Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN RISIKO DENGAN

BERDUKA DI DESA GEDANGKULUT RT 03 RW 01 KECAMATAN


CERME KABUPATEN GRESIK

Oleh:
Nabilatuz Zulfa Salimah, S.Kep.
NIM 202311101063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN RISIKO DENGAN TAHAP
TUMBUH KEMBANG USIA DEWASA AKHIR
DI DESA GEDANGKULUT RT 03 RW 01 KECAMATAN CERME
KABUPATEN GRESIK

disusun untuk memenuhi tugas Program Studi Pendidikan Profesi Ners


(PSP2N)
Stase Keperawatan Jiwa

Oleh:
Nabilatuz Zulfa Salimah, S.Kep.
NIM 202311101063

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
A. DEFINISI
Kehilangan adalah suatu situasi actual mapupun potensial yang dapat
dialami oleh individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya
da, baik sebagian atau keseluruhan atau terjadi perubahan dalam hidup
sehingga terjadi perasaan kehilangan. Kehilangan merupakan
pengalama yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang
kehidupannya. Sejak lahir, individu sudah mengalami kehilangan dan
cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang
berbeda. Respons terakhir terhadap kehilangan sangat dipengaruhi oleh
respons individu terhadap kehilangan sebelumnya (Hidayat, 2012)
Kehilangan sendiri dianggap sebagai kondisi krisis, baik krisis
situasional ataupun krisis perkembangan. Dalam hal ini prepsi individu,
tahap perkembangan, mekanisme koping, dan system pendukungnya
sangatlah berpengaruh terhadap respons individu dalam menghadapi
respon tersebut. Apabila proses kehilangan tidak dibarengi dengan
koping yang positif atau penanganan yang baik, pada akhirnya akan
berpengaruh pada perkembangan individua atau part of being matur-
nya.
Berduka merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal ini
diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing-masing orang
dan didasarkan pada pengalaman pribadi, ekspektasi budaya dan
keyakinan spiritual yang dianutnya. Menurut Hidayat (2012) berduka
adalah reaksi emosional dari kehilangan dan terjadi bersamaan dengan
kehilangan baik karena perpisahan, perceraian maupun kematian.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpukan bahwa kehilangan
merupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang biasa terjadi pada orang-
orang yang menghadapu suatu keadaan yang berubah dari keadaan
semula dimana keadaan yang sebelumnya tidak ada menjadi ada.
Terlepas dari penyebab kehilangan, respon terakhir terhadap kehilangan
sangat dipengaruhi oleh kehilangan sebelumnya. Kemudian berduka
merupakan suatu kondisi emosional dimana efek atau hasil akibat dari
keadaan kehilangan yang dialami oleh seseorang dan mengakibatkan
emosi sedih akibat dari kehilangan.

B. RESPON BERDUKA
Menurut teori Kubler-Ross, respon atau tahap berduka terbagi dalam 5
yahap yakni pengingkaran, marah, tawar-menawar, depresi dan
penerimaan.
a. Fase Pengingkaran (Denial)
Reaksi pertama individu akibat dari kehilangan adalah syok, kaget
dan merasa tidak percaya atas kejadian yang menimpa. Seseorang akan
mengingkari kenyataan bahwa kehidupan itu memang benar terjadi
dengan mengatakan bahwa itu semua tidak benar-benar terjadi atau hal
tersebut tidak mungkin terjadi dan perasaan yang selalu menyelah. Pada
umumnya, reaksi fisikyang akan terjadi pada fase ini adalah letih, lemah.
Pucat, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis,
gelisah dan tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berakhir dalam
beberapa hari bahkan tahun.
b. Fase Marah (Marah)
Fase ini dimulai dengan timbulnya akan kenyataan terjadinya
kehilangan. Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering
diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkungannya, orang tertentu
atau ditujukan kepada dirinya sendiri. Tidak jarang ia menunjukkan
perilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan dan menuduh dokter
dan perawat yang tidak becus. Respon fisik yang sering terjadi pada fase
ini antara lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur dan tangan
mengepal.
c. Tawar-menawar (Bergaining)
Fase ini merupakan fase tawar-menawar dengan memohon
kemurahan tuhan. Di dalam fase ini seseorang akan memohon dan
memiliki emosi apabila dia meningkatkan spiritualitasnya maka kejadian
yangsedang menimpanya tidak akan terjadi. Pernyataan yang sering
terjadi seperti penolakan dan tidak terima atas apa yang menimpanya. Di
dalam fase ini seseorang akan cenderung menyelesaikan urusan yang
bersifat pribadi, seperti membuat surat warisan, mengunjungi keluarga
dan sebagainya.
d. Fase Depresi (Depression)
Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang
sebagai klien sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan
keputusasaan, perasaan tidak berharga, ada keinginan bunuh diri, dan
sebagainya. Gejala fisik yang ditunjukkan antara lain : menolak makan,
susah tidur dan letih
e. Fase Penerimaan (Acceptance)
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran
yang selalu berpusat kepada obyek atau orang yang hilang akan mulai
berkurang atau hilang. Individu telah menerima kehilangan yang
dialaminya. Gambaran tentang obyek atau orang yang hilang mulai
dilepaskan dan secara bertahap perhatiannya akan beralih kepada obyek
yang baru. Fase ini biasanya dinyatakan dengan perasaan kehilangan dan
sedih akan tetapi tetap menerima keadaan yang ada. Apabila individu
dapat memulai fase ini dan menerima dengan perasaan damai, maka dia
akan mengakhiri proses berduka serta mengatasi perasaan kehilanganya
dengan tuntas. Tetapi bila tidak dapat menerima fase ini maka ia akan
mempengaruhi kemampuannya dalam mengatasi perasaan kehilangan
selanjutnya (Setiyawan, 2013)

C. TIPE KEHILANGAN
a. Actual Loss
Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain,
sama dengan individu yang mengalami kehilangan. Contoh : kehilangan
anggota badan, uang, pekerjaan, anggota keluarga.
b. Perceived Loss (Psikologis)
Kehilangan sesuatu yang dirasakan oleh individu bersangkutan
namun tidak dapat dirasakan/dilihat oleh orang lain. Contoh : kehilangan
masa remaja, lingkungan yang berharga.
c. Acnticipatory Loss
Perasaan kehilangan terjadi sebelum kehilangan terjadi. Individu
memperlihatkan perilaku kehilangan dan berduka untuk suatu kehilangan
yang akan berlangsung. Sering terjadi pada keluarga dengan klien
(anggota) menderita sakit terminal (Azizah, 2011)

D. LIMA KATEGORI KEHILANGAN


a. Kehilangan Objek Eksternal
Kehilangan benda eksternal mencakup segala kepemilikan yang
telah menjadi using berpindah tempat, dicuri, atau rusak karena bencana
alam. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda yang
hilang bergantung pada nilai yang dimiliki orang tersebut terhadap nilai
yang dimilikinya dan kegunaan dari benda tersebut.
b. Kehilangan Lingkungan Yang Telah Dikenal
Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang
telah dikenal mencakup lingkungan yang telah dikenal selama periode
tertentu atau kepindahan secara permanen. Contohnya pindah ke kota
baru atau perawatan di rumah sakit.
c. Kehilangan Orang Terdekat
Orang terdekat mencakup orang tua, pasangan, anak-anak, saudara
sekandung, guru, teman tetangga dan rekan kerja. Artis atau atlet terkenal
mungkin menjadi orang terdekat bagi remaja. Riset membuktikan bahwa
banyak orang menganggap hewan peliharaan sebagai orang tedekat.
Kehilangan dapat terjadi akibat perpisahan atau kematian
d. Kehilangan Aspek Diri
Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup fungsi tubuh, fungsi
fisiologis atau psikologis. Orang tersebut tidak hanya mengalami
kedukaan akibat kehilangan tetapi juga dapat mengalami perubahan
permanen dalm citra tubuh dan konsep diri

e. Kehilangan Hidup
Kehilangan dirasakan oleh orang yang menghadapi detik-detik
dimana orang tersebut akan meninggal (Devica, 2015)

E. PENATALAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


a. PENGKAJIAN

Format Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa


(Risiko)

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Pekerjaan :
Usia : Status Perkawinan :
Jenis Kelamin : Alamat :

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Faktor presipitasi (sifat, sumber, waktu, jumlah)

2. Faktor predisposisi (biologis, psikologis, sosiokultural)


a. Keluhan
b. Pernah mengalami hipertensi ?
c. Pengobatan yang dilakukan sebelumnya ?
a) Berhasil
b) Kurang berhasil
c) Tidak berhasil
Jelaskan

3. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda-tanda vital
TD :
Nadi :
S :
RR :
2. BB :
TB :
3. Keluhan fisik :

SELF- REPORTING QUESTIONARE-29 (SRQ-29)


KUESIONER DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA

Nama Responden :
Alamat :
Umur :

Bacalah petunjuk ini seluruhnya sebelum mulai mengisi.


Pertanyaan berikut berhubungan dengan masalah yang mungkin
mengganggu anda selam 30 hari terakhir.
Apabila Anda menganggap pertanyaan itu anda alami dalam 30 hari
terakhir, berilah tanda silang (X) pada kolom Y (berarti Ya).
Apabila Anda menganggap pertanyaan itu Tidak anda alami dalam 30 hari
terakhir, berilah tanda silang (X) pada kolom T (berarti Tidak).
Jika anda tidak yakin dengan jawabannya, berilah jawaban yang paling
sesuai di antara Y dan T.

NO PERTANYAAN Y T
SRQ1 Apakah Anda sering merasa sakit
kepala?
SRQ2 Apakah Anda kehilanga nafsu
makan?
SRQ3 Apakah tidur Anda tidak nyenyak?
SRQ4 Apakah Anda mudah merasa takut?
SRQ5 Apakah Anda merasa cemas, tegang,
atau khawatir?
SRQ6 Apakah tangan Anda gemetar?
SRQ7 Apakah Anda mengalami gangguan
pencernaan?
SRQ8 Apakah Anda merasa sulit berpikir
jernih?
SRQ9 Apakah Anda merasa tidak bahagia?
SRQ1 Apakah Anda lebih sering menangis?
0
SRQ1 Apakah Anda merasa sulit untuk
1 menikmati aktivitas sehari-hari?
SRQ1 Apakah Anda mengalami kesulitan
2 untuk mengambil keputusan?
SRQ1 Apakah aktivitas/tugas sehari-hari
3 Anda terbengkalai?
SRQ1 Apakah Anda merasa tidak mampu
4 berperan dalam kehidupan ini?
SRQ1 Apakah Anda kehilangan minat
5 terhadap banyak hal?
SRQ1 Apakah Anda merasa tidak berharga?
6
SRQ1 Apakah Anda mempunyai pikiran
7 untuk mengakhiri hidup Anda?
SRQ1 Apakah Anda merasa lelah sepanjang
8 waktu?
SRQ1 Apakah Anda merasa tidak enak
9 diperut?
SRQ2 Apakah Anda mudah lelah?
0
SRQ2 Apakah Anda minum alkohol lebih
1 banyak dari
biasanya atau Apakah Anda
menggunakan
Narkoba?
SRQ2 Apakah Anda yakin bahwa seseorang
2 mencoba
mencelakai Anda dengan cara
tertentu?
SRQ2 Apakah ada yang mengganggu atau
3 hal yang tidak
biasa dalam pikiran Anda?
SRQ2 Apakah Anda pernah mendengar
4 suara tanpa tahu
sumbernya atau yang orang lain tidak
dapat
mendengar?
SRQ2 Apakah Anda mengalami mimpi yang
5 mengganggu
tentang suatu bencana /musibah atau
adakah saatsaat Anda seolah
mengalami kembali bencana itu?
SRQ2 Apakah Anda menghindari kegiatan,
6 tempat, orang
atau pikiran yang mengingatkan Anda
akan bencana tersebut?
SRQ2 Apakah minat anda terhadap teman
7 dan kegiatan
yang biasa Anda lakukan berkurang?
SRQ2 Apakah Anda merasa sangat
8 terganggu jika berada
dalam situasi yang mengingatkan
Anda akan
bencana atau jika Anda berpikir
tentang bencana
itu?
SRQ2 Apakah Anda kesulitan memahami
9 atau
mengekspresikan perasaan anda?
SKOR
Interpretasi :
1) Apabila terdapat  5 atau lebih jawaban YA pada no 1-20 berarti terdapat
masalah psikologis seperti cemas dan depresi
2) Apabila terdapat jawaban YA pada No. 21 berarti terdapat penggunaan zat
psikoaktif/narkoba
3) Apabila terdapat satu atau lebih jawaban YA dari no. 22-24  berarti terdapat
gejala gangguan psikotik (gangguan dalam penilaian realitas) yang perlu
penanganan serius
4) Apabila terdapat satu atau lebih jawaban YA dari no. 25-29 berarti terdapat
gejala-gejala gangguan  PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) / gangguan
stres setelah trauma

b. Diagnosa
Berduka (D.0081)
c. Definisi
Menurut standar diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) ,
diagnosa berduka merupakan respon psikososial yang ditunjukkan oleh
klien akibat kehilangan (orang, objek, fungsi, status, bagian tubuh atau
hubungan).
d. Penyebab
a.) Kematian keluarga atau orang yang berarti
b.) Antisipasi kematian keluarga atau orang yang berarti
c.) Kehilangan (Objek, Pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh,
hubungan social)
e. Tanda dan gejala
a.) Tanda dan gejala mayor
1. Subjektif :
 Merasa sedih
 Merasa bersalah atau menyalahkan orang lain
 Tidak menerima kehilangan
 Merasa tidak ada harapan
2. Objektif :
 Menangis
 Pola tidur berubah
 Tidak mampu berkonsentrasi
b.) Tanda dan gejala minor
1. Subjektif :
 Mimpi buruk atau pola mimpi berubah
 Merasa tidak berguna
 Fobia
2. Objektif :
 Marah
 Tampak panik
 Fungsi imunitas terganggu

f. Kondisi klinis terkait


a.) Kematian anggota keluarga atau orang terdekat
b.) Amputasi
c.) Cedera medulla spinalis
d.) Kondisi kehilangan perinatal
e.) Penyakit terminal
g. Intervensi Keperawatan
1. Dukungan proses berduka (I.02028)
a.) Definisi
Memfasilitasi menyelesaikan proses berduka terhadap
kehilangan yang bermakna
b.) Tindakan
1.) Observasi
 Identifikasi kehilangan yang dihadapi
 Identifikasi proses berduka yang dialami
 Identifikasi sifat ketertarikan pada benda yang
hilang atau orang yang meninggal
 Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
2.) Terapeutik
 Tunjukkan sikap menerima dan empati
 Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan dan
kehilangan
 Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau
orang terdekat
 Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dngan
budaya, agama, dan norma social
 Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara
yang nyaman (mis. Membaca buku, menulis,
menggambar atau bermain)
 Diskusi strategi koping yang dapat digunakan
3.) Edukasi
 Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap
mengingkari, marah, tawar-menawar, sepresi dan
menerima adalah wajar dalam menghadapi
kehilangan
 Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada
kehilangan
 Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang
kehilangan
 Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
2. Promosi Koping
a.) Definisi

meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan


merespon stressor dan atau kemampuan memggunakan sumber-
sumber yang ada

b.) Tindakan

1.) Observasi :

 Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang


sesuai tujuan
 Identifikasi kemampuan yang dimiliki
 Identifikasi sumberdaya yang tersedia untuk
memenuhi tujuan
 Identifikasi pemahaman proses penyakit
 Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan
hubungan

2.) Terapeutik :

 Diskusikan perubahan peran yang dialami


 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Dikusikan alas an mengkritisk diri sendiri
 Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman
dan mengevaluasi perilaku sendiri
 Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu
 Diskusikan risiko yang menimbulkan bahwa pada
diri sendiri
 Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang
dibutuhkan

3.) Edukasi

 Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki


kepentingan dan tujuan sama
 Anjurkan penggunaan sumber spirituap, jika perlu
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan presepsi
 Anjurkan pelibatan keluarga
 Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L. 2011. Keperawatan jiwa aplikasi praktik klinik. Graha Ilmu.
(yogyakarta)
Devica, S. 2015. Kehilangan dan berduka. Pengaruh Harga Diskon Dan
Persepsi Produk Terhadap Nilai Belanja Serta Perilaku Pembelian
Konsumen. 7(9):27–44.
Hidayat. 2012. Berduka dan kehilangan. SpringerReference
SDKI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. tim pokja
SDKI DPP PPNI.
Setiyawan. 2013. Sp 1 pada klien berduka dan kehilangan. Journal of
Chemical Information and Modeling. 53(9):1689–1699.

Anda mungkin juga menyukai