BIONOMIK PINJAL
Disusun Oleh :
HALAMAN JUDUL
Segala puji syukur kepada Allah swt, Tuhan semesta alam. Berkat taufik,
hidayah, dan rahmat-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Bionomik Pinjal”. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat,dan pengikutnya.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata Entomologi pada
Program Studi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya, dan untuk membantu proses belajar mengajar, baik bagi dosen
dan mahasiswa yang tidak lain untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman
mahasiswa.
Penulis tahu dalam penulisan makalah ini masih ditemukan banyak kesalahan dan
kekurangan, oleh karenanya saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapakan untuk
tersempurnanya makalah ini. Harapan penulis semoga resume ini bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………….iii
PINJAL…………………….……………………………………………………………………………………..4
BIONOMIK PINJAL…………………………………………………………………………………………………5
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………..7
iii
PINJAL
4
Genus : Ctenophalides Spesies : Ctenophalides felis
Secara umum tubuh pinjal dewasa berbentuk pipih bilateral, berukuran 1,5- 4 mm,
berwarna kuning terang hingga coklat tua. Ektoparasit ini tidak bersayap tetapi memiliki
tiga pasang tungkai yang panjang dan berkembang baik terutama digunakan untuk lari
dan melompat. Baik tungkai maupuntubuhnya tertutup oleh rambut-rambut kasar atau
rambut-rambut halus.Kepalanya kecil, berbentuk segitiga dengan sepasang mata dan
memiliki antenayang pendek, terdiri atas tiga ruas yang tersembunyi ke dalam lekuk
kepala di belakang mata. Alat mulut mengarah ke bawah, bertipe penghisap dengan tiga
stilet penusuk (epifaring dan stilet maksila). Bagian toraks terdiri atas 3 ruasyaitu
protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Pinjal betina memiliki spermatekayang terdapat
pada ruas ke 6 - 8 abdomen. Baik pinjal jantan maupun betinamemiliki lempeng cembung
dengan duri-duri sensori di bagian dorsal ruasabdomen ke-8 yang disebut pigidium
(Soviana dan Hadi, 2006; Susanti, 2001).
5
BIONOMIK PINJAL
1. Makanan
Pinjal pra dewasa mempunyai struktur mulut, organ anatomi dan fisiologiyang
sangat berbeda dengan pinjal dewasa. Sehingga jenis makanan yangdikonsumsi juga
berbeda. Makanan larva pinjal terdiri dari bahan-bahanorganik yang ada disekitarnya,
seperti darah yang dikeluarkan melalui organekskresi pinjal (anus), bahan organik yang
kaya akan protein dan vitamin B. bila bahan-bahan makanan tersebut terpenuhi, maka
larva pinjal akan tumbuhsecara maksimum.
Pinjal jantan maupun betina merupakan serangga penghisap darah. Bagi pinjal
betina darah diperlukan untuk perkembangan telur. Pinjal akan seringmenghisap darah di
musim panas daripada di musim penghujan atau dingin,karena di musim panas pinjal
cepat kehilangan air dari tubuhnya. Pinjal yangtidak makan tidak dapat hidup lama di
lingkungan kering, tetapi di lingkunganyang lembab, bila terdapat reruntuhan yang bisa
menjadi tempat persembunyian,maka ia bisa hidup selama 1-4 bulan (Soviana dan Hadi,
2006)
2. Perilaku
Perilaku pinjal secara umum merupakan parasit temporal, berada dalamtubuh saat
membutuhkan makanan, tidak permanen seperti halnya kutu yangselalu menetap pada
tubuh inang. Jangka hidup pinjal bervariasi pada spesies pinjal, tergantung apakah
mereka makan atau tidak, dan tergantung pada derajatkelembaban lingkungan sekitarnya.
Beberapa jenis pinjal menghindari cahaya(fototaksis negatif). Pinjal jenis ini biasanya
tidak mempunyai mata. Padasarang tikus yang kedalamannya dangkal populasi tidak
akan ditemukan karenasinar matahari mampu menembus sampai dasar liang. Sedangkan
pada sarangtikus yang kedalamannya lebih dalam dan mempunyai jalan yang
berkelok,sinar matahari tidak dapat menembus sampai ke dasar liang. Sehingga
padasarang tikus ini banyak ditemukan pinjal. Pinjal bergerak dengan melompat,
beberapa spesies bisa melompat setinggi 30 cm (Rozendaal, 1997; Soviana danHadi,
2006).
6
3. Habitat
Sebagian besar pinjal ditemukan di antara rambut atau bulu hewan atau ditempat
tidur, karpet dan pakaian orang. Pinjal tidak spesifik dalam memilihinangnya dan dapat
makan pada inang lain. Pada saat tidak menemukankehadiran inang yang sesungguhnya,
mereka mau makan inang lain dan merekadapat tahan hidup dalam periode lama
(Rozendaal, 1997; Soviana dan Hadi,2006)
7
DAFTAR PUSTAKA
Khoirullisani.nisa..Tahun 2017.
https://www.academia.edu/33857249/Pengendalian_Vektor_Pinjal_docx diakses pada
tanggal 5 februari 2021