PENDAHULUAN
Terkait dengan hal tersebut, maka kami merasa tertarik untuk menyusun
makalah ini guna memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang kehamilan
kembar.
1
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang defenisi gemeli
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis gemeli
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang etiologi gemeli
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang patofisiologi gemeli
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang tanda dan gejala gemeli
6. Untuk mengetahui dan memahami tentang pertumbuhan janin
kembar
7. Untuk mengetahui dan memahami tentang letak pada presentasi
janin
8. Untuk mengetahui dan memahami tentang diagnosis gemeli
9. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengaruh gemeli
10. Untuk mengetahui dan memahami tentang komplikasi gemeli
11. Untuk mengetahui dan memahami tentang penatalaksanaan
kehamilan
12. Untuk mengetahui dan memahami tentang indikasi persalianan
secara SC
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa defenisi gemeli?
2. Apa jenis-jenis gemeli?
3. Apa etiologi gemeli?
4. Apa patofisiologi gemeli?
5. Apa tanda dan gejala gemeli?
6. Bagaimana pertumbuhan janin kembar?
7. Bagaimana letak pada presentasi janin?
8. Apa diagnosis gemeli?
9. Apa pengaruh gemeli?
10. Apa komplikasi gemeli?
11. Bagaimana penatalaksanaan kehamilan?
12. Apa indikasi persalianan secara SC?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
1. Kembar Monozigotik.
2. Monozigotik atau identik
muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang kemudian membagi
menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan potensi untuk
berkembang menjadi suatu individu yang terpisah. Karena berasal dari satu
ovum, hamil kembar ini mempunyai ciri-ciri yaitu jenis kelamin sama, wajah
mirip, golongan darah sama, cap tangan dan kaki sama.
3
Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan
pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut:
a. Apabila pembelahan terjadi 72 jam pertama setelah pembuahan, maka 2
embrio, 2amnion serta 2 chorion akan terjadi dan kehamilan diamnionik dan di
chorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta
tunggal yang menyatu.
b. Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka 2 embrio akan
terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah atau 2 amnion, dengan
chorion bersama, dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar diamnionik,
monochorionik.
c. Apabila terjadi sekitar 8-13 hari setelah pembuahan dimana amnion telah
terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan 2 embrio dengan kantong
amnion bersama, atau kehamilan kembar monoamnionik, monochorionik.
d. Apabila pembuahan terjadi setelah hari ke-13, yaitu setelah lempeng embrionik
terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang
menyatu atau kembar siam.
3. Kembar Dizigot.
Dizigotik atau fraternal yaitu kembar yang ditimbulkan dari dua ovum
yang terpisah. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar
monozigotik dan insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu
ras, riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas.Sebagian
besar kehamilan kembar dizigotikmempunyai ciri-ciri yaitu jenis kelamin
mungkin berbeda, golongan darah mungkin berbeda, cap kaki dan tangan tidak
sama, dan dalam bentuk 2 plasenta, 2 chorion, dan 2 amnion.
2.3 Etiologi
1. Faktor Ras
Pada kawasan afrika frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi, Knox
dan Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di
4
Nigeria mendapatkan bahwa kehamilan kembar terjadi sekali pada setiap 20
kelahiran, kehamilan pada orang timur tidak sering terjadi.
2. Faktor Keturunan
Sebagai penentu kehamilan kembar genotip ibu jauh lebih penting dari genotip
ayah. Wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami kembar dizigot,
melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116 kehamilan.
3. Faktor Umur dan Paritas
Untuk peningkatan usia sampai 40 tahun atau paritas 7, frekuensi kehamilan
kembar akan meningkat. Kehamilan kembar dapat terjadi kurang dari 1 per 3 pada
wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran kembar, bila dibandingkan dengan wanita
yang berusia diantara 35-40 tahun dengan 4 anak atau lebih.
4. Faktor Nutrisi
Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan kembar berkaitan
dengan status nutrisi yang direpleksikan dengan berat badan ibu yang lebih tinggi
dan berbadan besar mempunyai resiko hamil kembar 25-30% dibandingkan
dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil.
5. Faktor Terapi Infertilitas
Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionik gonadotropin atau
chlomiphene citrat menghasilkan ovulasi ganda. Faktor resiko untuk kehamilan
ganda setelah ovarium distimulasi dengan hMG (therapy human menopause
gonadotropin) berpengaruh terhadap peningkatan jumlah estradiol dan injeksi
chorionic gonadotropin pada saat bersamaan akan berpengaruh terhadap
karakteristik sperma, meningkatkan konsentrasi dan mortilitas sperma.
6. Faktor Assited Reproductive Technology (ART)
Teknik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga
meningkatkan kemungkinan kehamilan kembar. Pasien pada kasus ini,
pembuahan dilakukan melalui tehnik fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi
terhadap ovum yang benar-benar berkualitas baik, dan dua dari empat embrio
yang ditransfer kedalam uterus.
5
2.4 Patofisiologi
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati
batas toleransi dan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar
dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-
rata kehamilan kembar ± 2500gram, triplet 1800gram, kuadriplet 1400gram.
Penentuan zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat plasenta dan selaput
ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan
dengan korion maka bayi tesebut adalah monozigotik. Bila selaput amnion
dipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering
dizigotik.
Pada kehamilan kembar dizigotik hampir selalu berjenis kelamin berbeda.
Kembar dempet atau kembar siam terjadi bila hambatan pembelahan setelah
diskus embrionik dan sakus amnion terbentuk, bagian tubuh yang dimiliki
bersama dapat. Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih
besar pada kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada
trimester 1 sering mengalami nausea dan muntah yang melebihi yang
dikarateristikan kehamilan-kehamilan tunggal. Perluasan volume darah maternal
normal adalah 500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata
kehilangan darah dengan persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir 500 ml
lebih banyak dibanding dengan persalinan dari janin tunggal.
Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih
sedikit pada kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan tunggal,
yang menimbulkan” anemia fisiologis” yang lebih nyata. Kadar haemoglobin
kehamilan kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20 minggu ke depan.
Sebagaimana diperbandingkan dengan kehamilan tunggal, cardiac output
meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut jantung serta peningkatan
stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin banyak
meningkatkan perubahan anatomis yang terjadi selama kehamilan. Uterus dan
isinya dapat mencapai volume 10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus
dengan kembar dua monozygot, dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah
cairan amnionik yang nyata sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.
6
Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta
pemindahan banyak visera abdominal selain juga paru dengan peninggian
diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang sangat besar dapat menghalangi
keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk. Pada kehamilan kembar yang
dengan komplikasi hidramnion, fungsi ginjal maternal dapat mengalami
komplikasi yang serius, besar kemungkinannya sebagai akibat dari uropati
obstruktif. Kadar kreatinin plasma serta urin output maternal dengan segera
kembali ke normal setelah persalinan. Dalam kasus hidramnion berat,
amniosintesis terapeutik dapat dilakukan untuk memberikan perbaikan bagi ibu
dan diharapkan untuk memungkinkan kehamilan dilanjutkan.
Berbagai macam stress kehamilan serta kemungkinan-kemungkinan dari
komplikasi-komplikasi maternal yang serius hampir tanpa kecuali akan lebih
besar pada kehamilan kembar.
7
3. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama, umumnya
berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dan karena pembagian sirkulasi darah
tidak sama, maka sa;ah satu janin kurang tumbuh dari janin yang lainnya.
4. Pada kehamilan ganda monozigotik pembuluh darah janin yang satu
beranastomosis dengan janin yang lain, maka segera setelah salah satu bayi lahir
tali pusat harus diikat untuk menghindari perdarahan. Oleh sebab itu, salah satu
janin dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi monstrum, seperti akardiakus
dan kelainan lainnya. Dapat terjadi sindroma transfuse fetal pada janin yang
mendapat darah lebih banyak terjadi hidramnion, polisitemia, oedema, dan
pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua terlihat kecil, anemis, dehidrasi,
oligohidrami, dan mikrokardia karena kurang mendapat darah.
5. Pada kehamilan kembar dizigotik dapat terjadi kematian pada salah satu janin
dan janin yang lain tumbuh sampai cukup bulan. Janin yang meninggal dapat
diresorbsi (pada kehamilan muda) dan pada kehamilan yang agak tua janin
menjadi pipih yang disebut fetus papyraseus atau kompresus.
8
2.8 Diagnosis
1. Anamnesa.
a. Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan kembar.
b. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil.
c. Uterus terasa lebih berat.
d. Riwayat terapi klomifen atau gonadotropin hipofise.
e. Penambahan berat badan ibu yang mencolok dan tidak ada oedem maupun
obesitas.
9
6. Ultrasonografi.
Bila tampak 2 janin atau dua jantung yang berdenyut yang telah dapat dideteksi
pada triwulan I sejak usia 6-7 minggu.
7. Elektrokardiogram total
2. Terhadap Janin
a. Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada
kehamilan kembar yaitu 25% pada gemeli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet
akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya beyi
premature akan tinggi.
b. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka kematian
bayi kedua tinggi.
10
c. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka
kematian janin.
2.10 Komplikasi
1. Pada Ibu
a. Resiko terjadinya abortus lebih meningkat.
b. Angka kejadian sc meningkat.
c. Anemia ibu hamil karena kebutuhan nutrisi meningkat
d. Frekuensi terjadinya hipertensi kehamilan, preeklamsia, dan eklamsia
meningkat.
e. Perdarahan antepartum karena solution plasenta meningkat.
f. Perdarahan postpartum karena atonia uteri meningkat akibat overdistensi uterus.
2. Pada Janin
a. Persalinan preterm (UK <37 minggu).
b. Hidramnion
c. Malpresentasi
d. Ketuban pecah dini
e. Prolapsus funikuli
f. Pertumbuhan janin terhambat
g. Kelainan kongenital
h. Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat
i. Kembar siam
11
j. Asfiksia
k. Interloking
l. Retensi janin kedua
2.11 Penatalaksanaan Kehamilan
1. Sebelum Hamil
Resiko hamil kembar pada wanita dengan pemicuan ovulasi 20%-40%
diberitahukan saat konseling. Kejadian hamil kembar pada bayi tabung sangat
tergantung pada jumlah embrio yang ditransfer ke dalam rahim. untuk
mengurangi resiko hamil kembar sebaiknya jumlah embrio yang ditransfer
dikurangi.
2. Waktu Hamil
a. ANC lebih sering, setiap 1 minggu setelah usia kehamilan 20 minggu.
b. Fe dan asam folat diberikan mulai trimester 1.
c. Kadar Hb diperiksa setiap 3 bulan.
d. Apabila besar kemungkinan persalinan preterm dianjurkan untuk banyak
istirahat sejak usia kehamilan 28 minggu.
e. Hindari koitus dalam 3 bulan terakhir.
f. Diagnosis dini dapat menghindari komplikasi yang sering timbul, adanya
kelainan kongenital dan kembar siam dpat ditegakkan pada usia kehamilan 19-20
minggu.
12
h. Pada kembar 3, dianjurkan dilakukan SC untuk mengurangi asfiksia dan
kematian perinatal.
i. Tali pusat dijepit dengan cermat, kemungkinan peredaran darah kedua anak
bersatu, anak kedua dapat mengalami perdarahan dari tali pusat anak pertama.
j. Apabila his lama tidak muncul, pasang infus oksitosin.
k. Setelah anak petama lahir, cek DJJ anak kedua. Jika meningkat kemungkinan
solusio plasenta atau tali pusat menumbung.
l. Jika anak kedua letak memanjang lakukan versi luar, amniotomi.
m. Jika anak kedua belum lahir ½ jam setelah anak pertama lahir maka lahirkan
dengan persalinan bauatan (forsep atau versi ekstraksi).
n. Segera setelah anak kedua lahir, berikan 10 IU oksitosin IM, perhatikan fundus.
Setelah plasenta lahir, berikan metil ergometrin dan bila perlu infus 10 IU
oksitosin dalam 500 cc dextrose.
2. Indikasi SC Relatif
a. Janin pertama dalam presentasi bokong.
b. Satu atau kedua janin tidak terjamin kesejahteraannya.
c. Diskordansi janin dengan lingkar perut lebih dari 20%, khususnya bila janin
pertama lebih kecil.
13
ASKEB
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGIS
PADA NY. E UMUR 24 TH G1P0A0 UK 37 MINGGU DENGAN
KEHAMILAN KEMBAR
DI BPM EKA RAHAYU SLEMAN YOGYAKARTA
B. Data Subjektif
1. Alasan datang/dirawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan pinggangnya sedikit nyeri
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari Teratur : Teratur
14
Sifat darah : Cair Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Sah Menikah ke : 1
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama kali : 22 tahun
5. Riwayat obstetrik : G 1 P0 A0 AH 0
15
Keluhan : mual-mual, pusing
Komplikasi : tidak ada
Terapi : Asam folat 1x1 pagi, Vitamin B6 1x1
Trimester 2
Frekuensi : 2 kali
Keluhan : tidak ada
Komplikasi : tidak ada
Terapi : Sf 1x1, Kalk 1x1
Trimester 3
Frekuensi : 3 kali
Keluhan : nyeri pinggang
Komplikasi : tidak ada
Terapi : Sf 1x1, Kalk 1x1
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita ( menular, menurun, menahun).
Ibu mengatakan tidak pernah/ tidak sedang menderita penyakit menular
( hepatitis, TBC, HIV ), menurun ( asma, DM,hipertensi ) dan menahun ( ginjal,
paru-paru,DM ).
16
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga ( menular, menurun, menahun).
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak pernah/ tidak sedang menderita penyakit
menular ( hepatitis, TBC, HIV ), menurun ( asma, DM,hipertensi ) dan menahun (
ginjal, paru-paru,DM ).
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat operasi sesar.
17
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/hari 1x/hari
Warna : kuning kuning
Konsistensi : lembek lembek
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 3x/hari 12x/hari
Warna : kunging jernih kuning jernih
Konsistensi : cair cair
Keluhan : tidak ada tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 1 jam/hari 30 menit/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 8 jam/hari 7 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
d. Personal hygiene
Mandi : 2x/hari 2x/hari
Ganti pakaian : 2x/hari 2x/hari
Gosok gigi : 3x/hari 3x/hari
Keramas : 3x/minggu 3x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi : 3x/minggu 1x/minggu
Keluhan : tidak ada tidak ada
18
Ibu mengatakan sehari – hari bekerja sebagai guru, ibu mengatakan jarang
berolahraga.
19
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Status emosional : Stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmhg Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 24 x/menit Suhu : 36,5ᵒc
BB : 55 kg TB : 158 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Mesosepal, tidak berketombe, rambut tidak rontok, tidak
ada nyeri.
Wajah : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak odema.
Mata : Simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi, konjungtiva
merah muda.
Hidung : Simetris, tidak ada tand- tanda infeksi, tidak ada scret
Mulut : Bersih, tidak sariawan,tidak ada tanda-tanda infeksi.
Telinga : simetris, tidak ada tanda – tanda infeksi, tidak ada
seruman, pendengaran baik.
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid, paratiroid, parotis,kelenjar
limfe, vena jugularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
Payudara : Simetris, areola mamae hiperpigmentasi, putting susu
menonjol
Abdomen : Pembesaran perut melebar, tidak ada bekas luka, bekas operasi,
terdapat linie nigra.
Palpasi :
1) Leopold I : meraba bagian fundus uteri teraba bagian bundar, lunak, dan
tidak melenting (bokong). Fundus uteri teraba 1 jari dibawah prossesus
xyphoideus..
2) Leopold II : meraba bagian kiri atas perut ibu teraba keras, bulat, dan
melenting (kepala), sedangkan bagian kanan ibu teraba keras, memanjang, dan
datar (punggung kanan).
20
3) Leopold III : meraba bagian bawah janin ibu, teraba bundar, keras, dan
melenting (presentasi kepala).
4) Leopold IV : meraba bagian bawah perut ibu diatas simfisis pubis dengan
menyatukan kedua telapak tangan, jari-jari tangan tidak dapat disatukan
(divergen) kepala sudah masuk panggul
Auskultasi : Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda yaitu
terdengar jelas dan teratur dibagian kanan bawah perut ibu dengan jumlah 136
kali/menit dan dibagian kiri atas perut ibu dengan jumlah 140 kali/menit.
Osborn test : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU : 39 cm, TBJ = 4340 gram.
Auskultasi Djj : kanan perut ibu : 136x/menit
Kiri perut ibu : 140 x/menit
Ekstremitas
Atas : Gerakan akti, jari – jari lengkap, tidak odem, LILA 26 cm
Bawah : Gerakan aktif, tidak odema, jari lengkap, reflex patella
( positif ).
Genetalia luar : Tidak ada pembesaran bartolini, tidak varises.
Pemeriksaan panggul ( bila perlu ) : Tidak dilakukan
4. Data penunjang
Usg : janin ganda
II. INTERPPRETASI DATA
A. Diagnosa kebidanan
Seorang Ny. A umur 24 tahun G1P0A0 umur kehamilan 37 minggu janin ganda,
hidup intra uterine, presentasi ganda, sudah masuk panggul.
Data dasar :
21
Ds :
Ibu mengatakan berumur 24 tahun
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya
Ibu mengatakan tidak pernah abortus
Ibu mengatakan HPHT 4 Juli 2012
Ibu mengatakan pinggangnya sedikit nyeri.
Do :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Status emosional : Stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmhg Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 22 x/menit Suhu : 36,50C
BB : 55 kg TB : 158 cm
Abdomen : Pembesaran perut melebar, tidak ada bekas luka, bekas operasi,
terdapat linie nigra.
22
Auskultasi : Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda yaitu
terdengar jelas dan teratur dibagian kanan bawah perut ibu dengan jumlah 136
kali/menit dan dibagian kiri atas perut ibu dengan jumlah 140 kali/menit.
Osborn test : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU : 39 cm, TBJ = 4340 gram.
Auskultasi Djj : kanan perut ibu : 136x/menit
Kiri perut ibu : 140 x/menit
B. Masalah
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri
Pemeriksaan antenatal
B. Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter obsgin untuk USG
C. Merujuk
Tidak ada
23
8. Sarankan kepada ibu untuk mempersiapkan persalinan dan untuk bersalin di RS.
9. Jelaskan kepada ibu tentang personal hygine
10. Berikan ibu obat Sf 200mg 1x1, Kalk 500mg 1x1
11. Sarankan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
24
TFU : 39 cm, TBJ = 4340 gram.
Auskultasi Djj : kanan perut ibu : 136x/menit
Kiri perut ibu : 140 x/menit
2. Menjelaskan kepada ibu tentang nutrisi ibu hamil yaitu pada trimester III ibu
lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti hati
ayam, sayuran hijau, bayam.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang ketidaknyamanan TM III yaitu
Sesak nafas, ketidaknyamanan ini merupakan ketidaknyamanan fisiologis ibu
hamil karena disebkan oleh penekanan diagfragma oleh rahim yang menyebabkan
sesak nafas
4. Memberikan dorongan moril kepada ibu agar tidak perlu takut dan cemas dalam
menghadapi kehamilan dan persalinannya.
5. Menyarankan ibu untuk pergi ke dokter kandungan untuk melakukan
pemeriksaan USG.
6. Menjelaskan kepada ibu bahwa kehamilan kembar dapat terjadi pada ibu yang
baru pertama kali hamil. Oleh karena itu ibu tidak perlu khawatir meskipun ibu
tidak memiliki penjelasan tersebut, sehingga ibu tidak perlu bingung lagi terhadap
kehamilan kembar yang dialaminya.
7. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya pada kehamilan kembar, yaitu inersia
uteri, perdarahan post partum, solusio plasenta setelah anak pertama
lahir, persalinan preterm (UK <37 minggu), hidramnion, malpresentasi, ketuban
pecah dini, prolapsus funikuli, pertumbuhan janin terhambat, kelainan kongenital
8. Menyarankan kepada ibu untuk mempersiapkan persalinan dan untuk bersalin di
RS.
9. Menjelaskan kepada ibu tentang personal hygine yaitu menganjurkan ibu untuk
membersihkan alat kelaminnya dari depan ke belakang, mengganti celana dalam
minimal 3 kali sehari agar tidak lembab
10. Memberikan ibu obat Sf 200mg 1x1, Kalk 500mg 1x1 dan diminum
nenggunakan air putih atau air jeruk.
11. Menyarankan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi pada
tanggal 1 april 2013 dengan membawa hasil pemeriksaan.
25
VII. EVALUASI Tanggal :24 maret 2013 Pukul: 09.50 WIB
1. Ibu dan keluraga sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan
2. Ibu sudah mengerti tentang nutrisi ibu hamil TM III dan akaan
melaksanakannya.
3. Ibu sudah mengerti tentang ketidaknyamanan ibu hamil.
4. Ibu merasa lebih tenang setelah diberikan dorongan moril kepada ibu
5. Ibu bersedia untuk pergi ke dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan
USG.
6. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan kembar dn akan
waspada.
7. Ibu mengerti bahwa kehamilan kembar dapat terjadi pada ibu yang baru pertama
kali hamil.
8. Ibu bersedia untuk mempersiapkan persalinan dan untuk bersalin di RS.
9. Ibu sudah mengerti cara melakukan personal hygine
10. Ibu sudah diberikan obat Sf 200mg 1x1, Kalk 500mg 1x1
11. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi pada tanggal 1
april 2013 dan menbawa hasil pemeriksaan.
BAB III
PENUTUP
26
3.1 Kesimpulan
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan
dua janin atau lebih. Ada 2 jenis kehamilan kembar yaitu kehamilan kembar
monozigotik dan kembar dizigot. Ada beberapa faktor penyebab kehamila kembar
yaitu faktor ras, keturunan, umur dan paritas, nutrisi, faktor terapi infertilitas,
danAssited Reproductive Technology (ART). Diagnosis yang dapat dilakukan
yaitu melakukan anamnesa, inspeksi dan palpasi, auskultasi, VT, rontgen foto
abdomen, USG, EKG total, dan reaksi kehamilan. Penatalaksanaan kehamilan
dapat dilakukan pada saat sebelum hamil, waktu hamil, dan waktu partus atau
persalinan.
3.2 Saran
1. Bidan sebagai petugas kesehatan sebaiknya dapat memberikan pelayanan
antenatal yang berkualitas agar dapat menegakkan diagnosa secara dini tentang
adanya kehamilan kembar atau ganda. Dengan demikian, penanganan terhadap
kehamilan kembar dapat dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
2. Dalam menghadapi kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan yang lebih
intensif karena kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi
terhadap bayi dan ibu.
3. Ibu hamil kembar wajib memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan
sedini mungkin dan secara teratur.
4. Ibu hamil kembar benar – benar tahu tentang kondisi kehamilannya.
5. Ibu hamil tahu tentang tanda dan gejala kehamilan kembar sehingga dapat
menjaga kehamilan tetap sehat.
DAFTAR PUSTAKA
27
Dewi, Yusmiati. 2007. Operasi Caesar. Jakarta: EDSA Mahkota.
Martius, Gerhard. 1997. Bedah Kebidanan. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi. Jakarta: EGC.
Oxorn, Harry. 1996. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
28