Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah
dengan judul “Pengertian, Sejarah Perkembangan, dan Prinsip Keperawatan
Komunitas” sesuai dengan waktu yang sudah disediakan. Makalah ini ditulis untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. Maka kami
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Sulistyo Andarmoyo selaku dosen pembimbing kami yang memberikan


dorongan dan masukan. serta
2. Orang tua dan teman-teman yang memberikan do’a dan dukungan kepada
kami.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.Semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Ponorogo, 25 September 2018

Penulis

1
2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
BAB I...................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................................ 3
B. Rumusan masalah.......................................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 4
A. PENGERTIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS...........................................................4
B. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS...................................4
C. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS....................................................................8
BAB III.................................................................................................................................... 9
PENUTUP.............................................................................................................................. 9
A. KESIMPULAN............................................................................................................. 9
B. SARAN........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 10

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan
masyarakat perlu adanya perawat kesehatan komunitas yang dapat melayani dalam
hal pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan penyakit.
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan pelayan sebagai mitra dalam
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. ( Pradley, 1985;
Logan dan Dawkin, 1987)

B. Rumusan masalah
1. Pengertian keperawatan komunitas
2. Sejarah perkembangan keperawatan komunitas
3. Prinsip keperawatan komunitas

C. Tujuan
1. Menambah pengetahuan tentang pengertian keperawatan komunitas.
2. Menambah wawasan mengenai sejarah perkembangan keperawatan komunitas.
3. Mengetahui tentang prinsip keperawatan komunitas.
A.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang, yaitu:

1. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,


memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relatif sama, serta berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan.
2. WHO (World Health Organitation) 1974, mendefinisikan komunitas sebagai suatu
kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan
dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antar
anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
3. Spradley (1985), komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar
pengalaman penting dalam hidupnya.
4. Koentjaningrat (1990), komunitas sebagai suatu kesatun hidup manusia
menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat, serta terikat oleh rasa identitas suatu komunitas.
5. Sounders (1991), komuitas sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau
suatu sistem.
6. American Nurses Assocation (1973), suatu sintesa dari praktek keperawatan dan
praktek kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan dan
memelihara kesahatan penduduk.
7. Ruth B Freeman (1981), keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari
praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai
perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau
masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spectrum pelayanan kesehatan
untuk masyarakat.
8. Pradley (1985), Logan dan Dawkin (1987), keperawatan komunitas adalah
pelayanan keperawatan professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan keperawatan.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Perkembangan keperawatan komunitas tidak terlepas dari tokoh mitologi
Yunani, yaitu Asclepius dan Hegeia. Berdasarkan mitos yunani, Asclepius adalah
seorang dokter yang tampan dan pandai meski tidak disebutkan sekolah atau
pendidikan yang ditempuhnya. Dia dapatmengobati penyakit bahkan melalukan
bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu ( surgical prosedure) dengan baik.
Sementara Hegeia adalah asisten Asclepius yang juga merupakan istrinya, dia ahli
dalam melakukan kesehatan. Jika diperhatikan, terdapat perbedaan dalam metode
penanganan masalah kesehatan yang dilakukan oleh suami istri tersebut.

5
Tabel 2.1. Perbedaan Penanganan Masalah Kesehatan antara Asclepius dan
Hegeia

Tokoh Cara Penanganan Masalah Kesehatan Masyarakat


Asclepuis Dilakukan setelah penyakit tersebut terjadi pada sseorang
Hegeia Penanganan masalah melalui :
1. Hidup seimbang
2. Menghindari makanan atau minuman beracun
3. Memakan makanan yang bergizi (cukup)
4. Istrahat yang cukup
5. Olahraga

Dari perbedaan pendekatan penanganan masalah kesehatan antara Asclepius


dan Hegeia tersebut, akhirnya muncul dua aliran/pendekatan dalam penanganan
masalah-masalah kesehatan pada masyarakat, yaitu sebagai berikut :

1. Kelompok/aliran 1
Aliran ini cenderung menunggu terjadinya penyakit atau setelah orang jatuh
sakit. Pendekatan ini disebut dengan pendekatan kuratif. Kelompok tersebut
terdiri atas dokter, psikiater, dan praktisi-praktisi lain yang melakuakan perawatan
atau pengobatan penyakit baik, fisik maupun psikologi.

2. Kelompok/aliran 2

Aliran ini cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit


(preventif) dan peningkatan kesehatan (health promotion) sebelum terjadinya
penyakit. Kelompok ini antara lain para perawat komunitas.

Tabel 2.2 Perbedaan Pelayanan Kesehatan Kuratif dan Pelayanan Pencegahan

Tingkat Pelayanan
Curative Health Care Preventive Health Care
Cara penanganan 1. Sasarannya bersifat 1. Sasarannya adalah
masalah kesehatan individual masyarakat
2. Kontak pada klien hanya 2. Masalah yang
satu kali ditangani adalah
3. Jarak petugas kesehatan masalah yang
dengan klien jauh dirasakan oleh
4. Cara pendekatan : masyarakat, bukan
a. Bersifat reaktif, artinya masalah individual
bersifat hanya 3. Hubungan petugas
menunggu masalah kesehatan dan
kesehatan/penyakit masyarakat bersifat
datang. kemitraan
4. Cara pebdekatan :
a. Bersifat proaktif,
b. Cenderung melihat dan artinya tidak
menangani masalah menunggu adanya
klien pada system masalah, tetapi
biologis mencari apa
penyebab masalah.
Petugas kesehatan

6
masyarakat tidak
c. Manusia sebagai klien hanya menunggu
hanya di lihat secara datangnya klien,
pasrsial. Padahal tetapi harus turun ke
manusia terdiri atas masyarakat untuk
aspek bio-psiko-sosio mencari dan
dan spiritual. mengidentifikasi
masalah yang ada
pada masyarakat
dan selanjutnya
melakukan tindakan.

b. Melihat klien
sebagai makhluk
yang utuh melalui
pendekatan yang
holistic, bahwa
terjadinya penyakit
tidak semata-mata
karena
terganggunya salah
satu aspek, baik
biologis maupun
aspek yang lain.
Pendekatan yang
digunakan adalah
pendekatan yang
utuh pada semua
aspek, baik biologis,
psikologis,
sosiologis, maupun
spiritual dan social.

PERIODE PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT

Periode perkembangan masyarakat terdiri atas periode sebelum ilmu pengetahuan


(prescientific period) dan periode ilmu pengetahuan (scientific period).

PERIODE SEBELUM ILMU PENGETAHUAN ( PRESCIENTIFIC PERIOD )

Pekembangan kesehatan masyarakat sebelum ilmu pengetahuan tidak dapat


dipisahkan dari sejarah kebudayaan yang ada didunia, diantaranya adalah budaya
dari bangsa Babilonia, Mesir, Yunani, dan Romawi. Bangsa-bangsa tersebut
menunjukkan bahwa manusia telah melakukan usaha untuk menanggulangi
masalah-masalah kesehatan masyarakat dan penyakit. Pada zaman tersebut
diperoleh catatan bahwa telah dibangun tempat pembuangan kotoran ( latrin) umum
untuk menampung tinja atau kotoran manusia serta digalinya sesuai. Saat itu latrin
dibangun dengan tujuan agar tinja tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan

7
pandangan yang tidak menyenangkan, belum ada pemikiran bahwa latrin dibangun
dengan alasan kesehatan karena tinja atau kotoran manusia dapat menularkan
penyakit. Pembuatan susia oleh masyarakat pada pada masa itu juga karena air
sungai yang biasa mereka minum sudah kotor dan terasa tidak enak, bukan karena
minum air sungai dapat menyebabkan penyakit ( Greene, 1984). Dari dokumen lain
juga tercatat bahwa pada zaman Romawi Kuno telah dikeluarkan suatu peraturan
yang mengharuskan kepada masyarakat untuk (Hanlon, 1974) :

1. Mencatatkan pembangunan rumah;


2. Melaporkan adanya binatang-binatang yang berbahaya;
3. Melaporkan binatang peliharaan/ternak yang dapat menimbulkan bau;
4. Pemerintah melakukan supervisi ke tempat-tempat minuman (public bar), warung
makanan, tempat prostitusi, dan lain-lain.

Setelah itu, kesehatan masyarakat makin dirasakan perlunya diawal abad ke-1
sampai ke-7 dengan alasan sebagai berikut :

1. Berbagai penyakit menular mulai menyerang penduduk dan telah menjadi


epidemi, bahkan ada yang menjadi endemis.
2. Di Asia, khususnya Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika muncul penyakit
kolera yang telah tercatat sejak abad ke-7 bahkan di India penyakit kolera telah
menjadi endemis. Penyakit lepra telah menyebar ke Mesir, Asia kecil, dan Eropa
melalui para emigran.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi kasus epidemi dan endemis,
diantaranya masyarakat mulai memerhatikan masalah :

1. Lingkungan, terutama higiene dan sanitasi lingkungan


2. Pembuangan kotoran manusia (latrin)
3. Mengusahakan air minum bersih
4. Pembuangan sampah
5. Pembuatan ventilasi yang memenuhi syarat.

Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang dasyat di Cina dan India. Pada tahun
1340 telah tercatat 13 juta orang meninggal karena wabah pes. Berdasarkan catatat,
jumlah orang yang meninggal karena wabah penyakit pes diseluruh dunia waktu itu
mencapai lebih dari 60 juta orang, sehingga kejadian pada waktu itu disebut ‘’ The
Black Death’’- serangan wabah penyakit menular ini berlangsung sampai adad ke-
18. Disamping wabah pes, wabah kolera dan tifus juga masih berlangsung. Pada
tahun 1603 lebih dari 1 dari 6 orang meninggal karena penyakit menular, dan tahun
1665 sekitar 1 dari 5 orang meninggal. Pada tahun 1759 dilaporkan 70 ribu orang
penduduk di Kepulauan Cyprus meninggal karena penyakit menular . Penyakit lain
yang menjadi wabah antara lain dipteri, tifus, disentri, dan lain-lain.

PERKEMBAMGAN ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC PERIOD)

Pada akhir abad ke-18 dan diawal abad ke-19, bangkitnya ilmu pengetahuan
mempunyai dampak yang sangat luas pada segala aspek kehidupan manusia,
termasuk aspek kesehatan. Pada abad ini pendekatan dalam penanganan masalah
kesehatan tidak hanya memandang pada aspek biologis saja, tetapi sudah

8
komprehensif dan multisektoral. Selain itu, telah ditemukan berbagai macam
penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegahan penyakit, seperti pada Tabel
2.3.

Tabel 2.3. Penemu dan Hasil Penemuan dalam Penanggulangan Penyakit

Penemu Hasil Temuan


Louis Pasteur Vaksin untuk mencegah penyakit cacar
Joseph Lister Asam Carbol (carbolic acid) untuk strerilisasi ruang operasi
William Marton Ether sebagai anestesi pada waktu operasi

Upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah mulai dilaksanakan di inggris. Hal


ini terkait dengan wabah penyakit endemis kolera tahun 1832 yang terjadi pada
masyarakat diperkotaan, terutama yang miskin. Parlemen inggris membentuk komisi
penanganan pada penyakit ini dan Edwin Chadwich –seorang pakar sosial ( social
scientist ) –ditunjuk sebagai ketua komisi untuk melakukan penyelidikan mengenai
penyebab wabah kolera ini. Hasil penyelidikan yang dilapotkan diantaranya yaitu
masyarakat yang hidup dalam kondisi sanitasi yang buruk, sesuai penduduk
berdekatan dengan aliran air kotor dan pembuangan kotoran manusia, adanya aliran
limbah terbuka yang tidak teratur, makanan yang dijual di pasar tidak higienis
(dihinggapi lalat dan kecoa), sebagian besar masyarakat hidup miskin, serta bekerja
rata-rata 14 jam per hari sementara gaji yang diperoleh tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hasil laporan Edwin Chadwich tersebut dilengkapi dengan
analisis data yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Akhirnya, parlemen inggris mengeluarkan undang-undang yang mengatur upaya-
upaya peningkatan kesehatan penduduk dan berbagai peraturan tentang sanitasi
lingkungan, sanitasi tempat-tempat kerja, pabrik dan lain-lain.

Berawal dari penelitiannya, Endwin Chadwich tertarik untuk lebih jauh


mempelajari kesehatan masyarakat, sehingga saat itu menjadi pioneer dalam ilmu
kesehatan masyarakat. Generasi setelah masyarakat modern (public health
modern). Winslow merumuskkan definisi kesehatan maysarakat yang kemudian
diterima oleh WHO. Sejak saat itu, lahirlah berbagai macam definisi sehat. John
Snow, adalah seorang tokoh yang sudah tidak asing dalam dunia kesehatan
masyarakat dalam upaya suksesnya mengatasi penyakit kolera yang melanda kota
London. Hal yang perlu dicatat disini adalah bahwa John Snow mempergunakan
pendekatan epidemiologi dalam menganalisis wabah penyakit kolera, yaitu dengan
menganalis faktor tempat , orang, dan waktu –sehingga dia dianggap sebagai The
Father of Epidemiology.

Pada akhir abad ke-19 dan diawal abad ke-20, pendidikan untuk tenaga
kesehatan yang profesional mulai dikembangkan. Tahun 1893, John Hopkins-
seorang pengusaha wiski dari Amerika memelopori berdirinya universitas yang
didalamnya terdapat Fakultas Kedokteran. Pada tahun 1908 sekolah kedokteran
mulai menyebar ke Eropa, Kanada, dan negara-nrgara lain. Dalam
perkembangannya, kurikulum sekolah kedokteran mulai memerhatikan masalah
kesehatan masyarakat dan sudah didasarkan pada suatu asumsi bahwa penyakit
dan kesehatan merupakan hasil interaksi yang dinamis antara faktor genetic,
lingkungan fisik, lingkungan sosial (termasuk kondisi kerja), kebiasaan perorangan,

9
dan pelayanan kesehatan. Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun
1855 pemerintah Amerika membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali
dengan tujuan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk,
termasuk perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.

C. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS


Beberapa prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas antara lain
sebagai berikut.
1. Kemanfaatan
Intervensi atau pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
2. Otonomi
Dalam keperewatan komunitas, masyarakat diberikan kebebasan untuk
melakukan atau memilih alternatif terbaik yang disediakan.
3. Keadilan
Hal ini menegaskan bahwa upaya atau tindakan yang dilakukan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komuntas.
4. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
5. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkungannya termasuk lingkungan social, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan.

10
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki
nilai-nilai keyakinan dan minat yang relatif sama, serta berinteraksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan.

Perkembangan keperawatan komunitas tidak terlepas dari tokoh mitologi Yunani,


yaitu Asclepius dan Hegeia. Dari perbedaan pendekatan penanganan masalah
kesehatan antara Asclepius dan Hegeia tersebut, akhirnya muncul dua
aliran/pendekatan dalam penanganan masalah-masalah kesehatan pada
masyarakat, yaitu sebagai berikut :

1. Kelompok/aliran 1

Aliran ini cenderung menunggu terjadinya penyakit atau setelah orang jatuh sakit.
Pendekatan ini disebut dengan pendekatan kuratif.

1. Kelompok/aliran 2

Aliran ini cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit (preventif)


dan peningkatan kesehatan (health promotion) sebelum terjadinya penyakit.
Kelompok ini antara lain para perawat komunitas.

Prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas antara lain Kemanfaatan,


otonomI, dan keadilan.

B. SARAN
Semoga dengan makalah ini dapat menjadi sumber ilmu dan dapat
dimengerti bagi mahasiswa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Cayatin. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas:
Jakarta. Salemba Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal, SKM. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. 2005: Jakarta. Sagung
Seto.

Mubarak, Wahit Iqbal, Bambang Adi Santoso, Khoirul Rozikin dan Siti Patonah. Ilmu
Keperawatan Komunitas 2. Sagung Seto.

12

Anda mungkin juga menyukai