KELOMPOK 7
Disusun Oleh :
Alya Pinahayu Sakanthi 118260006
Nasyta Dila Firdaus 118260035
Rosa Mexsi Avila 118260057
Yuni Maulida 118260012
Pengelolaan obat di rumah sakit merupakan aspek manajemen rumah sakit yang
penting. Tujuan pengelolaan obat yang baik di rumah sakit adalah agar obat yang
diperlukan tersedia setiap saat, dalam jumlah yang cukup dan terjamin untuk
mendukung pelayanan bermutu (Permenkes, 2016). Selain rumah sakit pengelolaan
obat juga terdapat di apotek. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker (Permenkes RI No. 9, 2017).
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien dan bertujuan untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam
proses pelayanan (Permenkes RI No. 73, 2016).
Kesalahan pengobatan (medication error) adalah kegagalan dalam proses
perawatan yang mengarah pada, atau memiliki potensi untuk mengarah pada,
membahayakan pasien. Medication error dapat terjadi pada saat pemilihan obat,
penulisan resep, pembuatan formulasi yang akan digunakan, dispensing, penggunaan
obat dan monitoring terapi. Salah satu contoh medication error pada tahap dispensing
adalah kesalahan saat pengambilan dan pemberian obat kepada pasien. (Aronson,
2009).
Obat high alert adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan serius
(sentinel event), obat berisiko tinggi yang menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan
pengucapannya terdengar mirip atau Look Alike Sound Alike (Permenkes, 2016).
Obat Look-Alike Sound-Alike (LASA) adalah obat-obatan yang pelafapannya
terdengar mirip dan memiliki kemasan atau bentuk yang terlihat mirip, dalam istilah
Bahasa Indonesia disebut juga Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM)
(Permenkes No. 58, 2014).
Salah satu contoh dari kesalahan yang terjadi pada obat LASA seperti obat
Aptor dan Lipitor. Jika seorang pasien kolesterol yang seharusnya mendapatkan obat
Lipitor namun diberikan obat Aptor, maka kolesterol pasien tersebut akan tetap tinggi
dan tidak mencapai tujuan pengobatannya. Oleh karena itu dalam pengelolaan dan
pemberian atau pelayanan obat LASA atau obat high alert medication harus sesuai
dengan dengan ketentuan dan kebijakan dari Rumah Sakit atau Apotek terkait agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan obat yang tidak sesuai dengan kebutuhan
pasien.
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian terkait pengelolaan dan
pelayanan obat high alert medication supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemberian
obat kepada pasien sehingga keselamtan pasien akan tetap terjaga.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan terkait penyimpanan obat high alert medication termasuk
obat LASA di Rumah Sakit maupun Apotek?
2. Bagaimana cara pemberian obat high alert medication terutama obat LASA agar
sesuai dengan kebutuhan pasien?
C. Tujuan
1. Mampu memberikan gambaran terkait penyimpanan obat high alert medication di
Rumah Sakit maupun Apotek
2. Mengetahui cara memberikan obat high alert medication yang sesuai dengan
kebutuhan pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
High Alert Medication merupakan obat – obat yang perlu di waspadai dan
sering menyebabkan kesalahan yang serius (sentinel event). Obat – obatan yang
terlihat mirip dan terdengar mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM,
atau Look Alike Soun Alike/LASA ) adalah obat yang mempunyai resiko tinggi
yang menyebabkan dampak tidak diinginkan (adverse outcome). Obat dalam isu
keselamatan pasien yang sering disebutkan adalah pemberian elektrolit konsetrat
secara tidak sengaja (misalnya kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9
%, dan magnesium sulfat = 50% atau lebih pekat) (Nur Aini, 2014).
UCAPAN MIRIP
Nama Obat Nama obat
AlloPURINOL HaloPERIDOL CefoTAXIME CefoROXIME
LaSIX LOSEC EFEDrin EFINefrin
AmiTRIPTILIN AmiNOPHILIN HISTApan HEPTAsan
APTOR LipiTOR ErgoTAMIN ErgoMETRIN
Asam
Asam MEFENAmat FasTALGIN ForTELYSIN
TRANEKSAmat
AmineFERON AmioDARON DOPAMIN DobuTAMIN
AlpraZOLAM LoraZEPAM FARgesic FORgesic
Propranolol BisoPROLOL TRIOfusin TUTOfusion
AZITROmycin ERITROmycin PheniTOYN VenTOLIN
CefEPIM CefTAZIDIM PIRAcetam PARAcetamol
KEMASAN MIRIP
Nama Obat Nama obat
Histapan Heptasan Tilflam tab Vaclo tab
Bio ATP Pehavral Ubesco tab Imesco tab
Tomit Tab Trifed Tab Ikalep sirup Lactulac sirup
Omeprazole inj Ceftizoxime inj Iliadin drop Iliadin spray
Rhinos sirup Rhinofed sirup Mertigo tab Nopres tab
(Rusli, 2018)
American Hospital Association, 2002 . In our hands: How hospital leaders can build a
thriving workforce. Chicago: Author.
Aronson, J.K. 2009. Medication Errors: Definition and Classification. British Journal of
Clinical Pharmacology. Oxford,UK
ISMP. 2014. ISMP List of High-Alert Medications in Acute Care Settings. Cambridge .
Institute for Healthcare Improvement
Nur Aini, F. (2014). Gambaran Penyimpanan Obat High Alert Medication di Instalasi
Farmasi RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo. Akademi Farmasi Putra
Indonesia Malang..
Permenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 58 Tahun 2014 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah sakit. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Permenkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 73 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Permenkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 2017 Tentang
Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Rusli . 2018 . Farmasi Klinik . Kementerian Kesehatan RI . Jilid I . Jakarta. Hal 35-39
Safitri, M., Zazuli, Z., & Dentiarianti. 2016. Studi Pengelolaan Obat-obatan Look Alike
(Rupa Mirip) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X di kota cimahi .Seminar
Nasional Farmasi (SNIFA) 2 UNJANI