Anda di halaman 1dari 7

1.

1 Definisi
Mielitis adalah kelainan medulla spinalis berupa inflamasi pada satu segmen (kedua sisi)
medulla spinalis.Pada beberapa literatur sering disebut dengan mielitis transversa atau mielitis
transversa akut. Kata transversa menjelaskan posisi inflamasi yaitu selebar satu segmen medulla
spinalis. kelainan neurologis yang muncul dapat berupa disfungsi motorik, sensorik, dan otonom
(kandung kemih, buang air besar, dan seksual).

1.2 Epidemiologi
Angka kejadian mielitis transversa akut cukup jarang, yaitu sekitar 1.34 sampai 4.6 per 1
juta penduduk, tapi angka tersebut naik menjadi 3.1 per 100.000 pasien per tahun. Tidak ada
faktor predisposisi berdasarkan familial dan etnik maupun variasi geografis. Sklerosis multipel
merupakan penyebab tersering mielitis transversa akut, terutama pada wanita. Mielitis dapat
menyerang berbagai kelompok usia dan predileksi tergantung pada penyebab lesi. Misalnya,
Ensefalopatimielitis dimielinisasi akut terutama terjadi pada anak-anak usia kurang dari 10
tahun, multipel sklerosis pada usia 30 tahun awal, dan neuromielitis optika terjadi pada usia >41
tahun.

1.3 Etiologi
Beberapa kemungkinan penyebab mielitis transversa 2 :
a. Idiopatik
Jika penyebab pasti mielitis transversa tidak diketahui setelah dilakukan berbagai
pemeriksaan penunjang.
b. Infeksi Mikroorganisme
Agen infeksius yang paling sering menjadi penyebab mielitis transversa antara lain
varisela zooster, herpes simpleks, sitomegalovirus, Epstein-Barr, influenza, echovirus,
HIV, rubella, dan hepatitis A. Infeksi bakteri tersering infeksi telinga tengah (otitis
media) dan pneumonia bakterial.

c. Reaksi Autoimun
Pada kasus post infeksi, mekanisme sistem imun tubuh berperan penting dalam
penyebab mielitis transversa dimana terjadi suatu proses imun yang merusak mielin
saraf spinal. Sampi sekarang belum ada penelitian yang dapat menjelaskan mekanisme
reaksi autoimun tersebut. Namun dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa pada
beberapa pasien mielitis transversa ditemukan suatu kelainan autoimun, seperti Lupus
Eritomatosus, Sindrom Sjorgen, dan sarkoidosis. Ada beberapa kanker yang dapat
memicu terjadi suatu reaksi autoimun.

1.4 Patogenesis
Suatu inflamasi, akibat berbagai macam etiologi, dapat menimbulkan suatu udem
sehingga impuls saraf sepanjang medulla spinalis di bawahnya akan terhambat. Inflamasi
juga dapat merusak mielin yang membungkus akson saraf spinal sehingga terjadi sebuah
proses demielinisasi. Kerusakan akibat inflamasi juga dapat langsung mengenai sel
penghasil mielin yaitu oligodendrosit. Proses demielinisasi ini menyebabkan transmisi
impuls juga terhambat.
Mielitis ini juga dapat menjadi sebuah gejala dari suatu kelainan demielinisasi yaitu
sklerosis multipel dan neuromielitis optika. Namun pada sklerosis multipel, berupa
mielitis parsial karena hanya mengenai sebagian segmen medulla spinalis.

1.5 Gejala klinis

Gejala klinis mielitis transversa dapat muncul akut (beberapa jam sampai beberapa hari)
atau subakut (biasanya 1-4 minggu). Gejala yang muncul tergantung dimana segmen
medulla spinalis yang terkena. Lokasi yang sering terkena adalah pada segmen torakal,
sehingga akan mempengaruhi segmen di bawahnya yaitu lumbal sampai dengan sakral.3
Jika mengenai bagian servikal, maka dapat terjadi gagal napas.

Secara umum, gambaran klasik yang akan muncul pada mielitis transversa antara lain :

1. Kelemahan otot pada kaki (dapat juga pada tangan).


Awalnya penderita akan sering tersandung oleh sebelah kaki atau perasaan kaki berat satu
sisi. Paraparesis lalu kemudian berkembang menjadi paraplegia. Koordinasi dan kekuatan
tangan juga dapat terganggu.
2. Nyeri, biasanya berupa nyeri pinggang bawah. Lalu nyeri tersebut menjalar ke kaki atau
tangan.
3. Perubahan sensoris (paraestesia).
Perubahan sensoris berupa mati rasa, kebas, kedinginan, atau terasa terbakar. Lebih dari
80 penderita mengeluhkan terjadinya peningkatan sensitivitas terhadapat sentuhan,
misalnya sentuhan ringan oleh jari akan menimbulkan nyeri, hal ini disebut alodina.
4. Disfungsi kandung kemih dan buang air besar.

1.6 Diagnosis
1. Langkah awal diagnosis mielitis transversa adalah dengan menganamnesis ada atau
tidaknya kelemahan motorik, kelainan sensorik, dan disfungsi bowel dan bladder. Ketiga
keluhan tersebut merupakan poin diagnosis mielopati.
2. Tanyakan onset ketiga keluhan tersebut, pada mielitis transversa, semua proses bersifat
akut atau subakut.
3. Pikirkan penyebab gejala kerusakan medula spinalis tersebut akibat lesi struktural atau
bukan, seperti tumor medula spinalis, herniasi diskus, stenosis, abses, dan kelainan
pembuluh darah.

1.7 Diagnosis Banding

Mielitis transversa harus dapat dibedakan dari mielopati akibat kompresi medula spinalis
(akibat neoplasma medulla spinalis intrinsik atau ekstrinsik, ruptur diskus intervertbralis
akut), infeksi epidural dan polineuritis pasca infeksi akut (Sindroma Guillain Barre).
Diagnosa mielitis transversa harus berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan
fisik dan neurologis.

Beberapa lesi yang dapat menyebabkan penekanan medula spinalis misalnya tumor,
herniasi, bergesernya diskus, stenosis, atau abses. Biasanya dapat dilakukan MRI untuk
melihat lesi tersebut.

Pada sindroma gullain barre, jenis kelumpuhan flaksid disertai pola gangguan sensibilitas
yang mengenai kedua ekstremitas atas dan bawah (glove and stocking), tanpa adanya
disfungsi kadung kemih dan pencernaan. Lesi kompresi medula spinalis dapat dibedakan
dengan mielitis transversa yaitu dilihat dari perjalanan penyakitnya, dimana pada
kompresi medula spinalis onsetnya tidak akut dan sering didahului dengan nyeri
segmental sebelum timbul lesi parenkim medula spinalis. Selain itu dari lumbal pungsi
ditemukan blokade aliran cairan serebrospinal dengan peningkatan kadar protein tanpa
disertai adanya sel.

1.8 Pemeriksaan penunjang


a. Laboratorium : darah rutin (hemoglobin, LED, Leukosit, Hitung Jenis, Hematokrit,
Trombosit, APTT dan PT, gula darah puasa dan sewaktu, total kolesterol, HDL-kolesterol,
LDL-Kolesterol, trigliserida, Asam Urat, Natrium, dan Kalium).
b. Neuroimaging :
MRI yang menjadi pilihan utama karena dapat menunjukkan dengan jelas letak lesinya.
Bisanya juga digunakan CT-scan.
c. Pemeriksaan cairan serebrospinal : untuk kultur, pemeriksaan serologis. Dari hasil
lumbal pungsi, pada mielitis transversa tidak didapatkan blokade aliran cairan
serebrospinal, pleositosis moderat (20-200 sel/mm3) terutam jenis limfosit, protein sedikit
meningkat (50-120 mg/100 ml) dan kadar glukosa normal.

1.9 Penatalaksanaan
a. Terapi Umum :
1. Breathing : Pasien mielitis transversa dapat terkena depresi napas jika lesi mengenai
bagian servikal, oleh karena itu harus selalu diperhatikan fungsi pernapasan dan
orofaringnya.
2. Bladder : Pemasangan kateter untuk mengatasi disfungsi bladder
3. Bowel : Memenuhi asupan makanan, kalori, dan elektrolit. Berikan obat anti
konstipasi.
4. Burn : Jika demam, segera atasi.
5. Berikan pergerakan pasif pada anggota gerak yang lemah, untuk mencegah kontraktur
dan ulkus dekubitus.
b. Terapi Khusus :
1. Pemberian kortikosteroid : metilprednisolon IV sebanyak 1000 mg per hari, selama 3-5
hari.
2. Jika kortikosteroid gagal, dapat dilakukan plasmaperesis, yaitu pertukaran plasma.
Ditambah pemberian siklofosfamid (imunosupresan).
3. Pemberian analgetik jika terdapat nyeri (nyeri neuropatik).

1.10 Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh etiologi :
1. Jika disebabkan oleh multipel sklerosis, maka dapat pulih dengan baik. Perbaikan
dapat terlihat sekitar 3 bulan-1 tahun setelah onset.
2. Pada mielitis transversa idiopatik, prognosis lebih buruk. Perjalanan penyakit yang
progresif, dapat menimbulkan kematian atau tidak dapat berjalan.
3. Jika disertai dengan gejala syok spinal : kelemahan, hipotonus, dan arefleks,
prognosis buruk.
Daftar pustaka
Frohman, Elliot M., Wingerchuk, Dean M., 2010. Transverse Myelitis. N Engl J Med
:vol.363 : pp.564-72.

Harsono, dr. 2003. Mielitis transversa Dalam Kapita Selekta Neurologi, Gajah mada
University press, Yogyakarta
http://www.brainandspine.org.uk/sites/default/files/documents/transverse_myelitis.pdf

http://www.ninds.nih.gov/disorders/transversemyelitis/transverse_myelitis_FS.pdf

West, Timothy W, 2013. Transverse Myelitis- a Riview of the Presentation, Diagnosis,


and Initial Management. Discovery Medecine.

Anda mungkin juga menyukai