Anda di halaman 1dari 41

MENTER!

KEUANGAN
REPUB-IK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 145/PMIZ. 05/2017
TENTANG
TATA CARA PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA SEBELUM BARANG I JASA DITERIMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 68 ayat (4)


Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata
Cara Pembayara:1 atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Sebelum Barangl Jasa Diterima;

Mengingat Peraturan Pemenntah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata


Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5423);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG TATA CARA
PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA SEBELUM BARANG I JASA DITERIMA.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-2-

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang mengenai Perbankan dan Indonesia
Eximbank.
2. Perusahan Asuransi adalah perusahaan asuransi umum
dan/atau konsorsium yang memasarkan produk
asuransi pada lini usa:t.a suretyship.
3. Perusahaan Penjaminan adalah badan hukum danjatau
konsorsium yang bergerak di bidang keuangan dengan
kegiatan usaha utama melakukan penjaminan.
4. Penerima Jaminan (Obligee) adalah pihak pemberi
pekerjaan yang mengadakan perjanjianjkontrak dengan
penyedia barangjjasa pemerintah, yang dalam hal ini
diwakili oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
5. Terjamin (Principa� adalah penyedia barangjjasa yang
mengikatkan diri dengan Penerima Jaminan (Obligee)
dalam perjanjianjkontrak dan berjanji untuk
melaksanakan pekerjaannya sesua1 dengan ketentuan
yang berlaku dalam kontrak.
6. Penjamin adalah pihak yang memberikan Jamlnan
kepada Terjamin (Principa� atas kesanggupan untuk
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan
dalam perjanjianjkontrak dan jika tidak dilaksanakan
maka Penjamin akan membayar ganti rugi maksimum
sebesar nilai jaminan.
7. Klaim adalah tuntutan pembayaran oleh Penerima
Jaminan (Obligee) kepada Penjamin yang disebabkan
karena Terjamin (Principa� tidak dapat memenuhi
kewajibannya sesuai dengan_perjanjian.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-3-

9. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang


selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh
kuasa dari Bendahara Um�m ·Negara (BUN) untuk
melaksanakan sebagian fungsi BUN.
10. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat
KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari
Pengguna Anggaran untuk melaksanakan sebagian
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran
pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
11. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat
PPK adalah pejabat yang melaksanakan kewenangan
Pengguna Anggaran/KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran atas beban APBN.
12. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang
selanjutnya disebut PPSPM adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh Pengguna Anggaran/KPA untuk
melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan
menerbitkan perintah pembayaran.
13. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya
disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh
PPK, yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada
negara.
14. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat
SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM
untuk mencairkan dana yang bersumber dari Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran.
15. Surat Pernyataan Kesanggupan Penyedia Barang/Jasa
yang selanjutnya disingkat SPKPBJ adalah pernyataan
yang diterbitkan/dibuat oleh penyedia barang/jasa yang
memuat jaminan atau pernyataan kesanggupan untuk
mengembalikan kepada negara dalam hal penyedia
barangjjasa -:idak melaksanakan kewajiban sebagaimana
diatur dalam kontrakjperjanjianjbentuk perikatan
lainnya.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-4-

1 6 . Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah


unit organ1sas1 lini Kementerian NegarajLembaga atau
unit organ1sas1 Pemerintah Daerah yang melaksanakan
kegiatan Kementerian NegarajLembaga dan memiliki
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran.
1 7 . Jaminan Uang Muka adalah jaminan tertulis yang
bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
( unconditionan yang diserahkan oleh penyedia
barangjjasa kepada PPK untuk menjamin terpenuhinya
kewajiban penyedia barangjjasa sehubungan dengan
pembayaran uang muka atas kontrakjperjanjian
pengadaan barangjjasa pemerintah.
1 8. Jaminan atas Pembayaran untuk Tagihan Pihak Ketiga
atas Kontrak yang Prestasi Pekerjaannya Belum
Mencapai 1 00°/o (seratus persen) pada Akhir Tahun
Anggaran yang selanjutnya disebut sebagai Jaminan
Pembayaran Akhir Tahun Anggaran adalah Jaminan
tertulis dari Bank dengan nilai jaminan paling sedikit
sebesar persentase pekerjaan yang belum diselesaikan
untuk menjamin bahwa apabila penyedia barangjjasa
tidak menyelesaikan pekerjaan yang telah dilakukan
pembayarannya, maka Penjamin akan membayar kepada
PPK sebesar nilai jaminan.
1 9. Jaminan Pemeliharaan adalah Jam1nan tertulis dari
penerbit jaminan sebagaimana diatur dalam ketentuan
perundang-undangan mengenai pengadaan barangjjasa
pemerintah untuk menjamin bahwa apabila penyedia
barangjjasa tidak melaksanakan pekerjaan pemeliharaan
yang telah dilakukan pembayarannya maka Penjamin
akan membayar kepada PPK sebesar nilai jaminan.
2 0 . Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disebut OJK
adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang­
Undang Nomor 2 1 Tahun 20 1 1 tentang Otoritas Jasa
Keuangan.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-5-

2 1 . Panitia Urusan Piutang Negara yang selanjutnya


disingkat PUPN adalah panitia yang bersifat
interdepartemental yang bertugas mengurus Piutang
Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 49 Prp. Tahun 1 960 tentang Panitia Urusan
Piutang Negara.
22. Kantor Pelayanan Kekayaan dan Lelang Negara yang
selanjutnya disebut KPKNL adalah instansi vertikal
Dir�ktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2
Peraturan Menteri 1n1 mengatur mengena1 tata cara
pembayaran atas beban APBN yang dilakukan sebelum
barang/jasa diterima, yang dilakukan di dalam negeri,
termasuk bentuk dan pengelolaan jaminan.

BAB III
JENIS KEGIATAN YANG DIBAYAR SEBELUM BARANG/JASA
DITERIMA DAN BENTUK JAMINAN

Bagian Kesatu
Jenis Kegiatan

Pasal 3
( 1) Pembayaran atas beban APBN tidak boleh dilakukan
sebelum barang dan/atau jasa diterima.
(2) Pembayaran atas beban APBN dapat dilakukan sebelum
barang daniatau jasa diterima dalam hal terdapat
kegiatan yang karena sifatnya harus dilakukan
pembayaran terlebih dahulu.
(3) Pembayaran atas beban APBN untuk kegiatan yang
karena sifatnya harus dilakukan pembayaran terlebih

�/

www.jdih.kemenkeu.go.id
-6-

dahulu sebagaimana d:maksud pada ayat (2) dilakukan


setelah penyedia barang dan/atau jasa menyampaikan
jaminan atas pembayaran yang akan dilakukan.

Pasal 4
(1) Kegiatan yang karena sifatnya dapat dilakukan
pembayaran terlebih dahulu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (2) meliputi:
a. pemberian uang muka kerja;
b. sewa menyewa;
c. jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko;
d. kontrak penyelenggaraan beasiswa;
e. pekerjaan pemeliharaan;
f. pemasangan atau penambahan daya listrik oleh
perusahaan listrik ::1egara;
g. pengadaan jurnal asing yang dibayarkan dengan
uang persediaan; dan/atau
h. pengadaan barang/jasa secara elektronik yang
dibayarkan dengan uang persediaan.
(2) Pembayaran sewa menyewa sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) huruf b adalah pembayaran sewa atas:
a. tanah, bangunan, kendaraan, peralatan, dan mesin;
atau
b. jaringan/akses untuk operasionalisasi piranti lunak,
untuk memenuhi kebutuhan operasional Satker.
(3) Pekerjaan pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) huruf e adalah pekerjaan pemeliharaan yang
merupakan masa uji coba danjatau pemeriksaan atas
hasil pelaksanaan pekerjaan pokok, dan atas segala
cacatfkerusakanjkekurangan yang terjadi selama masa
tersebut menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.
(4) Pengadaan jurnal asing yang dibayarkan dengan uang
persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf g
dan pengadaan barang/jasa secara elektronik yang
dibayarkan dengan uang persediaan sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf h dilaksanakan dalam hal

www.jdih.kemenkeu.go.id
-7-

penyedia barangjjasa mempersyaratkan pembayaran


terlebih dahulu.
(5) Pembayaran sebelum barang dan/atau jasa diterima juga
dilakukan untuk tagihan pihak ketiga yang diajukan
kepada KPPK pada akhir tahun anggaran sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai
pedoman pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran
negara pada akhir tahun anggaran.

Bagian Kedua
Bentuk Jaminan

Pasal 5
Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dapat
berupa:
a. surat jaminan.;
b. SPKPBJ; atau
c. komitmen penyedia barangjjasa.

Bagian Ketiga
Surat Jaminan

Paragraf 1
Syarat Umum

Pasal 6
( 1) Surat jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf a diterbitkan oleh:
a. Bank;
b. Perusahaan Asurahsi; atau
c. Perusahaan Penjaminan
(2) Surat jaminc.n sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. menggunakan Bahasa Indonesia;
b. diterbitkan oleh Penjamin yang berkedudukan atau
memiliki perwakilan operasional di Indonesia;

www.jdih.kemenkeu.go.id
-8-

c. masa berlaku surat jaminan paling singkat sampai


dengan berakhirnya pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan ketentuan dalam kontrak;
d. masa pengajuan klaim oleh penerima jaminan atau
kuasanya paling singkat 30 (tiga puluh) hari
kalender setelah berakhirnya masa berlaku surat
jaminan sebagaimana dimaksud dalam huruf c;
e. masa pembayaran dari Penjamin kepada Penerima
Jaminan (Obligee) paling lama 1 4 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat setelah diterimanya pengajuan
klaim dari Penerima Jaminan atau kuasanya;
f. nilai surat jaminan paling sedikit sama dengan nilai
pembayaran kepada penyedia barangjjasa;
g. isi surat jaminan paling sedikit harus memuat:
1 . nama dan alamat Penerima Jaminan (Obligee);
2 . penyedia barangjjasa yang ditunjuk Terjamin
(Principa� ;
3. hak Penjamin;
4 . nama paket kontrak pekerjaan;
5 . nilai surat jaminan dalam angka dan huruf;
6 . kewajiban pihak Penjamin untuk mencairkan
surat jaminan dengan segera kepada Penerima
Jaminan (Obligee) ;
7 . masa berlaku surat jaminan;
8. dalam pembayaran klaim mengacu kepada Pasal
1 832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
dengan mengesampingkan Pasal 1 83 1 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata; dan
9. tandatangan Penjamin; dan
h. memuat klausula mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditiona� .
(3) Dalam hal surat jaminan tidak ditulis dalam Bahasa
Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
surat jaminan tersebut harus disertai dengan salinan
dalam Bahasa Indonesia.

www.jdih.kemenkeu.go.id
-9 -

(4) Klausula mudah dicairkan sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) huruf h paling sedikit harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. jaminan dapat segera dicairkan setelah Penjamin
menerima surat permintaan pencairan/Klaim dan
pernyataan wanprestasijpemutusan kontrak dari
PPK;
b. dalam pembayaran klaim, Penjamin tidak akan
menuntut supaya benda-benda pihak Terjamin
(Principaij terlebih dahulu disita dan dijual guna
melunasi hutangnya; dan
c. Penjamin melakukan pembayaran ganti rugi kepada
Penerima Jaminan (Obligee) akibat ketidakmampuan
atau kegagalan atau tidak terpenuhinya kewajiban
Terjamin (Principaij sesuai dengan perjanjian pokok.
(5) Klausula tidak bersyarat (unconditionaij sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf h paling sedikit harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. dalam penyelesaian Klaim tidak perlu dibuktikan
terlebih dahulu kerugian yang diderita oleh
Penerima Jaminan (Obligee), namun cukup dengan
surat pernyataan dari PPK bahwa telah terjadi
pemutusan kontrak antara PPK dengan penyedia
barang/ jasa dan/atau penyedia barang/ jasa
wanprestasi;
b. dalam hal terdapat sengketa antara penyedia
barangjjasa dengan Penjamin atau dengan PPK,
persengketaan tersebut tidak menunda pembayaran
klaim;
c. dalam hal Penjamin mengasuransikan kembali
jaminan yang dikeluarkan kepada bank, perusahaan
asurans1, atau perusahaan penJamlnan lain
(re-insurance/ contra guarantee), pelaksanaan
penca1ran surat jaminan tidak menunggu proses
penca1ran dari Bank, Perusahaan Asuransi, atau
Perusahaan Penjaminan lain tersebut;

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 10 -

d. Penjamin tidak akan menunda kewajiban


pembayaran Klaim jaminan dengan alasan apapun
termasuk alasan sedang dilakukan upaya oleh
Penjamin agar pihak Terjamin (Principaij dapat
memenuhi kewajibannya dan/atau pembayaran
premi/imbal jasa belurn dipenuhi oleh Terjamin
(Principaij ;
e. dalam hal terdapat keberatan dari penyedia
barangjjasa, keberatan tersebut tidak menunda
proses pencairan dan pembayaran klaim; dan
f. dalam surat jaminan tidak terdapat klausula yang
berisi bahwa Penjamin tidak menjamin kerugian
yang disebabkan oleh praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme, yang dilakukan oleh Terjamin (Principaij
maupun oleh Penerima Jaminan (Obligee).
(6) Ketentuan bahwa surat jaminan telah memenuhi
klausula mudah dicairkan dan tidak bersyarat dengan
kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)
dituangkan dalam surat pernyataan yang diterbitkan oleh
Penjamin sebagai lampiran dari surat jaminan.
(7) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
dibuat sesuai dengan format tercantum dalam Lampiran
huruf A yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(8) PPK harus menolak surat Jamlnan dalam hal tidak
dilampiri dengan surat pernyataan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) .

Paragraf 2
Syarat Khusus

Pasal 7
Surat Jamlnan dari Perusahaan Asuransi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat ( 1 ) huruf b dan surat jaminan
dari Perusahaan Penjaminan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat ( 1 ) huruf c dapat digunakan setelah Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Penjaminan tersebut telah dicatat
produknya dan telah mendapatkan izin dari OJK.

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 11 -

Paragraf 3
Penggunaan Surat Jaminan

Pasal 8
( 1) Surat jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf a dapat digunakan sebagai Jaminan Uang Muka
dan Jaminan Pemeliharaan.
(2) Surat jaminan untuk pembayaran atas pelaksanaan
kegiatan yang penyelesaiannya pada akhir tahun
anggaran menggunakan surat jaminan yang diterbitkan
oleh Bank seoagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat ( 1 )
huruf a.
(3) Dalam hal terdapat addendum kontrak/perjanjian
berupa perpanjangan jangka waktu penyelesaian
pekerjaan yang pengembalian uang mukanya belum
lunas, danjatau pekerjaan pemeliharaan, Jaminan Uang
Muka danjatau Jaminan Pemeliharaan harus
diganti/diperpanjang masa berlakunya paling singkat
sesuai dengan perpanjangan jangka waktu penyelesaian
pekerjaan dan/atau pekerjaan pemeliharaan tersebut
setelah adendum kontrak/perjanjian.

Pasal 9
(1) Surat jaminan untuk pembayaran atas pelaksanaan
kegiatan yang penyelesaiannya pada akhir tahun
anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2)
diterbitkan oleh penjamin yang berada di wilayah kerja
KPPN berkenaan.
(2) Dalam hal tertentu, surat jaminan dapat diterbitkan oleh
Penjamin yang berada di luar wilayah kerja KPPN
berkenaan setelah terlebih dahulu mendapat izin dari
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan terkait.

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 12 -

Pasal 1 0
Surat Jamlnan untuk pembayaran atas pengadaan
barangjjasa yang sebagian atau seluruhnya bersumber dari
pinjaman/hibah luar negeri baik untuk porsi rup.iah murn{
pendamping atau pors1 pinjamanjhibah luar neger1,
sepanjang tidak diatur lain dalam naskah pinjamanjhibah
luar negeri berkenaan, mengikuti ketentuan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Bagian Keempat
SPKPBJ

Pasal 1 1
SPKPBJ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b dibuat
sesuai dengan format tercantum dalam Lampiran huruf B
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 1 2
Jaminan berupa SPKPBJ sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 huruf b digunakan untuk kegiatan:
a. sewa menyewa yang nilainya lebih dari Rp. 5 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0
(lima puluh juta rupiah) ;
b. jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko yang
nilainya lebih dari Rp. 50 . 000 . 00 0 , 00 (lima puluh juta
rupiah) ; dan
c. pemasangan atau penambahan daya listrik oleh
perusahaan listrik negara.

Pasal 13
(1) Penggunaan SPKPBJ untuk kegiatan Jasa asurans1
dan/atau perigambil alih risiko sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 2 huruf b adalah pembayaran kegiatan jasa
asuransi1 pengambil alih risiko untuk:
a. pegawaijnonpegawai yang melaksanakan tugas
tertentu dan/atau yang memenuhi kriteria tertentu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 13 -

b. memberikan perlindungan terhadap asetjbarang


milik negara; dan/ atau
c. penugasan tertentu dari pemerintah kepada
Perusahaan Asuransi.
(2) Kegiatan jasa asuransi dan/ atau pengambil alih risiko
untuk memberikan perlindungan terhadap asetjbarang
milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pengasuransian barang
milik negara.
(3) Khusus pembayaran Jasa asurans1 yang merupakan
komponen dari biaya perjalanan dinas mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai perjaJanan dinas.

Bagian Kelima
Komitmen Penyedia barangjjasa

Pasal 1 4
(1) Jaminan berupa komitmen penyedia barangjjasa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c digunakan
untuk kegiatan:
a. kontrak penyelenggaraan beasiswa kepada
penyelenggara beasiswa yang tidak termasuk dalam
skema bantuan pemerintah;
b. sewa menyewa dengan nilai sampa1 dengan
Rp50. 000. 000, - (lima puluh juta rupiah) ;
c. jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko dengan
nilai sampa1 dengan Rp50. 000 . 000,-
(lima puluh juta rupiah) ;
d. pengadaan jurnal as1ng yang dibayar dengan uang
persediaan; dan
e. pengadaan barang/jasa secara elektronik yang
dibayar dengan uang persediaan.
(2) Dalam hal pembayaran kontrak penyelenggaraan
beasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf a
juga dilaksanakan kepada penerima beasiswa, Jamlnan

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 14 -

pembayaran dilengkapi dengan komitmen dari penerima


beasiswa tersebut.
(3) Pengajuan penggantian uang persediaan untuk
pembayaran atas kegiatan pengadaan dengan uang
persediaan sebagaimana dimaksud _pada ayat ( 1 ) huruf d
dan huruf e, dilakukan setelah jurnal asingjbarangjjasa
diterima.

Bagian Keenam
Pencantuman Jaminan Dalam Kontrak

Pasal 1 5
(1) Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
dicantumkan dalam perikatan yang berupa
perjanjianjkontrak/Surat Perjanjian Kerja (SPK)
pengadaan barangjjasa berkenaan.
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1 ) , jaminan tidak perlu dicantumkan dalam
perikatan yang berupa bukti pembelian, kuitansi, dan
surat pesanan.

BAB IV
PENGUJIAN DAN PENATAUSAHAAN JAMINAN
SERTA PENYELESAIAN TAGIHAN

Pasal 1 6
( 1) Jaminan yang berupa surat Jamlnan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf · a dan SPKPBJ
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b menjadi
lampiran dalam pengajuan tagihan pembayaran dari
penyedia barang/jasa kepacla PPK.
(2) Pengajuan tagihan pembayaran dari penyedia
barangjjasa kepada PPK yang dilakukan berdasarkan
jaminan berupa surat jaminan harus disertai dengan ·

surat pernyataan dari penjamin sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 ayat (6) .

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 15 -

(3) Pengajuan tagihan pembayaran dari penyedia


barangjjasa kepada PPK yang dilakukan berdasarkan
jaminan berupa komitmen dari penyedia barangjjasa
cukup melampirkan perjanjianjkontrak/SPK pengadaan
barangjjasa · yang memuat komitmen penyedia
barang/jasa.
(4) Jaminan berupa komitmen dari penyedia barangjjasa
sebagaimana 'dimaksud pada. ayat (3) , ditatausahakan
. dan diawasi oleh PPK.

Pasal 1 7
Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 6 ayat (1)
menjadi lampiran dalam pengajuan SPP oleh PPK kepada
PPSPM.

Pasal 1 8
{1) PPSPM melakukan pengUJian atas keaslian dan
keabsahan Jamlnan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 7 .
(2) Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. bentuk jaminan berupa surat jaminan:
1 . konfirmasi secara tertulis kepada Penjamin; atau
2 . konfirmasi melalui laman resmi yang disediakan
oleh Penjamin; dan
b. bentuk jaminan berupa SPKPBJ, konfirmasi kepada
penyedia barang/jasa.
(3) Terhadap surat jaminan dan SPKPBJ yang telah
dilakukan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) , PPSPM melakukan:
a. penyimpanan dan penatausahaan terhadap:
1. asli Jaminan Uang Muka;
2. asli Jaminan Pemeliharaan;
3. asli SPKPBJ; danjatau
4. fotokopi Jaminan Pembayaran Akhir Tahun
Anggaran; dan

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 16-

b. penyampa1an kepada KPPN sebagai lampiran SPM,


terhadap:
1. asli Jaminan Pembayaran Akhir Tahun
Anggaran;
2. fotokopi Jaminan Uang Muka; dan/ atau
3. fotokopi Jaminan Pemeliharaan.
(4) Asli Jaminan Pembayaran Akhir Tahun Anggaran yang
disampaikan oleh PPSPM kepada KPPN sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b angka 1 disertai dengan
Surat Kuasa Klaim/ Pencairan Jaminan dari KPA/ PPK
kepada Kepala KPPN.
(5) Asli Jaminan Pembayaran Akhir Tahun Anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b angka 1
ditatausahakan dan diawasi oleh KPPN.

Pasal 19
(1) Asli Jaminan Uang Muka sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (3) huruf a angka 1 dikembalikan oleh
PPSPM kepada penyedia barangjjasa melalui KPA/ PPK
paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah uang
muka telah diperhitungkan lunas dan/ atau s1sa uang
muka telah disetorkan ke kas negara.
(2) Asli Jaminan Pemeliharaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (3) huruf a angka 2 dikembalikan
oleh PPSPM kepada penyedia barangjjasa melalui
KPA/ PPK paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah
berita acara tentang penyelesaian pekerjaan
pemeliharaan dan/ atau bukti penyetoran pengembalian
ke kas negara diterima.
(3) Asli Jaminan Pembayaran Akhir· Tahun Anggaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (5)
dikembalikan kepada penyedia barangjjasa oleh KPPN
melalui KPA/ PPK paling lama 14 (empat belas) hari kerja
_ setelah berita acara tentang penyelesaian pekerjaan
dan/ atau bukti penyetoran pengembalian ke kas negara
diterima.

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 17 -

Pasal 20
Tata cara pengujian dan penyelesaian tagihan, penerbitan
SPP, SPM, dan Surat Perintah Pencairan Dana dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
yang mengatur mengenai tata cara pembayaran atas beban
APBN.

BAB V
TATA CARA PENYELESAIAN ATAS
PEMUTUSAN KONTRAK/WANPRESTASI PEKERJAAN

Bagian Kesatu
Wanprestasi/Pemutusan Kontrak dan Klaim Jaminan

Pasal 21
(1) Dalam hal terjadi wanprestasi dan/atau pemutusan
kontrak atas pengadaan barangjjasa, KPA/PPK
menerbitkan:
a. surat pernyataan wanprestasi dan/atau pemutusan
kontrak;dan
b. Surat Penetapan Nilai Pengembalian Kepada Negara
(SPNP).
(2) Surat pernyataan wanprestasi dan/atau pemutusan
kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diterbitkan sesuai dengan ketentuan pemutusan kontrak
dalam perjanjianjkontrak/SPK pengadaan barangjjasa
danjatau ketentuan peraturan perundang- undangan
yang mengatur mengena1 pengadaan barangjjasa
pemerintah.
(3) SPNP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dibuat berdasarkan:
a. surat pernyataan wanprestasi dan/atau pemutusan
kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a;dan
b. hasil pemeriksaan pekerjaan yang telah
ditandatangani oleh PPK dan/atau konsultan
pengawas.
(4) Nilai pengembalian kepada negara yang tercantum dalam
SPNP adalah sebesar nilai bruto pembayaran yang telah

�/
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 18 -

dibayarkan oleh negara namun belum ada prestasi


pekerjaan karena adanya wanprestasi dan/atau
pemutusan kontrak.
(5) Nilai pengembalian kepada negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) merupakan piutang negara.
(6) SPNP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuat sesua:.
dengan format tercantum dalam Lampiran huruf C yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturar.
Menteri ini.

Pasal 22
(1) KPA/PPK menyampaikan surat pernyataan wanprestasi
danjatau pemutusan kontrak dan SPNP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan Surat Perintah
Penyetoran Pengembalian (SP3) kepada penyedia
barangjjasa sebagai penagihan pertama, dengan
tembusan kepada Kepala KPPN mitra kerja dan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) .
(2) SP3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sesuai
dengan format tercantum dalam Lampiran D yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 23
(1) Berdasarkan Surat pernyataan wanprestasi dan/atau
pemutusan kontrak, SPNP, dan SP3 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22, penyedia barangjjasa
melakukan pengembalian ke kas negara paling lama 7
(tujuh) hari kerja setelah SP3 diterbitkan oleh KPA/PPK.
(2) Dalam hal sampai dengan jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) penyedia barang/jasa tidak
melakukan pengembalian ke kas negara, pengembalian
kepada negara dilakukan melalui Klaim jaminan.
(3) Klaim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
sebagai berikut:
a. jaminan berupa surat jaminan untuk pembayaran
uang muka dan pekerjaan pemeliharaan yang

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 19 -

ditatausahakan dan diawasi oleh Satker,


Klaimjpencairan jaminan dilakukan oleh KPA/PPK;
b. Jaminan Pembayaran Akhir Tahun Anggaran yang
ditatausahakan dan diawasi oleh KPPN,
Klaimjpencairan Jaminan dilakukan oleh Kepala
KPPN berdasarkan Surat Kuasa Klaim/Pencairan
Jaminan dari KPA/PPK;
c. jaminan berupa SPKPBJ yang ditatausahakan dan
diawasi oleh PPSPM, Klaim jaminan dilakukan oleh
PPK;dan
d. jaminan berupa komitmen penyedia barangjjasa
yang di-::atausahakan dan diawasi oleh PPK, Klaim
jaminan dilakukan oleh PPK.

Bagian Kedua
Klaim Surat Jaminan oleh KPA/PPK

Pasal 24
(1) KPA/PPK melakukan Klaim jaminan yang berada dalam
penatausahaan dan pengawa�annya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3) huruf a kepada
Penjamin sebagai penagihan kedua, dengan tembusan
kepada Kepala KPPN.
(2) Penjamin melakukan penca1 ran Jamlnan dan
pengembalian ke kas negara paling lama 14 (empat belas)
hari kerja sejak diterimanya penagihan kedua.
(3) Dalam hal sampai dengan 14 (empat belas) hari kerja
sejak penagihan kedua sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Penjamin tidak bersedia melakukan penca1 ran
Jamlnan dan pengembalian ke kas negara, KPA/PPK
mengajukan Klaim melalui Kantor Pusat Penjamin
sebagai penagihan ketiga.
(4) Berdasarkan penagihan ketiga sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), Kantor Pusat Penjamin memerintahkan
Penjamin untuk melakukan pencairan jaminan dan
pengembalian ke kas negara paling lama 14

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 20 -

(empat belas) hari kerja sejak penagihan ketiga diterima


oleh Kantor Pusat Penjamin.
(5) Dalam hal sampai dengan 14 (empat belas) hari kerja
sejak penagihan ketiga sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) Penjamin tidak bersedia melakukan pencairan
Jamlnan dan pengembalian ke kas negara, KPA
menyampaikan adanya kegagalan Klaim/pencairan
jaminan kepada Kepala KPPN.

Bagian Ketiga
Klaim Surat Jaminan oleh KPPN

Pasal 25
(1) Dalam pelaksanaan Klaim Jaminan Pembayaran Akhir
Tahun Anggaran oleh Kepala KPPN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3) huruf b, KPA/PPK
menyampaikan suratjdokumen sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (1) dan surat permintaan pencairan/
Klaim.kepada Kepala KPPN.
(2) Berdasarkan asli Jaminan Pembayaran Akhir Tahun
Anggaran yang ditatausahakan dan diawasinya, Surat
Kuasa Klaim/Pencairan Jaminan dari KPA/PPK untuk
melakukan Klaim, serta suratjdokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang telah diterimanya, Kepala
KPPN melakukan Klaim jaminan yang berada dalam
penatausahaan dan pengawasannya kepada Penjamin
sebagai penagihan kedua.
(3) Penjamin melakukan penca1 ran Jamlnan
dan pengembalian ke kas negara paling lama 14
(empat belas) hari kerja sejak diterimanya penagihan
kedua.
(4) Dalam hal sampai dengan 14 (empat belas) hari kerja
sejak penagihan kedua sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) Penjamin tidak melakukan pencairan jaminan
dan pengembalian ke kas negara, Kepala KPPN
mengajukan klaim melalui Kantor Pusat Penjamin

�/

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 21 -

sebagai penagihan ketiga, dengan tembusan kepada


Direktur ·Jenderal Perbendaharaan c. q. Direktur
Pengelolaan Kas Negara.
(5) Berdasarkan penagihan ketiga sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) , Kantor Pusat Penjamin memerintahkan
Penjamin untuk melakukan pencairan jaminan dan
pengembalian ke kas negara paling lama 14
(empat belas) hari kerja sejak penagihan ketiga diterima
oleh Kantor Pusat Penjamin.
(6) Dalam hal sampai dengan 14 (empat belas) hari kerja
sejak penagihan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) Penjamin tidak melakukan pencairan jaminan dan
pengembalian ke kas negara, Kepala KPPN
menyampaikan pemberitahuan kegagalan Klaim/
pencairan ja:ninan kepada KPA/PPK dengan tembusan
kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) , Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan
Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP)
Kementerian Negara/Lembaga terkait.
(7) Surat permintaan pencairanjklaim Jamlnan kepada
Kepala KPPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat
sesuai dengan format tercantum dalam Lampiran huruf E
yang .merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 26
Klaim oleh KPA/PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (3) huruf a dan/atau Klaim oleh KPPN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3) huruf b, dilakukan sebelum
berakhirnya masa Klaim sebagaimana diatur dalam surat
jaminan berkenaan.

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 22 -

Bagian Keempat
Tindak Lanjut Pelaksanaan Klaim Surat Jaminan

Pasal 27
(1) KPA memberitahukan kepada penyedia barangjjasa
dengan tembusan kepada BPK, BPKP dan APIP, atas:
a. kegagalan Klaimjpencairan jaminan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat (5) ;atau
b. pemberitahuan kegagalan klaimjpencairan jaminan
dari Kepala KPPK sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (6) .
(2) Pemberitahuan kepada penyedia barang/jasa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan SP3
sebagai penagihan keempat.
(3) Penyedia barang/jasa wajib melakukan penca1 ran
jaminan dan pengembalian ke kas negara paling lama 9 0
(sembilan puluh) hari kalender sejak SP3/penagihan
keempat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterima.
(4) Dalam hal sampai dengan 9 0 (sembilan puluh) hari
kalender sejak diterimanya SP3/penagihan keempat dari
KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (3) penyedia
barang/jasa tidak melakukan penyetoran ke kas negara,
KPA rnenyerahkan pengurusan piutang negara kepada
PUPN rnelalui KPKNL seternpat dengan ternbusan kepada
KPPN.
(5) Tata cara penyerahan pengurusan piutang negara
sebagairnana dirnaksud pada ayat (4) berpedornan pada
ketentuan peraturan perundang- undangan yang
rnengatur mengenai pengurusan piutang negara.

Pasal 28
(1) Dalarn hal terjadi kegagalan Klaim jaminan yang
disebabkan oleh:
a. pengajuan Klairn jarninan rnelewati rnasa Klairn yang
ditetapkan dalarn surat jarninan sebagairnana
dirnaksud dalarn Pasal 26; dan/atau

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 23 -

b. masa berlaku jaminan sudah lewat karena tidak


dilakukan perpanjangan masa berlaku jaminan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) ,
penyedia barangjjasa harus menyetorkan seluruh
piutang negara yang menjadi kewajibannya.
(2) Penyelesaian pengurusan piutang negara pada penyedia
barangjjasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diupayakan sepenuhnya oleh KPA/PPK.
(3) Kerugian negara yang timbul akibat tidak tertagihnya
piutang negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diselesaikan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang- undangan yang mengatur mengenai tuntutan
ganti kerugian negara.

Pasal 29
(1) Kepala KPPN melaporkan daftar nama Penerbit Jaminan
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan c. q. Direktur
Sistem Perbendaharaan, atas:
a. pemberitahuan kegagalan Klaimjpencairan jaminan
dari KPA/PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat ( 5) ;atau
b. kegagalan Klaim/pencairan jaminan yang dilakukan
oleh KPPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
ayat (6).
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
daftar nama Penjamin yang wanprestasi dan/atau
menolak melakukan penca1 ran Jamlnan dan
pengembalian ke kas negara beserta nilai uang yang
masih belum dikembalikan kepada negara.
(3) Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Sistem
Perbendaharaan menyampaikan daftar Penjamin yang
wanprestasi dan/atau menolak melakukan pencairan
jaminan dan pengembalian ke kas negara kepada OJK
sebagai baha:1 evaluasi dan pembinaan oleh OJK.

(4) Direktur Jenderal Perbendaharaan c. q. Direktur Sistem


Perbendaharaan mencantumkan daftar nama Penjamin
yang wanprestasi dan/atau menolak melakukan

www.jdih.kemenkeu.go.id
-
24 -

penca1 ran jaminan dan pengembalian ke kas negara


dalam daftar nama Penjamin yang telah memperoleh ijin
dan/atau mencatatkan produknya di OJK yang secara
periodik diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan berdasarkan daftar dari OJK.

Pasal 30
(1) KPPN dilarang menerima surat jaminan yang diterbitkan
oleh Penjamin yang wanprestasi dan/atau menolak
melakukan pencairan jaminan dan pengembalian ke kas
negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (4)
sampai dengan Penjamin melunasi seluruh kewajiban
pengembalian ke kas negara.
(2) KPPN segera menyampaikan informasi melalui laman
resm1 KPPN dan/atau surat pemberitahuan kepada
seluruh Satker yang berada dalam wilayah kerjanya
untuk tidak menggunakan surat Jamlnan yang
diterbitkan oleh Penjamin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), , dalam hal Penjamin yang wanprestasi
dan/atau menola,k melakukan pencairan jaminan dan
pengembalian ke kas negara disebabkan oleh
keterlambatan penyampa1 an Klaim dari Penerima
Jaminan (Obligee) danja�au pelanggaran terhadap
ketentuan Klaim oleh Penerima Jaminan (Obligee) .

Bagian Kelima
Klaim SPKPBJ dan Komitmen Penyedia Barang/Jasa

Pasal 31
(1) PPK melakukan Klaim Jam1 nan yang berada dalam
penatausahaan dan pengawasannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3) huruf c dan huruf d
kepada penyedia barangjjasa sebagai penagihan kedua.

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 25 -

(2) Penyedia barangjjasa melakukan pengembalian ke kas


negara paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak
diterimanya penagihan kedua.
(3) Dalam hal sampai dengan waktu 14 ( empat belas) hari
kerja sejak diterimanya penagihan kedua sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) penyedia barang/jasa tidak
bersedia melakukan pengembalian ke kas negara, PPK
menyampaikan penagihan ketiga kepada penyedia
barangjjasa dengan tembusan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, dan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah.
(4) Penyedia barangjjasa melakukan pengembalian ke kas
negara paling lama 9 0 ( sembilan puluh) hari kalender
sejak penagihan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) diterima.
(5) Dalam hal sampai dengan waktu 9 0 (sembilan puluh)
hari kalender sejak diterimanya penagihan ketiga dari
PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (4) penyedia
barangjjasa tidak melakukan penyetoran pengembalian
ke kas negara, KPA menyerahkan pengurusan piutang
negara berdasarkan penetapan KPA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (5) kepada PUPN melalui
KPKNL setempat dengan tembusan kepada KPPN.
(6) Tata cara penyerahan pengurusan piutang negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berpedoman pada
peraturan perundang- undangan yang mengatur
mengenai pengurusan piutang negara.
(7) Dikecualikan dari ayat (5), untuk pembayaran yang
dokumen perikatannya berupa bukti pembelian, kuitansi,
dan surat pesanan.
(8 ) Penyelesaian pengurusan piutang negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) diupayakan sepenuhnya oleh
PPK.

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 26-

Bagian Keenam
Pengembalian Ke Kas Negara

Pasal 32
(1) Pengembalian ke kas negara oleh penyedia barangjjasa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) ,
Pasal 27 ayat (3) , Pasal 31 ayat (2) , dan Pasal 31 ayat (4) ,
danjatau oleh Penjamin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (2) dan Pasal 24 ayat (4) , disetorkan ke kas
negara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan yang
mengatur mengenai sistem penerimaan negara secara
elektronik.
(2) Setoran pengembalian ke kas negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibukukan sebagai:
a. pengembalian belanja dengan menggunakan kode
akun belanja yang bersangkutan untuk penyetoran
yang dilakukan pada tahun anggaran berjalan;atau
b. penerimaan kembali belanja tahun anggaran yang
lalu (akun 4239 5x) untuk penyetoran yang
dilakukan pada tahun anggaran berikutnya.
(3) Bukti penerimaan negara atas penyetoran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada KPA.
(4) Berdasarkan setoran pengembalian belanja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, KPA dan l{PPN
melakukan penyesuaian sisa pagu DIPA.

Pasal 33
(1) Dalam hal terdapat kelebihan penyetoran atas
pengembalian ke kas negara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 ayat ( 1) , penyedia barang/jasa dapat
meminta pengembalian �epada KPA .
(2) Berdasarkan permintaan pengembalian oleh penyedia
barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ,
KPA mengajukan permintaan pengembalian atas
kelebihan setoran kepada KPPN.
(3) Penyelesaian atas permintaan pengembalian untuk
kelebihan penyetoran yang dibukukan sebagai

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 27 -

pengembalian belanja sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 32 ayat (2) huruf a dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. untuk permintaan pengembalian dilakukan pada
tahun anggaran bersangkutan, pembayaran
pengembalian dilakukan mengikuti mekanisme
pengembalian belanja; atau
b. untuk permintaan pengembalian dilakukan pada
tahun anggaran berikutnya, pembayaran
pengembalian dilakukan dengan membebani Sisa
Anggaran Lebih (SAL) .
(4) Penyelesaian atas permintaan pengembalian untuk
kelebihan penyetoran yang dibukukan sebagai
penenmaan kembali belanja tahun anggaran yang lalu
(akun 4239 5x) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
ayat (2) huruf b dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. untuk permintaan pengembalian dilakukan pada
tahun anggaran berkenaan, pembayaran
pengembalian dibukukan sebagai pengurang
penenmaan negara bersangkutan dan dibebankan
pada akun penerimaan yang sama dengan akun
yang digunakan pada saat penyetorannya; dan
b. untuk permintaan pengembalian dilakukan pada
tahun anggaran berikutnya, pembayaran
pengembalian dilakukan dengan membebani Sisa
Anggaran Lebih (SAL) .

Pasal 34
(1) Pengembalian atas kelebihan penyetoran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 ayat (3) dilaksanakan dengan
mekanisme pengembalian belanja setelah KPA dan KPPN
melakukan penyesuaian sisa pagu DIPA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (4) .
(2) Tata cara pengaJuan dan pembayaran kelebihan
penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan

�/

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 28 -

yang mengatur mengenai tata cara pembayaran dalam


rangka pelaksanaan APBN.
(3) Tata cara pengajuan dan pembayaran pengembalian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (4)
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
yang mengatur mengenai tata cara pembayaran atas
transaksi pengembalian penerimaan negara.

BAB V I
SANKSI

Pasal 35
(1) Kepada penyedia barangjjasa yang terbukti melakukan
wanprestasi dan tidak melakukan penyetoran ke kas
negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (4)
diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan yang mengatur mengena1
pengadaan barangjjasa pemerintah.
(2) Khusus untuk pembayaran uang muka, kepada penyedia
barangjjasa yang terbukti melakukan wanprestasi dan
tidak melakukan penca1 ran Jaminan dan/atau
pengembalian ke kas negara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (4) , selain sanksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi berupa tidak
dapat diberikan uang muka untuk proses pengadaan
barang/jasa yang diikutinya.

BAB V II
KETENTUAN LAIN- LAIN

Pasal 36
Pembayaran sebelum barang danjatau Jasa diterima atas
kegiatan sewa menyewa, Jasa asuransi dan/atau pengambil
alih risiko, dan kontrak penyelenggaraan beasiswa
berdasarkan kontrakjperjanjian yang memiliki jangka waktu
melebihi batas 1 (satu) tahun anggaran dapat membebani

�/

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 29 -

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran dalam 1 (satu) tahun


anggaran.

BAB V III
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 37
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, ketentuan
tentang surat Jaminan Uang Muka dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 19 0 /PMK. 0 5/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Berita :'Tegara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 1191) beserta peraturan pelaksanaannya, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 38
(1) Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
1 Januari 2018 .
(2) Khusus ketentuan mengenai:
a. bentuk dan penerbit Jaminan Pembayaran Akhir
Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (2) ;
b. penatauscLJ.aan Jaminan Pembayaran Akhir Tahun
Anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(5) dan Pasal 19 ayat (3) ;dan
c. Klaim Jaminan Pembayaran Akhir Tahun Anggaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3)
huruf b, Pasal 25, dan Pasal 26,
mulai berlaku pada saat Peraturan Menteri 1 n1
diundangkan.

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 30 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 23 Oktober 2017

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI

Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 24 Oktober 2017

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 1475

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 31 -

LA MPIRA N
PERA TURA N MENTERI KEUA NGA N REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 145/PMK.OS/2017
TENTA NG
TA TA CA RA PEMBA YA RA N A TA S BEBA N A NGGA RA N
PENDA PA TA N DA N BELA NJA NEGA RA SEBELUM
BA RA NG/JA SA DITERIMA

A. FORMA T SURA T PERNYA TAAN

(KOP SURA T PENJA MIN)

SURAT PERNYATAAN
NOMOR : . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sehubungan dengan surat jaminan (Garansi Bank/Surety Bond)* yang kami


terbitkan:
Nomor : . . . . . . . . . . . . . (2) . . . . . . . . . . . . . .
Tanggal : .............(3)..............
Nilai : Rp. . . . . . . . (4) . . . . . . . . . . . . . , (. . . . . (5) . . . . . )

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : . . . . .. . . . . .. . (6). . . . .. . . . . . . . .
Jabatan : . . . . . . . . . . . . . (7) . . . . . . . . . . . . . .
A lamat : . ... . . . . . . . . . (8 ) . . . . . . . . . . . . . .

bertindak untuk dan atas nama

Bank/PT A suransi/Perusahaan Penjaminan*) . . . . . . (9 ) . . . . . . . , selanjutnya disebut


sebagai penjamin terhadap kev\rajiban PT/CV . . . . . (10 ) . . . . . selaku Terjamin
(Principa0 kepada PPK Satker. . . . . (11) . . . . . selaku Penerima Jaminan (Obligee),
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Surat jaminan tersebut di atas memenuhi sifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional) sebagaimana dimaksud dalam Perpres No. 54
Tahun 20 10 tentang Pengadaan BarangjJasa Pemerintah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Perpres No. 4 Tahun 20 15.

2. Penjamin memahami dan menyetujui serta akan melaksanakan maksud


"mudah dicairkan" dan "tidak bersyarat (unconditionan'' sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor . . . . /PMK. OS/20 17
tentang Tata Cara Pembayaran atas beban A PBN sebelum Barang/Jasa
Diterima sebagai berikut:
a. Surat Jaminan dapat segera dicairkan tanpa syarat setelah Pen_iamin
menerima surat permohonan pencairan/klaim dan pernyataan
pemutusan kontrak atau Pernyataan Cidera Janji/Wanprestasi dari
PPK Satker. . . . . . . . . . . . . . . (12) . . . . . . . . . . . . . dengan lengkap;
b. Dalam pembayaran klaim, Penjamin tidak akan menuntut PPK untuk
membuktikan terlebih dahulu kerugian yang diderita (loss situation)

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 32 -

oleh PPK, namun cukup dengan surat pernyataan dari PPK bahwa
telah terjadi pemutusan kontrak antara PPK dengan penyedia
barang/jasa dan/atau pernyataan wanprestasi yang dilakukan oleh
penyedia barang/jasa;
c. Dalam hal terdapat sengketa antara PT/CV . . . . . (13). . . . . selaku Terjamin
(Principa0 dengan Penjamin atau antara Penjamin dengan PPK,
persengketaan tersebut tidak akan menunda pembayaran klaim oleh
Penjamin;
d. Dalam hal terdapat keberatan dari PT/CV . . . . . (14). . . . . selaku Terjamin
(Principa0, keberatan tersebut tidak akan menunda proses pencairan
klaim, termasuk apabila keberatan tersebut sudah didaftarkan di
pengadilan;
e. Dalam pembayaran klaim, Penjamin tidak akan menuntut supaya
benda- benda PT/CV . . . . . ( 15). . . . . selaku pihak Terjamin (Principa0
terlebih dahulu disita dan dijual guna melunasi hutangnya;
f. Penjamin akan melakukan pembayaran ganti rugi kepada PPK akibat
ketidakmampuan atau kegagalan atau tidak terpenuhinya kewajiban
PT /CV . . . . . ( 16) . . . . . selaku pihak Terjamin (Principa0 sesuai dengan
SPK/perjanjian/kontrak tanggal . . . . . (17). . . . . nomor . . . . . (18 ). . . . . ;
g. Dalam hal penjamin mengasuransikan kembali jaminan yang
dikeluarkan kepada bank, perusahaan asuransi, atau perusahaan
penjaminan lain (Re-insurance/ contra guarantee), pelaksanaan
pencairan surat jaminan tidak akan menunggu proses pencairan dari
bank, perusahaan asuransi, atau perusahaan penjaminan lain tersebut;
h. Penjamin tidak akan menunda kewajiban pembayaran klaim jaminan
dengan alasan apapun termasuk alasan sedang dilakukan upaya oleh
Penjamin agar pihak Terjamin (Principan dapat memenuhi kewajibannya
dan/atau pembayaran premijimbal jasa belum dipenuhi oleh Terjamin
(Principa0)· dan
1. penjamin akan menjamin kerugian yang diderita oleh PPK, termasuk
jika kerugian tersebut diakibatkan praktik korupsi, kolusi dan/atau
nepotisme, yang dilakukan oleh PT/CV . . . . . (19 ). . . . . selaku Terjamin
(Principa0 maupun oleh PPK.

Demikian surat pernyataan ini kami (penjamin) buat dengan


sesungguhnya sebagai bagian tidak terpisahkan dari surat jaminatl tersebut di
atas, dan apabila saya tidak melaksanakan apa yang sudah dinyatakan dalam
surat pernyataan ini, maka kami (penjamin) bersedia dituntut sesuai dengan
ketentuan perundang- undangan yang berlaku.
Sebagai bukti dari persetujuan tersebut di atas, maka kami, penjamin,
dengan ini membubuhkan tanda tangan dan cap perusahaan pada surat
pernyataan ini, pada hari ini di . . . . . . . . . (20 ). . . . . . . . . tanggal . . . . . . . . . (21). . . . . . . .
.

Nama : . . . . . . . . . . . . . (22). . . . . . . . . .
. . . .
Materai
Jabatan : . . . . . . . . . . . . . (23). . . . . . . . .. . . . .
Tanda Tangan & Cap perusahaan : . . . . . (24). . . . . Rp.6000

*) coret yang tidak perlu

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 33 -

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN

NO. URAIAN ISIAN


(1) Diisi nomor surat pernyataan
(2) Diisi nomor surat jaminan (Garansi Bank/Surety Bond)
(3) Diisi tanggal penerbitan surat jaminan (Garansi Bank/ Surety Bond)
(4) Diisi nilai jaminan ( dalam angka)
(5) Diisi nilai jaminan (dalam huruf)
(6) Diisi nama pejabat berwenang dari penerbit surat jaminan
(7) Diisi jabatan pejabat berwenang dari penerbit surat jaminan
(8 ) Diisi alamat penerbit surat jaminan
(9 ) Diisi nama penerbit surat jaminan (Garansi Bank/Surety Bond)
(10 ) Diisi nama badan/perusahaan/PT/CV penyedia barang/jasa selaku
Terjamin (Principal)
(11) Diisi nama Satker selaku Penerima Jaminan (Obligee)
_(12) Diisi nama Satker selaku Penerima Jaminan (Obligee)
(13) Diisi nama badan/perusahaan/PT/CV penyedia barang/jasa selaku
Terjamin (Principal)
(14) Diisi nama badanjperusahaan/PT/CV penyedia barang/jasa selaku
Terjamin (Principal)
(15) Diisi nama badan/perusahaan/PT/CV penyedia barang/jasa selaku
Terjamin (Principal)
(16) Diisi nama badanjperusahaan/PT I CV penyedia barang/jasa selaku
Terjamin (Principal)
(17) Diisi tanggal SPK/perjanjianjkontrak
(1 8 ) Diisi nomor SPK/perjanjianjkontrak
(19 ) Diisi nama badanjperusahaan/PT/CV penyedia barangjjasa selaku
Terjamin (Principal)
(20 ) Diisi nama kota
(21) Diisi tanggal pembuatan surat pernyataan
(22) Diisi nama pejabat berwenang dari penerbit surat jaminan
(23) Diisi jabatan pejabat berwenang dari penerbit surat jaminan
(24) Diisi tanda tangan pejabat berwenang dari penerbit surat jaminan dan
dibubuhi cap dinas

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 34-

B. FORMAT SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENYEDIA


BARANG/JASA

(KOP RE�MI PERUSAHAAN*).

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENYEDIA BARANG/JASA

NOMOR : . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Jabatan*) : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
bertindak untuk dan atas nama
Nama Perusahaan*) : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sehubungan dengan pembayaran yang diterima dari Kuasa Pengguna


Anggaran Satker. . . . . . . . . . . . . . . . (6) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. sebesar
·

Rp. . . . . . . . . . . (7) . . . . . . . . . . . . . . ( . . . . (8 ) . . . . ) berdasarkan SPK/Perjanjianjkontrak:

Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . (9 ). . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Nomor : . . . . . . . . . . . . . . . . (10 ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pekerjaan : . . . . . . . . . . . . . . . . (11). . . . . . . . . . . . . . . . ' ;

Dengan 1 n1 menyatakan bahwa Saya bertanggungjawab penuh untuk


menyelesaikan prestasi pekerjaan sebagaimana diatur dalam
SPK/Perjanjian/Kontrak tersebut di atas.
Apabila sampai dengan masa penyelesain pekerjaan sebagaimana diatur
dalam SPK/Perjanjian/kontrak tersebut di atas saya lalai/cidera
janjijwanprestasi dan/ atau terjadi pemutusan kontrak, saya bersedia untuk
mengembalikanjmenyetorkan kembali uang ke kas negara sebesar nilai sisa
pekerjaan yang belum ada prestasinya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (12). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (13). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . *)

(14)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (15). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
*) Diisi untuk yang menerbitkan SPKPBJ adalah badan/ perusahaan/ PT / CV

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 35 -

PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN'KESANGGUPAN PENYEDIA BARANG/JASA

NO. URAIAN ISIAN


(1) Diisi nomor penerbitan SPKPBJ
(2) Diisi nama orang/pimpinan badan/perusahaan/PTjCV yang
menandatangani SPKPBJ
(3) Diisi jabatan yang menandatangani SPKPBJ
(4) Diisi nama badanjperusahaan/PT/CV penerbit SPKPBJ
(5) Diisi alamat orangjbadanjperusahaan/PT/CV penerbit SPKPBJ
(6) Diisi nama Satker
(7) Diisi jumlah pembayaran (dalam angka)
(8 ) Diisi jumlah pembayaran (dalam huruf)
9
( ) Diisi tanggal SPK/Perjanjianjkontrak
( 1 0) Diisi nomor SPK/Perjanjian;'kontrak
( 1 1 ) Diisi uraian kegiatanjpekerjaan sesuai SPK/Perjanjianjkontrak
( 1 2 ) Diisi Tempat, tanggal, bulan dan tahun penerbitan SPKPBJ
(13) Diisi jabatan yang menanda-';:angani SPKPBJ
( 1 4) Diisi tanda tangan orang/pimpinan badan/perusahaan/PTjCV yang
menandatangani SPKPBJ
( 1 5) Diisi nama orang/pimpinan badan/perusahaan/PTI CV yang
menandatangani SPKPBJ

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 36-

C. FORMAT SURAT PENETAPAN NILAI PENGEMBALIAN


KEPADA NEGARA (SPNP)

(KOP SURAT SAT UAN KERJA)

SURAT PENETAPAN NILAI PENGEMBALIAN KEPADA NEGARA


(SPNP)

NOMOR : ..................(1)...................

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : .............(2)....................
Jabatan : KPA/PPK Satker....(3)....
Alamat : . . . . . . . . . . . . . (4) . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .

bahwa sehubungan telah terjadi pemutusan kontrak dan/atau pernyataan


wanprestasi atas....(5)... dalam pelaksanaan pekerjaan ...... .....(6).... ....... .

sesuai SPK/perjanjian/kontrak tanggal............(7).. ........... nomor........(8 ) . . . . . . . . .


sebagaimana telah dinyatakan dalam Surat Pemutusan KontrakjPernyataan
Wanprestasi tanggal...(9 )...nomor.........(10 )......... dengan 1n1 menyatakan
bahwa nilai pembayaran yang harus dikembalikan oleh ....(11) .... sehubungan
dengan pemutusan kontrakjpernyataan wanprestasi tersebut adalah sebesar
Rp......(12)....... dengan perincian sebagai berikut :

a. Nilai pembayaran dengan jaminan : Rp..........(13)........ ......


b. Nilai pembayaran dengan jaminan
yang sudah diperhitungkan dengan prestasi
pekerjaan/dikembalikan sebelurn
wanprestasi/pemutusan kontrak Rp..........(14)..............
c. Nilai sisa pekerjaan yang dijaminkan yang diperhitungkan
dengan prestasi pekerjaan pada saat
wanprestasi/pemutusan kontrak : Rp..........(15).... ..........
d. Nilai pembayaran yang harus dikembalikan
(a- b- c) : Rp....... ..(16).. ............ .

Demikian Surat Penetapan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk


dipergunakan seperlunya. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa ternyata
penetapan ini tidak benar sehingga berakibat kerugian negara, maka saya
bersedia untuk menyelesaikan kerugian tersebut sesuai perundang- undangan
yang berlaku.

KPA/PPK .....(17 ). . ... ,


(18 )

....................( 19 ) .......................
NIP. ..............(20 ) ................ ...... .

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 37 -

PETUNJUK PENGISIA N
SURA T PENETA PA N NILA I PENGEMBA LIA N KEPADA NEGA RA (SPNP)

NO. URA IA N ISIA N


(1) Diisi nomor SPNP
(2) Diisi nama KPA/ PPK Satker penerbit SPNP
(3) Diisi nama Satker penerbit SPNP
(4) Diisi alamat Satker penerbit SPNP
(5) Diisi nama orang/badanj perusahaan/ PT/ CV penyedia barang/jasa
(6) Diisi uraian kegiatanjpekerjaan sesuai SPK/perjanj ian/kontrak
(7) Diisi tanggal SPK/ perjanjianj kontrak
(8 ) Diisi nomor SPK/perjanjian/kontrak
(9 ) D iisi tangg al Surat Pemutusan Kontrak[ Pernyataan Wanprestasi
(10) Diisi nomor Surat Pemutusan Kontrak/ Pernyataan Wanprestasi
(11) Diisi nama orang/badanI perusahaan/PT /CV penyedia barang/jasa
(12) Diisi jumlah uang yang harus dikembalikan {dalam angka)
(13)_ Diisi nilai pembayaran dengan jaminan (dalam ang ka)
(14) Diisi nilai pembayaran dengan jaminan yang sudah diperhitungkan
dengan prestasi pekerjaanI pembayaran angsuran/termin sebelum
wanprestasi (dalam ang ka)
(15) Diisi nilai sisa jaminan yan g diperhitungkan dengan prestasi pekerjaan
pada saat wanprestasi/p emutusan kontrak (dalam angka)
(16) Diisi sisa nilai p embayaran yang harus dikembalikan (dalam ang ka)
(17 ) Diisi nama Satker
(18 ) Diisi tanda tangan KPA/ PPK
( 1 9) Diisi nama KPA/PPK
(20) Diisi NIP KPA /PPK

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 38 -

D. FORMAT SURAT PERINTAH PENYETORA N PENGEMBALIAN ( SP3)

(KOP SURAT SATUAN KERJA)

SURAT PERINTAH PENYETORAN PENGEMBALIAN


( SP3 )
NOMOR : ......... .........( 1 ) ..... .. .. ..... .... .

Kepada Yth .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2) ; .............. .
...................(3) ................

Seh ubungan dengan pelaksanaan pekerjaan......... (4) .........sesuai


SPK/Perjanjian/Kontrak tangga1 .....(5) ..... nomor.....(6) .. . .., serta berdasarkan:
a. surat pernyataan pemutusan kontrak/Pernyataan wanprestasi
tanggal. ....(7) .....nomor.....(8 ) .....

b. **) Berita Acara Pemeriksaan Prestasi Pekerjaan


tanggal. ... .(9 ) .... .nomor.....( 1 0) . . . . .

c. Surat Penetapan Nilai Pengembalian kepada Negara (SPNP)


tanggal.....( 1 1 ) .....nomor.....( 1 2) ... ..

d. **) Surat penolakan pencairan/klaim dari .....(13) .....*) atas bank


garansi/Surety Bond tangga1 .. . . . ( 1 4) .....*) nomor.....( 1 5) .....*)

Dengan ini, saya:


Nama : . . . . . . . . . . . . . ( 1 6) . ............ ...
Jabatan : KPA/PPK Satker. . . . . . . . . . . . . ( 1 7) . . . . ...... ......
Dengan ini memerintah kan agar Saudara segera melakukan penyetoran ke kas
negara atas nilai pekerjaan yang dijaminkan yang belum ada prestasi sampai
dengan saat pemutusan kontrakjdinyatakan wanprestasi sebesar
Rp.......(18 ) ... .. .. .. ( . . . . . ( 1 9 ) ..... )
Demikian disampaikan untuk dilaksanakan.

KPA/PPK......( 2 0 ) . . . . . . ,
(2 1 )
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (22) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
NIP. .............(23) ......................
*) Diisi j ika S P3 dibuat dalam hal adanya kegagalan klaim/ pencairan j aminan . yang
dilakukan oleh KPA/ PPK nya, atau pemberitahuan kegagalan klaimj pencairan j aminan
dari Kepala KPPN sesuai norma di Pasal 26.
**) Diisi untuk yang mene.rbitkan S PKPBJ adalah badan j perusahaan/ PT/ CV

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 39 -

PETUNJUK PENGIS IAN


S URAT PERINTAH PENYETORAN PENGEMBALIAN (S P3)

NO. URA IAN IS IAN


(1) Diisi nomor S P3
(2) Diisi nama orang/bad an/p erusah aan/PT/CV p enyed ia barang/jasa
(3) Diisi alamat orangj bad anjperusah aan/ PT/ CV p eny ed ia barangjj asa
(4) Diisi uraian kegiatanjp ekerj aan sesuai S PK/p erj anj ianjkontrak
(5)_ Diisi tanggal S PK/ perj anj ian/ kon-:rak
(6) Diisi nomor S PK/p erj anj ianjkontrak
(7) Diisi tanggal p enerbitan S urat Pem utusan Kontrak/Pernyataan
Wanprestasi
(8 ) Diisi nomor S urat Pemutusan Kon trak/Pernyataan Wanprestasi
(9) Diisi tanggal Berita Acara Pemeriksaan Prestasi Pekerj aan
(10) Diisi nomor Berita Acara Pemeriksaan Prestasi Pekerj aan
(11) Diisi tanggal p enerbitan S PNP
(12) Diisi nomor S PNP
(13) Diisi nama penerbit j aminan
(14) Diisi tanggal S urat p enolakan p encairanjklaim d ari Penj amin (d iisi nama
p enj amin) atas bank garansi/Surety Bond
(15 ) Diisi nomor S urat p enolakan p encairanjklaim d ari Penj amin (d iisi nama
p enjamin) atas bank_ga ransi/Surety Bond
(16) Diisi nama KPA/ PPK yang menan::i atangani S P3
(1 7) Diisi nama S atker
(18) Diisi nilai S PNP (d alam angka)
(19 ) Diisi nilai S PNP (d alam h uruf)
(20) Diisi nama S atker
(21) Diisi tand a tangan KPA/ PPK
(22)_ Diisi nama KPA/PPK
(23) Diisi NIP KPA/PPK

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 40 -

E. FORMAT SURAT PERMINTAAN PENCAIRAN/KLAIM SURAT JAMINAN

(KOP SURAT SATUAN KERJA)

SURAT PERMINTAAN PENCAIRAN / KLAIM SURAT JAMINAN

No mo r : .............(1) ................
Hal : .............(2) ................
Lampiran : .............(3) ................

Kepada Yth.
Kepala KPPN.....(4) .....
.............(5 ) .................

Sehubungan dengan adanya pemutusan ko ntrakjwanprestasi pekerjaan


. . . . . . . . (6) ........sesuai SPK/Perjanjian/Ko ntrak tanggal......(7) .......
no mo r.......(8 )...... yang tembusannya telah disampaikan kepada Saudara,
serta mengingat PT /CV .......(9) .....sebagai pelaksana pekerjaan tidak
melakukan penyeto ran setelah diberikan waktu 7 (tujuh) hari kerja, maka
sesuai Peraturan Menteri Keuangan No mo r ...../PMK.OS/2017 tentang Tata
Cara Pembayaran Atas Beban APBN sebelum BarangjJasa Diterim a, sesuai
dengan surat kuasa klaimjpencairan surat jaminan tangga1 .....(10 ) .....
no mo r.....(11) ....., diminta agar Saudara segera melakukan klaim surat jaminan
tanggal. ....(12) ..... no mo r.....(13) ..... atas nama Terjamin (Principa� PT /CV
tersebut di atas.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima


kasih.

KPA/ PPK.....(14) . ......


(15 )

...... ..............(16) ......................


.

NIP. ................(17) ......................

www.jdih.kemenkeu.go.id
- 41 -

PETUNJUK PENGI SIAN


SURAT PERMI NTAAN PENCAI RAN I KLAIM SURAT JAMI NAN

NO . URAIAN I SIAN
( 1) Diisi nomor Surat Permintaan Pencairani Klaim Surat Jaminan
(2) Diisi hal Surat Permintaan Pencairanj Klaim Surat Jaminan
(3) Diisi jumlah lampiran Surat Permintaan Pencairani Klaim Surat Jaminan
(4) Diisi nama KPPN pembayar
(5) Diisi alamat KPPN pembayar
(S) Diisi uraian kegiatan lpekerjaan sesuai S PKiperjanjian l kontrak
(7) Diisi tanggal S PKfperj anjianjkontrak
(8) Diisi nomor S PKiperjanjian l kontrak
(9) Diisi nama bad an I perusahaan I PT I CV se bagai penyedia baranglj as a
(10) Diisi tanggal surat kuasalpencairan klaim j aminan
( 1 1 ) Diisi nomor surat kuasajpencairan klaim j aminan
( 1 2) Diisi tanggal penerbitan surat jaminan
( 1 3) Diisi nomor surat jaminan
( : 4) Diisi nama Satker
( : 5) Diisi tanda tangan KPA I PPK
( : 6) Diisi nama KPAI PPK
( : 7 ) Diisi NIP KPAI PPK

MENTERI KEUANGAN
REPUBLI K I NDONESIA,
ttd .
S RI MULYANI INDRAWATI

S alinan sesuai dengan aslinya


Kepala Biro Umum

www.jdih.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai