Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MATA KULIAH ENTOMOLOGI

BIONOMIK PINJAL

Disusun Oleh :

D4 Sanitasi Lingkungan-2B / Kelompok 6

1. Kirana Beryl P. (P27833320051) 6. Moch. Rizaldi (P27833320057)


2. Laily Masruroh (P27833320052) 7. Nafilatul Karimah (P27833320058)
3. Marliyane Naurah L (P27833320054) 8. Nailul A’zdomulloh(P27833320059)
4. Maulida Fauziatur (P27833320055) 9. Nova Shellynda P. (P27833320060)
5. M. Arifin Mulyo A.P. (P27833320056)

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah swt, Tuhan semesta alam. Berkat taufik,
hidayah, dan rahmat-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Bionomik Pinjal”. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat,dan pengikutnya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata Entomologi pada
Program Studi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya, dan untuk membantu proses belajar mengajar, baik bagi dosen
dan mahasiswa yang tidak lain untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman
mahasiswa.

Penulis tahu dalam penulisan makalah ini masih ditemukan banyak kesalahan dan
kekurangan, oleh karenanya saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapakan untuk
tersempurnanya makalah ini. Harapan penulis semoga resume ini bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.

Surabaya, 7 Februari 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………….iii

PINJAL…………………….……………………………………………………………………………………..4

BIONOMIK PINJAL…………………………………………………………………………………………………5

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………..7

iii
PINJAL

Pinjal merupakan ektoparasit yang hidup di permukaan tubuh inang


(Sucipto,2011). Menurut Soviana, dkk. (2006) pinjal bersifat semi obligat karena
sebagianhidupnya berada di tubuh inang. Pinjal termasuk ke dalam filum Arthropoda,
kelas Insecta, dan ordo Siphonapter. Pinjal termasuk dalam bangsa Siphonaptera.
Beberapa suku yang terdapat di Indonesia antara lain Pulicidae, Ischnopsyllidae,
Hystrichopsyllidae, Pygiopsyllidae, Ceratophyllidae dan Leptosyllid. Pinjal tikus dan
kucing yang umum ditemukan termasuk dalam Pulicidae (Dwibadra,2008).1.

Klasifikasi dari beberapa spesies pinjal adalah sebagai berikut:

a. Xenopsylla cheopis Kelas : Insecta


Kingdom : Animalia Ordo : Siphoneptera
Filum : Arthropoda Familia : Ceratophyllidae
Kelas : Insecta Genus : Nosopsyllus
Ordo :Siphoneptera Spesies : Nosopsyllus fasciatus
Familia : Pulicidae d. Ctenophalides canis
Genus : Xenopsylla Kingdom : Animalia
Spesies : Xenopsylla cheopis Filum : Arthropoda
b. Pulex irritans Kelas : Insecta
Kingdom : Animalia Ordo : Siphoneptera
Filum : Arthropoda Familia : Pulicidae
Kelas : Insecta Genus : Ctenophalides
Ordo :Siphoneptera Spesies : Ctenophalides canis
Familia : Pulicidae e. Ctenophalides felis
Genus : Pulex Kingdom : Animalia
Spesies : Pulex irritans Filum : Arthropoda
c. Nosopsyllus fasciatus Kelas : Insecta
Kingdom : Animalia Ordo : Siphoneptera
Filum : Arthropoda Familia : Pulicidae

4
Genus : Ctenophalides Spesies : Ctenophalides felis

Secara umum tubuh pinjal dewasa berbentuk pipih bilateral, berukuran 1,5- 4 mm,
berwarna kuning terang hingga coklat tua. Ektoparasit ini tidak bersayap tetapi memiliki
tiga pasang tungkai yang panjang dan berkembang baik terutama digunakan untuk lari
dan melompat. Baik tungkai maupuntubuhnya tertutup oleh rambut-rambut kasar atau
rambut-rambut halus.Kepalanya kecil, berbentuk segitiga dengan sepasang mata dan
memiliki antenayang pendek, terdiri atas tiga ruas yang tersembunyi ke dalam lekuk
kepala di belakang mata. Alat mulut mengarah ke bawah, bertipe penghisap dengan tiga
stilet penusuk (epifaring dan stilet maksila). Bagian toraks terdiri atas 3 ruasyaitu
protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Pinjal betina memiliki spermatekayang terdapat
pada ruas ke 6 - 8 abdomen. Baik pinjal jantan maupun betinamemiliki lempeng cembung
dengan duri-duri sensori di bagian dorsal ruasabdomen ke-8 yang disebut pigidium
(Soviana dan Hadi, 2006; Susanti, 2001).

5
BIONOMIK PINJAL

1. Makanan
Pinjal pra dewasa mempunyai struktur mulut, organ anatomi dan fisiologiyang
sangat berbeda dengan pinjal dewasa. Sehingga jenis makanan yangdikonsumsi juga
berbeda. Makanan larva pinjal terdiri dari bahan-bahanorganik yang ada disekitarnya,
seperti darah yang dikeluarkan melalui organekskresi pinjal (anus), bahan organik yang
kaya akan protein dan vitamin B. bila bahan-bahan makanan tersebut terpenuhi, maka
larva pinjal akan tumbuhsecara maksimum.
Pinjal jantan maupun betina merupakan serangga penghisap darah. Bagi pinjal
betina darah diperlukan untuk perkembangan telur. Pinjal akan seringmenghisap darah di
musim panas daripada di musim penghujan atau dingin,karena di musim panas pinjal
cepat kehilangan air dari tubuhnya. Pinjal yangtidak makan tidak dapat hidup lama di
lingkungan kering, tetapi di lingkunganyang lembab, bila terdapat reruntuhan yang bisa
menjadi tempat persembunyian,maka ia bisa hidup selama 1-4 bulan (Soviana dan Hadi,
2006)

2. Perilaku
Perilaku pinjal secara umum merupakan parasit temporal, berada dalamtubuh saat
membutuhkan makanan, tidak permanen seperti halnya kutu yangselalu menetap pada
tubuh inang. Jangka hidup pinjal bervariasi pada spesies pinjal, tergantung apakah
mereka makan atau tidak, dan tergantung pada derajatkelembaban lingkungan sekitarnya.
Beberapa jenis pinjal menghindari cahaya(fototaksis negatif). Pinjal jenis ini biasanya
tidak mempunyai mata. Padasarang tikus yang kedalamannya dangkal populasi tidak
akan ditemukan karenasinar matahari mampu menembus sampai dasar liang. Sedangkan
pada sarangtikus yang kedalamannya lebih dalam dan mempunyai jalan yang
berkelok,sinar matahari tidak dapat menembus sampai ke dasar liang. Sehingga
padasarang tikus ini banyak ditemukan pinjal. Pinjal bergerak dengan melompat,
beberapa spesies bisa melompat setinggi 30 cm (Rozendaal, 1997; Soviana danHadi,
2006).

6
3. Habitat

Sebagian besar pinjal ditemukan di antara rambut atau bulu hewan atau ditempat
tidur, karpet dan pakaian orang. Pinjal tidak spesifik dalam memilihinangnya dan dapat
makan pada inang lain. Pada saat tidak menemukankehadiran inang yang sesungguhnya,
mereka mau makan inang lain dan merekadapat tahan hidup dalam periode lama
(Rozendaal, 1997; Soviana dan Hadi,2006)

7
DAFTAR PUSTAKA

Khoirullisani.nisa..Tahun 2017.
https://www.academia.edu/33857249/Pengendalian_Vektor_Pinjal_docx diakses pada
tanggal 5 februari 2021

Anda mungkin juga menyukai