BAB 4
POPULASI DAN SAMPEL
Indikator :
2. Peta Konsep
Skhema 1
39
Skhema 2
Skhema 3
3. Uraian Materi
A. Populasi
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
40
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin meneliti semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa
yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi,
untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).
Sampel merupakan bagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel
jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan
diteliti. Penelitian yang atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar
hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus.
Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi,
maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen
atau unsur tadi.
kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga banyak terjadi kekeliruan,
d) demikian pula jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh
elemen dalam populasi menjadi tidak masuk akal, misalnya untuk meneliti
kualitas jeruk dari satu pohon jeruk.
Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa
dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara
penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel
dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel.
C. Teknik Sampling
1. Probability Sampling
a. Sampling Sistematis
b. Sampling kuota
c. Sampling Aksidental
d. Sampling Purposive
e. Sampling Jenuh
f. Snowball Sampling
D. Syarat Sampel
44
Secara umum sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak
mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus
valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur . kalau yang ingin
diukur adalah masyarakat Batak sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya
orang Batak Toba saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur
sesuatu yang seharusnya diukur (orang Batak). Sampel yang valid ditentukan oleh
dua pertimbangan.
Kedua, Presisi, kriteria kedua sampel yang baik adalah meiliki tingkat
presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita
dengan karakteristik populasi. Contoh : dari 300 pegawai produksi, diambil
sampel 50 orang. Setelah diukur ternyata rata-rata perhari, setiap orang
menghasilkan 50 potong produk “X”, namun berdasarkan laporan harian, pegawai
bisa menghasilkan produk “X” perharinya rata-rata 58 unit. Artinya diantara
laporan harian yang dihitung berdasarkan populasi dengan hasil penelitian yanhg
dihasilkan dari sampel, terdapat perbedaan 8 unit. Makin kecil tingkat perbedaan
diantara rata-rata populasi dengan rata-rata sampel, maka makin tinggi tingkat
presisi sampel tersebut.
semakin kecil dan sebaliknya, makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi,
maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Tentang berapa ukuran ideal untuk sampel penelitian?, sampai saat ini belum ada
kesepakatan atau ketentuan yang bisa diterima secara umum. Penetapan ukuran
sampel merupakan masalah yang komplek dan mencakup banyak pertimbangan
kualitatif dan kuantitatif. Yang jelas, sampel yang baik adalah sampel yang
memberikan pencerminan optimal terhadap populasinya (representative).
Representative suatu sampel tidak pernah dapat dibuktikan, melainkan hanya
didekati secara metodologi melalui parameter yang diketahui dan diakui
kebaikannya secara teoritik maupun eksperimental. Berikut ini disajikan pendapat
beberapa ahli tentang ukuran sampel;
1. Gay & Diehl (1992 : 146) berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-
besarnya. Pendapat ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel yang
diambil, maka akan semakin representatif, dan hasilnya dapat digeneralisir.
Namun, ukuran sampel yang dapat diterima akan sangat bergantung pada jenis
penelitiannya;
a) apabila penelitiannya bersifat deskriptif, maka sampel minimunnya adalah 10%
dari populasi,
b) penelitian yang bersifat korelasional, sampel minimunnya 30 subyek,
c) penelitian kausal-perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subyek per group, dan
d) penelitian eksperimental, sampel minimunnya adalah 15 subyek per group.
b. Apabila faktor yang digunakan dalam penelitian itu banyak, maka ukuran
sampel minimal 10 kali atau lebih dari jumlah faktor.
c. Jika sampel akan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian, maka ukuran sampel
minimum 30 untuk tiap bagian yang diperlukan.
3.Slovin (1960), dalam Sevila (2007) menentukan ukuran sampel dari suatu
populasi dengan rumus sebagai berikut:
N
N = 2
1+ N (e)
4. Ringkasan
5. Latihan
1. Terangkanlah perbedaan populasi dan sampel
2. Terangkan mengapa diperlukan teknik sampling
3. Jelaskan perbedaan teknik sampling probability dengan non probability.
4. Sebutkan dan jelaskan masing-masing teknik sampling yang termasuk
probability sampling.
5. Sebutkan dan jelaskanlah masing-masing teknik sampling yang termasuk
non probability sampling
6. Dengan aturan dalam menentukan jumlah sampel, tentukanlah jumlah
sampel dari contoh jumlah suatu populasi.