STROKE
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing:
Dr. Kriswanto Widyo, Sp.S
I. IDENTITAS PASIEN
No. RM : 0209xxxx
Nama : DA
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 06 Juni 1974
Usia : 46 tahun
Pekerjaan : Pegawai swasta
Tanggal MRS : 24 Desember 2020
Tanggal diperiksa : 26 Desember 2020
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak kiri
B. Riwayat Penyakit Sekarang (Autoanamnesis, 26 Desember 2020)
Pada hari Kamis, 24 Desember 2020 pukul 17.30 pasien datang ke IGD RS
Bethesda dengan keluhan lemas pada ekstremitas kiri dan kesulitan bicara.
Keluhan sudah dirasakan 8 jam SMRS. Awalnya pasien bangun pagi pukul 05.30
membuat minum untuk ibu pasien, saat itu pasien mengaku tidak ada keluhan,
pukul 06.30 pasien kembali tidur. Ketika bangun pada pukul 09.00 pasien
mengatakan tangan dan kaki kiri terasa lemas dan pasien kesulitan saat
mengangkat gayung ketika mandi, serta agak sulit untuk bicara dan ketika makan
tumpah-tumpah. Keluhan saat itu diabaikan pasien hingga sore hari, ketika pasien
membantu anak pasien memindahkan meja, pasien semakin kesulitan untuk
berjalan. Atas inisiatif anak pasien pada pukul 16.00, pasien dibawa ke dokter
keluarga, namun saat itu sedang tutup, dan akhirnya pukul 17.30 tiba di IGD RS
Bethesda.
Pasien mengaku tidak mengalami penurunan kesadaran, tidak mual, tidak
muntah, serta tidak merasakan sakit kepala.
Pada saat pemeriksaan hari Sabtu, 26 Desember 202 pasien mengatakan
sudah lebih baik bicara sudah jelas hanya saja tangan dan kaki kiri terasa berat.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat serupa : belum pernah mengalami hal serupa
• Hipertensi :-
• Diabetes Melitus :-
• Kolesterol :-
• Riwayat trauma :-
• Vertigo :-
• Kejang :-
:-
• Asma
• Hipertensi :-
• DM :-
• Kolesterol :-
E. Riwayat Pengobatan :-
F. Riwayata Alergi :-
• Merokok :-
• Alkohol :-
5. Abdomen
● Inspeksi : distensi (-), massa (-)
● Auskultasi : peristaltik usus dalam batas normal
● Perkusi : timpani, hepato/splenomegaly (-)
● Palpasi : nyeri tekan (-)
6. Ekstremitas
Ekstremitas atas : Oedem (-), CRT < 2 detik, akral hangat
Ekstremitas bawah : Oedem (-), CRT < 2 detik, akral hangat IV.
STATUS PSIKIATRIK
● Cara berpikir : normal
● Kecerdasan : baik
● Ingatan : baik
V. STATUS NEUROLOGIS
o Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba denyut sangat kuat pada
arteri temporalis.
● Leher o Pergerakan : baik
o Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
● Rangsang meningeal
o Kaku kuduk : - o Brudzinski I : - o Brudzinski II : - o Brudzinski III
: - o Kernig sign :-
2.) N. Opticus
Sinistra Dextra
Subjektif Normal Normal
Lapang Pandang Tidak dilakukan
Melihat Warna Normal
3) N. Occulomotorius
Sinistra Dextra
Sela Mata Normal Normal
Ptosis - -
Pergerakan Bulbus Normal Normal
Strabismus - -
Nistagmus - -
Eksoftalmus - -
Bentuk pupil Isokor Isokor
Ukuran pupil 3 mm 3 mm
Rekfleks cahaya + +
4) N. Trochlearis
Sinistra Dextra
Pergerakan bola mata k Normal Normal
e
Bawah
5) N. Trigeminus
Sinistra Dextra
Membuka mulut Normal Normal
Mengunyah Normal Normal
Menggigit Normal Normal
Refleks kornea Normal Normal
Sensibilitas wajah Normal Normal
6) N. Abducens
Sinistra Dextra
Pergerakan mata k Normal Normal
e
Lateral
7) N. Facialis
Sinistra Dextra
Menutup mata Normal Normal
Tersenyum Menurun Normal
Mengerutkan dahi No rmal
Memperlihatkan gigi No rmal
Menggembungkan pipi No rmal
Mencucu No rmal
Bersiul No rmal
Sensoris lidah Nor mal
8) N. Vestibulocochlearis
Sinistra Dextra
Gesekan jari Normal Normal
Rinne Tidak dilakukan
Webber Tidak dilakukan
Scwabach Tidak dilakukan
9) N. Glossofaringeus
Sensoris Tidak dilakukan
Refleks muntah Tidak dilakukan
10) N.Vagus
Arkus faring Tidak ada deviasi uvula
Bicara (Fonasi) Normal
Menelan Normal
11) N. Accessorius
Sinistra Dextra
Mengangkat bahu Normal Normal
Memalingkan wajah N mal
or
12) N. Hypoglossus
Pergerakan lidah Normal
Tremor lidah -
Artikulasi Kurang jelas
Fasikulasi lidah -
Atrofi papil lidah -
Kekuatan otot 3 5
ekstremitas atas
Kekuatan otot 3 5
ekstremitas bawah
Refleks Fisiologis
Refleks Sinistra Dextra
Biseps +++ ++
Triceps +++ ++
Patella +++ ++
Achilles ++ ++
Refleks Patologis
Refleks Sinistra Dextra
Hoffman + -
Tromner + -
Babinski - -
Chaddok - -
Oppenheim - -
Klonus kaki - -
Test Koordinasi
● Romberg test : Tidak dilakukan
● Tandem gait : Tidak dilakukan
● Past pointing test : Normal
Gerakan Abnornal
● Tremor :-
● Myoklonik :-
● Gerakan chorea :-
VIII. DIAGNOSIS
• Diagnosis Klinis :Hemiparese Sinistra cum parese N.VII cum disatria
• Diagnosis Topik : Hemisfer serebri dekstra
• Diagnosis Etiologi : Stroke non-hemoragik
X. EDUKASI
• Olahraga Secara Teratur
• Mengatur pola makan rendah lemak
• Terapi wicara
• Deteksi dini stroke
XI. PROGNOSIS
• Ad vitam : ad bonam
• Ad functionam : ad bonam
• Ad santionam : ad bonam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
II. KLASIFIKASI
Berdasarkan keterlibatan vaskular, stroke dibagi menjadi :
1. Stroke Hemoragik (CVA Hemoragik)
Berdasarkan penyebabnya,stroke hemoragik dibagi menjadi beberapa jenis,
antara lain:
• Hypertensive hemoragic:
Hemoragik yang dicetuskan oleh adanya kelainan sistemik berupa
hipertensi arterial. Peningkatan tekanan darah patologis akan merusak
dinding arteri yang kecil, sehingga terjadi aneurisma yang dapat
mengalami rupture mendadak.
• Non-Hypertensive hemoragic:
Hemoragik yang tidak dicetuskan oleh adanya kelainan sistemik berupa
hipertensi. Biasa disebabkan oleh kondisi patologis lain,
- Jenis Kelamin
Pada umumnya pasien pria lebih banyak mengalami stroke dari
pada wanita. Namun, lebih banyak wanita yang meninggal dunia
karena pria umumnya terkena serangan pada usia muda sedangkan
perempuan mengalami serangan saat usia sudah tua.
- Usia
Umumnya terjadi pada usia di atas 65 tahun. Namun, bukan berarti usia
muda/produktif tidak dapat terkena serangan stroke.
- Faktor genetik
Dalam hal ini, penyakit karena garis keturunan seperti diabetes
mellitus dan hipertensi menjadi penyebab terjadinya stroke.
Berdasarkan data dari Center for Disease Control and Prevention
1997-2003 menunjukkan prevalensi stroke berdasarkan usia sekitar
9 % stroke terjadi pada pasien dengan penyakit diabetes pada usia
lebih dari 35 tahun.
V. DIAGNOSIS
Penegakan Diagnosis
A. Stroke Iskemik
Terdapat gejala defisit neurologis global atau salah satu/beberapa
defisit neurologis fokal yang terjadi mendadak dengan bukti gambaran
neuroimaging (CT-Scan atau MRI)
B. Stroke Hemoragik
Nyeri kepala yang sangat hebat, muncul akut/tiba-tiba, disertai kaku
kuduk,dengan atau tanpa defisit neurologis lain,dan pada CT Scan otak
didapatkan gambaran hiperdens pada struktur otak
• Vertebrobasilar:
o Paresis atau hilangnya sensasi bilateral atau alternatif, o
Kebutaan mendadak bilateral (pada pasien usia lanjut), o
Diplopia, ataksia, vertigo, disfagia-setidaknya dua dari tiga
gejala ini terjadi secara bersamaan
Perdarahan Subaraknoid
Strokehemoragik Strokeiskemik
2. MRI
Secara umum pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
lebih sensitive dibandingkan CT scan. MRI mempunyai kelebihan
mampu melihat adanya endapan deposit hemosiderin pada pendarahan
kecil kronik. MRI juga dapat digunakan pada kelainan medulla
spinalis. Kelemahan alat ini adalah tidak dapat mendeteksi adanya
emboli paru, udara bebas dalam peritoneum dan fraktur. Kelemahan
lainnya adalah tidak bisa memeriksa pasien yang menggunakan
protese logam dalam tubuhnya, prosedur pemeriksaan yang lebih
rumit dan lebih lama, serta harga pemeriksaan yang lebih mahal.
3. EKG
EKG dapat digunakan untuk mengetahui kelainan pada aktivitas
elektrik otot jantung.Kelainan aktivitas otot jantung dapat
mengakibatkan terbentuk nya trombus intrakardial. Trombus juga
dapat terbentuk pada kondisi kelainan katup, dinding rongga jantung
serta sistem vena. Selain itu, trombus dapat terbentuk jika terjadi
gangguan irama jantung sehingga terjadi keadaan yang relatif statis
pada atrium, misalnya pada kasus fibrilasiatrium
Fibrilasi atrium merupakan takiaritmia yang ditandai dengan tidak
terkoordinasinya aktivitas atrium akibat kerusakan mekanik atrium.
Sumber trombus pada fibrilasi atrium adalah pada atrium kiri, dan
dianggap merupakan faktor risiko yang penting dalam terjadinya
kardioemboli. Trombus atau emboli terbentuk akibat kontraksi tidak
teratur dari endokardium yang menyebabkan trombus terlepas menjadi
emboli. Emboli yang menyumbat aliran darah dapat menyebabkan
hipoksia neuron yang diperdarahinya,sehingga daerah tersebut akan
mengalami iskemik dan berlanjut menjadi infark.
4. Fotothoraks
Foto thoraks dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
kelainan pada organ di rongga dada. Kelainan organ di rongga dada
yang mungkin berkaitan dengan stroke misalnya adalah kardiomegali.
Kardiomegali dapat terjadi karena hipertensi kronik yang merupakan
faktor resiko stroke. Hipertensi kronik dapat menyebabkan
mikroangiopati dan dapat memacu penimbunan plak atherosklerotik
pada pembuluh darah besar.
1. Koreksi Koagulopati
2. Koreksi TekananDarah
Stroke Alliance for Europe (SAFE). (2018). New ICD 11 stroke classification will
support global efforts to improve prevention, treatment and outcomes. Diakses pada 2
Mei 2019. https://www.safestroke.eu/2018/06/29/new-icd-11-stroke-classification-
will-support-global-efforts-to-improve-prevention-treatment-and-outcomes/.
Coupland, A. P., Thapar, A., Qureshi, M. I., Jenkins, H., & Davies, A. H. (2017).
The definition of stroke. Journal of the Royal Society of Medicine, 110(1), 9–12.
https://doi.org/10.1177/0141076816680121
Mardjono & Sidharta. 2010; Neurologi Klinik Dasar, cetakan ke 15; Dian Rakyat,
Jakarta.