Hernia Speighel
Hernia Spieghel adalah hernia
interstial dengan atau tanpa isinya
melalui fasia Spieghel (Balentine &
Stoppler, 2016). Hernia ini sangat
jarang dijumpai. Biasanya dijumpai
pada usia 40-70 tahun, tanpa ada
perbedaan antara laki-laki dan
perempuan. Biasanya terjadi dikanan
dan jarang bilateral. Diagnosis
ditegakkan dengan ditemukan benjolan
di sebelah Mc burney bagian kanan
maupun sebelah kiri pada tepi lateral m. Rektus Abdominis. Isi hernia dapat terdiri dari
usus, omentum atau ovarium. Sebagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan
ultrasonografi. Pengelolaan terdiri atas herniotomi dan hernioplastik dengan menutup
defek pada m.tranversus abdominis dan m.abdominis internus. Hernia yang besar
sangat membutuhkan suatu protesis (Sjamsuhidajat & Jong, 2013).
Hernia obturatoria
Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatoria. Hernia perut yang sangat
langka ini berkembang sebagian besar pada wanita (Balentine & Stoppler, 2016). Dapat
berlangsung dalam empat tahap. Mula-mula tonjolan lemak retroperitoneum masuk ke
dalam kanalis obturatorius, disusul oleh tonjolan peritoneum parietal. Kantong hernia
ini mungkin diisi oleh lekuk usus yang dapat mengalami inkaserasi parsial, sering
secara Richter atau total (Sjamsuhidajat & Jong, 2013).
Diagnosis dapat ditegakkan atas
dasar adanya keluhan nyeri seperti
ditusuk-tusuk dan parestesia di
daerah panggul, lutut, dan bagian
medial paha akibat penekanan pada
n. Obturatorius (tanda howship
Romberg) yang patognomonik. Pada
colok dubur atau pemeriksaan
vaginal dapat ditemukan tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda (Hoeship
Romberg). Pengelolaan bedah dengan pendekatan transperitoneal atau preperitoneal
(Sjamsuhidajat & Jong, 2013).
Hernia Hiatus
Jenis hernia yang terjadi ketika sebagian dari
lambung terdorong melalui diafragma.
Diafragma biasanya memiliki lubang kecil
untuk esofagus. Pembukaan ini bisa menjadi
tempat di mana bagian lambung terdorong.
Hernia hiatus kecil dapat terjadi secara
asimtomatik (tanpa gejala), sedangkan yang
lebih besar dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri ulu hari.
c. Patofisiologi (Mind Map)
b. Rencana Keperawatan
1) Pengkajian
Pengkajian keperawatan untuk klien dengan hernia (Doenges, 2010):
AKTIVITAS ISTIRAHAT
Gejala: Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat berat, duduk, mengemudi
dan waktu lama
Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur
Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian tubuh
Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan
Tanda : Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan dalam berjalan
INTEGRITAS EGO
Gejala : Ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan
Masalah financial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga
ELIMINASI
Gejala : Konstipasi, inkontenesia/ retensi urin
NEUROSENSORI
Gejala : Kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/ kaki
Tanda : Penurunan reflek tendon dalam, kelemahan otot, hiptonia
Nyeri tekan/ spasme otot paravertebralis, penurunan persepsi nyeri
NYERI / KENYAMANAN
Gejala : Nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan
adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang
menjalar ke kaki, bokong, bahu/lengan, kaku pada leher.
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati – hati.
2) Diagnosa Keperawatan
Pre-Op
- Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
- Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan intake makanan
- Ansietas/ketakutan berhubungan dengan prosedur pembedahan
- Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan
Post-Op
- Resiko kekurangan volume cairan berhubungan perdarahan.
- Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.
3) Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan diameter anulus inguinalis
- Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/ obstruksi
usus.
- Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih dan ketidak seimbangan
elektrolit.
REFERENSI
Referensi gambar
Diakses melalui:
https://www.google.co.id/imghp?hl=id&tab=wi&ei=63P6V7SpO4OOvQSouY3gDg&ved=0
EKouCBEoAQ
Lampiran
Perumusan Diagnosa, NOC, dan NIC
Diagnosa Keperawatan
NOC NIC
No. (NANDA
(Moorhead, Johnson, Maas, & Swanson, 2013) (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013)
International, 2018)
1. Nyeri akut b.d adanya TINGKATAN NYERI MANAJEMEN NYERI
insisi pembedahan Persen respon tubuh Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari lokasi,
Melaporkan nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan penyebab.
Frekuensi nyeri Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal, terutama untuk pasien yang tidak
Panjangnya episode nyeri bisa mengkomunikasikannya secara efektif
Ekspresi nyeri lisan Pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan analgesik
Ekspresi wajah saat nyeri Gunakan komunikasi yang terapeutik agar pasien dapat menyatakan
Melindungi bagian tubuh yang nyeri pengalamannya terhadap nyeri serta dukungan dalam merespon nyeri
Kegelisahan Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Ketegangan Otot Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari-hari (tidur, nafsu makan,
Perubahan frekuensi pernapasan aktivitas, kesadaran, mood, hubungan sosial, performance kerja dan
Perubahan frekuensi nadi melakukan tanggung jawab sehari-hari)
Perubahan Tekanan darah Evaluasi pengalaman pasien atau keluarga terhadap nyeri kronik atau yang
Perubahan ukuran pupil mengakibatkan cacat
Berkeringat Evaluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam menilai
efektifitas pengontrolan nyeri yang pernah dilakukan
Hilangnya Nafsu makan
KONTROL NYERI Bantu pasien dan keluarga mencari dan menyediakan dukungan.
PEMBERIAN ANALGESIK
Rekognisasi lamanya nyeri
Tentukan lokasi, karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum mengobati
Menilai faktor penyebab
pasien
Gunakan ukuran pencegahan
Periksa order/pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang ditentukan
Penggunaan mengurangi nyeri dengan non
analgesik
analgesik
Cek riwayat alergi obat
Penggunaan analgesik yang tepat
Tentukan jenis analgesik yang digunakan (narkotik, non narkotik, atau
Gunakan tanda–tanda vital untuk memantau
NSAID) berdasarkan tipe dan tingkat nyeri.
perawatan
Tentukan analgesik yang cocok, rute pemberian dan dosis optimal.
Laporkan tanda/gejala nyeri pada tenaga
Utamakan pemberian secara IV dibanding IM sebagai lokasi penyuntikan,
kesehatan professional
jika mungkin
Gunakan sumber yang tersedia
Hindari pemberian narkotik dan obat terlarang lainnya, menurut agen
Menilai gejala dari nyeri
protokol
Laporkan bila nyeri terkontrol
Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik dengan dosis
Gunakan catatan nyeri
pertama atau jika ada catatan luar biasa.
TINGKAT KENYAMANAN
Melaporkan perkembangan fisik
Melaporkan perkembangan kepuasan
Melaporkan perkembangan psikologi
Mengekspresikan perasaan dengan
lingkungan fisik sekitar
Mengekspresikan perasaan dengan hubungan
sosial
Mengekspresikan perasaan secara spiritual
Melaporkan kepuasan dengan tingkatan
mandiri
Menekspresikan kepuasan dengan kontrol
nyeri
2. Hambatan mobilitas PERGERAKAN TERAPI AKTIVITAS
fisik b.d nyeri Keseimbangan Tentukan komitmen pasien untuk peningkatan frekuensi kegiatan
Koordinasi Bantu klien untuk mengekplorasi makna pribadi aktivitas biasa seperti
Cara berjalan bekerja
Gerakan otot Bantu klien untuk fokus pada kegiatan yang dapat dilakuakan
Gerakan sendi Bantu klien untuk memilih aktivitas sesuai dengan fisik dan kemampuan
Kinerja pengaturan tubuh psikologis
Kinerja transfer Bantu dengan kegiatan fisik secara teratur serta perawatan diri
Berlari
Melompat
Merangkak
Berjalan
Berjalan dengan mudah
3. Gangguan citra tubuh HARGA DIRI PENINGKATAN CITRA TUBUH
b.d perubahan fisik Verbalisasi dan penerimaan diri Monitor frekuensi pernyataan kritik untuk diri
Penerimaan dari keterbatasan diri Pantau apakah klien dapat melihat perubahan bagian tubuhnya
Pemeliharaan dari postur tubuh yang tegak Tentukan persepsi klien dan keluarga tentang perubahan gambaran
Mendiskripsikan diri tubuh dengan kenyataan yang ada
Perhatian terhadap orang lain Bantu klien untuk mengidentifikasi tindakan yang akan meningkatkan
Dapan membuka komunikasi dengan orang penampilan
lain Identifikasi kelompok dukungan yang tersedia kepada klien
Pemenuhan peran yang signifikan secara Fasilitasi klien terhadap perubahan citra tubuh
pribadi Gunakan gambaran diri sebagai mekanisme evaluasi persepsi citra tubuh
Keseimbangan partisipasi dan Bantu klien mendiskusikan efek stressor dari gangguan citra tubuh
mendengarkan dalam kelompok Bantu klien mendiskusikan perubahan citra tubuh akibat penyakit
Level keyakinan SELF ESTEEM ENHANCEMENT
Kemauan untuk menghadapi orang lain Kaji sumber stressor klien.
Penerimaan pujian dari orang lain Monitor pernyataan kegusaran klien.
Gambaran kesuksesan dalam pekerjaan Tentukan keyakinan klien tentang pendapat pribadinya.
Perasaan tentang nilai diri Besarkan hati klien dengan mengidentifikasi sumber kekuatannya.
Deskripsi dari kebanggaan diri Tingkatkan kekuatan personal.
Berikan reward atas keberhasilan klien mencapai tujuan.
4. Risiko infeksi b.d. KONTROL RISIKO PERAWATAN DAERAH (AREA) SAYATAN
adanya luka insisi Mencari informasi tentang risiko kesehatan Periksa daerah sayatan: kemerahan, bengkak, atau tanda-tanda dehiscence
pascaoperasi Mengidentifikasi faktor risiko atau eviserasi
Mengenali faktor risiko Catat karakteristik drainase
Memonitor faktor risiko di lingkungan Monitor proses penyembuhan di daerah sayatan
Memonitor faktor risiko individu Bersihkan area sekitar sayatan, mulai dari area bersih ke kotor
Mengembangkan strategi yang efektif dalam Monitor tanda dan gejala infeksi pada area sayatan
kontrol risiko Gunakan kapas steril untuk pembersihan
Komitmen pada strategi kontrol risiko Berikan plester untuk menutup
Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi Ganti pakaian sesuai jadwal
risiko Arahkan pasien cara merawat luka insisi selama mandi, bagaimana
Mengenali perubahan status kesehatan meminimalkan tekanan pada daerah insisi, dan tanda serta gejala infeksi
Memonitor perubahan status kesehatan KONTROL INFEKSI
PEMULIHAN PEMBEDAHAN: Alokasikan kesesuaian luas ruang per pasien
PENYEMBUHAN Bersihkan lingkungan dengan baik
TTV Ganti peralatan perawatan per pasien
Keluaran urin Isolasi orang yang terkena penyakit menular
Bising usus Batasi jumlah pengunjung
Eliminasi usus Anjurkan pasien dan pengunjung untuk membersihkan tangan
Hidrasi Membersihkan tangan sebelum dan sesudah perawatan
Asupan makanan Jaga lingkungan aseptik
Penyembuhan luka Tingkatkan intake nutrisi dan cairan yang tepat
Ambulasi Dorong untuk beristirahat
Pelaksanaan perawatan luka yang diresepkan Anjurkan pasien meminum antibiotik yang diresepkan
Penyesuaian terhadap perubahan tubuh Ajarkan pasien dan keluarga tanda gejala infeksi, kapan harus melaporkan,
karena pembedahan dan cara menghindari infeksi
Pelaksanaan aktivitas perawatan diri