Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I:
Rina Febrianti : G1B220003
Ria Novita Sari : G1B220004
Dewi Rara Shinta : G1B220010
Dina Silfia : G1B220012
Ayuni Amalina : G1B220014
Mutiarani Mahendra : G1B220015
Marisa Maharti : G1B220016
Anisa Safutri : G1B220017
Siti Kholifah : G1B220018
PEMBIMBING AKADEMIK:
Ns. Indah Mawarti, S.Kep,. M.Kep
Ns. Yusnilawati, S.Kep., M.Kep
PEMBIMBING LAPANGAN:
Ns. Retty Octi Syafriani, M.Kep., Sp.Kep. J
Ns. Dermanto Saurtua, S.Kep
Kepala Ruangan
Tim 1 Tim 2
No Nama Perawat Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg
.
1 2 3 4 5 6 7
1. Kepala Ruangan P P P P P P L
TIM 1
2. Ketua Tim 1 P P P P P P L
3. PP.A M M M M L L P
4. PP.B P P P P L S P
5. PP.C S L S S S S S
6. PP.D S S S L M M M
7. PP.E P S L S S S S
TIM 2
8. Ketua Tim 2 P P P P P P L
9. PP.F S S S S L P P
10. PP.G M M M M L L P
11. PP.H P P P P P L S
12. PP.I P P P L S S S
13. PP.J S S S L M M M
Total Pagi 7 6 6 5 4 4 4
Total Sore 4 3 4 3 3 5 4
Total Malam 2 2 2 2 2 2 2
c. Daftar pasien
Daftar pasien berisi nama pasien, nama dokter, nama P ketua tim,
nama PP, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift.
Tabel 2.5 Daftar Pasien Ruangan MPKP
No Nama Nama Nama PP Pagi Sore Malam
. Pasien Dokter Katim 14/6 13/6 13/6
TIM 1
1. Ferry dr. Citra Bintang Heldi Heldi Bintang Ririn
2. Zulkifli dr. Citra Bintang Heldi Heldi Bintang Ririn
3. Arman dr. Akbar Bintang Bintang Bintang Bintang Ririn
4. Bary dr. Akbar Bintang Bintang Bintang Bintang Ririn
5. Dullah dr. Pudi Bintang Bintang Bintang Bintang Ririn
6. Achmad dr. Anton Bintang Ririn Heldi Bintang Ririn
7. Polan dr. Anton Bintang Ririn Bintang Bintang Ririn
8. Murni dr. Joni Bintang Ririn Bintang Bintang Ririn
2.4.1.3 Pengarahan
Pengarahan adalah penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan
untuk mencapai tujuan organisasi.
Aktivitas pengarahan di MPKP:
a. Komunikasi efektif:
1) Operan
a. Serah terima tugas
b. Antar Tim
c. Dipimpin Karu/Pj Shift
2) Pre conference
a. Diskusi askep di Tim sebelum aktivitas asuhan
b. Dipimpin oleh Katim
3) Post conference
a. Diskusi askep setelah asuhan
b. Dipimpin Katim
4) Menciptakan budaya motivasi
5) Pendelegasian
6) Supervisi
7) Manajemen waktu
8) Manajemen konflik
Di dalam ruangan MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan
dengan beberapa cara, diantaranya adalah :
a. Pemberian reinforcement positif yaitu menguatkan perilaku positif
dengan memberikan reward. Reward yang dimaksud adalah
membudayakan dalam tim untuk membudayakan pemberian pujian
yang tulus antar karyawan.
b. Melakukan doa bersama sebelum memulai kegiatan yang dilakukan
setiap pergantian dinas. Hal ini bertujuan agar timbul kesadaran diri
dan dorongan spiritual.
c. Membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah setiap
personil dengan cara kepala ruangan mampu untuk berkomunikasi
intensif dengan semua staf baik ketua tim maupun perawat
pelaksana untuk mempererat hubungan.
d. Melakukan pengembangan jenjang karier dan kompetensi para staf.
e. Melakukan sistem reward yang adil sesuai dengan kinerja
yang telah dilakukan staf.
Seperti dalam semua organisasi, maka komunikasi juga berperan
penting dalam penerapan MPKP di dalam ruangan perawatan. Komunikasi
yang tidak baik akan membawa dampak yang tidak baik pula untuk
kelangsungan organisasi dalam mencapai tujuan. Komunikasi adalah tukar
menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antar dua
manusia atau lebih yang bekerja sama. Terdapat beberapa bentuk
komunikasi di dalam ruangan MPKP yaitu operan, preconference dan
postconference.
1. Timbang Terima
2. Pre Conference
3. Post Conference
4. Komunikasi SBAR
Komunikasi SBAR adalah suatu cara atau standar untuk
berkomunikasi yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien
karena membantu individu dipakai oleh tim pelayanan kesehatan
dalam melaporkan maupun menyampaikan keadaan pasien kepada
teman sejawat agar pesan yang diberikan dapat diterima
dengan baik (Yasminah, 2000). Komunikasi SBAR dilakukan pada saat
timbang terima (handover), pindah ruang rawat maupun melaporkan
kondisi pasien ke dokter atau tim kesehatan lain seperti tim gizi, radiologi,
laboratorium dan lain sebagainya (Tim KP-RS RSUP Sanglah, 2011).
Menurut Yasminah (2000),pembagian komunikasi SBAR adalah
memuat informasi pasien tentang Situation,Background, Assessment dan
Recommendation. Adapun penjelasan dari masing–masing bagian tersebut
adalah:
a) Situation
Adalah situasi yang menggambarkan kondisi pasien sehingga
perlu dilaporkan dan disini juga mengandung informasi tentang
identitas pasien, masalah yang terjadi saat ini dan diagnosa medis.
Misalnya: nama lengkap, umur, jenis kelamin, alamat, keluhan
sesak dan gelisah, diagnosa asma berat dan lain lain.
b) Background
Adalah gambaran riwayat/hal berhubungan dengan kondisi atau
masalah pasien saat ini, misalnya :
1. Riwayat alergi
2. Riwayat penyakit sebelumnya
3. Riwayat tindakan medis/keperawatan yang sudah dibersihkan
4. Riwayat pengobatan
5. Tanda vital sebelumnya
6. Pemeriksaan penunjang
c) Assesment
Adalah gambaran dari analisa terhadap gambaran situasi seperti
gambaran masalah yang terjadi saat ini apakah sudah membaik
atau memburuk. Misalnya: ”sepertinya klien mengalami emboli
paru”
d) Recommendation
Adalah usulan tentang alternatif tindakan apa yang akan
dilakukan, kapan dilakukan dan dimana dilakukan. Misalnya : (a)
Tindakan apa yang akan dilakukan pada klien ini; (b) Kapan
dilakukan tindakan tersebut; (c) Dimana dilakukan tindakan
tersebut
Menurut Leonard (2009), bahwa ada beberapa keuntungan dalam
penggunaan komunikasi SBAR diantaranya adalah :
a. Menunjukkan kekuatan perawat dalam melakukan komunikasi
efektif
b. Memperbaiki komunikasi sama artinya memperbaiki keamanan
pasien
c. Komunikasi efektif akan menghasilkan analisa kerja yang baik
karena perawat sangat mengetahui kondisi pasien.
5. Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif
(Sudjana D, 2004 dalam Nursalam, 2014). Menurut Depkes (2009),
supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisi mencakup masalah
pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien
mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat.
Unsur–unsur pokok dalam supervisi menurut Azwar (1996) adalah:
1) Pelaksana
Adalah atasan yang memiliki kelebihan dalam pengetahuan dan
keterampilan. Tingkat manajer dalam melakukan supervisi adalah:
a) Manajer puncak/top manager (misalnya : Kakanwil Depkes,
Kadinkes daerah dan Direktur RS)
b) Manajer menengah/middle manager (misal: kepala bagian
tata usaha, kepala bidang, Kasubdin Provinsi)
c) Manajer tingkat petama/First Line Manager ( misal: Kepala
Seksi dan Kepala Urusan).
2) Sasaran
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahan yang melakukan pekerjaan.
3) Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berbeda.
Supervisi yang dilakukan hanya sekali, bukanlah supervisi yang
baik. Tidak ada pedoman yang pasti tentang seberapa sering
supervisi dilakukan, tergantung derajat kesulitan pekerjaan.
4) Tujuan
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan
secara langsung sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup
untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil baik.
5) Teknik
Kegiatan pokok pada supervisi pada dasarnya mencakup empat hal
pokok yaitu menetapkan masalah dan prioritas, menetapkan
penyebab masalah atau prioritas/jalan keluar, melaksanakan jalan
keluar, menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut berikutnya.
Langkah Supervisi
1) Pra Supervisi
a. Menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Menetapkan tujuan.
2) Pelaksanaan Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrumen yang telah disiapkan.
b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan
pembinaan.
c. Supervisor memanggil Ketua Tim dan AN untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan
memvalidasi data sekunder.
3) Pasca Supervisi
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair).
b. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi.
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.
Contoh BOR :
Pasien yang dirawat tgl 1 sep = 97 pasien; 2 sep = 98 pasien; 3 sep =
100 pasien; tgl 4 sep = 89 pasien. Maka Jumlah Hari Perawatan dari
tgl 1 – 4 Sep adalah 384. Selama 4 hari (periode), dengan jumlah TT
ada 200 TT. Maka BORnya adalah :
Contoh ALOS :
Pada tanggal 4 Sep ini ada 5 orang pasien pulang. Pasien A pulang
dengan lama dirawat 4 hari. Pasien B pulang paksa dengan lama
dirawat 2 hari. Pasien C meninggal dengan lama dirawat 10 hari.
Pasien D pulang dengan lama dirawat 3 hari . Pasien E pulang dengan
lama dirawat 6 hari. Jadi Jumlah Lama Dirawat pada tanggal 4 sep
tersebut adalah 25 hari dan pasien yang pulang (baik hidup ataupun
meninggal) ada 5 orang. Maka pada tanggal 4 Sep tersebut ALOSnya
adalah :
Contoh TOI :
Jumlah TT = 50 TT, Jumlah periode = 1 hari, Jumlah hari Perawatan =
25, Jumlah pasien keluar hidup & meninggal = 5 orang. Maka
TOInya adalah :
d. Angka Lari
Jumlah pasien meninggalkan rumah sakit dalam satu satuan waktu,
dikatakan baik apabila tidak ada kejadian pasen lari yang
menunjukkan bahwa pasien nyaman di lingkungan rumah sakit.
e. Angka Pengekangan/Fiksasi
Jumlah pasien diikat/diisolasi dibandingkan dengan total pasien
dirawat. Hitung seluruh pasien yang diikat atau diisolasi dibagi total
jumlah pasien dirawat dalam satu satuan waktu kali 100%.
f. Angka Cedera
Jumlah pasien yang mengalami cedera fisik dibandingkan dengan
jumlah total pasien rawat inap. Baiknya tidak ada.
g. Angka Infeksi Nasokomial
Di RSJ angka scabies, dihitung pasien scabies di rumah sakit
dibandingkan jumlah total pasien.
Tabel 2.7 Rekapitulasi Mutu Umum