Anda di halaman 1dari 3

Maryam binti imran

Dialah ibunda Nabi Isa AS. Seorang wanita yang menghibahkan dirinya untuk beribadah kepada Allah.
Dialah wanita mulia yang mendapatkan kehormatan ditiupkan ruh ke dalam rahimnya. Kemuliaan yang
sekaligus ujian baginya. Mengandung bayi tanpa disentuh seorang laki-lakipun. Dialah wanita yang tegar
menghadapi cercaan dan tuduhan kaumnya. Dialah wanita yang melahirkan tokoh besar Nabi Isa AS.

Asiyah binti muzahim

Kisah Asiyah Terdapat dalam Surat At-Tahrim ayat 11 disebutkan,

Artinya: "Dan Allah membuat isteri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia
berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah
aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim."

Dikisahkan,

Asiyah sedikitnya dua kali menolak keinginan Firaun saat masih hidup dan menjadi istrinya. Pertama, ia
menolak saat hendak dipinang dengan orang yang menganggap dirinya adalah Tuhan. Namun, Asiyah
akhirnya luluh saat orangtuanya ditangkap dan dianggap bertanggung jawab atas penolakannya.

Momen kedua adalah saat Asiyah tidak mau membunuh anak laki-laki yang ditemukannya dalam
keranjang. Asiyah berhasil meyakinkan Firaun yang saat itu mewajibkan tiap anak laki-laki yang baru
lahir harus dibunuh. Anak tersebut kemudian diketahui sebagai Nabi Musa AS yang kelak membawa
wahyu dari Allah SWT dan mengalahkan Firaun.

Pernah dengar kan bahwa dulu nabi musa kecil ingin dibunuh oleh firaun? Nah pada saat itu asiyah istri
firaun tidak rela firaun membunuh nabi musa kecil akhirnya asiyah membuat ide untuk meletakkan nabi
musa kecil di antara bara api dan roti, apabila nabi musa kecil merangkak dan mendekati roti maka nabi
musa adalah anak kecil yang sakti yang ada di mimpi firaun dan harus dia bunuh, tapi Allah berkehendak
lain, nabi musa kecil malah memilih arang dan memakan arang tersebut hingga terjadi luka di dalam
mulut nabi isa kecil.

Ini menandakan bahwa asiyah sangat mencintai dan menyayangi nabi musa dia melakukan segala cara
untuk tetap melindungi nabi musa.

Khadijah binti kwailid

Dikisahkan,
Di akhir usia 30-an, Muhammad sering bertafakur ke gua Hira. Sendiri maupun bersama istrinya,
Khadijah. Ia menjauhkan diri dari masyarakat dan kesibukan dunia. Muhammad mulai merasakan
keanehan. Ia sering melihat dan mendengar hal yang membuatnya tak nyaman. Di saat seperti itu,
Khadijah selalu menenangkan dengan mengucapkan kata-kata lembut.

Dan peristiwa turunnya wahyu pertama pun terjadi. Peristiwa yang membuat hati setiap orang beriman
bergetar. Peristiwa abadi yang tak pernah bosan kita dengarkan.

“Selimuti aku, selimuti aku…,“ pinta Rasulullah ketika sampai di rumah.

Dengan penuh kasih sayang, Khadijah berusaha menenangkan suaminya.

Hal itu membuat Khadijah selalu setia mendampingi suaminya, mendukungnya, dan merekalah
pasangan muslim pertama di dunia. Rasulullah mulai berdakwah pada keluarga dan sahabatnya. Tak
banyak yang mau mengikuti agama baru tersebut. Agama yang hanya menyeru satu Tuhan yaitu Allah
swt.

Fatimah binti Rasulullah

Di awal kenabian saat Rasulullah menunaikan ibadah di depan Ka'bah, ia diganggu oleh sekumpulan
orang Quraisy. Ketika Nabi Muhammad bersujud, orang-orang itu menumpahkan kotoran unta di
punggungnya. Fatimah yang saat itu masih kecil segera berlari menuju ayahnya. Tanpa rasa takut, ia
menghardik orang Quraisy yang mengganggu ayahnya.

Suatu hari, seorang musafir menemui Rasulullah di sebuah masjid. Musafir itu meminta belas kasih
Rasulullah karena bekal makanan dan seluruh hartanya telah habis. Namun, saat itu, Rasulullah tidak
memiliki makanan dan barang-barang yang bisa diberikan kepada si musafir.

Nabi Muhammad kemudian menyuruhnya untuk pergi ke rumahnya dengan maksud menemui Fatimah.
"Pergilah ke tempat yang dicintai Allah dan Rasulnya. Dia lebih mengutamakan Allah daripada dirinya
sendiri, itu lah Fatimah, putriku."

Si musafir pun menemui Fatimah. Sayangnya, Fatimah saat itu tidak memiliki makanan dan uang untuk
diberikan kepada si musafir. Fatimah Az Zahra kemudian ingat ia memiliki kalung hadiah pernikahan dari
sang suami. Dengan ikhlas, Fatimah menyedekahkan kalung tersebut.

Akhir kata,
Bahwasanya dalam berusaha kita tidak boleh patah semangat, karena sejatinya kemudahan itu sudah
Allah sediakan. Maka kita perlu berusaha dan yakini bahwa Allah akan beri kemudahan. Sesulit apapun
kondisi kita pertolongan Allah itu pasti datang. Perlahan kita benahi apa yang masih kurang dari diri kita
agar menjadi wanita sholehah yang akan dikenang dimasa yang akan datang. Demikian ....

Wss. Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai