Anda di halaman 1dari 9

Algebra - Number Theory Tournament III

14 Februari 2021 - 15 Februari 2021

Terdiri dari 6 soal. Pada soal nomor 1, Anda cukup menuliskan jawaban akhirnya saja.
Sedangkan, Anda harus menyertakan argumen untuk menjawab soal nomor 2 sampai 6.
Setiap soal bernilai dari 0 sampai 7 poin. Tidak ada pengurangan untuk soal yang dijawab
salah atau kosong (tidak dijawab). Jawaban boleh diketik, difoto, atau di-scan. Jika jawaban
ditulis, tuliskan menggunakan bolpoin hitam.

Problem 1. Seorang guru menuliskan sebuah bilangan yang cukup besar pada papan tulis dan
mengatakan kepada muridnya untuk menentukan pembagi dari bilangan tersebut
satu per satu.
Murid pertama mengatakan, “Bilangan tersebut habis dibagi 2”.
Murid kedua mengatakan, “Bilangan tersebut habis dibagi 3”.
Murid ketiga mengatakan, “Bilangan tersebut habis dibagi 4”.
Dan seterusnya, hingga murid ke-30 mengatakan, “Bilangan tersebut habis dibagi
31”.
Kemudian, guru tersebut mengatakan bahwa terdapat tepat dua murid, yang
mengatakan secara berurutan, keduanya salah. Misalkan kedua bilangan yang
disebutkan oleh murid tersebut adalah a dan b, tentukan nilai a + b.
Proposed by Kenji Gunawan

Problem 2. Edward dan Surya memiliki sejumlah kelereng pada awalnya. Mereka ingin
bermain kelereng satu dengan yang lain. Permainannya adalah sebagai berikut
• Pada awalnya , karena Edward adalah Softboy yang baik hati , ia berinisiatif
untuk memberikan setengah kelereng miliknya kepada Surya.
• Karena merasa tidak enak, maka Surya memberikan 20 kelereng miliknya
kepada Edward karena kelereng yang diberikan Edward kepadanya terlalu
banyak.
• Karena melihat kelereng Edward terlalu sedikit, Gunawan menambahkan
lagi sebanyak kelereng yang Edward punya sekarang.
• Karena kelereng Edward menjadi banyak kembali, ia memberikan lagi 10
kelereng kepada Surya lagi.
• Pada terakhirnya Jumlah kelereng Edward dan Surya menjadi sama.
Jika banyak kelereng Edward adalah e dan banyak kelereng Surya adalah s,
tentukan nilai dari 2s − e.
Proposed by Gregory Edward Suryawan

Problem 3. Diberikan persamaan

g+r+e=6
g 2 + r2 + e2 = 38
g 3 + r3 + e3 = 144

(a). Tentukan nilai g 4 + r4 + e4 .


(b). Misalkan Dn = g n + rn + en . Buktikan bahwa

Dn+3 = 6Dn+2 + Dn+1 − 30Dn

untuk setiap bilangan asli n.


Catatan: Anda dilarang menggunakan bagian (b) untuk menjawab bagian (a).
Proposed by Gregory Edward Suryawan

Problem 4. Diberikan x, y, dan z bilangan real positif sehingga xyz = 1. Buktikan bahwa
5 − xy 5 − yz 5 − zx xy + yz + zx
+ + ≥ 2
6xy + 6 6yz + 6 6zx + 6 x + y2 + z2
dan tentukan kapan kesamaan terjadi.
Proposed by Wildan Bagus Wicaksono

Problem 5. Tentukan semua pasangan bilangan bulat (a, b) sehingga

b2 + 6a b2 − 6a − 24b b2 + 36 + 216 b2 + 2a + 1
   

habis dibagi 2a2 − 24a + 72, sedangkan

a2 + 6b a2 − 6b − 24a a2 + 36 + 216 a2 + 2b + 1
   

habis dibagi 2b2 − 24b + 72.


Proposed by Wildan Bagus Wicaksono
Problem 6. Setiap bilangan asli diwarnai oleh tepat satu warna, merah atau putih. Buktikan
bahwa selalu dapat ditemukan barisan bilangan asli berbeda U1 , U2 , U3 , · · · dengan
tak hingga suku sedemikian semua bilangan bulat pada barisan tak hingga
U1 + U2 U2 + U3 U3 + U4
U1 , , U2 , , U3 , ,···
2 2 2
diwarnai oleh warna yang sama.
Proposed by Kenji Gunawan
Pembahasan

1. Tanpa mengurangi keumuman, a < b. Jelas b = a + 1. Maka tinjau bahwa jika a ≤ 15,
kontradiksi karena artinya 2a juga tidak disebut, sementara 2a harus bersebelahan dengan
a, maka a = 1, namun hal ini tidak memenuhi. Maka dicoba, tinjau a = 16 dan b = 17
tidak menimbulkan masalah. Selanjutnya, tinjau bahwa setiap pasangan yang mungkin
pasti memiliki pasangan ganjil dan genap. Akan dibuktikan 18, 20, 22, 24, 26, 28, dan
30 tidak mungkin memenuhi. Jelas 18, 22, 26, dan 30 habis dibagi 2 serta 9, 11, 13, dan
15 berturut-turut. Untuk 20 dan 28, ketiga angka tersebut habis dibagi 4 serta 5 dan
7, sementara untuk 24, bilangan tersebut habis dibagi 8 dan 3. Karena setiap pasangan
di atas 16 dan 17 harus mengandung salah satu dari ketujuh angka tersebut, tidak ada
pasangan yang dapat timbul selain 16 dan 17, maka jawabannya 16 + 17 = 33 .

2. Misalkan pada mula mula kelereng yang dimiliki Edward adalah e dan kelereng yang
dimiliki Surya mula mula adalah s. [1]
Pada awalnya Edward meberikan setengah kelerengnya kepada Surya, maka kelereng yang
1 1
dimiliki Edward sekarang adalah e , sedangkan Surya s + e. [1]
2 2
Kemudian Surya memberikan 20 kelereng miliknya kepada Edward maka sekarang kelereng
1 1
yang dimiliki Edward adalah e + 20 dan Surya adalah s + e − 20. [1]
2 2
Kemudian pada besoknya , Gunawan memberikan  sebanyak yang kelereng Edward punya
1
dan Kelereng Edward sekarang akan menjadi 2 e + 20 atau e + 40. [1]
2
Kemudian Edward memberikan 10 kelereng lagi kepada Surya sehingga kelereng Edward
1 1
adalah e + 30 dan kelereng surya s + e − 20 + 10 atau s + e − 10. [1]
2 2
Kemudian kita samakan
1
e + 30 = s + e − 10
2
1
s − e = 40
2
2s − e = 80

Jadi, 2s − e = 80 . [2]

3. (a). Sebut saja 3 persamaan tersebut berturut turut (1), (2) dan (3). Kita tau bahwa
g + r + e = 6. Apabila dikuadratkan menjadi g 2 + r2 + e2 + 2(gr + re + ge) = 36.
Karena g 2 + r2 + e2 = 38, maka tersisa gr + re + ge = −1 → (4). Kemudian kalikan
(1) dengan (2) maka

(g + r + e)(g 2 + r2 + e2 ) = 228
g 3 + r3 + e3 + gr2 + ge2 + rg 2 + re2 + eg 2 + er2 = 228
gr2 + ge2 + rg 2 + re2 + eg 2 + er2 = 84
Setelah itu kalikan (1) dan (4)

(g + r + e)(gr + re + ge) = −6
gr2 + ge2 + rg 2 + re2 + eg 2 + er2 + 3gre = −6
84 + 3gre = −6
3gre = −90
gre = −30

Setelah itu kalikan (4) dengan (4) , maka

(gr + ge + re)(gr + ge + re) = 1


g 2 r2 + g 2 e2 + r2 e2 + 2(g 2 re + gr2 e + gre2 ) = 1
g 2 r2 + g 2 e2 + r2 e2 + 2(gre)(g + r + e) = 1
g 2 r2 + g 2 e2 + r2 e2 + 2(−30)(6) = 1
g 2 r2 + g 2 e2 + r2 e2 = 361

[1]
Kemudian gunakan (2)2 , maka akan didapat

(g 2 + r2 + e2 )(g 2 + r2 + e2 ) = 1444
g 4 + r4 + e4 + 2(g 2 r2 + g 2 e2 + r2 e2 ) = 1444
g 4 + r4 + e4 + 722 = 1444
g 4 + r4 + e4 = 722

Jadi, hasil dari g 4 + r4 + e4 adalah 722 .


(b). Tinjau polinomial
P (x) = x3 + ax2 + bx + c

dimana g, r, dan e merupakan akar-akarnya. [1]


Akibatnya,

g 3 + ag 2 + bg + c = 0 ⇐⇒ g n+3 + ag n+2 + bg n+1 + cg n = 0


r3 + ar2 + br + c = 0 ⇐⇒ rn+3 + arn+2 + brn+1 + crn = 0
e3 + ae2 + be + c = 0 ⇐⇒ en+3 + aen+2 + ben+1 + cen = 0

[1]
Dengan menjumlahkannya, didapat bahwa

Dn+3 + aDn+2 + bDn+1 + cDn = 0 ⇐⇒ Dn+3 = −aDn+2 − bDn+1 − cDn


Dari Teorema Vietta,
−a
g+r+e= = −a
1
b
gr + re + eg = = b
1
−c
gre = = −c
1
Maka kita dapatkan bahwa

Dn+3 = (g + r + e)Dn+2 − (gr + re + eg)Dn+1 + greDn

[2]
Perhatikan bahwa
(g + r + e)2 − (g 2 + r2 + e2 ) 36 − 38
gr + re + eg = = = −1
2 2
Dan juga

g 3 + r3 + e3 − (g + r + e) (g 2 + r2 + e2 − gr − re − eg) 144 − (6) (38 − (−1))


gre = =
3 3
−90
= = −30
3
Sehingga kita peroleh bahwa

Dn+3 = 6Dn+2 + Dn+1 − 30Dn

[1]

4. Perhatikan bahwa
5 − xy 5 − z1 5z − 1 6z − (z + 1) z 1
= 6 = = = −
6xy + 6 z
+6 6 + 6z 6 + 6z z+1 6

Maka hal ini ekuivalen dengan menunjukkan bahwa


x y z 1 xy + yz + zx
+ + ≥ + 2
x+1 y+1 z+1 2 x + y2 + z2

[1]
Dari Cauchy Schwarz Engel,

x y z x2 y2 z2
+ + = 2 + 2 + 2
x+1 y+1 z+1 x +x y +y z +z
(x + y + z)2
≥ 2
x + y2 + z2 + x + y + z
x2 + y 2 + z 2 + 2(xy + yz + zx)
=
x2 + y 2 + z 2 + x + y + z
Dari Cauchy Schwarz Engel,
x2 y 2 z 2 (x + y + z)2
x2 + y 2 + z 2 = + + ≥
1 1 1 3
Dan dari AM ≥ GM ,

x + y + z ≥ 3 3 xyz = 3
Sehingga
(x + y + z)2 3(x + y + z)
x2 + y 2 + z 2 ≥ ≥ =x+y+z
3 3
[3]
Maka kita peroleh
x y z x2 + y 2 + z 2 + 2(xy + yz + zx)
+ + ≥
x+1 y+1 z+1 x2 + y 2 + z 2 + x + y + z
x2 + y 2 + z 2 + 2(xy + yz + zx)

2 (x2 + y 2 + z 2 )
1 xy + yz + zx
= + 2
2 x + y2 + z2
seperti yang diinginkan. [2]
Kesamaan terjadi ketika x = y = z = 1. [1]

5. Perhatikan bahwa

= b2 + 6a b2 − 6a − 24b b2 + 36 + 216 b2 + 2a + 1
   

= b4 − 36a2 − 24b b2 + 36 + 216b2 + 432a + 1




= b4 − 4 · 6 · b3 + 6 · 62 · b2 − 4 · 63 b + 64 − 36a2 − 432a + 64 + 1


= (b − 6)4 − 18 2a2 − 24a + 72 + 1




Karena 18 (2a2 − 24a + 72) habis dibagi 2a2 − 24a + 72, maka

(b − 6)4 − 18 2a2 − 24a + 72 + 1




habis dibagi 2a2 − 24a + 72 = 2 (a − 6)2 jika dan hanya jika (b − 6)4 + 1 habis dibagi
2(a − 6)2 . Analog, maka 2(b − 6)2 juga habis dibagi (a − 6)4 + 1. [2]
Misalkan (a − 6)2 = x dan (b − 6)2 = y dimana x, y > 0. Maka kita punya 2y habis
membagi x2 + 1 dan 2x habis membagi y 2 + 1. Sehingga x, y keduanya harus ganjil. Maka
x2 + 1 y 2 + 1 x2 y 2 + x2 + y 2 + 1
k= · =
2y 2x 4xy
x2 + 1 y2 + 1
dengan k bilangan bulat karena dan keduanya bilangan bulat. Maka
2y 2x
x2 y 2 + x2 + y 2 + 1 harus habis dibagi 4xy. Artinya x2 y 2 + x2 + y 2 + 1 harus habis dibagi
xy jika dan hanya jika x2 + y 2 + 1 habis dibagi xy. Misalkan
x2 + y 2 + 1
m=
xy
Jika x = y, maka
x2 + y 2 + 1 2x2 + 1 1
m= = 2
=2+ 2
xy x x
sehingga haruslah x2 = 1. Maka x = y = 1, cek
x2 y 2 + x2 + y 2 + 1 1+1+1+1
k= = =1
4xy 4·1·1
Memenuhi. Demikian x = y = 1 yang berarti (a−6)2 = (b−6)2 = 1. Sehingga a−6 = b−6
atau a − 6 = −(b − 6). Kita punya (a, b) = (7, 7), (5, 5), (7, 5)(5, 7). [1]
Andaikan x 6= y, W.L.O.G. x > y. Tinjau bahwa

mxy = x2 + y 2 + 1 ⇐⇒ 0 = x2 − my · x + y 2 + 1

Fix kan nilai y dan misalkan x, γ akar-akar dari persamaan kuadrat

0 = t2 − my · t + y 2 + 1

Dari Teorema Vietta, maka

x + γ = my dan xγ = y 2 + 1

Maka γ = my − x sehingga γ bilangan bulat. Misalkan (x, y) sebagai solusi dari persamaan
kuadrat tersebut dengan x + y bernilai minimum. Dan tinjau
y2 + 1
γ= <x+1
x
Demikian γ ≤ x. Jika γ < x, maka terdapat solusi (γ, y) sehingga γ + y bernilai lebih
minimum daripada x + y, kontradiksi. Maka γ = x. Kita punya

xγ = y 2 + 1 ⇐⇒ 1 = x2 − y 2 = (x + y)(x − y)

Maka haruslah x+y = x−y = 1, dengan eliminasi kita peroleh (x, y) = (1, 0). Kontradiksi.
Maka dalam hal ini tidak ada pasangna (a, b) yang memenuhi. [4]
Jadi, solusi yang memenuhi adalah (a, b) = (5, 5), (7, 7), (5, 7), (7, 5) .

6. Tinjau bahwa pewarnaan setiap angka dapat dibalik dan kondisi soal tidak berubah (mak-
sudnya semua bilangan merah diganti ke putih dan semua bilangan putih diganti ke merah
tidak mengubah ciri-ciri barisan). Jadi sekarang tinjau terlebih dahulu kasus jika salah
satu banyaknya bilangan terhingga banyaknya. Tanpa mengurangi keumuman, misalkan
bilangan yang warnanya putih ada terhingga banyaknya. Dengan Well-Ordering Principle,
misalkan p adalah bilangan putih terbesar. Maka p+1, p+2, . . . berwarna merah. Memilih
Un = p+2n−1, diperolehlah bilangan-bilangan bulat dengan ketentuan pada soal yang war-
nanya sama dan banyak sukunya tak hingga. Jika asumsinya diangkat, argumen untuk jika
banyaknya bilangan berwarna merah adalah terhingga, argumen yang identik akan berlaku.
[1]
Maka tanpa mengurangi keumuman, banyaknya bilangan yang berwarna putih dan merah
sama-sama tak terhingga banyaknya. (Jika tanpa pembuktian di atas, maka argumen
WLOG/tanpa mengurangi keumuman ini tidak valid, menyebabkan -1 poin.)
(Rafael KY). Mulai dengan bilangan apapun, asumsikan kita memulai dengan bilangan
berwarna putih. Kita mencari k > 0 sehingga Ui + k dan Ui + 2k berwarna putih, untuk
setiap bilangan asli i. Jika kita dapat melakukan ini untuk setiap i, kita selesai. (Karena
Ui dan Ui + 2k menghasilkan Ui + k yang warnanya juga putih.) Jika tidak, ada bilangan
x sehingga untuk semua k > 0, x + k dan x + 2k tidak bisa dua-duanya berwarna putih.

[1]
Misalkan bilangan x adalah bilangan terkecil sehingga untuk semua k > 0, x + k dan
x + 2k tidak bisa dua-duanya putih. Definisikan barisan bn sebagai b0 = x, dan bn adalah
bilangan putih ke-n setelah x. Setelah itu, definisikan cn = 2bn − b0 (karena artinya
b0 + c n
= bn ). Artinya, cn berwarna merah untuk semua n. Sekarang, diperoleh
2
ci + cj x + ci x + cj
= + − x = bi + bj − x
2 2 2
untuk setiap bilangan cacah i, j.
[2]
Kita akan melakukan algoritma yang sama, namun kali ini akan menggunakan bilangan-
bilangan pada barisan cn . Jadi, dengan menetapkan nilai i pada ci , dicarilah suatu
ci + cj
bilangan cj , dengan j > i, sehingga juga berwarna merah. Jika hal ini selalu dapat
2
dilakukan, kita mendapatkan barisan dengan tak hingga suku sesuai yang diminta soal,
hanya saja kali ini berwarna merah. Jika tidak, akan ada suatu bilangan i sehingga untuk
ci + cj
semua j > i, bilangan berwarna putih, yang berarti dengan persamaan di atas
2
bi + bj − x selalu putih, maka
bi + bj − x = bk

untuk suatu nilai k dari definisi bahwa bk bilangan putih ke-k setelah x, atau

bk − bj = bi − x = c

dengan c suatu konstanta, sebab bi dan x sudah ditetapkan sebagai konstanta.


Memisalkan x = d0 , barisan {di }∞ i=1 adalah barisan aritmetika dengan selisih c dengan
dn + dn+1
setiap sukunya terbukti selalu berwarna putih. Mengambil dn = Un , diperoleh =
2
ci + cj
= bk yang juga berwarna putih, sehingga terbukti semua suku pada barisan yang
2
diminta berwarna putih juga.
[3]

Anda mungkin juga menyukai