Anda di halaman 1dari 3

KALIMATULLAHI HIYAL ‘ULYA

Kalimat Allah-lah yang Tertinggi

Allah Ta’ala berfirman,

‫ص ُرو اهُ ِإ َّلا‬


ُ ‫ص َر اهُ فَقَ ْاد ت َ ْن‬ ‫ِي َكف َُروا الَذِينَا أ َ ْخ َر َج اهُ إِ اذْ َا‬
َ َ‫ّللاُ ن‬ ‫ْن ثَان َا‬ ‫صاحِ بِ ِاه يَقُولُا إِ اذْ الْغ ِا‬
‫َار فِي ُه َما إِ اذْ اثْنَي ِا‬ ‫ن َا‬
َ ‫ّل ِل‬ ‫ن ت َحْزَ ْا‬ ‫ّللا فَأ َ ْنزَ لَا ۖا َمعَنَا ََا‬
‫ّللا إِ َا‬ َ ‫علَ ْي ِاه‬
‫سكِينَتَهُ َُا‬ َ
ُ ‫ل ت ََر ْوهَا لَ ْام ِب ُجنُودا َوأَيَدَاه‬ ‫ن َك ِل َم اةَ َو َجعَ َا‬‫سفْلَىا َكف َُروا الَذِي َا‬ُّ ‫ّللا َو َك ِل َم اة ُ ۖا ال‬ ‫ّللا ۖا الْعُ ْليَا ه َا‬
‫ِي َِا‬ ‫ع ِزيزا َو َُا‬ َ ‫َحكِيما‬

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu)
ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari
dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: ‘Janganlah kamu
berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’. Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada
(Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan
kalimat orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah, 9: 40)

Diantara makna ayat ini adalah penegasan bahwa ajaran kemusyrikan kaum jahiliyyah pasti dikalahkan;
sedangkan ajaran tauhid pasti akan dimenangkan oleh Allah Ta’ala. Ada perbedaan yang nyata antara
ajaran syahadatain dengan afkarul jahiliyyah (pemikiran/ajaran jahiliyyah).

1. Pertama, ajaran syahadatain adalah kalimatullah (berasal dari wahyu Allah).

‫ُم ْس ِل ُمونَا أ َ ْنت ُ ْام فَ َهلْا َواحِ دا إِلَها إِلَ ُه ُك ْام أَنَ َما إِلَ َا‬
‫ي يُو َحى إِنَ َما قُلْا‬

“Katakanlah: ‘Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: ‘Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan
Yang Esa. maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)’”. (QS. Al-anbiya, 21: 108)

Sedangkan afkarul jahiliyyah berasal dari kalimatulladzina kafaru (ajaran orang-orang kafir) yang tidak
berdasar,

َ ‫ل هُودًا أَخَاهُ ْام‬


‫عادا َوإِلَى‬ ‫ن لَ ُك ْام َما َا‬
‫ّللاَ ا ْعبُدُوا قَ ْو ِام يَا قَا َا‬ ‫غي ُْر اهُ إِلَها مِ ْا‬ ‫ّل أ َ ْنت ُ ْام إِ ْا‬
َ ‫ن‬ ‫ُم ْفت َُرونَا إِ َ ا‬

“Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah,
sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.’” (QS. Huud, 11:
50)

‫علَ ْي ِه ْام أ َ ْنزَ ْلنَا أ َ ْما‬ َ ‫يُ ْش ِر ُكونَا ِب ِاه كَانُوا ِب َما يَتَكَلَ ُام فَ ُه َاو س ُْل‬
َ ‫طانًا‬

“Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan, lalu keterangan itu menunjukkan
(kebenaran) apa yang mereka selalu mempersekutukan dengan Tuhan?” (QS. Ar-Ruum, 30: 35)

‫ل َو ِإذَا‬ ‫ّللا أ َ ْنزَ َا‬


‫ل َما ِإلَى تَعَالَ ْوا لَ ُه ْام قِي َا‬ ‫ُول َو ِإلَى َُا‬ َ ‫علَ ْي ِاه َو َج ْدنَا َما َح ْسبُنَا قَالُوا‬
‫الرس ِا‬ َ ‫ّل آبَاؤُ هُ ْام َاكانَا أ َ َولَ ْاو آبَا َءنَا‬
‫ش ْيئ ًا يَ ْعلَ ُمونَا َ ا‬ ‫يَ ْهتَدُونَا َو َ ا‬
َ ‫ّل‬
“Apabila dikatakan kepada mereka: ‘Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul’.
Mereka menjawab: ‘Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya’.
Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk ?” (QS. Al-Maidah, 5: 104)

2. Kedua, ajaran syahadatain adalah kalimatut tauhid (kalimat yang mengajak mengesakan
Allah),

‫س ْلنَا َو َما‬
َ ‫ن أ َ ْر‬
‫ن قَ ْبلِكَا مِ ْا‬ ‫ّل أَنَ اهُ إِلَ ْي ِاه نُوحِ ي إِ َ ا‬
‫ّل َرسُولا مِ ْا‬ ‫ُون أَنَا إِ َ ا‬
‫ّل إِلَ اه َ َ ا‬ ‫فَا ْعبُد ِا‬

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya:
‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku’”.
(QS. Al-Anbiya, 21: 25)

Sedangkan afkarul jahiliyyah mengajarkan kalimatusy syirk (kalimat yang mengajak kepada syirik),

‫ن ت َ ْعبُدُونَا َما‬ ‫س َم ْيت ُ ُموهَا أ َ ْس َما ًاء إِ َ ا‬


‫ّل دُونِ ِاه مِ ْا‬ َ ‫ّللاُ أ َ ْنزَ لَا َما َوآبَاؤُ كُ ْام أ َ ْنت ُ ْام‬ َ ‫ن س ُْل‬
‫طانا مِ ْا‬
‫ن بِ َها َا‬ ‫ّل ْال ُح ْك ُام إِ ِا‬ ‫ّل أ َ َم َار ِ َِا‬
‫لِل إِ َ ا‬ ‫ّل ت َ ْعبُدُوا أ َ َ ا‬ ‫ِن ْالقَيِ ُام الدِي ُا‬
‫ن ذَلِكَا إِيَا اهُ إِ َ ا‬ ‫َولَك َا‬
‫اس أ َ ْكث َ َار‬
‫ّل الن َ ِ ا‬ ‫يَ ْعلَ ُمو َا‬
‫ن َا‬

“Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan
nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama
itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah
selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf, 12: 40)

‫ِي ِإ ْنا‬ ‫س َم ْيت ُ ُموهَا أ َ ْس َماءا ِإ َ ا‬


‫ّل ه َا‬ َ ‫ل َما َوآبَاؤُ كُ ْام أ َ ْنت ُ ْام‬
‫ّللا أ َ ْنزَ َا‬ َ ‫ن س ُْل‬
‫طانا مِ ْا‬
‫ن ِب َها َُا‬ ‫ن ِإ َ ا‬
‫ّل يَت َ ِبعُونَا ِإ ْا‬ َ ‫س ت َ ْه َوى َو َما‬
‫الظ َا‬ ‫ْال ُهدَى َر ِب ِه ُام مِ ْا‬
‫ن َجا َء ُه ْام َولَقَدْا ْاْل َ ْنفُ ُا‬

“Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak
menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang
petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.” (QS. An-Najm, 53: 23)

3. Ketiga, syahadatain merupakan kalimatut takwa (ajaran ketakwaan) sedangkan afkarul


jahiliyah merupakan kalimatul jahiliyyah (ajaran kebodohan berdasarkan fanatisme),

ْ‫ل إِ اذ‬ ‫ّللا فَأ َ ْنزَ لَا ْال َجا ِه ِليَ ِاة َحمِ يَ اةَ ْال َحمِ يَ اةَ قُلُوبِ ِه ُام فِي َكف َُروا الَذِينَا َجعَ َا‬ َ ‫علَى‬
‫سكِينَتَهُ َُا‬ َ ‫ق َوكَانُوا الت َ ْق َوى َك ِل َم اةَ َوأ َ ْلزَ َم ُه ْام ْال ُمؤْ مِ نِينَا َو‬
َ ‫علَى َرسُو ِل ِاه‬ ‫بِ َه ا أ َ َح َا‬
‫ّللا َوكَانَا َوأ َ ْهلَ َها‬
‫ل َُا‬‫َيءا ِب ُك ِا‬
ْ ‫علِي ًما ش‬َ

“Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah
lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu’min dan Allah
mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut
memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Fath, 48: 26)
Ayat ini turun berkenaan dengan Suhail bin Amr yang tidak menerima kata ‘bismillahirrahmanirrahim’
tertulis di naskah perjanjian Hudaibiyah karena terdorong kesombongan dan sifat fanatisme jahiliyah. Dia
bersikukuh untuk menuliskan kata ‘bismika Allahumma’ yang sudah menjadi kebiasaan dalam
masyarakat Arab.

4. Keempat, syahadatain adalah kalimatut thayyib (kalimat yang baik) yang ats-tsabitah
(kokoh),

‫ْف ت َاَر أَل َ ْما‬


‫ب َكي َا‬
‫ض َر َا‬ ‫ل َا‬
َ ُ‫ّللا‬ ‫طيِبَ اةً َك ِل َم اةً َمث َ ً ا‬
َ ‫ش َج َرةا‬ َ ‫صلُ َها‬
َ ‫طيِبَةا َك‬ ْ َ ‫ع َها ثَابِتا أ‬
ُ ‫س َما فِي َوفَ ْر‬
َ ‫ال‬

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti
pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit” (QS. Ibrahim, 14: 24)

Syahadatain diumpamakan sebagai pohon yang baik, akarnya teguh menghujam ke bumi dan dahannya
rimbun menjulang ke langit. Pohon yang baik itu dalam peradaban Indonesia digambarkan “akarnya
tempat bersila, batangnya tempat bersandar, daunnya tempat bernaung, dan buahnya lezat dimakan”.
Artinya memberikan manfaat yang banyak.

‫ل أ ُ ُكلَ َها تُؤْ تِي‬ ‫ّللاُ َويَض ِْربُا َربِ َها بِإِ ْذ ِا‬
‫ن حِ ينا ُك َا‬ ‫ل َا‬ ‫يَت َ اذَ َك ُرونَا لَعَلَ ُه ْام لِلن َ ِ ا‬
‫اس ْاْل َ ْمثَا َا‬

“Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim, 14: 25)

Sedangkan afkarul jahiliyyah adalah kalimatul khabits (kalimat yang buruk) yang ghairu-tsabitah (tidak
kokoh),

َ ‫ن اجْ تُثَتْا َخ ِبيثَةا َك‬


‫ش َج َرةا َخ ِبيثَةا َك ِل َمةا َو َمث َ ُلا‬ ‫ق مِ ْا‬ ‫ن لَ َها َما ْاْل َ ْر ِ ا‬
‫ض فَ ْو ِا‬ ‫قَ َرارا مِ ْا‬

“Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-
akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.” (QS. Ibrahim, 14: 26)

Al-Afkarul jahiliyyah (kemusyrikan) diumpamakan sebagai pohon yang buruk yang akarnya telah
lapuk dan dicabut dari bumi, sehingga pohon tersebut tidak dapat tegak dengan kokoh, tidak dapat
berdaun dan berbuah. Artinya tidak dapat memberikan buah dan manfaat lainnya bagi manusia bahkan
hanya memberikan mudarat apabila pohon itu roboh dan menimpa mereka.

Dengan begitu nyatalah bahwa syahadatain itu qawiyyah (sesuatu yang kuat), sedangkan afkarul
jahiliyyah itu dhaifah (sesuatu yang sangat lemah).

Anda mungkin juga menyukai