Group Investigation
Pada pembelajaran kimia model ini siswa didorong lebih aktif yaitu selalu berpikir untuk
menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Dengan demikian, pembelajaran disini menjadi
sesuatu yang bermakna dan mereka terlatih untuk menggunakan keterampilan dan
pengetahuannya sehingga pengalaman belajar disini menjadi sesuatu yang bermakna dan
terlatih untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuannya sehingga pengalaman belajar
dan pengetahuan yang didapatkan tertanam untuk jangka waktu yang lebih panjang. Dalam
pembelajaran cooperative learning tipe Group Investigation (GI) siswa dibentuk dalam suatu
kelompok kecil yang saling bekerja sama dalam memecahkan masalah dengan berbagai
alternatif jawaban menurut pemikiran mereka sendiri dengan memanfaatkan berbagai sumber
informasi yang ada (Suprijono, 2009).
Model pembelajaran Group Investigation adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan
dalam bentuk kelompok kecil yang terdiri atas 4 sampai 6 orang siswa. Setiap kelompok
bebas memilih sub topik dari keseluruhan unt materi yang akan diajarkan dan setelah itu
menghasilkan laporan kelompok. Group Investigation sendiri memiliki 6 tahapan
pembelajaran yakni :
1) Tahap Pembentukan Kelompok
Pada tahap ini, guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok. Para siswa disini akan
menelaah sumber-sumber informasi dan memilih topik. Setelah itu siswa bergabung
kedalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang sama
2) Tahap Perencanaan
Tahap ini siswa bersama dengan kelompoknya melakukan perencanaan meliputi: apa
yang akan diselidiki, bagaimana melakukannya, siapa sebagai apa dalam pembagian
kerja dan untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi.
3) Tahap Penyelidikan
Tahap ini siswa melakukan investigasi yang mana siswa mencari informasi, menganalisis
data serta membuat kesimpulan kelompok. Setiap kelompok berkontribusi kepada
kelompoknya masing-masing, adanya pertukaran pikiran antar siswa serta mensintesis
ide-ide
4) Tahap Pengorganisasian
Tahap ini dilakukan pengorganisasian kelompok dimana anggota kelompok
merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya
5) Tahap Presentasi
Tahap ini, setiap kelompok membuat presentasi yang mana bagian dari presentasi ini
harus secara aktif dapat melibatkan pendengar. Dan pendengar disini dapat mengevaluasi
menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas.
6) Tahap Evaluasi
Tahap ini guru dan siswa berkolaborasi untuk mengevaluasi pembelajaran.
Adapun kelebihan dari model ini yakni terbukti telah unggul dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dibandingkan dengan model-model pembelajaran individual yang digunakan
selama ini dimana terdapat hal yang disignifikan dapat kia lihat pada pembelajaran dengan
model ini membantu siswa mengaktifkan kemampuan latar belakang mereka dan belajar dari
pengetahuan latar belakang dari teman sekelas mereka. Namun kekurangan dari model ini
yakni kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan untuk siswa yang
berprestasi tinggi akan merasa kecewa dikarenakan peran anggota kelompok pandai yang
akan lebih dominan.
Menurut Dalyono dalam Ashari (2014) terdapat kelebihan pada model ini yakni siswa
dapat lebih menanamkan kosep pelajaran dalam ingatan peserta dimana pelaksanaannya
yang menyenangkan dan siswa memiliki ketertarikan tersendiri dalam pembelajaran tersebut.
Untuk kekurangannya adalah pelaksanaannya terbilang menguras waktu.
27. Scramble
Menurut Zaenab dalam Rober B. Taylor (2016), model pembelajaran Scramble yakni
salah satu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan konsentrasi serta kecepatan
berfikir peserta didik. Metode ini mengharuskan suatu peserta didik untuk dapat
menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Dalam pelaksanaannya siswa bukan hanya
diminyak untuk menjawab soal namun siswa diminta untuk menerka dengan cepat jawaban
soal yang telah tersedia namun masih dalam kondisi acak. Metode pembelajaran scramble
disini sangat diperlukan ketepatan serta kecepatan berfikir. Skor peserta akan ditentukan
seberapa banyak siswa menjawab soal yang benar dan berapa cepat soal-soal tersebut
dikerjakan. Model pembelajaran ini bisa dikategorikan sebagai proses belajar sambil
bermain, yang sangat membutuhkan logika berpikir peserta didik. Sehingga model
pembelajaran ini dapat menumbuhkan semangat dan meningkatkan hasil belajar peserta
didik khususnya pada mata pelajaran kimia.
Model pembelajaran scramble dapat dilakukan dengan membagi kelas ke dalam
kelompok-kelompok kecil terdiri dari 2-4 peserta didik yang heterogen dan sama-sama
menekankan adanya latihan soal pada setiap akhir pertemuan. Adanya latihan soal tersebut
diharapkan materi yang sudah dipelajari dapat terekam langsung oleh peserta didik. Jawaban
yang sudah tersedia dan disusun secara acak pada model pembelajaran scramble diharapkan
dapat mendorong peserta didik untuk belajar dengan mengerjakan soal tersebut. Selain itu,
dengan adanya pembentukan kelompok diharapkan dapat melatih kerjasama peserta didik
dalam menyelesaikan suatu masalah.
Langkah-lagkah pada model scramble ini yakni :
1) Guru akan menyajikan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
2) Guru membagikan lembar kerja kepada peserta didik
Adapun kelebihan pada model scramble ini yakni peserta didik lebih termotivasi untuk
belajar dan model ini dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama dan bersosialisasi.
Untuk kekurangannya yakni pembelajaran ini terkadang sulit untuk merencanakannya
dikarenakan terbentuk dengan kebiasaan belajar siswa dan pada penerapannya membutuhkan
waktu yang panjang.