Anda di halaman 1dari 8

JURNAL CAKRAWARTI, VOL 6 NO.

1, FEB - JUL 2023

HUBUNGAN STRESS KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI


Dewa Putu Arwidiana, Ni Ketut Citrawati
Program Studi Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
dewa.ariwidiana09@gmail.com

Abstrak - Manajemen sumber daya manusia di setiap organisasi/badan usaha berperan


memfasilitasi kinerja organisasi. Kinerja pegawai merupakan perilaku nyata yang dihasilkan
setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya
dalam suatu badan usaha. Badan usaha pemberi kerja seharusnya memperhatikan kinerja
sumber daya manusia dan stres kerja pada pegawai. Menurut Robbins (2008). Stres kerja
merupakan suatu kondisi keadaan seseorang mengalami ketegangan karena adanya kondisi
yang mempengaruhi dirinya. Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari
dialami oleh para pegawai. Dinamisasi pemanfataan Teknologi Informasi dan tuntutan
profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan banyaknya tekanan-tekanan yang harus
dihadapi individu dalam lingkungan kerja. Para pegawai yang selalu disibukkan dengan
deadline penyelesaian tugas, tuntutan peran di tempat kerja yang semakin beragam dan
kadang bertentangan satu dengan yang lain, masalah keluarga, beban kerja yang berlebihan
dan masih banyak tantangan lainnya yang membuat stress menjadi suatu faktor yang hampir
tidak mungkin untuk dihindari. Permaslahanya apakah ada hubungan antara stress kerja
dengan kinerja pegawai? Penelitian bertujuan untuk mengidentifkikasi stress kerja dan
kinerja serta mengetahui hubungan stress kerja dengan kinerja. Metode penelitian ini adalah
deskripsi kuantitatif dengan Analisa data menggunakan Spearmen rho dengan kemanknaan
0.005, jumlah sample 37 orang (total sampel). Pembahasan, Tingkat stress yang rendah
kinerja karyawan meningkat. Konsep stress mengindikasikan dalam stress yang adaptif dan
stress malladaptif, Stress adaptif mengarah pada tantangan sedangkan stress malladaftif
mengarahkan perilaku individual pada prilaku stagnan dan cendrung understimulation.
Kondisi understimulation, pegawai tidak memiliki tantangan sampai pada suatu titik optimal
tertinggi akan mempengarauhi penurunan kinerja. Stress kerja yang adaftif mencipatakan
ide-ide yang inovatif, antusiasme, dan output yang konstruktif. Tingkat stress malladaftif
yang berlebihan akan menyebabkan karyawan dalam kondisi tertekan, karena tidak mampu
lagi mengatasi tugas yang terlalu berat , SImpulan : semakin rendah stress kerja semakin
meningkat kinerja pegawai.
Kata kunci: Stress, kinerja,sumber daya manusia

Abstract - Human resource management in every organization/business entity has a role in


facilitating organizational performance. Employee performance is a real behavior that is
produced by everyone as work performance produced by employees in accordance with their
role in a business entity. Employer business entities should pay attention to the performance
of human resources and work stress on employees. According to Robbins (2008). Job stress
is a condition in which a person experiences tension due to conditions that affect him. Stress
at work is something that employees experience almost every day. The dynamization of the
use of Information Technology and the increasingly high demands for professionalism have
led to many pressures that must be faced by individuals in the work environment. Employees
who are always busy with task completion deadlines, the demands of roles in the workplace

Dewa Putu Arwidiana & Ni Ketut Citrawati 116


JURNAL CAKRAWARTI, VOL 6 NO. 1, FEB - JUL 2023

are increasingly diverse and sometimes conflict with one another, family problems,
excessive workloads and many other challenges that make stress a factor that is almost
impossible to avoid. . The problem is, is there a relationship between job stress and employee
performance? This study aims to identify work stress and performance and determine the
relationship between work stress and performance. This research method is a quantitative
description with data analysis using Spearmen rho with a significance of 0.005, the number
of samples is 37 people (total sample). Discussion, Low stress levels increase employee
performance. The concept of stress indicates that in adaptive stress and maladaptive stress,
adaptive stress leads to challenges while maladaptive stress directs individual behavior to
stagnant behavior and tends to understimulation. Understimulation conditions, employees
do not have challenges to the highest optimal point will affect performance decline. Adaptive
work stress creates innovative ideas, enthusiasm, and constructive output. Excessive levels
of maladaptive stress will cause employees to be in a depressed condition, because they are
no longer able to cope with tasks that are too heavy. Conclusion: the lower the work stress,
the higher the employee's performance.
Keywords: Stress, performance, human resources

PENDAHULUAN adanya kondisi yang mempengaruhi


Pegawai merupakan salah satu aset dirinya. Stres di tempat kerja merupakan
yang sangat penting oleh karena pegawai hal yang hampir setiap hari dialami oleh
dalam organisasi dituntut untuk para pegawai. Dinamisasi pemanfataan
memberikan kontribusi positif melalui Teknologi Informasi dan tuntutan
kinerja yang baik, mengingat kinerja profesionalitas yang semakin tinggi
organisasi maupun badan usaha pemberi menimbulkan banyaknya tekanan-tekanan
kerja sangat tergantung pada kinerja yang harus dihadapi individu dalam
pegawainya. Pegawai yang merupakan lingkungan kerja. Para pegawai yang selalu
tenaga kerja bagi suatu organisasi kadang disibukkan dengan deadline penyelesaian
kala diabaikan sebagai aset yang berharga. tugas, tuntutan peran di tempat kerja yang
Badan usaha pemberi kerja sering semakin beragam dan kadang bertentangan
mengganggap bahwa pegawai hanya satu dengan yang lain, masalah keluarga,
sebagai beban yang harus selalu ditekan beban kerja yang berlebihan dan masih
untuk mengurangi biaya. (Iswandi, 2021) banyak tantangan lainnya yang membuat
Manajemen sumber daya manusia stress menjadi suatu faktor yang hampir
di setiap organisasi/badan usaha berperan tidak mungkin untuk dihindari.(Iswandi,
memfasilitasi kinerja organisasi. Kinerja 2021)
pegawai merupakan perilaku nyata yang Stress kerja secara umum terjadi
dihasilkan setiap orang sebagai prestasi pada setiap unit kerja baik pemerintah
kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai maupun swasta. Penelitian ini akan
dengan perannya dalam suatu badan usaha. dilakukan pengambilan data di Kantor
Badan usaha pemberi kerja seharusnya Kecamatan Denpasar Utara mengingat
memperhatikan kinerja sumber daya kantor Kecamatan Denpasar Utara
manusia dan stres kerja pada pegawai. merupakan Kantor Kecamatan pemekaran
Menurut Robbins (2008). Stres kerja kecamatan (tahun 2006) dibandingkan
merupakan suatu kondisi keadaan dengan Kantor Kecamatan lainnya di Kota
seseorang mengalami ketegangan karena Denpasar. Kantor Kecamatan Denpasar

Dewa Putu Arwidiana & Ni Ketut Citrawati 117


JURNAL CAKRAWARTI, VOL 6 NO. 1, FEB - JUL 2023

Utara memiliki 27 orang pegawai negeri daya manusia dalam pelayanan public,
sipil, 34 orang pegawai kontrak dan 1 orang memberikan gambaran umum konsep
tenaga harian lepas. Berdasarkan hasil manajemen sumber daya manusia dalam
wawancara dengan Pelaksana Lapangan
Teknis (Plt) Umum dan Kepegawaian tatanan teoritis keilmuan.
pegawai menunjukkan gejala strees kerja
akibat penerapan system Informasi dan METODE
teknologi yang terimplementasi dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan
system. Sistem yang diterima dan harus penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
dilaksanakan sewaktu-waktu terjadi adalah suatu penelitian yang pada dasarnya
perubahan. Perubahan maupun tambahan
menggunakan pendekatan deduktif-
sistem paling minim setiap tahun dan paling
cepat ada sistem yang harus di induktif. Pendekatan ini berangkat dari
implementasikan dalam seminggu ada suatu kerangka teori, gagasan para ahli,
dua(2) system. Menurut Ka.Bag Umum dan maupun pemahaman peneliti berdasarkan
Kepegawaian, system yang sebelumnya pengalamannya, kemudian dikembangkan
belum dipahami dan belum tertuntaskan
menjadi permasalahan-permasalahan yang
sudah menyusul aplikasi baru. Kejadian
yang sering terjadi sumber daya manusia diajukan untuk memperoleh pembenaran
yang bertanggung jawab pada system (verifikasi) atau penolakan dalam bentuk
mengalami stagnan dalam menuntaskan dokumen data empiris lapangan.
pekerjaan bahkan sampai diluar jam kerja
sehingga dilaporkan ada 1 pegawai yang Hasil penelitian
jatuh sakit akhirnya meninggal dan 1
pegawai yang membiarkan pekerjaan Karakteristik subyek penelitian .
(Wawancara, Plt Bag Umum dan subyek penelitian berdasarkan jenis
kepegawaian, 2022) kelamin dan Pendidikan.
Uraian latar belakang diatas Jenis
menginspirasi peneliti untuk mengamati No Pendidikan Kelamin Jml
secara detail hubungan stress kerja dengan L P
kinerja sumber daya manusia di Kantor 1 Magister (S2) 4 - 4
Kecamatan Denpasar Utara, sehingga 2 Strata 1 (S1) 8 3 11
diperoleh bahan rujukan yang dapat 3
Diploma/Sain
5 2 7
dipertimbangkan oleh bagian kepegawaian Terapan
di kecamatan untukl menseimbangkan 4 SMA/K 8 7 15
antara tingkat stress kerja dengan capaian Total 25 12 37
kinerja sehingga mampu mendukung
percepatan capaian visi Kota Denpasar Hasil dan Analisa Data
melalui unit kerja di wilahyah kecamatan. Identifikasi stress kerja pegawai
Tujuan penelitian, Mengidentifikasi stress Hasil penelitian diperoleh data tentang
kerja pegawai, Mengidentifikasi Kinerja stress kerja.
pegawai, Menganalisis hubungan stress
kerja dengan kinerja pegawai Manfaat
Penelitian, dapat membantu
pengembangan konsep manajemen sumber

Dewa Putu Arwidiana & Ni Ketut Citrawati 118


JURNAL CAKRAWARTI, VOL 6 NO. 1, FEB - JUL 2023

merugikan pegawai ataupun perusahaan


(Munandar, 2008). Dampak negatif
(Distress) yang diakibatkan stres kerja
dapat berupa gejala fisik, maupun psikis.
Gejala fisiologis mengacu pada
perubahan metabolisme, meningkatnya
tekanan darah, penyebab serangan
Tabel identifikasi hasil penelitian jantung, dan sering timbulnya sakit
tentang stress kerja diperoleh bahwa kepala, sedangkan untuk gejala psikologis
tingkat stress mayoritas rendah 72,9 % bisa berupa cemas, depresi, gelisah,
(27 orang), namun ada responden dengan gugup, dan agresif terhadap orang lain.
posisi pada tingkat stress sedang 16,2% (6 Prestasi pegawai tidak cukup hanya
orang). dengan stress kerja dari pegawai itu
Menurut Hasibuan (2013), sendiri, tetapi bisa juga dilakukan melalui
prestasi kerja merupakan hasil kerja yang peningkatan motivasi kerja (Yanne Aldi,
dicapai oleh seseorang dalam 2018).
melaksanakan tugas-tugas yang Menurut peneliti berdasarkan
dibebankan kepadanya yang didasarkan hasil penelelitian, menunjukkan bahwa
atas kecakapan, pengalaman, dan stress kerja berada pada posisi tingkat
kesungguhan serta waktu. Faktor-faktor rendah memungkinkan untuk mencapai
yang mempengaruhi prestasi kerja prestasi kerja yang tinggi. Obyek
menurut Martoyo (2007:141), adalah penelitian merupakan pegawai negeri dan
motivasi, kepuasan kerja, tingkat stress, pegawai kontrak telah diupayakan untuk
kondisi fisik pekerjaan, kompensasi, memperoleh kesejahteraan secara
aspek-aspek ekonomi, aspek-aspek teknis psikososial, kecukupan rasio antara
dan prilaku-perilaku lainnya. Stres yang jabatan maupun fungsional berdasarkan
sering dialami oleh karyawan akibat jam kerja yang mengaju pada pedoman
lingkungan yang di sekitar tempat jam kerja pemerintah, sehingga para
bekerjaakan mempengaruhi prestasi pegawai merasakan kesejahteraan dan
kerjanya, sehingga organisasi atau kenyamanan secara psikososial. Kondisi
perusahaan perlu untuk meningkatkan tersebut mampu memberikan
atau mengkaji mutu organisasional bagi keseimbangan antara pemenuhan
para pegawai. Menurunnya stres yang psikososial dengan pemenuhan
dialami pegawai pasti akan meningkatkan kebutyuhan biologis yang mamp[u
kesehatan atau mutu di dalam organisasi. menurunkan tingkat stress
Stres kerja dapat berakibat positif mengakibatkan tingkat stress pada
(eustress) yang dibutuhkan guna pegawai pada posisi rendah. Kondisi ini
menghasilkan prestasi yang tinggi, namun mampu memberikan kinerja yang
seringkali stres kerja lebih banyak meningkat untuk mencapai target atau

Dewa Putu Arwidiana & Ni Ketut Citrawati 119


JURNAL CAKRAWARTI, VOL 6 NO. 1, FEB - JUL 2023

indicator kinerja sesuai dengan tugas dan instansi pemerintah akan lebih dilihat dari
fungsi pokoknya. kemampuan instansi tersebut berdasarkan
Identifikasi Kinerja sumber daya yang dikelolanya untuk
mencapai hasil sesuai dengan rencana yang
Hasil penelitian kinerja diperoleh sebagai telah dituangkan dalam perencanaan
berikut: strategis. Expectation gap merupakan
Identifikasi Kinerja kesenjangan yang terjadi karena adanya
Kinerja perbedaan antara harapan masyarakat
Ren Se Ting Total dengan apa yang sebenarnya menjadi
dah dang gi
pedoman mutu manajemen suatu organisasi
Rendah 0 3 27 30
Stres yang menyediakan layanan publik. Hal ini
Sedang 0 3 3 6
Kerja sebagai akibat dari belum adanya sistem
Tinggi 1 0 0 1
pengukuran kinerja formal yang dapat
Total 1 6 30 37
menginformasikan tingkat keberhasilan
suatu instansi pemerintah. Para pengelola
Hasil penelitian tentang kinerja pemerintahan sering mempunyai anggapan
pegawai diperoleh bahwa kinerjanya tinggi bahwa ukuran keberhasilan suatu instansi
yaitu 72.9 % (27 orang), namun diperoleh pemerintah ditekankan pada kemampuan
data bahwa ada kinerjanya rendah 2,7 % (1 instansi tersebut dalam menyerap anggaran.
orang). Pada era reformasi saat ini, Jadi, suatu instansi dinyatakan berhasil jika
fenomena pengukuran keberhasilan yang dapat menyerap 100% anggaran
hanya menekankan pada input seperti di pemerintah walaupun hasil maupun
atas banyak mendapat sorotan tajam dari dampak yang dicapai dari pelaksanaan
berbagai pihak. Oleh karena itu program tersebut masih berada jauh di
dipertimbangkan untuk memperbaiki bawah standar. Keberhasilan ini hanya
indikator keberhasilan suatu instansi ditekankan pada aspek input tanpa melihat
pemerintah agar lebih mencerminkan tingkat output maupun dampaknya.
kinerja sesuangguhnya. Modul Sosialisasi Sementara masyarakat mengharapkan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi keberhasilan instansi pemerintah adalah
Pemerintah dijelaskan bahwa tingkat tindakan nyata yang bisa meningkatkan
keberhasilan suatu instansi pemerintah kesejahteraan pegawai.
harus memperhatikan seluruh aktivitas. Menurut peneliti berdasarkan hasil
Tingkat keberhasilan harus diukur tidak penelitian menunjukkan kinerja pegawai
semata-mata kepada input dari program dalam katagori tinggi merupakan hal yang
instansi tetapi lebih ditekankan kepada wajar oleh karena para pegawai baik negeri
output, proses, manfaat, dan dampak dari
program instansi tersebut bagi
kesejahteraan masyarakat. Melalui suatu
pengukuran kinerja, keberhasilan suatu

Dewa Putu Arwidiana & Ni Ketut Citrawati 120


JURNAL CAKRAWARTI, VOL 6 NO. 1, FEB - JUL 2023

Kinerja semakin rendah stress kerja semakin tinggi


Ren Se Ting Total kinerja pegawai.
dah dang gi
Analisis data penelitian untuk
Rendah 0 3 27 30
mengetahui hubungannya dengan
Stres Sedang 0 3 3 6
Kerja Spearman rho
Tinggi 1 0 0 1 Analisis hubungan stress kerja dengan
Total 1 6 30 37 kinerja, Berdasarkan Uji normalitas data
sipil maupun kontrak menjalankan tugas dilakukan untuk mengetahui kenormalitasan
dan fungsi pokok sesuai dengan kompetensi data, uji yang digunakan adalah Spearman
Rho dikarenakan jumlah sampel kurang dari
yang dimilikinya. Pegawai yang
50 sampel. Batas kemaknaan yang
ditugaskan, jika belum memiliki digunakan adalah p=0,05. Hasil penelitian
kompetensi difasilitasi dengan pelatihan- yang diperoleh menunjukkan bahwa p value
pelatihan sebagai penunjang dalam 0.002 berarti ni p value lebih kecil yang
menjalankan tugas dan fungsi pokoknya. menunjukkan stress kerja dengan kinerja ada
hubungan yang signifikans.
Peningkatan kinerja didukung dengan
Data pada table 5 menunjukkan
peningkatan kompetensi maka bahwa antara stress kerja dengan kinerja ada
menghasilkan kinerja yang tinggi. hubungan yang signifikans. Tingkat stress
yang rendah kinerja karyawan meningkat.
Correlations Konsep stress mengindikasikan dalam stress
stres_ker yang adaptif dan stress malladaptif, Stress
ja kinerja adaptif mengarah pada tantangan sedangkan
Spear stres_k Correlation
1.000 -.502** stress malladaftif mengarahkan perilaku
man's erja Coefficient
rho
individual pada prilaku stagnan dan
Sig. (2-tailed) . .002 cendrung understimulation. Kondisi
N 37 37 understimulation, pegawai tidak memiliki
kiner Correlation tantangan sampai pada suatu titik optimal
-.502** 1.000
Coefficient tertinggi akan mempengarauhi penurunan
ja
Sig. (2-tailed) .002 . kinerja. Stress kerja yang adaftif
mencipatakan ide-ide yang inovatif,
N 37 37
antusiasme, dan output yang konstruktif.
Analisis hubungan stress kerja Tingkat stress malladaftif yang berlebihan
dengan kinerja, data hasil penelitian akan menyebabkan karyawan dalam kondisi
berdasarkan crosstab antara Stress Kerja tertekan, karena tidak mampu lagi mengatasi
dengan Kinerja diperoleh sebagai berikut: tugas yang terlalu berat.
Cross Tab Stress kerja dengan kinerja Stress kerja yang dialami oleh
pegawai dapat membuat kinerja karyawan
Berdasarkan hasil penelitian menjadi buruk sesuai dengan teori Susanto
menunjukkan bahwa stress kerja rendah (2010) yang mengatakan bahwa stres yang
yang menodminasi pegawai menghasilkan berlebihan, berkepanjangan, tak
kinerja tinggi sebesar 72,9% ( 27 orang), terpecahkan, akan berpengaruh negatif pada
tetapi ada juga pegawai yang mengalami kesehatan dan kinerja. Selain itu juga sesuai
stress kerja sedang mampu menghasilkan dengan teori Hamid (2014) mengatakan
kinerja tinggi 8,1% (3 orang). Berdasarkan beban kerja yang tidak proporsional akan
data penelitian menunjukkan bahwa berdampak pada rasa stres, terutama yang

Dewa Putu Arwidiana & Ni Ketut Citrawati 121


JURNAL CAKRAWARTI, VOL 6 NO. 1, FEB - JUL 2023

telah melampaui tingkat moderat akan pada hasil kinerja sering memicu adanya
menimbulkan dampak negatif, yaitu Human error (kelalaian karena
ketidakpuasan kerja yang selanjutnya akan kebiasaaan) dan mechine error
berdampak pada motivasi yang rendah.
(Kesalahan karena system yang tidak di
Motivasi yang rendah tersebut akan
menghasilkan kinerja yang buruk. Pegawai up date).
yang terbebas dari stres akan merasakan 3. Adanya hubungan yang signifikans
tingkat kepuasan yang tinggi, sehingga antara stress kerja dengan kinerja
motivasi kerjanya meningkat dan kinerjanya pegawai, disaran bagian kepegawaian
pun juga ikut meningkat untuk monitoring dan evaluasi secara
berkala pencapaian indicator kinerja dan
SIMPULAN DAN SARAN
berupaya merancang kestabilan beban
Simpulan kerja para pegawai dengan
Identifikasi stress kerja pegawai melaksakanan analisa beban kerja
dalam katagori mayoritas rendah 72,9 % (27 pegawai.
orang) pada semua bagian atau unit kerja, (2)
Daftar Pustaka
Identifikasi kinerja pegawai dalam katagori
tinggi 72.9 % (27 orang), namun diperoleh Dhini Rama Dhania. (2010). Pengaruh Stres
Kerja , Beban Kerja Terhadap
data bahwa ada kinerjanya rendah 2,7 % (1
Kepuasan( Studi Pada Medical
orang) berarti adanya variasi capaian kinerja Representatif Di Kota Kudus ). Jurnal
di bagian/unit kerja, (3) Hubungan stress Psikologi Universitas Muria Kudus,
kerja dengan kinerja ada bubungan yang I(1), 15–23.
signifikans dengan p value lebih kecil dari Hapid, H., & Sunarwan, A. R. (2016).
0.05. Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap
Saran Kinerja Karyawan Pt. Financia Multi
1. Stress kerja pegawai dalam katagori Finance Palopo. Jurnal Ekonomi
rendah 72,9 % (27 orang) pada semua Pembangunan STIE Muhammadiyah
bagian atau unit kerja disarankan bagian Palopo, 1(2), 7–16.
kepegawaian menbuat jadwal secara https://doi.org/10.35906/jep01.v1i2.10
9
berkala untuk pelaksanaan acara sosial
untuk memupuk rasa kekeluargaan dan Hm, M., Syariah, F., Islam, E., Sultan, I., &
kebersamaan di luar kantor seperti Gorontalo, A. (2012). Stres Kerja Dan
Kinerja Dalam Perspektif Teori Dan
Familly gathering, out bond dan
Bukti Empirik. Jurnal Ekonomika
sejenisnya Bisnis, 03(02).
2. Kinerja pegawai juga dalam katagori https://doi.org/10.22219/jekobisnis.v3i
tinggi dan mampu mencapai target 2.2234
sesuai dengan indikator kinerja pada Iswandi, A. (2021). Analisis Pengelolaan
masing-masing unit kerja disarankan Manajemen Sumber Daya Manusia (
pada bagian kepegawaian untuk Sdm ) Dalam Upaya Meningkatkan
melakukan montoring dan evaluasi Kinerja Dan Motivasi Melalui Reward
secara berkala, oleh karena zona nyaman System ( Artikel Studi Manajemen

Dewa Putu Arwidiana & Ni Ketut Citrawati 122


JURNAL CAKRAWARTI, VOL 6 NO. 1, FEB - JUL 2023

Sumber Daya Manusia ). JIHHP Jurnal 3


Ilmu Hukum Humaniora Dan Politik, Saputra, M. G., Nurdiana, F., M.Kes, N., &
1(3), 280–288. Mabruri, M. F. Al. (2020). Hubungan
https://doi.org/10.38035/jihhp.v1i3 Peran Ganda Dan Stres Kerja Dengan
Krisnawati, S., & Lestari, Y. T. (2018). Stres Kinerja Perawat Wanita Di Pelayanan
Kerja Dan Konflik Kerja Pengaruhnya Rumah Sakit. Journal Of Health Care,
Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal 1(2).
Riset Manajemen Dan Bisnis (JRMB) http://jurnal.umla.ac.id/index.php/JOH
Fakultas Ekonomi UNIAT, 3, 287–294. C/article/view/206
https://doi.org/10.36226/jrmb.v3is1.14 Sylvester Simanjuntak, D., Nadapdap, K., &
6 Artikel, I. (2015). Pengaruh Persepsi
Linawati. (2020). Penilaian Prestasi Kerja Penilaian Prestasi Kerja terhadap
(Performance Appraisal). Jurnal Kepuasan Kerja Karyawan. Universitas
Ekonomi Bisnis Dan Sosial, 4(1), 61– Methodist Indonesia Jalan Hang Tuah,
75. 3(2), 6–13.
file:///C:/Users/user/Downloads/427- http://ejournal.lmiimedan.net/index.ph
1179-1-PB.pdf p/jm/article/view/8/8
Mangkunegara. (2016). 済無No Title No Uhing, Y., & Mandagie, A. S. (2016).
Title No Title. Kinerja, July, 1–23. Pengaruh Lingkungan Kerja,
Komunikasi Dan Stres Kerja Terhadap
Nazenin, S., & Palupiningdyah, P. (2014). Kinerja Pegawai Pada Politeknik
Peran Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Kesehatan Manado. Jurnal Riset
Untuk Mengurangi Turnover Intention. Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Jurnal Dinamika Manajemen, 5(2), Akuntansi, 4(1), 344–354.
220–227.
https://doi.org/10.15294/jdm.v5i2.366

Dewa Putu Arwidiana & Ni Ketut Citrawati 123

Anda mungkin juga menyukai