Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERAWATAN KESEHATAN PRIBADI TENAGA KERJA

Dosen Pembimbing :

Ns. Endah Suprihatin,M.kep.,Sp.Mat

Disusun Oleh:
1. Pungki Wahyuni Djadiati (P27820118047)
2. Ulfa Solfadilla (P27820118048)
3. Lailul Fitriyani (P27820118049)
4. Salda Aisyah Hediani (P27820118050)
5. Hikmatus Saniyah Arsabani (P27820118051)

Tingkat 3 Reguler B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN SOETOMO
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
mengenai Perawatan Kesehatan Pribadi Tenaga Kerja.
Adapun makalah ini diperuntukkan dalam tugas mata kuliah Keperawatan Anak, dan penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing kami dalam penyelesaian
makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman sejawat yang telah membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini.
Di dalam makalah ini penulis memohon maaf bila ada kesalahan baik didalam penulisan
makalah maupun dalam penyampaian materi ini. Dan juga penulis berharap agar nantinya
makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswi khusunya di Prodi D III Keperawatan
Soetomo. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 LatarBelakang.....................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Perawatan Kebersihan Diri (Personal Hygiene)..................................................3
2.2 Perawatan Kebersihan Pakaian...........................................................................6
2.3 Sanitasi dan Kesehatan Makanan........................................................................7
2.4 Pola Hidup Sehat...............................................................................................22

BAB III PENUTUP.................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
UU No. 14 Tahun 1969 / tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja yang
memuat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja saat
perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama dan pemerintah membina
perlindungan kerja yang mencakup norma kesehatan dan hygine persh, norma keselamatan
kerja, norma kerja dan pem&erian ganti rugi, peralatan, rehabilitasi dalam kecelakaan kerja,
menekankan perawat sebagai tenaga kesehatan untuk melaksanakan tugas mengenai
kesehatan pekerja dengan baik. Permasalahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja hatan
kerja tidak dapat dipisahkan tidak dapat dipisahkan dari permasalahan dari dunia industri,
karena keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan erat dengan peningkatan produksi dan
produktivitas. "seharusnya seharasnya otomatis perancang-perancang IS0 memasukkan
keselamatan dan kesehatan pekerja ke kesehatan pekerja ke dalam masalah-masalah
lingkungan. Alasan yang mungkin mengeluarkan masalah keselamatan dan kesehatan pekerja
dari masalah lingkungan karena otoritas masalah keselamatan dan kesehatan pekerja berada
di dibawah Departemen Tenaga Kerja.
Perawat yang bekerja di perusahaan selain mempunyai pengetahuan dasar keperawatan,
ia juga mempunyai aspek-aspek khusus dalam tugas dalam tugas mereka. Karena itu
dikembangkan spesialisasi peralatan yang disebut dengan peralatan kesehatan kerja
(Occupational health nursing). Perawatan yang bekerja di perusahaan selain harus mahir
dalam peralatan, ia juga harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penyakit-
penyakit akibat kerja, mengetahui cara-cara pencegahan, diagnosis dini dan usaha lain dalam
memberantas penyakit akibat kerja. ia juga harus mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan hubungan kerja yang kurang baik, berkurangnya gairah kerja, serta hal-hal
lain. Tugas utama atau pekerjaan utama seorang perawat di perusahaan adalah melakukan
promosi kesehatan dan keselamatan kerja. Berikut ini akan dibahas mengenai peranan
keperawatan kesehatan kerja.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat disusun rumusan masalah
yaitu perawatan kesehatan pribadi tenaga kerja.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengerti dan memahami konsep dari perawatan kesehatan pribadi tenaga kerja
2. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan tentang perawatan kebersihan diri (personal hygiene)
2. Perawatan kebersihan pakaian
3. Sanitasi dan kesehatan makanan
4. Pola hidup sehat

2
BAB II

Perawatan Kesehatan Pribadi Tenaga Kerja:


2.1. Perawatan kebersihan diri (personal hygiene)
A. Pengertian Hygiene
Kata Hygiene berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan
menjaga kesehatan (Streeth, J.A and Southgate, H.A, tahun 1986). Dalam sejarah Yunani
Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit).
Arti lain dari Hygiene yang intinya sama adalah:
1. Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha
kesehatan individu maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia
2. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani, rohani
dan sosial untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi
3. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan
perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada
4. Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman, sehat dan
bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga atau binatang lainnya.
5. Menurut Brownell, hygiene adalah bagaimana caranya orang memelihara dan
melindungi kesehatan
6. Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh faktor
yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun
melalui masyarakat.
7. Menurut Prescott, hygiene menyangkut 2 (dua) aspek yaitu:
 Yang menyangkut individu (personal hygiene)
 Yang menyangkut lingkungan (environment)
B. Manfaat Hygiene di tempat kerja
1. Hidup lebih disiplin dalam kerja dan hasil
2. Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan
3. Hidup sehat dan lebih percaya diri
4. Hidup penuh arti untuk orang lain
5. Membuat nyaman dan aman

3
C. Ruang Lingkup Hygiene
1. Personal Hygiene atau kebersihan perorangan adalah suatu usaha untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis
2. Hygiene makanan dan minuman adalah suatu usaha untuk menjaga dan memelihara
kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia
D. Personal Hygiene
Personal hygiene adalah faktor yang sangat penting karena diri kita merupakan
penghantar vector penyakit dan dalam makanan merupakan penyebab penyakit.
Kebersihan diri adalah masalah serius dan harus menjadi perhatian bagi setiap orang yang
bekerja.
Sebagai seorang tenaga kerja profesional harus tahu apa yang harus diperhatikan
dalam menjaga kebersihan pribadi, menumbuhkan tanggung jawab kesehatan setiap
tenaga kerja agar senatiasa sehat.
Secara umum semua tenaga kerja wajib untuk memperhatikan dan melaksanakan
praktek kebersihan pribadi untuk meminimalkan kemungkinan kontaminasi kesehatan
kepada pelanggan, pengusaha dan rekan kerja. Pada saat bekerja, anda harus
memperhatikan kebersihan dan penampilan yang sesuai dengan lingkungan anda bekerja.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan dan penampilan pribadi
anda adalah:
1. Mandi setiap hari
Buatlah diri anda sehat dan segar, kelembaban karena keringat pada bagian-
bagian badan yang tersembunyi, hendaknya segera diatasi. Anda akan berkeringat
bila bekerja di tempat yang panas. Keringat tidak berbau dan tidak menguap dengan
cepat. Tetapi bakteri yang ada di dalam keringat akan mengeluarkan bau terutama di
ketiak, dimana keringat tidak bisa segera menguap. Mandi setiap hari dan memakai
wewangian yang tepat merupakan cara yang terbaik untuk mengatasinya.
2. Gunakan pakaian yang bersih dan licin
Pakaian yang anda pakai harus memberikan kesan yang tepat kepada tamu,
enak dipakai, praktis dan aman.

4
3. Memiliki rambut yang bersih dan rapih
Rambut panjang yang dibiarkan terurai tidak cocok untuk bekerja karena
kadang-kadang bisa terjepit pada furniture yang sedang dibersihkan. Panjang rambut
sebaiknya sebatas panjang wajah. Ada peraturan bahwa rambut panjang sebaiknya
diikat kebelakang atau anda diminta memakai topi. Membersihkan rambut setiap hari
akan membuat rambut anda sehat dan bersih.
4. Memakai perhiasan seperlunya : Hindari asesoris dan perhiasan yang bisa tersangkut
pada furniture pada saat bekerja.
5. Rias wajah : Wajah dirias dengan sederhana dan lembut
6. Memiliki kuku yang bersih dan pendek tanpa cat kuku
Perhatikan tangan anda secara khusus, kuku jari anda harus bersih dan
dipotong dengan rapih. Cat kuku sebaiknya dihindari, pakailah krem pelembut
tangan secara teratur supaya tangan anda tetap halus.
7. Cucilah tangan anda selalu:
a. Sebelum mulai bekerja
b. Setelah istirahat
c. Setelah ke toilet
d. Setelah memegang setiap barang yang kena tanah atau debu
e. Pakailah sedikit sabun dan air panas bersihkan tangan anda dan keringat.
8. Memiliki gigi yang bersih dan pastikan dalam kondisi yang sehat
Gosoklah gigi anda minimal 3 (tiga) x sehari dan bila memungkinkan periksa
gigi anda pada klinik tempat anda bekerja setiap 6 (enam) bulan.
9. Memelihara kaki
Kaki sangat penting dalam melakukan pekerjaan anda pakailah sepatu yang
nyaman, yang tidak akan membuat anda tergelincir, menutupi seluruh kaki dan
mengamankan kaki anda dari barang yang terjatuh. Cucilah kaki anda setiap hari dan
potonglah kuku anda. Ganti kaos/stocking setiap hari.
Upaya pemeliharaan personal hygiene didukung dengan tersedianya fasilitas:
a. Kamar mandi dan toilet yang bersih, tersedia sabun cair dan cukup air
b. Tempat mencuci tangan atau washbasin
c. Pakaian seragam/pakaian kerja yang lengkap

5
d. Pemeriksaan kesehatan secara rutin
e. Makanan yang sehat dan bergizi
Setiap perusahaan memberikan pakaian seragam bagi stafnya, setiap unit kerja
memiliki seragam untuk menunjukkan identitas dari profesi/ pekerjaannya.
Tujuan dari pemberian seragam yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP) adalah kenyamanan, keserasian dan keamanan dalam menjalankan tugas serta untuk
membedakan spesifikasi masing-masing bagian dalam pekerjaan.
Selain pakaian seragam (uniform), kita juga harus menjaga kesehatan secara fisik
karena sehat secara fisik penting dalam melaksanakan rutinitas pekerjaan. Yang dimaksud
dengan sehat secara fisik adalah sehat jasmani, selalu menjaga, merawat dan melindungi
diri dari berbagai jenis penyakit dengan memperhatikan 5 (lima) hal yaitu: Sanitasi
lingkungan, personal higiene, nutrisi makanan yang dikonsumsi, istirahat yang cukup serta
berolah raga.
E. Merancang kegiatan penerapan
Hygiene di tempat kerja Setiap bidang pekerjaan mempunyai tanggungjawab dalam
hal bekerja dengan selalu menerapkan hygiene. Apa yang akan anda lakukan bila staf di
tempat kerja anda tidak menerapkan hygiene dalam pekerjaannya sehari-hari. Bagaimana
mengatasinya?
Ada baiknya dijadwalkan pemeriksaan hygiene secara rutin untuk melatih disiplin
dan tanggungjawab staf. Dalam hal ini ada baiknya disusun kriteria yang sesuai dengan
penerapan hygiene pada masing-masing tempat kerja.
2.2. Perawatan kebersihan pakaian
Menurut Daryanto (2007), pakaian kerja yang digunakan dapat mengurangi
penyakit akibat kerja. Kesehatan kulit tidak terlepas dari menjaga kebersihan pakaian. 
Tenaga kerja harus selalu memakai pakaian kerja yang bersih dan rapi dengan cara
mengganti baju kerja setiap hari atau saat sudah dirasa kotor.
Menjaga kebersihan pakaian salah satunya dengan menjemur pakaian yang telah
dicuci dibawah terik matahari dan mengganti pakaian minimal satu kali sehari. Pakaian
kerja sebaiknya terbuat dari bahan-bahan yang bersifat isolasi seperti bahan dari wol, dan
katun.

6
Celemek juga dapat digunakan sebagai tambahan perlindungan tubuh dan pakaian.
Biasanya terbuat dari bahan-bahan yang bersifat kedap terhadap cairan dan bahan-bahan
kimia seperti bahan plastik atau karet.
2.3. Sanitasi dan kesehatan makanan
A. Pengertian sanitasi
1. Suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia
2. Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan
higienes (sehat) dan bebas pencemaran yang diakubatkan oleh bakteri, serangga, atau
binatang lainnya
3. Cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat (menurut Dr. Azrul Azwar, M.Ph)
4. Prevention od diseases by eliminathing or controlling the environmental factor which
from links in the chain of transmission (menurut Ehler & Steel)
5. Cara pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh
terhadap lingkungan (menurut Hopkins)
Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas, sanitasi adalah: suatu usaha pencegahan
penyakit (preventif) yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia.
Berdasarkan pengertiannya yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu upaya
pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang-undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992
pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan melalui peningkatan sanitasi
lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau wujud
substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk perubahan perilaku.
Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko
yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, melalui pemukiman antara
lain rumah tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui lingkungan kerja antara
perkantoran dan kawasan industry atau sejenis. Sedangkan upaya yang harus dilakukan

7
dalam menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan adalah obyek sanitasi meliputi
seluruh tempat kita tinggal/bekerja seperti: dapur, restoran, taman, public area, ruang kantor,
rumah dsb.
B. Ruang Lingkup Sanitasi
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup kegiatan sanitasi
meliputi aspek sebagai berikut :
1. Penyediaan air bersih/air minum (water supply), meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas
b. Pemanfaatan air
c. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air
d. Cara pengolahan
e. Cara pemeliharaan.
2. Pengolahan sampah (refuse disposal), meliputi hal-hal berikut :
a. Cara/system pembuangan
b. Peralatan pembuangan dan cara penggunaannya serta cara pemeliharaannya
3. Pengolahan makanan dan minuman (food sanitation), meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pengadaan bahan makanan/bahan baku
b. Penyimpanan bahan makanan/bahan baku
c. Pengolahan makanan
d. Pengangkutan makanan
e. Penyimpanan makanan
f. Penyajian makanan
4. Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat (insect and rodent control),
meliputi cara pengendalian vector.
5. Kesehatan dan keselamatan kerja, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Tempat/ruang kerja
b. Pekerjaan
c. Cara kerja
d. Tenaga kerja

8
Dari sudut Kesehatan, sanitasi akan:
a. Menjamin lingkungan serta tempat kerja yang baik dan bersih
b. Melindungi setiap orang dari faktor-faktor lingkungan yang merugikan kesehatan
physic maupun psikis (mental)
c. Mencegah timbulnya penyakit menular
d. Mencegah terjadinya kecelakaan dan menjamin keselamatan (safety subjects)
C. Manfaat sanitasi di tempat kerja
Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga sanitasi di lingkungan kita,
diantaranya adalah:
1. Mencegah penyakit menular
a. Ruangan dan ventilasi yang baik dan bersih, tidak memberi kesempatan pada
nyamuk, lalat, tikus dan binatang lainnya untuk bersarang dan berkembang biak di
dalam rumah.
b. Tersedia air bersih dan air minum yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan
c. Pembuangan kotoran dan air kotor yang sesuai dan memenuhi syarat kesehatan
d. Pembuangan sampah pada tempat yang sesuai dan telah memenuhi syarat
kesehatan
e. Ruangan kerja yang memadai dan tidak terlalu sempit karena dapat menyesakkan
nafas dan memudahkan penularan penyakit bila terlalu dekat kontak
f. Tempat untuk memasak dan menyimpan makanan uyang terbebas dari
pencemaran atau gangguan lalat, serangga dan debu.
2. Mencegah kecelakaan
a. Tangga harus bersih terbebas dari penghalang bagi yang akan menaiki atau
menuruni tangga
b. Ventilasi yag cukup untuk pergantian udara yang bersih dan sehat
c. Tidak mudah menimbulkan kebakaran
d. Lantai selalu dijaga kebersihannya, tidak basah dan licin
3. Mencegah timbulnya bau yang tidak sedap
a. Tersedia tempat sampah sesuai dengan fungsinya (sampah organik dan non-
organik)

9
4. Menghindari pencemaran lingkungan
a. Memiliki tempat pengolahan limbah
5. Mengurangi jumlah (presentase) sakit
a. Jasmani dan rohani sehat
6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman
D. Jenis – jenis bahan pembersih dan bahan saniter
Yang dimaksud dengan bahan Saniter adalah bahan kimia yang digunakan untuk
merusak atau mengaktifkan bakteri yang terdapat pada piring, panci, wajan dadar, meja,
lantai dan semua permukaan peralatan makan yang kontak dengan makanan dan minuman.
Sedang bahan kimia pembersih adalah bahan kimia yang digunakan untuk
menghilangkan sisa-sisa makanan, kotoran, debu, bahan-bahan asing atau bahan pengotor
lainnya.
Pembersihan adalah: proses untuk menciptakan bersih terhadap sesuatu, bebas dari
pengotor fisik dan kelihatan menyenangkan.
Pensanitasian berarti bebas dari penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan
bahan pencemar lainnya
Untuk melakukan pembersihan dan pensanitasian kita perlu memilih berbagai bahan
pembersih dan bahan saniter yang cocok digunakan sesuai dengan fungsi dan aspek
efisiennya. Karena itu kita perlu mengetahui jenis-jenis bahan pembersih dan bahan saniter.
Jenis-jenis bahan pembersih
1. Air : digunakan sebagai pelarut detergen dan pembersih permukaan
2. Sabun : digunakan untuk membersihkan kulit dan pakaian
3. Pengkilap : digunakan untuk membersihkan kayu dan permukaan logam
4. Abrasif : digunakan untuk keramik dan permukaan enamel
5. Detergen : digunakan untuk membersihkan piring, pakaian, biasanya tidak sekuat
bahan pembersih lainnya
6. Pelarut : digunakan untuk pelarut lemak dan minyak
7. Asam : digunakan untuk kotoran yang susah bersih
8. Alkali : digunakan untuk pekerjaan pembersihan yang berat (penggosokan lantai)
9. Enzym : digunakan untuk membersihkan noda yang berasal dari protein, darah, telur
dan lain-lain

10
Jenis-jenis bahan saniter
Dalam kegiatan sanitasi peralatan bahan saniter sangat diperlukan untuk mematikan
bakteri. Dalam proses pembersihan peralatan, bahan saniter diperlukan agar bersih secara
mikrobiologis dapat tercapai.
Bahan saniter terbagi atas 3 (tiga) kelompok besar, yaitu:
1. Thermal Sanitizing : Metode sanitasi dengan menggunakan suhu tinggi. Bahan saniter
yang digunakan untuk melakukan thermal sanitizing adalah uap air dan air panas.
2. Radiation Sanitizing : Metode sanitasi ini dilakukan dengan menggunakan sinar ultra
violet atau gamma dengan panjang gelombang 2500 A0 . Dengan panjang gelombang
tersebut mikroorganisme dapat dimatikan
3. Chemical Sanitizing : Berbagai bahan kimia digunakan untuk sanitasi. Setiap bahan
kimia memiliki komposisi kimia dan aktifitas tertentu. Umumnya lebih pekat
konsentrasi bahan sanitasi maka lebih efektif cara kerjanya.
Sifat-sifat bahan kimia pembersih
Sifat-sifat bahan kimia pembersih berikut harus dipertimbangkan dalam pemilihan
bahan pembersih antara lain:
1. Ekonomis
2. Tidak beracun
3. Tidak korosif
4. Tidak lengket
5. Dapat diukur
6. Stabil dalam penyimpanan
7. Larut dalam air
8. Mengurangi tegangan permukaan air/bahan pembasah
9. Pelembut air dengan cara mengendapkan ion-ion (kalsium dan magnesium)
10. Mengelmusi, mendispersikan dan mensuspensikan lemak dan minyak
Sedangkan sifat-sifat bahan saniter yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan
saniter yang akan digunakan antara lain :
1. Tidak beracun dan tidak mengiritasi
2. Memiliki spektrum aktifitas yang luas
3. Efektif dalam merusak mikroorganisme pathogen dan sporanya

11
4. Larut dalam air
5. Stabil
6. Mudah digunakan
7. Siap pakai
8. Murah
Efektifitas kerja bahan pembersih tergantung pada beberapa faktor yaitu:
1. Jumlah kotoran yang akan dibersihkan
2. Jenis kotoran
3. Suhu dan konsentrasi larutan yang mengandung bahan pembersih
4. Waktu kontak antara bahan pembersih dan bahan yang dibersihkan
5. Gerakan Mekanik
6. Kesadahan air
7. Bahan utama yang akan dibersihkan, misalnya: terbuat dari logam, gelas atau keramik
E. Jenis-jenis mikroorganisme pengaruhnya terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
Mikroba atau Mikroorganisme adalah sesuatu yang ada disekitar kita yang tidak dapat
dilihat dengan kasat mata, misalnya: debu (dust). Mikroba hidup di segala tempat, tumbuh
dan berkembang sesuai dengan kondisi lingkungan yang diinginkan.
Mikroba terbagi dalam 3 (tiga) kelompok:
1. Useful microbes (Mikroba/mikro-organisme yang diperlukan, misalnya untuk
membuat yoghurt, keju, wine, beer, atau roti)
2. Pathogenic microbes (Mikroba yang dapat mengakibatkan batuk atau sakit perut,
keracunan misalnya cholera, dysentery dan typhoid)
3. Spoilage microbes (Mikroba ini pada umumnya membuat makanan tidak layak untuk
di konsumsi karena sudah berubah bentuk, bau, dan rasa makanan, misalnya daging
menjadi berwarna hijau, roti berjamur, buah yang cepat matang atau buah/sayur
berwarna coklat)
Jenis-jenis mikroorganisme sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan.
Pada saat bekerja kita sangat sering berinteraksi dengan orang lain, sehingga perlu kita
ketahui hal-hal yang berhubungan dengan sanitasi guna menjaga keamanan dan
kenyamanan, lingkungan dan kesehatan. Kita sebaiknya mengetahui jenis mikroorganisme
yang berbahaya, agar tidak membayahakan semua pihak.

12
F. Merancang kegiatan penerapan Sanitasi di tempat kerja
Penerapan sanitasi tersebut perlu dirancang sesuai standar operasional prosedur (SOP)
tempat kerja, karena pengaruh sanitasi sangat besar terhadap semua orang yang melakukan
aktivitas di tempat tersebut. Dapat disusun jadwal untuk pembersihan harian, mingguan,
bulanan dan general cleaning agar semua area dapat dibersihkan secara berurutan dan
terhindar dari kondisi yang tidak diinginkan (misalnya kotor dan rusak karena tidak terawat).
Dalam konteks kebersihan ruangan sebaiknya mengikuti aturan standard kebersihan
international yang tidak sekedar bersih tapi sanitasi dan higienisnya harus terjaga, adapun
system atau standard yang dimaksud misalnya penerapan HACCP system (Hazard Analysis
& Critical Control Point) atau Good Clinic Practice
G. Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan
Pengertian dari prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap
tempat bangunan, peralatan, orang dan bahan makanan. Prinsip ini penting untuk diketahui
karena berperan sebagai factor kunci kebersihan makanan.. Menurut Depkes RI, 2004, enam
prinsip hygiene makanan dan minuman yaitu:
1. Prinsip 1 : Pemilihan Bahan Makanan
Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik dan
mutunya dalam hal ini bentuk, warna, bau, dan lainnya. Bahan makanan yang baik
terbebas dari kerusakan dan pencemaran termasuk pencermaran oleh bahan kimia
seperti pestisida
Ciri-ciri bahan makanan yang baik :
a. Keadaan fisiknya baik, isinya penuh, kulit utuh atau tidak kotor
b. Isinya masih terbungkus kulit dengan baik
c. Warna sesuai dengan bawaannya, tidak ada warna tambahan, warna buatan
(karbitan) dan warna lain selain warna buah
d. Tidak berbau busuk, asam, basi, atau tidak segar lainnya
e. Tidak ada cairan selain getah aslinya
f. Terdaftar dibadan pengawasan obat dan makanan, ditandai dengan adanya kode
nomor :
ML : Untuk makanan luar negeri (Import)
MD : Untuk makanan dalam negeri

13
g. Kemasan masih baik, utuh, tidak rusak, bocor maupun kembung
h. Belum habis masa pakai (Kadaluarsa)
i. Segel penutup masih terpasang dengan baik
j. Mempunyai merk dan label yang jelas nama instansi dan pembuatannya
k. Sumber bahan makanan yang baik
Untuk mendapatkan bahan makanan yang tak perlu diketahui sumber-sumber
makanan yang baik.Sumber makanan yang baik sering kali tidak mudah kita temukan
karena jaringan perjalanan makanan yang demikian panjang dan melalui jaringan
perdagangan pangan (Depkes, RI 2004). Adapun sumber bahan makanan yang baik
adalah :
a. Pusat penjualan bahan makanan dengan sistem pengaturan suhu yang
dikendalikan dengan baik
b. Tempat-tempat penjualan bahan makanan yang diawasi oleh pemerintah daerah
dengan baik
2. Prinsip 2 : Penyimpanan bahan makanan
Proses penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak mudah
rusak dan kehilangan nilai gzinya. Semua bahan makanan diberikan terlebih dahulu
sebelum disimpan, yang dapat dilakukan dengan cara mencuci. Setelah dikeringkan
kemudian dibungkus dengan pembungkus yang bersih dan simpan dalam ruangan
yang bersuhu rendah (Kusmayadi, 2008).
Menyimpan makanan dalam freezer sama sekali tidak membunuh bakteri
melainkan menghambat pertumbuhan. Apabila makanan dikeluarkan dalam freezer
dan temperature menjadi tinggi, maka bakteri akan mulai perbanyak kembali. Bakteri
baru berhenti tumbuh apabila makanan disimpan pada temperature dibawah 300C
(Moehyi,1992)
Dalam penyimpanan bahan makanan hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan
memenuhi syarat.
b. Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga
c. Mudah untuk mengambilnya
d. Tidak menjadi tempat bersarang/bersembunyi serangga dan tikus.

14
e. Tidak mudah membentuk dan rusak, untuk bahan-bahan yang mudah membusuk
harus disediakan tempat penyimpanan dingin.
f. Setiap bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan untuk
keluar masuk barang dengan sistem FIFO(First in First out)
Ada 3 cara penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya yaitu (Depkes RI
2004):
a. Penyimpanan sejuk (Cooling) yaitu suhu penyimpanan 1000C-1500C untuk jenis
minuman buah, eskrim, dan sayuran
b. Penyimpanan dingin (Chilling), yaitu suhu penyimpanan 400C-1000C untuk
bahan makanan yang berprotein akan diolah kembali
c. Penyimpanan dingin sekali (Frezen) yaitu suhu penyimpanan <1000C untuk
bahan makanan protein yang mudah rusak untuk jangka >24 jam
3. Prinsip 3 : Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah
menjadi makanan yang siap santap, pengolahan makanan yang baik adalah yang
mengikuti kaidah prinsip-prinsip hygiene sanitasi (Depkes RI, 2004). Dalam proses
pengolahan makanan, harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi terutama  menjaga
kebersihan peralatan masak yang digunakan, tempat pengolahan atau atau disebut
dapur serta kebersihan penjamah makanan(Kusmayadi, 2008).
a. Penjamah Makanan
Penjamah makanan adalah seorang tenaga kerja yang menjamah mulai dari
persiapan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam penyajian makanan.
Pengetahuan sikap dan tindakan seorang penjamah mempengaruhi kualitas
makanan yang disajikan penjamah mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan
penjmah yang sedang sakit flu, demam dan diare sebaiknya tidak dilibatkan dahulu
dalam proses pengolahan makanan. Jika terjadi luka penjamah harus menutup luka
dengan pelindung kedap air misalnya, plester atau sarung tangan plastic
(Kusmayadi, 2008).
Syarat-syarat penjamah Makanan (Depkes RI, 2003) :
1) Tidak menderita penyakit mudah menular, missal : batuk, pilek, influenza,
diare, penyakit perut sejenisnya.

15
2) Menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya).
3) Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku dan pakaian.
4) Memakai celemek dan tutup kepala.
5) Mencuci tangan setiap hendak menangani makanan.
6) Menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan atau dengan atas tangan.
7) Tidak merokok, menggaruk anggota badan (telinga,hidung, mulut dan bagian
lainnya).
8) Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau
tanpa menutup hidung atau mulut
b. Persiapan pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan yang digunakan harus memenuhi standard
persyaratan hygiene sanitasi untuk mencegah resiko pencemaran terhadap makanan.
Beberapa hal yang penting dalam persiapan tempat pengolahan adalah:
1) Vertifikasi harus cukup baik agar siap dan udara panas dapur keluar dengan
sempurna.
2) Lantai, dinding, dan ruangan bersih dan terpelihara agar menekan
kemungkinan pencemaran terhadap makanan.
3) Meja peracikan bersih dari permukaannya/kuat, tahan goresan agar bekas irisan
tidak masuk kedalam makanan.
4) Tungku dilengkapi dengan alat penangkap asap atau pembuang asap berupa
sungkup atau cerobong asap, agar aap tidak mengotori ruangan.
5) Ruangan bebas lalat dan tikus.
c. Peralatan makanan dan minuman
 Peralatan makanan dan minuman dapat dipergunakan seperti : piring, gelas,
mangkok, sendok atau garpu harus dalam keadaan bersih. Beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah :
1) Bentuk peralatan utuh, tidak rusak, cacat, retak, atau berlekuk-lekuk tidak rata.
2) Peralatan yang sudah bersih dilarang dipegang dibagian tempat makanan,
minuman atau menempel dimulut, karena akan terjadi pencemaran mikroba
melalui jari tangan.

16
3) Peralatan yang sudah retak, gompel atau pecah selain dapat menimbulkan
kecelakaan (melukai tangan) juga menjadi sumber pengumpulan kotoran
karena tidak akan dicuci sempurna.
4) Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali
pakai.
5) Wadah penyimpanan makanan dan minuman
Wadah penyimpanan baskom, harus dalam keadaan bersih, wadah
penyimpanan perlu diperhatikan cara pemisahan yang benar dan teliti untuk
setiap jenis makanan yang berada di dalam ruangan tempat penyimpanan.
Makanan kering dan bahan makanan basah serta makanan matang dan
makanan mentah
4. Prinsip 4 : Penyimpanan Makanan
Menyimpan makanan dan minuman yang sudah masak ditempat-tempat yang
tidak terjangkau tikus, serangga,binatang pengganggu lainnya. Adapun karakteristik
dari pada pertumbuhan bakteri pada makanan masak yang harus dipantau dan dijaga
adalah kadar air makanan, jenis makanan, suhu makanan.
Setelah selesai proses pengadaan, pencemaran bahan makanan, pencucian,
peracikan, pembuatan, pengubahan bentuk, maka akan dilakukan pengemasan atau
pewadahan. Makanan dan minuman yang disiapkan harus dengan wadah yang bersih
dan aman bagi kesehatan dan tutup makanan dan minuman harus dalam keadaan
bersih dan tidak mencemari makananan. Pada dasarnya hygiene sanitasi dalam
perwadahan mencakup beberapa hal, antara lain :
a. Semua makanan harus mempunyai wadah masing-masing.
b. Pemisahan didasarkan pada saat makanan mulai diolah jenis makanan.
c. Setiap wadah mempunyai tutup, tetapi berventilasi yang dapat mengeluarkan uap
air.
d. Makanan berkuah dipisahkan antara lauk dengan saus kuahnya.
e. Suhu
f. Makanan kering disimpan dalam suhu kamar (2500C-3000C)
g. Makanan basah harus segar disajikan diatas suhu 6000C

17
h. Makanan basah yang masih lama disajikan pada suhu dibawah 1000C.untuk
mencegah pertumbuhan bakteri, usahakanlah makanan selalu berada pada suhu
dimana bakteri tidak tumbuh yang dibawah 1000C atau diatas 6000C. Suhu
1000C-6000C sangat berbahaya.
5. Prinsip 5 : Pengangkutan Makanan
Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan didalam mencegah
terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan lebih tinggi resikonya
dari pada pencemaran pada bahan makanan. Oleh karena itu, titik berat pengendalian
yang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak. Dalam proses pengangkutan
makanan banyak pihak yang terkait mulai dari persiapan, perwadahan, orang, suhu dan
kendaraan pengangkutan itu sendiri.
a. Pengangkutan bahan makanan
Pencemaran makanan selama dalam pengangkutan dapat berupa pencemaran fisik,
mikroba maupun kimia. Untuk mencegahnya adalah membuang atau setidaknya
mengurangi sumber yang akan menyebabkan pencemaran dengan cara :
1) Mengangkut bahan makanan tidak bercampur dengan dengan bahan berbahaya
dan beracun (B3) seperti pupuk, obat hama atau bahan berbaya lainnya.
2) Kendaraan pengangkutan makanan tidak dipergunakan untuk mengangkut
bahan lain seperti untuk mengangkut orang, hewan, atau barang-barang.
3) Kendaraan yang dipergunakan harus diperhatikan kebersihannya agar setiap
akan digunakan untuk makanan selalu dalamkeadaan bersih.
4) Hindari peakaian kendaraan yang telah mengangkut bahan kimia atau pestida
walaupun telah dicuci masih akan terjadi pencemaran.
5) Hindari perlakuan manusia yang menangani makanan selama pengangkutan,
seperti perlakuan makanan yang ditumpuk dan dibuang.
b. Pengangkutan makanan siap santap
Makanan siap santap lebih rawan terhadap pencemaran sehingga perlu yang hati-
hati. Oleh karena itu dalam pengangkutan makanan siap santap perlu diperhatikan
sebagai berikut :
1) Setiap makanan mempunyai wadah-wadah masing.

18
2) Wadah yang digunakan harus utuh, kuat dan ukurannya memadai dengan
makanan yang ditempatkan dan terbuat dari bahan anti karat atau bocor.
3) Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya agar tetap panas
6000C atau tetap dingin 4000C.
4) Wadah selama dalam perjalanan tidak boleh selalu dibuka dan tetap dalam
keadaan tutup sampai ditempat penyaji.
5) Kendaraan pengangkutan disediakan khusus dan tidak digunakan untuk
keperluan mengangkut bahan lain.
6. Prinsip 6 : Penyajian makanan
Penyajian makanan yang menarik akan memberikan nilai tambah dalam menarik
pelanggan.teknis penyajian makanan untuk konsumen memiliki berbagai cara asalkan
memperhatikan kaidah hygiene sanitasi yang baik. Penggunaan pembungkus seperti
plastic, kertas atau boks plastic harus dalam keadaan bersih dan tidak berasal dari
bahan-bahan yang dapat menimbulkan racun.
Makanan yang disajikan pada tempat yang bersih, peralatan yang digunakan
bersih, sirkulasi udara dapat berlangsung,penyaji berpakaian bersih dan rapi
menggunakan tutup kepala atau celemek. Tidak boleh terjadi kontak langsung dengan
makanan yang disajikan.
H. Faktor yang mempengaruhi Hygiene Sanitasi Makanan
1. Faktor makanan
a. Keadaan bahan makanan
b. Cara penyimpanan bahan makanan
c. Proses pengolahan
d. Cara pengangkutan makanan yang telah dimasak
e. Cara penyimpanan makanan yang masak
f. Cara penyajian makanan masak
2. Faktor peralatan
a. Permukaan alat harus utuh tidak cacat dan mudah dibersihkan
b. Lapisan permukaan alat tidak mudah larut dalam asam/basa atau garam yang
lazim dipakai dalam proses makanan

19
c. Apabila alat tersebut kontak dengan makanan, maka alat tersebut tidak akan
mengeluarkan bagiain berat beracun berbahaya seperti :
 Seng (Zn)
 Tembaga (Cu)
 Arsenikum (As)
 Timah hitam (Pb)
 Cadmium (Cd)
 Antimon (sintibium)
d. Tutup wadah harus sempurna tertutup
e. Kriteria kebersihan ditentukan dengan angka kuman maksimum 100/cm2
permukaan bebas dari kuman E.coli
Persyaratan untuk tenaga pengolahan makanan diantaranya adalah :
a. Kondisi badan sehat dengan surat keterangan dokter
b. Bebas dari penyakit menular (TBC,thypus, kolera, dan lain sebagainya)
c. Harus punya buku pemeriksaan kesehatan
I. Pengaruh makanan terhadap kesehatan
Makanan merupakan salah satu pokok kebutuhan manusia untuk kelangsungan
hidupnya.Oleh karena itu, makanan merupakan hal yang penting bagi
manusia.Pentingnya makanan bagi manusia, selain dapat dirasakan dalam kehidupan
sehari-hari. Zat makanan dalam tubuh mempunyai fungsi :
1. Sumber energi
2. Zat pembangun
3. Zat pengatur
Oleh sebab itu, makanan yang cukup diperlukan agar badan mempunyai tenaga
yang cukup untuk mempertahankan kehidupan, jasmani dapat tumbuh dengan baik, sehat
dan kuat.Kecukupan makanan diperlukan agar tubuh tidak menjadi sakit baik oleh sebab
defisiensi atau sebab dari luar.
Dari sudut kesehatan lingkungan, pengaruh makanan terhadap kesehatan yang
harus diperhatikan ialah peranan makanan atau minuman sebagai vector/agen penyakit
yang ditularkan melalui makanan yaitu :

20
1. Parasit-parasit seperti Taenia Saginata, Taenia solium, Diphylobotrium latum,
Trichinella spiralis dan sebagainya. Parasit-parasit ini masuk dalam tubuh manusia
melalui daging sapi,ikan, babi, yang terkena infeksi dan dimakan tanpa memasaknya
cukup lama agar larva-larva parasit yang ada didalam daging mati.
2. Mikroorganisme seperti salmonella typhi, shigella dysentrie, fever, virus hepatitis dan
sebagainya, yang dapat mengkontaminaminasi makanan dan masuk dalamtubuh
manusia.
3. Toksin yang diproduksi oleh bakteri-bakteri (exo-toxin) yang ada dalam makanan
misalnya entero toxin dari staphylococcus, exo toxin dari clostridium botulinum
4. Penggunaan tanaman atau bahan lain yang beracun seabagai bahan makanan, seperti
jamur beracun, tempe bongkrek dan sebagainya.
Beberapa factor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
makanan adalah :
1. Air
Erat sekali hubungannya dengan makanan, oleh karena itu, air diperlukan dalam
semua prose pengolahan makanan. Dalam beberapa hal air sangat menentukan kualitas
makanan.
2. Air kotor (Sewage)
Berbagai macam bahan organic dan anorganik terlarut dalam air kotor Merupakan
sumber dari kuman-kuman pathogen, terutama untuk kuman-kuman yang berasal dari
saluran pencemaran.Berperan penting sebagai sumber pencemar bagi air dan makanan.
3. Tanah
Tanah yang mengandung mikroorganisme dapat mengkontaminasi makanan dengan
cara :
a. Terbawa oleh alat-alat, masuk kedalam tempat makanan/penyimpanan makanan,
akhirnya sampai ke makanan.
b. Terkait pada bagian tanaman-tanaman/sayuran dan sebagainya.
c. Melalui makanan yang dibungkus dengan bahan/kertas yang tekontaminasi oleh
tanah yang mengandung mikroorganisme

21
4. Udara
Adanya mikroorganisme diudara karena terbawa oleh partikel-partikel debu,air atau
titik-titik ludah yang sudah disebarkan oleh orang/hewan, batuk atau berbangkis.
Tergantung dari lokasi, musim, pergerakan udara.
5. Manusia
Merupakan sumber paten dari kuman-kuman Stahilococcus aurcus, Salmonelia,
Clostridium perfringen, Enterrococcus.
2.4. Pola hidup sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan
tenaga kerja agar mengetahui, mau dan mampu mempraktikkan pola hidup sehat serta ikut
berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Penerapan di tempat kerja diperlukan
untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan tenaga kerja agar tetap sehat
dan produktif.
Tujuan pola hidup sehat :
 Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
 Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
 Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.
 Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, medukung dan aman.
 Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup yang sehat.
 Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masayarakat.
Manfaat dari penerapan pola hidup sehat; yaitu : setiap tenaga kerja meningkat
kesehatannya dan tidak mudah sakit, produktivitas tenaga kerja akan meningkat yang
berdampak pada peningkatan penghasilan tenaga kerja dan ekonomi keluarga. Selain itu,
pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup bukan untuk
biaya pengobatan akibat sakit.
Sedangkan manfat bagi tempat kerja antara lain : dengan meningkatnya produktivitas
kerja yang berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuan, menurunnya biaya
kesehatan yang harus dikeluarkan, serta meningkatnya citra tempat kerja yang positif.

Indikator pola hidup bersih di Tatanan Tempat Kerja yaitu:


1. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

22
2. Tidak merokok/ada kebijakan dilarang merokok
3. Olah raga yang teratur/aktivitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar
5. Menggunakan jamban sehat saat buang air kecil dan besar
6. Membuang sampah di tempat sampah
7. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
8. Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat
9. Bebas NAPZA (Narkotika, Obat-obatan, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya)
10. Tidak meludah sembarang tempat

23
BAB III
PENUTUP
Perawatan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan terhadap
tenaga kerja atau kelompok tenaga kerja serta meningkatkan kualitas hidup tenaga
kesehatan kerja. Kesehatan merupakan hal utama dalam hidup kita, karena tanpa kesehatan
kita tidak akan bisa menikmati hidup. Usaha kesehatan pribadi adalah segala usaha dan
tindakan seseorang untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatannya
sendiri dalam batas kemampuanya, agar mempunyai tenaga kerja yang sebaik-baiknya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak, L. (2010). Bahan Ajar Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan di Tempat Kerja.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Simanjuntak, L. (2010). Bahan Ajar Occupational and Safety. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Simanjuntak, L. (2013). Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan.

25

Anda mungkin juga menyukai