2007; strategi dibandingkan dengan rangkaian
Van Auken, 1999; van Praag, 2003). munculnya peluang mungkin hanya dapat
Seseorang yang kurang pengalaman dapat ditemukan pada tingkat manajemen
berubah untuk setiap kegiatan usahanya puncak dalam perusahaan. Keberadaan dan
sebagai cara untuk mengatasi kekurangan pemeliharaan keuntungan tergantung pada
mereka, bergantung pada pelatihan, merek, kurangnya persaingan baik dalam
dan model bisnis terbukti franchise dapat memperoleh ataupun dalam
mengganti kekurangnya pengetahuan dan mengembangkan sumberdaya
pengalaman (Watson & Stanworth, 2006). komplementer. Keuntungan berasal dari
Lebih lanjut, ia berpendapat bahwa nilai pelayanan sumberdaya yang bertahan lama
yang dirasakan dari penurunan yang secara umum penting bagi para
kepemilikan waralaba dengan pengalaman, pelanggan dan sekaligus unggul, tidak
sebagai bisnis yang mungkin berhasil, dapat ditiru dengan sempurna dan tidak
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 49-
dapat diganti dengan sempurna, tidak sebuah keunggulan sumberdaya (Hitt dan
dapat disesuaikan jika tidak Ireland, 1985). RBV organisasi
diperdagangkan, atau diperdagangkan menyediakan kerangka kerja yang berguna
dalam faktor pasar yang tidak sempurna untuk memeriksa perbedaan antara tiga
(Barney, 1991; Dierickx dan Cool, 1989; bentuk bisnis dari sumber daya yang
Peteraf, 1990). Sementara itu Inovasi disediakan oleh pengusaha dalam bentuk
adalah penggerak (driver) keunggulan modal manusia dan sumber daya yang
kompetitif dengan kombinasi sumber daya merupakan bagian penting dari bentuk
yang menciptakan kompetensi tingkat bisnis (Welsh, dkk, 2011). Teori RBV
tinggi yang lebih pantas disebut sebagai menyoroti perusahaan sebagai koleksi unik
keunggulan. Hal ini seperti dikatakan Amit sumber daya, tetapi teori ini menekankan
dan Schoemaker,1993; Chandler, 1990; bahwa tidak semua sumber daya ini
O’Regan et all.,2006; Teece et all, 1997 memiliki potensi untuk memberikan
dalam Abu Bakar dan Ahmad (2010:422) perusahaan keunggulan kompetitif yang
“Organizational capabilities has been berkelanjutan. Pendukung awal dari RBV
defined as a firm’s collective physical mengidentifikasi karakteristik sumber daya
facilities, skills of employees and firm seperti, nilai, sulit ditiru dan non-substitusi
capacity to deploy its assets, tangible or (Barney, 1991), ditiru, daya tahan,
intangible to perform a task or activity to kepantasan, substitusi dan keunggulan
improve performance (Amit and kompetitif (Collis dan Montgomery, 1995)
Schoemaker, 1993; Chandler, 1990, dan delapan kriteria Amit dan Shoemaker
O’Regan et al.,2006; Teece et al., 1997). (1993), saling melengkapi, kelangkaan,
Memberikan pengertian bahwa kemampuan daya jual rendah, ditiru, substitusi terbatas,
organisasi telah didefinisikan sebagai fasilitas kepantasan, daya tahan dan tumpang tindih
fisik suatu perusahaan, keterampilan karyawan dengan faktor industri strategis. Baru-baru
dan kapasitas perusahaan untuk menggunakan ini, karakteristik keunggulan telah
asset-asetnya, baik yang berwujud maupun menciptakan pandangan dimasukkan ke
yang tidak berwujud untuk melakukan tugas dalam tiga kriteria utama dari nilai,
atau kegiatan dalam hal meningkatkan kinerja. hambatan untuk duplikasi dan kepantasan
Selain itu, literatur sebelumnya (Fahy, 2000). Sumber daya yang memiliki
menyatakan bahwa faktor-faktor lunak karakteristik penting diringkas oleh Fahy
seperti keterlibatan karyawan, komitmen (2000) sebagai nilai, yang memiliki
manajemen, fokus pada pelanggan, hambatan untuk ditiru, telah diidentifikasi
karakteristik kewirausahaan, konteks dalam banyak studi sebagai asset dan
organisasi dan lingkungan eksternal adalah kemampuan berwujud (misalnya Hall,
faktor-faktor strategis yang mempengaruhi 1993; Barney dan Wright , 1998; Smart
efektivitas perusahaan (Dollinger, 1999; dan Wolfe , 2000). Keunggulan
Hashim, 1999; Kao, 1989; Tracy, 1992; kompetitif diperoleh dengan asset yang
Zimmerer dan Scarborough, 1998). tidak berwujud dan memiliki kemampuan
Kemampuan unik perusahaan dalam hal yang tercermin dalam kinerja yang unggul
pengetahuan teknis dan kemampuan bagi pemilik perusahaan, sementara
manajerial merupakan sumber penting dari kinerja yang unggul tercermin dari
keanekaragaman yang dapat menghasilkan kemampuan keuangan seperti adanya
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. keuntungan yang lebih tinggi, peningkatan
Secara khusus kemampuan unik dan penjualan dan pangsa pasar (Hunt dan
organisasi yang unggul dalam satu atau Morgan , 1995; Collis dan Montgomery ,
lebih dari fungsi rantai nilai perusahaan 1995; Fahy , 2002; Wilcox -King dan
memungkinkan perusahaan untuk Zeithaml, 2001).
menghasilkan keuntungan-keuntungan dari
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 50-
Gambar 1.
A resource-based view of customer value and its relationship to sustainable competitive

advantage

Dari gambar diatas terlihat sebuah sumber daya utama dan dampaknya
perusahaan yang berkinerja tinggi terhadap keunggulan kompetitif dan
diindustri jasa keuangan (Clulow, et al., kinerja superior (Clulow, et al., 2007:21).
2003), telah ditemukan bahwa asset tidak Sebuah hubungan yang erat antara
berwujud (kepercayaan klien, reputasi, sumberdaya perusahaan, kemampuan unik
jaringan dan kekayaan intelektual) dan dan model mental atau ‘logika dominan’
kemampuan (pengetahuan, budaya (Prahalad dan Bettis, 1986) dari tim
organisasi, keterampilan dan pengalaman) manajerial mendorong proses diversifikasi
adalah sumber daya berharga, unik dan (Ginsberg, 1990; Grant, 1988).
susah untuk ditiru. Nilai dari aset ini tidak
berwujud dan kemampuan dapat PEMBAHASAN
disesuaikan oleh perusahaan karena Teori RBV menyatakan bahwa
kombinasi unik dari filosofi perusahaan, keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
pengetahuan dan keterampilan karyawan bertumpu pada sumber daya organisasi
dan kemampuan istimewa lainnya yang yang sangat berharga, langka, susah ditiru
sulit untuk dipisahkan atau ditransfer. dan nonsubstitutable (VRIN) dalam
Sebaliknya, aset berwujud selain memiliki pengaturan organisasi yang memiliki
nilai bagi perusahaan , bertekad untuk kebijakan dan prosedur untuk
tidak berusaha membangun “sumber daya mengeksploitasi sumber daya
kunci” karena mudah untuk ditiru dan (Barney,1991; Barney & Clark , 2007;
bersifat imitable. Mereka tidak memenuhi Knott, 2003; Kraaijenbrink ,Spender , &
kriteria mendasar untuk pencapaian Groen , 2010). Sejumlah kerangka kerja
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan teori berbagi platform RBV termasuk
atau jangka panjang. Selanjutnya, peran kompetensi inti (Hamel&Prahalad,1994),
strategis dari manajemen ditemukan secara kemampuan dinamis (Helfat & Peteraf,
terpisah, pengembangan dan penyebaran 2003;Teece,Pisano,&Shuen,1997) dan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 51-


pandangan berbasis pengetahuan (Grant, (Mahoney dan Pandian (1992:363).
1991) . Selain itu, teori sumber daya Keunggulan kompetitif diperoleh dengan
manusia merupakan aspek dari pandangan asset yang tidak berwujud dan memiliki
berbasis sumber daya yang memfokuskan kemampuan yang tercermin dalam kinerja
perhatian pada pengetahuan dan yang unggul bagi pemilik perusahaan,
keterampilan yang dimiliki individu ,baik sementara kinerja yang unggul tercermin
pengusaha dan karyawan, berkontribusi dari kemampuan keuangan seperti adanya
untuk keuntungan kompetitif keuntungan yang lebih tinggi, peningkatan
(Barney & Clark,2007; Becker,1964; penjualan dan pangsa pasar (Hunt dan
Davidsson & Honig , 2003). Dengan Morgan , 1995; Collis dan Montgomery ,
demikian, RBV memandang pada dua 1995; Fahy , 2002; Wilcox -King dan
karakteristik yang berbeda namun saling Zeithaml , 2001). Selain itu, banyak
berhubungan antara individu dan factor pembahasan sebelumnya menyatakan
organisasi untuk mencapai sumber bahwa faktor-faktor lunak seperti
keunggulan kompetitif (Welsh, dkk, 2011). keterlibatan karyawan, komitmen
Seperti misalnya kompetensi unik dari manajemen, fokus pada pelanggan,
perusahaan yang heterogen (Andrews, karakteristik kewirausahaan, konteks
1971; Ansoff, 1965; Selznick, 1957), organisasi dan lingkungan eksternal adalah
adalah merupakan komponen dasar dari faktor-faktor strategis yang mempengaruhi
pandangan berbasis sumberdaya. Lebih efektivitas perusahaan (Dollinger, 1999;
dari itu, teori berbasis sumberdaya Hashim, 1999; Kao, 1989; Tracy , 1992;
berkaitan dengan implikasi tingkat, arah Zimmerer dan Scarborough, 1998) (Abu
dan kinerja strategi diversifikasi yang Bakar dan Ahmad, 2010:422). Pandangan
merupakan fokus pertimbangan dalam berbasis sumberdaya memberikan
bidang strategi (Ramanujam dan kontribusi bagi aliran besar penelitian
Vadarajan, 1989). Bahkan pandangan tentang strategi diversifikasi (Ramanujam
berbasis sumberdaya dapat dan Varadarajan, 1989) di empat bidang:
dipertimbangkan sebagai cabang ke-lima Pertama, pendekatan berbasis sumberdaya
dari pengetahuan tentang pohon ekonomi mempertimbangkan keterbatasan
organisasi bersama dengan teori agen pertumbuhan diversifikasi (melalui
positif (Eisenhardt, 1989), hak pengembangan internal, merger dan
kepemilikan (Alchian, 1984; Coase, 1960), akuisisi). Kedua, Pandangan berbasis
ekonomi biaya transaksi (Williamson, sumberdaya mempertimbangkan motivasi
1985), dan ekonomi evolusioner (Nelson penting dalam diversifikasi. Ketiga,
dan Winter, 1982). Hal ini menjadi pendekatan berbasis sumbedaya
perhatian sendiri dalam memandang menyediakan pandangan teoritis untuk
pendekatan berbasis sumberdaya adalah memperkirakan arah dari diversifikasi.
hadiah bagi analisis organisasi industri Keempat, pandangan berbasis sumberdaya
(Caves, 1982; Porter 1980). Secara khusus menyediakan sebuh alasan teoritis dalam
kami tekankan bahwa pandangan berbasis memperkirakan performa tinggi kategori
sumber daya memiliki unsur-unsur tertentu yang berhubungan dengan
lembaga pemikir organisasi industri yaitu diversifikasi. Menurut Barney (1991)
Harvard (Bain, 1968; Mason, 1957) dan dalam Wills-Johnson dan Nick
Chicago (Demzets, 1982; Stigler, 1968). (2008:215), sumber daya strategis
Tentu saja Conner (1991) secara persuasif memiliki empat kualitas: Nilai – sumber
berpendapat bahwa pendekatan berbasis daya yang dapat menghasilkan sesuatu
sumberdaya tidak saja mencerminkan yang dihargai oleh konsumen; Langka –
pendekatan organisasi industry yang kuat sumber daya harus dibatasi pasokannya;
tetapi pada saat yang sama juga unik Inimitable – sumber daya harus
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 52-
mempunyai keunikan segingga sulit untuk Gerstman (2007:21), Prahalad dan Bettis
ditiru; dan Non-substitutablity – sumber (1986); Ginsberg (1990); Grant (1988);
daya harus memiliki beberapa nilai Wernerfelt (1984); Penrose (1959), telah
substitusi. Yang menjadi titik dalam ditemukan bahwa asset tidak berwujud
tulisan ini adalah bahwa pendekatan (kepercayaan klien, reputasi, jaringan dan
berbasis sumberdaya adalah sebuah kekayaan intelektual) dan kemampuan
kerangka kerja baru yang telah mendorong (pengetahuan, budaya organisasi,
pembahasan diantara para akademisi dari keterampilan dan pengalaman) adalah
tiga perspektif penelitian. Pertama, teori sumber daya berharga, unik dan susah
berbasis sumberdaya yang untuk ditiru. Nilai dari aset ini tidak
menggabungkan strategi tradisional berwujud dan kemampuan dapat
kedalam kompetensi perusahaan yang unik disesuaikan oleh perusahaan karena
dengan kemampuan heterogen. kombinasi unik dari filosofi perusahaan,
Pendekatan berbasis sumberdaya juga pengetahuan dan keterampilan karyawan
menyediakan nilai tambah proposisi dan kemampuan istimewa lainnya yang
teoritis yang diuji dalam literatur strategi sulit untuk dipisahkan atau ditransfer.
diversifikasi. Kedua, pandangan berbasis Sebaliknya, aset berwujud selain memiliki
sumberdaya sesuai dengan paradigma nilai bagi perusahaan, bertekad untuk tidak
ekonomi organisasi. Ketiga, pandangan berusaha membangun “sumber daya
sumberdaya melengkapi penelitian kunci” karena mudah untuk ditiru dan
organisasi industri. Disarankan penelitian- bersifat imitable. Mereka tidak memenuhi
penelitian berbasis sumberdaya yang kriteria mendasar untuk pencapaian
memberikan perhatian simultan untuk keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
masing-masing program penelitian. Ini atau jangka panjang. Layanan adalah
menunjukkan bahwa perusahaan dapat kelanjutan hasil dari keputusan
mendapatkan pengaruh yang luar biasa administratif yang mengatur sumber daya
melalui keputusan administratif untuk perusahaan dengan cara tertentu. Sehingga
memperoleh dan kemudian secara efektif layanan yang dihasilkan memberi
mengarahkan dan merangkum sumber keputusan dalam keunggulan kompetitif
daya. Sekali lagi, apa perusahaan mampu dan mungkin kinerja ekonomi yang unggul
melakukan dengan sumber dayanya jika layanan memenuhi kriteria model
setidaknya sama pentingnya dengan VRIS (Barney, 1991). Model Barney
sumber daya itu sendiri (Perry et al, menunjukkan bahwa sumber daya
2005:306). Heterogenitas kemampuan dan berharga (V), jarang (R), mahal untuk
sumber daya pada organisasi ekonomi meniru (I), dan non-substituable (S),
perusahaan adalah salah satu pilar teori dimana sumber daya dapat menjadi
pandangan berbasis sumber daya sumber keunggulan kompetitif (Perry et
(peteraf,1993:hoopes, madsen dan walker, al, 2005). Hal ini juga sama dikemukakan
2003). oleh Grant (1991); Barney (1991 dan
1992); Peteraf (1993); Amit and
Scoemaker (1993); Tampoe (1994);
Fernandez and Suarez (1996); Hamel and
KESIMPULAN Prahalad (1998).
Diantara semua pembahasan tentang
pandangan berbasis sumber daya yang REFERENSI
telah dibahas, terdapat kesamaan Abu Bakar, Lili Julienti; Ahmad, Hartini.
penelitian seperti yang dilakukan oleh 2010. Assessing the Relationship
Clulow, et all., (2003); Barry, et.all., between Firm Resources and
(2005) dalam Clulow; Barry dan Product Innovation Performance: A
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 53-
Resource-Based View. Business Firm. Academy of Marketing
Process management Journal. Science review. Vol. 1999. No. 10.
Vol.16. No.3. Page.420 – 435. Page: 1 – 21.
Barney, Jay B. 2001. Is The Resource – Foss, Kristen; Foss, Nicolai J. 2004. The
Based “View” A Useful Perspective Next Step in the Evolution of the
For Startegic management RBV: Integration with Transaction
Research? Yes. Academy of Cost Economics. Management
Management. The academy of Revue. Vol.15. No. 1. Page: 107 –
Management review. Vol. 26. No. 1. 121.
Page: 41 – 56. Freiling, Jorg. 2008. RBV and the Road to
Barney, Jay B. 1991, Firm Resources and the Control of External
Sustained Competitive Advantage. Organization. Management Revue.
Journal of Management; 17, (1), Vol.19. Page: 33 – 52.
pp.99–120. Helfat, Constance E; Peteraf, Margaret A.
Bryan, Phil; Davis, Charlotte. 2012. 2003. The Dinamic resource-Based
Regulated Change effects on Boards view: Capability Lifecycles. Strategic
of Management Journal. Vol. 21. No.
Directors: A Look At Agency Theory 10. Page: 997 – 1010.
And Resource Dependency Theory. Hoopes, David G; Madsen, Tammy L;
Academy of Strategic Management Walker, Gordon. 2003. Guest
Journal. Vol. 11.No. 2. Page: 1 – 15. Editors Introduction to the Special
Clulow,Val; Barry, Carol; Gerstman, Julie. Issue: Why is There a Resource –
2007. The Resouce-Based View and Based View? Toward a Theory of
Value: The Customer-Based View of Competitive Heteogeneity. Strategic
the Firm. Journal of European management Journal. Vol. 24. No.
Industrial Training. Vol. 31. No.1. 10. Page: 889 – 902.
Page:19 – 35. Jang, Dr.Seung Hoon. 2013. The Offensive
Combs, James G; Ketchen, David J, Jr. Framework of resource Based View
1999. Explaining interfirm (RBV): Inhibiting Others from
cooperation and performance: Pursuing Their Own Values. Journal
Toward a reconciliation of of Management and Strategy. Vol. 4.
predictions from the resource-ased No. 1. Page: 62 – 69.
view and organizational economics. Kim, Dohyeon. 2013. Cognitive
Strategic Management Journal. Vol. Communities and Legitimacy –
20. No.9. Page: 867 – 888. Based Groups: TheRole of External
Connor, Tom. 2002. The Resouce – Based Categorization on Cognitive
View of Strategy and its Value to Similarity. Academy of Strategic
Practising managers. Strategic Management Journal. Vol. 12. No. 2.
Change. Vol. 11. No. 6. Page: 307 – Page: 1 – 29.
316. Lakehead, Kunle akingbola. 2013.
Degravel, Daniel. 2011. Managing Resource – Based View (RBV) of
Organizational Capabilities: The Unincorporated Social economy
Keystone Step. Journal of Strategy Organizations. Canadian Journal of
and Management. Vol. 4. No. 3. Nonprofit and Social Economy
Page: 251 – 274. Research Revue. Vol. 4. No.1. Page:
Fahy, John and alan Smithee. 1999. 66 – 85.
Strategic Marketing and the Levitas, Edward; Hermann, Achidi
resource – Based View of the Ndofor. 2006. What to Do With the

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 54-


Resource-Based View: A Few Contemporaryframework. Academy
Suggestions for What Ails the RBV Strategic Management Journal. Vol.
That Suppoters and Opponents 9. No. 1. Page: 83 – 93.
Might Accept. Journal of Perry, Lee T; Hansen, Mark H; Reese, C
management Inquiry. Vol. 15. No.2. Shane; Pesci, Greggory. 2005.
Page: 135 – 144. Diversification and Focus: A
Lopez, Vicente A. 2001. An Overview Bayesian Application of The
Review of the resource – Based View Resource - Based View.
(RBV) of the Firm, Drawing on Schmalenbach Business Review.
Recent Spanish Management Vol. 57. No.4. Page: 304 – 319.
Research. Irish Journal of Penrose, E. T. 1959. The Theory of the
Management. Vol. 22. No. 2. Page: Growth of the Firm. New York: John
105 – 120. Wiley
Mahoney, Joseph T; Pandian, J. Peteraf, M.A. 1993, The Cornerstones of
Rajendran. 1992. The Resource- Competitive Advantage: A
Based View Within the Conversation Resource-Based View. Strategic
of Strategic Management. Strategic Management Journal; 14, (3),
Management Journal.Vol.13. No.5. pp. 179–191
Page.363 – 380. Phipps, Simone T. A.; Prieto, Leon C.
Makhija, Mona. 2003. Comparing The 2012. Knowledge is Power? An
Resouce – Based and Market – Inquiry Into Knowledge
Based Views of The Firm: Empirical management, Its Effects on
Evidence From Czech Privatization. Individual Creativity, and the
Strategic management Journal. Vol. Moderating Role of an
24. No. 5. Page: 433 – 451. Entrepreneurial Mindset. Academy
Marchington, Mick; Carroll, Marilyn;
of Strategic Management Journal.
Boxall, Peter. 2003. Labour Scarcity
Vol. 11. No. 1. Page: 43 – 57.
and the Survival of Small Firms: A
Porter, Michael E. 1991. Towards A
Resouce - Based View of the Road
Dinamic Theory of Strategy.
Haulage Industry. Human Resouce
Strategic Management
Management Journal. Vol. 13. No. 4.
Journal (1986-1998). Vol.12. Page:
Page: 5 – 22.
95 – 117.
Mkansi, Marcia; Qi, Baomin; Green,
Priem, Richard L; Butler, John E. 2001.
Gillian. 2012. The Question of
Tautology in the Resource-Based
Mixed Methods
Suitability to RBV Research: A View and the Implicatons of
Literature Review. European Externally Determined Resource
Confrence on Research Methodology Value: Further Comments. Academy
for Business and management of Management. The Academy of
Studies. Page: 285 – XIII. management Review. Vol. 26. Ni.1.
Montgomery, Cynthia A. 1988. Guest Page: 57 – 66.
Editor’s Introduction to the Special Priem, Richard L; Butler, John E. 2001. Is
Issue on Research in the Content of the resource – Based “View” a
Strategy. Strategic Management UsefulPerspective for Strategic
Journal (1986-1988). Vol.9. No.5. Management research?. Academy of
Page: 3 – 8. Management. The Academy of
Parayitam, satyanarayana. 2010. Management Review. Vol. 26. No. 1.
Economics of Resource Based and Page: 22 – 40.
Dynamic Capabilities View:A
FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 55-
Ray, Gautam; Barney, Jay B; Muhanna, Williamson, Nicholas C; Bhadury, Joy;
Waleed A. 2004. Capabilities, Dobie, Kay; Boadu, Victor Ofori;
Business Processes, And Competitive Troy, Samuel Parker; Yeboah, Osei.
Advantage: Choosing The 2012. Business Coursework and The
Dependent Variable In Empirical Resource – Based View (RBV).
Test Of The Resource – Based View. International Journal of Wine
Strategic Management Journal. Business Research. Vol. 24. No. 1.
Vol.25. No. 1. Page: 23 – 37. Page: 19 – 32.
Welsh, Dianne H.B; Davis,Amy E; Wills-Johnson, Nick. 2008. The
Desplaces, David E; Falbe, Cecilia Networked Firm: A Framework for
McHugh. 2011. A Resource-Based RBV. The Journal of Management
View of Three Forms of Business in Development. Vol. 27. No. 2. Page:
the Startup Phase: Implications for 214 – 224.
Franchising. Journal of Small Zubac, Angelina; Hubbard, Graham;
Business Strategy. Vol.22. No.1. Johnson, Lester W. 2010. The RBV
Page: 47 – 65. and Value Creation : A
Wernerfelt, B. 1984, "A resource-based Managerial Perspective. European
view of the firm". Strategic Business review. Vol. 22. No. 5.
Management Journal, Vol.5, Page: 515 – 538.
pp. 171–180

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE - 56-


PENGARUH PENGETAHUAN KEWAUSAHAAN DAN
KEMANDIRIAN PRIBADI TERHADAP KINERJA
PENGUSAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA JAYAPURA

La Ode Marihi
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua

Abstrak

Penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewausahaan Dan Kemandirian


Pribadi Terhadap Kinerja Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di kota
Jayapura dengan tujuan mengetahui Untuk mengetahui Apakah terdapat
pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi secara simultan
terhadap kinerja pengusaha depot air minum isi ulang di Kota Jayapura. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penyajian statistik deskriptif
bertujuan untuk melihat profil dari data penelitian tersebut dengan
hubungan yang ada antar variabel yang digunakan dalam penelitian
tersebut. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah pengetahuan
kewirausahaan, kemandirian pribadi dan kinerja usaha.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik kemandirian pribadi maka
kinerja usahai juga semakin baik. Semakin tinggi kemandirian pribadi maka
semakin tinggi pula kinerja usaha yang dicapai. Sehingga dalam memaksimalkan
kinerja usaha, pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi perlu untuk
dimiliki dan diterapkan oleh wirausaha.
Kata Kunci : Pengetahuan Kewausahaan, Kemandirian Pribadi Dan Kinerja
Pengusaha.

PENDAHULUAN
Latar Belakang bahan baku sehingg abanyak usaha
Usaha Mikro kecil dan besa rmengalami kesulitan dalam
menengah (UMKM) adalah suatu usahanya, usaha kecil menengah
usaha yang menjadi motor mampu mempertahankan usahanya
penggerak bagi pertumbuhan di tengah krisisekonomi.
ekonomi dibanyak negara di dunia Sektor usaha mikro kecil dan
dan memberikan kontribusi yang menengah di samping memiliki
besar untuk mengurangi potensi yang cukup juga memiliki
pengangguran, memerangi prospek untuk dikembangkan, selain
kemiskinan dan pemerataan itu juga memiliki karakteristik yang
pendapatan. Di Indonesia,usaha berbeda dengan usaha besar dilihat
mikro kecil dan menengah (UMKM) dari skala usaha, jumlah karyawan,
menjadi suatu fenomena kapasitas dan omset penjualan
perekonomian tersendiri ketika sehingga memiliki ketangguhan dan
terjadi kenaikan harga pangan dan ketahanan dalam usaha dan menjaga

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 65-


kelangsungan usahanya (Ranto, dapat langsung diminum tanpa
2007). Pesatnya perkembangan dimasak terlebih dahulu, karena
sektor UMKM yang kini mendapat telah melewati beberapa proses
perhatian lebih dari pemerintah tertentu. Merebaknya peluang usaha
mendorong minat masyarakat untuk yang umumnya disebutsebagai depot
berwirausaha. Peranan wirausaha air minum isi ulang tidak terlepas
tentu sangat penting dalam dari krisis yang dialami masyarakat
memajukan sektor UMKM. Indonesia, sehingga masyarakat
Pesat tidaknya perkembangan mencari alternatif-alternatif dalam
sector ini bergantung penuh pada membangun suatu usaha dengan
kemampuan dan kinerja para biaya relative rendah tetapi cepat
wirausahawan. Kemampuan untuk kembali modalnya, ataupun para
mengembangkan usaha tersebut konsumen air minum yang
bergantung kepada upaya para mengurangi biaya kebutuhan sehari-
pengusaha itu sendiri memanfaatkan hari. Air minum isi ulang saat ini
ketrampilan bisnisnya untuk menjadi salah satu pilihan dalam
memuaskan pelanggan. memenuhi kebutuhan hidup
Wirausaha yang dimaksud masyarakat, karena selain lebih
adalah para pengusaha yang mandiri praktis (tidak perlu memasaknya
yang memiliki kebebasan dalam terlebih dahulu) air minum jenis ini
memilih karier sesuai dengan bidang juga dianggap lebih higienis.
usaha yang diminatinya serta dapat Tingginya minat masyarakat
menciptakan lapangan pekerjaan dalam mengkonsumsi air minum isi
baru tanpa harus bergantung kepada ulang serta mahalnya harga air
orang lain mulai dari menciptakan minum isi ulang kemasan dengan
ide, menetapkan tujuan, sampai pada merek ternama yang diproduksi
pencapaian kepuasan. industry besar yang dapat mencapai
Wirausaha juga memiliki 3 kali lipat dari harga produk si
pengetahuan tentang apa yang depot air minum isi ulang
diketahui juga segala bentuk mendorong tumbuh dan berkembang
informasi yang diolah dan berproses pesatnya depot air minum isi ulang
dalam ranah kognitif berupa ingatan diberbagai tempat terutama di kota-
dan pemahaman tentang cara kota besar.
berusaha sehingga menimbulkan Air merupakan kebutuhan
keberanian mengambil resiko secara dasar bagi kehidupan sehari-hari,
rasional dan logis dalam menangani bagai sumber kehidupan itu sendiri.
suatu usaha. Dengan demikian dapat Pemakaiannya sekarang terus
disimpulkan bahwa wirusahaan yang meningkat untuk memenuhi
memiliki pengetahuan tentang ilmu kebutuhan hidup dengan sumber air
kewirausahaan dan kemandirian yang berkualitas tinggi. Air minum,
pribadi akan meningkatkan tetap menjadi kebutuhan pokoksetiap
kinerjanya dalam berwirausaha. orang, kapanpun dan dimanapun.
Air minum isi ulang adalah Oleh karena itu usaha air minum isi
salah satu jenis air minum yang ulang tetap bergairah dan tetap

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 66-


prospek, apalagi jika kualitas dan Rumusan Masalah.
higienitas air tanah di kawasan Berdasarkan latar belakang
tersebut tercemar dan rendah. yang telah diuraikan tersebut, maka
Daerah Jayapura adalah salah penulis merumuskan masalah
satu contoh kawasan yang memiliki sebagai berikut:
kebutuhan air yang cukup banyak. 1. Apakah terdapat pengaruh
Oleh karena itu banyak pengusaha pengetahuan keweirausahaan
air minum is iulang yang membuka terhadap kinerja usaha ?
usaha di wilayah tersebut. 2. Apakah terdapat pengaruh
Kebutuhan masyarakat akan air kemandirian pribadi terhadap
bersih yang sehat, hemat dan praktis kinerja usaha ?
yang tidak pernah ada batasnya 3. Apakah pengetahuan
membuat mereka semakin yakin kewirausahaan dan kemandirian
untukmembuat usaha depot air pribadi berpengaruh secara
minum isi ulang. Banyaknya usahas simultan terhadap kinerja
erupa yang ada di wilayah tersebut pengusaha depot air minum isi
tidak membuat mereka ulang di Kota Jayapura ?
mengurungkan niatnya untuk terus
berusaha. Tujuan Penelitian
Pengetahuan kewirausahaan 1. Untuk mengetahui Apakah
dan kemandirian pribadi yang terdapat pengaruh pengetahuan
mempengaruhi semangat kerja, keweirausahaan terhadap kinerja
kualitas kerja, produk unggulan, usaha ?
akuntabilitas serta keberhasilan 2. Untuk mengetahui Apakah
seorang pengusaha akan diuj iapakah terdapat pengaruh kemandirian
mempengaruhi kinerja usaha yang pribadi terhadap kinerja usaha ?
dimiliki oleh pengusaha air minum 3. Untuk mengetahui Apakah
isi ulang di Kota Jayapura. (Riyanti, terdapat pengaruh pengetahuan
2003:7) kewirausahaan dan kemandirian
Berdasarkan uraian pribadi secara simultan terhadap
tersebut, penulis tertarik untuk kinerja pengusaha depot air
melakukan penelitian pada minum isi ulang di Kota
pengusaha air minum isi ulang di Jayapura ?
Kota Jayapura dengan judul:
”Pengaruh Pengetahuan Manfaat Penelitian
Kewirausahaan dan Kemandirian Hasil penilaian ini di harapkan
Pribadi terhadap Kinerja Usaha dapat memberikan kegunaan dan
(Studi Kasus Pada Pengusaha Depot manfaat sebagai berikut :
Air Minum Isi Ulang Di Kota 1) Bagi pelaku usaha, penelitian ini
Jayapura)” diharapkan dapat menjadi
pedoman untuk meningkatkan
kemampuan diri melalui keikut
sertaan dalam pelatihan-
pelatihan pengembangan usaha.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 67-


Serta memberikan tambahan semakin seorang pengusaha
informasi bagi pengusaha agar memiliki pengetahuan
dapat mengembangkan kewirausahaan dan memiliki
usahanya.. kemandirian pribadi, maka ia akan
2) Bagi pemerintah daerah, hasil semakin berkualitas dalam
penelitian ini diharapkan dapat menampilkan kinerja. Dengan
menjadi bahan pertimbangan bagi demikian dapat disimpulkan bahwa
pemerintah daerah dalam masing-masing variabel tersebut
membina usaha kecil khususnya (pengetahuan kewirausahaan dan
pada usaha air minum isi ulang. kemandirian pribadi) memiliki
pengaruh pada kinerja usaha.
Kerangka Konseptual Berdasarkan uraian tersebut
Kerangka konseptual maka dibuat kerangka konseptual
merupakan sintesa tentang hubungan sebagai berikut:
antara variabel yang disusun dari
berbagai teori yang telah Kerangka Konseptual
dideskripsikan (Sugiyono, 2005), PENGETAHUAN
KEWIRAUSAHAAN
dengan demikian dalam rangka (X1)
penelitian ini dikemukakan variabel KINERJA
USAHA
yan akan diteliti yaitu pengetahuan (Y)
kewirausahaan dan kemandirian KEMANDIRIAN
pribadi sebagai variabel bebas dan PRIBADI
(X2)
kinerja usaha sebagai variabel
terikat.
Pengetahuan kewirausahaan
adalah keseluruhan apa yang Hipotesis
diketahui tentang segala bentuk ”Hipotesis merupakan
informasi yang diolah dan berproses jawaban sementara terhadap
dalam ranah kognitif berupa ingatan rumusan masalah penelitian”
dan pemahaman tentang cara (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan
berusaha sehingga menimbulkan perumusan masalah diatas,
keberanian mengambil resiko secara makapeneliti merumuskan hipotesis
rasional dan logis dalam menangani sebagai berikut:
suatuusaha (Ranto, 2007:22). 1. Pengetahuan kewirausahaan
Kemandirian pribadi adalah berpengaruh terhadap kinerja
kekuatan diri dalam upaya untuk pengusaha depot air minum isi
menciptakan lapangan pekerjaan ulang di kota Jayapura.
baru tanpa harus bergantung kepada 2. Kemandirian pribadi
orang lain, mulai dari menciptakan berpengaruh terhadap kinerja
ide, menetapkan tujuan, sampai pada pengusaha depot air minum isi
pencapaian kepuasan (Ranto, ulang di kota Jayapura.
2007:24). 3. Pengetahuan kewirausahaan dan
Berdasarkan kedua uraian kemandirian pribadi
diatas dapat disimpulkan bahwa berpengaruh secara simultan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 68-


terhadap kinerja pengusaha seluruh populasi yang ada dijadikan
depot air minum isi ulang di sebagai objek penelitian, sehingga
kota Jayapura. responden yang digunakan pada
penelitian ini berjumlah 12 orang
Jenis dan Rancangan Penelitian (Sugiyono, 2005:78).
Jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian Variabel
berbentuk deskriptif, dimana 1. Identivikasi Variabel Penelitian
penelitian ini akan Berikut identifikasi variabel-
menggambarkan fenomena atau variabel yang akan diteliti, yaitu:
karakteristik data yang tengah Pengetahuan kewirausahaan (X1),
berlangsung pada saat penelitian Kemandirian pribadi (X2) dan
ini dilakukan atau selama kurun Kinerja usahai (Y)
waktu tertentu untuk menguji dan 2. Definisi Variabel Penelitian
menjawab pertanyaan mengenai Pada penelitian ini variabel-
status terakhir dari subyek penelitian variabel yang dioperasionalkan
(Travers (1978) dalam Husein Umar adalah semua variabel yang
(2005:381). termasuk dalam hipoitesis yang
telah dirumuskan. Untuk
Lokasi Dan Waktu Penelitian memberikan gambaran yang jelas
Lokasi penelitian dilakukan dan memudahkan pelaksanaan
di wilayah Jayapura. Objek dari penelitian maka perlu definisi
penelitian ini adalah pengusaha variabel yang akan diteliti sebagai
depot air isi ulang di wilayah Kota berikut:
Jayapura a) Variabel Bebas (X)
variabel yang mempengaruhi
Populasi Dan Sampel atau yang menjadi sebab
Menurut Sugiyono (2005:72), perubahannya atau timbulnya
populasi adalah wilayah yang terdiri variabel terikat” (Sugiyono,
atas: objek/subjek yang mempunyai 2005:33).
kualitas dan karakteristik tertentu Adapun yang menjadi variabel
yang ditetapkan oleh peneliti untuk bebas adalah:
dipelajari dan kemudian ditarik Pengetahuan kewirausahaan
kesimpulannya. Jadi populasi bukan (X1)
hanya orang, tetapi juga objek dan Pengetahuan kewirausahaan
benda-benda alam yang lain. adalah segala sesuatu yang
Populasi yang digunakan perlu diketahui mengenai
dalam penelitian ini adalah semua kewirausahaan yang diperoleh
pengusaha air minum isi ulang yang dari sumber-sumber informasi.
masih berada dalam wilayah Kota Dengan indikator: pengetahuan
Jayapura yang berjumlah 30 orang. langsung (pengalaman sendiri),
Metode yang digunakan dan pengetahuan tidak
adalah menggunakan metode langsung (pengalaman orang
Sampling Jenuh (sensus), artinya lain).

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 69-


Kemandirian pribadi (X2) kewirausahaan dan kemandirian
Didefenisikan sebagai pribadi terhadap kinerja usaha.
kekuatan diri dalam upaya Penelitian ini
untuk menciptakan lapangan menggunakan skala Likert
kerja baru tanpa harus digunakan untuk mengukur
bergantung kepada orang lain, sifat, pendapat dan persepsi
mulai darimenciptakan ide, seseorang ataupun kelompok
menetapkan tujuan, sampai orang tentang fenomena sosial
pada pencapaian kepuasan. (Umar, 2008:98).
Dengan indikator: kebebasan b. Wawancara, dimana terjadi
berpikir, keberanian proses interaksi dan komunikasi
menghadapi tantangan, antara pewawancara dengan
kedewasaan dan keterampilan responden atau informan untuk
menentukan skala prioritas. memperoleh gambaran tentang
b) Variabel terikat masalah yang terdapat dalam
Variabel terikat merupakan rumusan masalah.
variabel yang dipengaruhi atau c. Studi kepustakaan (library
yang menjadi akibat, karena Research)
adanya variabel bebas” Penelitian pustaka
(Sugiyono, 2005:33). Adapun merupakan teknik pengumpulan
yang menjadi variabel terikat data melalui teks-teks tertulis
adalah: maupun soft copy seperti buku
Kinerja Usaha (Y) e-book artikel-artikel dalam
Kinerja usaha adalah jurnal, laporan, makalah, tesis
serangkaian capaian hasil kerja dan skripsi yang dipublikasikan
seorang pengusaha melakukan pemerintah dan lain-lain. Bahan
kegiatan usaha, baik dalam pustaka yang berupa soft copy
pengembangan produktivitas tersebut biasanya diperoleh dari
maupun kesuksesan dalam hal sumber-sumber internet yang
pemasaran, sesuai dengan dapat diakses secara online.
wewenang dan tanggung Pengumpulan data melalui studi
jawabnya. Dengan indikator: pustaka menjadi bagian yang
semangat kerja, kualitas kerja, penting dalam penelitian ketika
produk unggulan, keberhasilan peneliti menuliskan untuk
dan akuntabilitas (sebenarnya), melakukan kajian pustaka dalam
realible (dapat dipercaya), dan menjawab rumusan masalahnya.
objektif (sesuai dengan Pendekatan studi pustaka sangat
kenyataan). umum dilakukan dalam
a. Kuesioner penelitian karena peneliti tidak
Kuesioner yaitu dengan perlu mencari data dengan
memberikan sejumlah terjun langsung ke lapangan
pertanyaan tertulis kepada para tetapi cukup dengan
pengusaha tentang persepsi mengumpulkan dan
mengenai pengetahuan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 70-


menganalisis data yang tersedia Jika r alpha positif atau > r tabel
dalam pustaka. maka pernyataan reliabel.Jika r
Data sekunder adalah data alpha negative atau < r tabel maka
yang diperoleh secara tidak pernyataan tidak reliabelUji
langsung, yaitu dengan cara validitas dan reliabilitas dilakukan
mengutip atau mencatat dari 15 responden di luar sampel
dokumen-dokumen yang berupa data penelitianyaitu Depot Air Minum
statistik, arsip, gambar, maupun Isi Ulang yang berada di wilayah
grafik dari Pemerintah Daerah, Kota Jayapura.
perusahaan ataupun sumber lainnya
yang valid. Dokumen yang dipilih Uji Analisis
harus memiliki 1 Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan
Uji Validitas dan Reliabilitas untuk mengetahui distribusi data
1 Validitas dalam variabel yang digunakan
Valid artinya data yang dalam penelitian.
diperoleh melalui koesioner dapat Data yang baik dan layak
menjawab tujuan penelitian. digunakan dalam penelitian
Maka Sebelum instrumen adalah data yang memiliki
digunakan terlebih dahulu distribusi normal
dilakukan uji validitas dan (Nugroho,2005:18). Untuk
reliabilitas. menguji apakah distribusi
Pengujian validitas instrumen normal atau tidak dapat dilihat
dilakukan dengan menggunakan melalui normal probability plot
program SPSS 16.0 for window dengan membandingkan
dengan kriteria sebagai berikut: distribusi kumulatif dan
a. Jika r hitung> r tabel, maka distribusinormal.
pernyataan tersebut dinyatakan Data normal akan
valid. membentuk satu garis lurus
b. Jika r hitung<rtabel, maka diagonal, dan ploting data akan
pernyataan tersebut dinyatakan dibandingkan dengan garis
tidak valid. diagonal.
Jika distribusi data adalah
2 Reliabilitas normal, maka garis yang
Reliabel artinya data yang menggambarkan data
diperoleh melalui koesioner sesungguhnya akan mengikuti
hasilnya konsisten bila digunakan garisdiagonalnya (Ghozali,
penelitian lain. Pengujian 2005: 110).
dilakukan dengan SPSS 21.0 for Selain itu untuk menguji
window. Butir pertanyaan yang normalitas residual dengan
sudah dinyatakan valid dalam uji menggunakan uji statistik non-
validitas akan ditentukan parametrik Kolmogrov-Smirnov
reliabilitasnya dengan kriteria (KS). Jika hasil Kolmogrov-
sebagai berikut: Smirnov menunjukkan nilai

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 71-


signifikan diatas 0,05 maka yang telah di-studentized
data residual terdistribusi dengan (Ghozali, 2005).
normal. Sedangkan, jika hasil Jika ada pola tertentu
Kolmogrov-Smirnov seperti titik-titik yang ada
menunjukkan nilai signifikan membentuk pola tertentu yang
dibawah 0,05 maka data residual teratur (bergelombang, melebar
terdistribusi tidak normal kemudian menyempit), maka
(Ghozali, 2005). mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada
2 Uji heterokedastisitas pola yang jelas, serta titik-titik
Uji Heteroskedastisitas, menyebar di atas dan di bawah
bertujuan untuk menguji apakah angka 0 pada sumbu , maka tidak
dalam model regresi terjadi terjadi heteroskedastisitas
perbedaan variance residual (Ghozali, 2005).
suatu periode pengamatan ke 3 Uji multikolinearitas
periodepengamatan yang lain. Uji Multikolinieritas, diperlukan
Jika variance residual satu untuk mengetahui apakah ada
pengamatan ke pengamatan tidaknya variabel independen
yang lain tetap, maka disebut yang memiliki kemiripan
Homoskedastisitas dan jika dengan variabel independen lain
berbeda disebut dalam satu model (Nugroho,
Heteroskedastisitas. Model 2005: 58). Selain itu deteksi
regresi yang baik adalah model terhadap multikoliniearitas juga
regresi yang memiliki kesamaan bertujuan untuk menghindari
variance residual suatu periode bias dalam proses pengambilan
pengamatan dengan pengamatan keputusan mengenai pengaruh
yang lain, atau homokesdastisitas pada uji parsial masing-masing
dan tidak terjadi variabel independen terhadap
Heteroskedastisitas (Ghozali, variabel dependen. Deteksi
2005). multikolinieritas pada suatu
Uji ini dapat dilakukan model dapat dilihat jika nilai
dengan melihat grafik plot Variance Inflation Factor (VIF)
antara nilai prediksi variabel tidak lebih dari 10 dan nilai
terikat (dependen) yaitu ZPRED Tolerance tidak kurang dari
dengan residualnya SRESID. 0,1, maka model tersebut dapat
Deteksi ada tidaknya dikatakan terbebas dari
heteroskedastisitas dapat multikolinieritas. VIF =
dilakukan dengan melihat ada 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka
tidaknya pola tertentu pada grafik Tolerance = 1/10 = 0,1.
scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah
Y yang telah diprediksi dan
sumbu X adalah residual (Y
prediksi – Y sesungguhnya)

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 72-


Metode Analisis Data 1) Uji F (Uji Serentak)
1 Metode Analisis Deskriptif Uji F dilakukan untuk
Penyajian statistik mengetahui apakah secara
deskriptif bertujuan untuk serentak variabel bebas
melihat profil dari data mempunyai pengaruh
penelitian tersebut dengan signifikan atau tidak terhadap
hubungan yang ada antar variabel terikat. Model
variabel yang digunakan dalam hipotesis yang digunakan
penelitian tersebut. Dalam dalam penelitian ini adalah:
penelitian ini variabel yang H0:β1=β2=0, artinya variabel
digunakan adalah pengetahuan bebas secara bersama-sama
kewirausahaan, kemandirian tidak berpengaruh signifikan
pribadi dan kinerja usaha. terhadap variabel terikat.
H0:β1≠β2≠0, artinya variabel
2 Analisis Regresi Linear bebas secara bersama-sama
Berganda berpengaruh signifikan
Metode analisis regresion terhadap variabel terikat.
linear berganda digunakan Nilai Fhitungakan dibandingkan
mengetahui seberapa besar dengan nilai Ftabel. Kriteria
pengaruh variabel bebas pengambilan keputusan yaitu:
(pengetahuan kewirausahaan dan H0 diterima bila Fhitung<Ftabel
kemandirian pribadi) terhadap pada α = 5% atau Sig > α =
variabel terikat (kinerja usaha). 0,05.
H0 ditolak bila Fhitung>Ftabel pada
Model regresi linear berganda α = 5% atau Sig < α = 0,05.
digunakan: 2) Uji T (Parsial)
Y= β0 + β1X1 + β2X2 + e Uji t bertujuan untuk
Dimana : melihat secara parsial apakah ada
Y = Skor tingkat kinerja usaha pengaruh yang signifikan dari
β0 = Konstanta variabel bebas (X1,X2) terhadap
β1, β2 = Koefisien regresi variabel terikat (Y). bentuk
X1 = variabel pengetahuan pengujiannya adalah:
kewirausahaan H0:β1, β2=0, artinya variabel
X2 = variabel kemandirian bebas secara parsial tidak
pribadi berpengaruh signifikan terhadap
E = Skala error variabel terikat.
Untuk analisis dan H0: β1, β2≠0, artinya variabel
pengujian hipotesis, data diolah bebas secara parsial berpengaruh
secara statistik dengan signifikan terhadap variabel
menggunakan alat bantu program terikat.
statistik SPSS (Statistical Product Nilai thitung dibandingkan dengan
and Service Solution). Data – data nilai ttabel . Kriteria pengambilan
yang telah diperoleh kemudian keputusan yaitu:
diuji dengan:

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 73-


H0 diterima jika thitung<ttabel pada = Berdasarkan hasi Uji t dapat
5% atau Sig > α = 0,05 disimpulkan pula bahwa
H0 ditolak jika thitung>ttabel pada = Pengetahuan Kewirausahaan (X1)
5%. atau Sig < α = 0,05 dan Kemandirian Pribadi nilai t hitung
3) Pengujian koefisien determinan variabel pengetahuan kewirausahaan
(R2) sebesar 2,520 dengan p = 0,018
Determinan digunakan untuk (p<0,05), maka hipotesis yang yang
melihat seberapa besar pengaruh diajukan pada penelitian ini yaitu
variabel bebas terhadap terikat. pengetahuan kewirausahaan
Dengan kata lain koefisien berpengaruh terhadap kinerja
determinan digunakan untuk pengusaha depot air minum isi ulang
mengukur besarnya pengaruh di Kota Jayapura, diterima artinya
variabel bebas yang diteliti semakin baik pengetahuan
(X1,X2) yaitu pengetahuan kewirausahaan maka kinerja usahai
kewirausahaan dan kemandirian juga semakin baik. (X2) nilai t hitung
pribadi terhadap variabel terikat variabel kemandirian pribadi sebesar
yaitu kinerja usaha (Y). Koefisien 2,971 dengan p = 0,006 (p<0,05),
determinan (R2) berkisar antara maka hipotesis yang yang diajukan
nol sampai dengan satu pada penelitian ini yaitu kemandirian
(0≤R2≤1).Hal ini berarti bila pribadi berpengaruh terhadap kinerja
R2= 0 menunjukkan tidak adanya pengusaha depot air minum isi ulang
pengaruh variabel bebas terhadap di Kota Jayapura, diterima artinya
variabel terikat dan bila R2 semakin baik kemandirian pribadi
mendekati 1 menunjukkan maka kinerja usahai juga semakin
semakin kuatnya pengaruh baik.
variabel bebas terhadap variabel Selain itu kematangan dalam
terikat. pengalaman berwirrausaha juga
ditunjukkan dengan memiliki usaha
Pembahasan lain selain toko emas dan permata.
Penelitian ini bertujuan untuk Seorang wirausaha yang berbekal
mengetahui pengaruh pengetahuan pengetahuan dan keterampilan akan
kewirausahaan dan kemandirian selalu mencari peluang dan
pribadi terhadap kinerja usaha pada terobosan baru untuk meningkatkan
pengusaha depot air minum isi ulang kinerja usahanya. Semakin seorang
di kota Jayapura. Hasil penelitian ini pengusaha memiliki pengetahuan
menunjukkan bahwa Pengetahuan kewirausahaan semakin mampu pula
Kewirausahaan (X1) dan pengusaha menampilkan kualitas
Kemandirian Pribadi (X2) secara kinerjanya yang berati semakin
serentak mempengaruhi Kinerja tinggi pengetahuan kewirausahaan
Usaha (Y). Hal ini dapat dilihat dari maka semakin tinggi pula kinerja
hasil uji F, Fhitung > Ftabel, yaitu dalam menjalankan usaha baik dari
11,546 > 3,34 dengan nilai segi pengembangan maupun
signifikan 0,000 < 0,05. sasarannya.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 74-


Seorang wirausaha harus usaha terbilang cukup erat. Sehingga
menerapkan dan mengembangkan dalam memaksimalkan kinerja
kemandirian dalam menjalankan usaha, pengetahuan kewirausahaan
usaha sehingga dapat mencapai dan kemandirian pribadi perlu untuk
kinerja usaha yang baik. dimiliki dan diterapkan oleh
Kemandirian merupakan totalitas wirausaha.
pribadi yang ada pada setiap Penelitian ini sesuai dengan
individu. Loyalitas terhadap penelitian yang dilakukan oleh
pekerjaan yang dihadapi dan Sudiarta, dkk (2014) dengan judul
kreativitas untuk mencapai peluang “Analisis Faktor-Faktor Yang
serta kesadaran terhadap profesi Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro
akan mengarahkan setiap individu Kecil Dan Menengah (UMKM) di
secara pasti pada kebebasan berpikir. Kabupaten Bangli” yang
Maka seorang pengusaha yang menunjukkan faktor yang paling
memiliki kemandirian pribadi akan dominan mempengaruhi kinerja
selalu menjaga dirinya secara moral UMKM di Kabupaten Bangli adalah
untuk melakukan tanggung factor internal yang meliputi
jawabnya dengan berpegang teguh pemasaran, akses permodalan,
pada norma dan nilai yang kemampuan berwirausaha, SDM,
dimilikinya. Artinya, semakin tinggi pengetahuan keuangan dan rencana
kemandirian pribadi maka semakin bisnis, dimana variabel pengetahuan
tinggi pula kinerja usaha yang kewirausahaan dan kemandirian
dicapai. pribadi termasuk ke dalam faktor
Koefisien Determinasi (R2) internal yang mempengaruhi kinerja
diperoleh dari nilai Adjusted R usaha.
Square sebesar 0,421 berarti 42,1%
kinerja usaha dipengaruhi cukup erat Kesimpulan
oleh pengetahuan kewirausahaan dan Berdasarkan dengan hasil
kemandirian pribadi sedangkan penelitian dan pembahasan, maka
57,9% sisanya dijelaskan oleh dapat disimpulkan sebagai berikut:
variabel lain yang tidak dimasukkan 1. Variabel Pengetahuan
dalam model penelitian ini. Kewirausahaan memiliki
Determinasi, hasil penelitian pengaruh terhadap Kinerja Usaha
menunjukkan bahwa pengetahuan (Studi Kasus Pada Pengusaha
kewirausahaan dan kemandirian Depot Air Minum Isi Ulang Di
pribadi berpengaruh positif dan Kota Jayapura).
signifikan terhadap kinerja usaha. 2. Variabel Kemandirian Pribadi
Hasil penelitian ini juga memiliki pengaruh terhadap
menunjukkan hubungan atau Kinerja Usaha (Studi Kasus Pada
keterkaitan (R) antara pengetahuan Pengusaha Depot Air Minum Isi
kewirausahaan dan kemandirian Ulang Di Kota Jayapura)
pribadi terhadap kinerja usaha 3. Variabel Pengetahuan
sebesar 62,3%. Nilai keterkaitan (R) Kewirausahaan dan variabel
antar variabel ini terhadap kinerja Kemandirian Pribadi secara simultan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 75-


berpengaruh signifikan terhadap pribadi seperti inovasi, kreatif,
Kinerja Usaha para pengusaha Depot bekerja keras, displin dan
Air Minum Isi Ulang di Kota berkomitmen untuk semakin
Jayapura. memperkuat penilaian terhadap
kinerja usaha.
Saran
Berdasarkan dengan hasil DAFTAR PUSTAKA
penelitian dan kesimpulan, maka
dapat disarankan sebagai berikut: Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi
1. Penelitian ini telah menunjukkan Analisis Multivariate dengan
bahwa Pengetahuan Program SPSS. Edisi ke-tiga.
Kewirausahaan dan kemandirian Badan Penerbit Universitas
pribadi memiliki pengaruh Dipenogoro, Semarang
terhadap peningkatan Kinerja Hutagalung, Raja Bongsu &
Usaha pada Depot Air Minum Isi Situmorang Syafrizal
Ulang di Kota Jayapura Helmi. 2008. Pengantar
diharapkan Pemerintah dapat Kewirausahaan. Medan:
melakukan pelatihan dan USU Press.
pengembangan usaha kecil Depot Kasmir. 2006. Kewirausahaan .
Air Minum Isi Ulang sehingga Jakarta: Raja Grafindo
ekonomi masyarakat meningkat, Persada.
baik per kabupaten maupun Mathis, Robert L dan Jackson, John
kecamatan agar dapat menambah H. 2009. Manajemen Sumber
Pengetahuan Kewirausahaan para Daya Manusia Buku I.
pengusaha sehingga dapat Terjemahan oleh Jimmy Sadeli
meningkatkan kinerja Usaha pada dan Bayu Prawira Hie. 2006.
pengusaha Depot Air Minum Isi Jakarta : Salemba Empat.
Ulang di Kota Jayapura Nugroho, Bhuono Agung. 2005.
2. Pengetahuan Kewirausahaan dan Strategi Jitu Memilih Metode
Kemandirian Pribadi memiliki Penelitian Statistik Penelitian
pengaruh signifikan terhadap Dengan SPSS. Yogyakarta.
Kinerja Usaha, untuk itu para Pitoyo, 2005.Dua Jam Anda Tahu
pengusaha diharapkan dapat lebih Cara Memastikan Air yang
meningkatkan Pengetahuan Anda Minum Bukan Sumber
Kewirausahaan dan Kemandirian Penyakit, Solo.
Pribadi dengan ikut berpartisipasi Ranto, Dr. Basuki. 2007. ”Korelasi
dalam seminar-seminar usaha antara Motivasi, Knowledge
yang dilakukan oleh Lembaga of Enterpreneurship dan
Pendidikan mapun Praktisi- Independensi dan The
praktisi bisnis. Enterpreneur’s Performance
3. Untuk penelitian selanjutnya pada Kawasan Industri Kecil.”
dapat dianalisis pengaruh faktor- Jurnal Usahawan No. 10
faktor selain pengetahuan Tahun XXXVI Oktober 2007.
kewirausahaan dan kemandirian

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 76-


Rivai, Veithzal. 2009. Manajemen Lintasan Sejarah. Bandung:
Sumber Daya Manusia untuk CV Pustaka Setia.
Perusahaan: dari Teori ke Sugiyono. 2005. Metode Penelitian
Praktik. Jakarta: PT Grafindo Bisnis. CV Alvabeta,
Persada. Bandung.
Riyanti,BDP.2003. Kewirausahahan Suryana.2003. Kewirausahaan,
Dari Sudut Pandang Pedoman Praktis. Kiat dan
PsikologiKepribadian. Jakarta: Proses Menuju Sukses.
Penerbit Grasindo. Jakarta: Penerbit Salemba
Robbins, Stephen P. 2010. Perilaku Empat.
Organisasi. Edisi Bahasa Umar, Dr. Husein S.E., MBA.,
Indonesia. Jakarta. PT Indeks M.M.2008. Metode
Gramedia Penelitian untuk Skripsi dan
Sastrohardiwirjo, Siswanto. 2002. Tesis Bisnis. Edisi Kedua.
Manajemen Tenaga Kerja Jakarta: PT RajaGrafindo
Indonesia, Jakarta: Bumi Persada
Aksara. Widayana, Lendy. 2005. Knowledge
Silalahi (2007), melakukan Management Meningkatkan
penelitian yang berjudul Daya Saing Bisnis. Malang:
“Pengaruh Pengetahuan Bayumedia.
Kewirausahaan, Motif Wibowo. 2007 Manajemen
Berprestasi, Dan Perubahan. Jakarta : Raja
Kemandirian Pribadi Grafindo Persada
Terhadap Perilaku Wirawan, 2009, Ev.aluasi Kinerja
Kewirausahaan (Kasus Sumber Daya Manusia:
Warnet Di Padang Bulan)”. Teori, Aplikasi, dan
Sobur, Drs. Alex M.si.2003. Penelitian, Penerbit Salemba
Psikologi Umum dalam Empat.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 77-


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015

Ratna Catur Prasetyaningrum, Zakaria


Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua
ratna_rcp@yahoo.com

Abstrak

Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan
juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas
investasi yang dilakukannya. Return on Asset (ROA) yang dapat menggambarkan
kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan dapat menghasilkan laba. Debt
to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga
produk-produk secara keseluruhan. Tujuan penelitian untuk menganalisa
pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Inflasi secara
parsial terhadap return saham. Selain itu, untuk menganalisa pengaruh Return
on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Inflasi secara simultan
terhadap return saham. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real
estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-
2015. Data penelitian berasal dari Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia
(BEI). Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling dan diperoleh
jumlah sampel sebanyak 85 sampel. Teknik analaisis yang digunakan untuk
menguji hipotesis adalah regresi linier berganda.Hasil penelitian membuktikan
Return on Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham. Sementara Debt to Equity Ratio (DER) dan inflasi tidak berpengaruh
terhadap return saham. Secara simultan Return on Asset (ROA), Debt to Equity
Ratio (DER), dan Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham.
Kata kunci : Return saham, ROA, DER, Inflasi

PENDAHULUAN memaksimalkan return, tanpa


Menurut Tandelilin (2010), melupakan faktor risiko investasi
investasi adalah komitmen atas yang harus dihadapinya. Return
sejumlah dana atau sumber daya merupakan salah satu faktor yang
lainnya yang dilakukan pada saat ini, memotivasi investor berinvestasi dan
dengan tujuan memperoleh sejumlah juga merupakan imbalan atas
keuntungan di masa datang. Tujuan keberanian investor menanggung
investor dalam berinvestasi adalah

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 78-


risiko atas investasi yang dengan pertambahan jumlah
dilakukannya. penduduk serta bertambahnya
Pasar modal adalah pertemuan kebutuhan manusia akan tempat
antara pihak yang memiliki tinggal, perkantoran, pusat
kelebihan dana dengan pihak yang perbelanjaan, taman hiburan dan
membutuhkan dana dengan cara lain-lain (Sinambela, 2013)
memperjualbelikan sekuritas. Menurut Tandelilin (2010), dari
Sementara tempat terjadinya jual- sudut pandang investor salah satu
beli sekuritas disebut bursa efek. indikator penting untuk menilai
Oleh karena itu, bursa efek prospek perusahaan di masa datang
merupakan arti dari pasar modal adalah dengan melihat pertumbuhan
secara fisik. Pasar modal Indonesia profitabilitas perusahaan. Indikator
memiliki peran besar bagi ini sangat penting diperhatikan untuk
perekonomian negara. Dengan mengetahui investasi yang akan
adanya pasar (capital market), dilakukan investor di suatu
investor sebagai pihak yang perusahaan mampu memberikan
memiliki dana dapat return yang sesuai dengan tingkat
menginvestasikan dananya pada yang diisyaratkan investor. Untuk itu
berbagai sekuritas dengan harapan bisa menggunakan rasio
memperoleh imbalan (return). profitabilitas, yaitu Return on Asset
Perusahaan sebagai pihak yang (ROA) yang dapat menggambarkan
memerlukan dana dapat kemampuan aset-aset yang dimiliki
memanfaatkan dana tersebut untuk perusahaan dapat menghasilkan laba.
mengembangkan proyek-proyeknya. Jika Return On Asset (ROA)
(Tandelilin, 2010). semakin meningkat, maka kinerja
Perusahaan property dan real perusahaan juga semakin membaik,
estate pada zaman ini sedang karena tingkat kembalian semakin
berkembang pesat. Perkembangan meningkat (Hardiningsih dan
industri property saat ini juga Suryanto, 2002). Penelitian
menunjukkan pertumbuhan yang mengenai pengaruh Return On Asset
sangat meyakinkan. Hal ini ditandai (ROA) terhadap return saham yang
dengan berkembangnya memiliki hasil yang tidak konsisten,
pembangunan perumahan, antara lain : Arista dan Astohar
apartemen, perkantoran dan (2012) yang menemukan bahwa
perhotelan. Selain itu, perkembangan Return on asset (ROA) tidak
sektor property juga dapat dilihat berpengaruh signifikan terhadap
dari banyaknya real estate di kota- return saham. Anisa (2015)
kota besar. Bisnis property dan real menemukan bahwa Return on Asset
estate sering mengalami kenaikan (ROA) berpengaruh positif dan
harga. Kenaikan harga properti signifikan terhadap return saham.
disebabkan harga tanah yang Ada pula, Sudarsono dan Sudiyanto
cenderung naik, supply tanah bersifat (2016), yang menemukan bahwa
tetap sementara permintaannya akan pengaruh Return on Asset (ROA)
selalu bertambah besar seiring berpengaruh negatif dan tidak

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 79-


signifikan terhadap return saham Nidianti (2013), menemukan bahwa
adalah. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan dan positif
merupakan rasio yang digunakan terhadap return saham. Hasil
untuk menilai utang dengan ekuitas. penelitian ini tidak sejalan dengan
Rasio ini berguna untuk mengetahui Legiman, dkk (2015) yang
jumlah dana yang disediakan menyatakan bahwa Debt to Equity
peminjam (kreditor) dengan pemilik Ratio (DER) tidak mempunyai
perusahaan. Dengan kata lain, rasio pengaruh yang signifikan terhadap
ini berfungsi untuk mengetahui return saham.
setiap rupiah modal sendiri yang Faktor eksternal yang dapat
dijadikan untuk jaminan utang. Bagi mempengaruhi return saham adalah
bank (kreditor), semakin besar rasio inflasi. Menurut Tandelilin (2010),
ini akan semakin tidak inflasi adalah kecenderungan
menguntungkan karena akan terjadinya peningkatan harga
semakin besar risiko yang produk-produk secara keseluruhan.
ditanggung atas kegagalan yang Tingkat inflasi yang tinggi biasanya
mungkin terjadi di perusahaan. dikaitkan dengan kondisi ekonomi
Dalam praktiknya, apabila dari hasil yang terlalu panas (overheated).
perhitungan, perusahaan ternyata Artinya, kondisi ekonomi
memiliki rasio solvabilitas yang mengalami permintaan atas produk
tinggi, hal ini akan berdampak yang melebihi kapasitas penawaran
timbulnya risiko kerugian lebih produknya, sehingga harga-harga
besar, tetapi juga ada kesempatan cenderung mengalami kenaikan.
mendapat laba yang besar. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan
Sebaliknya, apabila perusahaan menyebabkan, penurunan daya beli
memiliki rasio solvabilitas lebih uang (purchasing power of money).
rendah tentu mempunyai kerugian Inflasi yang tinggi juga bisa
lebih kecil pula, terutama pada saat mengurangi tingkat pendapatan riil
perekonomian menurun. Dampak ini yang diperoleh investor dari
juga mengakibatkan rendahnya investasinya. Sebaliknya, jika tingkat
tingkat hasil pengembalian (return) inflasi suatu negara mengalami
pada saat perekonomian tinggi. Oleh penurunan, maka hal ini akan
karena itu, manajer keuangan merupakan sinyal yang positif
dituntut untuk mngelola rasio sebagai investor seiring dengan
solvabilitas dengan sebaiknya turunnya risiko daya beli uang dan
sehingga mampu menyeimbangkan risiko pendapatan riil. Nidianti
pengembalian yang tinggi dangan (2013) melakukan penelitian
tingkat risiko yang dihadapi mengenai pengaruh inflasi terhadap
(Kasmir,2016). Arista dan Astohar return saham. Hasil penelitiannya
(2012) menemukan bahwa Debt to menemukan bahwa inflasi
Equity Ratio (DER) memiliki berpengaruh positif dan signifikan
pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Hasil
tehadap return saham. Sementara, penelitian berbeda dengan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 80-


Sudarsono dan Sudiyanto (2016), 4. Apakah Return on Asset
yang menemukan bahwa inflasi (ROA), Debt to Equity Ratio
berpengaruh negatif signifikan (DER), dan inflasi berpengaruh
terhadap return saham. secara simultan terhadap Return
Dengan keberagaman hasil Saham pada Perusahaan Real
penelitian terdahulu, peneliti ingin Estate dan Property yang
menguji kembali tentang faktor – Terdaftar di Bursa Efek
faktor yang mempengaruhi return Indonesia Periode 2011-2015?
saham dengan penelitian yang
berjudul, ”Faktor-faktor yang Tujuan Penelitian
Mempengaruhi Return Saham 1. Untuk menganalisa pengaruh
pada Perusahaan Real Estate dan Return on Asset (ROA)
Property yang Terdaftar di Bursa terhadap Return saham pada
Efek Indonesia Periode 2011 - perusahaan Real Estate dan
2015 ”. Dalam penelitian ini faktor- Property yang terdaftar di Bursa
faktor yang mempengaruhi return Efek Indonesia Periode 2011-
saham menggunakan proksi Return 2015.
on Asset (ROA), Debt to Equity 2. Untuk menganalisa pengaruh
Ratio (DER), dan inflasi. Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap Return saham pada
Rumusan Masalah perusahaan Real Estate dan
Berdasarkan latar belakang Property yang terdaftar di Bursa
masalah diatas, maka dapat Efek Indonesia Periode 2011-
dirumuskan masalah pokok dalam 2015.
penelitian adalah sebagai berikut : 3. Untuk menganalisa pengaruh
1. Apakah Return on Asset (ROA) Inflasi terhadap Return saham
berpengaruh terhadap Return pada perusahaan Real Estate
Saham pada Perusahaan Real dan Property yang terdaftar di
Estate dan Property yang Bursa Efek Indonesia periode
Terdaftar di Bursa Efek 2011-2015.
Indonesia Periode 2011-2015 ? 4. Untuk menganalisa pengaruh
2. Apakah Debt to Equity Ratio Return on Asset (ROA), Debt
(DER) berpengaruh terhadap to Equity Ratio (DER), dan
Return Saham pada Perusahaan Inflasi secara simultan terhadap
Real Estate dan Property yang Return saham pada perusahaan
Terdaftar di Bursa Efek Real Estate dan Property yang
Indonesia Periode 2011-2015? terdaftar di Bursa Efek
3. Apakah inflasi berpengaruh Indonesia Periode 2011-2015.
terhadap Return Saham pada
Perusahaan Real Estate dan
Property yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode
2011-2015 ?

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 81-


penelitian membuktikan bahwa
Kegunaan Penelitian secara parsial variabel bebas faktor
1. Penelitian ini diharapkan dapat internal yang diproksikan dengan
memberikan wawasan dan ilmu Return on Asset (ROA) tidak
pengetahuan di bidang keuangan memiliki pengaruh signifikan dan
terutama tentang pasar modal. negatif terhadap return saham,
2. Dapat memberikan informasi variabel bebas faktor internal yang
kepada pihak – pihak yang diproksikan dengan Debt to Equity
berkepentingan (investor atau Ratio (DER) berpengaruh signifikan
calon investor) yang akan dan positif terhadap return saham.
menanamkan modalnya pada Sedangkan variabel bebas faktor
perusahaan real estate dan eksternal yang diproksikan dengan
property. inflation rate menunjukan bahwa
3. Penelitian ini diharapkan dapat inflation rate berpengaruh signifikan
dijadikan referensi dalam dan positif terhadap return saham,
penelitian selanjutnya, terutama variabel bebas faktor eksternal yang
penelitian yang berkaitan diproksikan dengan interest rate
dengan faktor-faktor yang menunjukan bahwa interest rate
mempengaruhi return saham. berpengaruh signifikan dan negatif
terhadap return saham. Hasil Uji F
Penelitian Terdahulu membuktikan bahwa variabel Return
Arista dan Astohar (2012), on Asset (ROA), Debt to Equity
meneliti tentang Analisis Faktor- Ratio (DER), Inflation rate, dan
faktor Yang Mempengaruhi Return Interest Rate secara serempak
Saham (Kasus pada Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan
Manufaktur yang Go Public di BEI terhadap return saham.
periode tahun 2005-2009). Hasil Farkhan dan Ika (2013),
penelitian diperoleh bahwa Return meneliti tentang Pengaruh Rasio
on Asset (ROA) dan Earning per Keuangan Terhadap Return Saham
Share (EPS) tidak mempunyai Perusahaan Manufaktur di Bursa
pengaruh yang signifikan terhadap Efek Indonesia (Studi Kasus Pada
return saham, Debt to Equity Ratio Perusahaan Manufaktur Sektor Food
(DER) terbukti mempunyai And Beverage). Hasil pengujian
pengaruh yang negatif dan signifikan tingkat signifikan (Uji T) atau parsial
tehadap return saham, dan price to menunjukan hanya variabel Return
book value (PBV) terbukti on Asset (ROA) dan Price Earning
mempunyai pengaruh yang positif Ratio (PER) yang mempunyai
dan signifikan terhadap return pengaruh signifikan terhadap return
saham. saham. Adapun variabel Current
Nidianti (2013), meneliti Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
tentang Pengaruh Faktor Internal dan (DER), dan Total Assets Turnover
Eksternal Perusahaan Terhadap (TAT) tidak mempunyai pengaruh
Return Saham Food and Beverages secara signifikan tehadap return
di Bursa Efek Indonesia. Hasil saham. Sedangkan hasil pengujian

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 82-


tingkat signifikansi (Uji F) atau membuktikan bahwa secara parsial :
simultan menunjukan bahwa Return on Asset (ROA) dan Debt to
variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
Equity Ratio (DER), Total Assets positif dan signifikan terhadap
Turnover (TAT), Return on Asset return saham, Current Ratio (CR)
(ROA), dan Price Earning Ratio tidak berpengaruh signifikan
(PER) berpengaruh signifikan terhadap return saham, Price
terhadap return saham. Earning Ratio (PER) tidak
Legiman, dkk.,(2015), meneliti berpengaruh signifikan dan bernilai
tentang Faktor-faktor Yang negatif terhadap return saham, Price
Mempengaruhi Return Saham pada Book Value (PBV) tidak
Perusahaan Agroindustry yang berpengaruh terhadap return saham.
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sudarsono dan Sudiyanto
Periode 2009-20012. Dari hasil uji (2016), meneliti tentang Faktor-
hipotesis secara simultan (Uji F) faktor yang Mempengaruhi Return
diperoleh hasil bahwa Return on Saham pada Perusahaan Property
Asset (ROA), Return on Equity dan Real Estate yang Terdaftar pada
(ROE) dan Debt to Equity Ratio Bursa Efek Indonesia Tahun 2009
(DER) berpengaruh signifikan s/d 2014. Hasil penelitian diperoleh
terhadap return saham. Sedangkan bahwa Inflasi berpengaruh negatif
dari uji hipotesis secara parsial (Uji signifikan terhadap return saham,
T) diperoleh hasil bahwa Return on tingkat suku bunga dan nilai tukar
Asset (ROA) berpengaruh signifikan Rupiah terhadap US Dollar
terhadap return saham, Return on berpengaruh positif signifikan
Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan
signifikan terhadap return saham, Return on Asset (ROA) berpengaruh
dan Debt to Equity Ratio (DER) negatif tidak tidak signifikan
terbukti mempunyai pengaruh yang terhadap return saham, Debt to
negatif dan signifikan terhadap Equity Ratio (DER) berpengaruh
return saham. negatif signifikan terhadap return
Anisa (2015), meneliti tentang saham, dan Ukuran Perusahaan
Analisis Faktor-faktor yang (size) berpengaruh positif tidak
Mempengaruhi Return Saham (Studi signifikan terhadap return saham.
Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Candradewi (2016), meneliti
Automative and Components yang tentang Pengaruh Kinerja Keuangan
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Terhadap Return Saham pada
Periode 2010-2014). Hasil Uji F Perusahaan LQ45 di BEI : Analisis
membuktikan bahwa Return on Regresi Satu Panel periode 2011-
Asset (ROA), Current Ratio (CR), 2015. Berdasarkan hasil uji statistik
Debt to Equity Ratio (DER), Price F dapat disimpulkan bahwa secara
Earning Ratio (PER), dan Price bersama-sama variabel Curent Ratio
Book Value (PBV) berpengaruh (CR), Return on Equity (ROE), Debt
signifikan secara simultan terhadap to Equity Ratio (DER), dan Total
return saham. Sedangkan hasil uji T Asset Turnover (TAT) berpengaruh

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 83-


secara signifikan terhadap variabel terima pasar. Dengan demikian,
return saham. Sedangkan dari hasil hubungan antara publikasi informasi
uji T menunjukan Curent Ratio (CR) baik laporan keuangan, kondisi
memiliki pengaruh negatif dan tidak keuangan ataupun social politik
signifikan terhadap return saham, terhadap fluktuasi volume
Return on Equity (ROE) memiliki perdagangan saham dapat dilihat
pengaruh positif dan signifikan dalam efisiensi pasar. Semua
terhadap return saham, Debt to investor memerlukan informasi
Equity Ratio (DER) memiliki untuk mengevaluasi risiko relative
pengaruh negatif dan tidak setiap perusahaan sehingga dapat
signifikan terhadap return saham, melakukan diversivikasi portofolio
Total Aset Turnover (TAT) memiliki dan kombinasi investasi dengan
pengaruh negatif dan tidak preferensi risiko yang diinginkan.
signifikan terhadap return saham. (Ikhsan dan Noch, 2016).

Landasan Teori Return on Asset (ROA)


Teori Signal Dari sudut pandang investor,
Teori signal menekankan salah satu indikator penting untuk
kepada pentingnya informasi yang menilai prospek perusahaan di masa
dikeluarkan oleh perusahaan datang adalah melihat pertumbuhan
terhadap keputusan investasi pihak profitabilitas perusahaan. Indikator
di luar perusahaan. Informasi ini sangat penting diperhatikan untuk
merupakan unsur penting bagi mengetahui investasi yang akan
investor dan pelaku bisnis karena dilakukan investor di suatu
informasi pada hakekatnya perusahaan mampu memberikan
menyajikan keterangan, catatan atau return yang sesuai dengan tingkat
gambaran baik untuk keadaan masa yang disyaratkan investor. Untuk itu
lalu, saat ini maupun keadaan masa bisa digunakan rasio Return on Asset
yang akan datang bagi kelangsungan (ROA) yang dapat menggambarkan
hidup suatu perusahaan dan kemampuan aset-aset yang dimiliki
bagaimana pasaran efeknya. perusahaan bisa menghasilkan laba.
Informasi yang lengkap, relevan, (Tandelilin, 2010)
akurat dan tepat waktu sangat Untuk mengukur Return on
diperlukan oleh investor di pasar Asset (ROA) bisa menggunakan
modal sebagai alat analisis untuk rumus sebagai berikut :
mengambil keputusan investasi.
Informasi yang dipublikasikan ROA =
sebagai suatu pengumuman akan
memberikan signal bagi investor Sumber : Fahmi (2015)
dalam pengambilan keputusan
investasi. Jika pengumuman tersebut Debt to Equity Ratio (DER)
mengandung nilai positif, maka Menurut Kasmir (2016), Debt
diharapkan pasar akan bereaksi pada to Equity Ratio (DER) merupakan
waktu pengumuman tersebut di rasio yang digunakan untuk menilai

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 84-


utang dengan ekuitas. Rasio ini sebagai investor seiring dengan
dicari dengan cara membandingkan turunnya risiko daya beli uang dan
antara seluruh utang, termasuk utang risiko pendapatan riil.
lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio Selanjutnya inflasi atau deflasi
ini berguna untuk mengetahui setiap bulan dihitung dengan
jumlah dana yang disediakan mengurangkan IHK suatu bulan
peminjam (kreditor) dengan pemilik dengan IHK bulan sebelumnya,
perusahaan. Dengan kata lain, rasio kemudian dibagi dengan IHK bulan
ini berfungsi untuk mengetahui sebelumnya dan dikalikan 100.
setiap rupiah modal sendiri yang Penghitungan inflasi atau deflasi ini
dijadikan untuk jaminan utang. dijabarkan dengan rumus sebagai
Rumus untuk menghitung Debt to berikut :
Equity Ratio (DER) dapat digunakan
perbandingan antara total utang Inf/Def =
dengan total ekuitas sebagai
berikut : Sumber : Kuncoro (2015)
Return Saham
DER = Menurut Fahmi (2015), return
adalah keuntungan yang diperoleh
Sumber : Kasmir (2016) oleh perusahaan, individu, dan
institusi dari hasil kebijakan
Inflasi investasi yang dilakukannya. Risk
Menurut Tandelilin (2010), dan return merupakan kondisi yang
inflasi adalah kecenderungan dialami oleh perusahaan, intitusi dan
terjadinya peningkatan harga individu dalam suatu periode
produk-produk secara keseluruhan. akuntansi. Dalam dunia investasi
Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikenal adanya hubungan kuat
dikaitkan dengan kondisi ekonomi anatara risk dan return, yaitu jika
yang terlalu panas (overheated). risiko tinggi maka return
Artinya, kondisi ekonomi (keuntungan) juga akan tinggi begitu
mengalami permintaan atas produk pula sebaliknya jika return rendah
yang melebihi kapasitas penawaran maka risiko juga akan rendah.
produknya, sehingga harga-harga Menurut Tandelilin (2010),
cenderung mengalami kenaikan. sumber-sumber investasi terdiri dari
Inflasi yang terlalu tinggi juga akan dua komponen return yang
menyebabkan, penurunan daya beli mencerminkan aliran kas atau
uang (purchasing power of money). pendapatan yang diperoleh secara
Inflasi yang tinggi juga bisa periodik dari suatu investasi.
mengurangi tingkat pendapatan riil Pengukuran return dapat
yang diperoleh investor dari diformulasikan sebagai berikut :
investasinya. Sebaliknya jika tingkat
inflasi suatu Negara mengalami Capital gain / Capital Loss =
penurunan, maka hal ini akan
merupakan sinyal yang positif

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 85-


Sumber : Jogiyanto (2010) penting diperhatikan untuk
Keterangan: mengetahui investasi yang akan
Pit = Harga Investasi dilakukan investor di suatu
Sekarang perusahaan mampu memberikan
Pit-1 = Harga Investasi periode return yang sesuai dengan tingkat
lalu yang disyaratkan investor. Untuk itu
bisa digunakan rasio Return on Asset
Kerangka Konseptual (ROA) yang dapat menggambarkan
Dari penjelasan teoritis dan kemampuan aset-aset yang dimiliki
hasil dari penelitian-penelitian perusahaan bisa menghasilkan laba.
terdahulu, maka yang menjadi (Tandelilin, 2010). Hasil penelitian
variabel-variabel didalam penelitian yang mendukung pengaruh Return
ini adalah Return on Asset (ROA), on Asset (ROA) terhadap return
Debt to Equity Ratio (DER), dan saham sudah dilakukan oleh Anisa
Inflasi sebagai variabel independen (2015) yang menyatakan bahwa
(bebas) dan Return Saham sebagai Return on Asset (ROA) berpengaruh
variabel dependen (terikat). positif dan signifikan terhadap
Kerangka konseptual yang terbentuk return saham. Berdasarkan konsep
adalah sebagai berikut : teori yang didukung oleh peneliti
terdahulu di atas maka hipotesis
pertama yang diujikan dalam
penelitian ini adalah :
H1 : Return on Asset (ROA)
berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan Real
Estate dan Property yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2015

Pengaruh Debt to Equity Ratio


Hipotesis Penelitian
(DER) terhadap Return Saham
Pengembangan Hipotesis
Debt to Equity Ratio (DER)
Pengaruh Return on Asset (ROA)
akan mempengaruhi kinerja
terhadap Return Saham
perusahaan dan menyebabkan
Untuk melakukan analisis
apresiasi harga saham. Debt to
perusahaan, di samping dilakukan
Equity Ratio (DER) yang terlalu
dengan melihat laporan keuangan
tinggi mempunyai dampak buruk
perusahaan, juga bisa dilakukan
terhadap kinerja perusahaan, karena
dengan menggunakan analisis rasio
tingkat hutang yang semakin tinggi
keuangan. Dari sudut pandang
menandakan beban bunga
investor, salah satu indikator penting
perusahaan akan semakin besar dan
untuk menilai prospek perusahaan di
mengurangi keuntungan. Sehingga
masa datang adalah dengan melihat
semakin tinggi hutang Debt to
pertumbuhan profitabilitas
Equity Ratio (DER) cenderung
perusahaan. Indikator ini sangat

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 86-


menurunkan return saham. Hasil dengan turunnya risiko daya beli
penelitian yang mendukung uang dan risiko pendapatan riil.
pengaruh Debt to Equity Ratio Peneliti yang mendukung teori
(DER) terhadap return saham sudah tersebut adalah Nidianti (2013), yang
dilakukan oleh Nidianti (2015) yang menyatakan inflasi berpengaruh
menyatakan bahwa Debt to Equity positif dan signifikan terhadap
Ratio (DER) berpengaruh positif Return Saham, sehingga dengan
signifikan terhadap return saham. adanya teori dan penelitian terdahulu
Berdasarkan konsep teori yang maka hipotesis ketiga yang diujikan
didukung oleh peneliti terdahulu di dalam penelitian ini adalah :
atas maka hipotesis kedua yang H3 : Inflasi berpengaruh terhadap
diujikan dalam penelitian ini adalah : return saham pada
H2 : Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan Real Estate dan
berpengaruh terhadap return Property yang Terdaftar di
saham pada perusahaan Real Bursa Efek Indonesia Periode
Estate dan Property yang 2011-2015
Terdaftar di Bursa Efek Return on Asset (ROA), Debt to
Indonesia Periode 2011-2015 Equity Ratio (DER), dan Inflasi
berpengaruh secara simultan
Pengaruh Inflasi terhadap Return terhadap Return Saham.
Saham Menurut Samsul (2006) terdapat
Menurut Tandelilin (2010), banyak faktor yang mempengaruhi
inflasi adalah kecenderungan return saham baik yang bersifat
terjadinya peningkatan harga makro maupun mikro ekonomi.
produk-produk secara keseluruhan. Faktor makro ada yang bersifat
Tingkat inflasi yang tinggi biasanya ekonomi maupun nonekonomi.
dikaitkan dengan kondisi ekonomi Faktor ekonomi makro terinci dalam
yang terlalu panas (overheated). beberapa variabel ekonomi misalnya
Artinya, kondisi ekonomi inflasi, suku bunga, kurs valuta
mengalami permintaan atas produk asing, tingkat pertumbuhan ekonomi,
yang melebihi kapasitas penawaran harga bahan bakar minyak di pasar
produknya, sehingga harga-harga internasional, dan indeks saham
cenderung menalami kenaikan. regional. Faktor makro nonekonomi
Inflasi yang terlalu tinggi juga akan mencakup peristiwa politik
menyebabkan, penurunan daya beli domestik, peristiwa sosial, peristiwa
uang (purchasing power of money). hukum, dan peristiwa politik
Di samping itu, inflasi yang tinggi internasional. Sementara itu, faktor
juga bisa mengurangi tingkat mikro ekonomi terinci dalam
pendapatan riil yang diperoleh beberapa variabel, misalnya laba per
investor dari investasinya. lembar saham, dividen per saham,
Sebaliknya jika tingkat inflasi suatu nilai buku per saham, debt equity
Negara mengalami penurunan, maka ratio, dan rasio keuangan lainnya.
hal ini akan merupakan sinyal yang Nidianti (2013) melakukan
positif sebagai investor seiring penelitian yang berjudul, Pengaruh

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 87-


Faktor Internal dan Eksternal Equity Ratio (DER) terhadap return
Perusahaan Terhadap Return Saham saham, dan pengaruh Inflasi
Food and Beverages di Bursa Efek terhadap return saham. Selain itu,
Indonesia yang memperoleh hasil penelitian ini dilakukan untuk
penelitian bahwa Return on Asset mengetahui pengaruh secara
(ROA), Debt to Equity Ratio (DER), simultan antara Return on Asset
Inflation Rate, dan Interest Rate (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),
secara serempak berpengaruh dan Inflasi terhadap return saham.
signifikan terhadap return saham. Lokasi dan Waktu Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan Lokasi penelitian ini
penelitian terdahulu, maka hipotesis dilaksanakan di Jayapura pada
keempat yang diujikan dalam perusahaan Real Estate dan Property
penelitian ini adalah : dengan mengakses data melalui
H4 : Return on Asset (ROA), Debt website www.idx.co.id dan
to Equity Ratio (DER), dan www.bi.go.id. Objek penelitian ini
Inflasi berpengaruh secara adalah perusahaan Real Estate dan
simultan terhadap return Property yang terdaftar di Bursa
saham pada perusahaan Real Efek Indonesia Periode 2011-2015,
Estate dan Property yang sedangkan waktu penelitian dimulai
Terdaftar di Bursa Efek dari bulan Agustus 2016.
Indonesia Periode 2011-
2015.
Populasi dan Sampel Penelitian
Metode Penelitian Populasi
Jenis dan Rancangan Penelitian Populasi merupakan wilayah
Jenis penelitian yang dilakukan generalisasi yang terdiri atas
adalah penelitian korelasional yaitu sekelompok objek/subjek, kejadian
suatu penelitian yang dilakukan atau segala sesuatu yang mempunyai
untuk mengetahui hubungan dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
tingkat hubungan antara dua variabel oleh peneliti untuk dipelajari dan
atau lebih tanpa adanya upaya untuk kemudian ditarik kesimpulannya
mempengaruhi variabel tersebut (Sugiyono, 2012). Populasi dari
sehingga tidak terdapat manipulasi penelitian ini adalah seluruh
variabel (Fraenkel dan Wellen, perusahaan real estate dan property
2008). Penelitian ini merupakan yang terdaftar di Bursa Efek
penelitian kuantitatif adalah Indonesia pada tahun 2015
penelitian yang menggunakan data berjumlah 47 perusahaan.
yang berbentuk angka pada analisis Sampel
statistik. Sampel adalah bagian kecil dari
Penelitian ini dirancang untuk suatu populasi yang karakteristiknya
dapat mengetahui pengaruh secara hendak diselidiki dan dianggap dapat
parsial antara Return on Asset mewakili dari keseluruhan populasi.
(ROA) terhadap return saham, Selanjutnya, sampel penelitian ini
pengaruh secara parsial Debt to didasarkan pada metode purposive

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 88-


sampling dengan tujuan untuk merupakan variabel yang dapat
mendapatkan sampel yang mempengaruhi suatu variabel terikat
representatif (mewakili populasi) sedangkan variabel terikat
sesuai dengan kriteria yang telah dipengaruhi oleh variabel bebas.
ditentukan. Metode purposive Variabel yang digunakan dalam
sampling merupakan teknik penelitian adalah :
pengambilan sampel dengan a. Variabel Independent/ Bebas (X)
pertimbangan tertentu atau disebut Dalam penelitian ini terdapat 3
juga dengan penarikan sampel (Noch (tiga) variabel bebas, yaitu Return
dan Husen, 2015). on Asset (ROA) (X1), Debt to
Adapun kriteria untuk Equity Ratio (DER) (X2), dan
penentuan sampel yang digunakan Inflasi (X3).
dalam penelitian ini adalah sebagai b. Variabel Dependent/ Terikat (Y)
berikut : Dalam penelitian ini
a. Secara konsisten perusahaan menggunakan variabel terikat
terdaftar di Bursa Efek yaitu Return Saham (Y).
Indonesia selama periode
penelitian, yaitu tahun 2011 – Definisi Operasional Variabel
2015. Penelitian
b. Perusahaan mempublikasikan a. Return on Asset (ROA)
laporan keuangan tahunan Prastowo (2011)
selama periode penelitian yaitu menyatakan Return on Asset
tahun 2011-2015 secara (ROA) mengukur kemampuan
berturut-turut di Bursa Efek perusahaan dalam
Indonesia. memanfaatkan aktivanya untuk
c. Perusahaan memiliki informasi memperoleh laba. Ratio ini
yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat kembalian
penelitian ini sesuai dengan investasi yang telah dilakukan
variabel yang diteliti, yaitu oleh perusahaan dengan
Return on Asset (ROA), Debt to menggunakan seluruh dana
Equity Ratio (DER) dan harga (asset) yang dimilikinya.
saham untuk menghitung return Untuk mengukur Return on
saham. Asset (ROA) bisa menggunakan
Berdasarkan metode purposive rumus sebagai berikut :
sampling, maka perusahaan yang
ROA =
memenuhi kriteria adalah 17
perusahaan.
Sumber : Fahmi (2015)
Variabel Penelitian
Identifikasi Variabel Penelitian b. Debt to Equity Ratio (DER)
Variabel pada penelitian terbagi Menurut Kasmir (2016),
menjadi dua, yaitu variabel bebas Debt to Equity Ratio (DER)
(independent) dan variabel terikat merupakan rasio yang
(dependent). Variabel bebas digunakan untuk menilai utang

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 89-


dengan ekuitas. Rasio ini dicari investasinya. Sebaliknya jika
dengan cara membandingkan tingkat inflasi suatu Negara
antara seluruh utang, termasuk mengalami penurunan, maka hal
utang lancar dengan seluruh ini akan merupakan sinyal yang
ekuitas. Rasio ini berguna untuk positif sebagai investor seiring
mengetahui jumlah dana yang dengan turunnya risiko daya beli
disediakan peminjam (kreditor) uang dan risiko pendapatan riil.
dengan pemilik perusahaan. Pada penelitian ini
Dengan kata lain, rasio ini menggunakan data inflasi
berfungsi untuk mengetahui periode Desember sesuai tahun
setiap rupiah modal sendiri yang penelitian yang diterbitkan oleh
dijadikan untuk jaminan utang. Bank Indonesia. Data inflasi
Rumus untuk menghitung dapat diperoleh dengan
Debt to Equity Ratio (DER) mengakses website
dapat digunakan perbandingan www.bi.go.id.
antara total utang dengan total
ekuitas sebagai berikut : d. Return Saham
DER = Menurut Fahmi (2015),
return adalah keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan,
Sumber : Kasmir (2016) individu, dan intitusi dari hasil
kebijakan investasi yang
c. Inflasi dilakukannya. Risk dan return
Menurut Tandelilin (2010), merupakan kondisi yang dialami
inflasi adalah kecenderungan oleh perusahaan, intitusi dan
terjadinya peningkatan harga individu dalam suatu periode
produk-produk secara akuntansi. Dalam dunia
keseluruhan. Tingkat inflasi investasi dikenal adanya
yang tinggi biasanya dikaitkan hubungan kuat anatara risk dan
dengan kondisi ekonomi yang return, yaitu jika risiko tinggi
terlalu panas (overheated). maka return (keuntungan) juga
Artinya, kondisi ekonomi akan tinggi begitu pula
mengalami permintaan atas sebaliknya jika return rendah
produk yang melebihi kapasitas maka risiko juga akan rendah.
penawaran produknya, sehingga Pengukuran return dapat
harga-harga cenderung diformulasikan sebagai berikut :
menalami kenaikan. Inflasi yang
Capital gain / Capital Loss =
terlalu tinggi juga akan
menyebabkan, penurunan daya
beli uang (purchasing power of Sumber : Jogiyanto (2010)
money). Di samping itu, inflasi Keterangan:
yang tinggi juga bisa Pit = Harga Investasi Sekarang
mengurangi tingkat pendapatan Pit-1= Harga Investasi periode
riil yang diperoleh investor dari lalu

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 90-


Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah Metode Analisis Data
jenis data kuantitatif dengan sumber Teknik analisis yang digunakan
data sekunder, yaitu sumber data dalam penelitan ini adalah analisis
penelitian yang diperoleh peneliti regresi berganda. Analisis regresi
secara tidak langsung (Noch dan berganda merupakan analisis untuk
Husen, 2015). Data sekunder yang mengetahui pengaruh variabel bebas
digunakan berupa laporan keuangan (independen) yang jumlahnya lebih
perusahaan real estate dan property dari satu terhadap satu variabel
yang terdaftar di Bursa Efek terikat (dependen). Model analisis
Indonesia periode 2011 – 2015 yang regresi linier berganda digunakan
dapat diperoleh dengan mengakses untuk menjelaskan hubungan dan
website www.idx.co.id. Sementara seberapa besar pengaruh variabel-
data inflasi diperoleh dengan variabel bebas (independen)
mengakses website www.bi.go.id terhadap variabel terikat (dependen).
yang diterbitkan oleh Bank Sebelum melakukan analisis
Indonesia. regresi linier berganda, maka
diperlukan uji asumsi klasik terlebih
Metode Pengumpulan Data dahulu untuk memastikan apakah
Teknik pengumpulan data model tersebut tidak terdapat
dilakukan secara non participant masalah normalitas,
observation, yaitu peneliti multikolinieritas, autokorelasi, dan
mengumpulkan data observasi tanpa heteroskedastisitas. Jika semua uji
menjadi bagian integral dari suatu tersebut terpenuhi, maka model
sistem (Sekaran, 2015). Metode analisis layak untuk digunakan.
pengumpulan data dalam penelitian Langkah-langkah uji asumsi
ini dilakukan dengan beberapa cara klasik pada penelitian ini adalah
sebagai berikut : sebagai berikut :
1. Dokumentasi penelitian yang 1. Uji Asumsi Klasik
dilakukan dengan cara a) Uji Normalitas
mengumpulkan literatur yang Pengujian normalitas
ada hubungannya dengan menggunakan analisis grafik
pembuatan proposal seminar dilakukan dengan
dengan tujuan untuk menggunakan histogram
mendapatkan landasan teori dan dengan menggambarkan
teknik analisa dalam variabel dependen sebagai
memecahkan masalah. sumbu vertikal sedangkan nilai
2. Studi pustaka, yaitu dari residual terstandarisasi
literatur-literatur yang digambarkan sumbu
berhubungan dengan horizontal. Jika histogram
permasalahan dalam penulisan standardized regression
penelitian. residual membentuk kurva

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 91-


seperti lonceng, maka nilai (Ghozali, 2011). Model regresi
residual tersebut dinyatakan yang baik seharusnya tidak
normal. Cara lain untuk terjadi korelasi antar variabel
menguji normalitas dengan independen. Jika terdapat atau
menggunakan Normal terjadi korelasi maka
Probability Plot, yaitu dengan dinamakan terdapat masalah
membandingkan distribusi multikolinieritas. Jika variabel
kumulatif dari data bebas saling berkorelasi, maka
sesungguhnya dengan variabel-variabel ini tidak
distribusi kumulatif dari orghonal, yaitu variabel bebas
distribusi normal. Distribusi yang nilai korelasi antar
normal digambarkan dengan sesama variabel bebas sama
sebuah garis diagonal lurus dengan nol. Uji ini
dari kiri bawah atas ke kanan dimaksudkan untuk
atas. Distribusi kumulatif dari mendeteksi gejala korelasi
data sesungguhnya akan antar variabel bebas yang lain.
mengikuti atau merapat ke Asumsi multikolinieritas
garis diagonalmya (Suliyanto, menyatakan bahwa variabel
2011). independen haris terbebas dari
Uji normalitas juga dapat gejala multikolinieritas. Gejala
menggunakan uji statistik non- multikolinieritas adalah gejala
parametrik Kolmogorov- korelasi antarvariabel
Smirnov, dengan independen. Gejala ini
membandingkan Asymph. Sig ditunjukkan dengan korelasi
(2-tailed) dengan α = 0,05. yang signifikan antarvariabel
Dasar penarikan kesimpulan independen. Apabila terjadi
adalah data dikatakan gejala multikolinieritas, salah
berdistribusi normal apabila latu langkah untuk
nilai Asymph. Sig (2-tailed) memperbaiki model adalah
variabel residual berada diatas dengan menghilangkan
0,05 atau 5%. Sebaliknya, jika variabel dari model regresi ,
nilai Asymph. Sig (2-tailed) shingga dapa dipilih model
variabel residual berada di yang paling baik (Santoso dan
bawah 0,05 atau 5%, maka Ashari, 2005).
data tersebut tidak Uji multikolinieritas dapat
berdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan 2 cara,
memenuhi uji normalitas yaitu :
(Suliyanto, 2011). 1. Melihat VIF (Variance
b) Uji Multikolinieritas Inflatin Factors), dapat
Uji multikolinearitas dikatakan bahwa nilai VIF
bertujuan untuk menguji tidak boleh lebih dari 10.
apakah dalam model regresi 2. Nilai Tolerance harus lebih
ditemukan adanya korelasi dari 0,10 maka tidak terjadi
antar variabel independen multikolinieritas dalam

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 92-


model regresi (Ghozali,
2001).
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas
dilakukan dengan mengamati
scatterplot di mana sumbu
horizontal menggambarkan Pengambilan keputusan
nilai Predicted Standardized pada asumsi ini memerlukan
sedangkan sumbu vertikal dua nilai bantu yang diperoleh
menggambarkan nilai residual dari tabel Durbin-Watson, yaitu
studentized. Jika scatterplot nilai dL dan dU, dengan K =
membentuk pola tertentu, hal jumlah variabel bebas dan n =
itu menunjukkan adalanya ukuran sampel. Jika nilai
masalah heteroskedastisitas Durbin-Watson berada di antara
pada model regresi yang nilai dU hingga (4 - dU) berarti
dibentuk. Sedangkan jika asumsi tidak terjadi autokorelasi
scatterplot menyebar secara terpenuhi.
acak maka hal itu e) Uji Linieritas
menunjukkan tidak terjadinya Pengujian linieritas perlu
masalah heteroskedastisitas, dilakukan untuk mengetahui
kita dapat mengamati model yang dibuktikan
scatterplot di mana variabel merupakan model linier atau
bebas sebagi sumbu horizontal tidak. Pada uji linieritas ini
dan nilai residual kuadratnya akan dilakukan dengan
sebagai sumbu vertikal mengamati scatterplot di
(Suliyanto, 2011). mana sumbu horizontal
d) Uji Autokorelasi menggambarkan nilai
Uji autokorelasi dengan prediksi terstandarisasi,
menggunakan metode Durbin- sedangkan sumbu vertikal
Watson (Durbin-Watson Test). menggambarkan nilai
Uji ini dilakukan untuk residual terstandarisasi.
menguji ada tidaknya masalah Asumsi linieritas terpenuhi
autokorelasi dari model jika pola plot antar nilai
empiris yang diestimasi. residual terstandarisasi
(Suliyanto, 2011). dengan nilai prediksi
Menarik kesimpulan uji terstandarisasi tidak
autokorelasi dengan kriteria membentuk pola tertentu
sebagai berikut : (acak) (Suliyanto, 2011).

2. Uji Regresi Linier Berganda


Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
regresi linier berganda dengan
variabel dependen adalah Return

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 93-


Saham dan variabel independen 1) Quick look : bila jumlah
adalah Return on Asset (ROA), degree of freedom adalah
Debt to Equity Ratio (DER), dan 20 atau lebih, dan derajat
Inflasi. Model regresi yang kepercayaan sebesar 5%,
digunakan adalah sebagai berikut: maka H0 yang
menyatakan bi = 0 dapat
Rit = α + β1ROA + β2DER + β3Inf+e ditolak bila nilai t lebih
besar dari 2 (dalam nilai
Keterangan : absolut). Dengan kata
Rit : Return Saham lain kita menerima
α : Konstanta hipotesis alternatif yang
β : Koefisien Regresi menyatakan bahwa suatu
ROA : Return on Asset variabel independen
(ROA) secara individual
DER : Debt to Equity Ratio mempengaruhi variabel
(DER) dependen.
Inf : Inflasi 2) Membandingkan nilai
e : Error Term statistik t dengan titik
3. Pengujian Hipotesis kristis menurut tabel.
a. Uji Signifikansi parameter Apabila nilai statistik t
individual (Uji Statistik t) hasil perhitungan lebih
Uji statistik t adalah uji yang tinggi dibandingkan
menunjukkan seberapa jauh dengan nilai t tabel, kita
pengaruh satu variabel menerima hipotesis
penjelas/independen secara alternatif yang
individual dalam menyatakan bahwa suatu
menerangkan variasi variabel variabel independen
dependen. Hipotesis no (Ho) secara individual
yang hendak diuji adalah mempengaruhi variabel
apakah suatu parameter (bi) dependen.
sam dengan nol, atau : b. Uji Signifikansi Simultan
Ho : bi = 0. Artinya apakah (Uji Statistik F)
suatu variabel independen Uji statistik F adalah uji
bukan merupakan penjelas yang menunjukkan apakah
yang signifikan terhadap semua variabel bebas yang
variabel dependen. Hipotesis dimasukkan dalam model
alternatifnya (Ha) parameter mempunyai pengaruh secara
suatu variabel tidak sama bersama-sama terhadap
dengan nol, atau Ha : bi ≠ 0. variabel terikat/dependen.
Artinya variabel tersebut Hipotesis nol (H0) yang
merupakan penjelas yang hendak diuji adalah apakah
signifikan terhadap variabel semua parameter dalam
dependen. model sama dengan nol, atau
Cara melakukan uji t adalah : Ho : b1 = b2 = …..= bk = 0

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 94-


Artinya apakah suatu variabel Koefisien determinasi
independen bukan (R2) pada intinya mengukur
merupakan penjelas yang seberapa jauh kemampuan
signifikan terhadap variabel model dalam menerangkan
dependen. Hipotesis variasi variabel independen.
alternatifnya (Ha) tidak Koefisien determinasi
semua parameter secara digunakan karena dapat
simultan sama dengan nol, menjelaskan kebaikan dari
atau model regresi dalam
Ha : b1 1 b2 2 …..1 bk 1 0 memprediksi variabel
Artinya semua variabel dependen. Semakin tinggi
independen secara simultan nilai koefisien determinasi
merupakan penjelas yang maka akan semakin baik pula
signifikan terhadap variabel kemampuan variabel
dependen. independen dalam
Untuk menguji kedua menjelaskan variabel
hipotesis ini digunakan dependen.
statistik F dengan kriteria Koefisien determinasi
pengambilan keputusan mencerminkan seberapa
sebagai berikut : besar kemampuan variabel
1) Quick look : bila nilai F bebas dalam menjelaskan
lebih besar dari 4, maka varians variabel terikatnya.
Ho yang menyatakan b1 Mempunyai nilai antara 0-1
= b2 =…= bk = 0 dapat dimana nilai yang mendekati
ditolak pada derajat 1 berarti semakin tinggi
kepercayaan 5%. Dengan kemampuan variabel bebas
kata lain kita menerima dalam menjelaskan varians
hipotesis alternatif, yang variabel terikatnya.
menyatakan bahwa suatu
variabel independen Hasil Penelitian dan Pembahasan
secara serentak dan Gambaran Umum Objek
signifikan Penelitian Industri real
mempengaruhi variabel estate dan property pada umumnya
dependen. merupakan dua hal yang berbeda.
2) Membandingkan nilai Real estate merupakan tanah dan
statistik F hasil hitung semua peningkatan permanen di
dengan nilai F tabel. Bila atasnya termasuk bangunan-
nilai F hitung lebih besar bangunan, seperti gedung,
daripada nilai F tabel, pembangunan jalan, tanah terbuka,
maka Ho ditolak dan dan segala bentuk pengembangan
menerima Ha. lainnya yang melekat secara
c. Koefisien Determinasi permanen. Menurut peraturan
2
(Adjusted R ) perundang-undangan di Indonesia,
pengertian mengenai industri real

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 95-


estate tercantum dalam PDMN No.5 di Indonesia. Terbukti dengan
Tahun 1974 yang mengatur tentang semakin banyaknya sektor real
industri real estate. Dalam estate dan property yang
peraturan ini pengertian industri real memperluas landbank (aset berupa
estate adalah perusahaan properti tanah), melakukan ekspansi bisnis,
yang bergerak dalam bidang dan hingga tahun 2015 sektor real
penyediaan, pengadaan, serta estate dan property yang terdaftar di
pematangan tanah bagi keperluan BEI bertambah menjadi 47
usaha-usaha industri, termasuk perusahaan. (Sumber :
industri pariwisata. Sementara http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/5
definisi property menurut SK 32/jbptunikompp-gdl-meliaprili-
Menteri Perumahan Rakyat 26561-8-unikom_m-v.pdf).
no.05/KPTS/BKP4N/1995, Ps 1.a:4
property adalah tanah hak dan atau Analisis dan Hasil Penelitian
bangunan permanen yang menjadi
objek pemilik dan pembangunan. Hasil Uji Asumsi Klasik
Dengan kata lain, property adalah a. Uji Normalitas
industri real estate ditambah dengan Uji Normalitas Pengujian
hukum-hukum seperti sewa dan normalitas menggunakan analisis
kepemilikan. grafik dilakukan dengan
Perusahaan real estate dan menggunakan histogram atau
property merupakan salah satu Normal Probability Plot dan uji
sektor industri yang terdaftar di statistic non-parametrik
Bursa Efek Indonesia (BEI). Kolmogorov-Smirnov. Berikut ini
Perkembangan industri real estate adalah hasil output SPSS uji
dan property begitu pesat saat ini normalitas dengan menggunakan
dan akan semakin besar di masa analisis grafik histogram dan
yang akan datang. Hal ini Normal Probability Plot :
disebabkan oleh semakin
meningkatnya jumlah penduduk,
sementara supply tanah bersifat
tetap. Adapun jumlah perusahaan
real estate dan property yang
terdaftar di BEI pada tahun 2011
berjumlah 43 perusahaan. Mengingat
perusahaan yang bergerak pada
sektor real estate dan property
tersebut adalah perusahaan yang
sangat peka terhadap pasang surut Berdasarkan hasil output SPSS,
perekonomian, maka seiring tampilan histogram menunjukkan
perkembangannya sektor real estate bahwa kurva dependent dan
dan property dianggap menjadi salah regression standardized residual
satu sektor yang mampu bertahan membentuk gambar seperti
dari kondisi ekonomi secara makro lonceng. Oleh karena itu,

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 96-


berdasarkan uji normalitas, Sig. (2-tailed) sebesar 0,941 >
analisis regresi layak digunakan. 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa nilai residual
terstandarisasi dinyatakan
menyebar secara normal.

b. Uji Multikolinieritas
Hasil uji multikolinieritas
disajikan pada tabel di bawah
ini :

Hasil uji menunjukkan


bahwa pada Coefficient terlihat
nilai TOL (Tolerance) variabel
Return on Asset (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER), dan Inflasi
Berdasarkan hasil output SPSS, sebesar 0,99 > 0,10 .
menunjukkan bahwa Normal P-P Sementara, nilai VIF (Variance
Plot Regression Standardized Infloating Factor) variabel
terlihat titik-titik menyebar di Return on Asset (ROA), Debt to
sekitar garis diagonal. Oleh Equity Ratio (DER), dan Inflasi
karena itu, berdasarkan uji sebesar 1,00. Melihat VIF
normalitas,analisis regresi layak (Variance Infloating Factor)
digunakan . variabel Return on Asset (ROA),
Uji normalitas juga dapat Debt to Equity Ratio (DER), dan
dilakukan dengan menguji Inflasi sebesar 1,00 < 10, maka
normalitas residual dengan uji pada model regresi yang
statistik non-parametrik terbentuk tidak terjadi gejala
Kolmogorov-Smirnov multikolinier.

c. Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi
dengan menggunakan metode
Durbin-Watson yang
ditunjukkan pada tabel di bawah
ini :

menunjukkan bahwa nilai Asymp.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 97-


Menunjukkan bahwa nilai sumbu Regression Studentized
Durbin-Watson (d) sebesar Residual. Oleh karena itu, maka
2,079. Pengambilan keputusan berdasarkan uji heterokedastisitas
pada asumsi ini memerlukan dua menggunakan metode analisis
nilai bantu yang diperoleh dari grafik, pada model regresi yang
tabel Durbin-Watson, yaitu nilai terbentuk dinyatakan tidak terjadi
dL dan dU, dengan K = jumlah gejala heteroskedastisitas.
variabel bebas dan n = ukuran
sampel. Jika nilai Durbin- e. Uji Linieritas
Watson berada di antara nilai dU Hasil Uji Linieritas yang
hingga (4-dU), berarti asumsi dilakukan dengan metode analisis
tidak terjadi autokorelasi. Jadi, Grafik dapat dilihat dari tampilan
n=85, K=3, maka diperoleh nilai scatterplot berikut :
dL = 1,575 dan dU = 1,721,
sehingga nilai 4-dU sebesar 4 -
1,721 = 2,279, sementara 4 – dL
sebesar 4 – 1,575 = 2,425.
Karena nilai Durbin-Watson
sebesar 2,079 terletak antara dU
dan 4-dU atau
1,721<2,079<2,279, maka dapat
disimpulkan bahwa model
persamaan regresi tersebut tidak
mengandung masalah
autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan
dengan melihat grafik plot atau
scatterplot.
Berdasarkan tampilan pada
scatterplot terlihat bahwa plot
menyebar secara acak di atas
maupun di bawah angka nol pada
sumbu regression standardized
residual. Oleh karena itu,
berdasarkan uji linieritas
menggunakan metode analisis
grafik, model regresi dinyatakan
Berdasarkan tampilan pada liniear.
scatterplot terlihat bahwa plot
menyebar secara acak di atas Hasil Analisis Regresi Linear
maupun di bawah angka nol pada Berganda

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 98-


Hasil regresi adalah berupa lain tetap (X1, X2, dan X3 = 0)
koefosien untuk masing – masing atau citeris paribus
variabel independen . Koefisien b) B1 = 2,032
ini diperoleh dengan cara Nilai parameter atau
memprediksi nilai variabel koefisien regresi B1
dependen dengan satu persamaan. menunjukan jika variabel
Hasil uji analisis regresi dapat Return on Asset (ROA) (X1)
meningkat 1 kali, maka
return saham akan meningkat
sebesar 2,032 kali, dengan
asumsi variabel bebas yang
lain tetap (X2 dan X3 = 0)
atau citeris paribus.
c) B2 = -0,135
dilihat pada tabel berikut : Nilai parameter atau
koefisien regresi B2
Dari data di atas menunjukan jika variabel
menunjukkan bahwa persamaan Debt to Equity Ratio (DER)
regresi dalam penelitian ini (X2) meningkat 1 kali, maka
adalah sebagai berikut: return saham akan menurun
sebesar 0,135 kali, dengan
Keterangan : asumsi variabel bebas yang
lain tetap (X1 dan X3 = 0)
Rit : Return Saham atau citeris paribus.
α : Konstanta d) B3 = 0,709
β : Koefisien Regresi Nilai parameter atau
ROA :Return on Asset (ROA) koefisien regresi B3
DER : Debt to Equity Ratio menunjukan jika variabel
(DER) inflasi meningkat 1 kali,
Inf : Inflasi maka akan return saham
e : Error Term akan meningkat sebesar
0,709 kali, dengan asumsi
Interprestasi dari persamaan variabel bebas yang lain tetap
regresi tersebut adalah : (X1 dan X2 = 0) atau citeris
a) B0 = 1,582 paribus.
Nilai constant sebesar
1,582 menunjukkan jika Pengujian Hipotesis
variabel Return on Asset 1. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
(ROA) (X1), Debt to Equity Berdasarkan hasil uji
Ratio (DER) (X2), dan Inflasi signifikansi parsial (Uji T) pada
(X3) meningkat 1 kali, maka tabel 4.8, maka pengaruh antara
return saham akan meningkat variabel independen terhadap
sebesar 1,582 kali, dengan variabel dependen secara parsial
asumsi variabel bebas yang adalah sebagai berikut :

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 99-


a) Pengaruh Return on Asset probabilitas signifikansi
(ROA) terhadap Return Saham sebesar 0,653>0,05. Hasil
Berdasarkan hasil uji t tersebut membuktikan bahwa
diketahui bahwa t hitung inflasi tidak berpengaruh
sebesar 3,168. Sementara nilai terhadap return saham. Hal ini
t tabel sebesar 1,989 sehingga t berarti bahwa Ho diterima
hitung > t tabel (3,168>1,989) dan , Ha atau hipotesis-3 (H3)
dengan probabilitas ditolak.
signifikansi sebesar
0,002<0,05. Hasil tersebut
membuktikan bahwa Return 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji
on Asset (ROA) berpengaruh statistik F)
terhadap return saham. Hal ini Pengujian ini dapat dilihat
berarti bahwa Ho ditolak dan , dari tabel Anova atau F Test.
Ha atau hipotesis-1 (H1)
diterima. Hasil menunjukan
bahwa Return on Asset (ROA)
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return
saham.
b) Pengaruh Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil uji t Berdasarkan hasil uji
diketahui t hitung sebesar signifikan simultan (uji F)
-0,1743. Sementara nilai t tabel diketahui bahwa F hitung
sebesar 1,989 sehingga t sebesar 4,284. Sementara nilai F
hitung < t tabel (- tabel sebesar 3,11 sehingga
0,1743<1,989) dengan F hitung > F tabel (4,284>3,11)
probabilitas signifikansi dengan probabilitas signifikansi
sebesar 0,085>0,05. Hasil sebesar 0,007<0,05. Hal tersebut
tersebut membuktikan bahwa membuktikan bahwa Return on
Debt to Equity Ratio (DER) Asset (ROA), Debt to Equity
tidak berpengaruh terhadap Ratio (DER) dan inflasi secara
return saham. Hal ini berarti simultan berpengaruh positif dan
bahwa Ho diterima dan , Ha signifikan terhadap return saham.
atau hipotesis-2 (H2) ditolak. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak
c) Pengaruh Inflasi terhadap dan Ha atau hipotesis-4 (H4)
Return Saham diterima.
Berdasarkan hasil uji t 3. Koefisien Determinasi
diketahui t hitung sebesar Koefisien determinasi (R2)
0,452. Sementara nilai t tabel menunjukkan bahwa Ajusted R
sebesar 1,989 sehingga t Square (R2) adalah 0,105. Hal ini
hitung< t tabel berarti 10,5% variasi dependen
(0,452<1,989) dengan return saham dapat dijelaskan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 100-


oleh variasi dari ketiga variabel Estate dan Property. Hal ini dapat
independen, yaitu Return on dilihat dari beberapa perusahaan
Asset (ROA), Debt to Equity Real Estate dan Property, seperti
Ratio (DER) dan inflasi. RDTX, PWON, BSDE, JRPT,
Sementara sisanya (100%-10,5% DUTI, ASRI, RBMS, dan CTRA
= 89,5%) dijelaskan oleh variabel yang memiliki nilai rata-rata
lain yang tidak diuji dalam Return on Asset (ROA) tertinggi,
konseptual penelitian ini. perusahaan tersebut mampu
menghasilkan rata-rata return
Pembahasan saham yang tinggi pula. Seperti
1. Pengaruh Return on Asset (ROA) perusahaan RDTX mampu
terhadap Return Saham menghasilkan rata-rata return
Return on Asset (ROA) saham sebesar 23,920 dengan
mengukur kemampuan nilai nilai rata-rata Return on
perusahaan dalam memanfaatkan Asset (ROA) sebesar 12,355.
aktivanya untuk memperoleh Perusahaan CTRA dengan nilai
laba. Rasio ini mengukur tingkat rata-rata Return on Asset (ROA)
kembalian investasi yang telah sebesar 6,249 mampu
dilakukan oleh perusahaan menghasilkan rata-rata return
dengan menggunakan seluruh saham sebesar 35,920. Sementara
dana (asset) yang dimilikinya. perusahaan dengan nilai rata-rata
Dari sudut pandang investor, Return on Asset (ROA) terendah
salah satu indikator penting untuk sebesar -3,678 seperti BKDP,
menilai prospek perusahaan di perusahaan tersebut memiliki
masa datang adalah melihat return saham -3,840. ELTY juga
pertumbuhan profitabilitas merupakan perusahaan dengan
perusahaan. Indikator ini sangat nilai rata-rata Return on Asset
penting diperhatikan untuk (ROA) yang rendah sebesar
mengetahui investasi yang akan -2,685 dan memiliki return
dilakukan investor di suatu saham -17,240. Ini berarti nilai
perusahaan mampu memberikan Return on Asset (ROA)
return yang sesuai dengan tingkat perusahaan yang tinggi dapat
yang disyaratkan investor. mempengaruhi harga saham
Hasil penelitian ini menjadi lebih meningkat sehingga
membuktikan bahwa Return on return saham juga dapat
Asset (ROA) berpengaruh positif meningkat pula.
dan signifikan terhadap return Hasil penelitian ini sejalan
saham. Artinya, semakin tinggi dengan penelitian Anisa (2015)
nilai Return on Asset (ROA) yang menyatakan bahwa Return
perusahaan, maka semakin tinggi on Asset (ROA) berpengaruh
pula laba yang diperoleh positif dan signifikan terhadap
perusahaan sehingga berdampak return saham . Namun, hasil
pada peningkatan return saham penelitian ini tidak sejalan dengan
dan nilai perusahaan sektor Real penelitian Arista dan Astohar

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 101-


(2012) yang menemukan bahwa nilai rata-rata Debt to Equity
Return on Asset (ROA) tidak Ratio (DER) sebesar 153,303
berpengaruh terhadap return mampu menghasilkan return
saham. saham sebesar 9,880. Sementara
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio RBMS yang memiliki rata-rata
(DER) terhadap Return Saham Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) terendah sebesar 13,108 hanya
merupakan rasio yang digunakan dapat menghasilkan return saham
untuk menilai utang dengan sebesar 0,88%. Perusahaan
ekuitas. Rasio ini dihitung dengan SMDM juga memilki rata-rata
cara membandingkan antara Debt to Equity Ratio (DER)
seluruh utang, termasuk utang rendah, tetapi return saham yang
lancar dengan seluruh ekuitas. mampu dihasilkan adalah sebesar
Perusahaan dengan Debt to 1,597. Itu membuktikan bahwa
Equity Ratio (DER) akan investor tidak menganggap terlalu
menanggung risiko kerugian yang penting nilai Debt to Equity Ratio
besar pula ketika perekonomian (DER) dalam berinvestasi. Hasil
sedang merosot, tetapi dalam tersebut diperkuat dengan teori
keadaan baik perusahaan akan struktur modal, yaitu Pecking
memiliki kesempatan Order Theory bahwa penggunaan
memperoleh laba besar yang utang akan selalu lebih
besar. Investor cenderung akan menguntungkan apabila
menghindari perusahaan dengan dibandingkan dengan penggunaan
nilai Debt to Equity Ratio (DER) modal sendiri, terutama dengan
yang tinggi, karena untuk meminjam ke perbankan. Karena
menghindari risiko kerugian jika pihak perbankan dalam
perusahaan tersebut tidak mampu menetapkan tingkat suku bunga
menutupi utang-utangnya. adalah berdasrkan acuan dalam
Hasil penelitian ini melihat perubahan dan berbagai
membuktikan bahwa Debt to persoalan dalam perekonomian
Equity Ratio (DER) tidak suatu negara.
berpengaruh terhadap return Hasil penelitian ini sejalan
saham. Hal ini menunjukkan dengan penelitian Legiman, dkk
bahwa Debt to Equity Ratio (2015) yang menemukan bahwa
(DER) tidak dapat menjadi tolak Debt to Equity Ratio (DER) tidak
ukur untuk memperoleh return berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan Real saham. Namun, hasil penelitian
Estate dan Property. Misalnya ini tidak sejalan dengan penelitian
pada perusahaan APLN memiliki Arista dan Astohar (2012) dan
nilai rata-rata Debt to Equity Nidianti (2013) yang menemukan
Ratio (DER) tertinggi sebesar bahwa Debt to Equity Ratio
155,86 mampu menghasilkan (DER) berpengaruh positif dan
return saham sebesar 2,160. signifikan terhadap return saham.
Perusahaan ASRI yang memiliki

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 102-


3. Pengaruh Inflasi terhadap Return 39,900.Sementara pada tahun
Saham 2015 ketika angka inflasi turun
Inflasi adalah kecenderungan sebesar 3,350 perusahaan tersebut
meningkatnya harga barang dan return sahamnya turun.
jasa secara umum dan terus- Perusahaan PWON memiliki
menerus. Inflasi yang terlalu return saham sebesar -3,700,
tinggi akan menyebabkan, CTRA sebesar 16,800, APLN
penurunan daya beli uang sebesar 0,300, KIJA sebesar
sehingga dapat mengurangi -16,300, dan BSDE sebesar
tingkat pendapatan riil yang -0,300. Hal ini berarti angka
diperoleh investor dari inflasi yang rendah tidak
investasinya. Sebaliknya, jika berpengaruh terhadap naiknya
tingkat inflasi mengalami harga saham.
penurunan, maka hal ini Hasil penelitian ini tidak
merupakan sinyal yang positif sejalan dengan penelitian Nidianti
bagi investor karena dapat (2013), yang menemukan bahwa
meningkatkan pendapatan riil inflasi berpengaruh positif dan
yang diperoleh investor. signifikan terhadap return saham.
Hasil penelitian ini Sementara, Sudarsono dan
membuktikan bahwa Inflasi tidak Sudiyanto (2016) menemukan
berpengaruh terhadap return bahwa inflasi berpengaruh negatif
saham. Hal ini berarti bahwa dan signifikan terhadap return
dalam melakukan investasi pada saham.
perusahaan Real Estate dan 4. Pengaruh Return on Asset
Property, investor cenderung (ROA), Debt to Equity Ratio
tidak memperhatikan angka (DER) dan inflasi terhadap
inflasi. Angka inflasi tertinggi Return Saham
sebesar 8,380 terjadi pada tahun Hasil penelitian ini
2014. Tetapi pada tahun 2014 membuktikan bahwa Return on
perusahaan real estate dan Asset (ROA), Debt to Equity
property mampu menghasilkan Ratio (DER) dan inflasi secara
rata-rata return saham sebesar simultan berpengaruh positif
22,959. Sementara pada tahun dan signifikan terhadap return
2015 dengan angka inflasi saham. Hal ini berarti model
terendah sebesar 3,350 regresi dapat digunakan untuk
perusahaan real estate dan memprediksi return saham pada
property memiliki rata-rata return perusahaan Real Estate dan
saham sebesar -8,635 . Pada tahun Property. Hasil penelitian ini
2014 perusahaan yang mampu sejalan dengan penelitian
menghasilkan return saham Nidianti (2013) yang
terbesar adalah PWON sebesar menemukan bahwa Return on
90,000, CTRA sebesar 66,700, Asset (ROA), Debt to Equity
APLN sebesar 55,800, KIJA Ratio (DER), inflation rate, dan
sebesar 52,800 dan BSDE sebesar interest rate secara simultan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 103-


mempunyai pengaruh terhadap 2. Penelitian yang akan datang
return saham. diharapkan dapat
memperpanjang periode
pengamatan dan
menggunakan jenis industri
yang berbeda sehingga
Kesimpulan diperoleh hasil penelitian
Berdasarkan pembahasan yang lebih akurat.
hasil penelitian maka
kesimpulan yang dapat
disampaikan melalui penelitian DAFTAR PUSTAKA
ini adalah sebagai berikut : Anisa, Nesa .2015. Analisis Faktor-
1. Return on Asset (ROA) faktor Yang Mempengaruhi
terbukti berpengaruh positif Return Saham (Studi Kasus
dan signifikan terhadap pada Perusahaan Sub Sektor
Return saham . Automative And Components
2. Debt to Equity Ratio (DER) yang terdaftar di Bursa Efek
terbukti tidak berpengaruh Indonesia Periode 2010-
terhadap Return saham. 2014).Perbanas Review
3. Inflasi terbukti tidak Volume 1, Nomor 1,
berpengaruh terhadap November 2015.
Return Saham. Ansori. 2015. Pengaruh Economic
4. Return on Asset (ROA), Value Added dan Market
Debt to Equity Ratio (DER) Value Added Terhadap
5. dan inflasi secara simultan Return Saham pada
berpengaruh positif dan Perusahaan Manufaktur
signifikan terhadap Return Yang Terdaftar di Bursa Efek
saham. Indonesia. Skripsi
Universitas Negeri
Saran Yogyakarta.
Saran yang dapat diberikan Arista, Desy dan Astohar. 2012.
melalui hasil kajian ini adalah Analisis Faktor-faktor Yang
sebagai berikut : Mempengaruhi Return
1. Manajemen perusahaan Saham (Kasus pada
Real Estate dan Property Perusahaan Manufaktur
sebaiknya menurunkan yang Go Public di BEI
jumlah utang sehingga periode tahun 2005-2009).
dapat memperbaiki kinerja Jurnal Ilmu Manajemen dan
keuangan perusahaannya Akuntansi Terapan, Vol. 3
dan memperhitungkan Nomor 1, Mei 2012.
setiap risiko yang akan Brigham, E F dan Houston, J F.
dihadapi sehingga dapat 2006. Dasar-dasar
meningkatkan return Manajemen Keuangan
saham.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 104-


Cetakan Sepuluh. Jakarta: Ghozali, Imam.(2011). Aplikasi
Salemba Empat. Analisis Multivariat denga
Candradewi, Made Reina. 2016. Program IBM SPSS 19.
Pengaruh Kinerja Keuangan Semarang: Badan Penerbit
Terhadap Return Saham Universitas Diponegoro.
pada Perusahaan LQ45 di Hardiningsih, Pancawati dan Chariri
BEI : Analisis Regresi Satu A. Suryanto. 2002. Pengaruh
Panel Periode 2011-2015. E- Faktor Fundamental dan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Risiko Ekonomi terhadap
Universitas Udayana 5.7 Return Saham pada
(2016): 2091-2122. ISSN : Perusahaan di Bursa Efek
2337-3067 Jakarta: Studi Kasus Basic
Fahmi, Irham. 2015. Manajemen Industry & Chemical. Jurnal
Keuangan Teori dan Soal Strategi Bisnis, Vol, 8, Des.
Tanya Jawab. Alfabeta : Tahun VI.
Bandung Hery. 2016. Analisa Laporan
Keuangan Integrated And
Farkhan dan Ika .2013. Pengaruh Comprehensive
Rasio Keuangan Terhadap Edition.Jakarta : PT.
Return Saham Perusahaan Gramedia Widisarana
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Indonesia (Studi kasus pada Ikhsan, Arfan dan Muhammad
Perusahaan Manufaktur Yamin Noch. 2016 .Teori
Sektor Food and Akuntansi. Madenatera
Beverages).Value Added, Iskandar, Alwi Z. 2003. Pasar
Vol. 9, No. 1, September Modal Teori dan Aplikasi.
2012 – Pebruari 2013 Edisi Pertama. Jakarta :
http://jurnal.unimus.ac.id. Penerbit Yayasan Pancur
Fraenkel, J.R. dan Welllen, N.E. Siwah.
2008. How to Design and Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio
Evaluate research in dan Analisis Investasi.
Education. New York Yogyakarta: BPFE
:McGraw-Hill. Kasmir. 2016. Analisis Laporan
Ghozali, Imam .(2005). Aplikasi Keuangan. Edisi 1. Cetak 9.
Analisis Multivariate Jakarta : PT Raja Grafindo
Dengan SPSS. Universitas Permata.
Diponegoro, Semarang. Kuncoro, Mudrajad. 2015.Mudah
Ghozali, Imam.(2009). Memahami dan
Ekonometrika Teori, Konsep, Menganalisis Indikator
dan Aplikasi dengan SPSS Ekonomi. Yogyakarta : UPP
17. Semarang: Badan STIM YKPN
Penerbit Universitas Legiman, F.M., Parengkuan Tommy,
Diponegoro. dan Victoria Untu. 2015.
Faktor-faktor yang

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 105-


Mempengaruhi Return Samuelson, Paul dan W.D.
Saham pada Perusahaan Nordhaus. 2005. Ilmu
Agroindustry yang terdaftar Makroekonomi. Jakarta :
di Bursa Efek Indonesia PT. Media Global Edukasi.
Periode 2009-2012.Jurnal Santosa , Purbayu Budi dan Ashari.
EMBA Vol. 3 No. 3 Sept. 2005. Analisis Statistik
2015, Hal, 382-392. dengan Microsoft Excel dan
Nidianti, Putu Imba. 2013. SPSS. Yogyakarta : Andi
Pengaruh Faktor Internal Sekaran, Uma. 2015. Metodologi
dan Eksternal Perusahaan Penelitian untuk Bisnis.
Terhadap Return Saham Jakarta : Salemba Empat.
Food and Beverages di Sinambela, Elizar. 2013. Pengaruh
Bursa Efek Indonesia.ISSN : Earning Per Share (EPS)
2302-8556 E-Jurnal Terhadap Return Saham
Akuntansi Universitas pada Perusahaan Property
Udayana 5.1 (2013) : 130 – dan Real Estate yang
146. Terdaftar di Bursa Efek
Noch, Muhamad Yamin dan Indonesia.Jurnal
Syamsier Husen. 2015. Ekonomikawan Vol. 13 No. 1
Metodologi Penelitian Untuk Sudarsono, Bambang dan Bambang
Akuntansi dan Manajemen. Sudiyanto. 2016. Faktor-
Cetakan Pertama Nopember faktor yang mempengaruhi
2015. Medan : Perdana Return Saham pada
Publishing. Perusahaan Property dan
Prastowo, Dwi. 2011. Analisis Real Estate yang Terdaftar
Laporan Keuangan Konsep pada Bursa Efek Indonesia
dan Aplikasi. Edisi Ketiga. Tahun 2009 s/d 2014. 30
Jakarta : Unit Penerbit dan Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Percetakan. (JBE), Maret 2016, Hal. 30-
Prihantini, Ratna . 2009. Analisis 51 ISSN : 1412-3126.
Pengaruh Inflasi, Nilai Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Tukar, ROA, DER, dan CR Bisnis. Bandung: Alfabeta
Terhadap Return Saham Sulianto. 2011. Ekonometrika
(Studi Kasus Saham Industri Terapan : Teori dan Aplikasi
Real Estate dan Priperty dengan SPSS. Yogyakarta :
yang Terdaftar di Bursa Efek Andi Offset
Indonesia Periode 2003- Tandelilin, Eduardus. 2010.
2006. Tesis Universitas Portofolio dan Investasi
Diponegoro Teori dan Aplikasi. Edisi
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Pertama. KANISIUS.
Modal dan Manajemen Yogyakarta.
Portofolio. Surabaya : Verawati, Rika. 2014. Faktor-faktor
Erlangga. Penentu Yang
Mempengaruhi Return

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 106-


Saham Perusahaan Widarjono, Agus. 2009.
Manufaktir yang Terdaftar di Ekonometrika Pengantar dan
Bursa Efek Indonesia (BEI) Aplikasinya . Edisi Ketiga.
Periode 2008-2013. Skripsi Ekonisia. Yogyakarta.
Universitas Negeri
Yogyakarta.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 107-


PENGARUH PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA DI INDONESIA

Suratini
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua

Abstrak

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh pendidikan dalam meningkatkan sumber


daya manusia di Indonesia. Penelitian ini menggunakan panel data sebagai alat
analisis. Hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini adalah dapat membuktikan
indeks gini pendidikan dan modal manusia merupakan faktor penting yang
mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama periode 1975
sampai 2005. Koefisien yang negatif membuktikan bahwa apabila ketimpangan
pendidikan dan ketimpangan modal manusia berkurang maka akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengartikan jika pendidikan dapat
dijangkau semua masyarakat maka pertumbuhan ekonomi dapat dicapai juga.
Kata Kunci: Pendidikan, Sumber daya manusia, Pertumbuhan Ekonomi.

Pendahuluan Persoalan pengelolaan sumber


Masalah sumber daya daya manusia di Indonesia
manusia merupakan masalah yang merupakan tantangan yang harus
paling mendasar dibicarakan bahkan dihadapi dalam kehidupan global.
diperdebatkan sehingga merupakan Kehidupan global yang menuntut
isu nasional dan internasional. kompetisi di bidang sumber daya
Sumber Daya Manusia (Human manusia yang semakin ketat dan
Capital) merupakan salah satu faktor kuat. Sementara, kondisi kualitas
penentu pertumbuhan ekonomi suatu manusia dan masyarakat Indonesia
bangsa. di tingkat regional (ASEAN dan
Penting memikirkan beberapa Negara) masih jauh
pengelolaannya agar manusia dapat dibawah Singapura, Brunai
memegang peran yang utama dan Darussalam, Malasyia. Thailand,
optimal dalam upaya pembangunan Philipina, Jepang, Republik Korea
dan memajukan kesejahteraan dan China.(Tabel 1).
bangsa.
Tabel 1
Indeks Pembangunan Manusia di ASEAN dan Tiga Negara
Tahun 2006

Negara Harapan Melek Partisipasi GDP Per Peringkat


Hidup Huruf Sekolah Kapita HDI
(Tahun) Dewasa (%) (PPP US$)
(%)

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 108-


Jepang 82,2 - 85 29,251 7
Singapura 78,9 92,5 87 28,077 25
Republik Korea 77,3 98,0 95 20,499 26
Brunai Darussalam 76,6 92,7 77 19,210 34
Malaysia 73,4 88,7 73 10,276 61
Thailand 70,3 92,6 74 8,090 74
China 71,9 90,9 70 5,896 81
Philipina 79,7 92,6 82 4,614 84
Indonesia 623,7 90,4 68 3,609 108
Vietnam 79,8 90,3 63 2,745 109
Kamboja 56,5 73,6 60 2,423 129
Myanmar 60,5 89,0 49 1,027 130
Laos PDR 55,1 68,7 61 1,954 133
Sumber : UNDP – Human Development Report 2006

Salah satu cara untuk sumber daya manusia. Seperti RRC


meningkatkan kualitas sumber daya dan Korea Selatan, mereka telah
manusia adalah dengan Pendidikan. melakukan ‘strong inside” dan
Pembentukan sumber daya manusia berhasil sukses. Demikian pula di
melalui investasi pendidikan Korea Selatan menumbuhkan
merupakan salah satu cara yang gerakan ‘Semaul Undong’ dan
terpenting untuk membentuk modal pembangunan industri mereka sangat
manusia yang berkualitas. Investasi pesat. Kedua negara tersebut telah
pendidikan sebagai core mencapai pendapatan per kapita
pengembangan sumber daya yang tinggi sekali, hamper
manusia yang dapat memperbaiki menyamai Singapura, Jepang, dan
kemampuan masyarakat untuk Australia (Syarif makmur, 2008).
memperkuat fungsinya dalam Namun menurut Thomas (2000),
masyarakat dan memberikan mengemukakan bahwa pengeluaran
kontribusi terhadap kesejahteraan pemerintah yang cukup besar untuk
secara langsung. Pendidikan yang Pendidikan jika dialokasikan tidak
baik dapat meningkatkan tepat mungkin hanya sedikit
kemampuan kaum miskin untuk sumbangannya terhadap
menghadapi perubahan dalam pengurangan kemiskinan, bahkan
lingkungan dan memungkinkan justru memperbesar ketimpangan.
perlindungan terhadap penurunan Meskipun pengeluaran public yang
ekonomi dan krisis financial. lebih besar merupakan salah satu
Investasi dalam modal manusia, bila cara untuk meningkatkan hasil
didistribusikan dengan baik dan Pendidikan, namun pengeluaran
diarahkan kepada kaum miskin dapat public yang lebih besar saja tidak
menfasilitasi inklusi social (Thomas, cukup karena beberapa alasan
et.al., 20001). sebagai berikut:
Peran pemerintah merupakan 1. Pengeluaran public lemah
kunci dalam memperbaiki kualitas sekali kaitannya dengan hasil

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 109-


karena perbedaan kualitas, penting dalam mewujudkan tingkat
distribusi pelayanan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa,
pendidikan, dan produktivitas dan secara langsung dapat
modal manusia. Negara sedang meningkatkan kesejahteraan
berkembang sering alokasi masyarakat. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia public sumber daya manusia dapat
yang cukup subtansial untuk dilakukan melalui peningkatan
pelayanan social tidak Pendidikan.
memperbaiki hasil bagi kaum Banyak penelitian yang
miskin karena hanya memperlihatkan bahwa tambahan
mensubsidi kaum kaya. tahun mengikuti pendidikan per
2. Meski terdapat kemajuan orang meningkatkan laju
akses pendidikan, namun pertumbuhan dan hasil riil. Menurut
kualitas sekolah yang beragam. Jamison dan Lau (1982), tenaga
Salah satu cara mengukur kerja yang berpendidikan lebih
kualitas adalah banyaknya tinggi akan menerima penghasilan
pengeluaran per siswa, lebih besar dan lebih produktif
banyaknya guru, lama dibanding dengan tenaga kerja yang
keikutsertaann dalam berpendidikan. Dan, Ram (1990),
Pendidikan sekolah, menemukan bahwa suatu negara
kandungan kurikulum, angka yang bergerak dari nol menuju
putus sekolah, dan hasil yang tingkat pendidikan maksimum,
dicapai (prestasi, sikap, nilai mula-mula perbedaannya naik
tes). Di negara sedang mencapai puncak, kemudian
berkembang belum dapat menurun. Kontroversi dengan
mengembangkan berbagai Pritchett (1996) menemukan bahwa
indicator tersebut dengan baik. akumulasi modal manusia memiliki
3. Sekolah yang kualitasnya dampak yang tidak signifikan atau
buruk merugikan kaum miskin dampak negative terhadap
dan membatasi peluang pertumbuhan ekonomi dan
mereka memperoleh pertumbuhan produktivitas. Namun,
pendapatan di masa datang. Birdsall dan Londono (1997),
Jika anak miskin hanya dapat meneliti dampak distribusi asset
menempuh pendidikan di awal terhadap pertumbuhan dan
sekolah yang kualitasnya pengurangan kemiskinan yang
rendah, maka mereka hanya berkorelasi signifikan diantara
memiliki kesempatan yang ketimpangan Pendidikan awal dan
lebih sedikit untuk berkurangnya pertumbuhan
mendapatkan pekerjaan yang pendapatan. Demikian pula, Ampreo
berpenghasilan tinggi. Casstelo Climent (2004) menemukan
Hampir semua empiris tentang bahwa kenaikan ketimpangan modal
modal manusia (Human Capital) manusia berhubungan dengan
setuju bahwa peningkatan kualitas pertumbuhan, baik dalam jangka
sumber daya manusia bermakna panjang dan jangka pendek. Ampero

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 110-


Castelo Climent dan Rafael Namun Audrey Siew Kim
Domenech (2006), menguji Lim dan Kam Ki Tang (2008)
pengaruh ketimpangan pendapatan menemukan bukti bahwa ternyata
perkapita karena perbedaan investasi salah menggunakan ketimpangan
individual dalam Pendidikan. pendidikan sebagai ketimpangan
Ditemukan bahwa investasi modal modal manusia. Ukuran distribusi
manusia mempengaruhi life modal manusia harus dibentuk pada
expectancy. Sementara, Olan ukuran modal manusia yang kuat.
Olaniyan dan Abiodun Bankole Tingkat melek huruf orang dewasa
(2005) menemukan bukti bahwa sebagai proxy modal manusia hanya
kemisikinan di pedesaan Nigeria memproxy bagian kecil cadangan
sangat berkaitan dengan peranan modal manusia secara keseluruhan.
modal manusia. Dan Gerhard Proxy rasio rasio pendaftaran
Glomm dan Ravikumar (2005) sekolah, yang mengukur jumlah
membuktikan bahwa income gab siswa yang terdaftar dikelas tertentu
terjadi karena investasi human relative terhadap populasi
capital yang berbeda. keseluruhan dari kelompok usia
Vinod dan Thomas (2000) terkait adalah salah karena rasio
membahas ketimpangan Pendidikan pendaftaran merupakan flow variabel
melalui perhitungan indeks gini sedangkan modal manusia
pendidikan. Ditemukan bahwa merupakan stock variabel. Anak-
Indeks gini pendidikan dapat anak yang didaftarkan sekolah
menjadi indicator baru untuk belumlah menjadi bagian dari tenaga
dimensi sumber daya manusia dan kerja, sehingga modal manusia yang
kesejahteraan, Ketimpangan mereka kumpulkan melalui
pendidikan berhubungan negative pendidikan sekolah belum digunakan
terhadap kenaikan Produk Domestik dalam produksi.
Regional Bruto (PDRB) per kapita. Adanya controversial
Dan Audrey Siew Kim Lim dan pendapat tentang studi empiris
Kam Ki Tang (2008) Sumber Daya Manusia menarik
mengembangkan ukuran distribusi untuk dilakukan penelitian untuk
modal manusia untuk mengevaluasi data Indonesia. Penelitian ini akan
ketimpangan modal manusia global menunjukkan ketimpangan
dan nasional dan pendidikan dan ketimpangan modal
membandingkannya dengan ukuran- manusia. Selanjutanya kedua
ukuran ketimpangan pendidikan. ketimpangan tersebut akan dikaitkan
dengan pertumbuhan ekonomi.
merupakan jumlah orang secara fisik
Tinjauan Pustaka yang mendiami suatu wilayah
Berbagai model penelitian tertentu, sedangkan konsep sumber
tentang sumber daya manusia telah daya manusia mencakup dimensi
banyak dilakukan. Konsep sumber lain didalamnya, baik potensial
daya manusia dengan penduduk maupun yang ada. Konsep sumber
disini berbeda, dimana penduduk daya manusia yang terkait dengan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 111-


kualitas sumber daya manusia power parity. Hasil yang diperoleh
merupakan kebutuhan penting bagi adalah sebagai berikut:
suatu bangsa atau negara, apalagi 1. Adanya hubungan negatif antara
dalam menghadapi perubahan nilai GDP riil tahun 1960
lingkungan global yang cepat. kondisi awal dengan tingkat
Menurut Romer (1990), pertumbuhan GDP per kapita
sumber daya manusia merupakan riil (1960 – 1985)
kunci utama yang akan 2. Adanya hubungan positif dan
menggerakkan produk-produk atau signifikan antara nilai GDP riil
ide-ide baru dengan adanya kuadrat tahun 1960 kondisi awal
kemajuan teknologi. Variabel yang dengan tingkat pertumbuhan
signifikan mempengaruhi GDP perkapita riil. Dalam
pertumbuhan GDP riil per kapita bentuk linier hubungannya
kuantitas human capital dalam negatif tetapi dalam bentuk
bentuk pendidikan dan kesehatan, kuadrat hubungan positif yang
dan rasio investasi bruto terhadap mendukung adanya kondisional
GDP, namun dipengaruhi secara convergence.
negative oleh distorsi pasar dan 3. Adanya hubungan positif dan
ketidakstabilan politik. signifikan antara stok sumber
Analisis yang dilakukan daya manusia pada kondisi awal
Barro(1999) dengan menggunakan yang dirpoxy dengan school
school enrollment rates sebagai enrrolment ratio untuk
proxy sumber daya manusia. Tingkat pendidikan dasar dan menengah.
pertumbuhan berkorelasi secara 4. Pertumbuhan pendapatan per
negative dengan GDP perkapita pada kapita dan rasio investasi
kondisi awal. Dan mendukung terhadap GDP cenderung
hipotesis convergence pada model berubah secara searah karena
pertumbuhan Neoklasik. Negara adanya kenaikan produktivitas
miskin cenderung tumbuh lebih cenderung meningkatkan
cepat dibanding negara kaya, tetapi pertumbuhan. Apabila dikaitkan
hanya untuk sejumlah sumber daya dengan fertilitas maka bentuk
manusia tertentu. Penelitian tersebut hubungannya adalah stok
menggunakan hipotesis bahwa sumber daya manusia yang lebih
tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi pada kondisi awal akan
dipengaruhi oleh : pertama, kondisi meningkatkan pertumbuhan
awal suatu negara yang terdiri dari ekonomi, sementara adanya
GDP riil dan stok sumber daya pertumbuhan ekonomi
manusia, kedua, variabel kontrol menyebabkan fertilitas tutun.
yang terdiri dari rasio konsumsi 5. Pengaruh variabel control
pemerintah terhadap GDP, rasio terhadap pertumbuhan ekonomi
investasi swasta terhadap GDP, adalah :
stabilitas politik dan distorsi pasar - Rasio konsumsi
yang diwakili oleh purchasing pemerintah terhadap GDP
riil mempunyai hubungan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 112-


negatif terhadap (indeks gini pendidikan)
pertumbuhan ekonomi menggunakan formula:
dengan argumentasi bahwa 1
konsum pemerintah tidak N ( N  1
 Yi  Y j
mempunyai efek langsung Gini = i 1 j

terhadap produktivitas Keterangan:


sektow swasta, tetapi Gini : Indeks Gini
menurunkan tabungan dan μ : rata – rata variabel
pertumbuhan ekonomi (missal : pendapatan)
melalui efek distorsi dari N : Jumlah total
pajak atau program observasi
pengeluaran pemerintah. Untuk Gini Pendapatan Yi dan Yj
- Rasio pengeluaran adalah nilai pendapatan individu
pemerintah untuk Untuk Gini Pendidikan Yi dan Yj
pendidikan dan pertahanan adalah tahun pencapaian sekolah
mempunyai hubungan Hasil yang dapat disimpulkan
posistif terhadap dari penelitian Vinot, Wang, dan Fan
pertumbuhan ekonomi tersebut adalah:
dengan menjelaskan 1. Ketimpangan pencapaian
pengeluaran untuk pendidikan telah menurun
pendidikan dan dikebanyakan negara selama
pertahannan lebih bersifat 3 dekade yaitu 1960 – 1990
investasi dibanding dengan pengecualian di
konsumsi sehingga lebih Columbia, Hongaria, Peru,
mempengaruhi dan Venezuela yang naik
produktivitas sector swasta pelan sejak th 1980.
dan merupakan factor 2. Ada hubungan negatif dan
pendorong investasi signifikan antara
swasta. ketimpangan pendidikan
- Sedangkan rasio dengan rata-rata bersekolah.
investasi stasta terhadap Hal ini mengimplikasikan
GDP berpengaruh positif bahwa negara dengan tingkat
terhadap pertumbuhan pencapaian pendidikan yang
ekonomi tetapi tinggi, paling mungkin
pengaruhnya tidak mencapai kemerataan
signifikan. pendidikan daripada negara
Vinot Thomas, Yan Wang, dengan tingkat pencapaian
dan Xibo Fan (2000) mengukur pendidikan yang lebih
ketimpangan pendidikan dengan rendah.
menggunakan panel data untuk 85 3. Kurva Kuznets akan terlihat
negara dalam periode 5 tahunan nyata, jika yang digunakan
mulai tahun 1960 sampai 1990. adalah standar deviasi
Pengukuran indeks pendidikan pendidikan.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 113-


4. Ketimpangan yang diukur dimensi sumber daya
dengan indeks Gini manusia dan kesejahteraan,
pendidikan berhubungan dimana fasilitas pendidikan
negatif dengan kenaikan dapat dibandingkan antar
PDRB per kapita. negara dan antar waktu.
5. Jurang Gender dalam Olanreweju Olaniyan dan
pendidikan semakin kuat. Abiodun Bankole (2005) yang
Bukti ini seperti yang menguji modal manusia, capabilities,
dilakukan oleh Naercio dan kemiskinan poverty di rural
Aquino menezes Fillo, Nigeria dengan menggunakan
Reynaldo Refnandez, Paulo Probit. Model yang dibentuk adalah :
Picchetti (2006) yang Ln PCE = aiXt + ui,
menguji efek tingkat dimana PCE adalah mean per capita
pendidikan pada tenaga kerja expenditure, X adalah karakteristik
dan perilaku distribusi upah rumah tangga dan factor lain yang
tenaga kerja laki-laki (male) menentukan, u adalah random error
di Brazil. Hasil estimasi term. Dalam penelitian ini rumah
menunjukkan overall tangga diklasifikasikan menjadi tiga
inquality pada dasarnya tidak tingkat (line). Kesimpulan yang
berbeda seluruhnya pada dapat diambil dari hasil penelitian ini
periode penelitian. Adanya adalah kemiskinan di rural Nigeria
disperi tingkat upah yang sangat berhubungan erat dengan
stabil antar group. peranana modal manusia dan
Compression effect capabilities. Kebijakan yang diambil
(pengembalian pendidikan) untuk menurunkan kemiskinan
menyebabkan penurunan adalah dengan menaikan modal
dispersi. Metodologi manusia individual melalui
ekonometrik dalam pendidikan khususnya di area
penelitian ini menggunakan pedesaan (rural).
model MaCurdy dan Mroz Audrey Siew Kim Lim dan
(1995): Kam Ki Tang (2008)
l(w) = α + A(a) + T(t) + C(c) mengembangkan sebuah ukuran
+ R(a,t,c) + u distribusi modal manusia menurut
Fungsi R adalah Mincer dan menerapkannya untuk
memasukkan usaha dan mengevaluasi ketimpangan modal
interaksi antara umur, time, manusia dan membandingkan
dan cohorts sebagai dengan ukuran ketimpangan
pengalaman. Simbol a adalah pendidikan. Ditunjukkan bahwa
umur, c adalah birth cohort, ketimpangan sebagai proxy
dan t adalah time trend. ketimpangnan modal manusia
Dimana c = t – a (menurut menimbulkan masalah karena antar
Heckmen dan Robb (1985)) variabel tersebut hubungannya
6. Indeks Gini pendidikan dapat nonmonotonik. Penelitiannya
menjadi indicator baru untuk menfokuskan pada ukuran

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 114-


ketimpangan modal manusia. Malthus (1976) ahli ekonomi
Penjelasan modal manusia pengikut Klasik. Alam mempunyai
menggunakan persamaan Hc = exp cara sendiri untuk mengatasi
(siri), artinya bahwa Modal manusia kesenjangan itu seperti penyakit,
dari individu i dengan si tahun peperangan, kelaparan, nbencana
sekolah ; ri adalah tingkat alam, dan sebagainya. Akal budi
pengembalian dari pendidikan (rate manusia menemukan cara lain yaitu
of return to schooling). Dan membentuk nilai atau nilai tambah
penjelasan ketimpangan modal pada setiap sumder daya, yaitu alam,
manusia menggunakan penjelasan manusia, atau sesuatu yang
seperti menghitung koefisien gini merupakan bantuan manusia itu
(indeks gini) pendidikan yaitu: sendiri. Dessler (1997),
1 7 7 mengemukakan bahwa peningkatan
G  ni n j xi  x j
2  i 1 j 1 produktivitas merupakan hal yang
penting dalam lingkungan
Dimana i dan j adalah indeks tingkat
competitive global dewasa ini dan
pendidikan, μ adalah rata-rata tahun
sumber daya manusia memainkan
sekolah penduduk, dan ni adalah
peran penting dalam menurunkan
proporsi penduduk dalam tingkat
biaya tenaga kerja, membuat
pendidikan i; xi adalah komulatif
perusahaan menjadi lebih tanggap
tahun sekolah pada tingkat
terhadap inovasi produk dan
pendidikan i. Hasil yang diperoleh
perubahan teknologis. Sumber daya
adalah ditemukan hubungan antara
manusia memainkan peran penting
ketimpangan modal manusia dan
(sentral).
pendidikan yang diukur dengan
Penelitian yang dilakukan oleh
koefisien gini adalah cekung yang
Romer (1986), Lucas (1988), Robelo
menyiratkan bahwa ketimpangan
(1991) didasarkan pada Arrow
pendidikan sebagai proxy
(1962), sheshinski 919670, dan
ketimpangan modal manusia dapat
Uzawa (1965) tidak secara nyata
menyebabkan penemuan yang
memperkenalkan teori perubahan
menjerumuskan.
teknologi. Pada model ini
pertumbuhan mungkin menjadi tidak
Landasan Teori
terbatas karena return to investment
Sumber daya manusia
barang-barang kapitas termasuk
merupakan salah factor penentu
sumber daya manusia tidak menurun
pertumbuhan ekonomi dalam teori
secara berarti apabila perekonomian
aliran pemikiran baru mengenai
dibangun. Spillover dari
pertumbuhan ekonomi dan
pengetahuan antar produsen dan
pembangunan. Jumlah penduduk
keuntungan eksternal dari sumber
bertamabah terus menurut deret
daya manusia adalah bagian dari
ukur, sedangkan alat untuk
proses ini tetapi hanya jika mereka
memenuhi kebutuhannya yang
saling membenatu untuk
berasal dari berbagai macam sumber
menghindari kecenderungan
daya hanya bertambah menurut deret
hitung. Demikian yang dinyatakan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 115-


terjadinya diminishing return pada 1. OLS Regression, yaitu
akumulasi capital. menggabungkan data time series
dan cross section dengan
menggunakan OLS biasa.
Pendekatan ini disebut juga
Alat Analisis metode Common, mempunyai
Penelitian ini menggunakan hambatan terutama pada asumsi
Panel data yaitu menggabungkan klasik. Dalam metode ini asumsi
antara time series dan cross section. yang digunakan adalah nilai
Menurut Baltagi (2003) terdapat intersep dan koefisien slopenya
beberapa keuntungan dalam dianggap konstan untuk setiap
penggunaan panel data adalah: ruang dan waktu.
1. Panel data mengontrol 2. Fixed Effect Model, yaitu
heteroginitas individual. Dalam memasukkan dummy variabel
time series maupun cross section untuk mengukur perubahan
sering mengabaikan masalah intersep pada data cross section
heterogenitas ini sehingga hasil dan data time series. Pada metode
estimasi yang didapatkan menjadi ini ada beberapa asusi yaitu:
bias. Koefisien slope konstan tetapi
2. Panel data memberikan lebih intersep bervariasi terhadap
banyak informasi, lebih banyak individual atau waktu; Koefisien
variabilitas, berkurangnya slope konstan sedangkan intersep
kolinieritas masing-masing bervariasi terhadap individual dan
variabel, memberikan tambahan waktu; semua koefisien (baik
tingkat kebebasan dan lebih intersep atau koefisien) bervariasi
efisien. terhadap individual. Metode ini
3. Panel data akan memberikan disebut juga Least Squares
hasil yang lebih baik jika dummy Variable (LSDV)
diterapkan pada studi tentang Regression Model karena
perubahan dinamis. memasukkan unsure dummy
4. Panel data merupakan alat variabel yang memungkinkan
deteksi dan alat ukur yang lebih terjadinya perubahan intersep
baik untuk efek-efek yang tidak untuk setiap cross section dan
diobservasi dalam data cross time seriesnya. Penelitian ini
section atau time series murni. hanya akan menggunakan fixed
5. Panel data dapat effect dengan asumsi nilai slope
meminimalisasi bias yang konstan dan nilai intersepnya
mungkin timbul, jika kita bervariasi terhadap ruang dan
mengagregasi individu dalam waktu. Dengan kata lain
agregat yang lebih besar. memasukkan dummy untuk efek
Ada beberapa pendekatan yang ruang dan dummy untuk efek
bisa digunakan dalam menganalisa waktu yang memungkinkan
panel data yaitu: terjadinya perubahan intersep
tersebut, ceteris paribus. Fixed

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 116-


effect model dengan memasukkan n-1 = jumlah cross section
dummy untuk efek ruang variable -1
memperbolehkan bervariasinya
nilai intersep untuk 3. Random effect, sering disebut
daerah/propinsi (penelitian ini 26 juga Error Componen Model
propinsi) namun tidak bervariasi karena memasukkan unsure
untuk waktu (time invariant). error term yang
Dummy variabel ditambahkan menimbulkan korelasi antar
sejumlah cross sectionnya. Nilai 1 unit waktu dan antar unit
diberikan pada daerah/propinsi 1, ruang/individu.
sedangkan nilai 0 diberikan untuk
daerah/propinsi lainnya dan Model dasarnya adalah :
begitu juga untuk dummy Yit   1   2 X 2it   3 X 3it  wit
seterusnya. Penggunaan dummy Dimana : wit = εi + uit
untuk dimensi ruang digunakan Error term wit merupakan
untuk mengukur time effect. gabungan dari dua komponen,
Perbedaan intersep karena adanya dimana εi adalah error component
time effect disebabkan karena dari cross section dari time series
perubahan peraturan pemerintah, dan cross section. Selain itu terdapat
perubahan kebijakan atau factor pula asumsi yang digunakan dalam
lain seperti konflik. Untuk model random effect yaitu tiap
mengetahui suatu model fixed individual error component tidak
effect signifikan atau tidak, maka berkorelasi satu dengan lainnya dan
harus dihitung nilainya dengan tidak terjadi autokorelasi antar unit
mengikuti distribusi F. cross section dan unit time series.
(Green:2000). Jika hasil Dalam model fixed effect, tiap unit
perhitungan uji F ≥ F((n-1),(nT-n- cross section mempunyai (fixed)
k)), berarti akan digunakan fixed intersep masing-masing, sedangkan
effect model untuk mengestimasi untuk error component model ini
persamaan regresi. intersep β1 merupakan mean value
F (n-1, nT-n-k) = dari seluruh intersep dan error
2
( RUR  R R ) /( n  1)
2
component merupakan random
(1  RUR
2
) /( nT  n  k ) deviation dari individual intersep
dari mean value.
n = jumlah unit cross section Permasalahannya adalah ketika
T = jumlah unit waktu hasil regresi menggunakan model
k = jumlah parameter yang fixed effect dan model random effect
akan diestimasi maka harus dipilih model yang
2 sekiranya cocok untuk digunakan.
RUR = R2 of the unrestricted Ada beberapa cara yang dapat
regression dilakukan menurut Gujarati (2000)
R R2 = R2 of the resticted yang menggunakan hasil observasi
regression yang dilakukan oleh Judge, et.al

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 117-


untuk memilih yang terbaik dari awal harus dicari vector
kedua model tersebut yaitu: perbedaan antara random effect
1. Bila T(jumlah time estimator (βRE) dengan fixed
series) besar dan N (jumlah effect estimator (βFE), yaitu βFE -
cross section) kecil, maka βRE. Selanjutnya ditung kovarian
kemungkinannya adalah hanya dari fixed effect dan random
terdapat sedikit perbedaan yang effect. Sehingga diperlukan
dihasilkan nilai parameternya covariance matrix. Secara
dengan menggunakan fixed umum rumus perhitungan
effect dan random effect. Hausman Test adalah :
Menurut judge model fixed X H    FE   RE   vˆ(  FE )  vˆ(  FE ) (  RE   FE )
2 1

effect lebih disukai dalam kasus v̂ merupakan estimasi dari


ini.
2. Bila jumlah N besar true covariance matric dan nilai
dan T kecil maka hasil estimasi statistic X H2 (χ2 hitung)
yang di peroleh bisa berbeda mengikuti chi squared
signifikansinya. Oleh karena itu distribution dengan K degree of
diperlukan kesimpulan statistic freedom. K adalah jumlah
yang lebih menguatkan. Jika regresor yang digunakan dalam
individual error component εi β. Apabila χ2 tabel lebih besar
dan satu atau lebih regresor dari nilai χ2 hitung, maka Ho
berkorelasi maka estimasi diterima. Berarti lebih tepat
dengan menggunakan error menggunakan random effect
component model (ECM) aakan dari pada fixed effect.
menjadi bias sehingga fixed Uji signifikansi random
effect lebih tepat. Namun bila effect juga dapat dilakukan
asumsi dari error component dengan membandingkan uji LM
model terpenuhi maka akan pada model random effect
lebih efisien menggunakan dengan nilai χ2 tabel.
model ECM diban dingkan  n  T 2

2

dengan model fixed effect.     u iT  
nT  i 1  t 1   1
Langkah untuk menguji
LM 
penggunaan random effect 2(T  1)  n T 
  U iT
2
adalah dengan hausman tes. 
Hipotesa yang digunakan adalah  i t t 1 
Ho: estimator random effect Jika hasil perhitungan
konsisten, Ha : estimator LM > χ2 dengan satu derajat
random effect tidak konsisten. kebebasan , maka Ho ditolak
Verbeek (2000) disebutkan artinya metode random effect
random effect estimator (β) bisa digunakan untuk
dapat dikatakan efisien dan mengestimasi persamaan
konsisten apabila tidak ada regresi.
korelasi antara regresor Xit Pembentukan model
dengan error term εi. Langkah panel data dalam penelitian

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 118-


dilakukan dengan tujuan sebagai 6. Perhitungan Indeks Gini
berikut: Pendidikan dengan
1. Untuk mengetahui menggunakan rumus:
pengaruh rata-rata sekolah
terhadap ketimpangan  1  n i 1
pendidikan digunakan   pi yi  yj pj
model regresi: 
GP =   i  2 j 1
GPit = α1it + α2itμit + uit
2. Untuk mengetahui Keterangan :
pengaruh rata-rata modal GP : Gini pendidikan
manusia terhadap didasarkan pada distribusi
ketimpangan modal pencapaian sekolah
manusia digunakan model μ : Rata-rata bersekolah dari
regresi: populasi yang bersangkutan
GMit = α1it + α2itψit + pi dan pj : Proporsi populasi
uit dengan tingkat pencapaian
3. Untuk mengetahui sekolah yang pasti
pengaruh indeks gini yi dan yj :Tahun bersekolah pada
pendidikan terhadap tingkat pencapaian Pendidikan
perubahan PDRB per kapita yang berbeda
dengan model regresi: n: Jumlah kategori pencapaian
ΔPDRB = α1it + α2itGPit + sekolah pada data
uit
4. Untuk mengetahui Rumus indeks gini tersebut
pengaruh indeks gini modal diperluas menjadi:
manusia terhadap 1
perubahan PDRB per kapita   p 2  y 2  y1   p1
dengan model regresi: E = 
ΔPDRB = α1it + α2itGMit + + p3 (y3 – y1)p1 + p2(y3 – y2)p2
uit +
Keterangan: ……………………………….
GP= Indeks Gini + p6(y6 – y1)p1 + p6(y6 –
Pendidikan y2)p2 + p6(y6 – y3)p3 + p6(y6 – y4)p4 +
GM= Indeks Gini Modal p6(y6 – y5)p5
Manusia Keterangan:
ΔPDRB=Pertumbuhan P1 = proporsi populasi tidak sekolah
PDRB per kapita P2 = proporsi populasi tidak tamat
α1 = Konstanta SD
α2= Koefisien variabel P3 = proporsi populasi tamat SD
u= Variabel pengganggu P4 = Proporsi populasi tamat SLTP
t= tahun P5 = Proporsi populasi tamat SMU
i= propinsi P6 = Proporsi populasi universitas

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 119-


Perhitungan tahun bersekolah Rumus μ untuk menghitung rata-rata
pada 6 tingkatan Pendidikan tersebut tahun sekolah dan untuk mengitung
adalah: rata-rata modal manusia diganti
Buta huruf : y1 = 0 = 0 tahun dengan ψ sebagai berikut:
Tidak tamat SD: y2 = y1 + 0.5 SD = n

0.5SD SD = 3 tahun    piyi


i 1
Tamat SD : y3 = y1 + SD = SD =
Dimana pi adalah tingkat pencapaian
6 tahun
sekolah individu i, untuk rata rata
SLTP : y4 = y3 + SLTP = 9
tahun sekolah dan untuk rata-rata
tahun
modal manusia. Sementara yi untuk
SLTA : y5 = y3 + SMU = 12
rata-rata tahun sekolah adalah tahun
tahun
bersekolah pada tingkat pencapaian
Universitas : y6 = y5 + Universitas
pendidikan individu i, dan untuk
= 15
rata-rata modal manusia adalah
Keterangan:
diganti menjadi rata-rata upah/gaji
SD = Tahun Pendidikan SD = 6
pada pencapaian sekolah individu i.
tahun
Rumus Standar Deviasi (SDS) untuk
SMP = Tahun Pendidikan SMP = 3
Sekolah dan modal manusia adalah :
tahun
SMA = Tahun Pendidikan SMA = 3 n

Univ.
tahun
= Tahun Pendidikan
  SDS   pi( yi   )
i 1
2

universitas rata-rata 3 tahun


Untuk indeks gini modal
manusia (GM) ditentukan dengan Analisis Data
menghitung kembali ψ sebagai Kondisi Sumber Daya Manusia di
modal rata-rata, dan menghitung Indonesia
jumlah modal manusia yang Tingkat melek huruf
dikumpulkan melalui pendidikan. merupakan kemampuan penduduk
 1  n i 1 untuk dapat membaca dan menulis.
  pi yi  yj pj Angka melek huruf secara nasional

GM =   i 2 j 1 pada tahun 2006 meningkat
dibandingkan tahun 2005 yaitu 90,91
Keterangan : persen menjadi 91,45 persen. Angka
GP : Gini modal manusia melek huruf didaerah perkotaan
didasarkan pada distribusi tahun 2006 pada kelompok umur 15
modal manusia – 49 tahun sudah sangat tinggi, yaitu
ψ : Rata-rata modal manusia diatas 96 persen. Sementara didaerah
dari populasi yang bersangkutan pedesaan, hal serupa terjadi pada
pi dan pj : Proporsi populasi dengan kelompok umur 15 – 34 tahun.
tingkat pencapaian sekolah yang Sedangkan angka melek huruf pada
pasti kelompok umur 35 – 49 tahun
yi dan yj : Return to schooling didaerah pedesaan sekitar 90,29
persen. Sementara itu, penduduk

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 120-


usia 50 tahun keatas didaerah Tabel 2 menunjukkan penduduk
perkotaan yang melek huruf tercata yang tidak dapat membaca dan
sekitar 83,90 persen, jauh lebih menulis atau buta huruf lebih banyak
tinggi disbanding daerah pedesaan pada kelompok usia tua terutama di
yang hanya sekitar 68,75 persen. pedesaan.

Tabel 2
Angka Melek Huruf Menurut Kelompok Umur, 2005 dan 2006

Perkotaan +
Kelompo Perkotaan Perdesaan Perdesaan
k Umur 2005 2006 2005 2006 2005 2006
15 – 19 99,57 99,52 98,29 98,46 98,86 98,92
20 – 24 99,47 99,43 97,78 97,81 98,62 98,60
25 – 34 99,17 99,21 96,67 96,68 97,85 97,87
35 – 49 96,26 96,33 89,25 90,29 92,40 92,95
50+ 82,47 83,90 65,98 68,75 72,64 74,89
15+ 95,10 95,28 87,48 88,40 90,91 91,45
L 97,41 97,33 91,84 92,36 94,34 94,56
P 92,84 93,27 83,16 84,47 87,54 88,39
Sumber: indicator kesejahteraan Rakyat, BPS, 2006

Selanjutnya, gambaran mengenai penurunan dari sekitar 37,2 persen


peningkatan sumber daya manusia menjadi sekitar 36,8 persen pada
dapat dilihat dari tingkat pendidikan tahun 2006. Secara nasional
penduduk usia 10 tahun keatas. Pada prosentase penduduk yang berusia
tahun 2006, penduduk usia 10 keatas 10 tahun keatas yang tidak / belum
yang sudah menamatkansekolah pernah sekolah dan belum
jenjang SMP keatas sudah mencapai menamatkan SD mengalami
40,1 persen, sedikit lebih tinggi penurunan. Hal ini menunjukkan
dibandingkan tahun sebelumnya semakin baiknya tingkat pendidikan
yang sebesar 38,4 persen. Pada penduduk. Namun secara umum
jenjang pendidikan SD didaerah tingkat pendidikan yang ditamatkan
perkotaan terjadi penurunan oleh penduduk di daerah perkotaan
dibandingkan tahun 2005 yaitu 26,2 lebih tinggi daripada daerah
persen menjadi 25,0 persen pada pedesaan. Hal ini menunjukkan
tahun 2006, begitu pula yang terjadi belum meratanya tingkat pendidikan
didaerah pedesaan mengalami antara perdesaan dengan perkotaan.

Tabel 3
Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2005 dan 2006

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 121-


Jenjang Pendidikan Perkotaan Perdesaan Perkotaan +
Perdesaan
2005 2006 2005 2006 2005 2006
Tidak sekolah 4,3 4,1 10,6 10,0 7,8 7,4
Belum Tamat SD 15,5 15,2 26,2 25,2 21,4 20,8
SD 26,2 25,0 37,2 36,8 32,3 31,7
SMP 19,5 19,4 15,2 16,2 17,1 17,6
Sekolah Menengah 26,9 28,3 9,2 10,2 17,1 18,1
Diploma I/II 1,2 1,1 0,6 0,6 0,8 0,8
Diploma III 1,8 1,9 0,3 0,3 1,0 1,0
Diploma IV/S1/S2/S3 4,6 5,0 0,7 0,8 2,4 2,6
SMP+ 54,0 55,6 26,0 28,1 38,4 40,1
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat, BPS, 2006

Definisi Variabel merupakan angka antara 0


Penelitian ini menggunakan dan 1 yang mencerminkan
data sekunder yang diambil dari kemerataan (pendidikan dan
Badan Pusat Statistik (BPS). modal manusia)
Data tersebut meliputi Produk 2. Rata-rata tahun sekolah
Domestik Regional Bruto (μ) merupakan rata-rata tahun
(PDRB) atas dasar harga konstan sekolah untuk masing-masing
1993 per propinsi, Jumlah populasi yang bersangkutan
penduduk 10 tahun keatas dan 3. Pertumbuhan PDRB per
Pendidikan tertinggi yang kapita (ΔPDRB) merupakan
ditamatkan, rata-rata pencapaian pertumbuhan PDRB
tahun sekolah, Rata-rata perkapita untuk jangka waktu
upah/gaji bersih 5 tahunan.
pekerja/karyawan selama
sebulan menurut Pendidikan
tertinggi yang ditamatkan.
Pengamatan penelitian untuk
time series tahun 1975, 1980,
1985, 1990, 1995, 2000, dan Batasan Penelitian
2005. Dan data cross section Kesulitan yang dialami
yang meliputi 26 propinsi di dalam penelitian ini adalah
Indonesia. Untuk propinsi mendapatkan kelengkapan data.
pemekaran tidak dimasukkan Oleh karenanya penelitian ini
dalam penelitian ini. dibatasi dengan menggunakan data
Definisi variabel-variabel 26 propinsi sebelum pemekaran
yang digunakan dalam penelitian wilayah baru. Propinsi baru yang
ini adalah: dipilih tidak dimasukkan dalam
1. Indeks Gini (pendidikan penelitian ini adalah Riau
dan modal manusia) Kepulauan, Kep. Bangka Belitung,

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 122-


Banten, gorontalo, Sulawesi Barat, manufacturing based approach,
Maluku Utara, dan Irian Jaya Barat. memperhatikan praktik-praktik
Penentuan kualitas pendidikan juga perekayasaan dan pemanufakturan
merupakan masalah sehingga tidak serta mendefinisikan kualitas sebagai
dijelaskan dalam penelitian ini. kesesuaian/sama dengan persyaratan,
Jenjang Pendidikan meliputi 6 (5) value based approach,
tingkat yaitu Sekolah Dasar (SD) memandang kualitas dari segi nilai
standar tempuh studi 6 tahun, dan harga. Dengan
Sekolah Menengah Pertaman (SMP) mempertimbangkan trade off antara
standar tempuh studi 3 tahun, kinerja dan harga, kualitas
Sekolah Menengah Umum(SMU) didefinisikan sebagai affordable
standar tempu studi 3 tahun, dan excellence.
Universitas diasumsikan rata-rata Sangat menarik untuk diteliti
tempuh studi 3 tahun yang telah selanjutnya dengan memasukkan
dihitung menggunakan rata-rata ukur ukuran kualitas modal manusia
dan rata-rata harmonik. antar negara dan dalam negara. Pasar
Perbedaan kualitas dalam pendidikan dan tenaga kerja semakin
pendidikan sekolah muncul dalam terglobalisasi, dimana aliran tenaga
antar daerah dan antar waktu. kerja migrant dan asing serta pelajar
Karena konsep kualitas yang tidak internasional akan semakin penting
seragam. Menurut Garvin (dalam dalam menentukan kandungan
Lovelock, 1994) ada lima macam modal manusia dari tenaga kerja
perspektif yang menjelaskan situasi sebuah negara. Agenda penelitian
yang berlainan yaitu (1) adalah bagaimana menjelaskan
Transedental approach, kualitas aliran modal manusia global dalam
dipandang sebagai innate excellence, pembentukan cadangan modal
dimana kualitas dapat dirasakan atau manusia nasional.
diketahui tetapi sulit didefinisikan
dan dioperasionalkan, (2) Product 3.4. Hasil estimasi
based approach, kualitas Berdasarkan hasil uji LM
merupakan karakteristik atau atribut yang telah dilakukan membuktikan
yang dapat dikuantitatifkan dan bahwa dari ke 4 model panel data
dapat diukur, (3) Used based yang dibentuk bukanlah random
approach, kualitas tergantung pada effect. Hasil perhitungan uji random
orang yang memandangnya sehingga effect tersebut dapat dijelaskan
produk yang paling memuaskan dalam table 4.
preferensi seseorang merupakan
produk yang berkualitas tinggi, (4)

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 123-


Tabel 4
Hasil Perhitungan Uji Random Effect
n T
Mode Variabel Variabel n T 2 LM Kesimpulan
l Dependen Independe
n

i=1 t=1
( )
∑ U iT ∑ ∑ U 2iT
i =1 t=1
Hitung

1 GP (Gini MP (Rata- 2.363207 2.329277 108.130 Bukan


Pendidikan Rata 7 Random
) Pendidikan) Efek
2 GM (Gini MM (Rata- 0.585162 0.599805 101.474 Bukan
Modal Rata Modal Random
Manusia) Manusia) Efek
3 ΔPDRB GP (Gini 550.7603 548.3929 106.591 Bukan
Pendidikan) Random
Efek
4 ΔPDRB GM (Gini 546.1702 545.8069 106.167 Bukan
Modal Random
Manusia) Efek
χ2 pada α = 1% (135,807)

Selanjutnya akan dilakukan satu wilayah/ daerah saja. Kemudian


uji F pada setiap model untuk pada model 2 menunjukkan bahwa
mengetahui apakah model fixed rata-rata modal manusia secara
effect cocok diterapkan. Tabel 5 signifikan mempengaruhi
membuktikan bahwa 4 model panel ketimpangan modal manusia di
data cocok menggunakan fixed Indonesia selama periode 1975
effect. Dan variabel variabel sampai 2005. Gini pendidikan
independent secara signifikan ternyata secara signifikan juga
mempengaruhi variabel dependen mempengaruhi pertumbuhan
pada setiap model panel data pada ekonomi di Indonesia. Hal tersebut
tingkat kritis 1%. Model 1 panel data dapat dijelaskan dalam model 3.
membuktikan bahwa tingkat rata- Demikian pula dalam model 4,
rata tahun bersekolah mempengaruhi ketimpangan modal manusia secara
ketimpangan pendidikan di signifikan mempengaruhi
Indonesia selama periode 1975 pertumbuhan ekonomi. Artinya
sampai 2005. Oleh sebabnya bahwa ketimpangan pendidikan dan
pemerataan pendidikan sangat modal manusia di Indonesia
penting agar tidak menumpuk pada memberikan kontribusi pada

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 124-


pertumbuhan PDRB yang akhirnya ketimpangan pendidikan dan modal
akan memberikan kesejahteraan manusia akan meningkatkan
masyarakat. Arti koefisien yang pertumbuhan ekonomi.
negatif mengindikasikan penurunan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 125-


Tabel 5
Hasil Perhitungan Uji Fixed Effect
Mode Variabel Variabel R2 2 F Kesimpula
Ru
l Dependen Independe Hitung n
n
1 GP (Gini MP (Rata- 0.67944 0.38495 5.546 Fixed Efect
Pendidikan Rata 7 3 Cocok
) Pendidikan) Diterapkan
2 GM (Gini MM (Rata- 0.85648 0.77974 3.228 Fixed Efect
Modal Rata Modal 1 8 Cocok
Manusia) Manusia) Diterapkan
3 ΔPDRB GP (Gini 0.99787 0.92751 200.05 Fixed Efect
Pendidikan) 6 0 1 Cocok
Diterapkan
4 ΔPDRB GM (Gini 0.99742 0.92778 162.98 Fixed Efect
Modal 0 2 3 Cocok
Manusia) Diterapkan
F table, α 1% = 2,13

Hubungan antara rata-rata PENUTUP


tahun bersekolah dengan rata-rata Kesimpulan
modal manusia juga dapat terlihat Kesimpulan yang dapat
dalam lampiran grafik yang diambil dalam penelitian ini adalah
menunjukkan hubungan positif. dapat membuktikan bahwa indeks
Artinya bahwa rate of return to gini pendidikan dan modal manusia
education penting untuk mengukur merupakan faktor penting yang
modal manusia. Kenyataan bahwa mempengaruhi tingkat pertumbuhan
tingkat pengembalian education ekonomi di Indonesia selama periode
beragam antara tingkat sekolah yang 1975 sampai 2005. Koefisien yang
berbeda. Dan ternyata dengan grafik negatif membuktikan bahwa apabila
menunjukkan hubungan positif ketimpangan pendidikan dan
antara gini pendidikan dengan gini ketimpangan modal manusia
modal manusia. Artinya bahwa berkurang maka akan meningkatkan
distribusi pendidikan yang merata pertumbuhan ekonomi. Hal ini
akan merata juga distribusi modal mengartikan jika pendidikan dapat
manusia. Grafik yang menunjukkan dijangkau semua masyarakat maka
plot antara rata-rata modal manusia pertumbuhan ekonomi dapat dicapai
dengan gini modal manusia juga.
mengindikasikan bahwa modal Perbedaan perlakuan indeks
manusia merupakan salah satu factor gini pendidikan dalam memproxy
terpenting dalam menentukan ketimpangan sumber daya manusia
pendapatan. dapat dibenarkan. Bukti ini tampak
pada grafik yang menunjukkan plot
antara gini pendidikan dengan gini

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 120-


modal manusia. Artinya bahwa rate ________, Statistik Kesejahteraan
of return education adalah penting Rakyat, Berbagai Edisi
untuk pengukuran modal manusia. Tahun Penerbitan.
________, Statistik Pendidikan,
Saran Berbagai Edisi Tahun
Globalisasi jelas tidak dapat Penerbitan.
dihindari. Tantangan kehidupan Baltagi, Badi, 2003,”Econometric
masa depan juga harus dihadapi. Analysis of Panel Data’,
Penelitian ini kiranya dapat Second Edition, New York:
membuka kita untuk mengartikan John Wiley and Sons.
pentingnya modal manusia untuk Barro, Robert, 1999, “Economic
menghadapi tantangan ke depan. Growth”, McGraw-Hill,
Kualitas sumber daya manusia yang Inc.
meningkat tentunya akan dapat Birdsall, Nancy and Londono,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi 1997,”Asset Inequality
bangsa dan akhirnya akan matters ; An assessment of
meningkatkan kesejahteraan. The World bank’s
Kualitas sumber daya manusia itu Approach to Poverty
dapat terbentuk melalui pendidikan, Reduction”, American
karena pendidikan dapat Economic Review, 87 (2) ;
meningkatkan potensi manusia. 32 – 37.
Namun menjadi agenda Climent, Ampero and Domenech,
penelitian selanjutnya adalah penting 2006,” Human Capital
untuk memasukkan kualitas Inequality, Life Expectacy
pendidikan dan aliran tenaga kerja and Economic Growth”,
migran serta pelajar internasional University de Valencia, 1-
yang menentukan kandungan modal 31.
manusia. Climent, Ampero Castello, 2004,’ a
Reassesment of The
DAFTAR PUSTAKA Relathionship Between In
Audrey Sie Kim Lim and Kam Ki Equality and Growth :
Tang, 2008,” Human What Human Capital
Capital Inquality and The Inequality Data Say?’, WP-
Kuznets Curve”, The Ec 2005-15, 2 - 33.
Developing Economies, 26- Desler gary, 1997,’Manajemen
51. Sumber Daya Manusia
Badan Pusat Statistik, Indikator (Human Resources
Kesejahteraan Rakyat, Management), Jakarta:
Berbagai Edisi Tahun Prenhallindo, Jakarta.
Penerbitan. Fillo, Naercio Aquino Menezes,
________, Indikator Tingkat Hidup Fernandes, and Picchetti,
Pekerja, Berbagai Edisi 2006,”Rising Human
Tahun Penerbitan. Capital but Constant
Inequality: The Education

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 121-


Composition Effect in Romer, David, 2001,”Advanced
Brazil”, RBE, Rio de Macroeconomics, McGraw-
Janeiro, 407 – 424. Hill, Inc.
Glomm, Gerhard and Sayuti Hasibuan,2001, ” Manajemen
Ravikumar,”2003,”Public Sumber Daya Manusia,
Education and Income Pendekatan Non Sekuler,
Inequality’, European Muhamadiyah University
Journal of Press, Surakarta.
PoliticalEconomy, 19:289 – Syarif Makmur, 2008,
300. “Pemberdayaan sumber
Gujarati, Damodar, 2000,”Basic Daya Manusiadan
Econometrics’, McGraww- Efektivitas Organisasi”,
Hill. Raja Grafindo Persada,
Jamison and Lou, 1982,”Farmer Jakarta.
Education and Farm Thomas Vinod, Daelani,
Efficiency’, Baltimore: Dhareshwar, Kishor, Lopes,
john Hopkins University and Wang, 2001, “The
Press. quality of Growth”,
Olaniyan Olanreweju and Bankole, Gramedia Pustaka Utama,
2005,” Human Capital, Jakarta.
Capabilities, and Poverty in Thomas, Vinod, Wang, and Fan,
Rural Nigeria, Department 2000,” Measuring
of Economics University of Education Inequality ; Gini
ibadan, Nigeria, 1-43. Coefficients of Education’,
Ram, Rati, 1990,’Educational Working paper, world
Expansion and Schooling bank, 3-37.
Inequality: Internasional Yoyon Suryono, 2008,”
Evidence and Some Pengembangan Sumber
Implication’, Review of Daya Manusia, Pendekatan
Economics and statistic, 72 Strategis dan Pendidikan”,
(20 : 266 – 274. Gama Media, Yogyakarta.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 122-


ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDITOR, UKURAN
PERUSAHAAN, JUMLAH KOMITE AUDIT, KOMPLEKSITAS OPERASI
PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY DAN OPINI AUDIT YANG
DI INTERVENING OLEH AUDIT LAG

Victor Pattiasina
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas auditor,


ukuran perusahaan, jumlah komite audit, kompleksitas operasi perusahaan
terhadap audit delay dan opini audit yang di intervening oleh audit lag pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa
efek indonesia periode 2011-2015. Variabel yang diuji dalam penelitian ini
adalah Kualitas Auditor, ukuran perusahaan, jumlah komite audit dan
kompleksitas operasi perusahaan sebagai variabel independen sedangkan audit
delay sebagai variabel dependen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2011-2015.
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri dan Barang konsumsi yang terdaftar
hingga akhir tahun 2015 adalah 37 Perusahaan. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling. Metode purposive
sampling dilakukan dengan tujuan mengambil sampel dari populasi berdasarkan
suatu kriteria tertentu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas auditor tidak
berpengaruh terhadap audit delay, Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap audit delay, Berdasarkan hasil analisis diatas diketahui bahwa variabel
bebas (opini audit) tidak berpengaruh terhadap variabel mediasi ( audit lag),
Jumlah komite audit berpengaruh terhadap audit delay, Kompleksitas operasi
perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Kata kunci : Audit delay, ukuran perusahaan, jenis opini auditor, kompleksitas
perusahaan, jumlah komite audit.

PENDAHULUAN ketepatan waktu pelaporan keuangan


Nilai kemanfaatan dari merupakan faktor penting bagi
informasi yang terkandung dalam kemanfaatan laporan keuangan
laporan keuangan akan bernilai, jika tersebut (Givoly dan Palmon, 1982).
disajikan secara akurat dan tepat Ketepatan waktu penyajian
waktu, yakni tersedia pada saat yang laporan keuangan (timeliness) dan
dibutuhkan oleh para pengguna lamanya penyelesaian audit (audit
laporan keuangan. Nilai dari delay) sebagai tolak ukur

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 123-


keberhasilan suatu perusahaan tanggal opini audit dalam laporan
merupakan prasyarat utama bagi keuangan.
peningkatan kualitas perusahaan. Perbedaan waktu ini disebut
Ketepatan waktu penyajian laporan dengan audit delay (Subekti dan
keuangan auditan kepada masyarakat Widiyanti 2004) dalam Raharja
merupakan sinyal adanya informasi (2012).
yang bermanfaat bagi para investor Penelitian ini merupakan
dan pengguna laporan keuangan pengembangan dari penelitian
lainnya untuk pembuatan keputusan. Rahardja (2012). Perbedaan
Berdasarkan peraturan Pasar penelitian ini dengan penelitian
Modal No.KEP 80/PM/1996 sebelumnya adalah sampelnya
mengenai penyampaian laporan adalah perusahaan manufaktur yang
keuangan menyatakan bahwa terdaftar di Bursa efek tahun 2011 –
perusahaan yang terdaftar dalam 2015.
pasar modal wajib menyampaikan Dalam Penelitian ini peneliti
laporan keuangan tahunan yang telah menambah satu variabel yaitu audit
diaudit kepada Bapepam selambat- lag sebagai variabel intervening.
lambatnya 120 hari terhitung sejak penelitian yang dilakukan oleh
tanggal berakhirnya tahun buku. Rahardja (2012) di karenakan
Peraturan tersebut kemudian terdapat penelitian – penelitian
diperbaharui dengan dikeluarkannya terdahulu yang variabelnya masih
keputusan No.KEP 36/PM/2003 oleh berpengaruh dan tidak berpengaruh,
Ketua Bapepam tentang kewajiban sehingga peneliti ingin mengkaji
penyampaian laporan keuangan ulang dengan menambah variabel
secara berkala yang mulai berlaku intervening. Dari hal tersebut maka
untuk laporan keuangan yang peneliti ingin mengambil judul :
berakhir pada 31 Desember 2003.
Laporan keuangan harus Rumusan Masalah
disampaikan kepada Bapepam Berdasarkan latar belakang di
selambat-lambatnya pada akhir bulan atas maka dapat diambil perumusan
ketiga setelah tanggal laporan masalah yang di antaranya adalah
keuangan tahunan. sebagai berikut:
Audit delay yang melewati 1. Apakah kualitas auditor
batas waktu ketentuan akan berakibat berpengaruh terhadap audit delay?
pada keterlambatan publikasi laporan 2. Apakah ukuran perusahaan
keuangan. Keterlambatan publikasi berpengaruh terhadap audit
laporan keuangan bisa delay?
mengindikasikan adanya masalah 3. Apakah audit lag memediasi
dalam laporan keuangan, sehingga hubungan antara opini audit
memerlukan waktu yang lebih lama terhadap audit delay?
dalam penyelesaian audit. Lamanya 4. Apakah kompleksitas operasi
waktu penyelesaian audit oleh perusahaan berpengaruh terhadap
auditor dilihat dari perbedaan waktu audit delay?
tanggal laporan keuangan dengan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 124-


5. Apakah jumlah komite audit yang memperoleh izin sesuai dengan
berpengaruh terhadap audit peraturan perundang-undangan yang
delay? berusaha dibidang pemberian jasa
professional dalam praktek akuntan
KAJIAN PUSTAKA, publik (Rachmawati, 2008).
KERANGKA KONSEPTUAL H1: Kualitas auditor berpengaruh
DAN HIPOTESIS PENELITIAN terhadap audit delay
Teori akuntansi positif
berupaya menjelaskan sebuah proses, Hubungan ukuran perusahaan
yang menggunakan kemampuan, dengan Audit delay
pemahaman, dan pengetahuan Hossain dan Taylor (1998)
akuntansi serta penggunaan menyatakan bahwa perusahaan yang
kebijakan akuntansi yang paling mempunyai total asset yang lebih
sesuai untuk menghadapi kondisi besar akan menyelesaikan audit lebih
tertentu dimasa mendatang. Teori lama dibandingkan dengan
akuntansi positif pada prinsipnya perusahaan yang mempunyai total
beranggapan bahwa tujuan dari teori asset yang lebih kecil,hal ini
akuntansi adalah untuk menjelaskan dikarenakan jumlah sampel yang
dan memprediksi praktik-praktik harus diambil semakin besar dan
akuntansi. semakin banyak prosedur audit yang
harus ditempuh.
Pengertian Audit Delay H2 : Ukuran perusahaan
Menurut Dyer & McHugh berpengaruh terhadap
(dalam Utami, 2006), “Auditors’ audit delay.
report lag is the open interval of
number of days from the year end to Hubungan Opini Audit dengan
the date recorded as the opinion Audit delay
signature date in the auditor’s Opini atau pendapat auditor
report”. Selanjutnya menurut Subekti merupakan kesimpulan auditor
dan Widiyanti (2004), audit delay berdasarkan hasil audit. Auditor
adalah lamanya waktu penyelesaian menyatakan pendapatnya berpijak
audit yang dilakukan oleh auditor pada audit yang dilaksanakan
yang diukur dari perbedaan waktu berdasarkan standar auditing dan atas
antara tanggal laporan keuangan temuan-temuannya. Ada lima tipe
dengan tanggal opini audit dalam pendapat laporan audit yang
laporan keuangan. diterbitkan oleh auditor (Mulyadi
2002, h.20-22): (1) Pendapat wajar
Hubungan kualitas audit dengan tanpa pengecualian (Unqualified
Audit delay Opinion), (2) Pendapat wajar tanpa
Kualitas auditor dapat dilihat pengecualian dengan bahasa
dari afiliasi Kantor Akuntan Publik penjelasan (Unqualified Opinion
(KAP) big4 dan non-big4. Kantor report with Explanatory Language),
Akuntan Publik (KAP) adalah suatu (3) Pendapat wajar dengan
bentuk organisasi akuntan publik pengecualian (Qualified Opinion),

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 125-


(4) Pendapat tidak wajar (adverse perusahaan. Selain independen surat
Opinion), (5) Pernyataan tidak edaran tersebut juga mensyaratkan
memberikan pendapat (Disclaimer of bahwa anggota komite audit harus
Opinion). Opini selain wajar tanpa menguasai dan memiliki latar
pengecualian (unqualified opinion) belakang akuntansi dan keuangan.
merupakan opini yang tidak Sementara bagi perusahaan
diharapkan oleh semua manajemen. BUMN/BUMD, sesuai dengan
Semakin tidak baik opini yang Keputusan Menteri Badan Usaha
diterima oleh perusahaan maka Milik Negara Nomor: 117/M-
semakin lama laporan keuangan MBU/2002 menyatakan bahwa:
auditan dipublikasikan. Laporan “Komisaris/Dewan Pengawas harus
keuangan yang disampaikan tidak membentuk komite yang bekerja
tepat waktu mencerminkan secara kolektif dan berfungsi
ketidakpatuhan perusahaan membantu Komisaris/Dewan
terhadap ,peraturan yang ada. Pengawas dalam melaksanakan
Sedangkan Audit lag disebut sebagai tugasnya, yaitu membantu
Durasi waktu atau lamanya waktu Komisaris/ Dewan Pengawas dalam
penyelesaian audit yang diukur dari memastikan efektifitas sistem
tanggal penutupan tahun buku/akhir pengendalian intern, efektivitas
tahun fiskal hingga tanggal pelaksanaan tugas auditor eksternal
diterbitkannya laporan keuangan dan auditor internal”.
auditan. H4 : Jumlah komite audit
H3 : Audit lag memediasi berpengaruh terhadap
hubungan antara opini audit audit delay
terhadap audit delay
Hubungan kompleksitas
Hubungan jumlah komite audit perusahaan dengan Audit delay
dengan Audit delay Tingkat kompleksitas operasi
Pemerintah mengeluarkan sebuah perusahaan yang bergantung
beberapa peraturan bagi perusahaan pada jumlah dan lokasi unit
publik untuk mencapai good operasinya (cabang) serta
corporate governance antara lain diversifikasi jalur produk dan
Bapepam-LK dengan Surat Edaran pasarnya, lebih cenderung
No. SE-03/PM/2000 mensyaratkan mempengaruhi waktu yang
bahwa setiap perusahaan go publik di dibutuhkan auditor untuk
Indonesia wajib membentuk komite menyelesaikan pekerjaan auditnya.
audit dengan anggota minimal 3 Sehingga hal tersebut dapat
orang yang diketuai oleh satu orang mempengaruhi audit delay.
komisaris independen perusahaan H5: Kompleksitas operasi perusahaan
dan dua orang dari luar perusahaan berpengaruh terhadap audit
yang independen terhadap delay

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 126-


Gambar 1.1
Kerangka konseptual

Kualitas Auditor (X1)

Ukuran Perusahaan
(X2)
Opini Audit (X3) Audit Lag (Z) Audit Delay
(Y)
(X2)
Jumlah Komite Audit
(X4)

Kompleksitas operasi
Perusahaan (X5)

sumber : data dikembangkan untuk di analisis (2017)


Keterangan
= secara parsial
= antara/ memediasi

METODE PENELITIAN 1. Merupakan Perusahaan


Populasi Dan Sampel Manufaktur Sektor Industri
Populasi dalam penelitian ini Barang Konsumsi yang terdaftar
adalah perusahaan Manufaktur di BEI secara berturut-turut pada
Sektor Industri Barang Konsumsi periode 2011-2015.
yang terdaftar di Bursa Efek 2. Mempublikasi laporan keuangan
Indonesia. Berdasarkan populasi Auditan tahunan selama periode
yang ada, terdapat 37 perusahaan 2011-2015 dan di sajikan dalam
Sektor Industri Barang Konsumsi bentuk rupiah.
yang terdaftar di BEI.
Pengambilan sampel dalam Metode pengumpulan Data
penelitian ini dilakukan dengan Metode pengumpulan data
metode purposive sampling. Metode dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling dilakukan studi pustaka (dokumentasi data)
dengan tujuan mengambil sampel dari sumber-sumber data sekunder
dari populasi berdasarkan suatu dengan cara mempelajari,
kriteria tertentu. Adapun kriteria mengklasifikasi, dan menganalisis
penentuan sampel yang digunakan data sekunder berupa laporan auditor
dalam penelitian ini adalah sebagai independen, laporan keuangan
berikut :

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 127-


maupun informasi lainnya yang yang dapat menunjukan
terkait dengan penelitian ini. hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Analisis
Metode Analisis Data regresi linear berganda adalah
1. Metode analisis regresi hubungan secara linear dua atau
Analisis regresi linear lebih variabel independen
berganda dilakukan untuk (X1,X2. . . . Xn) dengan variabel
membuat model matematika dependen (Y). regresi berganda.
Model regresi linear berganda:
Y =α + β 1. X 1+ β 2. X 2+ β 4. X 4 + β 5. X 5+ Z+ ε

Keterangan : HASIL PENELITIAN DAN


Y = Lamanya hari PEMBAHASAN
penyelesaian audit Gambaran Umum Objek
(audit delay). Penelitian
α = Konstanta Objek penelitian yang digunakan
X1 = Kualitas audit sebagai sampel dalam penelitian ini
X2 = Ukuran perusahaan adalah perusahaan Sektor Industri
X3 = Opini Audit Barang Konsumsi yang terdaftar di
X4 = Jumlah komite audit BEI (Bursa Efek Indonesia).
X5 = Kompleksitas Perusahaan sektor industri barang
operasi perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa
Z = Audit lag Efek Indonesia Periode 2011 – 2015
β = Koefisien regresi yang diteliti dari 37 perusahaan.
ε = Standar eror Pemilihan sampel yang mengacu
pada metode pruposive sampling
2. Analisis regresi variabel yang telah dijelaskan pada bab
mediasi dengan mode kausal sebelumnya. Daftar sampel
step perusahaan sektor industri barang
Analisis regresi variabel konsumsi yang terdaftar di BEI
mediasi dengan metode kausal adalah data yang valid.
step dikembangkan oleh Baron Adapun kriteria penentuan
dan Kenny (1986). Untuk sampel yang digunakan dalam
memahami pengujian mediasi penelitian ini adalah sebagai berikut :
menggunakan metode ini maka 1. Merupakan Perusahaan
persamaannya sebagai berikut: Manufaktur Sektor Industri
Persamaan I : Y = α1 + cX Barang Konsumsi yang terdaftar
Persamaan II : M= α2 + aX di BEI secara berturut-turut pada
Persamaan III : Y= α3 + cX + periode 2011-2015.
bM 2. Mempublikasi laporan keuangan
Auditan tahunan selama periode
2011-2015 dan di sajikan dalam
bentuk rupiah.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 128-


Tabel 1.1
Tabel Kriteria Sampel
Sumber : Data Di olah, 2017
No Kriteria Jumlah perusahaan
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
1 Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI 37
periode 2011-2015
Perusahaan yang tidak dapat di teliti
2 karena perusahaan tersebut terdapat data (19)
yang kurang
Perusahaan yang mempublikasi laporan
3 keuangan secara berturut selama periode 18
penelitian
Jumlah sampel (18 x 5 ) 90

Analisis Statistik deskriptif


Tabel 1.2
Tabel Statistik deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
BFOUR 90 ,0 7,0 ,856 1,0338
SIZE 90 4,9 8,4 6,652 ,7771
KOMAUD 90 ,0 1,0 ,833 ,3748
KOMPLEK 90 ,0 1,0 ,733 ,4447
AUDELAY 90 38,0 91,0 74,478 11,6139
Valid N
90
(listwise)
Sumber : Data output SPSS
Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar 1.2

Sumber : Output SPSS

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 129-


Berdasarkan gambar 4.1 memenuhi unsur normalitas.
terlihat titik-titik menyebar Sedangkan pada uji kolmogorov-
disekitar garis diagonal, serta smirnov pada tabel 4.9 dibawah
penyebarannya mengikuti arah ini
garis diagonal, maka data

Tabel 1.3
Tabel one-sample kolmogorov-smirnov test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
N Residual
90
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b Std.
,97726976
Deviation
Absolute ,099
Most Extreme Differences Positive ,051
Negative -,099
Kolmogorov-Smirnov Z ,935
Asymp. Sig. (2-tailed) ,346
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber :Data Output SPSS, 2017
Dari Tabel 4.10 dapat 0,346 hal ini berarti data audit
dilihat bahwa nilai kolmogorov delay berdistribusi normal,
smirnov adalah 0,935 dengan karena nilai asymp.sig.(2-tailed)
nilai asymp.sig.(2-tailed) sebesar lebih besar dari 0,05.

b. Uji Multikolinearitas
Tabel 1.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
BFOUR ,876 1,142
1 SIZE ,528 1,894
KOMAUD ,949 1,054
KOMPLEK ,584 1,713
Sumber : Output SPSS, 2017
Berdasarkan hasil analisis sebesar 0,949, KOMPLEK
didapat nilai tolerance dengan sebesar 0,584 ,dan nilai VIF
BFOUR sebesar 0,876 SIZE menunjukkan BFOUR sebesar
sebesar 0,528, KOMAUD 1,142, SIZE sebesar 1,894,

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 130-


KOMAUD sebesar 1,054, dari 95% (0,950). Dari hasil
KOMPLEK sebesar 1,713. perhitungan nilai VIF juga
Menunjukkan bahwa tidak ada menunjukkan hal yang sama
variabel independen yang tidak ada satu variabel
memiliki nilai Tolerance kurang independen yang memiliki nilai
dari 0,10 yang berarti tidak ada VIF lebih dari 10. Dengan
korelasi antar variabel demikian dapat dikatakan bahwa
independen yang nilainya lebih tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi
Tabel 1.5
Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
a
1 ,399 ,159 ,119 10,8989 1,180
a. Predictors: (Constant), KOMPLEK, KOMAUD, BFOUR, SIZE
b. Dependent Variable: AUDELAY
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa pada
diatas ditemukan bahwa nilai persamaan regresi tersebut tidak
Durbin-Watson sebesar 1,180 terdapat autokolerasi.
sehingga terletak -2 sampai +2
d. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 1.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber :Data Output SPSS


Berdasarkan gambar 4.2 bahwa titik-titik menyebar
data grafik scatterplot terlihat secara acak serta tersebar baik

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 131-


diatas maupun dibawah angka karena merupakan model yang
nol pada sumbu Y, jadi homoskedasitas atau varians dari
disimpulkan bahwa model pada nilai residual pengamatan satu
penelitian ini memenuhi syarat pengamatan yang tetap.
untuk menjadi model yang baik

Analisis Regresi Linear Berganda


Tabel 1.6
Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 43,457 12,688 3,425 ,001
BFOUR ,054 1,194 ,005 ,045 ,964
1 SIZE 3,258 2,046 ,218 1,592 ,115
KOMAUD 10,209 3,165 ,329 3,226 ,002
KOMPLEK 1,085 3,400 ,042 ,319 ,750
a. Dependent Variable: AUDELAY
Sumber : Data Output SPSS
Berdasarkan hasil analisis satuan dengan asumsi
regresi linear berganda variabel bebas lainnya
persamaan pertama (1) yaitu Y konstan.
= α + β1X1 + β2X2 + β4X4 + β5X5 c. Koefisien regresi ukuran
+ Z + ε1, maka persamaan perusahaan (SIZE) sebesar
regresi berganda yang diperoleh 3,258 yang artinya jika SIZE
adalah Y (Audit Delay) = 43,457 meningkat sebesar 1 satuan
+ 0,054 (BFOUR) + 3,258 maka Audit Delay akan
(SIZE) + 10,209 (KOMAUD) + meningkat sebesar 3,258
1,085 (KOMPLEK) +ε1 satuan dengan asumsi
a. Nilai konstanta sebesar variabel bebas lainnya
43,457, menyatakan bahwa konstan.
jika variabel independen d. Koefisien regresi jumlah
dianggap konstan, maka komite audit (KOMAUD)
Audit Delay sebesar 43,457 sebesar 10,209 yang artinya
b. Koefesien regresi kualitas jika KOMAUD meningkat
auditor (BFOUR) sebesar sebesar 1 satuan maka Audit
0,054 yang artinya jika Delay akan meningkat
BFOUR meningkat sebesar 1 sebesar 10,209 satuan dengan
satuan maka Audit Delay asumsi variabel bebas lainnya
akan meningkat sebesar 0,054 konstan.

Analisis regresi variabel mediasi dengan mode kausal step


Tabel 1.8

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 132-


Persamaan 1
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 75,675 1,839 41,155 ,000
1
OPINI -2,155 2,467 -,093 -,874 ,385
a. Dependent Variable: AUDELAY

Unstandardized Coefficients dengan signifikasi 0,385, berarti


pada persamaan pertama opini audit tidak terdapat pengaruh positif opini
terhadap audit delay sebesar 2,155 audit terhadap audit delay

Tabel 1.9
Persamaan II
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 85,750 3,031 28,291 ,000
1
OPINI -5,290 4,067 -,137 -1,301 ,197
a. Dependent Variable: AULAG

Unstandardized Coefficients dengan signifikasi 0,197, berarti


pada persamaan kedua, opini audit tidak terdapat pengaruh opini audit
terhadap audit lag sebesar 5,290 terhadap audit lag.

Tabel 1.10
Persamaan III
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 50,180 5,122 9,797 ,000
1 AULAG ,297 ,057 ,493 5,244 ,000
OPINI -,582 2,183 -,025 -,267 ,790
a. Dependent Variable: AUDELAY

Unstandardized Coefficients terhadap audit delay dengan


pada persamaan ketiga opini audit memasukkan variabel audit lag.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 133-


Unstandardized Coefficients audit audit terhadap audit delay sebesar
lag terhadap audit delay sebesar 0,582 dengan signifikasi sebesar
0,297 dengan signifikasi 0,000 0,790, sehingga tidak terdapat
sehingga terdapat pengaruh positif pengaruh opini audit terhadap audit
audit lag terhadap audit delay. delay setelah memasukkan variabel
Unstandardized Coefficients opini audit lag ke dalam persamaan.

Uji signifikan parsial (uji t)


Tabel 1.11
Tabel uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 43,457 12,688 3,425 ,001
BFOUR ,054 1,194 ,005 ,045 ,964
1 SIZE 3,258 2,046 ,218 1,592 ,115
KOMAUD 10,209 3,165 ,329 3,226 ,002
KOMPLEK 1,085 3,400 ,042 ,319 ,750
a. Dependent Variable: AUDELAY
Sumber : Data Output SPSS

Berdasarkan data pada tabel Berdasarkan hasil uji


4.17 maka dapat disimpulkan diketahui bahwa thitung sebesar
sebagai berikut: 1,592 dengan signifikasi
1. Hipotesis pertama dalam 0,115 > 0,05. Hal ini berarti
penelitian ini adalah kualitas bahwa ukuran perusahaan
auditor berpengaruh terhadap tidak berpengaruh signifikan
audit delay. Berdasarkan terhadap audit delay pada
hasil uji diketahui bahwa thitung perusahaan manufaktur sektor
sebesar 0,045 dengan industri barang konsumsi
signifikasi 0,964 > 0,05. Hal tahun 2011-2015 dan (H2)
ini berarti bahwa kualitas ditolak.
auditor tidak berpengaruh 3. Hipotesis ketiga Berdasarkan
signifikan terhadap audit hasil analisis diatas diketahui
delay pada perusahaan bahwa variabel bebas (opini
manufaktur sektor industri audit) tidak berpengaruh
barang konsumsi tahun 2011- terhadap variabel mediasi
2015 dan (H1) ditolak. ( audit lag). Variabel mediasi
2. Hipotesis kedua dalam (audit lag) berpengaruh
penelitian ini adalah ukuran terhadap audit delay.
perusahaan berpengaruh pengaruh varibel bebas (opini
terhadap audit delay. audit) tidak berpengaruh

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 134-


terhadap variabel terikat barang konsumsi tahun 2011-
(audit delay) setelah 2015 dan (H4) diterima.
memasukkan variabel 5. Hipotesis kelima dalam
mediasi (audit lag). Sehingga penelitian ini adalah
dapat disimpulkan audit lag kompleksitas operasi
memediasi secara mutlak perusahaan berpengaruh
hubungan antara opini audit terhadap audit delay.
dengan audit delay. Berdasarkan hasil uji
4. Hipotesis keempat dalam diketahui bahwa thitung sebesar
penelitian ini adalah jumlah 0,319 dengan signifikansi
komite audit berpegaruh sebesar 0,750 > 0,05. Hal ini
terhadap audit delay. berarti bahwa kompleksitas
Berdasarkan hasil uji operasi perusahaan tidak
diketahui bahwa thitung sebesar berpengaruh signifikan
3,226 dengan signifikansi terhadap audt delay pada
sebesar 0,002 < 0,05. Hal ini perusahaan manufaktur sektor
berarti bahwa jumlah komite industri barang konsumsi
audit signifikan terhadap tahun 2011-2015 dan (H5)
audt delay pada perusahaan ditolak.
manufaktur sektor industri

Koefisien Determinasi (R2)


Tabel 4.18
Koefisien determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square
Square the Estimate Watson
a
1 ,399 ,159 ,119 10,8989 1,180
a. Predictors: (Constant), KOMPLEK, KOMAUD, BFOUR, SIZE
b. Dependent Variable: AUDELAY
Sumber: Data SPSS, 2017

Berdasarkan tampilan audit (X3), jumlah komite audit


output SPSS model summary, (X4) dan kompleksitasoperasi
besarnya nilai koefisien perusahaan (X5) mampu
determinasi (Adjusted R Square) menjelaskan variabel dependen
adalah sebesar 0,119. Nilai yaitu audit delay (Y) sebesar
tersebut menunjukkan bahwa 11,9% sedangkan sisanya yaitu
variabel independen yang terdiri sebesar 88,1% dijelaskan oleh
dari kualitas auditor (X1), variabel lain diluar penelitian
ukuran perusahaan (X2), opini ini.

PEMBAHASAN 1. Pengaruh kualitas auditor


terhadap audit delay.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 135-


Hipotesis pertama adalah Nilai signifikansi tersebut
ukuran perusahaan secara lebih besar dari 0,05. Koefisien
berpengaruh terhadap audit regresi yang didapatkan adalah
delay. Berdasarkan hasil 3,258 yang tidak sesuai dengan
pengujian hipotesis yang telah arah hipotesis dalam penelitian
dilakukan peneliti pada Tabel ini. Dengan demikian dapat
4.13 dapat dilihat bahwa nilai disimpulkan bahwa ukuran
signifikansi sebesar 0,964. Nilai perusahaan tidak berpengaruh
signifikansi tersebut lebih besar terhadap audit delay, sehingga
dari 0,05. hipotesis 1 yang menyatakan
Koefisien regresi yang bahwa ukuran perusahaan
didapatkan adalah 0,054 yang berpengaruh terhadap audit
tidak sesuai dengan arah delay ditolak. Artinya semakin
hipotesis dalam penelitian ini. besar ukuran perusahaan, dalam
Dengan demikian dapat hal ini didasarkan pada log total
disimpulkan bahwa ukuran asset tidak berpengaruh terhadap
perusahaan tidak berpengaruh panjang pendeknya tenggang
terhadap audit delay, sehingga waktu audit delay.
hipotesis 1 yang menyatakan Penelitian ini konsisten
bahwa ukuran perusahaan dengan penelitian Rahardja
berpengaruh terhadap audit (2012), dan Wiwik Utami (2006),
delay ditolak. Artinya semakin tetapi tidak konsisten dengan
besar ukuran perusahaan, dalam penelitian penelitian Petronila
hal ini didasarkan pada kantor (2007), Kartika (2011).
big four atau non big four tidak 3. Pengaruh audit lag yang
berpengaruh terhadap panjang memediasi hubungan antara
pendeknya tenggang waktu opini audit terhadap audit
audit delay. delay.
Hasil penelitian ini konsiten Berdasarkan hasil analisis
dengan penelitian Purnamasari diatas diketahui bahwa variabel
(2010) tetapi tidak konsisten bebas (opini audit) tidak
dengan penelitian Rahardja berpengaruh terhadap variabel
(2012). mediasi ( audit lag). Variabel
2. Pengaruh ukuran perusahaan mediasi (audit lag) berpengaruh
terhadap audit delay terhadap audit delay. pengaruh
Hipotesis kedua adalah varibel bebas (opini audit) tidak
ukuran perusahaan berpengaruh berpengaruh terhadap variabel
terhadap audit delay. terikat (audit delay) setelah
Berdasarkan hasil pengujian memasukkan variabel mediasi
hipotesis yang telah dilakukan (audit lag). Sehingga dapat
peneliti pada Tabel 4.13 dapat disimpulkan audit lag memediasi
dilihat bahwa nilai signifikansi secara mutlak hubungan antara
sebesar 0,115. opini audit dengan audit delay.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 136-


4. Pengaruh jumlah komite audit Nilai signifikansi tersebut
terhadap audit delay. lebih besar dari 0,05. Koefisien
Hipotesis keempat adalah regresi yang didapatkan adalah
jumlah komite audit berpengaruh 3,400 yang tidak sesuai dengan
terhadap audit delay. arah hipotesis dalam penelitian
Berdasarkan hasil pengujian ini. Dengan demikian dapat
hipotesis yang telah dilakukan disimpulkan bahwa jumlah
peneliti pada Tabel 4.13 dapat komite audit berpengaruh
dilihat bahwa nilai signifikansi terhadap audit delay, sehingga
sebesar 0,002. Nilai signifikansi hipotesis 1 yang menyatakan
tersebut lebih kecil dari 0,05. bahwa jumlah komite audit
Koefisien regresi yang berpengaruh terhadap audit
didapatkan adalah 10,209 yang delay ditolak. Artinya dalam
tidak sesuai dengan arah suatu perusahaan tidak harus
hipotesis dalam penelitian ini. memiliki entitas anak
Dengan demikian dapat perusahaan, dalam hal ini
disimpulkan bahwa jumlah didasarkan pada entitas anak atau
komite audit berpengaruh kantor cabang tidak berpengaruh
terhadap audit delay, sehingga terhadap panjang pendeknya
hipotesis 1 yang menyatakan tenggang waktu audit delay.
bahwa jumlah komite audit Penelitian ini konsisten dengan
berpengaruh terhadap audit penelitian dari Rahardja (2011)
delay diterima. Artinya dalam
suatu perusahaan harus memiliki PENUTUP
komite audit di dalam perusahaan Kesimpulan
tersebut., dalam hal ini Berdasarkan hasil penelitian dan
didasarkan pada jumlah anggota pembahasan yang telah disajikan,
komite berpengaruh terhadap maka diambil kesimpulan sebagai
panjang pendeknya tenggang berikut:
waktu audit delay. Penelitian ini 1. Kualitas auditor tidak
tidak konsisten dengan penelitian berpengaruh terhadap audit
dari Rahardja (2012). delay pada perusahaan
5. Pengaruh kompleksitas operasi manufaktur sektor industri
perusahaan terhadap audit barang konsumsi yang terdaftar
delay di BEI pada tahun 2011-2015.
Hipotesis kelima adalah 2. Ukuran perusahaan tidak
kompleksitas oprasi perusahaan berpengaruh terhadap audit dely
berpengaruh terhadap audit pada perusahaan manufaktur
delay. Berdasarkan hasil sektor industri barang konsumsi
pengujian hipotesis yang telah yang terdaftar di BEI tahun
dilakukan peneliti pada Tabel 2011-2015.
4.13 dapat dilihat bahwa nilai 3. Berdasarkan hasil analisis diatas
signifikansi sebesar 0,750. diketahui bahwa variabel bebas
(opini audit) tidak berpengaruh

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 137-


terhadap variabel mediasi ini, serta hasil yang diperoleh
( audit lag). Variabel mediasi mempunyai cakupan yang cukup
(audit lag) berpengaruh luas dan akan diperoleh hasil
terhadap audit delay. pengaruh yang lebih akurat.
varibel bebas (opini audit) tidak 2. Bagi peneliti selanjutnya
berpengaruh terhadap variabel diharapkan dapat memperluas
terikat (audit delay) setelah sampel penelitian dan menambah
memasukkan variabel mediasi periode penelitian sehingga dapat
(audit lag). Sehingga dapat melihat kecenderungan yang
disimpulkan audit lag terjadi dalam jangka panjang.
memediasi secara mutlak 3. Penambahan variabel intervenig
hubungan antara opini audit merupakan kontribusi dalam
dengan audit delay. penelitian ini sehingga belum
4. Jumlah komite audit adanya penelitian terdahulu yang
berpengaruh terhadap audit dapat dijadikan sebagai
delay pada perusahaan pebanding dan pendukung hasil
manufaktur sektor industri yang diperoleh. Peneliti
barang konsumsi yang terdaftar selanjutnya diharapkan untuk
di BEI tahun 2011-2015. meneliti kembali audit lag
5. Kompleksitas operasi sebagai variabel intervening
perusahaan tidak berpengaruh mengingat audit lag merupakan
terhadap audit delay pada variabel intervening antara opini
perusahaan manufaktur sektor audit terhadap audit delay.
industri barang konsumsi yang
terdaftar di BEI tahun 2011- DAFTAR PUSTAKA
2015. Algifari, 2000, Analisis Regresi
Teori; Kasus; dan Solusi,
Saran Yogyakarta, BPFE.
Berdasarkan uraian di atas, maka Ashton, R., J. Willingham, and R.
dapat disimpulkan beberapa saran Elliott, 1987, Empirical
yang kiranya dapat dijadikan Analysis of Audit Delay.
pertimbangan di masa yang akan Journal of Accounting
datang, di antaranya adalah sebagai Research (autumn), pp.275-
berikut: 292.
1. Bagi penelitian yang akan Ahmad, Raja Adrin,and Kamarudin,
mengambil tema yang sama, Khairul A, 2003. “Audit
sebaiknya menggunakan model Delay and The Timeliness of
yang berbeda untuk mengukur Corporate Reporting:
audit delay atau dapat Malaysian Evidence”.
menambah dan mengganti Ahmad, and Abidin, 2008. “Audit
variabel penelitian serta report lag of Listed
memperpanjang periode Companies: A Case of
penelitian untuk membuktikan Malaysia International
kembali hipotesis dalam skripsi

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 138-


Business Research”, www. intervening” skripsi. Fakultas
ccsenet. org/ journal. Html. Ekonomika dan Bisnis
Ani Yulianti.(2011). Faktor-faktor Universitas Diponegoro
Yang Berpengaruh Terhadap Febrianty, 2011, Faktor –Faktor yang
Audit Delay (Studi Empiris Berpengaruh Terhadap Audit
Pada Perusahaan yang Delay Perusahaan Sektor
Terdaftar di Bursa Efek Perdagangan yang Terdaftar
Indonesia Tahun 2007- Di BEI Periode 2007 -2009,
2008).Skripsi.Universitas Jurnal Ekonomi Dan
Negeri Yogyakarta Informasi Akuntansi
Angruningrum, Silvia dan Made (JENIUS), Vol 1 No.3,
Gede Wirakusuma. 2013. September 2011: 294-320
Pengaruh Profitabilitas, Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi
Leverage, Kompleksitas Analisis Multivariate dengan
Operasi, Reputasi KAP Dan Program SPSS. Semarang:
Komite Audit Pada Audit Badan Penerbit Universitas
Delay. ISSN: 2302-8556E- Diponegoro.
Jurnal Akuntansi Universitas Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi
Udayana 5.2 (2013): 251-270 Analisis Multivariate Dengan
Badan Pengawasan Pasar Modal, Program SPSS,
2000. Pembentukan Komite Semarang, Badan Penerbit UNDIP.
Audit, Surat Edaran Bapepam Givoly, D., and Palmon, 1982,
No. SE.03/PM/2000. Timeliness of Annual
Bapepam. 2003. Peraturan Nomor Earnings Announcement:
X.K.2: Kewajiban Some Empirical Evidence, The
Penyampaian Laporan Accounting Review (July),
Keuangan Berkala (Online) pp. 486-508.
diakses 18 Juli 2012. Hossain, M.A. dan P.J. Taylor. 1998.
(http://www.bapepam.go.id/ An Examination of Audit
old/hukum/peraturan/X/X.K. Delay: Evidence from
2.pdf, Pakistan. Working Paper,
Bursa Efek Indonesia. website : unpublished.
www.idx.co.id Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009,
Che-Ahmad, Ayoib dan Shamharir Kerangka Dasar Penyusunan
Abidin, 2008, Audit Delay of Laporan Keuangan, Standar
Listed Company: A Case of Akuntansi Keuangan, Jakarta:
Malaysia, International Penerbit Salemba Empat.
Bussiness Research Vol I Kartika, Andi (2011). faktor-faktor
No.4. 32 39.Dirgantara, galih yang mempengaruhi Audit
satria. hubungan antara Delay pada perusahaan
komite audit dengan Manufaktur yang terdaftar di
ketepatan waktu pelaporan BEI. Factors Affecting The
keuangan: kualitas auditor Audit Delay on listed The
sebagai variabel Manufacturing Company in

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 139-


BEI. Dinamika Keuangan dan Ekonomi Budi Luhur (Vol. 1
Perbankan, Nopember 2011, No.2 Oktober 2012)
Hal: 152 - 171 Vol. 3, No. .Universitas Budi Luhur.
2.ISSN :1979-4878 Petronila T.A dan Mukhlasin, 2003,
Peraturan Menteri Badan Usaha Pengaruh Profitabilitas
Milik Negara Nomor : KEP- Perusahaan Terhadap
117/M/MBU/2002 tahun Ketepatan Waktu Pelaporan
2002, tentang Penerapan Keuangan dengan Opini
Praktek Good Coorporate Audit Sebagai Moderating
Governance pada Badan Variabel, Jurnal Ekonomi dan
Usaha Milik Negara. Bisnis PP. 17-26.
Moghaddam et al. (2014). The Effect Prabandari, Jeane Deart M. dan
of Debt Balancing on Cash Rustiana. 2007. Beberapa
Dividend. Interdisciplinary Faktor yang Berdampak pada
Journal of Contemporary Audit Delay (Studi Empiris
Research in Business. Vol. 6, pada Preusan-perusahaan
No. 3., Hal. 219 – 229. yang Terdaftar di BEJ).
Mumpunisa Rahayu, dan Dr. Etna Universitas Atmajaya.
Nur Afri Yuyetta, Msi, Akt Yogyakarta
(2011). Analisis faktor-faktor Purnamasari putri Carmelia,(2010).
yang mempengaruhi Audit Analisis faktor-faktor yang
Delay pada perusahaan mempengaruhi Audit Delay
nonkeuangan di Bursa Efek pada perusahaan LQ 45 yang
Indonesia tahun 2006-2008. terdaftar di Bursa Efek
Muttaqin, Faris Rahadhian (2012). Indonesia.
pengaruh ukuran Puspitasari, Elen dan Sari, Anggraeni
perusahaan, ukuran kap, Nurmala. 2012. Pengaruh
profitabilitas, dan opini audit Karakteristik Perusahaan
terhadap reporting lag Terhadap Lamanya Waktu
perusahaan dengan audit Penyelesaian Audit (Audit
lag sebagai variabel Delay) Pada Perusahaan
intervening. Universitas Manufaktur Yang Terdaftar
Bakrie di Bursa Efek Indonesia.
Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Jurnal Akuntansi dan
Salemba Empat. Auditing. Vol. 9, No. 1,
Novelia Sagita Indra danDicky November 2012. Hal: 1-96.
Arisudhana.(2012). Faktor- Rahayu, S.A. 2011. Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Faktor yang Mempengaruhi
Audit Delay pada Perusahaan Audit Delay pada
Go Public di Indonesia (Studi Perusahaan Nonkeuangan di
Empiris pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia Tahun
Property di Bursa Efek 2006-2008. Skripsi,
Indonesia tahun 2007- Universitas Diponegoro
2010).Jurnal Fakultas Semarang.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 140-


Rahardja, dan widosari Altia Shinta, Delay di Indonesia.
(2012). Analisis faktor-faktor Simposium Nasional
yang berpengaruh terhadap Akuntansi VII:991-1002.
Audit Delay pada Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi:
perusahaan Manufaktur di Perekayasaan Pelaporan
Bursa Efek Indonesia tahun Keuangan (Edisi III).
2008-2010. Di Ponegoro Yogyakarta: BPFE.
journal of accounting Sugiyono. (2012). Memahami
Volume 1, Nomor 1, Tahun Penelitian Kualitatif”.
2012, Halaman 1-13 Bandung : ALFABETA.
http://ejournal Sulistyo, Wahyu A.Noor. 2010.
s1.undip.ac.id/index.php/acc “Analisis Faktor-Faktor yang
ounting Berpengaruh Terhadap
Rachmawati, Sistya, 2008, Pengaruh Ketepatan Waktu
Faktor faktorInternal dan Penyampaian Laporan
Eksternal Perusahaan Keuangan pada Perusahaan
terhadap Audit Delay dan yang Listing di Bursa Efek
Timeliness, Jurnal Akuntasi Indonesia Periode 2006-
dan Keuangan, Vol. 10, No. 2008”. Skripsi. Universitas
1, Mei 2008: 1-10. Diponegoro: Semarang.
Saputri, Oviek Dewi. 2012. Analisis Utami, Wiwik. 2006. Analisis
Faktor-Faktor yang Determinan Audit Delay
Mempengaruhi Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek
(Studi Empiris pada Jakarta, Bulletin Penelitian
perusahaan-perusahaan No. 09.
yang terdaftar di Bursa Efek Wirakusuma, Made Gde. 2004.
Indonesia). Skripsi. ”Faktor-Faktor Yang
Universitas Diponegoro Mempengaruhi Rentang
Semarang. Waktu Penyajian Laporan
Sri,Mulyani,2003, Dampak Kualitas Keuangan ke Publik”,
Jasa Pelayanan Terhadap Simposium Nasional
Perilaku Konsumen. Jurnal Akuntansi VII: 1202-1222.
Gema wisata Vol.II No.1, Yuliana dan A.Y Ardiati. 2004.
2003 “Faktor-Faktor yang
Subekti, Imam. dan N.W. Widiyanti. Mempengaruhi Audit Delay
2004. Faktor-Faktor Yang di Indonesia”. Modus 16(2) :
Berpengaruh Terhadap Audit 135-146.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 141-


ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN BEA
PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENDAPATAN DAERAH
KOTA JAYAPURA

Wa Ode Nurfitria, Fachruddin Pasolo


Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua

Abstrak
Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, salah satu jenis pajak pusat yang dialihkan menjadi
pajak Daerah adalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) menjadi pajak Daerah yang mulai efektif berlaku sejak 1 januari
2011. Pengalihan BPHTB dari pajak pusat menjadi pajak daerah merupakan
langkah strategis dalam pelaksanaan desentralisasi fiscal di Indonesia.
Pengalihan BPHTB menjadi pajak daerah akan dapat meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan
kualitas belanja daerah.
Tujuan penelitian ini ialah menganalisis Efektifitas dan Kontribusi
Penerimaan BPHTB terhadap Pendapatan Asli Daerah di Dinas Pendapatan
Daerah Kota Jayapura selama tahun 2011 sampai 2015
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif asosiatif
dimana dari hasil perhitungan yang diperoleh akan dijelaskan secara
deskriptif. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang diperoleh
langsung dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Jayapura maupun litertur
lainnya.Untuk sampel dari tahun 2011 sampai 2015.
Hasil Penelitian yang telah dilakukan mengenai tingkat efektifitas dan
kontribusi BPHTB terhadap Pendapatan Asli Daerah, tingkat efektifitas
tertinggi terjadi pada tahun 2012 yakni sebesar 151.59. Kontribusi dari hasil
perhitungan dapat di ketahui bahwa kontribusi terbesar terjadi pada tahun
2015 yakni sebesar 14,52% dan terendah pada tahun 2011 yakni sebesar
2,78%.
Kata Kunci : Efektifitas, Kontribusi dan Pendapatan Asli Daerah.

Pendahuluan Januari 2011 keseluruh


Undang – Undang Nomor 28 pemerintahan kabupaten/kota
Tahun 2009 tentang Pajak daerah dimulai paling lambat 1 Januari
dan retribusi daerah, pengalihan 2014.
pemungutan Bea Perolehan Hak Undang –Undang tentang
atas Tanah dan Bangunan Pajak Daerah dan Retribusi
(BPHTB) dilaksanakan mulai 1 (PDRD) membawa banyak

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 142-


perubahan kepada masing – masing atas Tanah dan Bangunan terhadap
daerah. Sejak tahun 2011 penarikan pendapatan asli daerah, dalam tata
Bea perolehna Hak atas Tanah dan cara pemungutan pajak, Prinsip
Bangunan (BPHTB) dilimpahkan yang dianut dalam pemenuhan
dari Pemerintah Pusat ke kewajiban Bea Perolehan Hak atas
Pemerintah Kabupaten / Kota. Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Dengan pengalihan ini, penerimaan adalah berdasarkan system self
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan assessment. Pada laporan target
Bangunan (BPHTB) akan dan realisasi yang ditetapkan pada
sepenuhnya masuk ke pemerintah laporan Dinas Pendapatan Daerah
kabupaten / kota sehingga Mengenai Penerimaan Bea
diharapkan mampu meningkatkan Perolehan Hak atas Tanah dan
jumlah Pendapatan Asli Daerah. Bangunan (BPHTB) tersebut,
Sehingga Pemerintah Kota Khususnya pada target dan
Jayapura berwenang memungut realisasi tahun 2011-2015, dari
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan realisasi tersebut dapat dilihat
Bangunan kepada orang pribadi penerimaan Bea Perolehan Hak
atau Badan yang memperoleh hak atas Tanah dan Bangunan
atas tanah dan/atau bangunan di (BPHTB) mengalami perbedaan
Wilayah Kota Jayapura. Selain itu dari tahun ke tahun, Perbedaan dari
dengan berlakunya Peraturan tahun ke tahun ini apakah Efektif
Daerah ini diharapkan dapat ataukah kurang dari Efektif sesuai
meningkatkan kesadaran, target yang di tetapkan dari Dinas
memberikan kepastian hukum dan Pendapatan Daerah.
keadilan bagi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pembiayaan Rumusan Masalah
pembangunan sesuai dengan Berdasarkan latar belakang
kemampuannya. yang telah diuraikan di atas, maka
Dalam penelitian ini, lebih dapat dirumuskan masalah
spesifik akan di bahas mengenai penelitian sebagai berikut.
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan 1. Bagaimana tingkat Efektifitas
Bangunan (BPHTB), Oleh karena Penerimaan Bea Perolehan
itu, untuk melihat bagaimana Hak atas Tanah dan
Efektifitas dalam penerimaan Bea Bangunan (BPHTB) terhadap
perolehan hak atas Tanah dan Pendapatan Asli Daerah
bangunan (BPHTB) untuk (PAD) Kota Jayapura selama
meningkatkan pendapatan asli Tahun 2011-2015 pada Dinas
daerah, sehingga perlu dilakukan Pendapatan Daerah Kota
penelitian yang berjudul Analisis Jayapura?
Efektifitas dan Kontribusi 2. Bagaimana Kontribusi Bea
Penerimaan Bea Perolehan Hak Perolehan Hak atas Tanah
atas Tanah dan Bangunan terhadap dan Bangunan (BPHTB)
Pendapatan Asli Daerah Kota terhadap Pendapatan Asli
Jayapura. Daerah (PAD) Kota Jayapura
Salah satu masalah yang selama Tahun 2011-2015
berkaitan dengan pelaksanaan pada Dinas Pendapatan
Penerimaan Bea Perolehan Hak Daerah Kota Jayapura?

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 143-


Kajian Pustaka Dasar Hukum BPHTB
Tinjauan Umum Perpajakan 1. Undang-undang Republik
Kajian penelitian ini Indonesia Nomor 28 Tahun
merupakan korelasi antara Topik 2009 tentang Pajak Daerah dan
Perpajakan dangan Akuntansi Retribusi Daerah (lembaran
Pemerintah. Bidang perpajakan Negara Tahun 2009 Nomor
dalam peneltian ini adalah bagian 130, Tambahan lembaran
yang membahas mengenai Negara Nomor 5049);
Penerimaan BPHTB yang berubah 2. Peraturan bersama Menteri
menjadi pajak daerah dengan Keuangan dan Menteri Dalam
berlakunya UU Nomor 28 tahun Negeri Nomor
2009 yang berlaku efektif sejak 1 186/PMK.07/2010 Nomor 53
Januari 2011. Tahun 2010 tentang Tahapan
Sedangkan Kaitannya dengan Persiapan Pengalihan Bea
Akuntansi Pemerintahan adalah Perolehan Hak atas Tanah dan
penerimaan dari BPHTB Bangunan Sebagai Pajak
merupakan salah satu komponen Daerah;
penyumbang Pendapatan Asli 3. Peraturan Menteri Keuangan
Daerah Kota Jayapura, Sehingga Nomor 147/PMK.07/2010
secara singkat bahwa penerimaan tentang Badan atau Perwakilan
pajak daerah (dalam hal ini Lembaga Internasional yang
BPHTB) berkontribusi terhadap tidak dikenakan Bea Perolehan
Pendapatan Asli Daerah Kota Hak atas Tanah dan Bangunan.
Jayapura.
Bea Perolehan Hak atas Tanah
Pengertian Pajak dan Bangunan (BPHTB)
Menurut Undang-Undang Bea Perolehan Hak atas
Perpajakan Nasional, Pengertian Tanah dan Bangunan adalah Pajak
Pajak merupakan iuran rakyat atas perolehan hak atas Tanah dan
kepada Negara berdasarkan Bangunan. BPHTB merupakan
undangundang dengan tidak pajak atas perolehan hak atas
mendapat jasa timbal yang tanah dan bangunan yang
langsung dapat ditunjuk dan dipungut berdasarkan Undang-
digunakan untuk membiayai undang Nomor 21 Tahun 1997
pengeluaran umum dan sebagaimana telah diubah dengan
pembangunan Undang-undang Nomor 20 Tahun
Pengertian Pajak menurut 2000.
(Mardiasmo, 2002) bahwa Pajak Dengan Undang-Undang
adalah iuran rakyat kepada Kas Nomor 21 tahun 1997 yang
Negara berdasarkan Undang- diundangkan pada tanggal 29 Mei
Undang (yang dipaksakan) dengan 1997, BPHTB dinnyatakan mulai
tidak mendapat jasa timbal balik berlaku pada tanggal 1 Januari
(Kontra-Prestasi) yang langsung 1998.
dapat di tunjukan dan yang Namun demikian, dengan
digunakan untuk membayar terjadinya gejolak moneter pada
pengeluaran umum. waktu itu yang demikian besar

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 144-


pengaruhnya terhadap kehidupan dihubungkan dengan efesiensi.
perekonomian, maka Efisiensi sering kali tidak selaras
pemberlakuan BPHTB dinyatakan dengan efektif. Efisien lebih
mulai berlaku efektif pada tanggal menekankan pada menggunakan
1 juli 1998. sumber daya dengan tepat. Efektif
BPHTB atau Bea Perolehan lebih menekankan pada tepat
Hak atas Tanah dan Bangunan sasaran. Hal terpenting yang dicatat
adalah pajak yang dikenakan atas oleh Mardiasmo (2009 : 134)
perolehan hak atas tanah dan adalah bahwa efektifitas tidak
bangunan, yang selanjutnya menyatakan tentang berapa besar
disebut pajak. Dasar Hukumnya biaya yang telah di keluarkan untuk
adalah Undang-undang Nomor 20 mencapai tujuan tersebut, Biaya
tahun 2000 tentang perubahan atas boleh jadi melebihi apa yang telah
Undang-undang Nomor 21 tahun dianggarkan, boleh jadi dua kali
1997 tentang Bea Perolehan Hak lebih besar atau bahkan tiga kali
atas Tanah dan Bangunan ( UU lebih besar daripada yang telah
BPHTB) dan peraturan dianggarkan.
pelaksanaanya. Dalam Penelitian ini, efektifitas
Pengaruh Efektifitas Penerimaan perbandingan antara realisasi
BPHTB terhadap Pendapatan penerimaan BPHTB dengan target
Asli Daerah (PAD). Penerimaan BPHTB yang telah
Efektifitas, berasal dari ditetapkan.
Bahasa Inggris yaitu dari Kata “
Efektivity” yang berarti tingkat
kejadian, tingkat pengadaan atau
tingkat keberhasilan. Di dalam
Organisasi efektifitas sering

Untuk mengetahui Efektifitas maka menggunakan rumus :

Realisasi
Efektivitas= × 100 %
Target

Pengaruh Kontribusi dengan pihak lain untuk tujuan


Penerimaan BPHTB terhadap biaya atau kerugian tertentu atau
Pendapatan Asli Daerah (PAD). yang bersama (Guritno 1992:76).
Kontribusi berasal dari Dalam penelitian ini,
bahasa Inggris yaitu contribute, konteks kontribusi merupakan
contribution, maknanya adalah seberapa besar sumbangan
keikutsertaan, keterlibatan, penerimaan Bea Perolehan Hak
melibatkan diri maupun atas Tanah dan Bangunan
sumbangan. Berarti dalam hal ini (BPHTB) dalam Pos Pendapatan
kontribusi dapat berupa materi atau Asli Daerah Kota Jayapura.
tindakan. Diharapkan dengan semakin tinggi
Kontribusi adalah sesuatu kontribusi Penerimaan Bea
yang diberikan bersama-sama Perolehan Hak atas Tanah dan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 145-


Bangunan (BPHTB) maka akan Perolehan Hak atas Tanah dan
semakin besar pula Pendapatan Bangunan (BPHTB), maka untuk
Asli Daerah (PAD) Kota Jayapura. mengklasifikasikan criteria
Jika Penerimaan dari BPHTB kontribusi BPHTB terhadap
sesuai target, maka hasil Pendapatan Asli Daerah (PAD)
penerimaan pajak dalam PAD tidak digunakan rumus sebagai berikut :
akan bergantung lagi pada hasil
dana perimbangan dan bantuan dari Realisasi Penerimaan BPHTB
Kontribusi BPHTB= ×1
pusat. Realisasi Penerimaan PAD
Demi mengetahui bagaimana Sumber (Halim,2004 dalam Sari,
dan seberapa besar kontribusi Bea 2010)

Kerangka Konseptual

Efektifitas Bea
Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan
(BPHTB X1)

Pendapatan Asli
Daerah (PAD Y)

Kontribusi Bea
Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan
(BPHTB X2)

Metode Penelitian X2 : Kontribusi Penerimaan


Variabel Penelitian BPHTB
Variabel penelitian terdiri Y : Pendapatan Asli Daerah
dari variable independen dan
variable dependen. Variabel Jenis dan Rancangan Penelitian
independen dalam penelitian ini Jenis Penelitian yang
adalah efektifitas dan kontribusi digunakan dalam penelitian ini
Penerimaan BPHTB dan Variabel adalah jenis penelitian kualitatif.
dependen dalam penelitian ini Penelitian Kualitatif adalah
adalah pendapatan asli daerah serangkaian teknik penelitian yang
(PAD). mengarah pada pengembangan
sebuah teori dan menganalisis
X1 : Efektifitas Penerimaan permasalahan dengan
BPHTB menggunakan penelitian yang
dilakukan bersifat deskriptif.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 146-


Dalam Penelitian ini, data yang (tiga) bulan (November 2015
didapat merupakan data sekunder. sampai januari 2016).
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dari sampel ini
Lokasi dan Waktu Penelitian adalah Efektifitas penerimaan Bea
Untuk memperoleh data-data yang Perolehan Hak atas Tanah dan
relevan dan akurat tentang Bangunan pada Dinas Pendapatan
penulisan ini, maka perlu dilakukan Daerah Kota Jayapura.
pengumpulan informasi pada lokasi
penelitian. Penelitian ini dilakukan Sampel
pada Dinas Pendapatan Daerah Sampel dalam penelitian ini
Kota Jayapura. Waktu Penelitian adalah Data Target dan Realisasi
dilakukan selama kurang lebih 3 pada Dinas Pendapatan Daerah
Kota Jayapura.

Hasil Analisis Data


1. Menghitung Efektifitas Penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB).
a) Efektifitas Penerimaan BPHTB tahun 2011
1.718.741 .100
Efektifitas BPHTB 2011 = x 100% = 114.58%
1.500.000 .000

b) Efektifitas Penerimaan BPHTB tahun 2012

10.419.968 .320
Efektifitas BPHTB 2012 = x 100% = 151,59%
6.887.000 .000

c) Efektifitas Penerimaan BPHTB tahun 2013

14.096.542 .455
Efektifitas BPHTB 2013 = x 100% = 129.32%
10900000000

d) Efektifitas Penerimaan BPHTB tahun 2014

20.808 .955.411
Efektifitas BPHTB 2014 = x 100% =
14.300.000 .000
145.51%

e) Efektifitas Penerimaan BPHTB tahun 2015

20.912.779 .200
Efektifitas BPHTB 2015 = x 100% = 105.26%
21.849.200 .000

Tabel.1.1
Efektifitas Penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB)

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 147-


No Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) % Kriteria

1 2011 1,500,000,000 1,718,741,100 114.58% Sangat Efektif

10,419,968,32
2 2012 6,887,000,000 0 151,59% Sangat Efektif

14,096,542,45
3 2013 10,900,000,000 5 129.32% Sangat Efektif

20,808,955,41
4 2014 14,300,000,000 1 145.51% Sangat Efektif

20,912,779,20
5 2015 21,849,200,000 0 105.26% Sangat Efektif
Sumber Data: Dinas Pendapatan Daerah Kota Jayapura

2. Menghitung Kontribusi Kontribusi BPHTB 2014 =


Penerimaan Bea Perolehan 20.808 .955 .411
x 100%
Hak atas Tanah dan 134.479.078 .467
Bangunan. = 15.47%
a. Kontribusi Penerimaan
BPHTB tahun 2011 e. Kontribusi Penerimaan
Kontribusi BPHTB BPHTB tahun 2015
1.718 .741.100 Kontribusi BPHTB 2015 =
2011 =
61.854 .199.232 20.912.779 .200
x 100%
x 100% = 2.78% 143.988.722 .643
= 14.52%
b. Kontribusi Penerimaan
BPHTB tahun 201
Kontribusi BPHTB 2012 =
10.419.968 .232
x 100% =
76.887.003 .661
13.55%

c. Kontribusi Penerimaan
BPHTB tahun 2013
Kontribusi BPHTB 2013 =
14.096.542 .455
x 100% =
100.225.833 .150
14.06%

d. Kontribusi Penerimaan
BPHTB tahun 2014

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 148-


Tabel 1.2.
Penerimaan Kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB)
Sumber Data : Dispenda Kota Jayapura, 2015

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 149-


Hasil Penelitian dan Pembahasan dapat di ketahui bahwa kontribusi terbesar
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan terjadi pada tahun 2015 yakni sebesar 14,52%
Bangunan (BPHTB) merupakan salah satu dan terendah pada tahun 2011 yakni sebesar
sumber penerimaan yang sangat potensial, 2,78%. Sedangkan rata–rata kontribusi
Dinas Pendapatan Daerah berupaya BPHTB adalah sebesar 12,08% yang menurut
mengelola secara maksimal guna criteria berarti kurang atau rendah. Peneliti
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah untuk terdahulu tingkat efektifitas pemungutan
menunjang pembangunan Daerah. Untuk BPHTB yang dilakukan pada tahun 2008-
meningkatkan Penerimaan Bea Perolehan 2011 dengan kategori sangat efektif.
Hak atas Tanah dan Bangunan realisasi harus
melebihi target yang ditentukan sebelumnya. PENUTUP
Target adalah jumlah rencana Kesimpulan
penerimaan yang akan dicapai. Bagaimana Berdasarkan hasil penelitian dan
tingkat efektifitas Penerimaan BPHTB pembahasan yang sudah dilakukan mengenai
selama tahun 2011 sampai 2015 dapat dilihat tingkat efektifitas dan kontribusi penerimaan
dari hasil perhitungan tingkat efektifitas pada Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
tahun 2011 tingkat efektifitas sebesar (BPHTB) terhadap Pendapatan Asli Daerah
114.58% dalam kategori sangat efektif, (PAD) dapat disimpulkan bahwa:
tahun 2012 tingkat efektifias sebesar Bagaimana tingkat efektifitas
151.29% dalam kategori sangat efektif,tahun Penerimaan BPHTB selama tahun 2011
2013 tingkat efektifitas sebesar 129.32% sampai 2015 dapat dilihat dari hasil
dalam kategori sangat efektif, tahun 2014 perhitungan tingkat efektifitas pada tahun
tingkat efektifitas sebesar 145.51% dalam 2011 tingkat efektifitas sebesar 114.58%
kategori sangat efektif dan tahun 2015 dalam kategori sangat efektif.
tingkat efektifitas sebesar 105,26% termasuk Tahun 2012 tingkat efektifias sebesar
dalam kategori sangat efektif. Tingkat 151.29% dalam kategori sangat efektif.
Efektifitas dari tahun 2011 sampai 2015 Tahun 2013 tingkat efektifitas sebesar
dikategorikan sangat efektif. 129.32% dalam kategori sangat efektif, tahun
Untuk mengetahui Kontribusinya 2014 tingkat efektifitas sebesar 145.51%
terhadap Pendapatan Asli Daerah, berdasarkan dalam kategori sangat efektif dan tahun 2015
hasil perhitungan kontribusi Bea Perolehan tingkat efektifitas sebesar 105,26% termasuk
Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam kategori sangat efektif. Tingkat
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Efektifitas dari tahun 2011 sampai 2015
Jayapura pada tahun 2011 sampai 2015 dapat dikategorikan sangat efektif.
dilihat dari hasil perhitungan kontribusi pada Kontribusinya terhadap Pendapatan
tahun 2011 sebesar 2,78% dengan kategori Asli Daerah, berdasarkan hasil perhitungan
sangat kurang, pada tahun 2012 sebesar kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
13,55% dengan kategori kurang, pada tahun Bangunan (BPHTB) terhadap Pendapatan
2013 sebesar 14,06% dengan kategori kurang, Asli Daerah Kota Jayapura pada tahun 2011
pada tahun 2014 15,47% sebesar dengan sampai 2015 dapat dilihat dari hasil
kategori kurang, dan tahun 2015 sebesar perhitungan kontribu pada tahun 2011
14,52% kurang. sebesar 2,78% dengan kategori sangat
Berdasarkan analisis kontribusi kurang, pada tahun 2012 sebesar 13,55%
Penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dengan kategori kurang, pada tahun 2013
dan Bangunan (BPHTB) terhadap Pendapatan sebesar 14,06% dengan kategori kurang, pada
Asli Daerah menunjukan angka yang sangat tahun 2014 sebesar 15,47% dengan kategori
kurang yaitu dari 20% dari hasil perhitungan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 150-


kurang, dan tahun 2015 sebesar 14,52% Tanah dan Bangunan (BPHTB) tahun
kurang. Anggaran 2003-2005 di kpp pbb
Kontribusi terhadap Pendapatan Asli Klaten.
Daerah tahun 2011-2015 termasuk dalam Fakta-fakta serta Sifat dan Hubungan antara
criteria sangat kurang. fenomena yang diselidiki
( Nazir,1999).
Saran Himpunan Peraturan Perundang-undangan
1. Pemerintah Kota Jayapura dalam hal Perpajakan Daerah dan Retribusi
ini Dinas Pendapatan Daerah Kota Daerah.
Jayapura harus lebih meningkatkan http.//www.docstoc.com. pelaksanaan –
efektifitas Penerimaan Bea Perolehan pemungutan pajak bumi dan bangunan
Hak atas Tanah dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
(BPHTB) dan lebih meningkatkan Bangunan.
kontribusnya lagi terhadap Pendapatan Junaidi Firrawan, 2014. “ Potensi dan
Asli Daerah Efektifitas Pemungutan Bea Perolehan
2. Pemerintah harus lebih memperhatikan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagai
masyarakat dan memberikan Pajak Daerah Di Kabupaten Kayong
pennyuluhan-penyuluhan pengenalan Utara.
terhadap Pajak Bea Perolehan Hak atas Mardiamo 2002, Pengertian Pajak.
Tanah dan Bangunan (BPHTB) untuk Mardiasmo (2009:134) Pandangan tentang
meminimalkan jumlah tunggakan agar Efektifitas.
tercapai target yang ditetapkan, maka Metode Deskriptif (Travers, 1978).
Fiskus dapat melakukan Penagihan dan Mitra Wacana Media, Membedah
memberikan Sanksi yang tegas kepada Pengelolaan Administrasi PBB &
wajib pajak yang melanggar peraturan. BPHTB” Pengalaman di Pemerintah
3. Untuk peneliti selanjutnya agar terjun Pusat, Referensi untuk Implementasi
langsung untuk menghitung besar Pajak Daerah”. Hary Hartoyo Untung
potensi penerimaan Bea Perolehan Hak Supardi.
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Muhamad Fauzan, Moh.Didik Ardiyanto,
2012. “ Akuntansi dan Efektifitas
Pemungutan Bea Perolehan Hak atas
DAFTAR PUSTAKA Tanah dan Bangunan di Kota Semarang
Buku Prospek Pendapatan Asli Daerah dan Periode Tahun 2008-2011.
Kemandirian Keuangan Daerah Kota Walikota jayapura, 2012. Peraturan daerah
Jayapura. kota jayapura nomor 5 tahun 2011
Buku Pedoman Umum Pengelolaan Pajak tentang pajak bumi dan bangunan
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perdesaan dan perkotaan. Jayapura.
Perkotaan (Kementrian Keuangan Yulia Anggara Sari, 2010 “ Interprestasi
Republik Indonesia). Nilai Efektifitas dan Interprestasi Nilai
Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kontribusi (Tim Litbang Depdagri-
Kementrian Keuangan Republik Fisipol UGM 1991 ).
Indonesia. www.Scribd.com. mengenal metode
Edisi Pertama Penilaian PBB-P2, Agus penelitian kualitatif,2014
Prawoto, S.H.,M.A, MAPPI (Certified). http://blog.dudiwahyudi.com/intensifik
Evian Titis P, 2006. “ Analisis Efektifitas asi-ekstensifikasi-pajak,html.
Penerimaan Bea Perolehan Hak ataas

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 151-


FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 152-
ANALISIS PENGARUH FREE CASH FLOW, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPEMILIKAN
SAHAM MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN SAHAM INSTITUSIONAL TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Sektor Industri Transportation Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2010 - 2014)

Yaya Sonjaya
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua
ya2sonjaya@yahoo.co.id, ya2sonjaya@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh free cash flow, kebijakan dividen, kepemilikan
saham manajerial dan kepemilikan saham institusional terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, dan uji
hipotesis yang dilakukan menggunakan SPSS 21. Populasi penelitian ini adalah seluruh
perusahaan transportasi yang listing di BEI seperti yang tercantum dalam Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) periode 2010 - 2014. Data diperoleh melalui laporan tahunan (annual
report) perusahaan sampel. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program SPSS
(statistical product servise solution) versi 21, Sampel penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, sampel yang gunakan terdiri dari tujuh perusahaan transportasi yang sesui
dengan kriteria penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel kebijakan dividen berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil Pengujian secara simultan menunjukan bahwa
seluruh variabel yaitu Free cash flow, kebijakan dividen, kepemilikan saham manajerial dan
kepemilikan saham institusional berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci : Free cash flow, kebijakan dividen, kepemilikan saham manajerial dan
kepemilikan saham institusional terhadap nilai perusahaan

Pendahuluan lainnya yang nantinya berdampak


Suatu perusahaan didirikan dengan memiliki terhadap nilai perusahaan (Fama dan
tujuan utama yaitu untuk meningkatkan nilai French, 1998) dalam Hasnawati (2005).
perusahaan melalui peningkatan kemakmuran Keputusan keuangan yang harus
pemilik atau pemegang saham (Brigham dan dipertimbangkan dengan matang adalah
Houston, 2006). Suatu perusahaan dikatakan keputusan investasi, keputusan pendanaan
mempunyai nilai yang baik jika kinerja dan kebijakan dividen.
perusahaan juga baik. Nilai perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi
dapat tercermin dari nilai sahamnya. investor terhadap perusahaan, yang sering
Tujuan perusahaan dapat dicapai melalui dikaitkan dengan harga saham. Harga
pelaksanaan fungsi manajemen keuangan saham yang tinggi membuat nilai
dengan hati-hati dan tepat mengingat perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan
setiap keputusan keuangan yang diambil lazim diindikasikan dengan price to book
akan mempengaruhi keputusan keuangan value. Price to book value yang tinggi

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 153-


akan membuat pasar percaya atas prospek tindakan opportunistic guna memperkaya diri
perusahaan kedepan. Hal itu juga yang sendiri.
menjadi keinginan para pemilik Septiadi (2010), mengatakan bahwa kebijakan
perusahaan, sebab nilai perusahaan yang dividen terhadap nilai perusahaan adalah
tinggi mengindikasikan kemakmuran berpengaruh positif. Hubungan positif
pemegang saham juga tinggi (Soliha dan dijelaskan bahwa investor menyukai
Taswan, 2002). Harga pasar yang tinggi pembayaran dividen dalam jumlah besar.
membuat nilai perusahaan juga tinggi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti Mardiyatidkk. (2012), Sukirni (2012),
oleh tingginya kemakmuran pemegang Hermuningsih dan Wardani (2009),
saham (Husnan, 2000). Menurut Husnan menyatakan bahwa kebijakan dividen
(2000) definisi nilai perusahaan: “Nilai tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal
perusahaan merupakan harga yang ini menunjukkan bahwa pemegang saham
bersedian di bayar oleh calon pembeli tidak lagi melihat kebijakan dividen sebagai
apabila perusahaan tersebut di jual”. sinyal positif bahwa perusahaan dalam keadaan
Sedangkan menurut Martin, et al (2000) baik.
menyatakan nilai perusahaan: “Nilai Penurunan market value ini diakibatkan
perusahaan merupakan nilai atau harga karena tindakan opportunistic yang
pasar yang berlaku atas saham umum dilakukan oleh para pemegang saham
perusahaan”. managerial. Meskipun ada banyak
Free cash flow merupakan kas lebih penelitian mengenai struktur kepemilikan
perusahaan yang dapat didistribusikan tetapi hasil-hasil dari penelitian tersebut
kepada pemegang saham atau kreditor banyak yang saling bertentangan satu
yang tidak diperlukan untuk modal kerja sama lain. Dalam kenyataannya banyak
atau investasi pada asset tetap (Ross et al, literatur penelitian telah menyimpulkan
2000) yang dikutip dari Tarjo dan hubungan yang positif antara struktur
Jogiyanto (2003). Kebijakan deviden kepemilikan manajerial dengan penciptaan
menyangkut masalah penggunaan laba nilai perusahaan (Suranta dan Midiastuty,
yang menjadi hak para pemegang saham, 2003). Farshid dan Naiker (2006)
dan laba tersebut bisa dibagi sebagai menyatakan bahwa kepemilikan
deviden atau laba yang ditahan untuk institusional berpengaruh positif dengan
diinvestasikan kembali (Husnan 1996). nilai perusahaan pada tingkat kepemilikan
Penelitian dilakukan Wardani (2009), Hadi yang rendah. Sedangkan menurut Wening
dkk., (2013), mengatakan bahwa free cash (2009) Semakin besar kepemilikan oleh
flow  berpengaruh positif terhadap nilai institusi keuangan maka semakin besar
perusahaan. Hubungan positif menjelaskan pula kekuatan suara dan dorongan untuk
bahwa perusahaan yang memiliki free cash mengoptimalkan nilai perusahaan.
flow  tinggiakan digunakan manajer untuk Berdasarkan uraian diatas, hasil penelitian
investasi yang menghasilkan return positif, yang berbeda terkait free cash flow,
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan kebijakan dividen, kepemilikan saham
dimasa mendatang. Berbeda dengan penelitian manajerial dan kepemilikan saham
yang dilakukan Arieska dan Gunawan (2011), institusional terhadap nilai perusahaan,
mengatakan bahwa free cash flow berpengaruh dilakukan penelitian untuk menguji
negatif terhadap nilai perusahaan. Pengaruh “Analisis Pengaruh Free Cash Flow,
negatif aliran kas bebas terhadap nilai Kebijakan Dividen, Kepemilikan
perusahaan disebabkan adanya kekhawatiran dari Saham Manajerial, Dan Kepemilikan
pemegang saham bahwa aliran kas bebas akan Saham Institusional Terhadap Nilai
digunakan oleh manajer untuk melakukan Perusahaan.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 154-


perusahaan, yang berarti pendapatan
Tinjauan Pustaka` tersebut harus ditanam di dalam
Free Cash Flow perusahaan”.
Free cash flow merupakan kas perusahaan
yang dapat didistribusikan kepada kreditur Kepemilikan Manajerial
atau pemegang saham yang tidak Shleifer dan Vishny (1986) dalam
diperlukan untuk modal kerja atau Theresia (2002) menemukan kepemilikan
investasi pada aset. Kas tersebut biasanya institusional secara positif terhadap
menimbulkan konflik  kepentingan antara kepemilikan manajerial. Kepemilikan
manajer dan pemegang saham. institusional secara mayoritas akan
Manajemen biasanya lebih suka untuk mengurangi kemungkinan perusahaan
menginvestasikan lagi dana tersebut pada untuk diakuisisi, sehingga meningkatkan
proyek – proyek yang dapat menghasilkan keinginan manajer untuk memperbasar
keuntungan, karena alternatif ini akan kepemilikan pada perusahaan. Namun
meningkatkan insentif yang diterimanya. sebaliknya, menurut Fitri dan Manduh
Disisi lain, pemegang saham  (2003) semakin tinggi kepemilikan
mengharapkan sisa dana tersebut institusioanal maka akan semakin
dibagikan sehingga akan meningkatkan meningkatkan kepengawasan pihak
kemakmuran para pemegang saham. eksternal terhadap perusahaan.
Free cash flow menyatakan bahwa Hubungan antara dividend dan
tekanan pasar akan mendorong manajer kepemilikan manajerial dapat dijelaskan
untuk mendistribusikan free cash flow melalui free cash flow hypothesis (FCF)
kepada pemegang saham atau resiko akan (Jensen, 1986). Melalui hipotesis ini
kehilangan kendali terhadap perusahaan. kebijakan dividen digunakan untuk
Menurut Jensen (1986) free cash flow mempengaruhi kepemilikan manajerial
adalah kelebihan kas yang dipelukan sehingga mengurangi biaya keagenan
untuk mendanai semua proyek yang yang berkaitan dengan FCF. Penelitian
memiliki net present value positif setelah tersebut membuktikan bahwa terdapat
membagi dividen. hubungan subtitusi antara kebijakan
dividend dan kepemilikan manajerial.
Kebijakan Dividen
Pengertian kebijakan dividen menurut Kepemilikan Institusional
Agus Sartono (2001:281) menyatakan Menurut Crutchley et al (1999), pengaruh
bahwa : “Kebijakan dividen adalah kebijakan hutang terhadap kepemilikan
keputusan apakah laba yang diperoleh institusional adalah positif. Kebijakan
perusahaan akan dibagikan kepada hutang yang tinggi menyebabkan
pemegang saham sebagai dividen atau perusahaan dimonitor oleh pihak
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan debtholders, karena monitoring dalam
guna pembiayaan investasi di masa perusahaan yang ketat tadi menyebab
datang”. manajer akan bertindak sesuai dengan
Kebijakan dividen menurut Bambang kepentingan debtholders dan
Riyanto (2001:265) menyatakan bahwa : shareholders, sehingga kondisi ini akan
“Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menarik masuknya kepemilikan
bersangkutan dengan penentuan institusional.
pembagian pendapatan (earning) antara Kebijakan dividen mempunyai pengaruh
penggunaan pendapatan untuk dibayarkan positif terhadap kepemilikan institusional.
kepada para pemegang saham sebagai Dari sudut pandang investor, investor
dividen atau untuk digunakan dalam institusional mungkin akan lebih tertarik

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 155-


untuk berinvestasi pada saham dengan bergantung pada karakteristik operasional
dividen yang tinggi dan mekanisme yang dan keuangan dari perusahaan yang
ketat. Semakin banyak saham yang diambil alih.
dimiliki manajer akan semakin
menurunkan masalah keagenan sehingga Kerangka Konseptual
membuat dividen tidak perlu dibayarkan
pada risiko yang tinggi dalam hal ini
berarti kepemilikan manajerial
mempengaruhi kebijakan dividen secara
negatif.

Nilai Perusahaan
nilai perusahaan menurut Suad Husnan
dan Enny Pudjiastuti (2002) menyatakan Hipotesis
bahwa :“Nilai perusahaan merupakan Berdasarkan uraian kerangka konseptual,
harga yang bersedia dibayar oleh calon maka hipotesis penulis adalah :
pembeli apabila perusahaan tersebut 1. Free Cash Flow berpengaruh
dijual, semakin tinggi nilai perusahaan signifikan terhadap nilai perusahaan.
semakin besar kemakmuran yang akan 2. Kebijakan Dividen berpengaruh
diterima oleh pemilik perusahaan”. signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan pengertian nilai perusahaan 3. Kepemilikan Saham Manajerial
menurut Agus Sartono (2001) menyatakan berpengaruh signifikan terhadap nilai
bahwa :“Nilai perusahaan adalah nilai jual perusahaan.
sebuah perusahaan sebagai suatu bisnis 2. Kepemilikan Saham Institusional
yang sedang beroperasi”.Dalam jangka berpengaruh signifikan terhadap
panjang, tujuan perusahaan adalah nilai perusahaan.
mengoptimalkan nilai 3. Free Cash Flow, Kebijakan Dividen,
perusahaan.Semakin tinggi nilai Kepemilikan Saham Manajerial, dan
perusahaan menggambarkan semakin Kepemilikan Saham Institusional
sejahtera pula pemiliknya. berpengaruh signifikan terhadap nilai
Ruky (1997), berdasarkan pandangan perusahaan.
keuangan nilai perusahaan adalah nilai
kini (present value) dari pendapatan
mendatang (future free cash flow), Ruky
(1998), menjelaskan nilai perusahaan
adalah nilai pasar kapital.Husnan dan Metode Penelitian
Pudjiastuti menyatakan pendapat dengan Jenis dan Rancangan Penelitian
semakin tinggi nilai perusahaan, semakin Jenis penelitian ini menggunakan jenis
besar kemakmuran yang akan diterima deskriptif kuantitatif. Rancangan
oleh pemilik perusahaan.Dalam penelitian ini menggunakan desain kausal
reorganisasi keuangan, faktor utama yang yang bertujuan untuk melihat bagaimana
harus diperhatikan adalah menyangkut variabel independen mempengaruhi
penentuan nilai perusahaan. Hal ini sangat variabel dependen. Untuk memperoleh
penting terutama dalam rangka penjualan data-data yang relevan dan akurat tentang
perusahaan, private placement, ataupun penulisan ini, maka perlu dilakukan
go public. Nilai dari suatu perusahaan pengumpulan informasi pada lokasi
tidak hanya bergantung pada kemampuan penelitian. Adapun lokasi dan waktu
menghasilkan arus kas tetapi juga penelitian yakni dengan mengambil data

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 156-


dari Bursa Efek Indonesia yang dilihat Identifikasi Variabel Penelitian
dari Indonesia Capital Market Directory a. Variable independent / bebas (X)
(ICMD) dan Annual Report 2010 - 2014 Dalam penelitian ini terdapat empat
juga dari berbagai literatur yang variable bebas, yaitu free cash flow
mendukung penelitian ini, yang (X1), kebijakan dividen (X2),
dilaksanakan mulai bulan November kepemilikan saham manajerial (X3),
hingga Desember tahun 2015. kepemilikan saham institusional (X4).
b. Variable dependent / terkait (Y)
Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini menggunakan
Populasi adalah jumlah keseluruhan objek variable terkait yaitu nilai perusahaan
penelitian, dalam hal ini adalah seluruh (Y).
perusahaan transportasi yang terdaftar di 1. Definisi dan Operasional
Bursa Efek Indonesia mengacu pada Variabel Penelitian
periode waktu yang digunakan untuk a. Free Cash Flow
penelitian yaitu tahun 2015. Teknik Free cash flow adalah
pengambilan sampel dalam penelitian ini kelebihan kas yang dipelukan
dilakukan dengan menggunakan tipe non untuk mendanai semua
probability yaitu dengan pendekatan proyek yang memiliki net
purposive sampling, yang merupakan present value positif setelah
teknik pengambilan sampel sumber data membagi dividen. Free cash
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, flow dihitung dengan
2009). Total populasi dalam penelitian ini menggunakan rumus :
adalah 33 perusahaan. FCF = AKO – PM – NWC
Adapun kriteria penentuan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai FCF = Free cash Flow.
berikut: AKO = Aliran kas operasi
a. Perusahaan Transportation yang perusahaan.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PM = Pengeluaran modal
mempublikasikan laporan keuangan perusahaan.
tahunan selama periode tahun 2010 – NWC = Modal kerja bersih
2014. perusahaan ( net working
b. Perusahaan Transportation yang capital )
memiliki kepemilikan manajerial dan ( Sumber : Ross etal, 1999 )
kepemilikan institusional pada b. Kebijakan Dividen
struktur kepemilikan saham Kebijakan dividen adalah
perusahaan selama periode tahun kebijakan yang menyangkut
2010 – 2014. tentang masalah penggunaan
c. Perusahaan Transportasion yang laba yang menjadi hak para
memiliki data adanya pengungkapan pemegang saham, pada
atas dividen yang di bagikan selama dasarnya laba tersebut bisa
periode tahun 2010 – 2014. dibagi sebagai dividen atau
d. Perusahaan Transportasion yang ditahan untuk diinvestasikan
menerbitkan laporan keuangan kembali.
dinyatakan dalam mata uang Rasio pembayaran dividen
rupiahselama periode tahun 2010 – adalah persentase laba yang
2014. dibayarkan dalam bentuk
dividen, atau rasio antara
Variabel Penelitian laba yang dibayarkan dalam

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 157-


bentuk dividen dengan total Rasio ini mengukur nilai
laba yang tersedia bagi yang diberikan pasar
pemegang saham.Rasio ini keuangan kepada manajemen
dapat dicari dengan rumus dan organisasi perusahaan
sebagai berikut : sebagai sebuah perusahaan
yang terus tumbuh. Rumus
Dividen Per Lembar Saham
DPR= ×100 % yang digunakan untuk
Laba Per Lembar Saham mengukur price book value
c. Kepemilikan Manajerial adalah sebagai berikut :
Kepemilikan Manajerial
adalah tingkat kepemilikan Harga Pasar Per Lembar Saham
saham oleh pihak manajer, PBV =
Nilai Buku Per Lembar saham
komisaris, dan direksi
perusahaan pada akhir tahun Metode Pengumpulan Data
yang kemudian dinyatakan Pengumpulan data dilakukan dengan
dalam presentase. metode dokumentasi. Dalam metode ini,
Kepemilikan Manajerial data yang diperlukan dikumpulkan dan
dihitung dengan rumus dicatat. Data mengenai studi pustaka
sebagai berikut: diperoleh dari penelitian – penelitian
terdahulu dan didukung oleh literatur-
Jml sahamdireksi , komisaris∧manajer
KM = literatur lain. Data yang berhubungan
Jumlah saham yang beredar informasi penelitian diperoleh dari laporan
d. Kepemilikan Institusional keuangan perusahaan yang terdftar di
Kepemilikan Institusional Annual Report dan ICMD 2010 – 2014
adalah kondisi dimana yang dipublikasikan oleh BEI selama
institusi berupa institusi periode penelitian.
pemerintah, institusi swasta,
domestik, maupun Hasil Penelitian Dan Pembahasan
asing.Variabel inidiukur dari 1. Analisis Regresi Linear Berganda
jumlah presentase saham Analisis regresi linear berganda
yang dimiliki institusional dimaksudkan untuk menguji sejauh
pada akhir tahun. mana dan arah variabel-variabel
Kepemilikan Institusional independen terhadap variabel
dihitung dengan rumus dependen. Variabel independen dalam
sebagai berikut : penelitian ini adalah free cash flow
(X1) kebijakan dividen (X2)
Jumlah saham yang dimiliki institusi
KI = Kepemilikan Saham Manajerial (X3)
Jumlah saham yang beredar dan Kepemilikan Saham Institusional
e. Nilai Perusahaan (X4). Sedangkan variable
Nilai perusahaan adalah dependennya adalah nilai perusahaan
harga yang bersedia dibayar (Y).
oleh calon pembeli apabila Berdasarkan hasil analisis regresi
perusahaan tersebut dijual, berganda pada tabel 4.6 maka
semakin tinggi nilai persamaan regresi linier berganda
perusahaan semakin besar yang diperoleh adalah:
kemakmuran yang akan Y = α +β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε
diterima oleh pemilik Y = 3,250 + 3,11X1 - 3,848X2 -
perusahaan. 0,007X3 - 1,677X4 + e

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 158-


Nilai koefisien regresi yang
Interpretasi dari model diatas adalah negatif menunjukkan adanya
sebagai berikut : hubungan yang tidak searah
a. Y = 3,250 terhadap nilai perusahaan (PBV).
Menunjukkan bahwa jika variabel Jika kepemilikan saham
independen dianggap konstan, institusional (b4) mengalami
maka nilai perusahaan (PBV) kenaikan satu satuan maka nilai
sebesar 3,250 perusahaan (PBV) mengalami
b. Koefisien regresi free cash flow penurunan sebesar -1,677 dengan
(b1) = 3,11 asumsi variabel independen lain
Nilai koefisien regresi yang konstan.
positif menunjukkan adanya 2. Pengujian Hipotesis
hubungan yang searah terhadap a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
nilai perusahaan (PBV). Jika free Uji t digunakan untuk
cash flow (b1) mengalami mengetahui seberapa jauh
kenaikan satu satuan maka nilai pengaruh satu variabel
perusahaan (PBV) mengalami independen secara individual
kenaikan sebesar 3,11 dengan dalam menerangkan variasi
asumsi variabel independen lain variabel dependen.
konstan. Berdasarkan hasil uji t masing-
c. Koefisien regresi kebijakan masing variabel pada Tabel 1
dividen (b2) = -3,848 hasil uji signifikasi parsial.
Nilai koefisien regresi yang Pengaruh antara variabel
negatif menunjukkan adanya independen terhadap variabel
hubungan yang tidak searah dependen secara parsial adalah
terhadap nilai perusahaan (PBV). sebagai berikut:
Jika kepemilikan saham 1. Pengaruh Free Cash Flow
manajerial (b2) mengalami terhadap Nilai Perusahaan.
kenaikan satu satuan maka nilai Berdasarkan hasil uji
perusahaan (PBV) mengalami diketahui bahwa t hitung
penurunan sebesar -3,848 dengan sebesar 0,681 dengan
asumsi variabel independen lain probabilitas signifikansi
konstan. sebesar 0,502, sedangkan t
d. Koefisien regresi kepemilikan tabel adalah 1.8946 t hitung
saham manajerial (b3) = -0,007 < t tabel dan taraf sig. 0,502
Nilai koefisien regresi yang > 0,05. Dengan hasil analisa
negatif menunjukkan adanya tersebut maka Ho diterima
hubungan yang tidak searah dan Ha ditolak, Hal ini
terhadap nilai perusahaan (PBV). berarti bahwa Free Cash
Jika kepemilikan saham Flow berpengaruh positif dan
manajerial (b3) mengalami tidak signifikan terhadap
kenaikan satu satuan maka nilai nilai perusahaan. Dengan
perusahaan (PBV) mengalami demikian hipotesis pertama
penurunan sebesar -0,007 dengan ditolak. Hal ini disebabkan
asumsi variabel independen lain adanya kekhawatiran dari
konstan. pemegang saham bahwa
e. Koefisien regresi kepemilikan aliran kas bebas akan
saham institusional (b4) = -1,677 digunakan oleh manajer

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 159-


untuk melakukan tindakan karena kepemilikan
opportunistic guna manajerial yang kecil
memperkaya diri sendiri. menyebabkan nilai
2. Pengaruh Kebijakan perusahaan turun,
Dividen terhadap Nilai Kepentingan manajerial akan
Perusahaan. menyejajarkan kepentingan
Berdasarkan hasil uji manajemen dan pemegang
diketahui bahwa t hitung saham sehingga akan
sebesar-3,227 dengan memperoleh manfaat
probabilitas signifikansi langsung dari keputusan
sebesar 0,003, sedangkan t yang diambil serta
tabel adalah 1.8946 t hitung menanggung kerugian dari
> t tabel dan taraf sig. 0,003 pengambilan keputusan yang
<0,05. Dengan hasil analisa salah.
tersebut maka Ho diterima 4. Pengaruh Kepemilikan
dan Ha diterima, Hal ini Saham Institusional
berarti bahwa kebijakan terhadap Nilai Perusahaan.
dividen berpengaruh negatif Berdasarkan hasil uji
dan signifikan terhadap nilai diketahui bahwa t hitung
perusahaan. Dengan sebesar -1,852 dengan
demikian hipotesis kedua probabilitas signifikansi
diterima. Hal ini disebabkan sebesar 0,076, sedangkan t
karena Pembagian dividen tabel adalah 1.8946 t hitung
akan mengindikasikan < t tabel dan taraf sig. 0,076
perusahaan memperoleh laba >0,05. Dengan hasil analisa
yang cukup besar sehingga tersebut maka Ho ditolak dan
mampu mendistribusikannya Ha ditolak, Hal ini berarti
kepada pemegang saham. bahwa kepemilikan saham
3. Pengaruh Kepemilikan institusional berpengaruh
Saham Manajerial negatif dan tidak signifikan
terhadap Nilai Perusahaan. terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil uji Dengan demikian hipotesis
diketahui bahwa t hitung keempat ditolak. Hal ini
sebesar -0,325 dengan disebabkan Kepemilikan
probabilitas signifikansi saham oleh institusi tidak
sebesar 0,748, sedangkan t dapat mempengaruhi
tabel adalah 1.8946 t hitung jalannya perusahaan dengan
< t tabel dan taraf sig. 0,325 hak voting yang mereka
> 0,05. Dengan hasil analisa miliki dalam proses
tersebut maka Ho diterima pembuatan keputusan
dan Ha ditolak, Hal ini perusahaan,
berarti bahwa kepemilikan
saham manajerial b. Uji Signifikansi Simultan (Uji
berpengaruh negatif dan F)
tidak signifikan terhadap Uji F digunakan untuk
nilai perusahaan. Dengan menunjukkan apakah semua
demikian hipotesis ketiga variabel independen yang
ditolak. Hal ini disebabkan dimasukkan dalam model

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 160-


mempunyai pengaruh secara hanya mampu menjelaskan
simultan terhadap variabel variabel dependen yaitu nilai
dependen. Hasil uji F dapat perusahaan sebesar 39,2%.
dilihat pada tabel 3 berikut ini. Dengan kata lain hanya sebesar
Berdasarkan hasil uji statistik F, 39,2% nilai perusahaan mampu
diperoleh F hitung sebesar 5,674 dijelaskan oleh variabel Free
sedangkan f tabel adalah 3,97 Cash Flow, Kebijakan Dividen,
dengan tingkat probabilitas Kepemilikan Saham Manajerial
signifikansi sebesar 0,002. F dan Kepemilikan Saham
hitung > F tabel dan taraf sig. Institusional. Sedangkan sisanya
0,002 < 0,05. Dengan hasil sebesar 60,8% dijelaskan oleh
analisa tersebut maka Ho model lain diluar penelitian ini.
diterima dan Ha diterima,
sehingga dapat dikatakan bahwa Pembahasan
Free Cash Flow, Kebijakan Free cash flow dalam penelitian
Dividen, Kepemilikan Saham ini diukur dengan FCF adalah
Manajerial dan Kepemilikan perbandingan arus kas operasi yang
Saham Institusional secara dimiliki perusahaan dengan
simultan berpengaruh signifikan pengeluaran modal perusahaan.
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa
Dengan demikian hipotesis t hitung sebesar 0,681 dengan
kelima diterima. probabilitas signifikansi sebesar
3. Koefisien Determinasi 0,502, sedangkan t tabel adalah
Koefisien determinasi digunakan 1.8946 t hitung < t tabel dan taraf sig.
untuk mengukur seberapa jauh 0,502 >0,05. Dengan hasil analisa
kemampuan model dalam tersebut maka Ho diterima dan Ha
menerangkan variasi variabel ditolak, Hal ini berarti bahwa Free
independen. Hasil uji koefisien Cash Flow berpengaruh positif dan
determinasi dapat dilihat pada tidak signifikan terhadap nilai
tabel 4 berikut ini. perusahaan.
Berdasarkan hasil uji koefisien Berdasarkan hasil uji diketahui
determinasi dapat dilihat angka R bahwa t hitung sebesar -3,227 dengan
sebesar 0,690 yang berarti lebih probabilitas signifikansi sebesar
besar dari 0, dengan demikian 0,003, sedangkan t tabel adalah
dapat dinyatakan ada hubungan 1.8946 t hitung > t tabel dan taraf sig.
antara Free Cash Flow, 0,003 <0,05. Dengan hasil analisa
Kebijakan Dividen, Kepemilikan tersebut maka Ho diterima dan Ha
Saham Manajerial dan diterima, Hal ini berarti bahwa
Kepemilikan Saham Institusional kebijakan dividen berpengaruh negatif
dengan nilai perusahaan. dan signifikan terhadap nilai
Sedangkan nilai koefisien perusahaan.
determinasi (Adjusted R Square) Hal ini disebabkan karena
sebesar 0,392 mengandung arti Pembagian dividen akan
bahwa variabel independen yang mengindikasikan perusahaan
terdiri dari Free Cash Flow, memperoleh laba yang cukup besar
Kebijakan Dividen, Kepemilikan sehingga mampu mendistribusikan-
Saham Manajerial dan nya kepada pemegang saham. Hasil
Kepemilikan Saham Institusional penelitian ini mendukung penelitian

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 161-


yang dilakukan oleh Bringham (2006) meningkat. Kepemilikan manajerial
bahwa kebijakan dividen berpengaruh akan mendorong manajemen untuk
positif signifikan terhadap nilai meningkatkan nilai perusahaan.
perusahaan. Manajer percaya bahwa Kepentingan manajerial akan
para investor lebih menyukai menyejajarkan kepentingan
perusahaan yang memiliki dividend manajemen dan pemegang saham
payout ratio yang stabil. Pembagian sehingga akan memperoleh manfaat
dividen akan mengindikasikan langsung dari keputusan yang diambil
perusahaan memperoleh laba yang serta menanggung kerugian dari
cukup besar sehingga mampu pengambilan keputusan yang salah.
mendistribusikannya kepada Sedangkan dari segi kepemilikan
pemegang saham. Hal ini akan institusional akan menambah proporsi
meningkatkan pandangan pasar pengawasan dan pengendalian oleh
mengenai nilai perusahaan. pihak luar terhadap perusahaan.
Berdasarkan hasil uji diketahui Diharapkan dengan adanya
bahwa t hitung sebesar -0,325 dengan kepemilikan institusional ini akan
probabilitas signifikansi sebesar mendorong dan mengawasi kinerja
0,748, sedangkan t tabel adalah manajer agar menjalankan perusahaan
1.8946 t hitung < t tabel dan taraf sig. dengan lebih baik.
0,325 >0,05. Dengan hasil analisa Berdasarkan hasil uji diketahui
tersebut maka Ho diterima dan Ha bahwa t hitung sebesar -1,852 dengan
ditolak, Hal ini berarti bahwa probabilitas signifikansi sebesar
kepemilikan saham manajerial 0,076, sedangkan t tabel adalah
berpengaruh negatif dan tidak 1.8946 t hitung < t tabel dan taraf sig.
signifikan terhadap nilai 0,076 >0,05. Dengan hasil analisa
perusahaanHal ini disebabkan karena tersebut maka Ho ditolak dan Ha
kepemilikan manajerial yang kecil ditolak, Hal ini berarti bahwa
menyebabkan nilai perusahaan turun, kepemilikan saham institusional
Kepentingan manajerial akan berpengaruh negatif dan tidak
menyejajarkan kepentingan signifikan terhadap nilai perusahaan.
manajemen dan pemegang saham Hal ini disebabkan Kepemilikan
sehingga akan memperoleh manfaat saham oleh institusi tidak dapat
langsung dari keputusan yang diambil mempengaruhi jalannya perusahaan
serta menanggung kerugian dari dengan hak voting yang mereka miliki
pengambilan keputusan yang salah. dalam proses pembuatan keputusan
Hasil penelitian ini tidak dapat perusahaan, baik keputusan investasi
dikatakan mendukung penelitian lain maupun keputusan hutang. Hasil
yang dilakukan oleh Amanda Wongso penelitian ini mendukung penelitian
(2012) yang menyatakan bahwa lain yang dilakukan oleh Amanda
kepemilikan manajerial berpengaruh Wongso (2012) yang menyatakan
positif tidak signifikan terhadap nilai bahwa kepemilikan institusional
perusahaan dan juga penelitian yang berpengaruh negatif dan tidak
di lakukan oleh Taswan (2003) signifikan terhadap nilai perusahaan.
menyatakan bahwa faktor insider Hasil ini tidak mendukung teori
ownership berpengaruh positif dimana kepemilikan institusional
terhadap nilai perusahaan, sehingga menambah proporsi pengawasan
semakin besar insider ownership terhadap manajemen perusahaan
maka nilai perusahaan akan

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 162-


dimana akan meningkatkan nilai kepemilikan manajerial yang
perusahaan. kecil menyebabkan nilai
Dari hasil penelitian perusahaan turun, Kepentingan
menunjukkan bahwa Free Cash Flow, manajerial akan menyejajarkan
Kebijakan Dividen, Kepemilikan kepentingan manajemen dan
Saham Manajerial Dan Kepemilikan pemegang saham sehingga akan
Saham Institusional secara simultan memperoleh manfaat langsung
berpengaruh positif dan signifikan dari keputusan yang diambil serta
terhadap Nilai Perusahaan dengan menanggung kerugian dari
nilai signifikan sebesar 0,002. Hal ini pengambilan keputusan yang
menunjukkan jika Free Cash Flow, salah.
Kebijakan Dividen, Kepemilikan 4. kepemilikan saham institusional
Saham Manajerial Dan Kepemilikan tidak berpengaruh signifikan
Saham Institusional yang diambil oleh terhadap nilai perusahaan,
perusahaan tersebut dapat semakin besar tingkat
meningkatkan nilai perusahaan. kepemilikan saham oleh institusi,
maka semakin efektif pula
Penutup mekanisme kontrol terhadap
Kesimpulan kinerja manajemen. Kepemilikan
Berdasarkan hasil analisis dan saham oleh institusi dapat
pembahasan yang telah dijelaskan, mempengaruhi jalannya
maka dapat dibuat kesimpulan perusahaan dengan hak voting
sebagai berikut : yang mereka miliki dalam proses
1. Free Cash Flow tidak pembuatan keputusan
berpengaruh signifikan terhadap perusahaan, baik keputusan
nilai perusahaan, pengaruh investasi maupun keputusan
negatif aliran kas bebas terhadap hutang.
nilai perusahaan disebabkan adanya 5. Secara simultan Free Cash Flow,
kekhawatiran dari pemegang saham Kebijakan Dividen, Kepemilikan
bahwa aliran kas bebas akan digunakan Saham Manajerial Dan
oleh manajer untuk melakukan Kepemilikan Saham Institusional
tindakan opportunistic guna berpengaruh positif dan
memperkaya diri sendiri. signifikan terhadap Nilai
2. Kebijakan dividen berpengaruh Perusahaan.
secara signifikan terhadap nilai
perusahaan, Laba bersih Saran
perusahaan dapat dibagikan Berdasarkan hasil penelitian dan
kepada pemegang saham sebagai kesimpulan dalam penelitian ini,
dividen atau ditahan dalam maka saran dalam penelitian ini
bentuk laba ditahan untuk adalah :
membiayai investasi perusahaan. 1. Penelitian yang akan datang
Kebijakan dividen menyangkut diharapkan dapat memperpanjang
keputusan mengenai penggunaan periode pengamatan dan
laba yang merupakan hak para memperbesar jumlah sampel
pemegang saham. penelitian sehingga hasil
3. kepemilikan saham manajerial penelitian dapat menjadi lebih
tidak berpengaruh signifikan baik. Penelitian selanjutnya juga
terhadap nilai perusahaan, karena diharapkan dapat menambah

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 163-


beberapa variabel bebas seperti pada Perusahaan Manufaktur
Reputasi Auditor, kebijakan yang terdaftar di BEI periode
hutang dan lain sebagainya, 2003 – 2007)”,kumpulan
sehingga hasil penelitian dapat Makalah Simposium Nasional
lebih mampu memprediksi Akuntansi XIII, PurwOkerto.
faktor-faktor apa yang dapat Anggraini, Ririn Dwi, 2011.
mempengaruhi nilaiperusahaan. “Pengaruh Kepemilikan
2. Bagi para analis dan investor, Institusional dan Kepemilikan
hasil penelitian ini diharapkan Asing terhadap Pengungkapan
bisa memberikan masukan dalam Pertanggung jawaban Sosial
pembuatan keputusan investasi Perusahaan dalam Annual report
dan saham. Dengan melakukan (studi empiris pada perusahaan
analisis yang berkaitan dengan Non Keuangan yang Tercatat di
kebijakan dividendan pergerakan BEI tahun 2008 – 2009.
saham dari jenis perusahaan Skripsi.Semarang ;Universitas
transportasi dan jenis jasa Diponegoro.
lainnya. Asma, Tuti Nur, 2012. Pengaruh
3. Bagi mahasiswa, untuk Aliran Kas dan Perbedaan
memperluas informasi, wawasan antara Laba Akuntansidengan
dan pengetahuannya mengenai Laba Fiskal terhadap Persistensi
karir sebagai akuntan, baik itu Laba, Jurnal Akuntansi, Vol 1,
akuntan publik dan non akuntan No. 1, seri E, Universitas Negeri
publik dan tidak hanya terbatas Padang, Padang.
pada proses perkuliahan. Barbara gunawan dan Mazda halim,
2012.Ownership retention,
DAFTAR PUSTAKA reputasi auditor, laba perusahaan,
Adimulya nurrahman, 2012. Pengaruh dan Underpricing terhadap nilai
kepemilikan manajerial, perusahaan dengan kepemilikan
kepemilikan Institusional, dan Manajerial dan institusional
kepemilikan asing terhadap sebagai variabel moderasi.
Praktik pengungkapan Universitasmuhammadiyah
sustainability report Jurusan Yogyakarta Jalan lingkar selatan,
akuntansi fakultas ekonomika dan tamantirto, bantul, yogyakarta
bisnis universitas 55183
diponegoro Damayanti, Isrina. (2006). Analisis
Amanda wongso, 2012. Pengaruh Pengaruh Free Cash Flow dan
kebijakan dividen, struktur Struktur Kepemilikan
kepemilikan, dan kebijakan Saham terhadap Kebijakan Utang
hutang terhadap nilai perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur
dalam perspektif teori Agensi Indonesia.Skripsi Fakultas
dan teori signaling E-mail: Ekonomi Universitas Islam
amanda_wongso@yahoo.com Indonesia.
Aminah dan Ramadhani, R.S, 2010, Dewi Ni Putu Lestari, dan Putri
“Pengaruh Struktur Kepemilikan, I.G.A.M Asri Dwija , 2014.
Mekanisme Corporate Pengaruh Book-Tax
Governance dan Ukuran Difference, Arus Kas Operasi,
Perusahaan terhadap Nilai Arus Kas Akrual, Dan Ukuran
perusahaan (Survei Perusahaan Pada Persistensi

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 164-


Laba, E-Jurnal Akuntansi kepemilikan Saham manajerial
Universitas Udayana 10.1 (2015): dan kepemilikan saham
244-260, Bali. institusional terhadap Kebijakan
Elva Nuraina, 2012. “Pengaruh hutang Jurusan akuntansi fakultas
Kepemilikan Institusional dan ekonomi universitas riau
Ukuran Perusahaan terhadap Kampus bina widya km 12,5
Kebijakan Hutang dan Nilai simpang baru – pecan baru
Perusahaan (Studi pada Rustiarini, 2009.Pengaruh Struktur
perusahaan Manufaktur Kepemilikan Saham pada
yang terdaftar di BEI) pengungkapan Corporate Social
Ginza, 2013. “Analisis Pengaruh Responbility, (www.google.com).
Kepemilikan Institusional, Free Rustendi, Tedi dan Farid Jimmi,
Cash Flow, Investmen 2008. Pengaruh Hutang dan
Opportunity Set terhadap Nilai Kepemilikan Manajerial
Perusahaan dengan Kebijakan Terhadap Nilai Perusahaan pada
Hutang sebagai Variabel Perusahaan Manufaktur,
Interening. Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol.
Harwira, Wanda (2009). “Pengaruh 3, No. 1.
Kebijakan Dividen, Kepemilikan Surya Andika, 2013. Analisis
Manajerial dan Kepemilikan Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Institusional terhadap Kebijakan Kepemilikan Institusional dan
Hutang : Sebuah Perspektif Teori Kepemilikan Manajerial terhadap
Agensi. Skripsi Fakultas Kinerja Perusahaan serta
Ekonomi Universitas Riau. dampaknya terhadap Nilai
Jensen, M. C., and W. Meckling. Perusahaan.
1976. Theory of the firm: Taswan, 2003. Analisis Integrasi
Managerial behavior, agency Strategi Dilik dan Kebijakan
costs and ownership structure. Dividen Terhadap Nilai
Journal of Financial Economics Perusahaan dan Faktor-faktor
3: 305-360. yang Mempengaruhinya, Jurnal
Jensen, M. 1986. Agency costs of free Bisnis dan Ekonomi, September
cash flow, corporate finance and 2003.
takeover. American Widarjo wahyu, 2012. Pengaruh
Economics Review 76, 323-339. Ownership Retention, Investasi
Komang, 2011.“Pengaruh Struktur Dari Proceeds, dan Reputasi
Kepemilikan Saham dan Auditor Terhadap Nilai
Corporate Social Perusahaan Dengan Kepemilikan
Responsibility pada Nilai Manajerial dan Institusional
Perusahaan. Sebagai Variabel Pemoderasi.
Nasrizal, 2009. Analisis pengaruh MAKSI Fakultas Ekonomi
free cash flow, kebijakan dividen, Universitas Sebelas Maret.

FuturE : Jurnal Manajemen dan Akuntansi - 165-

Anda mungkin juga menyukai