Anda di halaman 1dari 66

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI REMAJA

TERHADAP GIZI DI PONDOK PESANTREN AL HASAN


CIAMIS JAWA BARAT TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :
Usep Saepul Imam
NIM: 107103001760

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 5 Oktober 2010

Usep Saepul Imam

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI REMAJA


TERHADAP GIZI DI PONDOK PESANTREN AL HASAN CIAMIS JAWA
BARAT TAHUN 2010

Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked)

Oleh :
Usep Saepul Imam
NIM: 107103001760

Pembimbing

Dr. Ayat Rahayu Sp.Rad, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/ 2010 M

iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN


SANTRI REMAJA TERHADAP GIZI DI PONDOK PESANTREN AL
HASAN CIAMIS JAWA BARAT TAHUN 2010 yang diajukan oleh Usep
Saepul Imam (NIM 107103001760), telah diujikan dalam sidang di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 5 Oktober 2010. Laporan penelitian ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.
Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 5 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang Pembimbing Penguji

dr. Ayat Rahayu Sp.Rad, M.Kes dr. Ayat Rahayu Sp.Rad, M.Kes dr. Erfira Sp.M

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…


Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia yang telah diberikan, yang telah mengizinkan saya untuk terus tumbuh
dan belajar menjadi seorang dewasa hingga tepat pada waktunya saya dapat
menyelesaikan penelitian ini. Saya menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh
karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1) Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, Drs. H. Achmad Ghalib, MA, dan
Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia mendengarkan keluh kesah
kami PSPD angkatan 2007 dan senantiasa memberikan semangat agar terus
berjuang untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
2) Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua
dosen saya, yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan
kesempatan untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di
PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas segala
yang telah mereka berikan.
3) dr. Ayat Rahayu Sp.Rad selaku dosen pembimbing yang telah banyak
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan
saya dalam penyusunan riset ini.
4) drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D, selaku penanggung jawab riset PSPD
2007 yang selalu mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan riset.
5) Direktorat Jendral Pekapontren Departemen Agama Republik Indonesia yang
telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi salah satu anggota
Penerima Beasiswa Santri Berprestasi di PSPD FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini. Terima kasih atas bimbingan, pembinaan, dan
berbagai pengalaman yang telah diberikan.
6) Ibu dan Bapak yang cinta kasihnya sepanjang masa, pengorbanannya tanpa
pamrih, do’a dan harapannya yang baik, senyumnya yang indah dan peluknya
v
yang hangat. Terima kasih atas segala kebaikan dan pelajaran kehidupan yang
telah diberikan sehingga putera kecil kalian ini menjadi dewasa.
7) Kakak dan Adik tersayang yang telah menemani perjalanan panjangku, selalu
setia untuk berbagi dalam suka dan duka. Terima kasih kalian indahkan
duniaku.
8) Seluruh keluarga besar, terima kasih atas dukungan materil dan moril yang
tidak ternilai harganya, semoga saya bisa membanggakan kalian.
9) Seluruh teman dan sahabat di PSPD 2005-2009, Pondok Pesantren Al-Hasan
Ciamis, CSS MoRA, USMR, BEMJ Pendidikan Dokter, dan semua teman
yang saya kenal. Terima kasih kalian telah memberi warna dalam hidupku dan
menjadikan duniaku begitu indah penuh makna.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta,14 Oktober 2010

Penulis

vi
ABSTRAK

Usep Saepul Imam. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran Tingkat


Pengetahuan Santri Remaja Terhadap Gizi Di Pondok Pesantren Al Hasan
Ciamis Jawa Barat Tahun 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan santri


remaja terhadap gizi di Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat pada bulan
Agustus 2010. Penelitian ini dilakukan terhadap 115 responden yang merupakan
santri remaja putera dan puteri yang sedang menempuh pendidikan SMP dan
SMA di Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat dengan menggunakan
desain deskriptif, kemudian dilakukan analisis univariat. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan buruk
adalah 4 orang (3,5 %), kurang 18 orang (15,7%), cukup 72 orang (62,6 %) dan
baik 21 orang (18,3 %). Sebagian besar responden yang memiliki tingkat
pengetahuan gizi baik terdapat pada kelompok remaja akhir yaitu sebanyak 12
orang (27,9%). Namun, responden yang memiliki tingkat pengetahuan gizi baik
lebih banyak pada kelompok perempuan yaitu sebanyak 12 orang (23,5%). Dan
sebagian besar responden yang memiliki tingkat pengetahuan gizi baik terdapat
pada kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 13 orang (23,2%). Perlu
dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar, untuk
mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Kata kunci:
tingkat pengetahuan, santri, gizi.

vii
ABSTRACT

Name : Usep Saepul Imam


Study Program : Medical Education
Title : IMAGING DEGREE OF KNOWLEDGE STUDENT
AT TRADITIONAL MUSLIM SCHOOL TOWARD
NUTRIENT IN BOARDING SCHOOL AL HASAN
CIAMIS WEST- JAVA

This research is purpose to knowing the imaging degree of knowledge student


toward nutrient in Al-hasan Islamic Boarding School Ciamis West- Java in
August,2010. This research was done toward 115 respondents student toward
nutrient in Alhasan Islamic boarding Ciamis West- Java with used design of
analitic descriptive, than processed with analisis of univariat. Building on the
result of research was found that student in Al-hasan Islamic Boarding School
Ciamis West- Java at 2010, which has low degree of knowledge was 22 students
(19,1 %), enough of knowledge 72 students, and 21 students (18,3 %) has a good
knowledge. Further research needs to be done with the larger sample, to found
out the best result.

Key words:
Degree of knowledge, student, nutrient

viii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK/ABSTRACT ................................................................................ vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4
II.1. Landasan Teori……..…………...................................................... 4
II.1.1 Definisi pengetahuan………………………. 4
II.1.2. Definisi gizi ............................................................................. 7
II.1.3. Klasifikasi zat gizi ................................................................... 7
II.1.4. fungsi gizi bagi tubuh manusia................................................. 10
II.1.5. faktor-faktor yang menyebabkan gangguan gizi terhadap
fungsi tubuh………………….……………………………………. 11
II.1.6. Dampak gizi kurang terhadap proses tubuh…………………. 12
II.1.7. Dampak gizi berlebih terhadap proses tubuh………………... 12
II.1.8. Pedoman umum gizi seimbang................................................. 13
II.2. Kerangka konsep………………………………………………... 21
II.3. Definisi Operasional....................................................................... 22
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 24
III.1. Desain Penelitian ........................................................................... 24
III.2. Waktu dan tempat Penelitian ......................................................... 24
III.3. Populasi dan Sampel ..................................................................... 24
III.3.1. Karakteristik populasi……………………………………... 24
III.3.2. Jumlah sampel……………………………………………... 24
III.3.3. Cara pengambilan sampel…………………………………. 25
III.3.4. Kriteria sampel…………………………………………….. 25
III.4. Managemen data ........................................................................... 25
III.4.1. Pengumpulan data………………………………………… 25
III.4.2. Pengolahan, analisis, dan penyajian data…………………. 26
III.5. Cara Kerja Penelitian .................................................................... 26

ix
Halaman
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 27
IV.1. Demografi ................................................................................... 27
IV.2. Hasil dan pembahasan data penelitian data……………………. 27
IV.2.1. Sebaran responden berdasarkan umur…………………….. 27
IV.2.2. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin…………….. 28
IV.2.3 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan………... 28
IV.2.4 Sebaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan………. 29
IV.2.5 Sebaran responden berdasarkan umur dan tingkat
pengetahuan……………………………………………………. 29
IV.2.6 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan tingkat
pengetahuan……………………………………………………. 30
IV.2.6 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan dan
tingkat pengetahuan……………………………………………. 31
BAB V. RINGKASAN DAN SARAN ....................................................... 33
5.1. Ringkasan ..................................................................................... 33
5.2. Saran ............................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 35
LAMPIRAN .................................................................................................... 37

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Zat gizi esensial dari setiap kelompok utama zat gizi................ 9
Tabel 2.2. Definisi operasional …………................................................... 22
Tabel 4.1 Sebaran responden berdasarkan umur di pesantren alhasan
tahun 2010…………………………………………………….. 27
Tabel 4.2. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin di pesantren
alhasan tahun 2010…………………………………………… 28
Tabel 4.3. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan di
pesantren alhasan tahun 2010…………………………………. 28
Tabel 4.4 Sebaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan gizi di
pesantren alhasan tahun 2010…………………………………. 29
Tabel 4.5. Sebaran responden berdasarkan umur dan tingkat pengetahuan
gizi di pesantren alhasan tahun 2010…………………………. 30
Tabel 4.6. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan tingkat
pengetahuan gizi di pesantren alhasan tahun 2010…………… 30
Tabel 4.7. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan dan
tingkat pengetahuan gizi di pesantren alhasan tahun 2010…… 31

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Perkembangan terjadinya kekurangan gizi……………………... 12
Gambar 2.3. Kerangka konsep .......................................................................... 21
Gambar 3.1. Cara kerja penelitian ..................................................................... 26

xii
DAFTAR SINGKATAN

ASI Air Susu Ibu


MP-ASI Makan Pendamping Air Susu Ibu
Kepmenkes RI Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
WHO World Health Organization
MD Makanan yang dibuat di dalam negeri
ML Makanan luar negeri (import)
Exp Expired, (tanggal kadaluarsa), artinya batas waktu makanan
tersebut masih layak dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut,
makanan tidak layak dikonsumsi
SNI Standard Nasional Indonesia, yakni keterangan bahwa mutu
makanan telah sesuai dengan persyaratan
SP Sertifikat Penyuluhan

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Informed consent .............................................................................. 37
Lampiran 2 Kuesioner ......................................................................................... 38
Lampiran 3 Jawaban Kuesioner ........................................................................... 43
Lampiran 4 Data identitas responden .................................................................. 45
Lampiran 5 Hasil uji statistik .............................................................................. 48
Lampiran 6 Riwayat Penulis ................................................................................ 52

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan Sumber Daya manusia (SDM) merupakan salah satu prioritas


pembangunan nasional. Perhatian utama adalah untuk mempersiapkan dan
meningkatkan kualitas penduduk usia kerja agar benar-benar memperoleh
kesempatan serta turut berperan dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan hal
tersebut adalah pembangunan di bidang kesehatan dan gizi. (Depkes, 2010). Pelajar
merupakan sumber daya manusia yang produktif bagi suatu negara tidak terkecuali
bagi negara Indonesia. Menurunnya kualitas sumber daya manusia suatu negara dapat
menurunkan kualitas suatu negara. Lembaga pendidikan di Indonesia sangat beragam
salah satunya adalah lembaga pendidikan pesantren. Pesantren atau pondok pesantren
(biasanya juga disebut pondok saja) adalah sekolah Islam berasrama (Islamic
boarding school).

Menurut Departemen Agama RI tahun 2000, ada sekitar 11.312 Pondok Pesantren
yang sudah terdaftar, dengan jumlah santri (pelajar yang belajar di suatu Pondok
Pesantren) sekitar 2.737.805 santri yang belajar di dalamnya. (Hasan, 2005).
Pendidikan Pondok Pesantren selama ini memang ditekankan pada penguasaan
ilmu-ilmu syari’ah (hukum), dengan kitab kuning sebagai literatur dasar, dengan
sistem dan metode kajian yang tradisional. Ketertutupan terhadap perubahan-
perubahan yang ada masih terlihat di dalam sikap-sikap dunia pesantren. Tujuannya
antara lain untuk menanggalkan pengaruh negatif dunia luar terhadap Pondok
Pesantren sehingga menyebabkan lambatnya dunia pesantren dalam mengikuti
perkembangan sosial dan iptek, walaupun belakangan ini usaha-usaha untuk
membuka diri sudah telihat di beberapa pesantren (Hasan, 2005).
Pondok pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat merupakan pesantren yang
terletak berdekatan dengan pusat kota Ciamis yang sebagian besar santrinya berusia
1
2

remaja (10-19 tahun) dan merupakan pelajar sekolah, baik tingkat SMP dan SMA,
serta sebagian kecil pelajar di perguruan tinggi. Berdasarkan hasil observasi
langsung, peneliti melihat sebagian besar santri di pesantren tersebut terlihat memiliki
tubuh kurus, dan hampir dalam satu minggu ada lebih dari 3 santri yang sakit.
Menurut KEPMENKES RI (2007) dikatakan bahwa sebagian besar remaja putri
(3,5 juta) mengalami anemia gizi besi. Sehingga santri pesantren alhasan pun tidak
terkecuali memiliki kerentanan terjadinya anemia gizi besi.
Pada tingkat individu, keadaan gizi dipengaruhi oleh asupan gizi dan penyakit
infeksi yang saling terkait. (KEPMENKES, 2007). Selain itu persepsi perorangan
merupakan salah satu pertimbangan seseorang untuk menentukan makanan yang akan
mereka konsumsi yang dapat menunjang kesehatan mereka. Persepsi tersebut juga
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seseorang tentang zat gizi yang terkandung
dalam makanan. (Grosvenor dan Snolin. 2002). Oleh sebab itu, kondisi kerentanan
terjadinya anemia gizi besi pada santri juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
santri terhadap gizi.

Keberadaan pelajar pesantren selama ini belum banyak diperhatikan, baik dari
segi kesehatan, tempat tinggal maupun konsumsi makanannya. Hal ini terbukti dari
jarangnya penelitian yang dilakukan terhadap pelajar yang tinggal di pesantren. Hal
inilah yang menyebabkan peneliti ingin melakukan survey tingkat pengetahuan santri
remaja terhadap gizi di Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat yang dikaitkan dengan
umur dan tingkat pendidikan.

I.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
a. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan santri remaja terhadap gizi di
Pondok Pesantren Alhasan Ciamis Jawa Barat tahun 2010?
3

I.3 TUJUAN PENELITIAN


A. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan santri remaja terhadap gizi di
Pondok Pesantren Alhasan Ciamis Jawa Barat tahun 2010.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan santri remaja terhadap gizi di
Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat berdasarkan umur.
2. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan santri remaja terhadap gizi di
Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat berdasarkan jenis kelamin.
3. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan santri terhadap gizi di Pondok
Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat berdasarkan tingkat pendidikan.

I.4 MANFAAT PENELITIAN


A. Bagi Peneliti yaitu :
 Sebagai prasyarat untuk menempuh jenjang pendidikan klinik
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
 Untuk mengimplementasikan pengetahuan yang telah didapat secara
akademis di masyarakat.
 Mengerti dan memahami mengenai tingkat pengetahuan santri Pondok
Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat mengenai gizi.
B. Bagi Keilmuan
Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi praktisi yang tertarik
dalam masalah gizi, khususnya di pondok pesantren.
C. Bagi santri pondok pesantren Al-Hasan Ciamis
Merupakan sarana untuk mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai
pentingnya gizi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Landasan Teori


II.1.1 Definisi Pengetahuan
Menurut Depdikbud (1994 : 991), pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui; kepandaian. Pengetahuan adalah merupakan hasil
“tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu.(Notoatmodjo, 1997). Menurut Taufik (2007), pengetahuan
merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain
sebagainya).
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003 : 122-123) pengetahuan
yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu
sebagai berikut :
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai mengingat suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagi kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipejari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
4
5

e) Sintesis (synthetis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Menurut Suhardjo dkk, (1986 : 31), suatu hal yang meyakinkan tentang
pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan :
1. Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan
kesejahteraan.
2. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang
dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi.
3. Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk
dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi kesejahteraan
gizi.
Menurut Lukman (2001), Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu :
a) Umur
Singgih (1998), mengemukakan bahwa semakin tua umur seseorang maka
proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada
umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi
(2001), juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu
salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita
simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada
pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur
tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
b) Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir
abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru.
6

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari


proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal
untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia
mampu menguasai lingkungan (Khayan, 1997 : 34). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan
berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.
c) Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang,
dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal
yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan
seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada
pada cara berfikir seseorang. (Nasution : 1999)
d) Sosial budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan
orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar
dan memperoleh suatu pengetahuan.
e) Pendidikan
Menurut Notoadmojo (1997) pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses
pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan
tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut
Wied Hary A.(1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula
menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami
pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya.
f) Informasi
Menurut Wied Hary A (1996) informasi akan memberikan pengaruh pada
pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang
rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media
misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.
7

g) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat
diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya
untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi pada masa lalu.(Notoadmojo 1997 : 13)

II.1.2 Definisi gizi


Istlah “gizi” dan “ilmu gizi” di Idonesia baru mulai dikenal sekitar
tahun 1952-1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata
gizi berasal dari bahasa arab “ghizdza” yang berarti makanan. Menurut
dialek mesir, ghidza berarti gizi. Selain itu sebagia orang menerjemahkan
nutritision sebagai “nutrisi”. Terjemahan ini terdapat dalam kamus umum
bahasa Indonesia Badudu-Zain tahun 1994.
Sedangkan dalam definisi lain zat gizi adalah ikatan kimia yang
diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan. Lain halnya dengan makanan, yaitu bahan selain obat yang
mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ ikatan kimia yang dapat
diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke
dalam tubuh. Sedangkan pangan adalah istilah umum untuk semua bahan
yang dapat dijadikan makanan. (Almatsier, 2004)
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari hal ikhwal makanan.
(Sediaoetama, 2008)

II.1. 3 Klasifikasi gizi


Klasifikasi pangan sangat berguna dalam perencanaan produksi,
ketersediaan pangan dan konsumsi penduduk. Sementara zat gizi
diklasifikasikan kedalam enam enam kelas utama dan paling sedikit terdiri
dari 45 jenis zat gizi.
8

Penggolongan pangan yang digunakan FAO dikenal sebagai


Desirable Dietary Pattern (Pola Pangan Harapan/PPH). Kelompok pangan
dalam PPBH ada sembilan, yaitu : padi-padian, umbi-umbian, pangan
hewani, minyak dan lemak, buah biji berminyak, kacang-kacangan, gula,
sayur dan buah serta lain-lain (minuman dan bumbu).
Secara khusus, di Indonesia juga dikenal penggolongan makanan
sesuai dengan pola makan masyarakat. Pengelompokan tersebut meliputi
pangan pokok (beras, jagung, sagu, ubi, terigu, singkong), lauk pauk
(daging, ikan, telur, tahu, tempe), sayuran, buah dan susu. Hal ini dikenal
sebagai konsep empat sehat lima sempurna dan merupakan salah satu
jabaran dari Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
Pangan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai
zat gizi yang dibagi dalam enam kelas utama, yaitu:
1. karbohidrat
2. lemak
3. protein
4. vitamin
5. mineral, dan
6. air
untuk kelompok ke-6 yaitu air, tidak semua ahli gizi sepakat
dimasukkan kedalam kelas utama zat gizi. Untuk yang sepakat
memasukkannya ke dalam kelas utama gizi dengan alasan karena pada
proses metabiolisme zat gizi, selalu diperlukan air dan oksigen atau zat
asam Karbohidrat, lemak, protein dan vitamin disebut sebagai zat organik
(zat yang susunannya mengandung karbon), sedangkan mineral dan air
adalah zat anorganik.
Secara kimiawi zat gizi terdiri atas kelompok makronutrien dan
mikronutrien. Hidrat arang (karbohidrat), lemak (lipid) dan protein
digolongkan kedalam kelompok makronutrien karena dikonsumsi dengan
jumlah relatif besar (ukuran gram), sedangkan vitamin dan mineral
digolongkan kedalam kelompok mikronutrien karena diperlukan tubuh
dalam jumlah relatif kecil (mikrogram = 1/1.000.000 gram hingga
9

miligram = 1/1.000 gram) dan sebagian besar bisa didaur ulang dalam
tubuh sendiri.Setiap makanan mengandung nutrien dengan jenis dan
jumlah yang berbeda-beda. Tidak ada satupun jenis makanan yang
mengandung semua nutrien esensial dengan jumlah yang diperlukan bagi
kesehatan optimal. (Andri Hartono, 2006)
Secara struktural karbohidrat, protein, lipid dan vitamin termasuk
molekul organik sehingga sering dikenal sebagai zat gizi organik,
sedangkan mineral dan air merupakan molekul inorganik sehingga sering
disebut sebagai zat gizi inorganik. (Grosvenor, Snolin. 2002).
Paling sedikit terdapat 45 jenis zat gizi, esensial dan tidak esensial,
yang diperlukan tubuh manusia dari enam kelompok utama tersebut. Zat
gizi esensial adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh, tetapi tubuh tidak
dapat mensitesisnya dan atau tubuh tidak mampu mensintesisnya dalam
jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Zat gizi esensial dari setiap
kelompok utama zat gizi terdapat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Zat gizi esensial dari setiap kelompok utama zat gizi
ZAT GIZI
ZAT GIZI ESENSIAL
UTAMA
Karbohidrat Serat, glukosa*
Lemak Asam lemak : asam linoleat
Protein Asam amino : leusin; isoleusin; lisin; methionin; treonin;
triptophan; valin; fenilalanin; histidin (untuk anak-anak)
Vitamin Vitamin larut lemak : vitamin A**, D,E,K; Vitamin larut air:
thiamine***,niacin, riboflavin, biotin, folacin, vitamin B6,
vitamin B12, asam pantothenat, vitamin C.
Mineral Mineral makro : Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K
(kalium), S (sulfur), Mg (magnesium); mineral mikro : Fe
(besi)**,Mn (mangan), Zn (seng)***, Co (cobal), Mo
(molibdenum), I** (iodium), Cr (kromium), V (vanadium), Sn
(timah), Ni (nikel), Si (silikon), F (fluor).
Air Air
Keterangan :
* = esensial bagi jaringan / organ tubuh tertentu.
** = masalah gizi utama di Indonesia.
*** = potensial masalah gizi di Indonesia.
10

II.1.4 Fungsi zat gizi


Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan
semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya,
bila makanan tidak dipillih dengan baik, tubuh akan mengalami
kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi
yang harus didatangkan dari makanan. Bila dikelompokkan, ada 3 fungsi
zat gizi dalam tubuh, yaitu :
1. Memberi energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat,
lemak dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi
yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan / aktivitas.
Ketiga zat gizi ini termasuk ikatan organik yang mengandung
karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi ini terdapat dalam
jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai
zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan sebagai zat
pembakar.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
Protein, mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh
karena itu diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara,
dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi
tersebut dinamakan sebagai zat pembangun.
3. Mengatur proses tubuh
Protein, mineral, protein dan vitamin diperlukan untuk mengatur
proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel,
bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh
dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang
bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam
tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam
proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak
proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses penuaan.
Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh,
seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan dan mengatur
11

suhu tubuh, peredaran tubuh, pembuangan sisa-sisa / ekskresi dan


proses tubuh yang lainnya. Dalam fungsi mengatur proses tubuh
ini, protein, mineral, dan vitamin dinamakan sebagai zat pengatur.

II.1.5 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Gangguan Gizi


Konsumsi makan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh
cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila
tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status
gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah
berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksik atau membahayakan. Baik
pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi.
Gangguan gizi disebabkan oleh faktor primer ataupun sekunder.
Faktor primer adalah bila susunan makanan salah dalam kuantitas dan atau
kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang
baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan
yang salah, dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang
menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan
dikonsumsi. Misalnya faktor-faktor yang menyebabkan terganggunya
pencernaan, seperti gigi-geligi yang tidak baik, kelainan setruktur saluran
cerna dan kekurangan enzim. Faktor-faktor yang mengganggu absorpsi
zat-zat gizi adalah adanya parasit, penggunaan laksan / obat cuci perut, dan
sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme dan utilisasi
zat-zat gizi adalah penyakit hati, diabetes mellitus, kanker, penggunaan
obat-obat tertentu, minuman beralkohol, dan sebagainya. Faktorfaktor
yang mempengaruhi ekskresi sehingga menyebabkan banyak kehilangan
zat-zat gizi adalah banyak buang air kecil (polyuria), banyak keringat dan
penggunaan obat-obatan. Perkembangan terjadinya kekurangan gizi adalah
sebagaimana tampak pada gambar 2.1.
12

Kekurangan Makanan Cadangan


(Faktor Primer) zat gizi

KEKURANGAN DEPLESI PERUBAHAN


GIZI JARINGAN BIOKIMIA

PERUBAHAN
FUNGSIONAL
Faktor Kondisi (Faktor
Sekunder)

PERUBAHAN
ANATOMIS

Gambar 2.1 Perkembangan terjadinya kekurangan gizi

II.1.6 Akibat Gizi Kurang pada Proses Tubuh


Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh tergantung pada zat-zat gizi
apa yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam
kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses berikut
ini :
1) Pertumbuhan
Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein digunakan sebagai
zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah
rontok. Anak-anak yang berasal dari tingkat social ekonomi menengah ke
atas rata-rata lebih tinggi dari pada yang berasal dari keadaan social
ekonomi rendah.
2) Produksi tenaga
Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seorang
kekuramgan tenaga untuk bergerak, bekerja dan melakukan aktivitas.
Orang menjadi malas, merasa lemah, dan produktivitas kerja menurun.
3) Pertahanan tubuh
Daya tahan terhadap tekanan atau stress menurun. Sistem imunitas dan
antibodi berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek,
batuk dan diare. Pada anak-anak hal ini dapat membawa kematian.
4) Perkembangan struktur dan fungsi otak
13

Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan


mental, dengan demikian kemampuan berpikir menurun. Otak mencapai
bentuk maksimal pada usia dua tahun. Kekuranga gizi dapat berakibat
terganggunya fungsi otak secara permanen.
5) Perilaku
Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukan
perilaku tidak tenang. Mereka mudah tersinggung, cengeng, dan apatis.
Hal itu menunjukan bahwa gizi yang baik merupakan modal bagi
pengembangan sumber daya manusia.

II.1.7 Akibat Gizi Lebih pada Proses Tubuh


Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan
energi yang dikonsumsi disimpan dalam bentuk lemak. Kegemukan
merupakan salah satu faktor risiko dalam terjadinya berbagai penyakit
degenerative, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit
diabetes, jantung koroner, hati dan kantung empedu.

II.1.8 Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
berbagai bidang pada tahun 1992 telah diselenggarakan kongres gizi
internasional di Roma yang membahas tentang pentingnya gizi seimbang
sebagai upaya untuk menghasilkan kualitas sumberdaya manusia yang
handal. Salah satu rekomendasi penting dari kongres itu adalah anjuaran
kepada setiap negara agar menyusun pedoman umum gizi seimbang
(PUGS). Di Indonesia pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna
pada tahun 1950 dan sampai sekarang pedoman ini masih dikenal oleh
sebagian anak sekolah dasar. Slogan 4 sehat 5 sempurna saat ini
sebenarnya adalah merupakan bentuk implementasi PUGS.
14

Dalam pedoman umum gizi seimbang terdapat 13 (tiga belas)


pesan yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Makanlah aneka ragam makanan
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Makanan yang beranekaragam yaitu makanan yang
mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas
maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna
makana yaitu makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan
zat pengatur. Kekurangan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis
makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makan yang lain.
Jadi mengkonsumsi makanan yang beranekaragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung
energi, agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatan sehari-hari,
seperti bekerja, belajar, berolah raga, berekreasi, kegiatan sosial dan
kegiatan yang lain. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan
mengonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak.
Kecukupan masukan energi bagi seseorang ditandiai oleh berat badan
yang normal.
Konsumsi energi yang melebihi kecukupan akan disimpan sebagai
cadangan di dalam tubuh berbentuk lemak atau jaringan lain. Apabila
keadaan ini berlanjut akan menyebabkan kegemukan disertai berbagai
gangguan kesehatan. Antara lain tekanan darah tinggi. Penyakit
jantung, penyakit diabets melitus dll.
Tetapi apabila konsumsi energi kurang, maka cadangan energi
dalam tubuh yang berada dalam jaringan otak/lemak akan digunakan
untuk menutupi kekurangan tersebut. Apabila hal ini berlanjut, maka
dapat menurunkan daya kerja, prestasi belajar dan kreativitas.
Kemudian diikuti oleh menurunnya produktivitas kerja, merosotnya
prestasi belajar dan prestasi olah raga.
15

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan


energi
Terdapat dua kelompok karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks
dan karbohidrat sederhana. Makanan sumber karbohidrat kompleks
adalah padi-padian (beras, jagung, gandum); umbi-umbian (singkong,
ubi jalar, kentang); dan makanan lainnya seperti tepung, sagu, dan
pisang. Sedangkan gula sebagai karbohidrat sederhana, tidak
mengandung zat gizi lain. Konsumsi gula yang berlebih dapat
mengurangi peluang terpenuhinya zat gizi lain.
Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks di dalam
tubuh berlangsung lebih lama dari pada karbohidrat sederhana.
Sehingga dengan mengkonsumsi karbohidrat kompleks, orang tidak
segara merasa lapar. Sedangkan gula atau karbohidrat sederhana
langsung dapat diserap dan dipergunakan tubuh sebagai energi,
sehinga cepat menimbulakan rasa lapar.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan
energi
Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin
A, D, E, dan K, serta menambah lezatnya hidangan. Jika seseorang
mengkonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi
konsumsi makanan lain. Akibatnya, kebutuhan zat gizi yang lain tidak
terpenuhi. Dianjurkan, konsumsi lemak dan minyak dalam makanan
sehari-hari tidak lbih dari 25% dari kebutuhan energi. Adapun
komposisi konsumsi lemak yang dianjurkan adalah : 2 bagian makanan
yang mengandung sumber lemak nabagi, dan 1 bagian mengandung
sumber lemak hewani.
5. Gunakan garam beryodium
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3
(Kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm. Sesuai Keppres No. 69 tahun
1994, semua garm yang beredar di Indonesia harus mengandung
yodium. kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya
16

kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAJY) di Indonesia.


Untuk menghindari pengaruh sampingan dari konsumsi garam
beryodium yang berlebihan, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi
garam tidak lebih dari 6 gram per orang per hari (2• gram tiap 1000
kilo kalori), atau satu sendok teh setiap hari. Dengan mengkonsumsi
garam beryodium + 6 gram sehari, kebutuhan yodium dapat terpenuhi,
namun ambang batas penggunaan natrium tidak terlampaui. Dalam
kondisi tertentu, misalnya keringat yang berlebihan dianjurkan
mengkonsumsi garam sampai 10 gram atau dua sendok teh per orang
per hari, dianjurkan untuk tetap mengkonsumsi makanan dari laut yang
kaya yodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi
Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Kekurangan zat
besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat
menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal dengan
masyarakat sebagai penyakit kurang darah.
Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita oleh wanita
hamil, wanita menyusui, dan wanita usia subur pada umumnya, karena
fungsi kodrati. Peristiwa kodrati wanita adalah haid, hamil, melahirkan
dan menyusui yang menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif
lebih tinggi ketimbang kelompok lain. Kelompok lain yang rawan
AGB adalah anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga
kerja berpenghasilan rendah. Sumber utama zat besi adalah bahan
pangan hewani dan kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau tua.
Kesuliatan utama untuk memenuhi kebutuhan Fe adalah rendahnya
tingkat penyerapan zat besi di dalam tubuh, terutama sumber zat besi
nabati hanya diserap 1-2%. Sedangkan tingkat penyerapan zat besi
makanan asal hewani dapat mencapai 10-20%. Ini berarti bahwa zat
besi Fe pangan asal hewani (haeme) lebih mudah diserap daripada zat
besi pangan asal nabati (non haeme).
Dengan penjelasan di atas, dapat dipahami apabila angka penderita
AGB pada wanita hamil mencapai lebih dari 63% dan pada balita
17

mencapai 55%. Hal ini terjadi karena tidak mudah memenuhi


kebutuhan zat besi secara alami. Keanekaragaman konsumsi makanan
berperan penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe di
dalam tubuh. Kehadiran protein hewani seperti daging, ikan dan telur,
vitamin C, vitamin A, Zink (Zn), asam folat, zat gizi mikro lain dapat
meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh.
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan dan tambahkan MP-
ASI sesudahnya
Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI
harus diberikan kepada bayi sesegera mungkin setelah dilahirkan
(dalam waktu 30 menit setelah lahir), karena daya isap bayi pada saat
itu paling kuat untuk merangsang produksi ASI selanjutnya.
ASI yang keluar pertama kali sampai beberapa hari setelah persalinan
disebut kolostrom. Kolostrom mengandung zat kekebalan, vitamin A
yang tinggi, lebih kental dan berwarna kekuning-kuningan. Oleh
karena itu, kolostrom harus diberikan kepada bayi. Sekalipun produksi
ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan
bayi. Hindari pemberian air gula, air tajin dan makanan pralaktal lain
(selain ASI lancar diproduksi).
Pada usia 0-4 bulan, bayi hanya diberi ASI saja (pemberian ASI
Eksklusif), karena produksi ASI pada periode tersebut sudah
mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang sehat.
Pemberian makanan selain ASI mampu memproduksi enzim untuk
mencerna makanan selain ASI. Apabila pada periode ini, bayi dipaksa
menerima makanan selain ASI, maka akan timbul gangguan kesehatan
pada bayi, seperti diare, alergi dan bahaya yang fatal. Tanda bahwa
ASI Eksklusif memenuhi kebutuhan bayi antara lain : bayi tidak rewel,
dan tumbuh sesuai grafik pada Kartu Menuju Sehat (KMS).
ASI Eksklusif yaitu pemberian hanya air susu ibu saja tanpa
tambahan cairan atau makanan lain. Agar pemberian ASI Eksklusif
dapat berhasil, selain tidak memberikan susu formula, perlu pula
diperhatikan cara menyesui yang baik dan benar, yaitu tidak dijadwal,
18

ASI diberikan sesering mungkin, termasuk menyusui pada malam hari.


Ibu menggunakan payudara kanan dan kiri secara bergantian tiap kali
menyusui. Di samping itu posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan
suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu.
Isapan mulut bayi pada puting susu ibu harus baik, yaitu sebagian
besar areola (bagian hitam sekitar puting) harus masuk seluruhnya ke
mulut bayi.
8. Biasakan makan pagi
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi
orang dewasa, makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik,
mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan
produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat
meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap
pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.
Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi
kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis hidangan untuk makan pagi dapat
dipilih dan disusun sesai dengan keadaan. Namun akan lebih baik bila
terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan
sumber zat pengatur.
Seseorang yang tidak makan pagi memiliki risiko menderita
gangguan kesehatan berupa menurunya kadar gula darah dengan
tanda-tanda antara lain : lemah, keluar keringat dingin, kesadaran
menurun bahkan pingsan. Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan
merosotnya konsentrasi belajar yang mengakibatkan menurunya
prestasi belajar. Bagi pekerja akan menurunkan produktivitas kerja.
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
Air minum harus bersih dan aman. Aman berarti bersih dan bebas
kuman. Untuk mendapatkannya, air minum harus dididihkan terlebih
dahulu. Fungsi air dalam tubuh adalah
 melancarkan transportasi zat gizi dalam tubuh
 mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh
 mengatur suhu tubuh
19

 melancarkan dalam proses buang air besar dan kecil


Untuk memenuhi fungsi tersebut di atas, cairan yang dikonsumsi
orang dewasa, terutama air minum, sekurang-kurangnya dua liter atau
setara dengan delapan gelas setiap hari. Selain itu, mengonsumsi
cukup cairan dapat mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh,
dan dapat menurunkan risiko penyakit batu ginjal. Mengkonsumsi
cairan yang tidak terjamin keamanannya dapat menimbulkan gangguan
kesehatan seperti diare dan keracunan berbagai senyawa kimia yang
terdapat pada air. Menentukan kebutuhan air minum dengan
mengandalkan rasa haus tidak sepenuhnya benar. Contoh, seorang
yang bekerja di ruang AC tidak merasa haus, padahal yang
bersangkutan seharusnya memerlukan cairan lebih banyak dibanding
ketika ia bekerja di ruang tanpa AC.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur
Olah raga harus dilakukan secara teratur. Macam dan takaran olah
raga berbeda menurut usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan kondisi
kesehatan. Ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dan
aktivitas fisik, banyak dijumpai di kalangan tertentu.
11. Hindari minuman yang beralkohol
Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi
lain. Kebiasan minum minuman beralkohol dapat mengakibatkan :
a) Terhambatnya proses penyerapan gizi
b) Hilangnya zat-zat gizi yang penting, meskipun orang tersebut
mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup,
c) Kurang gizi
d) Penyakit / gangguan hati,
e) Kerusakan saraf otak dan jaringan.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
Sejak pengolahan dan pengemasan di pabrik sampai makanan
diangkut dan dipasarkan ke tingkat pengecer/pedagang atau langsung
ke konsumen, harus dilakukan dengan cara baik dan benar. Sedangkan
cara penanganan makananyang baik di rumah tangga meliputi cara-
20

cara : mempersiapkan, menyimpan, mencuci, mengolah/memasak,


menyimpan makanan matang, yang baik dan benar.
Dengan penyelenggaraan seperti tersebut di atas makanan akan
terhindar dari kemungkinan tercemar kuman-kuman dan bahan kimia
yang membahayakan kesehatan manusia. Menurut ilmu gizi, makanan
yang man harus pula memenuhi syarat “wholesome”. Artinya, zat-zat
gizi tidak banyak yang hilang, dan bentuk fisiknya masih utuh. Kecuali
apabila makanan yang akan diolah sengaja diubah bentuk fisiknya
(misalnya, ikan dijadikan tepung, dll).
Tanda-tanda umum bagi makanan yang tidak aman bagi kesehatan
antara lain : berlendir, berjamur, aroma dan rasa atau warana makanan
berubah. Khusus untuk makanan olahan pabrik, bila melewati tanggal
kadaluwarsa, atau terjadi karat/kerusakan pada kemasan, makanan
kaleng tersebut harus segera dimusnahkan. Sebaiknya, makanan
dengan tanda-tanda tersebut tidak dibeli dan tidak dikonsumsi,
meskipun harganya sangat murah. Tanda lain dari makanan yang tidak
memenuhi syarat aman, adalah bila dalam pengolahanya ditambahkan
bahan tambahan berbahaya, seperti asam borax/bleng, formalin, zat
pewarna rhomadin B dan methanol yellow, seperti banyak dijumpai
pada makanan jajanan pasar. Oleh karena itu, produsen jajanan pasar
perlu diberi penyuluhan.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi,
jenis dan ukuran bahan-bahanyang digunakan, susunan zat gizi,
tanggal kadaluwarsa dan keterangan penting lain. Air minum dalam
kemasan, yang banyak beredar di pasaran, telah diproses seuai dengan
ketentuan pemerintah dan memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa setiap produk
makanan yang dikemas harus mencantumkan keterangan pada label.
Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas sangat
membantu konsumen pada saat memilih dan mengggunakan makanan
21

tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan konsumen.


Beberpa singkatan yang lazim digunakan dalam label antara lain :
a. MD = makanan yang dibuat di dalam negeri
b. ML = makanan luar negeri (import)
c. Exp = tanggal kadaluarsa, artinya batas waktu makanan tersebut
masih layak dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak
layak dikonsumsi
d. SNI = Standard Nasional Indonesia, yakni keterangan bahwa mutu
makanan telah sesuai dengan persyaratan
e. SP = Sertifikat Penyuluhan

II.2 Kerangka Konsep

Santri Remaja Pondok


Umur
Pesantren Al-Hasan Ciamis
Intelegensi
Jawa Barat
Lingkungan
Sosial budaya
Pendidikan Faktor yang Gambaran Tingkat
Informasi mempengaruhi Pengetahuan Mengenai Gizi
Pengalaman

Buruk Kurang Cukup Baik


< 40 % 40< 55% 56-75 % 76-100 %
Gambar 2.3 kerangka konsep
22

II.3 Definisi operasional

Tabel 2.3 Definisi operasional


N Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur
o.
1 Pengetahuan kepandaian wawancara kuesioner Nominal Total skor 28
yang dimiliki a. Baik: jika
oleh santri jawaban yang
tentang zat benar > 76%.
pokok yang b. Cukup: jika
diperlukan bagi jawaban yang
pertumbuhan benar 56-75%.
dan kesehatan c. Kurang: jika
badan. jawaban yang
benar <55%.
d. buruk: jika
jawaban yang
benar <40%.
2 Gizi Ikatan kimia Wawancara Kuesioner Nominal 0 jika jawaban
yang diperlukan salah
tubuh untuk 1 jika jawaban
melakukan benar
fungsinya, yaitu
menghasilkan
energi,
membangun dan
memelihara
jaringan, serta
mengatur
proses-proses
kehidupan
3. Klasifikasi Pengelompokan Wawancara Kuesioner Nominal 0 jika jawaban
zat gizi zat gizi secara salah
garis besar yaitu 1 jika jawaban
: karbohidrat, benar
protein, vitamin,
mineral, lemak
dan air.
4. Fungsi zat Fungsi yang wawancara Kuesioner Nominal 0 Jika
gizi bagi dimiliki zat gizi jawaban
tubuh terhadap tubuh salah
yaitu sebagai zat 1 Jika
pembakar, zat jawaban
pembangun, dan benar
zat pengatur.
5. Faktor- Semua faktor Wawancara Kuesioner Nominal 0 jika jawaban
faktor yang yang mungkin salah
menyebabka dapat 1 jika jawaban
n gangguan menyebabkan benar
gizi terhadap gangguan gizi
fungsi tubuh terhadap fungsi
tubuh dalam hal
ini terdiri dari
faktor primer
(jika
kelainannya ada
23

pada makanan)
dan faktor
sekunder (jika
kelainnanya ada
pada saluran
pencernaan).
6. Pedoman Pedoman yang Wawancara Kuesioner Nominal 0 Jika
umum gizi digunakan jawaban
seimbang secara nasional salah
sebagai sarana 1 Jika
untuk jawaban
memenuhi benar
kebetuhan gizi
secara
seimbang.
Pedoman umum
gizi seimbang
terdiri atas 13
pesan.
7 Umur Lamanya hidup Wawancara Kuesioner Rasio 1. 9-15 tahun
responden yang 2. 15-19 tahun
dihitung dalam
tahun sejak lahir
sampai saat
penelitian
berlangsung
8 Pendidikan Pendidikan Wawancara Kuesioner Ordinal 1. SMP atau yang
formal tertinggi sederajat
yang pernah 2. SMA atau yang
ditamatkan oleh sederajat
responden
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif.

III.2 Waktu dan tempat penelitian


Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat
pada bulan Agustus 2010.

III.3 Populasi dan sampel


III. 3. 1. Karakteristik populasi
Populasi yang diteliti adalah santri remaja pondok pesantren alhasan
Ciamis Jawa Barat tahun 2010 umur 10-19 tahun.
Jumlah populasi Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat.
Kelas Ibtida (pemula/ santri yang sekolah di tingkat SMP) : 146
Kelas Tsanawi (santri yang sekolah ditingkat SMA) : 207
Kelas Takhosus (santri yang tidak sekolah/setingkat mahasiswa): 36
Jumlah total populasi : 389
III. 3. 2. Jumlah sampel
Besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus estimasi
dengan presisi mutlak yaitu :

Z 2 1 / 2  P(1  P)
n
d2

n = 1.962 x 0.5 (1 - 0.5) = 96,04


(0.1)2
n = 96

24
25

Jadi jumlah sampel minimal yang dibutuhkan yaitu sebesar 96


responden.
Keterangan :
n = Jumlah sampel
P = Perkiraan proporsi di populasi sebesar 50%, karena tidak
diketahui proporsi yang sebenarnya. (Eko Budiarto, 2003)
d = Presisi mutlak sebesar 10%
Z 1-/2 = 1.96 (tingkat kepercayaan yang dinginkan 95%)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapatkan bahwa besar sampel
minimal untuk penelitian ini yaitu 96 responden. Namun peneliti
menambahkan responden sebesar 16% untuk mengurangi bias. Sehingga
jumlah total sampel yang diambil yaitu 115 orang santri, yang terdiri dari 60
santri tsanawi dan 55 santri ibtida.
III. 3. 3. Cara pengambilan sampel
Pengambilan sampel dengan menggunakan Stratified Random Sampling.
Semua santri remaja Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kelas masing-
masing, kemudian dimasukkan ke dalam penelitian sampai jumlah subjek
yang diperlukan terpenuhi.
III. 3. 4. Kriteria sampel
III.3.4.1 Faktor Inklusi
 Semua santri yang tercatat di Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis
Jawa Barat tahun 2010.
 Santri yang memiliki usia 10-19 tahun.
 Santri yang bersedia menjadi responden.
III.3.4.2 Faktor Eksklusi
 Santri yang memiliki usia kurang dari 10 tahun.
 Santri yang memiliki usia labih dari 19 tahun.
 Santri yang tidak bersedia menjadi responden.
 Santri yang tidak ada di Pesantren pada saat penelitian berlangsung.
26

III.4 Managemen data


III. 4. 1. Pengumpulan data
Pengumpulan data langsung dilaksanakan oleh peneliti setelah santri
mengisi informed consent dan kuesioner penelitian.
III. 4. 2. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data
Semua data dicatat dalam status penelitian, dikumpulkan dalam bentuk
tabel dan kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 17.0 for
window. Langkah awal dimulai dengan editing, coding, data entry, dan
dilanjutkan dengan tabulasi. Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi
dan proporsi dari tiap variabel yang diteliti, akan digunakan analisis univariat.
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.

III.7 Cara Kerja Penelitian

Santri Remaja Pondok


Pesantren Al-Hasan Ciamis

Inklusi Eksklusi

Informed Consent

Responden

Kuesioner

Pengumpulan data

Pengolahan data

Gambar 3.1 Cara kerja penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Demografi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan santri tentang gizi melalui kuesioner. Penelitian ini belum pernah
dilakukan sebelumnya Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis.
Pondok pesantren Al-Hasan Ciamis terletak di jl. Jendral Ahmad Yani
No.120 Dusun Bolenglang Desa kertasari Kecamatan Ciamis Kabupaten
Ciamis Jawa Barat, yang merupakan pondok pesantren yang paling dekat
dengan pusat kota Ciamis.
Pondok pesantren Al-Hasan Ciamis merupakan pondok pesantren
salafiyah yang didalamnya santri putera dan puteri belajar kitab kuning (kitab-
kitab karangan para ulama). Jumlah santri pondok pesantren tersebut sekitar
400 orang. Santeri yang belajar disana hampir 95 % merupakan siswa, baik di
sekolah SMP, maupun disekolah SMA. Sehingga kegiatan di pesantren pun
disesuaikan ddengan jadwal kegiatan di sekolah.

IV.2 Hasil dan Pembahasan Data Penelitian

IV.2.1. Sebaran responden berdasarkan umur


Dalam penelitian ini, umur responden dikelompokkan menjadi 2
berdasarkan nilai median (15) untuk mempermudah dalam penelitian, yaitu
remaja awal (9-15 tahun) dan remaja akhir (16-19 tahun). Adapun sebaran
responden berdasarkan umur dapat dilihat lebih jelas pada tabel 4.1.

27
28

Tabel 4.1 Sebaran responden berdasarkan umur di pesantren alhasan


tahun 2010
Umur Jumlah Persentase
remaja awal (9-15 tahun) 72 62.6
remaja akhir (15-19 43 37.4
tahun)
Total 115 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden pada


penelitian ini berada pada kelompok umur remaja awal (9-15 tahun), yaitu
sebanyak 72 orang (62,6%).

IV.2.2 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin


Santri yang menjadi responden adalah santri putera sebanyak 51 orang
dan santri puteri sebanyak 64 orang. Adapun sebarannya dapat dilihat pada
tabel 4.2.

Tabel 4.2 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin di pesantren


alhasan tahun 2010
Jenis kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 51 44.3
Perempuan 64 55.7
Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden


penelitian ini adalah perempuan, yaitu sebanyak 64 orang (55,7%).

IV.2.3 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan


Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan responden dikelompokkan
menjadi 2 yaitu SMP dan SMA, hal ini karena sebagian besar santri pada
tingkat pendidikan SMP dan SMA berada pada usia remaja. Adapun sebaran
responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat lebih jelas pada tabel
29

4.3.
Tabel 4.3 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan di
pesantren alhasan tahun 2010
Tingkat Jumlah Persentase
pendidikan
SMP 59 51.3
SMA 56 48.7
Total 115 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar responden


penelitian ini memiliki tingkat pendidikan SMP, yaitu sebanyak 59 orang
(51,3%).

IV.2.4 Sebaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan


Dalam penelitian ini, tingkat pengetahuan responden dikelompokkan
menjadi 4 (Arikunto,1998), yaitu buruk (<40% jawaban benar), kurang (40-
55% jawaban benar), cukup (56-75% jawaban benar), dan baik (76-100%
jawaban benar). Adapun sebaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan
dapat dilihat lebih jelas pada tabel 4.3.

Tabel 4.4 Sebaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan gizi di


pesantren alhasan tahun 2010
Tingkat pengetahuan Jumlah Persentase
Buruk 4 3.5
Kurang 18 15.7
Cukup 72 62.6
Baik 21 18.3
Total 115 100.0

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 115 responden sebagian


besar memiliki tingkat pengetahuan yang cukup terhadap gizi yaitu sebanyak
30

72 orang (62,6%).
IV.2.5 Sebaran responden berdasarkan umur dan tingkat pengetahuan
Singgih (1998), mengemukakan bahwa semakin tua umur seseorang
maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi
pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi (2001),
juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah satunya
dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa
bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau
menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu
pengetahuan akan berkurang.

Tabel 4.5 Sebaran responden berdasarkan umur dan tingkat


pengetahuan gizi di pesantren alhasan tahun 2010
Tingkat pengetahuan
TOTAL
Umur Buruk Kurang Cukup Baik
n % n % n % n % n %
Remaja awal 3 4,2 15 20,8 45 62,5 9 12,5 72 100
Remaja akhir 1 2,3 3 7,0 27 62,8 12 27,9 43 100
Jumlah 4 3,5 18 15,7 72 62,6 21 18,3 115 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 72 responden yang berada


pada kelompok umur remaja awal sebagian besar memiliki pengetahuan gizi
cukup yaitu sebanyak 45 orang (62,5%). Begitu pula pada responden yang
berada kelompok remaja akhir, dari 43 responden sebagian besar memiliki
tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 27 orang (62,8%). Namun, dari
tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan gizi
baik lebih banyak pada kelompok remaja akhir yaitu sebanyak 12 orang
(27,9%).
31

IV.2.6 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan tingkat


pengetahuan
Berdasarkan jenis kelamin, responden dikelompokan menjadi 2 yaitu
laki-laki dan perempuan. Adapun sebaran responden berdasarkan jenis
kelamin dan tingkat pengetahuannya dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan tingkat


pengetahuan gizi di pesantren alhasan tahun 2010
Tingkat pengetahuan
Jenis TOTAL
Buruk Kurang Cukup Baik
kelamin
n % n % n % n % n %
Laki-laki 1 1,6 10 15,6 44 68,8 9 14,1 64 100
Perempuan 3 5,9 8 15,7 28 54,9 12 23,5 51 100
Jumlah 4 3,5 18 15,7 72 62,6 21 18,3 115 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 64 responden yang berada


pada kelompok laki-laki sebagian besar memiliki pengetahuan gizi cukup
yaitu sebanyak 44 orang (68,8%). Begitu pula pada responden yang berada
kelompok perempuan, dari 51 responden sebagian besar memiliki tingkat
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 28 orang (54,9%). Namun, dari tabel 4.5
diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan gizi baik lebih
banyak pada kelompok perempuan yaitu sebanyak 12 orang (23,5%).

IV.2.7 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat


pengetahuan
Menurut Notoadmojo (1997) pendidikan adalah suatu kegiatan atau
proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan
tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat
pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
32

memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi


pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya.

Tabel 4.7 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan dan


tingkat pengetahuan gizi di pesantren alhasan tahun 2010

Tingkat pengetahuan
Tingkat TOTAL
Buruk Kurang Cukup Baik
pendidikan
n % n % n % n % n %
SMP 4 6,8 13 22,0 34 57,6 8 13,6 59 100
SMA 0 0 5 8,9 38 67,9 13 23,2 56 100
Jumlah 4 3,5 18 15,7 72 62,6 21 18,3 115 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 59 responden yang berada


pada kelompok tingkat pendidikan SMP sebagian besar memiliki pengetahuan
gizi cukup yaitu sebanyak 34 orang (57,6%). Begitu pula pada responden
yang berada kelompok tingkat pendidikan SMA, dari 56 responden sebagian
besar memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 38 orang (67,9%).
Namun, dari tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian responden yang memiliki
tingkat pengetahuan gizi baik lebih banyak pada kelompok tingkat pendidikan
SMA yaitu sebanyak 13 orang (23,2%).
BAB V
RINGKASAN DAN SARAN

V.1. Ringkasan
Dari hasil pembahasan dapat diketahui bahwa dari 115 responden
memiliki tingkat pengetahuan yang buruk terhadap gizi adalah 4 orang
(3,5%), yang memiliki tingkat pengetahuan kurang terhadap gizi adalah 18
orang (15,7%), yang memiliki tingkat pengatahuan cukup terhadap gizi yaitu
sebanyak 72 orang (62,6%), dan yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik
terhadap gizi adalah 21 orang (18,3%).
Sebagian besar responden yang memiliki tingkat pengetahuan gizi baik
terdapat pada kelompok remaja akhir yaitu sebanyak 12 orang (27,9%).
Namun, responden yang memiliki tingkat pengetahuan gizi baik lebih banyak
pada kelompok perempuan yaitu sebanyak 12 orang (23,5%). Dan sebagian
besar responden yang memiliki tingkat pengetahuan gizi baik terdapat pada
kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 13 orang (23,2%).

V.2. Saran
Berdasarkan penelitian di atas, maka peneliti memberikan saran yang
ditujukan kepada :
a) Pengurus Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat
a. Perlu diadakan penyuluhan tentang gizi dan hal-hal yang terkait
dengan pentingnya gizi dalam kehidupan sehari-hari secara berkala
b. Memberikan perhatian lebih untuk santri yang kurang peduli terhadap
pentingnya gizi.
c. Menyediakan sarana informasi khusus terkait gizi.

33
34

b) Santri Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat


a. Perlu meningkatkan pengetahuan terhadap gizi dengan mencari
informasi melalui media informasi.
b. Perlu meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya gizi untuk tubuh.
c) Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait
dengan tingkat pengetahuan santri terhadap gizi agar melakukan pendekatan
terhadap responden terlebih dahulu agar tidak terjadi kurangnya kepedulian
santri terhadap pentingnya gizi sehingga ketika diberikan kuesioner, mereka
mengisi data sekedarnya saja, akibatnya akan timbul bias pada hasil
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004, h.
1-13.296-308
Budiarto,E. METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN : sebuah pengantar.
EGC, Jakarta, 2003, h.28-56
Departemen Kesehatan (Depkes) . Pedoman Umum Gizi Seimbang. [diakses pada
tanggal 22 Juli 2010]. Diunduh dari :
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/artikel/pangan/DEPKES/pedum_gizi-
seimbang.pdf
Departemen Kesehatan (Depkes). Rencana Pembangunan Jngka Panjang Bidang
Kesehatan 2005-2025.[diakses pada tanggal 20 Januari 2010]. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/downloads/newdownloads/RPJPK%202005_2025.pdf
Fatmanisa (2005). Korelasi Antara Asupan Makanan, Tingkat Pengetahuan Gizi,
Pelayanan Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan Dengan Status Gizi Di Pesantren
X Yogyakarta. [diakses pada tanggal 10 januari 2010]. Diunduh dari:
www.fatmanisa.wordpres.com
Grosvenor. Nutrition From Sceince Life.Hasan. Harcourt College Publisher.
Philadelphia.2002.p:1-7
M,T. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia.cetakan:5 Lantabora Press.
Jakarta.2005 h:291-2
Hartono Andri. Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit. Ed. 2. Editor: Monica Ester. EGC,
Jakarta, 2006 h: 15.
Hidayat, Ajiz A. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Penerbit
Salemba Medika, Jakarta, 2008, h.44-7.60-7.
KEPMENKES RI Nomor: 747/Menkes/SK/VI/2007. Pedoman Operasional Keluarga
Sadar Gizi Di Desa Siaga. [diakses pada tanggal 16 Desember 2009). Diunduh
dari: http://www.gizi.net/kadarzi/ped%20ops%20Kadarzi.pdf

35
36

Munawaroh, L. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dan Pola Makan
Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II
Kabupaten Pekalongan,2006.ABSTRAK. [diakses pada tanggal 22 Juli 2010]
Diunduh dari:
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0116.dir/doc.pdf
Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta,
2003, h. 13.
PATH (UNFPA). Kesehatan reproduksi remaja: membangun perubahan yang
bermakna. C1998. [diakses pada tanggal 4 April 2009]. Diunduh dari :
http://www.path.org/outlook/kesehatan_reproduksi_remaja.pdf.
Supariasa, Bakri. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2001, h.8.
Taufik, M Prinsip –Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan. CV.
Infomedika, Jakarta, 2007, h.34
Lampiran 1
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Program Studi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : …………………………
Umur : ………………………… tahun
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari
penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI REMAJA

TERHADAP GIZI DI PONDOK PESANTREN AL HASAN CIAMIS JAWA

BARAT TAHUN 2010

dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas dengan catatan


bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan
persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.

Ciamis, 2010

Mengetahui Yang menyetujui


Penanggung jawab penelitian Peserta

( ) ( )

37
38

Lampiran 2
KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN

SANTRI REMAJA TERHADAP GIZI DI PONDOK PESANTREN AL

HASAN CIAMIS JAWA BARAT TAHUN 2010

Definisi Gizi
1. Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan adalah pengertian dari...
a. Gizi
b. Makanan
c. Pangan
2. Bahan selain obat yang mengandung ikatan kimia yang dapat diubah
menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam
tubuh, adalah pengertian dari...
a. Gizi
b. Makanan
c. Pangan
3. Istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan adalah
pengertian dari...
a. Gizi
b. Makanan
c. Pangan

Pengelompokan / Klasifikasi Zat Gizi


4. Secara garis besar zat gizi dikelompokan menjadi 6 kelas utama. Di bawah
ini yang termasuk kelompok utama tersebut adalah….
a. Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air
b. Padi-padian, lemak, protein, vitamin, sayuran dan air
c. Karbohidrat, ubi-ubian, protein, air, ikan, dan sayuran
5. Zat gizi yang dibutuhkan tubuh, tetapi tubuh tidak dapat membentuknya
atau tubuh tidak mampu membentuknya dalam jumlah cukup untuk
memenuhi kebutuhannya disebut..
a. Zat gizi esensial
b. Zat gizi non esensial
c. Bukan salah satu di atas
Fungsi Zat Gizi Bagi Tubuh
6. Di bawah ini yang BUKAN merupakan fungsi zat gizi bagi tubuh manusia
adalah sebagai berikut…
a. Sebagai sumber energi / tenaga (zat pembakar)
39

b. Mengatur proses tubuh (zat pengatur)


c. Menghambat pertumbuhan tubuh (zat penghambat)
7. Di bawah ini yang merupakan fungsi zat gizi bagi tubuh manusia adalah…
a. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun)
b. Menghambat pertumbuhan tubuh (zat penghambat)
c. Memperlambat pembentukan energi / tenaga
8. Karbohidrat, lemak dan protein memiliki ikatan kimia yang dapat dibakar
untuk menghasilkan energi (tenaga), ketiga zat gizi tersebut dinamakan
sebagai...
a. Zat pembakar
b. Zat pembangun
c. Zat pengatur
9. Protein, mineral, dan vitamin memiliki fungsi bagi tubuh sebagai...
a. Zat pembakar
b. Zat pembangun
c. Zat pengatur
10. Protein, mineral dan air diperlukan untuk membentuk sel-sel baru,
memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Sehingga ketiga jenis zat
gizi ini disebut sebagai..
a. Zat pembakar
b. Zat pembangun
c. Zat pengatur
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Gizi Terhadap Fungsi Tubuh
11. Ganguan gizi adalah kondisi jika seseorang mengalami…
a. Kekurangan zat gizi
b. Kelebihan zat gizi
c. a dan b benar
12. Ganguan gizi dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
a. Faktor primer dan faktor sekunder
b. Faktor luar (ekstrinsik) dan faktor dalam (intrinsik)
c. Bukan salah satu di atas
13. Bila susunan makanan salah dalam kuantitas (jumlah) dan atau kualitas
(mutu) yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang
baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan dan kebiasaan
makan yang salah, maka termasuk kesalahan dari…
a. Faktor primer
b. Faktor sekunder
c. Faktor luar
14. Semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel tubuh
setelah makanan dikonsumsi. Misalnya gigi-geligi yang tidak baik atau
adanya kelainan pada saluran pencernaan disebut sebagai..
a. Faktor primer
40

b. Faktor sekunder
c. Faktor dalam
Akibat Gizi Kurang Dan Gizi Lebih Pada Proses Tubuh
15. Kurang gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas)
menyebabkan gangguan pada proses-proses berikut ini…
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan struktur dan fungsi otak
c. Benar semua
16. Kurang gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas)
menyebabkan gangguan pada proses-proses berikut ini, KECUALI….
a. Produksi tenaga
b. Istirahat
c. Perilaku
17. Kurang gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas)
menyebabkan gangguan pada proses-proses berikut ini…
a. Pertahanan tubuh
b. Penglihatan
c. Pendengaran
18. Gizi lebih dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan energi
(tenaga) yang dikonsumsi disimpan dalam bentuk…
a. Lemak
b. Protein
c. Karbohidrat
19. Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko dalam terjadinya berbagai
penyakit berikut ini, yaitu…
a. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
b. Penyakit jantung koroner
c. Benar semua
Pedoman Umum Gizi Seimbang
20. Bagaimanakah makanan yang baik untuk kesehatan ?

a. Makanan dengan gizi lebih

b. Makanan dengan kadar gizi seimbang

c. Makanan dengan kadar protein tinggi


41

21. Ada berapakah jumlah pesan yang disampaikan dalam pedoman umum
gizi seimbang?

a. 1

b. 13

c. 7

22. Manakah yang TIDAK termasuk dalam pesan gizi seimbang?

a. Makanlah aneka ragam makanan


b. Makanlah makanan dengan kadar energi tinggi
c. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
23. Manakah yang TIDAK termasuk dalam pesan gizi seimbang?

a. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari


kecukupan energy
b. Makanlah makanan sumber zat besi
c. Makanlah makanan yang berkolesterol tinggi

24. Manakah yang termasuk dalam pesan gizi seimbang?

a. Biasakan makan pagi


b. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya
c. Benar semua

25. Manakah yang TIDAK termasuk dalam pesan gizi seimbang?

a. Lakukan aktivitas fisik secara teratur


b. Makanlah makanan yang masih mentah (belum di masak)
c. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
26. Manakah yang termasuk dalam pesan gizi seimbang?

a. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan


energy
b. Bacalah label pada makanan yang dikemas
c. A dan B benar

27. Manakah yang TIDAK termasuk dalam pesan gizi seimbang?

a. Berikan ASI saja pada bayi sampai 9 bulan dan tambahkan MP –


ASI (makanan pendamping ASI) sesudahnya
b. Hindari minuman beralkohol
c. Gunakan garam beryodium
42

28. Manakah yang termasuk dalam pesan gizi seimbang?

a. Istirahat secara teratur


b. Berikan ASI saja pada bayi sampai 4 bulan dan tambahkan MP –
ASI (makanan pendamping ASI) sesudahnya
c. Pemeriksaan kesehatan secara teratur
43

Lampiran 3
JAWABAN KUESIONER

I. PENGETAHUAN RESPONDEN
Pertanyaan no. Jawaban yang diharapkan Skor Jika jawaban
1. A 1 A (Benar)
0 B, C (Salah)
2. B 1 B (Benar)
0 A,C (Salah)
3. C 1 C (Benar)
0 A,B (Salah)
4. A 1 A (Benar)
0 B, C (Salah)
5. A 1 A (Benar)
0 B,C (Salah)
6. C 1 C (Benar)
0 A,B (Salah)
7. A 1 A (Benar)
0 B,C (Salah)
8. A 1 A (Benar)
0 B,C (Salah)
9. B 1 B (Benar)
0 A,B (Salah)
10. C 1 C (Benar)
0 A,B (Salah)
11. C 1 C (Benar)
0 A,B (Salah)
12. A 1 A (Benar)
0 B,C (Salah)
13. A 1 A (Benar)
0 B,C (Salah)
14. B 1 B (Benar)
0 A,C (Salah)
15. C 1 A (Benar)
0 A (Salah)
16. B 1 B (Benar)
0 A,C (Salah)
17. A 1 A (Benar)
0 A (Salah)
18. A 1 A (Benar)
0 B,C (Salah)
19. C 1 C (Benar)
0 A,B (Salah)
20. B 1 B (Benar)
0 A,C (Salah)
44

21. B 1 B (Benar)
0 A,C (Salah)
22. B 1 B (Benar)
0 A,C (Salah)
23. C 1 C (Benar)
0 A,B (Salah)
24. C 1 C (Benar)
0 A,B (Salah)
25. B 1 B (Benar)
0 A,C (Salah)
26. C 1 C (Benar)
0 A,B (Salah)
27. A 1 A (Benar)
0 B,C (Salah)
28. B 1 B (Benar)
0 A,C (Salah)
Total skor pengetahuan responden 28
45

Lampiran 4
DATA IDENTITAS RESPONDEN

Umur Tingkat Jenis Skor Tingkat


No. Nama
(tahun) pendidikan kelamin Total pengetahuan
1. MS 16 2 SMA L 19 Cukup
2. SKH 17 2 SMA L 19 Cukup
3. GS 17 2 SMA L 18 Cukup
4. OH 16 2 SMA L 19 Cukup
5. AN 17 2 SMA L 17 Cukup
6. FRF 17 2 SMA L 23 Baik
7. AFI 16 2 SMA L 19 Cukup
8. AFH 16 2 SMA L 19 Cukup
9. DS 17 2 SMA L 20 Cukup
10. AH 16 1 SMA L 18 Cukup
11. SLH 15 1 SMA L 13 Kurang
12. HNS 16 1 SMA L 21 Baik
13. RFR 16 1 SMA L 15 Kurang
14. AS 14 1 SMA L 15 Kurang
15. JY 15 1 SMA L 23 Baik
16. JYH 15 1 SMA L 18 Cukup
17. AM 16 1 SMA L 20 Cukup
18. HAA 15 1 SMA L 21 Cukup
19. EU 16 1 SMA L 20 Cukup
20. DH 18 3 SMA L 21 Cukup
21. DP 17 3 SMA L 23 Baik
22. AM 17 3 SMA L 22 Baik
23. AA 18 3 SMA L 22 Baik
24. UNKH 17 3 SMA L 20 Cukup
25. AMAN 17 3 SMA L 18 Cukup
26. MMA 13 3 SMP P 21 Cukup
27. ASG 18 3 SMA L 22 Baik
28. JFD 17 3 SMA L 22 Baik
29. CCH 18 3 SMP L 22 Baik
30. ANY 14 2 SMP L 15 Kurang
31. FAR 14 2 SMP L 17 Cukup
32. DSA 14 1 SMP L 19 Cukup
33. TLS 13 2 SMP L 18 Cukup
34. MRF 12 1 SMP L 10 Buruk
35. RMR 13 1 SMP L 16 Cukup
36. ARSY 14 2 SMP L 16 Cukup
37. MALG 14 2 SMP L 17 Cukup
46

(Sambungan)

Umur Tingkat Jenis Skor Tingkat


No. Nama
(tahun) pendidikan kelamin Total pengetahuan
38. AHMD 13 1 SMP L 14 Kurang
39. MASH 13 2 SMP L 16 Cukup
40. AFSH 13 1 SMP L 7 Buruk
41. SNAJ 14 3 SMP L 21 Cukup
42. DBST 14 2 SMP L 13 Kurang
43. RKSA 13 1 SMP L 16 Cukup
44. AGWL 12 1 SMP L 15 Kurang
45. ASKR 14 2 SMP L 23 Baik
46. DLRZ 14 3 SMP P 22 Baik
47. RYJN 13 1 SMP L 19 Cukup
48. FQAH 11 1 SMP P 13 Kurang
49. VGLT 13 2 SMP P 15 Kurang
50. TMIS 14 3 SMP P 17 Cukup
51. ADIR 14 3 SMP L 24 Baik
52. ENMS 15 3 SMP P 17 Cukup
53. DDES 15 3 SMP P 22 Baik
54. RKHM 14 3 SMP L 16 Cukup
55. AND 16 3 SMP L 7 Buruk
56. AAMH 14 3 SMP P 9 Buruk
57. RZPL 14 3 SMP L 22 Baik
58. ASPM 14 3 SMP L 24 Baik
59. ABCM 15 3 SMP L 14 Kurang
60. IMMS 17 3 SMA P 24 Baik
61. FQFD 13 3 SMA P 19 Cukup
62. INSL 17 3 SMA P 20 Cukup
63. LLFZ 17 3 SMA P 19 Cukup
64. LNNA 17 3 SMA P 19 Cukup
65. AYHN 16 3 SMA P 22 Baik
66. HRRH 16 3 SMA P 17 Cukup
67. NKRN 17 3 SMA P 22 Baik
68. IMSR 16 3 SMA P 21 Cukup
69. AINM 16 3 SMA P 15 Kurang
70. INIK 16 2 SMA P 20 Cukup
71. YPJR 16 2 SMA P 20 Cukup
72. DDNP 16 2 SMA P 19 Cukup
73. ESTF 17 2 SMA P 15 Kurang
74. LNTG 15 2 SMA P 23 Baik
75. LSFT 16 2 SMA P 19 Cukup
76. LSPR 16 2 SMA P 22 Baik
77. DNRM 16 2 SMA P 22 Baik
47

(Sambungan)

Umur Tingkat Jenis Skor Tingkat


No. Nama
(tahun) pendidikan kelamin Total pengetahuan
78. NFLN 15 1 SMA P 17 Cukup
79. NRFD 15 1 SMA P 16 Cukup
80. INRT 14 1 SMA P 19 Cukup
81. YNA 15 1 SMA P 20 Cukup
82. NMHN 15 1 SMA P 20 Cukup
83. FZS 16 2 SMA P 18 Cukup
84. EHSN 17 2 SMA P 20 Cukup
85. YDFH 16 2 SMA P 16 Cukup
86. EMSR 15 1 SMA P 18 Cukup
87. FPM 15 1 SMA P 16 Cukup
88. NAA 13 2 SMP P 20 Cukup
89. RNML 15 1 SMA P 19 Cukup
90. STWS 13 1 SMP P 16 Cukup
91. ZSRH 14 3 SMP P 18 Cukup
92. BLRN 13 2 SMP P 17 Cukup
93. RRJN 13 2 SMP P 22 Baik
94. DMFK 14 3 SMP P 16 Cukup
95. IWSU 12 1 SMP P 14 Kurang
96. RNSU 13 2 SMP P 15 Kurang
97. ARNF 14 2 SMP P 17 Cukup
98. HRAF 14 2 SMP P 19 Cukup
99. LSNW 14 2 SMP P 16 Cukup
100. RSFT 12 1 SMP P 17 Cukup
101. FNML 12 1 SMP P 21 Cukup
102. NVNA 12 1 SMP P 19 Cukup
103. ASFZ 12 1 SMP P 16 Cukup
104. MMDH 12 1 SMP P 17 Cukup
105. WWNF 14 3 SMP P 17 Cukup
106. PPMP 14 3 SMP P 15 Kurang
107. RHKH 14 3 SMP P 16 Cukup
108. SFRD 14 3 SMP P 13 Kurang
109. RIMY 14 3 SMP P 18 Cukup
110. SRHP 12 2 SMP P 16 Cukup
111. DRMD 11 1 SMP P 12 Kurang
112. BRPS 11 1 SMP P 20 Cukup
113. TSMF 12 1 SMP P 19 Cukup
114. FDNS 12 2 SMP P 14 Kurang
115. VNVT 14 3 SMP P 16 Cukup
48

Lampiran 5
HASIL UJI STATISTIK

a) Karakteristik responden berdasarkan usia.

umur_kat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid remaja awal 72 62.6 62.6 62.6
remaja akhir 43 37.4 37.4 100.0
Total 115 100.0 100.0

b) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Statistics
jk
N Valid 115
Missing 0
Jk
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid L 51 44.3 44.3 44.3
P 64 55.7 55.7 100.0
Total 115 100.0 100.0

c) Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

T.DIDIK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMP 59 51.3 51.3 51.3
SMA 56 48.7 48.7 100.0
Total 115 100.0 100.0
49

d) Sebaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan gizi

Tingkat Pengetahuan Gizi Populasi


Statistics
k_rt
N Valid 115
Missing 0
Mean 2.9565
Std. Error of Mean .06464
Median 3.0000
Mode 3.00
Std. Deviation .69322
Variance .481
Range 3.00
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Sum 340.00

k_rt
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Buruk 4 3.5 3.5 3.5
kurang 18 15.7 15.7 19.1
Cukup 72 62.6 62.6 81.7
baik 21 18.3 18.3 100.0
Total 115 100.0 100.0
50

e) Karakteristik Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia

umur_kat * tahu_kat Crosstabulation


tahu_kat
buruk kurang cukup baik Total
umur_kat remaja awal Count 3 15 45 9 72
% within 4.2% 20.8% 62.5% 12.5% 100.0%
umur_kat
remaja akhir Count 1 3 27 12 43
% within 2.3% 7.0% 62.8% 27.9% 100.0%
umur_kat
Total Count 4 18 72 21 115
% within 3.5% 15.7% 62.6% 18.3% 100.0%
umur_kat
k_umur * tngkt Crosstabulation

< median = remaja awal


>median = adalah remaja akhir
51

f) Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pengetahuan

J.klmn * tahu_kat Crosstabulation


tahu_kat
buruk kurang cukup baik Total
J.klmn Perempuan Count 1 10 44 9 64
% within 1.6% 15.6% 68.8% 14.1% 100.0%
J.klmn
Laki-laki Count 3 8 28 12 51
% within 5.9% 15.7% 54.9% 23.5% 100.0%
J.klmn
Total Count 4 18 72 21 115
% within 3.5% 15.7% 62.6% 18.3% 100.0%
J.klmn

g) Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat


pengetahuan

pnddkn * tngkt Crosstabulation


tngkt
buruk kurang cukup baik Total
pnddkn SMA Count 1 7 36 12 56
% within
1.8% 12.5% 64.3% 21.4% 100.0%
pnddkn
SMP Count 3 11 31 8 53
% within
5.7% 20.8% 58.5% 15.1% 100.0%
pnddkn
Total Count 4 18 67 20 109
% within
3.7% 16.5% 61.5% 18.3% 100.0%
pnddkn
52

Lampiran 6
RIWAYAT PENULIS

Identitas:
Nama : USEP SAEPUL IMAM
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat tanggal lahir : Brebes, 23 oktober 1988
Alamat : Kp. Banjarsari No. 13 RT 05/RW 02 Ds. Banjaran
Kec. Salem, Brebes, Jawa Tengah. Kode pos: 52275
No. telepon : +6285 711 274 501
+6221 919 47710
E-mail : usep.s.i@gmail.com

Pendidikan:
 2007 – sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
 2004 – 2007 : Madrasah ‘Aliyah Negeri 2 Ciamis
Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat.
 2001 – 2004 : Madrasah Tsanawiyah As-Salam Salem
 1995 – 2001 : SDN 2 Banjaran

Anda mungkin juga menyukai