Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH MULTITASKING, MANAJEMEN WAKTU TERHADAP STRESS KERJA KARYAWAN DI.

PT. TELKOM INDONESIA WITEL MEDAN GRAHA MERAH PUTIH

Latar Belakang

Di dalam suatu organisasi, instansi, atau perusahaan, sumber daya manusia. (SDM) merupakan
hal yang sangat krusial sebagai penggerak dalam mempertahankan, mengarahkan dan
mengembangkan perusahaan. Karyawan sebagai SDM menjadi tenaga kerja serta
menyumbangkan ide kreatif dalam fungsi operasional perusahaan yang diharapkan mampu
mengikuti perkembangan zaman. Seiring dengan perkembangan itu, karyawan diharapkan
memiliki kualitas kerja yang baik. Di balik kualitas kerja yang baik terkadang, ada pekerjaan yang
dikerjakan lebih dari satu dalam satu waktu sehingga karyawan tidak mampu membagi waktu
apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu sehingga akan menimbulkan stress kerja.

PT. Telkom merupakan perusahaan Perseroan (Persero) sebagai penyedia layanan


telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia.Telkom menyediakan layanan InfoComm,
telepon kabel tidak bergerak (fixed Wireline)dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed
wireless), layanan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi.

Dengan adanya label "perusahaan jaringan terbesar di indonesia" menandakan bahwa


pekerjaan dari para pegawai di PT. Telkom akan menjadi lebih menantang dan lebih kompleks,
bagaimana perusahaan mampu memberikan pelayanan terbaik untuk para pelanggan agar
pelanggan tidak jatuh hati ke jaringan atau provider lain.

Keunggulan dari Telkom akan membuat para pekerja harus bekerja ekstra dan memaksimalkan
kinerja terbaik. Dengan permasalahan yang didapati, di Telkom masih terdapat permasalahan
terkait pekerjaan multitasking, dimana pekerjaan dilakukan lebih dari satu pekerjaan dalam
satu waktu. Pekerjaan yang seperti itu akan menimbulkan rasa bosan dan bahkan sampai
timbul rasa stress kerja ini sangat berpengaruh terhadap kinerja dari karyawan dan akan
berdampak juga terhadap output dari perusahaan yang hasilkan.

Multitasking diartikan sebagai suatu kemampuan individu untuk menyelesaikan tugas dalam
satu waktu secara bersamaan, karena pengerjaan banyak tugas dalam sekali waktu dirasa
menjadi lebih efisien. Perilaku multitasking berupa keterlibatan beberapa tugas atau kegiatan
yang dikerjakan secara bersamaan dalam satu waktu sehingga perlu suatu kemampuan dalam
menyelesaikan seperangkat pekerjaan dalam satu periode secara bersamaan atau dengan
peralihan waktu yang sering dan cepat antara satu tugas dengan tugas yang lain, (Widyahastuti,
2016).
Ada teori yang menyatakan Multitasking merupakan kemampuan individu untuk menyelesaikan
tugas dalam satu waktu secara bersamaan, karena pengerjaan banyak tugas dalam sekali waktu
dirasa menjadi lebih efisien (Alkahtani et al., 2016).

Penelitian Jatmika (2018) menemukan bahwa setiap orang memiliki ambang batas yang
berbeda dalam menghadapi dan menyesuaikan dengan tantangan di lingkungan kerja yang
membuatnya bekerja multitasking. Selain itu bobot tugas juga akan mempengaruhi seseorang
melakukan multitasking. Pada pekerjaan yang kompleks, akan menimbulkan beban mental yang
buruk, dan akhirnya berpengaruh kepada performance seseorang dalam bekerja. Hasil
penelitian ini menunjukkan hasil job performance baik sebesar 57,4%, sedangkan job
performance tidak baik sebesar 42,6% .

Riset yang dilakukan Myers dan Evan (dalam Jamon 2014) menemukan bahwa ketika seseorang
melakukan suatu pekerjaan dipengaruhi oleh proses kontrol otak yang cukup rumit.
Multitasking terjadi melalui dua tahap pengolahan, yaitu ada pengaktifan otak, dan
menonaktifkan otak. Otak aktif untuk memutuskan melakukan tugas baru, bukan tugas yang
utama. Kedua, otak menonaktifkan tugas utama dari melakukan tugas yang kedua. Langkah
tersebut membutuhkan waktu kerja setiap kali beralih tugas, meskipun yang dibutuhkan hanya
sepersepuluh detik, namun peralihan tersebut membuat seseorang menunda menyelesaikan
tugas utamanya.

Disamping permasalahan terkait multitasking yang diduga akan berdampak negatif terhadap
karyawan yang akan menimbulkan stress kerja, sebenarnya, ada banyak cara yang dapat
dilakukan oleh individu untuk mengatasi stres dalam hidupnya. Salah satunya adalah dengan
belajar mengelola waktu pribadinya. Manajemen waktu adalah proses tentang bagaimana
seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan target yang dilakukan secara efektif. Waktu
merupakan proses pnbadi dan harus sesuai dengan gaya dan lingkungan individu masing-
masing. Taylor (1990) berpendapat manajemen waktu adalah pencapaian sasaran utama
kehidupan dengan cara mengesampingkan kegiatan-kegiatan yang tidak penting.

Melalui manajemen waktu pribadi dapat menjauhkan diri dari penyakit stres, yang menghantui
setiap orang. Dengan memanajemen kegiatan sehari-hari setidaknya dapat mengurangi beban
yang ada dalam pikiran serta membuat suatu prioritas suatu kegiatan dalam kehidupan sehari-
hari.

Menurut Lazarus dan Lauimer (dalam Izzati, 1996). Stres sangat bersifat individual dan pada
dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu
dengan beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stresor tidak selalu
mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya
individu, tergantung pada persepsinya terhadap penstiwa yang dialammya. Dengan kata lain,
bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh manusia
memandang suatu peristiwa. Stresor yang sama dapat dipersepsi secara berbeda, yaitu dapat
sebagai peristiwa yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi pensitiwa yang berbahaya dan
mengancam. Pemlaian kognitif individu dalam hal ini nampaknya sangat menentukan apakah
stresor itu dapat berakibat positif atau negatif. Pemlaian kognitif tersebut sangat berpengaruh
terhadap respon yang akan muncul (Lazarus dan Lauimer, dalam Izzati, 1996)

Berdasarkan dari permasalahan yang dialami perusahaan, penulis tertarik ingin meneliti,
PENGARUH MULTITASKING, MANAJEMEN WAKTU TERHADAP STRESS KERJA KARYAWAN DI
PT. TELKOM WITEL MEDAN GRAHA MERAH PUTIH

Rumusan Masalah

1. Apakah pekerjaan multitasking berpengaruh terhadap stress kerja karyawan?

2. Apakah time management berpengaruh negatif terhadap stress kerja karyawan?

3. Apakah pekerjaan multitasking, time management berpengaruh terhadap stress kerja karyawan?

Hipotesis

1. Adanya pengaruh signifikan antara multitasking terhadap stress kerja karyawan

2. Adanya pengaruh negatif antara time management terhadap stress kerja karyawan

3. Adanya pengaruh signifikan antara multitasking, time management terhadap stress kerja karyawan

Tujuan

Anda mungkin juga menyukai