Anda di halaman 1dari 28

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DESIMINASI ILMU PILAR 1 DAN 3 MPKP


PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP DELTA
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I:
Rina Febrianti : G1B220003
Ria Novita Sari : G1B220004
Dewi Rara Shinta : G1B220010
Dina Silfia : G1B220012
Ayuni Amalina : G1B220014
Mutiarani Mahendra : G1B220015
Marisa Maharti : G1B220016
Anisa Safutri : G1B220017
Siti Kholifah : G1B220018

PEMBIMBING AKADEMIK:
Ns. Indah Mawarti, S.Kep,. M.Kep
Ns. Yusnilawati, S.Kep., M.Kep

PEMBIMBING LAPANGAN:
Ns. Retty Octi Syafriani, M.Kep., Sp.Kep. J
Ns. Dermanto Saurtua, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DESIMINASI ILMU PILAR 1 DAN 3 MPKP
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP DELTA
Pokok bahasan : Pertemuan Desiminasi Ilmu
Sub pokok bahasan : Pembahasan MPKP pilar 1 dan 3
Waktu : 10.00 WIB s.d. selesai
Tempat : Ruang Rawat Inap Delta RSJD Provinsi Jambi
Hari/ tanggal : Senin, 08 Februari 2021

1.1 LATAR BELAKANG


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang terdiri dari pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Fungsi Rumah Sakit sebagai
penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan, dan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh tenaga keperawatan untuk merencanakan pengenalan masalah yang terjadi di
lingkungannya hingga pada penetapan tujuan pemecahan masalah, baik tujuan
jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, yang harus dilaksanakan oleh
tenaga keperawatan yaitu pengorganisasian dimana merupakan kegiatan yang
dilakukan dengan cara melibatkan semua sumber daya yang ada dalam suatu
sistem untuk mencapai suatu organisasi.
Salah satu sistem pelayanan manajemen adalah MPKP atau Model Praktik
Keperawatan Profesional. Yaitu merupakan suatu sistem (struktur, proses dan
nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang
pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).
Terdapat empat pilar MPKP, yaitu pilar I: Pendekatan Keperawatan
Manajemen, pilar II: Sistem Penghargaan, Pilar III: Hubungan Profesional, dan
Pilar IV: Manajemen Asuhan Keperawatan. Untuk desiminasi ilmu kali ini hanya
difokuskan pada Pilar I khususnya mengenai pre dan post conference, dan Pilar III
khususnya mengenai ronde keperawatan.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan umum
Setelah dilakukan desiminasi ilmu diharapkan bertembahnya
informasi mengenai MPKP sehingga dapat diterapkannya budaya dalam
menjalankan MPKP sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia pada ruang rawat inap Delta RSJD Provinsi Jambi.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Menjelaskan sekilas tentang MPKP
b. Menjelaskan Pilar I dan III MPKP
1.3 PELAKSANAAN KEGIATAN
1.3.1 Topik
Desiminasi ilmu tentang pilar 1 dan 3 MPKP
1.3.2 Sasaran
a. Perawat ruangan rawat inap Delta RSJD Provinsi Jambi
b. Mahasiswa Kelompok 1 Stase Manajemen
1.3.3 Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
1.3.4 Media
a. Proyektor
b. Laptop
c. Speaker
1.3.5 Pengorganisasian
Pemateri/Narasumber : Ns. Retty Octi Syafriani, M.Kep., Sp.Kep. J
Moderator : Marisa Maharti, S. Kep
Notulen : Dina Silfia, S.Kep
Observer : Mutiarani Mahendra, S.Kep
Fasilitator : Rina Febrianti, S.Kep
Ria Novita Sari, S.Kep
Dewi Rara Shinta, S.Kep
Ayuni Amalina, S.Kep
Anisa Safutri, S.Kep
Siti Kholifah, S.Kep
1.3.6 Tugas Tim Pelaksana
a. Moderator
Uraian tugas :
1) Membuka acara desiminasi ilmu dan memperkenalkan diri dan
tim serta narasumber kepada perserta.
2) Mengatur proses dan lama desiminasi ilmu.
3) Memimpin jalannya desiminasi ilmu
4) Menutup acara desiminasi ilmu
b. Narasumber
Uraian tugas :
1) Menjelaskan tujuan dan manfaat desiminasi ilmu dengan jelas dan
bahasa yang dapat dipahami peserta.
2) Menjelaskan pilar 1 dan 3 MPKP
3) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
desiminasi ilmu
4) Menjawab pertanyaan peserta
c. Fasilitator
Uraian tugas :
1) Ikut bergabung dan duduk bersama peserta
2) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
3) Menginterupsi desiminasi tentang istilah/hal-hal yang dirasa
kurang jelas bagi peserta.
d. Observer
Uraian tugas :
1) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
desiminasi ilmu.
2) Menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan
jalannya proses desiminasi
3) Mengevaluasi hasil desiminasi ilmu dengan rencana desiminasi.
4) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa
tidak sesuai dengan rencana desiminasi.
5) Berkoordinasi dengan notulen dalam membuat laporan hasil
desiminasi.
e. Notulen
Uraian tugas :
1) Mencatat nama dan jumlah peserta.
2) Mencatat pertanyaan yang diajukan perserta dan jawaban oleh tim.
3) Mencatat hasil dari diskusi dan tanya jawab serta berkoordinasi
dengan observer dalam membuat hasil laporan desiminasi ilmu.
1.3.7 Susunan Kegiatan
Hari/ tanggal : Senin, 08 Februari 2021
Pukul : 10:00 WIB s.d. selesai
NO TAHAP/ KEGIATAN RESPON PESERTA
WAKTU PENYULUHAN
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam  Menjawab salam
(10 Menit) 2. Memperkenalkan diri  Mendengarkan dan
dan anggota beserta CI. memperhatikan
3. Menjelaskan topik dan  Menyepakati kontrak
tujuan desiminasi ilmu
4. Menjelaskan
kontrak waktu
2. Pelaksanaan 1. Menggali pengetahuan  Mendengarkan dan
(25 Menit) peserta terkait MPKP memperhatikan
2. Memberi reinforcement  Ikut memberikan
positif pada peserta atas pendapat melalui
pendapatnya. tanya jawab
3. Menjelaskan sekilas
tentang MPKP
4. Menjelaskan Pilar 1 dan 3
MPKP
5. Memberi kesempatan
peserta untuk bertanya.
3. Penutup 1. Menyimpulkan materi  Menyimpulkan
(5 Menit) yang dibahas bersama materi lokmin
peserta  Menjawab Salam
2. Melakukan sesi tanya
jawab
3. Menutup acara dan
mengucapkan salam

1.3.8 Setting Tempat

1.4 KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara desiminasi.
c. Peserta hadir ditempat desiminasi sesuai kontrak yang disepakati.
d. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.
e. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias dalam menyimak pemaparan materi yang diberikan
oleh narasumber.
b. Peserta desiminasi dapat mengikuti acara atau kegiatan samapai selesai.
c. Peserta desiminasi berperan aktif selama kegiatan berjalan.
3. Evaluasi Hasil
a. Seluruh peserta kooperatif selama proses diskusi ditunjukkan dengan 30
% bertanya atau mengklarifikasi.
b. 60-70% peserta antusias mengikuti desiminasi ilmu dan mampu
menjawab pertanyaan dengan benar tentang MPKP.
c. Peserta sebanyak 80% mengikuti kegiatan desiminasi ilmu dari awal
hingga akhir penyuluhan dan tidak ada yang meninggalkan tempat
kegiatan sebelum acara desiminasi ilmu berakhir kecuali ada
kepentingan yang tidak bisa diwakilkan.
1.5 MATERI
Terlampir
MATERI DESIMINASI ILMU
2.1 Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah diartikan sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan
melalui upaya orang lain. Manajemen keperawatan berarti proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga/masyarakat.
Agar manajemen yang dilakukan mengarah pada kegiatan keperawatan secara
efisien dan efektif, manajemen perlu dilaksanakan berdasarkan fungsi-fungsi
manajemen yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengimplementasian,
serta pengendalian, dan pengawasan (Gillies, 1996 didalam Arsad Suni, 2018).
2.2 Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang
dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996 didalam
Arsad Suni, 2018).
2.3 Tujuan Model Praktik Keperawatan Profesional
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan
bagi setiap tim keperawatan.
2.4 Pilar Model Praktik Keperawatan Profesional
Menurut (Gillies, 1996 didalam Arsad Suni, 2018) manajemen keperawatan
mengacu pada empat pilar utama, yaitu (1) pendekatan manajemen, (2)
compensatory reward, (3) hubungan profesional, dan (4) asuhan keperawatan.
2.4.1 Pilar I : Pendekatan Manajemen
Pilar 1 merupakan pendekatan manajemen yang meliputi lima fungsi yaitu
fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi ketenagaan, fungsi
pengarahan, dan fungsi pengendalian.
2.4.1.1 Perencanaan
Perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang
telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan
dimasa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan perencanaan dalam
praktik keperawatan profesional merupakan suatu rencana kegiatan
tentang apa yg harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan dan
kapan kegiatan itu dilakukan.
Aktivitas perencanaan MPKP (model praktik keperawatan
profesional) terdiri dari :
1. Merumuskan visi
Contoh visi di ruang MPKP “Pasien akut psikiatri mendapatkan
pelayanan yang cepat, tepat , dan akurat.”
2. Merumuskan misi
Contoh misi di ruang MPKP “Memberikan pelayanan intensif
psikiatri dengan pendekatan ilmu kedokteran dan keperawatan
yang profesional.”
3. Merumuskan filosofi (Falsafah keperawatan).
Beberapa contoh pernyataan filosofi :
a. Individu memiliki harkat dan martabat.
b. Setiap individu memiliki potensi berubah.
c. Setiap individu berfungsi holistik (berinteraksi dan bereaksi
terhadap lingkungan).
d. Setiap individu mempunyai hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
e. Setiap individu memiliki harapan untuk berubah ke arah yang
lebih baik.
4. Merumuskan kebijakan
Contoh kebijakan di ruang MPKP:
a. “Kepala ruangan
dipilih melalui fit and proper test”
b. “Staf MPKP
mendapatkan pelatihan”
c. “Staf MPLP bertugas
berdasarkan SK”
d. “Sarana dan prasarana
yang tersedia di MPKP harus memenuhi standard MPKP.
5. Menyusun rencana jangka pendek, jangka menegah, dan jangka
panjang.
Jenis perencanaan dalam model praktik keperawatan profesional
terdiri dari perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang. Rencana jangka panjang adalah perencanaan strategis yang
disusun untuk 5 hingga 10 tahun kedepan. Rencana jangka menengah
disusun untuk kurun waktu 1 hingga 5 tahun kedepan sedangkan rencana
jangka pendek disusun untuk kurun waktu 1 jam hingga 1 tahun. Kegiatan
perencanaan yang dilakukan dalam ruangan MPKP meliputi perumusan
visi, misi, filosofi dan kebijakan. Selain itu, untuk jenis perencanaan yang
diterapkan adalah rencana jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan
harian, bulanan dan tahunan.
1) Rencana Jangka Pendek
Rencana jangka pendek yang diterapkan dalam ruangan MPKP
meliputi rencana harian, bulanan dan tahunan. Rencana harian adalah
kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat (kepala ruangan, ketua tim dan
perawat pelaksana) sesuai dengan perannya dan dibuat untuk setiap
jadwal dinas. Isi dari kegiatan tersebut disesuaikan dengan peran dan
fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan jaga dilakukan
dan dilengkapi lagi saat dilakukan operan dan preconference.
Rencana harian kepala ruangan meliputi asuhan keperawatan,
supervisi ketua tim dan perawat pelaksana serta melakukan supervisi
terhadap tenaga selain perawat dan melakukan kerjasama dengan unit
lain yang terkait. Sedangkan rencana harian ketua tim meliputi
penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien oleh tim yang menjadi
tanggung jawabnya, melakukan supervisi perawat pelaksana,
berkolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain serta alokasi pasien
sesuai dengan perawat yang berdinas. Rencana harian perawat pelaksana
berisi tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada
jadwal dinasnya.
Tabel 2.1 Rencana Harian Karu
Nama Karu : Jumlah Perawat : Hari/Tanggal :
Ruangan : Jumlah Pasien :
Waktu Kegiatan Keterangan
07:00 Operan
Pre conference jikajumlah anggota lebih dari
1 orang), mengecek SDM dan sarana
prasarana.
08:00 Mengecek kebutuhan pasien (Pemeriksaan,
kondisi dll)
09:00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau
pasien yang memerlukan perhatian khusus.
10:00 Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat
pelaksana.
Perawat 1 (Nama).............................
(Tindakan)........................
Perawat 2 (Nama).............................
(Tindakan)........................
Perawat 3 (Nama).............................
(Tindakan)........................
11:00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-
rapat terstruktur/insidentil
12:00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat,
lingkungan yang belum teratasi
Ishoma
13:00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan
asuhan keperawatan untuk sore,malam dan
besok sesuai tingkat ketergantungan pasien
Mengobservasi post conference
14:00 Operan

Tabel 2.2 Rencana Harian Katim


Nama Karu : Ruangan : Hari/Tanggal :
Nama Pasien :
Waktu Kegiatan Keterangan
07:00 Mengumpulkan data kesehatan klien
Operan
Pre conference jika jumlah anggota lebih dari
1 orang)
08:00 Bersama karu melaksanakan serah terima
tugas
Bersama karu melaksanakan pembagian
tugas
08:30 Mengkaji kebutuhan klien dan menyusun
rencana asuhan keperawatan
 Menjelaskan tujuan pengorganisasian
tim keperawatan
 Membagi pekerjaan sesuai tingkat
ketergantungan pasien
 Membuat rincian tugas anggota tim
dalam keperawatan
 Memberikan pengarahan kepada
anggota tim
 Memberikan bimbingan pada anggota
tim
 Memberikan informasi yang
berhubungan dengan askep
 Menyiapkan keperluan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan
 Mengorientasikan klien baru pada
lingkungan
09:00 Pasien 1…………………………(tindakan)
Pasien 2…………………………(tindakan)
Pasien 3…………………………..(tindakan)
09:30 Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi
dan kebutuhan)
Perawat 1.......................................(nama)
…………………………………..(tindakan)
Perawat 2.......................................(nama)
.......................................................(tindakan)
10:00 Memimpin Terapi Aktivitas Kelompok
11:00 Pasien 1…………………………(tindakan)
Pasien 2…………………………(tindakan)
Pasin 3…………………………..(tindakan)
12:00 Membimbing makan dan memberi obat
pasien
Ishoma
13:00 Post conference dan menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang
dinas
14:00 Operan

Tabel 2.3 Rencana Harian Perawat Pelaksana


Nama Karu : Ruangan : Hari/Tanggal :
Nama Pasien :
Waktu Kegiatan Keterangan
Operan
Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1
orang)
Membimbing makan dan memberikan obat
( dinas pagi)
Bersama katim menyiapkan keperluan
untuk melaksanakan asuhan keperawatan
Bersama karu mengadakan serah terima
tugas
Menerima pembagian tugas dari katim
Menerima penjelasan tujuan
pengorganisasian tim
Melaksanakan tugas yang diberikan katim
Menerima pengarahan dan bimbingan dari
katim
Mengkaji kebutuhan klien dan rencana
keperawatan
Menerima informasi yang berkaitan
dengan askep dan melaksanakan askep
dengan etik dan legal
Melakukan tindakan keperawatan :
Pasien 1
Pasien 2
Pasien 3
Pasien 4
Pasien 5
Melaksanakan program kolaborasi dengan
tim kesehatan lain
Supervisi bersama karu dan katim
Mengikuti ronde keperawatan bersama
karu
Melakukan tindakan keperawatan
Pasien 1
Pasien 2
Pasien 3
Pasien 4
Pasien 5
 Melaksanakan askep
 Menunjang pelaporan mencatat
tindakan keperawatan
Menyesuaikan waktu istirahat dengan
anggota tim lainnya
 Memahami pemahaman yang telah
dicapai
 Menunjang pelaporan dan
pendokumentasian
 Menyiapkan bahan yang
diperlukan untuk proses evaluasi
serta ikut mengevaluasi kondisi
pasien
Post conference (jikatimlebih dari 1 orang)
dan dokumentasi askep
Operan

2) Rencana Jangka Menengah


Rencana bulanan merupakan rencana tindak lanjut yang dibuat oleh
kepala ruangan dan ketua tim. Rencana bulanan yang dibuat oleh kepala
ruangan adalah melakukan evaluasi hasil keempat pilar MPKP pada akhir
bulan dan berdasarkan evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat
rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas hasil.
Rencana Bulanan kepala Ruangan :
a. Membuat jadwal dan memimpin case conference
b. Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok
keluarga
c. Membuat jadwal dinas
d. Membuat jadwal petugas TAK
e. Membuat jadwal dan memimpin rapat bulanan perawat
f. Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
g. Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan
perawat pelaksana
h. Melakukan audit dokumentasi
i. Membuat laporan bulanan.
Rencana Bulanan Ketua Tim :
a. Mempresentasikan kasus dalam case conference
b. Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
c. Melakukan supervisi perawat pelaksana
3) Rencana Jangka Panjang
Rencana tahunan hanya dilakukan oleh kepala ruangan yaitu dengan
melakukan evaluasi kegiatan di dalam ruangan MPKP selama satu tahun
dan menjadikannya acuan rencana tindak lanjut dan penyusunan rencana
tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan yang dilakukan oleh
kepala ruangan MPKP adalah membuat laporan tahunan yang berisi
tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan empat pilar MPKP serta
evaluasi mutu pelayanan, melaksanakan rotasi tim, melakukan
pembinaan terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang memiliki
pencapaian rendah dan hal ini bertujuan untuk mempertahankan kinerja
yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkan dimasa mendatang. Hal
lain yang dilakukan adalah kepala ruangan melakukan pengembangan
sumber daya manusia dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang
karier perawat, rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal dan
membuat jadwal perawat untuk mengikuti pelatihan. Perencanaan jangka
panjang juga membahas ketenagaan yang dibutuhkan di ruang MPKP.
Perencanaan yang baik mempertimbangkan klasifikasi pasien
berdasarkan tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan
keperawatan, jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta perhitungan
jumlah tenaga keperawatan.
2.4.1.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai
tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara
darii pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun
horizontal, betanggung jawab mencapai tujuan.
Pengorganisasian di ruang MPKP terdiri dari struktur organisasi,
daftar dinas ruangan dan daftar pasien.
a. Struktur organisasi
Menunjukkan adanya pembagian kerja, bagaimana fungsi
/kegiatan yg berbeda diintegrasikan, menunnjukkan spesialisai
pekerjaan.

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Ruangan MPKP

Kepala Ruangan

Tim 1 Tim 2

Ketua Tim Ketua Tim

Anggota Tim Anggota Tim


(Perawat) (Perawat)

8-10 Klien 8-10 Klien

b. Daftar dinas ruangan


Jadwal dinas, perawat yg bertugas, penanggung jawab shift.
Tabel 2.4 Daftar Dinas Ruangan Disusun Berdasarkan Tim

No Nama Perawat Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg
.
1 2 3 4 5 6 7
1. Kepala Ruangan P P P P P P L
TIM 1
2. Ketua Tim 1 P P P P P P L
3. PP.A M M M M L L P
4. PP.B P P P P L S P
5. PP.C S L S S S S S
6. PP.D S S S L M M M
7. PP.E P S L S S S S
TIM 2
8. Ketua Tim 2 P P P P P P L
9. PP.F S S S S L P P
10. PP.G M M M M L L P
11. PP.H P P P P P L S
12. PP.I P P P L S S S
13. PP.J S S S L M M M
Total Pagi 7 6 6 5 4 4 4
Total Sore 4 3 4 3 3 5 4
Total Malam 2 2 2 2 2 2 2

c. Daftar pasien
Daftar pasien berisi nama pasien, nama dokter, nama P ketua tim,
nama PP, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift.
Tabel 2.5 Daftar Pasien Ruangan MPKP
No Nama Nama Nama PP Pagi Sore Malam
. Pasien Dokter Katim 14/6 13/6 13/6
TIM 1
1. Ferry dr. Citra Bintang Heldi Heldi Bintang Ririn
2. Zulkifli dr. Citra Bintang Heldi Heldi Bintang Ririn
3. Arman dr. Akbar Bintang Bintang Bintang Bintang Ririn
4. Bary dr. Akbar Bintang Bintang Bintang Bintang Ririn
5. Dullah dr. Pudi Bintang Bintang Bintang Bintang Ririn
6. Achmad dr. Anton Bintang Ririn Heldi Bintang Ririn
7. Polan dr. Anton Bintang Ririn Bintang Bintang Ririn
8. Murni dr. Joni Bintang Ririn Bintang Bintang Ririn

2.4.1.3 Pengarahan
Pengarahan adalah penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan
untuk mencapai tujuan organisasi.
Aktivitas pengarahan di MPKP:
a. Komunikasi efektif:
1) Operan
a. Serah terima tugas
b. Antar Tim
c. Dipimpin Karu/Pj Shift
2) Pre conference
a. Diskusi askep di Tim sebelum aktivitas asuhan
b. Dipimpin oleh Katim
3) Post conference
a. Diskusi askep setelah asuhan
b. Dipimpin Katim
4) Menciptakan budaya motivasi
5) Pendelegasian
6) Supervisi
7) Manajemen waktu
8) Manajemen konflik
Di dalam ruangan MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan
dengan beberapa cara, diantaranya adalah :
a. Pemberian reinforcement positif yaitu menguatkan perilaku positif
dengan memberikan reward. Reward yang dimaksud adalah
membudayakan dalam tim untuk membudayakan pemberian pujian
yang tulus antar karyawan.
b. Melakukan doa bersama sebelum memulai kegiatan yang dilakukan
setiap pergantian dinas. Hal ini bertujuan agar timbul kesadaran diri
dan dorongan spiritual.
c. Membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah setiap
personil dengan cara kepala ruangan mampu untuk berkomunikasi
intensif dengan semua staf baik ketua tim maupun perawat
pelaksana untuk mempererat hubungan.
d. Melakukan pengembangan jenjang karier dan kompetensi para staf.
e. Melakukan sistem reward yang adil sesuai dengan kinerja
yang telah dilakukan staf.
Seperti dalam semua organisasi, maka komunikasi juga berperan
penting dalam penerapan MPKP di dalam ruangan perawatan. Komunikasi
yang tidak baik akan membawa dampak yang tidak baik pula untuk
kelangsungan organisasi dalam mencapai tujuan. Komunikasi adalah tukar
menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antar dua
manusia atau lebih yang bekerja sama. Terdapat beberapa bentuk
komunikasi di dalam ruangan MPKP yaitu operan, preconference dan
postconference.
1. Timbang Terima
2. Pre Conference
3. Post Conference
4. Komunikasi SBAR
Komunikasi SBAR adalah suatu cara atau standar untuk
berkomunikasi yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien
karena membantu individu dipakai oleh tim pelayanan kesehatan
dalam melaporkan maupun menyampaikan keadaan pasien kepada
teman sejawat agar pesan yang diberikan dapat diterima
dengan baik (Yasminah, 2000). Komunikasi SBAR dilakukan pada saat
timbang terima (handover), pindah ruang rawat maupun melaporkan
kondisi pasien ke dokter atau tim kesehatan lain seperti tim gizi, radiologi,
laboratorium dan lain sebagainya (Tim KP-RS RSUP Sanglah, 2011).
Menurut Yasminah (2000),pembagian komunikasi SBAR adalah
memuat informasi pasien tentang Situation,Background, Assessment dan
Recommendation. Adapun penjelasan dari masing–masing bagian tersebut
adalah:
a) Situation
Adalah situasi yang menggambarkan kondisi pasien sehingga
perlu dilaporkan dan disini juga mengandung informasi tentang
identitas pasien, masalah yang terjadi saat ini dan diagnosa medis.
Misalnya: nama lengkap, umur, jenis kelamin, alamat, keluhan
sesak dan gelisah, diagnosa asma berat dan lain lain.

b) Background
Adalah gambaran riwayat/hal berhubungan dengan kondisi atau
masalah pasien saat ini, misalnya :
1. Riwayat alergi
2. Riwayat penyakit sebelumnya
3. Riwayat tindakan medis/keperawatan yang sudah dibersihkan
4. Riwayat pengobatan
5. Tanda vital sebelumnya
6. Pemeriksaan penunjang
c) Assesment
Adalah gambaran dari analisa terhadap gambaran situasi seperti
gambaran masalah yang terjadi saat ini apakah sudah membaik
atau memburuk. Misalnya: ”sepertinya klien mengalami emboli
paru”
d) Recommendation
Adalah usulan tentang alternatif tindakan apa yang akan
dilakukan, kapan dilakukan dan dimana dilakukan. Misalnya : (a)
Tindakan apa yang akan dilakukan pada klien ini; (b) Kapan
dilakukan tindakan tersebut; (c) Dimana dilakukan tindakan
tersebut
Menurut Leonard (2009), bahwa ada beberapa keuntungan dalam
penggunaan komunikasi SBAR diantaranya adalah :
a. Menunjukkan kekuatan perawat dalam melakukan komunikasi
efektif
b. Memperbaiki komunikasi sama artinya memperbaiki keamanan
pasien
c. Komunikasi efektif akan menghasilkan analisa kerja yang baik
karena perawat sangat mengetahui kondisi pasien.
5. Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif
(Sudjana D, 2004 dalam Nursalam, 2014). Menurut Depkes (2009),
supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisi mencakup masalah
pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien
mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat.
Unsur–unsur pokok dalam supervisi menurut Azwar (1996) adalah:
1) Pelaksana
Adalah atasan yang memiliki kelebihan dalam pengetahuan dan
keterampilan. Tingkat manajer dalam melakukan supervisi adalah:
a) Manajer puncak/top manager (misalnya : Kakanwil Depkes,
Kadinkes daerah dan Direktur RS)
b) Manajer menengah/middle manager (misal: kepala bagian
tata usaha, kepala bidang, Kasubdin Provinsi)
c) Manajer tingkat petama/First Line Manager ( misal: Kepala
Seksi dan Kepala Urusan).
2) Sasaran
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahan yang melakukan pekerjaan.
3) Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berbeda.
Supervisi yang dilakukan hanya sekali, bukanlah supervisi yang
baik. Tidak ada pedoman yang pasti tentang seberapa sering
supervisi dilakukan, tergantung derajat kesulitan pekerjaan.
4) Tujuan
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan
secara langsung sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup
untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil baik.
5) Teknik
Kegiatan pokok pada supervisi pada dasarnya mencakup empat hal
pokok yaitu menetapkan masalah dan prioritas, menetapkan
penyebab masalah atau prioritas/jalan keluar, melaksanakan jalan
keluar, menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut berikutnya.
Langkah Supervisi
1) Pra Supervisi
a. Menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Menetapkan tujuan.
2) Pelaksanaan Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrumen yang telah disiapkan.
b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan
pembinaan.
c. Supervisor memanggil Ketua Tim dan AN untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan
memvalidasi data sekunder.
3) Pasca Supervisi
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair).
b. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi.
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.

Tabel 2.6 Jadwal Supervisi Ruangan


No. Waktu Supervisor Yang Materi Supervisi
Disupervisi
1. 06/02/2021 Karu Katim 1 Memimpin Pre
conference
2. 06/02/2021 Karu Katim 2 Memimpin Pre
conference
3. 07/02/2021 Katim 1 PP : Ujang Askep : Halusinasi
4. 07/02/2021 Katim 2 PP : Paulin Askep : RPK
6. Manajemen konflik
Dalam sebuah organisasi, konflik sangat mungkin terjadi antar
individu yang bekerja di suatu tempat yang sama. Konflik ini terjadi
karena sekumpulan orang memiliki latar belakang, sifat, karakter dan
cara pandang yang berbeda. Ruangan MPKP pun tidak terbebas dari
konflik karena alasan-alasan tersebut. Penangananan konflik dapat
berupa melakukan kompetisi atau bersaing, berkolaborasi,
menghindar, akomodasi atau berkompromi. Tetapi penyelesaian
konflik yang dianjurkan adalah dengan melakukan kolaborasi, karena
cara ini dapat untuk memuaskan kedua belah pihak yang sedang
mengalami konflik. Pihak yang sedang mengalami konflik didorong
untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan
mencari atau menemukan persamaan kepentingan sehingga tidak ada
salah satu pihakpun yang merasa dirugikan.
7. Pendelegasian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain.
Pendelegasian sangat diperlukan agar aktivitas organisasi tetap
berjalan untuk mencapai tujuan organisasi. Pendelegasian dalam
ruangan MPKP dilaksanakan dalam bentuk pendelegasian kepala
ruangan kepada perawat primer atau ketua tim, dan perawat primer
atau ketua tim kepada perawat pelaksana atau perawat asosiet.
Mekanisme pendelegasian ini adalah pelimpahan tugas dan
wewenang, dan dilakukan secara berjenjang. Dalam penerapannya,
pendelegasian terbagi atas pendelegasian terencana dan pendelegasian
insidental (sewaktu-waktu). Pendelegasian terencana adalah
pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi
sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Sedangkan
pendelegasian insidental terjadi jika salah satu personel dalam ruangan
MPKP berhalangan hadir. Beberapa prinsip yang dilakukan di dalam
ruangan MPKP untuk pendelegasian adalah sebagai berikut :
a. Pada pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan
format pendelegasian tugas dan uraian tugas harus jelas dan
terinci baik secara verbal maupun tulisan.
b. Personil yang menerima pendelegasian tugas harus personil
yang memiliki kompetensi dan setara dengan kemampuan yang
digantikan tugasnya.
c. Pejabat yang mengatur pendelegasian wajib mamantau
pelaksanaan tugas dan bersedia menjadi rujukan jika ditemukan
adanya kesulitan dalam pelaksanaannya.
d. Setelah pendelegasian selesai, maka dilakukan serah terima
tugas yang sudah dilaksanakan beserta hasilnya.
2.4.1.4 Pengendalian
Pengendalian adalah proses pengamatan dari seluruh kegiatan
organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Fayol
(1998) mendefinisikan pengendalian sebagai pemeriksaan mengenai
apakah segala sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana yang telah
disepakati, instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip yang telah ditentukan
yang bertujuan menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat
diperbaiki dan tidak terjadi lagi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengendalian meliputi
penetapan standar dan metode pengukuran prestasi kerja, melakukan
pengukuran prestasi kerja, menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan
standar serta mengambil tindakan korektif. Pengendalian atau controlling
meliputi pengendalian dalam indikator mutu umum, kondisi pasien dan
kondisi sumber daya manusia (SDM). Dalam indikator mutu umum maka
harus diperhatikan angka untuk Bed Occupancy Ratio (BOR), Average
Lenght of Stay (ALOS), turn over interval (TOI), angka terjadinya infeksi
nosocomial, angka pasien lari, angka pengekangan/fiksasi, dan angka
cedera.

a. Bed Occupation Rate


BOR adalah presentasi pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu, Jumlah rata – rata tempat tidur terpakai, menggambarkan
tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur, BOR yang baik
80 -90 % (standar internasional), 70 -80 % (nasional).
Rumus BOR:

Contoh BOR :
Pasien yang dirawat tgl 1 sep = 97 pasien; 2 sep = 98 pasien; 3 sep =
100 pasien; tgl 4 sep = 89 pasien. Maka Jumlah Hari Perawatan dari
tgl 1 – 4 Sep adalah 384. Selama 4 hari (periode), dengan jumlah TT
ada 200 TT. Maka BORnya adalah :

b. AVARAGE LENGTH OF STAY (LOS)


ALOS adalah Rata-rata lama rawat pasien dan menggambarkan tingkat
efisiensi dan mutu pelayanan. ALOS yang ideal 6-9 hari.

Contoh ALOS :
Pada tanggal 4 Sep ini ada 5 orang pasien pulang. Pasien A pulang
dengan lama dirawat 4 hari. Pasien B pulang paksa dengan lama
dirawat 2 hari. Pasien C meninggal dengan lama dirawat 10 hari.
Pasien D pulang dengan lama dirawat 3 hari . Pasien E pulang dengan
lama dirawat 6 hari. Jadi Jumlah Lama Dirawat pada tanggal 4 sep
tersebut adalah 25 hari dan pasien yang pulang (baik hidup ataupun
meninggal) ada 5 orang. Maka pada tanggal 4 Sep tersebut ALOSnya
adalah :

c. TURN OVER INTERVAL (TOI)


Lama tempat tidur tidak terisi, serta rata-rata hari tempat tidur tidak
ditempati dari saat diisi ke saat diisi berikutnya, idealnya TT kosong
mhanya dalam waktu 1-3 hari, TOI Menggambarkan tingkat efisiensi
pengguanaan TT.
Rumus TOI :

Contoh TOI :
Jumlah TT = 50 TT, Jumlah periode = 1 hari, Jumlah hari Perawatan =
25, Jumlah pasien keluar hidup & meninggal = 5 orang. Maka
TOInya adalah :

d. Angka Lari
Jumlah pasien meninggalkan rumah sakit dalam satu satuan waktu,
dikatakan baik apabila tidak ada kejadian pasen lari yang
menunjukkan bahwa pasien nyaman di lingkungan rumah sakit.

e. Angka Pengekangan/Fiksasi
Jumlah pasien diikat/diisolasi dibandingkan dengan total pasien
dirawat. Hitung seluruh pasien yang diikat atau diisolasi dibagi total
jumlah pasien dirawat dalam satu satuan waktu kali 100%.
f. Angka Cedera
Jumlah pasien yang mengalami cedera fisik dibandingkan dengan
jumlah total pasien rawat inap. Baiknya tidak ada.
g. Angka Infeksi Nasokomial
Di RSJ angka scabies, dihitung pasien scabies di rumah sakit
dibandingkan jumlah total pasien.
Tabel 2.7 Rekapitulasi Mutu Umum

2.4.2 Pilar III : Hubungan Professional


Profesional relationsip didefinisikan sebagai hubungan antara tim pemberi
layanan kesehatan (gillies,1994). Hubungan ini meliputi komunikasi profesional,
bekerja sama secara tim dan kemampuan dalam memimpin. Didalam ruangan
MPKP hubungan profesional tersebut diwujudkan dalam rapat tim keperawatan
yang dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali dengan durasi waktu minimal 1
(satu) jam dan dilakukan saat pertukaran dinas perawat pagi dengan sore. Hal lain
yang dilakukan untuk hubungan profesional ini adalah case conference
(konferensi kasus) yaitu tim kesehatan membahas salah satu kasus pasien yang
terjadi di dalam ruangan MPKP. Rapat tim kesehatan yang dilakukan antara
dokter ruangan, kepala ruangan serta ketua tim adalah sebagai salah satu alat
terjalinnya hubungan profesional yang lebih baik.
a. Ronde Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai