Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN POSTUR KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BERDASARKAN PENGUKURAN DENGAN


METODE RULA

Tresna Zuniar Zain, Rosiliwati Wihardja dan Ervin Rizali


Fakultas Kedokteran Gigi , Universitas Padjadjaran

Dokter gigi berisiko tinggi mengalami gangguan muskuloskeletal akibat


pekerjaannya. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya gangguan
muskuloskeletal pada dokter gigi, dimana salah satunya adalah postur kerja dokter gigi
itu sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran postur
kerja pada mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
angkatan 2009 dan 2010 berdasarkan penilaian dengan metode Rapid Upper Limb
Assessment.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan cross-sectional survey.
Sampel penelitian berjumlah 66 orang yang terdiri dari angkatan 2009 sejumlah 30 orang
dan angkatan 2010 sejumlah 36 orang yang sedang mengerjakan pekerjaan konservasi,
periodontik, prostodontik dan endodontik. Penelitian dilakukan dengan menganalisis
gambaran postur kerja sampel menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari sampel berada pada action level
4 untuk sisi kanan dan action level 3 untuk sisi kiri pada pekerjaan periodontik,
konservasi, prostodontik dan endodontik.
Simpulan dari penelitian ini adalah perlu adanya perbaikan postur kerja, salah
satunya dengan pendidikan ergonomi terutama mengenai postur kerja.

Kata Kunci : postur kerja, mahasiswa kedokteran gigi tahap profesi, rapid
upper limb assessment, RULA

Pendahuluan muskulosketal pada dokter gigi.


Berbagai prosedur kedokteran Survei yang dilakukan oleh Anna
gigi dianggap menyebabkan postur kerja Kierklo dkk pada tahun 2011 terhadap
yang buruk. Postur ini dapat 220 dokter gigi di Polandia,
memberikan tekanan pada saraf dan mendapatkan hasil bahwa 92 % dokter
pembuluh darah, menyebabkan gigi pernah mengalami gangguan
ketegangan yang berlebih pada otot, dan muskuloskeletal dimana sebanyak 47%
menurunkan sirkulasi darah (Sarkar and nya mengalami gangguan pada leher,
Sighli, 2011). Hal tersebut dapat dan 35 % pada punggung daerah bawah.
mengakibatkan terjadinya gangguan Selain itu lebih dari 29% responden
mengalami masalah pada jari tangan, profesi dari angkatan 2009 dan 2010,
23% mengalami gangguan pada dengan jumlah masing-masing 30 orang
panggul, 20% mengalami masalah pada dari angkatan 2009 dan 36 orang dari
pertengahan punggung, dan 20% angkatan 2010.
mengalami gangguan pada bahu Prosedur penelitian yang
(Kierklo et all, 2011). digunakan (1)Pengumpulan populasi
Gangguan muskuloskeletal pada dan sampel, (2)Subjek penelitian
dokter gigi dapat dicegah dengan diminta untuk mengisi informed
menerapkan postur tubuh yang benar consent, (3)Pengambilan video dari
saat bekerja. Upaya penerapan postur aktifitas mahasiswa tingkat profesi
tubuh yang benar saat bekerja harus Fakultas Kedokteran Gigi Unpad saat
dilakukan sejak mahasiswa. Postur sedang bekerja, dengan meletakan 1
tubuh dapat dianalisis dengan metode kamera video di sisi kanan, 1 di sisi kiri
RULA (rapid upper limb assessment). selama 5-15 menit seperti pada
RULA dikembangkan untuk penelitian yang dilakukan oleh
mengevaluasi posisi ergonomis pekerja Gandavadi pada tahun 2008.(4)Video
terhadap risiko terjadinya gangguan dianalisis kemudian diambil salah satu
muskuloskeletal terutama daerah gambar dimana subjek sedang bekerja
ekstremitas atas (Middlesworth, 2014). dengan postur yang janggal dan
Tujuan dilakukan penelitian ini berlangsung lama.(5)Gambar yang telah
adalah untuk mengetahui gambaran diambil dianalisis mengunakan metode
postur kerja dengan metode RULA pada RULA, dengan cara membagi bagian
mahasiswa program profesi Fakultas tubuh menjadi dua kelompok.
Kedokteran Gigi Universitas Kelompok A meliputi lengan atas,
Padjadjaran saat sedang melakukan lengan bawah dan pergelangan
pekerjaan klinik. tangan.Dan kelompok B meliputi leher,
badan dan kaki.(6)Kemudian dilakukan
Metode Penelitian penilaian sesuai dengan RULA
Penelitian ini telah disetujui oleh worksheet.
Universitas Padjadjaran. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode
deskripsi, dengan desain penelitian Hasil Penelitian dan Pembahasan
cross sectional survey.
Populasi penelitian adalah Tabel 1.1 Skor RULA pada Mahasiswa
mahasiswa program studi pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran
dokter gigi tahap profesi Unpad GigiAngkatan 2009 dan 2010
angkatan 2009-2010 yang bekerja di
Year of Batch
Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG Score
2009 2010
Unpad. Dimana sample diambil
sebanyak 66 orang mahasiswa program Gran Right Left Right Left
studi pendidikan dokter gigi tahap d
Score 3 10 4
1 0 0 0 0 4 11 16
2 7 4 4 2 5 0 2
3 11 14 15 21 6 0 0
4 12 12 17 13 7 0 0
               
Score Score B Right-Left
A Right Left Right Left 1 0
1 0 0 0 0 2 0
2 3 2 5 6 3 7
3 10 7 10 11 4 1
4 17 20 21 17 5 10
5 0 0 0 0 6 5
6 0 1 0 2 7 1
7 0 0 0 0 8 0
         
Score
B Right-Left Righ-Left Tabel 1.3 Skor RULA pada Tindakan
1 0 0 Konservasi
2 1 0 Grand
3 10 8 Score Right Left
4 2 1 1 0 0
5 10 18 2 0 4
6 6 6 3 12 11
7 1 2 4 13 10
8 0 1      
Score A Right Left
Tabel 12 Skor RULA pada Tindakan 1 0 0
Periodontik 2 2 6
Grand 3 4 7
Score Right Left 4 19 12
1 0 0 5 0 0
2 6 0 6 0 0
3 8 14 7 0 0
4 10 10      
      Score B Right-Left
Score A Right Left 1 0
1 0 0 2 0
2 3 2 3 5
4 2 2 1 1
5 12 3 2 1
6 4 4 2 3
7 1      
8 1 Score A Right Left
1 0 0
Tabel 1.4 Skor RULA pada Tindakan 2 2 2
Endodontik 3 1 3
Grand 4 2 0
Score Right Left 5 0 0
1 0 0 6 0 0
2 3 1 7 0 0
3 5 9      
4 4 2 Score B Right-Left
      1 0
Score A Right Left 2 0
1 0 0 3 1
2 1 5 4 0
3 5 6 5 2
4 6 1 6 1
5 0 0 7 1
6 0 0 8 0
7 0 0
      Diskusi
Score B Right-Left
Pada penelitian ini (Tabel 1)
1 0
diketahui bahwa sebagian besar
2 1
mahasiswa program profesi angkatan
3 5
2009 berada pada action level 4 untuk
4 4
sisi kanan yaitu sebanyak 12 orang dan
5 2
berada pada action level 3 yaitu
6 0
sebanyak 14 orang untuk sisi kiri.
7 0
Begitu juga pada mahasiswa program
8 0 profesi angkatan 2010 untuk sisi kanan
. sebagian besar berada pala action level 4
Tabel 1.5 Skor RULA pada Tindakan yaitu sebanyak 17 orang dan untuk sisi
Prostodontik kiri pada action level 3.yaitu sebanyak
Grand 21 orang. Dapat disimpulkan bahwa
Score Right Left sebagian besar postur kerja mahasiswa
1 0 0 program profesi fakultas kedokteran gigi
FKG Unpad pada sisi kanan perlu bawah, punggung dan leher.
dilakukan pemeriksaan dan perubahan Score penggunaan otot untuk
saat ini juga dan untuk sisi kiri kelompok A dan kelompok B dalam
perubahan postur kerja perlu dilakukan penelitian ini adalah 1 sebab postur yang
secepatnya. Hal ini berarti lama digunakan kebanyakan statis atau
pengalaman kerja tidak memengaruhi dilakukan lebih dari 1 menit, dan score
postur yang digunakan saat kerja. untuk beban yang diterima untuk
Tamrooiy et all (2015) melakukan kelompok A maupun kelompok B adalah
penilaian postur terhadap dokter gigi di 0 sebab beban yang diterima kurang dari
Tehran, dan didapat bahwa sebanyak dua kilogram. Sehingga nilai score C
54% dokter gigi berada pada action dan score D adalah sebanding dengan
level 3 dan 24% berada pada action nilai score A dan score B.
level 4. Berbeda dengan penelitian yang Munaga et all (2013) melaporkan
dilakukan oleh Choobineh et all (2010) bahwa sebanyak 70% dari 231
terhadap 142 dokter gigi umum di mahasiswa kedokteran gigi di India
Shiraz mengenai postur kerja yang mengakui bahwa selama melakukan
dianalisis menggunakan metode RULA, pekerjaan klinik sering kali
dimana grand score untuk sisi kanan menggunakan postur leher fleksi dan
4,38±0,71 dan untuk sisi kiri 4,35±0,72. punggung membungkuk atau memutar
Artinya postur kerja yang digunakan untuk mempermudah akses dan
oleh dokter gigi di Shiraz berada pada penglihatan. Pada penelitian yang
action level 2 dan 3 (Tamrooiy et all, dilakukan oleh Sardar et all (2014)
2015; Choobineh, 2013). sebanyak 24,5% mahasiswa kedokteran
Kesalahan postur kerja dapat gigi di Dow University of Health and
dilihat pada tabel 1.1 untuk score Science melaporkan sering melakukan
ekstremitas atas (Score A) dan untuk postur membungkuk untuk
score ekstremitas bawah, punggung dan memudahkan penglihatan, karena itu
leher (Score B). Dari tabel tersebut penggunaan kaca mulut untuk
terlihat score A angkatan 2009 untuk sisi penglihatan secara tidak langsung hanya
kiri dan kanan sebagian besar bernilai 4. sebanyak 18,6% (Munaga et all , 2013;
Dan score B untuk angkatan 2009 Sardar et all, 2014).
tertinggi bernilai 5. Tabel 1.2 menunjukan action
Score ekstremitas atas atau Score level risiko terhadap gangguan
A untuk angkatan 2010 untuk sisi kiri muskuloskeletal pada pekerjaan
maupun kanan sebagian besar bernilai 4. Periodontik dimana untuk sisi kanan
Dan Score B untuk angkatan 2010 tertinggi berada pada action level 4
paling banyak bernilai 5. Score sebanyak 42% (10 dari 24 sampel) dan
maksimal untuk score A maupun score untuk sisi kiri berada pada action level 3
B adalah 9. Hal ini berarti risiko sebanyak 58% (14 dari 24 sampel).
gangguan muskuloskeletal terbesar Selain itu dapat diketahui score untuk
diakibatkan kaerna postur ekstremitas ekstremitas atas terbanyak berada pada
score 4, dan score untuk ekstremitas unit) dan tinggi kursi dokter gigi sekitar
bawah, punggung dan leher terbanyak 58,97cm (mendekati titik tertinggi kursi
berada pada score 5. Hal ini serupa dokter gigi). Dan untuk dokter gigi laki-
dengan penelitian yang dilakukan oleh laki inklinasi dental unit 15o, dengan
Muslim et all pada tahun 2012 di ketinggian 46,75 cm (mendekati titik
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas tertinggi dental unit), dan tinggi kursi
Indonesia dimana sebanyak 78% dokter gigi 46,7 cm (mendekati titik
mahasiswa program profesi yang sedang terendah kursi) (Muslim et all, 2011;
mengerjakan skeling berada pada action Hokwerda et all, 2009).
level 4 dengan score tertinggi untuk Saat bekerja pada kuadran dua
ekstremitas atas yaitu 3 dan score untuk dan kuadran tiga dokter gigi berada pada
ekstremitas bawah, punggung dan leher posisi jam 11. Untuk dokter gigi
tertinggi berada pada score 5 (Muslim et perempuan inklinasi dental unit sebesar
all, 2011). 15o, dengan ketinggian sekitar 45,69 cm
Periodontis cenderung mengalami (mendekati titik terendah dental unit)
nyeri pada leher, bahu, tangan dan dan tinggi kursi dokter gigi 55,83 cm
pergelangan tangan akibat seringnya (kurang lebih 4cm sebelum titik
melakukan postur yang statis dengan tertinggi kursi). Untuk dokter gigi laki-
gerakan berulang yang kuat saat bekerja. laki inklinasi dental unit sebesar 15o,
Selain itu beberapa faktor pekerjaan dengan ketinggian sekitar 51,02 cm
seperti gerakan fleksi dan rotasi servikal, (kurang lebih 9 cm diatas titik terendah
penggunaan otot-otot kecil secara dental unit) dan tinggi kursi dokter gigi
berlebih, teknik memegang instrumen 48,9 cm (kurang lebih 4cm diatas titik
dengan kuat, postur kerja dengan lengan terendah kursi) (Muslim et all, 2011;
atas diangkat dan tidak ditopang. Hokwerda et all, 2009).
Kondisi ini mengakibatkan penurunan Saat mengerjakan skeling postur
fungsi tubuh, gerakan terbatas, dan punggung diusahakan lurus. Postur leher
penurunan elastisitas jaringan akibat membungkuk maksimal 20o terhadap
perubahan degeneratif pada tulang sumbu vertikal,untuk mengurangi risiko
belakang (Marantz, 2012). gangguan muskuloskeletal. Postur
Beberapa hal perlu diperhatikan o
membungkuk sampai 60 yang dapat
saat mengerjakan pekerjaan periodontik, dilakukan oleh dokter gigi adalah
seperti menyesuaikan dental unit saat sebanyak 5% dari seluruh jam kerja.
bekerja di setiap kuadran yang berbeda. Bekerja dengan punggung memutar
Saat bekerja pada kuadran satu dan lebih dari 10o dapat diterima apabila
empat gunakan posisi kerja dokter gigi sebanyak-banyaknya dilakukan hanya
berada pada posisi jam 9, dengan 10% dari total jam kerja. Posisi lengan
spesifikasi sebagai berikut. Untuk dokter selama bekerja tetap dekat terhadap
gigi perempuan inklinasi dental unit badan, dan gunakan penopang lengan
sebesar 15o, dengan ketinggian sekitar untuk mengurangi risiko gangguan pada
44,8cm (mendekati titik terendah dental bahu. Posisi lengan bawah berada pada
garis horizontal. Telapak kaki fleksi 0 – 20o, dan untuk bahu fleksi 20o-
menyentuh lantai untuk meneruskan 45o (Rafeemanesh et all, 2013).
berat tubuh (Muslim et all, 2011). Tindakan restorasi terutama untuk
Penelitian yang telah dilakukan rahang atas sebagian besar
oleh Garcia et all pada tahun 2012 menyebabkan postur canggung seperti
didapat sebanyak 159 dari 224 sampel leher membungkuk atau memutar,
yang sedang melakukan prosedur karena pada tindakan ini dokter gigi
rehabilitasi (restorasi dan pembuatan memerlukan pengamatan dan akses yang
gigi tiruan) memiliki score RULA pada lebih. Selain itu tindakan ini
action level tinggi. Serupa dengan hasil menyebabkan penggunaan postur statis
yang didapat dari penelitian ini dimana yang merupakan faktor predisposisi
pada Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa terjadinya gangguan muskuloskeletal.
pada pekerjaan konservasi untuk sisi Pada penelitian yang dilakukan oleh
kanan sebanyak 52% (13 dari 25 Rafeemanesh et all terdapat hubungan
sampel) berada pada action level 4 dan antara keluhan nyeri pada leher dan
untuk sisi kiri berada pada action level 3 punggung dengan peningkatan score
sebanyak 44% (11 dari 25 sampel). Dan risiko untuk leher dan punggung bawah.
tabel 1.5 yang menunjukan risiko pada Faktor lain yang dapat memengaruhi
pekerjaan prostodontik terhadap penggunaan postur yang salah ini adalah
gangguan muskuloskeletal, didapat posisi baki instrumen yang tidak
sebanyak 40% (2 dari 5 sampel) berada menguntungkan, dan tidak adanya
pada action level 4 untuk sisi kanan dan asisten juga penggunaan kursi yang
untuk sisi kiri sebanyak 60% berada tidak ergonomis (Rafeemanesh et all,
pada action level 4. 2013).
Untuk score ekstremitas atas dan Prosthodontist berisiko tinggi
ekstremitas bawah, punggung dan leher mengalami gangguan pada leher dan
pada pekerjaan konservasi (Tabel 1.3) punggung sehubungan dengan area kerja
menunjukan bahwa score tertinggi untuk dan akses atau penglihatan ke dalam
ekstremitas bawah, punggung dan leher rongga mulut yang terbatas.
lebih besar dibanding score tertinggi Keterbatasan dalam pekerjaan ini sering
untuk ekstremitas atas. Begitu pun untuk kali menyebabkan prosthodontist
score ekstremitas atas dan ekstremitas bekerja dengan posisi tubuh yang penuh
bawah, punggung dan leher pada tekanan untuk mencapai akses dan
pekerjaan prostodontik (Tabel 1.5). penglihatan yang baik sehingga
Rafeemanesh et all tahun 2013 di Iran menyebabkan postur kerja janggal
melakukan penelitian mengenai postur dalam waktu yang lama. Hal inilah yang
kerja dokter gigi dimana pada dokter mengakibatkan terjadinya gangguan
gigi yang sedang melakukan pekerjaan pada punggung dan leher (Sivakumar et
restorasi didapat bahwa sebagian besar all, 2012).
dokter gigi bekerja dengan postur leher Gambaran postur kerja mahasiswa
fleksi lebih dari 20o, postur punggung program profesi fakultas kedokteran gigi
pada pekerjaan endodontik dapat dilihat lengan lebih tinggi daripada bahu
pada Tabel 1.4 dimana sebagian besar seringkali dilakukan dokter gigi dalam
berada pada action level 3 dan action mengerjakan pekerjaan klinisnya untuk
level 4. Dengan score ekstremitas atas mendapatkan akses yang baik, hal ini
untuk sisi kanan lebih besar dari score biasanya disertai dengan pergerakan
ekstremitas bawah, punggung dan leher. lengan yang besar. Selain itu postur
Dan untuk score ekstremitas atas sisi punggung yang membungkuk dan leher
kiri sama dengan score ekstremitas yang memutar atau membungkuk
bawah, punggung dan leher. Penilaian seringkali ditemukan saat dokter gigi
postur kerja endodontis dengan bekerja (Khan and Chew, 2013).
menggunakan RULA juga pernah Sebagian besar dari responden
dilakukan oleh Onety et all pada tahun bekerja dengan leher fleksi selama
2014, dimana sebagian besar endodontis pekerjaannya. Bekerja dengan postur
menggunakan postur kerja yang kurang leher fleksi lebih dari 20o dapat
baik dengan score rata-rata 6-7 atau mengakibatkan nyeri daerah leher, ini
berada pada action level 3 dan action disebabkan oleh otot-otot leher dan
level 4 (Onety et all, 2014) punggung atas bekerja terus menerus
Dalam profesinya sebagai untuk mendukung berat leher dan kepala
endodontis, mereka dituntut untuk kemudian akan mengakibatkan rasa
menggunakan lengan dan organ lain tidak nyaman dan rasa sakit. Selain itu
yang berdekatan untuk melakukan pola posisi punggung atas dan punggung
gerakan yang sama dan berulang selama bawah bergantung dengan posisi leher,
pekerjaan kliniknya. Akibatnya terlihat apabila leher melakukan fleksi berlebih
sebagian besar endodontis bekerja maka punggung atas akan tegang dan
dengan bahu kiri lebih tinggi sedikit fleksi. Hal ini dapat
dibandingkan dengan bahu kanan. meningkatkan terjadinya nyeri. Hal yang
Selain itu gerakan fleksi pada siku sisi sama juga akan terjadi pada punggung
kanan membentuk sudut yang lebih bawah, dan dapat menyebabkan
kecil dibandingkan pada sisi kiri. Hal ini melemahnya otot abdominus transversus
menunjukan bahwa endodontis yang yang merupakan salah satu faktor
bekerja dengan tangan kanan terjadinya low back pain (Gandavadi,
menggunakan beban yang lebih besar 2008).
pada ekstremitas atas di sisi kanan
dibanding sisi kiri (Onety et all, 2014). Kesimpulan
Dokter gigi sangat berisiko 1. Secara keseluruhan postur kerja
mengalami gangguan muskuloskeletal angkatan 2009 dan 2010 berada
akibat postur kerjanya. Beberapa pada action level 4, sehingga
prosedur klinis dapat menyebabkan dibutuhkan investigasi dan
dokter gigi melakukan postur kerja yang perubahan segera terhadap postur
tidak ergonomis, dan dilakukan dalam kerja.
waktu yang lama atau berulang. Posisi
2. Score terbesar berada pada score Northern Ireland : Health and
B yaitu score untuk ekstremitas Safety Authority
bawah, punggung dan leher. 6. Health and Safety Executive. 2002.
Artinya kesalahan postur terbesar Upper Limb Disorders in The
berada pada kelompok tersebut. Workplace. Norwich : Crown
3. Beberapa pekerjaan dalam 7. Hokwerda, O.; J.A.J. Wouters;
kedokteran gigi (periodontik, R.A.G. Ruijter; and S. Zijlstra-
konservasi, prostodontik dan Shaw. 2009. Adopting a healthy
endodontik) mengakibatkan sitting working posture during
dokter gigi bekerja dengan postur patient treatment. Diakses dari :
kerja yang janggal, sehingga http://www.rug.nl/research/ctm/ken
dokter gigi berisiko tinggi niscentrum/ergonomie/pdfergonomi
mengalami gangguan e/1adoptingahealthysittingworkingp
muskuloskeletal. ostureduringpatienttreatment.
(jan2009).pdf pada 28 Agustus
2015
Referensi 8. Kierklo, A; A.Kobus; M.Jaworska;
1. Choobineh, A R; et all. 2012. B.Botulinski. 2011. Work-related
Prevalence of musculoskeletal musculoskeletal disorders among
disorders and posture analysis using dentist- a questionnare survey. Ann
rula method in Shiraz general Argic Environ Med. 18: 79-84
dentists in 2010. JIDAI. Vol 24 No4 9. Lippert, L.S. 2006. Clinical
: 244-250 Kinesiology and Anatomy Fourth
2. Gandavadi, A. 2008. Working Edition. Philadelphia: F.A. Davis
postures in dental practitioners and Company
dental student: relationship between 10. Marantz, C. 2012. Periodontal
posture seating, and muscle resident self-assessment of
activity. University of Birmingham ergonomics before and after
3. Garcia et all. 2012. Musculoskeletal videotaped surgeries. Dari
disorders in upper limbs in dental http://scholarscompass.vcu.edu/etd,
students: exposure action level to diakses pada 10 Oktober 2015
risk factors. Braz J Oral Scl. Vol11 11. McAtamney, L and E.N. Corlett.
No.2 1993. RULA : a survey method for
4. Guyton, A.C and J.E. Hall. the investigation of work related
Textbook of Medical Physiology upper limb disorders. Applied
Eleventh Edition. Philadelphia: Ergonomics. 24 (2) : 91-99.
Elsevier Saunders 12. Middlesworth, M. 2014. A Step-by-
5. Health and Safety Authority. 2013. step guide rapid upper limb
Guidance on the prevention and assessment (RULA). Ergonomics
management of musculo skeletal plus. Dari www.ergo-plus.com,
disorders (msds) in the workplace. diakses pada 23 November 2014.
13. Moncur, C. 2006. Overview of the of Health and Sciences, Karachi. J
musculoskeletal system. Dari Park Dent Assoc 23(3): 117-121
http://www.msanatomy.co.uk/skelet 21. Sarkar, P.A and AL.Shigli. 2011.
al%20system.pdf, diakses pada 17 Ergonomics in general dental
April 2015. practice. People’s Journal of
14. Moore, K.L., A.F Dalley and Scientific Research. Dari
A.M.R. Agur. 2014. Clinical http://www.pjsr.org/Jan12_pdf/11.
Oriented Anatomy 7th Edition. %20Priyanka%20Arien%20Dr..pdf,
China: Lippincott Williams & diakses pada 24 November 2014
Wilkins. 22. Sivakumar, I et all. 2012.
15. Munaga, S et all. 2013. Assessment Occupational health hazards in a
of ergonomics among dental prosthodontic practice. J Adv
students. Jurnal of Orofascial Prosthodont 4(4): 259-265
Science, Vol 5 Issue 2: 109-113 23. Standring, S. 2008. Gray’s
16. Muslim, E et all. 2012. Working Anatomy The Anatomical Basis of
posture evaluation of clinical Clinical Practice Fortieth Edition.
student in faculty of dentisry Spain: Elsevier
university of Indonesia for the 24. Swathi. 2012. Patient and Dentist
scaling task in sitting position in a Chair Positions in Dentistry.
virtual environment. Makara Diakses dari
Kesehtan Vol 16 No1: 36-44 h ttp:// swathi 180.hubpa ges. co
17. Occupational Health and Safety m/hub/ Patie nt-a nd- Oper ator-
Council of Ontario (OHSCO). positi on-Dentistry diakses pada
2007. Ergonomics and dental work. 28 Agustus 2015
OHSCO 25. Tamrooiy, F R; et all. 2015. A
18. Onety, G C S et all. 2014. Analysis survey on prevalence of
of endodontist posture utilizing musculoskeletal disorders in
cinemetry, surface dentists of Tehran and their posture
electromyography and ergonomic assessment by rula method.
checklists. Brazillian Dental IRJABS, Vol 9 (5) : 666-671
Journal 25(6): 508-518
19. Rafeemanesh, E et all. 2013. A 26. Tortora, G.J and B. Derrickson.
study on job postures and 2009. Principle of Anatomy and
musculoskeletal illnesses in Physiology 12th edition. USA: John
dentists. International Journal of Wiley & Sons.
Occupational Medicine and 27. Valachi, B. 2012. Neck, Back and
Environmental Health 26(4): 615- Beyond : Evidence-based Strategies
620 to Prevent Pain and Extend Your
20. Sardar, K.P et all. 2014. Work- Career. Ireland : Posturedontics
related musculoskeletal pain among 28. Valachi, B and K.Valachi. 2003.
dental students at Dow University Mechanisms leading to
musculoskeletal disorders in
dentistry. JADA, Vol.134
29. Wilkins, E. 2008. Clinical Practice
of The Dental Hygienist, 10th ed.
Philadelphia: Lippincott. Pp 85-97

Anda mungkin juga menyukai