Anda di halaman 1dari 56

KAJIAN AKADEMIS

“TINJAU ULANG KEBIJAKAN PASSING OUT MAHASISWA BARU 2020


DAN BERIKAN PEMENUHAN FASILITAS YANG LAYAK PADA PGSD
TEGAL”

Disusun Oleh

Kementrian Kajian Strategis BEM KM Unnes 2020


BEM FIP Unnes 2020

HIMA PGSD Tegal 2020

JULI 2020
DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF .............................................................................................. 3


BAB I
SEBUAH PENGANTAR .................................................................................................. 4
A. Sejarah Singkat PGSD Tegal FIP Unnes ................................................................ 4
B. Kilas Balik Polemik PGSD Tegal ........................................................................... 5
BAB II
PGSD TEGAL DIANGGAP MEMBEBANI KEUANGAN KAMPUS ? ......................... 10
A. PGSD Tegal Membebani Keuangan Kampus ? ..................................................... 10
B. Membedah Pendapatan Keuangan Unnes Sebagai PTN-BLU ............................... 12
C. UKT Yang Dibayarkan = Hak Yang Didapatkan ? ............................................... 15
D. Keuangan Kampus Selalu Surplus Tiap Tahun ..................................................... 23
BAB III
MUTU PGSD TEGAL YANG DIRAGUKAN SERTA FASILITAS PENUNJANG YANG
KURANG MAKSIMAL .................................................................................................. 27
A. Kualitas Mutu PGSD Tegal Diragukan ? .............................................................. 27
B. Definisi, Karakteristik, Dan Konsep Mutu Secara Filosofis ................................. 27
C. Prestasi Mahasiswa Sebagai Bukti Kualitas Mutu PGSD Tegal ............................ 29
D. PGSD Tegal Memberikan Kontribusi Positif Bagi Masyarakat Kota Tegal ........... 31
E. Penyediaan Fasilitas Penunjang Merupakan Kewajiban Kampus Berdasarkan UU
Pendidikan Tinggi ........................................................................................................ 35
F. Konsep Manajemen Mutu Terpadu Sebagai Tawaran Solusi Dari Mahasiswa ....... 36
BAB IV
MENGKAJI KEBIJAKAN PASSING OUT DARI ASPEK FILOSOFIS, SOSIOLOGIS
DAN YURIDIS ............................................................................................................... 38
A. Aspek Filosofis .................................................................................................... 38
B. Aspek Sosiologis ................................................................................................. 40
C. Aspek Yuridis ...................................................................................................... 41
BAB V
PGSD TEGAL MAU DIPINDAH KEMANA DAN TEMPAT LAMA AKAN
DIJADIKAN APA ? ........................................................................................................ 47
A. Kampus PGSD Tegal Akan Dijadikan Apa ? ........................................................ 47
B. Kemana PGSD Tegal Akan Pindah ?.................................................................... 51
BAB VI TUNTUTAN ..................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 54
“Ibi Jus Ibi Remedium - Dimana ada hak, disana ada kemungkinan menuntut,
memperolehnya atau memperbaikinya bilamana hak tersebut dilanggar”

RINGKASAN EKSEKUTIF

Polemik yang terjadi di kampus PGSD Tegal rasanya tak kunjung selesai dari
tahun ke tahun. Sebab dari tahun ke tahun pula, beragam wacana yang menyangkut
mengenai PGSD Tegal selalu berhembus, terkhusus menjelang penerimaan
Mahasiswa Baru. Wacana mengenai Pemotongan Generasi atau passing out,
pemindahan kampus, hingga wacana Penutupan kampus PGSD Tegal selalu menjadi
isu yang selalu dihadapi oleh Lembaga Kemahasiswaan (LK) dari tingkat Himpunan
Mahasiswa (HIMA), hingga BEM Universitas.

Terhitung sejak tahun 2017, bermula saat tidak dicantumkan nya kembali pilihan
PGSD Tegal dalam laman penerimaan mahasiswa baru Tahun 2017. Berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya, dimana Program Studi PGSD Tegal selalu tercantum
sebagai pilihan bagi calon mahasiswa baru yang hendak menempuh perkuliahan di
Universitas Negeri Semarang, hingga kini pemilihan PGSD Tegal oleh mahasiswa
selalu berdasarkan hasil angket saat verifikasi, bukan lagi melalui laman penerimaan
mahasiswa baru yang terintegrasi secara sistem. Sehingga wacana penutupan Kampus
Tegal selalu santer terdengan setiap tahun nya . Di awal tahun 2020 dalam forum
antara Dekan FIP bersama Ketua dan Wakil Ketua BEM FIP, Dekan FIP
menyampaikan bahwasanya pada tahun 2020, FIP Unnes tidak menerima kembali
mahasiswa baru untuk PGSD Tegal, dan akan difokuskan ke PGSD Ngaliyan sebagai
satu kesatuan dalam PGSD Unnes. Ada beberapa alasan yang menjadi alasan serta
pertimbangan dari pimpinan kampus dalam menerapkan kebijakan ini yakni terkait
dengan kendali mutu, sarana dan prasarana yang kurang memadai, hingga PGSD
Tegal yang dianggap membebani keuangan kampus.

Menanggapi hal tersebut, mahasiswa PGSD Tegal telah mengadakan forum


konsolidasi dan menyatakan diri bahwasanya menolak kebijakan mengenai
pemotongan generasi di tahun 2020 ini. Bersama dengan kajian ini, mahasiswa juga
memberikan kontra narasi terhadap alasan yang dikemukakan oleh pimpinan kampus,
perihal kebijakan passing out di tahun 2020 ini.
BAB I
SEBUAH PENGANTAR

A. Sejarah Singkat PGSD Tegal FIP Unnes 1

1990

PGSD Tegal berawal dari SGO Tegal yang di sahkan pada 18 Februari 1986 dibawah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, disahkan langsung oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof. Dr. Fuad Hassan.
Ketika pemerintah ingin meningkatkan kualifikasi guru SD melalui peningkatan
jenjang pendidikan SGO Tegal yang semula menjadi bagian dari Pendidikan
Menengah keguruan beralih fungsi menjadi Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan yang mengelola program D2 PGSD. Dengan beralihnnya menjadi D2
PGSD maka lembaga berintefrasi ke IKIP semarang pada tahun 1990.

1991 – 2003 (D2 PGSD)

Pada tahun 1991 PGSD Tegal menerima mahasiswa baru. Yang terbagi di 4 buah
UPP (Unit Pelaksana Program). UPP 1 PGSD FIP, UPP 2 PGSD Ngaliyan, UPP 3
PGPJSD daerah Undip Lama, dan UPP 4 PGSD Tegal.

2003 – 2006 (D2 PGSD)

Guna efisiensi Penyelenggaraan PGSD hanya diselenggarakan pada 2 tempatyaitu


UPP 1 dan UPP 2 Kampus PGSD TEGAL.

2007 – 2020 (PRODI S1 PGSD)

Sejak tahun 2007, program D2 PGSD berubah menjadi S1 dan menjadi jurusan
PGSD. Jurusan PGSD Tegal dipimpin oleh Koordinator. Sekarang PGSD Tegal
menjadi Jurusan PGSD Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES.

1
Yuliwitanto, Sejarah Singkat PGSD Tegal https://yuliwitanto.wordpress.com/profil-lembaga/sejarah-
singkat/ diakses pada 8 Juni 2020 pukul : 18.30 WIB
B. Kilas Balik Polemik PGSD Tegal

PGSD Tegal sebagai kesatuan bagian dalam bingkai Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP) Universitas Negeri Semarang, dalam sejarah nya merupakan bekas dari Sekolah
Guru Olahraga (SGO) Negeri yang berlokasi di Jl. Kolonel Sugiono, Kemandungan,
Kota Tegal. Berdiri diatas tanah Negara dengan status Hak Pakai berdasarkan
Sertifikat tanah Nomor HP-21/AAE323041 Tahun 2018 dengan luas tanah sebesar
25.084 M2.2 Merupakan satu-satunya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD) yang berada di Tegal.

Terhitung sejak 2017, bermula dari keputusan pimpinan kampus yang akan
melakukan pemotongan generasi/angkatan mahasiswa PGSD Tegal dengan tidak lagi
menerima mahasiswa baru kala itu, yang juga dibuktikan dengan tidak dicantumkan
nya kembali pilihan PGSD Tegal dalam laman penerimaan mahasiswa baru Tahun
2017. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana Program Studi PGSD Tegal
selalu tercantum sebagai pilihan bagi calon mahasiswa baru. Rektor Unnes dalam
sebuah media online menyatakan bahwa “Pendidikan PGSD Unnes akan difokuskan
di PGSD Kampus Ngaliyan. Fasilitas yang tersedia di Kampus Ngaliyan jauh lebih
baik, antara lain ditandai dengan tersedianya asrama dan ruang perkuliahan yang
representatif, jadi tujuan utamanya adalah kualitas. Kami ingin melahirkan guru
dengan kualitas terbaik. Sebab guru berkualitas baik adalah variabel yang sangat
penting untuk memajukan pendidikan nasional”.3 Kemudian timbul dinamika serta
gejolak sebagai reaksi dari kebijakan sepihak yang dilakukan oleh pimpinan kampus,
hingga puncak nya pada 7 April 2017 terjadi Aksi Massa dari mahasiswa yang
menuntut agar Rektor Unnes tetap membuka penerimaan Mahasiswa Baru untuk
angkatan 2017 serta menolak ditutupnya Prodi PGSD Kampus Tegal, yang kemudian

2
Bpk.unnes.ac.id Mengenai Data Dukung Laporan Tahunan Rektor Unnes Tahun 2020
3
Tribun Jateng, 2017, Rektor Unnes Pastikan Tak Tutup Prodi PGSD
(https://jateng.tribunnews.com/2017/04/10/rektor-unnes-pastikan-tak-tutup-prodi-pgsd10 April 2017),
diakses pada 18 April 2020 pukul 19.34
pasca aksi, Rektor Unnes menyatakan akan membuka kembali jalur masuk mandiri
dan kerjasama dengan kuota 70 mahasiswa baru untuk PGSD Tegal.

Permasalahan tidak berhenti hanya disitu, akan tetapi selalu muncul polemik yang
serupa tiap tahun nya, yakni hal mengenai wacana pemotongan kuota mahasiswa,
pemutusan generasi/angkatan atau passing out hingga wacana penutupan kampus
PGSD Tegal itu sendiri. Pada tahun 2017 yang merupakan tahun awal mencuat nya
isu ini, jumlah mahasiswa baru yang diterima oleh PGSD Tegal sejumlah 70
mahasiswa (2 rombel), di tahun berikut nya (2018) menjadi 90 Mahasiswa (3
Rombel), serta di tahun 2019 jumlah mahasiswa baru yang diterima hanya 60
Mahasiswa baru (2 Rombel) dari semua jalur Penerimaan (SNMPTN, SBMPTN, dan
Mandiri), dengan menggunakan metode angket, bukan lagi berdasarkan pilihan yang
ditentukan oleh calon mahasiswa baru melalui laman penerimaan yang resmi dan
terintegrasi dengan sistem milik Pemerintah. Padahal jika berkaca dari tahun 2016
serta tahun-tahun sebelumnya, kuota mahasiswa baru yang diterima oleh PGSD Tegal
sejumlah 160 Mahasiswa tiap angkatan nya.

Dalam sebuah forum sarasehan bersama dosen dan pimpinan Fakultas Ilmu
Pendidikan Tahun yang dilaksanakan pada awal tahun 2020, dijelaskan dalam materi
presentasi bahwasanya terdapat beberapa rencana strategis jangka pendek, menengah
dan panjang yang dirumuskan. Salah satunya yakni mengenai wacana pemindahan
kampus Program Studi Pendikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), yang sedianya
bertempat di Ngaliyan serta Tegal, kemudian direncanakan akan berpindah ke
Kampus Bendan. Adapun Program Profesi Guru (PPG) yang semula berlokasi di
Kampus Bendan, akan berpindah dan menempati kampus Ngaliyan. Berkaitan dengan
itu juga, salah satu rencana yang telah dirumuskan dalam rapat kerja tersebut adalah
dengan tidak mengalokasikan kuota mahasiswa baru pada tahun 2020 dan seterusnya
untuk PGSD Tegal, atau dengan kata lain terdapat pemutusan angkatan/generasi yang
muara nya tentu saja akan mengakibatkan tutup nya kampus PGSD Tegal secara
otomatis ketika mahasiswa Angkatan 2019 telah lulus. Wakil Rektor I Bidang
Akademik dalam audiensi bersama Tim Advokasi pada 31 Maret 2020
menyampaikan bahwasanya kebijakan mengenai penerimaan mahasiswa baru Tahun
2020 di PGSD Tegal diserahkan kepada pihak Fakultas Ilmu Pendidikan, serta telah
meminta kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan untuk memberikan kajian berisi
pertimbangan kepada Rektor.4 Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan ketika ditemui oleh
perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIP menyampaikan dengan tegas
bahwasanya keputusan untuk tidak mengalokasikan kuota mahasiswa baru tahun 2020
untuk PGSD Tegal sudah final dan tidak dapat diganggu gugat, selain itu pihak
Fakultas akan menutup diri serta tidak akan menerima pembahasan yang berkaitan
dengan permintaan mahasiswa baru untuk PGSD Tegal. Hal senada juga disampaikan
oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan yang
menyatakan bahwasanya sudah tidak ada tawar-menawar maupun negosiasi lagi
mengenai mahasiswa baru PGSD Tegal. Alasan utama dari diputuskan kebijakan ini
karena beberapa hal yakni terkait Kendali Mutu Pendidikan yang berimbas pada
kualitas, Keterbatasan Fasilitas, serta Beban Anggaran/Keuangan yang harus
ditanggung. Selain itu, pertimbangan mengenai passing out ini sebenarnya sudah
dilakukan sejak bertahun-tahun lalu sehingga keputusan ini oleh pimpinan kampus
dianggap sudah melalui pertimbangan yang sangat matang.

Selanjutnya dalam audiensi tanggal 12 Juni 2020 yang juga dihadiri oleh WR III,
BAKK, serta Pimpinan FIP. Dekan FIP menjelaskan bahwa alasan pemotongan
generasi mahasiswa PGSD Tegal adalah ketidakefektifan manajemennya, karena satu
jurusan dibagi menjadi 2 (dua) tempat, maka akan mengalami kekurangan dan juga
terdapat dua Himpunan Mahasiswa, hal tersebut dapat menyalahi aturan hukum. Cita-
cita Rektor adalah menjadikan PGSD menjadi Center Of Exellent. Sehingga, PGSD
Tegal dan Ngaliyan dijadikan satu supaya manajemennya lebih mudah dan ini adalah
tantangan bagi fakultas yaitu Pemindahan PGSD di Bendan Ngisor untuk mencetak
civitas akademika PGSD yang baik, karena harus diakui bahwa jurusan yang paling
diunggulkan adalah PGSD. Dr. Drs. Edy Purwanto, M.Si (WD1 FIP) telah di beri
tugas untuk melakukan study ke Bendan Ngisor (kampus Pasca Sarjana Unnes)
sebagai kampus PGSD. Kampus tersebut sudah disiapkan asrama mahasiswa sehingga
memungkinkan untuk diwujudkan PGSD sebagai center of exellent, karena kondisi
saat ini belum siap, maka masih di wilayah masing-masing (Ngaliyan dan Tegal),
sampai kampus Bendan dinyatakan siap. Benefit yang akan diperoleh apabila PGSD
menjadi satu adalah lebih efisien bagi administrasi fakultas. Dr. Drs. Edy Purwanto,
M.Si (WD1 FIP) meyakini bahwa keputusan yang paling baik adalah PGSD menjadi

4
Hasil Audiensi Tim Advokasi se-Unnes bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik pada 31 Maret
2020
satu dan menjadi kampus yang memiliki fasilitas yang memadai. Alasan lain yang
mendasari pemindahan PGSD adalah jarak Bendan ke Kampus Sekaran dirasa dekat
dibandingkan dengan Ngliyan dan Tegal5.

Menyikapi hal tersebut, mahasiswa telah mengadakan beberapa kali forum kajian,
serap aspirasi secara daring maupun konsolidasi yang pada puncaknya telah diadakan
konsolidasi akbar di Kampus PGSD Tegal. Hasil dari konsolidasi akbar tersebut ialah
bahwasanya mahasiswa Tegal sebagai obyek kebijakan dan sebagai pihak yang
langsung merasakan dampak dari kebijakan tersebut menolak adanya pemotongan
angkatan/generasi mahasiswa, dan menuntut agar Unnes tetap mengalokasikan kuota
mahasiswa baru untuk PGSD Tegal pada tahun 2020 ini, serta menjamin adanya
pemenuhan terhadap fasilitas kampus yang layak demi menunjang dan
memaksimalkan kualitas pembelajaran.

Hasil Angket Mahasiswa PGSD Tegal mengenai wacana kebijakan passing out6

5
Hasil Audiensi Bersama Pimpinan Universitas dan Fakultas pada tanggal 12 Juni 2020
6
Data Serap Aspirasi HIMA PGSD Tegal
Dalam angket tersebut dapat dilihat bahwasanya mahasiswa PGSD Tegal masih
menginginkan adanya mahasiswa baru pada tahun 2020, sehingga pimpinan kampus
harus memperhatikan dan mempertimbangkan aspirasi dari mahasiswa sebagai objek
dari diberlakukan nya kebijakan yang akan diterapkan.

Oleh karena itu Tim Kajian merasa perlu menyampaikan juga kajian
komprehensif secara Akademis yang dilakukan berdasarkan telaah mendalam
mengenai kontra narasi dari pernyataan yang dijelaskan oleh pihak pimpinan kampus,
dan kemudian akan dituangkan dalam bentuk Kajian Akademis pada tulisan ini.
Dalam Kajian ini terdapat beberapa hal yang menjadi point penting untuk
dipertimbangkan oleh pimpinan kampus sebelum mengambil kebijakan mengenai
PGSD Tegal
BAB II
PGSD TEGAL DIANGGAP MEMBEBANI KEUANGAN KAMPUS ?

A. PGSD Tegal Membebani Keuangan Kampus ?

Narasi utama yang menjadi alasan kuat oleh Pimpinan Kampus Fakultas dalam
memutuskan kebijakan passing out adalah perihal beban keuangan yang harus
ditanggung untuk pembiayaan Kampus Tegal. Disampaikan bahwasanya keberadaan
PGSD Tegal yang berada jauh dari kampus utama di Semarang, serta banyak nya
instrumen pengeluaran yang harus dibayarkan untuk PGSD Tegal seperti pengadaan
barang dan jasa, pemeliharaan serta perawatan aset, pembiayaan tenaga kerja Non
Aparatur Sipil Negara (ASN), serta pemenuhan instrumen penunjang pembelajaran
lainya, dianggap oleh pimpinan kampus sangat memberatkan dan membebani
Keuangan kampus yang tidak stabil. Sehingga pimpinan kampus beranggapan bahwa
untuk menekan pengeluaran berlebih serta sebagai bentuk penghematan keuangan
kampus, maka kebijakan untuk melakukan passing out bagi Angkatan 2020 ini
dianggap sebagai langkah yang tepat oleh pimpinan kampus.

Tim Kajian menganggap bahwasanya Narasi yang disampaikan oleh pihak


pimpinan kampus merupakan narasi yang kurang berdasar dan tidak memiliki
landasan argumentasi yang kuat. Sebab Pimpinan Kampus tidak membuka secara
rinci dan transparan mengenai beban pengeluaran keuangan PGSD Tegal yang selalu
dikeluhkan. Padahal dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan Informasi Publik menjelaskan bahwasanya hak memperoleh informasi
merupakan hak asasi manusia, dan keterbukaan informasi publik merupakan salah
satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk
mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik.

Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang
fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian
atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah
sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan
masyarakat, dan/atau luar negeri. Selain itu, keterbukaan informasi publik
merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap
penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan segala sesuatu yang
berakibat pada kepentingan publik.7 Universitas Negeri Semarang sebagai lembaga
publik yang melaksanakan tugas penyelenggaraan negara dibidang pendidikan serta
mendapat anggaran dari negara, sudah semestinya melaporkan rincian keuangan,
termasuk pengeluaran nya kepada publik sebagai pertanggungjawaban kepada
masyarakat yang telah membayarkan pajak nya kepada negara berdasarkan prinsip-
prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas.

Beban Keuangan mengenai Pengeluaran untuk Pembiayaan PGSD Tegal seperti


yang dimaksut oleh Pimpinan Kampus bukan termasuk hal yang dikecualikan untuk
dibuka seperti yang tercantum dalam pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Sehingga, ketika pimpinan kampus
menarasikan Beban Keuangan sebagai alasan utama penentuan kebijakan passing out,
maka hal tersebut jelas mengada-ada, karena tidak ada basis data berupa angka rinci
yang ditampilkan kepada publik sebagai acuan. Ketika tidak ada data yang jelas
mengenai Beban Keuangan kampus yang ditanggung akibat PGSD Tegal, serta tanpa
melampirkan informasi valid, maka narasi atau alasan dari pihak kampus terkait
Beban Keuangan tersebut, jelaslah merupakan sebuah claim sepihak dari pimpinan
kampus yang tidak dapat dipertanggungjawabkan validitas serta kebenaran nya secara
Akademik.

Selain itu, tujuan dari dibukanya Informasi mengenai Pengeluaran Keuangan


PGSD Tegal dapat digunakan untuk membandingkan Beban Keuangan yang
dikeluarkan (Pengeluaran) dengan income atau pendapatan yang masuk, baik dari
Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI)
mahasiswa, Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dari Pemerintah,
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Sumbangan Masyarakat, serta pemasukan
lain dari lini usaha/bisnis yang dimiliki oleh Kampus sebagai income generating, baik
dari pemanfaatan aset dan lahan, maupun dari kerjasama. Sehingga berdasarkan aspek
tersebut, kita semua dapat membandingkan dan menilai secara transparan, apakah
Kampus memiliki masalah keuangan dalam hal Pendanaan untuk PGSD Tegal

7
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
ataukah narasi tersebut hanyalah alasan yang dibuat mengada-ada tanpa melihat basis
data secara komprehensif.

B. Membedah Pendapatan Keuangan Unnes Sebagai PTN-BLU

Status Universitas Negeri Semarang sebagai PTN-BLU tidak lepas dari payung
hukum berupa Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2012 Jo Peraturan Pemerintah No
23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Berdasarkan ketentuan tersebut pendapatan UNNES terbagi sebagai berikut 8

1. Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN/APBD


2. Pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan
lain.
3. Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain
4. Hasil kerja sama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya.

Dalam rumusan yang konkret, pendapatan PTN-BLU terbagai sebagai berikut:

1. BOPTN (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri)


2. Biaya pendidikan (UKT) dan juga Uang Pangkal/SPI (jika sudah diberlakukan
di PTN-BLU tersebut)
3. Dana hibah dari masyarakat atau badan lain yang tidak terikat
4. Dana hibah dari masyarakat atau badan lain yang terikat
5. Kerjasama PTN-BLU
6. Usaha lain PTN-BLU

8
Pasal 14 PP No. 23 Tahun 2005 j.o PP No. 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
Gambar 1. Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi menurut UU no. 12 tahun 2012

Sebagai PTN-BLU, Unnes memiliki pendapatan yang meliputi APBD, APBN,


dan Non-APBN atau pendapatan universitas dengan fungsinya sebagai berikut :

1. APBN dan APBD.

Dalam UU No.12 Tahun 2012 pasal 83 ayat (1), pemerintah menyediakan


dana Pendidikan Tinggi yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Dalam pasal 88 disebutkan bahwa pemerintah menetapkan standar satuan
biaya operasional Pendidikan Tinggi secara periodik. Standar satuan biaya
operasional yang dimaksud adalah biaya penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di luar
investasi (biaya pengadaan sarana dan prasarana serta sumber belajar) dan
pengembangan. Penetapannya adalah dengan mempertimbangkan :

a. capaian Standar Nasional Pendidikan Tinggi


b. jenis Program Studi
c. indeks kemahalan wilayah

Standar satuan biaya operasional Pendidikan Tinggi ini yang menjadi dasar
untuk mengalokasikan anggaran dalam APBN untuk PTN. Standar ini pula yang
digunakan oleh PTN sebagai dasar untuk menetapkan biaya yang ditanggung oleh
mahasiswa. Untuk APBD, dalam Pasal 83 ayat (2), Pemerintah daerah dapat
memberikan dukungan dana PendidikanTinggi yang dialokasikan dalam APBD. Dana
Pendidikan Tinggi yang bersumber dari APBD merupakan bantuan dana yang
disediakan oleh Pemerintah daerah untuk penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di
daerah masing-masing sesuai dengan kemampuan daerah. Anggaran APBN dan
APBD ini digunakan sebagai biaya operasional, Dosen dan tenaga kependidikan, serta
investasi dan pengembangan. dana ini diterima dalam bentuk rupiah murni (RM) yang
kemudian didalamnya digunakan sebagai pemeliharaan sarana prasarana dan Bantuan
Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) yang berfungsi sebagai : 1)
pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat, 2) biaya pemeliharaan, 3)
penambahan bahan praktikum, 4) bahan pustaka, 5) penjaminan mutu, 6) pelaksanaan
kegiatan kemahasiswaan, 7) langganan daya dan jasa, 8) pelaksanaan kegiatan
penunjang, 9) pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran, 10) honor dosen dan tenaga pendidik non-PNS, 11) pengadaan dosen
tamu, 12) pengadaan sarana dan prasarana sederhana, 13) satuan pengawas internal,
14) pembiayaan rumah sakit PTN, 15) Kegiatan lain yang merupakan prioritas renstra
PTN9.

2. Non-APBN/PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak)

Dana non–PNBP bersumber dari masyarakat, perguruan tinggi sendiri, dan


mahasiswa. Dalam UU No 12 Tahun 2012 Pasal 84 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan
bahwa, masyarakat dapat berperan serta dalam pendanaan Pendidikan Tinggi. Bentuk
peran serta masyarakat dapat berupa : hibah, wakaf, zakat, persembahan kasih,
kolekte, dana punia, sumbangan individu dan/atau perusahaan, dana abadi Pendidikan
Tinggi dan bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangandan,
Perguruan tinggi. Kemudian dalam pasal 85 ayat (1), disebutkan bahwa perguruan
tinggi dapat berperanserta dalam pendanaan Pendidikan Tinggi melalui kerja sama
pelaksanaan Tridharma. Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan hak
pengelolaan kekayaan Negara kepada Perguruan Tinggi untuk kepentingan
pengembangan Pendidikan Tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Hak pengelolaan kekayaan negara yang dimaksud dapat berbentuk antara
lain hak pengelolaan lahan, laut, pertambangan, perkebunan, hutan,dan museum,
dilanjutkan dalam pasal 85 ayat (2) untuk pendanaan biaya dari mahasiswa, biaya
yang ditanggung oleh mahasiswa harus disesuaikan dengan kemampuan ekonomi

9
Bahan Biro Perencanaan dalam Rakor Pengawasan Bersama Itjen-BPKP mengenai BOPTN dan
BPPTNBH, yang dilaksanakan pada tanggal 28 Febrari 2017 di Solo. Dan juga Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri yang dikeluarkan oleh Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pad tahun 2016.
mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayainya. PNBP dalam
PTN-BLU bisa dibagi menjadi 3, yakni biaya pendidikan, dana hibah, dan
kerjasama/dana usaha lain PTN-BLU10. Sayangnya fungsi PNBP ini tidak dijelaskan
secara rigid dalam sebuah perundang-undangan ataupun dalam sebuah juknis resmi
kementerian terkait maupun universitas.

C. UKT Yang Dibayarkan = Hak Yang Didapatkan ?

Tim Kajian mencoba mencari data sebagai landasan argumentasi yang Akademis,
terkhusus mengenai Keuangan Kampus. Himpunan Mahasiswa (HIMA) PGSD Tegal
telah menghimpun dan mendata nominal Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang harus
dibayarkan tiap semester nya oleh mahasiswa, kemudian ditemukan total nominal
angka mencapai Rp 589,350,000,- tiap semester atau Rp. 1,178,700,000,-
pertahunnya, dari 158 mahasiswa PGSD Tegal Angkatan 2017-2019. Jika
diperhatikan, nominal dengan angka sekian merupakan jumlah yang sangat besar
didapatkan oleh kampus tiap semester nya.

Berikut merupakan rincian UKT dan persebaran golongan UKT dari mahasiswa
PGSD Tegal Angkatan 2017-2019:

Data UKT Mahasiswa PGSD Tegal11

A. Bidikmisi

No. Nama NIM Angkatan UKT


1. Widy Nurlaeli 1401419171 2019 0
2. Rizky nafila 1401418031 2018 0
3. Dewi Khafidhotul Hasanah 1401419219 2019 0
4. Alfian Catur Firmansyah 1401419221 2019 0
5. Noerul Mega Heryani 1401418104 2018 0
6. Aghnaa Noviyanti 1401417028 2017 0
7. Kholishotusy Syifa 1401418067 2018 0
8. Dian Fatmawati 1401417020 2017 0
9. Habibah Septyana 1401417087 2017 0
10. Rumiati 1401417144 2017 0
11. Ayu Wulandari 1401419052 2019 0

10
PP No 23 Tahun 2005 jo PP No. 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum.
11
Data Serap Aspirasi HIMA PGSD Tegal FIP Unnes
12. Panji Alwi Maulana 1401417319 2017 0
13. Nurisna Fauzia 1401418136 2018 0
14. Ois Nur Indah Prahatun 1401418022 2018 0
15. Tesa Eliska 1401418032 2018 0
16. Dhelia gita safitri 1401418035 2018 0
17. Arman Bagus Maulana 1401419216 2019 0
18. Amelia 1401418018 2018 0
19. Dirgantari Rachmadina 1401419160 2019 0
20. Dwi Laili 1401419009 2019 0
21. Firman Aji Setiawan 1401419127 2019 0
22. Tia Fitriani 1401419155 2019 0
23. Ni'Matur Rizqi 1401419119 2019 0
24. Tefani Rizqi Utami 1401419108 2019 0
25. Dian Putri Mufaida 1401419241 2019 0
26. Delia Indriani Kinasih 1401419224 2019 0
27. Dewi Khafidhotul Hasanah 1401419219 2019 0

B. Gol 1

No. Nama NIM Angkatan UKT


1. Anisa Fitrotunida 1401418268 2018 500,000
2. Amrina Fa’iqotusholeha 1401418281 2018 500,000
Jumlah 1,000,000

C. Gol 2

No. Nama NIM Angkatan UKT


1. Rifani Dwi Aguvia 1401418269 2018 1,000,000
2. Widi Vina Puspitasari 1401418305 2018 1,000,000
3. Risma Rianing Pratiwi 1401419074 2019 1,000,000
4. Ismi Nur Afifah 1401418340 2018 1,000,000
5. Siti Hananadya 1401419061 2019 1,000,000
6. Reviga Larasati 1401418297 2018 1,000,000
Jumlah 6,000,000

D. Gol 3

No. Nama NIM Angkatan UKT


1. Lulu'ah Lutfiah 1401418003 2018 3,100,000
2. Dewi Puspita Sari 1401418139 2018 3,100,000
3. TRIANA DEWI 1401418275 2018 3,100,000
4. Diana Vena Safitri 1401418312 2018 3,100,000
5. Siti Khilmiyatul Maulida 1401417104 2017 3,100,000
6. Bunga Bubu Mahkotarama 1401418311 2018 3,100,000
7. Lutfi Nur Azizah 1401418008 2018 3,100,000
8. Isna nailul farkhati 1401418029 2018 3,100,000
9. Lisa Meliasari 1401418304 2018 3,100,000
10. Tiara Wulandari 1401417117 2017 3,100,000
11. Azhar Annas Wahyudianto 1401417118 2017 3,100,000
12. Wiwit Fauzah 1401417252 2017 2,400,000
13. Indah Amalia 1401418110 2018 3,100,000
14. Tia Rantika 1401418010 2018 3,100,000
15. Anindya Viva Amalia 1401418418 2018 3,100,000
16. Maya Khumaya 1401419039 2019 3,100,000
17. Nurul Inayah 1401418354 2018 3,100,000
18. Nadinni 1401418070 2018 3,000,000
19. Efa Alfiah 1401418114 2018 3,100,000
20. Muhammad Lutfi 1401418117 2018 3,100,000
21. Annisa Nur Kholifah 1401417263 2017 2,400,000
Jumlah 63,600,000

E. Gol 4

No. Nama NIM Angkatan UKT


1. Naufal Wafiqoh 1401419320 2019 4,200,000
2. Ira Arifah 1401419261 2019 4,200,000
3. Wuri Nur Kensari 1401419313 2019 4,200,000
4. Oktania Nurfadilah 1401419157 2019 4,200,000
5. Farikhatun Ni'mah 1401418352 2018 4,200,000
6. Septi Nurhikmawati 1401418410 2018 4,200,000
7. Zidni Chamidah 1401417012 2017 4,200,000
8. Yudit Risaldi 1401418151 2018 4,200,000
9. Ervitri Marheni 1401419211 2019 4,200,000
10. Indah Trieza Hanggraeni 1401419271 2019 4,200,000
11. Dian Asita Septi Ravelia 1401419280 2019 4,200,000
12. Khoirun Nisa 1401419234 2019 4,200,000
13. Valentine Dwiasih Sarwono 1401419375 2019 4,200,000
14. Irfina salsabila 1401418210 2018 4,200,000
15. Nur Islami Alfi Hidayah 1401419101 2019 4,200,000
16. Aprilia Rachmawati 1401418230 2018 4,200,000
17. Sabilatul Rifkiyah Aulia 1401419045 2019 4,200,000
18. Nadi Duhana 1401418202 2018 4,200,000
19. Hawa nur hidayati 1401419370 2019 4,200,000
20. Herawati Nur Afifah 1401418152 2018 4,200,000
21. Afifah Rizkila Andani 1401419182 2019 4,200,000
22. Melly Dwiana Putri 1401418386 2018 4,200,000
23. Aditya sekar maulydiana 1401419369 2019 4,200,000
24. Salsia ferly sentina 1401419200 2019 4,200,000
25. Rizka Aulia Nadila 1401418041 2018 4,200,000
26. Arif Setyo Fani 1401419339 2019 4,200,000
27. Nova 1401418137 2018 4,200,000
28. Muhamad Fatih Fadhlurrohman 1401419135 2019 4,200,000
29. Nely Nur Halisa 1401419188 2019 4,200,000
30. Aryo Priangsari 1401418179 2018 4,200,000
31. Kartika Amalia Utami 1401419343 2019 4,200,000
32. Maulidya NurBaeti 1401419030 2019 4,200,000
33. Madu Dewi Indi ED 1401417157 2017 4,200,000
34. Endang falupfi 1401418131 2018 4,200,000
35. Rhisma Dwi Aprillya 1401419321 2019 4,200,000
36. Moza 1401419296 2019 4,200,000
37. Rinto Santoso 1401418127 2018 4,200,000
38. Catur Nuraini 1401417006 2017 4,200,000
39. Rosa Kusuma Arfianti 1401419289 2019 4,200,000
40. Lili Nurindah Sari 1401419218 2019 4,200,000
Jumlah 168,000,000

F. Gol 5

No. Nama NIM Angkatan UKT


1. Restu sunawan 1401418222 2018 5,300,000
2. RISTA AMALIYANI 1401417323 2017 5,300,000
3. Agung Kurniawan Eko Saputra 1401418383 2018 5,300,000
4. Kalyca Salsabila 1401419093 2019 5,300,000
5. Nur Asidah 1401418017 2018 5,300,000
6. Hanaa'Amatul Faatih 1401418387 2018 5,300,000
7. Nayla Azhar 1401417246 2017 5,300,000
8. Sherlin Deswita 1401417313 2017 5,300,000
9. Bety Rahma Sheila 1401417200 2017 5,300,000
10. Ikhsani Sakti Rizqiyah 1401418209 2018 5,300,000
11. Dwifa Putri Arifiah 1401417302 2017 5,300,000
12. Hidayatul Khusna 1401417241 2017 5,300,000
13. Maulidiya Shilvi Arifah 1401418260 2018 5,300,000
14. Yosi Dwiana 1401418090 2018 5,300,000
15. Nahdiatusyifa 1401419246 2019 5,300,000
16. IMF 1401418345 2018 5,300,000
17. Elia Anggita Sophiana 1401418176 2018 5,300,000
18. MEI RIZQI PERTAMI 1401418271 2018 5,300,000
19. Nadya Hanifah 1401419091 2019 5,300,000
20. AYU DWI APRIANI 1401417220 2017 5,300,000
21. Asih Lestari 1401418406 2018 5,300,000
22. Riza Rizkiani 1401419020 2019 5,300,000
23. De Ajeng Nyimas Gandasari 1401418303 2018 5,300,000
24. Ines Shandy Pramono 1401417423 2017 5,300,000
25. Syifa Dzaqiyah Qurrota A'yun 1401419229 2019 5,300,000
26. Meita Windayanti 1401417314 2017 5,300,000
27. Irfan Wahyu Kurniawan 1401419207 2019 5,300,000
28. Intan Holi Launa 1401419345 2019 5,500,000
29. Tiastriana Rahma 1401419285 2019 5,300,000
30. MA'RIFATUL AENI 1401419279 2019 5,300,000
31. FIKA NAFISSA NUR
MIFTAKHUR RIZQI 1401419278 2019 5,300,000
32. Melisa Cahya Winasih 1401419329 2019 5,300,000
Jumlah 169,800,000
G. Gol 6

No. Nama NIM Angkatan UKT


1. Dian Fauzia Utami 1401419065 2019 5,750,000
2. Dwi Rahmah Febriani 1401419023 2019 5,750,000
3. Indar Listia Ningsih 1401419040 2019 5,750,000
4. Salfaniar Hyda Afkawati 1401419027 2019 5,750,000
5. Safira Indah Sukma 1401417103 2017 6,400,000
6. AMANDA KEMALA SARI 1401417257 2017 6,400,000
7. Fadzila Nurmalia Sari 1401417312 2017 5,750,000
8. Grehas Wilantanti 1401417304 2017 6,400,000
9. Intan Eprilia 1401419201 2019 6,400,000
10. Dhea Silviana 1401417285 2017 6,400,000
11. Dwi Yuliandini 1401419125 2019 6,400,000
12. Riana Nur Khafifah 1401417306 2017 6,400,000
13. Selline Agustin 1401417119 2017 6,400,000
14. RESHI ANISA MILENIA 1401417108 2017 5,750,000
15. Bella Mayangsari 1401417018 2017 5,750,000
16. Nur Amalia Putri 1401418073 2018 5,750,000
17. Ari Wasitoh 1401417216 2017 5,750,000
18. Muhammad Hanif Nur Faizi 1401418261 2018 5,750,000
19. Yusril 1401417131 2017 6,400,000
20. Bangkit Gigih Prayoga 1401417290 2017 6,400,000
21. Vera Marthalina 1401417110 2017 6,400,000
22. Minhatussaniyah 1401419088 2019 5,750,000
23. Ayu Murtiana 1401417254 2017 6,400,000
24. Linda Suci Febriana 1401418429 2018 5,750,000
25. Asyifa melan utami 1481418289 2018 5,750,000
26. Tiara Wulan Junaeri 1401417122 2017 5,750,000
27. Nur Alivia Lestari 1401417284 2017 6,400,000
28. Chindy Septiana Ananda Utami 1401418419 2018 5,750,000
29. Ulul azmi dewi 1401418189 2018 5,750,000
30. Dewi Ayu Larasati 1401419124 2019 5,750,000
Jumlah 180,950,000

H. Jumlah Keseluruhan

No Ket Jumlah

1 Gol 1 1,000,000

2 Gol 2 6,000,000

3 Gol 3 63,600,000

4 Gol 4 168,000,000
5 Gol 5 169,800,000

6 Gol 6 180,950,000

Jumlah 589,350,000

Berdasarlan data yang berhasil kami kumpulkan dari 158 mahasiswa ditemukan
total nominal angka mencapai Rp. 589,350,000,- tiap semester atau Rp.
1,178,700,000,- per tahun nya.

Selain itu, Tim Kajian juga telah mengakses data.unnes.ac.id mengenai jumlah
kategori Persebaran UKT yang dibayarkan oleh mahasiswa untuk menunjang akses
atas pendidikan yang layak, serta telah mempelajari Laporan Tahunan Rektor
Universitas Negeri Semarang Tahun 2017-2019.

Tabel 1.

(Tabel 1) DATA PERSEBARAN KATEGORI GOLONGAN UKT MAHASISWA UNNES 2016-2019


(SEMUA FAKULTAS) DIAKSES DI DATA.UNNES.AC.ID
Tabel 2. DATA PERSEBARAN KATEGORI GOLONGAN UKT MAHASISWA FIP UNNES 2016-2019
Tabel 3. DATA PERSEBARAN KATEGORI GOLONGAN UKT MAHASISWA PGSD FIP 2016-201912

Berdasarkan variabel data yang dilampirkan, Tim Kajian menilai bahwasanya


jika ditarik kesimpulan maka terdapat kecenderung peningkatan Kategori/Golongan
UKT Mahasiswa tiap tahun nya. Apabila dijabarkan secara garis besar, Pada Tahun
2016-2017 terdapat penurunan kuota mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi, selain
itu grafik mengalami peningkatan dengan persebaran golongan UKT tertinggi ada di
UKT Golongan 6 dan 7. Sedangkan rentan waktu 2018-2019, rata-rata mahasiswa
berada pada kategori/golongan UKT 3 dan 4, akan tetapi jumlah mahasiswa penerima
Beasiswa Bidikmisi menurun sangat drastis jika dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya, dan tentu saja terdapat selisih mahasiswa penerima Bidikmisi antara
tahun 2018 dengan 2017-2016, yang dialihkan untuk membayar UKT. Sedangkan
jika melihat secara detail mengenai data persebaran Kategori UKT untuk Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD Ngaliyan dan Tegal) maka

12
Tabel 1,2,3 Mengenai Persebaran Kategori Golongan UKT Diakses pada Laman Data.Unnes.ac.id
simpulan nya tidak berbeda jauh dengan yang disampaikan diatas bahwa ada
peningkatan golongan UKT tiap tahun nya.

Akan tetapi, biaya mahal yang dikeluarkan oleh mahasiswa tiap semester nya
sebagai kewajiban yang harus ditunaikan, nyata nya tidak berbanding lurus dengan
hak ideal yang semestinya didapat oleh mahasiswa, terkhusus bagi mahasiswa PGSD
Tegal yang “diperlakukan berbeda” oleh kampus. Dibuktikan dengan tidak
ditingkatkan serta dimaksimalkanya fasilitas kampus untuk penunjang kegiatan
perkuliahan, bahkan alih-alih ditingkatkan, yang didapatkan malah kebijakan passing
out yang muara nya tentu saja akan berdampak pada tutupnya kampus PGSD Tegal.

D. Keuangan Kampus Selalu Surplus Tiap Tahun


Selanjutnya, Berdasarkan Laporan tahunan Rektor Universitas Negeri Semarang
Tahun 2018 dan 2019 yang disampaikan pada Dies Natalies tahun 2018 dan 2019,
data keuangan UNNES menunjukan adanya surplus anggaran, Data yang diperoleh
dari laporan Tahunan Rektor UNNES menunjukan adanya surplus anggaran, dan
adanya kenaikan pendapatan yang bersumber dari masyarakat serta mengalami
penurunan pendapatan dari pemerintah.
Dari Neraca UNNES di atas tampak bahwa perbandingan Nilai Total Aset atau
Nilai Total Ekuitas dan Kewajiban UNNES per 31 Desember 2018 sebesar
Rp4.470.532.252.887,00 dan nilai Total Aset atau Nilai Total Ekuitas dan Kewajiban
pada neraca per 31 Desember 2017 sebesar Rp4.409.669.718.261,00 atau mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar Rp60.862.534.626,00 (1,38%). Kenaikan ini
disebabkan karena adanya surplus sampai dengan 31 Desember 2018 sebesar
Rp61.588.712.784,00.

Pada tahun 2018, UNNES memperoleh nilai surplus tahun berjalan sebesar
Rp61.558.712.784,00 sedangkan surplus tahun berjalan periode 31 Desember 2017
sebesar Rp54.654.380.664,00.

Pendapatan dari Badan Pengembang Bisnis UNNES pada tahun 2017 sebesar
Rp3.220.617.356,00. Pendapatan tersebut berasal dari asrama, pusat layanan
kesehatan (Puslakes), UNNES Press dan pendapatan sewa lahan dan gedung di
UNNES. Kemudian di tahun 2018 mengalami peningkatan dengan menerima
pendapatan sebesar Rp4.140.336.680,00. Pendapatan non-layanan pendidikan
UNNES, berasal dari pendapatan hasil kerja sama dengan pihak ketiga, dan
pendapatan dari penjualan produk dan pemanfaatan aset yang dimiliki UNNES.
Pendapatan-pendapatan tersebut masuk dalam PNBP UNNES yang peruntukannya
digunakan untuk menunjang kegiatan unit kerja yang mendapatkan dana yang
bersangkutan. Perolehan pendapatan non-layanan pendidikan dari setiap unit kerja di
tahun 2018 sebesar Rp55.216.771.996,00.13

Tabel. Proyeksi Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) UNNES Tahun
2020-2024.14

Dari data-data argumentatif yang Tim Kajian lampirkan, dapat kami simpulkan
bahwasanya setiap tahun nya Unnes mengalami peningkatan pendapatan yang
didapatkan dari berbagai macam sumber yakni Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan
Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) mahasiswa, Biaya Operasional Perguruan
Tinggi Negeri (BOPTN) dari Pemerintah, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),
Sumbangan Masyarakat, serta pemasukan lain dari lini usaha/bisnis yang dimiliki
oleh Kampus sebagai income generating, baik dari pemanfaatan aset dan lahan,
maupun dari kerjasama. Terlebih berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Negeri
Semarang No.1 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Bisnis
Universitas Negeri Semarang Tahun 2020-2024, telah diproyeksikan selama 5 (lima)
tahun kedepan bahwa PNBP Unnes akan terus mengalami peningkatan jumlah tiap
tahun nya.

Sehingga Narasi dari pihak Pimpinan Fakultas mengenai Beban Keuangan tentu saja
sangat tidak berdasar, karena tidak melampirkan basis data sebagai dasar argument

13
Laporan Tahunan Rektor Universitas Negeri Semarang Tahun 2018-2019
14
Peraturan Rektor UNNES No.1 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Bisnis
Universitas Negeri Semarang Tahun 2020-2024
yang akademis, serta seharusnya narasi tersebut telah terbantahkan apabila melihat
kondisi keuangan Unnes yang surplus anggaran.
BAB III
MUTU PGSD TEGAL YANG DIRAGUKAN SERTA FASILITAS
PENUNJANG YANG KURANG MAKSIMAL

A. Kualitas Mutu PGSD Tegal Diragukan ?

Narasi selanjutnya yang disampaikan oleh pihak pimpinan kampus mengenai


kebijakan passing out di PGSD Tegal yakni terkait dengan Kendali Mutu. Pihak
kampus menilai bahwasanya jarak kampus yang jauh dengan kampus utama di
Semarang, menyebabkan adanya disparitas atau kesenjangan yang membuat Kualitas
yang dihasilkan tentu berbeda antara kampus Semarang dengan Kampus Tegal. Selain
itu, dikhawatirkan kualitas lulusan mahasiswa PGSD Tegal akan kalah bersaing
dengan lulusan Perguruan Tinggi lain karena tidak terkoneksi dan terpantau secara
langsung dengan kampus utama di Semarang. Fasilitas yang tidak lengkap di Kampus
Tegal juga menjadi alasan kuat tidak maksimalnya kualitas pendidikan dan
pembelajaran di PGSD Tegal yang muara nya juga akan mempengaruhi Mutu. Secara
garis besar pihak pimpinan kampus menyampaikan bahwasanya kebijakan passing
out yang telah diputuskan tersebut dilandasi semangat untuk meningkatkan kualitas
guru pada masa depan.

Tim Kajian menilai bahwasanya narasi yang disampaikan oleh pihak pimpinan
kampus merupakan narasi tidak jelas yang juga tidak memiliki nilai ukur yang pasti
dan rigid mengenai “MUTU” yang dimaksut. Termasuk di dalam nya mencakup
definisi, konsep, maupun karakteristik dari Mutu tersebut. Selain itu, Narasi mengenai
Kendali Mutu yang dikhawatirkan akan mengakibatkan dihasilkan nya output
mahasiswa yang tidak memiliki kualitas seperti yang dihasilkan kampus utama, bagi
kami hanya sebatas kekhawatiran yang tidak berdasar dan tidak ilmiah, sebab pihak
kampus sama sekali tidak memperhatikan Data empiris serta kenyataan yang terjadi
sebenarnya di lapangan mengenai kekhawatiran yang dimaksut.

B. Definisi, Karakteristik, Dan Konsep Mutu Secara Filosofis

Salah satu amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 yang juga menjadi tujuan nasional Bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memiliki visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang
berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah. Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa
yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin
ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut
dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.15

Mutu berasal dari bahasa latin yakni “Qualis” yang berarti what kind of
(tergantung kata apa yang mengikutinya). Mutu menurut Juran (1993) ialah
kecocokan dengan kebutuhan.16 Menurut Husaini Usman dalam bukunya
Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, mengatakan bahwa mutu memiliki
13 karakteristik yakni Kinerja (performa), Waktu ajar (timelines), Handal (reliability),
Daya tahan (durability), Indah (estetis), Hubungan manusiawi (personal interface),
Mudah penggunaannya (easy of use), Bentuk khusus (feature), Standar tertentu
(comformence to specification), Konsistensi (concistensy), Seragam (uniformity),
Mampu melayani (serviceability), Ketepatan (acuracy). Pendidikan yang bermutu
adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan serta memiliki kemampuan
atau kompetensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang
dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai-nilai akhlak mulia, yang
keseluruhannya merupakan kecakapan hidup (life skill), Selain itu mampu
menghasilkan manusia seutuhnya (manusia paripurna) atau manusia dengan pribadi
yang integral (integrated personality) yaitu mereka yang mampu mengintegralkan
iman, ilmu, dan amal. 17 Sehingga dapat disimpulkan bahwa Mutu dibidang
pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan outcome. Yang jika dijabarkan
maka Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berproses. Proses pendidikan
bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang pakem (pembelajaran yang aktif,
kreatif, dan menyenangkan), Output pendidikan merupakan hasil perpaduan antara

15
Bab Penjelasan atas UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
16
Abdul Hadis-Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan (Bandung:Alfabeta,2010),hal 2
17
Usman, Husaini, Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan(Jakarta: Bumi Aksara,2009),
hal. 512-513.
income dan proses, sedangkan outcome pendidikan merupakan dampak, manfaat,
harapan perubahan dari sebuah kegiatan atau pelayanan suatu program.

Diatas telah dijelaskan mengenai Definisi, Konsep serta Karakteristik mengenai


Mutu. Dimana pihak kampus dalam memberikan narasi nya sebagai pertimbangan
penentuan Kebijakan passing out, sama sekali tidak menjelaskan secara rinci dan
komprehensif mengenai kesenjangan dan perbedaan Mutu yang dimaksut, dan bagi
kami tentu saja narasi tersebut terkesan mengada-ada karena tidak dilandaskan pada
basis data ilmiah yang memiliki nilai ukur jelas.

C. Prestasi Mahasiswa Sebagai Bukti Kualitas Mutu PGSD Tegal

Bahwa dalam Audiensi bersama pimpinan, Wakil Dekan III Bidang


Kemahasiswaan menyampaikan bahwasanya telah terjadi penurunan jumlah prestasi
pada mahasiswa FIP dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi menurut mahasiswa,
WD III kurang melihat secara komprehensif dan mendalam mengenai alasan mengapa
prestasi mahasiswa menurun. Disamping kualitas SDM, terdapat beberapa alasan
yang menyebabkan mengapa jumlah prestasi menurun, diantara nya yakni dukungan
dari pihak kampus terkait dengan pendanaan lomba. Beberapa kali mahasiswa
mengeluhkan mengenai proses pengajuan dana yang berbelit serta lamanya pencairan
dana tersebut, sehingga mengharuskan mahasiswa menggunakan uang pribadi sebagai
biaya pendaftaran/registrasi lomba, bahkan tidak sedikit pula yang mengurungkan niat
mengikuti lomba dikarenakan proses administrasi yang berbelit tersebut, serta tidak
semua mahasiswa memiliki dana pribadi untuk mendaftarkan lomba, disamping itu
mahasiswa merasa masih minim nya pendampingan dari pihak kampus terkait dengan
pengawalan dalam proses perlombaan yang dikuti mahasiwa, sehingga faktor-faktor
tersebut menjadi kendala dan alasan mengenai penurunan jumlah prestasi. Harusnya
pihak kampus melihat ini menjadi sebuah catatan yang perlu dibenahi sehingga
menjadi evaluasi bagi perbaikan dan peningkatan prestasi serta nama baik kampus.
Kampus bukan hanya menagih soal prestasi mahasiswa, tapi turut memberikan
dorongan dan dukungan aktif secara langsung bagi peningkatan prestasi tersebut.

Kemudian berkaitan dengan hal diatas, PGSD Tegal dapat dibilang sangat
konsisten dalam memberikan sumbangsih prestasi bagi Fakultas Ilmu Pendidikan dan
Unnes secara umum setiap tahun nya. Bahkan dalam audiensi tersebut pun Rektor
Unnes juga mengakui bahwa PGSD Tegal cukup rajin memberikan prestasi bagi
Unnes, kemudian ditambahkan oleh Rektor yang mengakui apabila prestasi yang
dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan Ngaliyan. Sehingga untuk memperkuat
claim diatas, maka Tim Kajian juga menggunakan Data Empiris yang dikumpulkan
oleh Himpunan Mahasiswa (HIMA) PGSD Tegal mengenai Prestasi-Prestasi yang
pernah ditorehkan oleh Mahasiswa PGSD Tegal dalam kurun waktu beberapa tahun
ke belakang sejak tahun 2016 hingga 2020. berikut merupakan penjabaran nya :

Data Prestasi Mahasiswa PGSD Tegal 18

No Nama Mahasiswa Nama Lomba Tahun Lomba Prestasi


1. Nadiya Fadilah Dance Competition Cup 2016 Juara 3
2. a. Maulida Nur Laeli Lomba Debat Mahasiswa PGSD 2016 Juara 1
b. Hinton Bima Mahendra tingkat Jawa Tengah, Jawa Timur
c. Ismet Maulana
3. a. Resta Rahma Sari PIMNAS ke-30 2017 Finalis
b. Inayatun Ilahiyah
4. Meri Indah Aprilia Lomba Tari Tradisional 2018 Juara 2
Nusantara
5. Bilqis Millenia Duta Wisata Kabupaten Tegal 2018 Harapan 3
6. Mulki Adilah Hartiana Wisudawan Terbaik UNNES 2018 Wisuda Terbaik 3
Periode 3 UNNES
7. Mulki Adilah Hartiana Wisudawan Terbaik FIP UNNES 2018 Wisuda Terbaik 1
Periode 3 FIP UNNES
8. Ismet Maulana Insentif Penelitian Kabuoaten 2018 Juara 1
Tegal
9. Ari Wasitoh Essay tingkat Jawa Tengan dan 2018 Juara 2
DIY
10. a. Hanif Murtadho Duta Wisata Kota Tegal 2019 Wakil 1
b. Aryoto Finalis
11. a. Hanif Nur Faizi Duta Wisata Kota Tegal 2019 Finalis
b. Lisa Meliasari
c. Nayla Azhar
12. a. Ihksani Sakti Rizkiyah Lomba Musabqih Syarhil Qur’an 2019 Juara 2
b. Mutia Windayanti

18
Data Serap Aspirasi HIMA PGSD Tegal
13. a. Ines Shandy Pramono Duta Anti Narkoba 2019 Jaura 3
b. Mei Rizqi Pertami Finalis
14. Tarindra Puspa dan Team PIMNAS ke-32 2019 Medali Emas
15. a. Dewi Puspitasari Lomba Essay dan Poster Nasional 2020 Juara 2 Essay
b. Bangkit Gigih Prayoga 2020 Juara 3 Poster
16. Afifah Rizkila Andini Lomba Tari Kreasi Tradisional 2020 Juara 3
Online se-Regional Jawa

Dari data yang kami lampirkan, Kualitas Mahasiswa PGSD Tegal tentu saja dapat
disandingkan dan bersaing dengan mahasiswa dari Perguruan Tinggi lain di
Indonesia, serta membuktikan bahwasanya Mahasiswa PGSD Tegal juga mampu
menorehkan Prestasi demi mengharumkan nama baik Unnes. Disamping itu, terdapat
banyak lulusan dari PGSD Tegal yang berhasil lolos dalam tes CPNS, yang kemudian
dapat disimpulkan bahwasanya lulusan dari PGSD Tegal mampu menjadi guru yang
berkualitas. Berikut merupakan Persentase Lulusan PGSD Tegal yang lolos seleksi
CPNS dari tahun ke tahun.

2014 24.53%
2013 29.35%
2012 23.15%
2011 39.27%
2010 54.37%
2009 53.47%
2008 39.02%
2007 42.22%

D. PGSD Tegal Memberikan Kontribusi Positif Bagi Masyarakat Kota Tegal

Disamping Prestasi Bidang Akademik yang ditorehkan, Mahasiswa PGSD Tegal


juga turut berkontribusi aktif memberikan kebermanfaatan bagi Masyarakat Tegal,
diantaranya dengan keterlibatan aktif Mahasiswa, Lembaga Kemahasiswaan, Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam setiap kegiatan yang memiliki nilai positif.
Berikut adalah Kontribusi aktif Mahasiswa Tegal dalam Kegiatan Positif yang
memberikan kebermanfaatan untuk Masyarakat serta Instansi terkait di Tegal :
1. KSR subunit PGSD Tegal :

Dalam banyak hal, KSR Sub Unit PGSD Tegal selalu bekerjasama dengan PMI
Kota Tegal. KSR subunit PGSD Tegal telah lama bekerja sama dengan PMI yang ada
di Kota Tegal, kerja sama yang dimaksut yakni pemberian relawan kesehatan dari
KSR PGSD Tegal pada tiap acara yang membutuhkan tenaga kesehatan, dimana PMI
kota tegal pasti akan selalu mengambil beberapa orang dari KSR PGSD Tegal dan
dengan sukarela KSR PGSD Tegal akan membantunya. PMI juga mendukung PGSD
Tegal tetap terus menerima mahasiswa baru, dengan alasan ;

1. Kerjasama PMI dengan PGSD berkaitan dengan DIKLAT KSR telah


berlangsung lama

2. mahasiswa PGSD yang tergabung dalam KSR unit PGSD pemanfaatannya


sangat di butuhkan oleh PMI.

3. KSR PGSD Tegal memiliki kerja sama yang baik dengan PMI kota tegal, KSR
PGSD selalu diikutsertakan dalam kegiatan PMI dan sudah dipercaya oleh PMI
kota tegal

4. PGSD Tegal membutuhkan mahasiswa baru untuk melanjutkan estafet


perjuangan agar keberlanjutan kersama dapat terus terjalin antara PMI Kota Tegal
dengan PGSD Tegal

2. Rumah Inspirasi BEM FIP UNNES:

Komunitas dibawah naungan BEM FIP Unnes ini juga terbilang mempunyai
kontribusi kepada masyarakat, khususnya anak-anak dalam bidang pendidikan,
keterampilan, dan sosial masyarakat. Secara garis besar Rumah Inspirasi (RI)
merupakan salah satu Program Kerja rutin tahunan dari BEM FIP yang sudah berjalan
sekitar 5 tahun. Kegiatan ini bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.

Sistem pengabdian nya lebih berfokus kepada mengajar anak-anak di desa yang
masih membutuhkan bimbingan. Untuk desanya sendiri ada di Martoloyo, dan
sifatnya gratis tanpa pungutan sepeser pun. Bukan hanya fungsionaris BEM yang
melakukan pengabdian di desa yang bersangkutan, akan tetapi juga melibatkan
partisipasi aktif dari publik dengan cara membuka open relawan bagi masyarakat di
daerah Tegal yang juga tertarik untuk melakukan pengabdian bersama BEM FIP
Unnes. Hal-hal Yang di ajarkan yakni seputar pengetahuan umum, dan keterampilan.
Keterampilan itu nantinya akan ditampilkan pada akhir periode pembelajaran, seperti
pentas kecil-kecilan untuk anak-anak dengan tagline besar Children Go to Campus
(CGC). Untuk pesertanya sendiri bebas tidak ditentukan umur.

3. PRAMUKA

Pramuka Unnes Tegal memiliki keterikatan dengan kwarcab Kota Tegal, salah
satu keterkaitan misalnya apabila terdapat kegiatan yang akan diadakan Pramuka
Unnes Tegal, maka sebelumnya wajib lapor terlebih dahulu melalui surat ke pihak
kwarcab, kemudian apabila terdapat acara maupun kegiatan dari kwarcab seperti
upacara pramuka atau yang lainnya, pihak kwarcab akan mengundang Pramuka dari
Unnes Tegal untuk datang. Hal ini disebabkan karena Pramuka Unnes Tegal berada
dibawah naungan langsung dari Kwarcab Kota Tegal. Dengan adanya PGSD Tegal
disini, maka secara tidak langsung turut mengaktifkan kegiatan dan menggerakan
Pramuka di kota Tegal juga.

Dari segi manfaat, Pramuka Unnes menjadi alat untuk menemukan dan
mengembangkan potensi-potensi dalam diri anak-anak siaga melalui kegiatan Surya
Wijaya yang dilakukan tiap tahun. Pramuka Unnes juga turut serta melakukan latian
gabungan dengan organisasi kepramukaan di universitas lain seperti UPS untuk
mempererat persaudaraan antar insan pramuka. Tak hanya itu, Pramuka Unnes
merupakan wadah bagi anak-anak SD di sekitarnya untuk mengenal serta
memperdalam kemampuan mereka dalam bidang pramuka, juga sekaligus menjadi
tempat awal bagi para calon guru mahasiswa Unnes untuk belajar melatih anak-anak
melalui penerjunan.

4. Kegiatan Lain

KSR bersama PMI sering mengadakan Gerakan Sosial, diantaranya yakni donor
darah, serta Satuan Tugas (Satgas) pada saat arus mudik lebaran berlangsung, dalam
pelaksanaan Satgas PMI kota tegal, pasti KSR PGSD Tegal juga diikutsertakan dan
terbilang sangat aktif dalam gerakan sosial ini,

Disamping itu, KSR PGSD Tegal setiap tahunnya pasti mengadakan donor darah
yang bekerja sama dengan PMI Kota Tegal, kontribusi lain yang diberikan yaitu
apabila terdapat kegiatan seperti konser maupun kegiatan lainnya yang membutuhkan
tenaga medis maupun relawan kesehatan, PMI kota tegal juga pasti membutuhkan
beberapa anggota KSR PGSD Tegal untuk dilibatkan.

Dalam kegiatan Informal, mahasiswa PGSD Tegal tercatat cukup banyak


melakukan bimbingan belajar/les kepada siswa-siswi di Kota Tegal, saat orang tua
siswa/siswi tersebut ditanya mengenai tingkat kepuasan dari layanan pengajaran yang
diberikan oleh bimbel mahasiswa PGSD Tegal, mayoritas orang tua memberikan
feedback atau tanggapan positif, dimana hasil yang dirasakan setelah mengikuti
bimbingan belajar dengan mahasiswa PGSD Tegal sangat memuaskan, beberapa
indikator diantara nya yakni siswa/siswi mengalami peningkatan nilai akademik,
penguasaan terhadap mata pelajaran yang diawal dianggap menyulitkan, kemudian
pasca mengikuti bimbel dengan mahasiswa PGSD Tegal menjadi semakin meningkat
tingkat penguasaan materinya, serta siswa/siswi menjadi bersemangat dalam belajar
karena metode belajar yang ditawarkan mampu menjadikan siswa/siswi tidak bosan
dalam belajar. Hal ini membuktikan bahwasanya mahasiswa PGSD Tegal telah siap
dari segi kualitas, marketing dan personal branding untuk bersaing dan berkompetisi
dengan lembaga-lembaga bimbingan belajar yang telah ada lebih dulu, sehingga
semakin menegaskan kualitas mutu yang dimiliki oleh mahasiswa maupun lulusan
PGSD Tegal.

Selain itu, sebagai satu-satunya kampus yang memiliki Program Studi PGSD di
Tegal, banyak sekali lulusan dari PGSD Tegal yang langsung terserap di sekolah-
sekolah Wilayah Tegal dan sekitarnya, sehingga secara tidak langsung peran Kampus
PGSD Tegal untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Tegal dan
sekitarnya sudah sangat teruji kebermanfaatan nya, karena telah melaksanakan
amanah dari Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945 untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Selama masyarakat masih merasa diberikan manfaat dan tidak
merasa dirugikan dari hadirnya PGSD Tegal, tentu saja Unnes tidak bisa sewenang-
wenang bersikap, karena ada aturan yang mengaturnya. Bukti-bukti diatas sekali lagi
membuktikan bahwa keberadaan PGSD Tegal memiliki nilai tawar positif ditengah
masyarakat Kota Tegal, selain itu kegiatan positif serta prestasi yang didapatkan oleh
mahasiswa Tegal menunjukan bahwa pihak kampus sama sekali tidak memperhatikan
dan mempertimbangkan aspek-aspek Empiris tersebut.
E. Penyediaan Fasilitas Penunjang Merupakan Kewajiban Kampus Berdasarkan

UU Pendidikan Tinggi

Selanjutnya, alasan dari pihak pimpinan kampus mengenai minimnya fasilitas


pada Kampus Tegal yang dianggap dapat menghambat laju kualitas mutu
pembelajaran dan dikhawatirkan mempengaruhi kualitas lulusan mahasiswa tentu saja
merupakan argumentasi yang lemah. menurut kami, kampus menggunakan logika
terbalik dan keliru dalam memaknai keterbatasan fasilitas yang ada di Kampus Tegal,
Memang ketika melihat kondisi riil di lapangan menunjukkan fasilitas PGSD Tegal
belum maksimal dan belum sesuai dengan profil lembaga pendidikan yang ideal di
masa depan, sebab masih minim nya sarana dan prasarana yang tidak diperhatikan
secara maksimal oleh kampus, akan tetapi kebijakan yang diambil ketika harus
memotong generasi angkatan mahasiswa baru atau passing out tidaklah tepat.
Seharusnya pihak kampus lebih meningkatkan dan melakukan perbaikan fasilitas
bukan malah menutupnya, Sehingga mampu menghasilkan guru dengan profil ideal
sesuai Undang-Undang. Terlebih Undang-Undang Pendidikan Tinggi
mengamanatkan bahwa Perguruan Tinggi harus menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai untuk menunjang pembelajaran yang maksimal sesuai dengan program
studi yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi tersebut. Pasal 41 ayat (1) “Sumber
belajar pada lingkungan pendidikan tinggi wajib disediakan, difasilitasi, atau
dimiliki oleh Perguruan Tinggi sesuai dengan Program Studi yang
dikembangkan”, dan ayat (3) “Perguruan Tinggi menyediakan sarana dan prasarana
untuk memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, potensi,
dan kecerdasan Mahasiswa”.19 Selain itu mahasiswa PGSD Tegal juga memiliki
hak untuk mendapatkan fasilitas yang layak dan memadai untuk menunjang
perkuliahan nya, sebab mereka secara rutin telah menunaikan kewajiban nya unntuk
membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT), sehingga kewajiban yang dibayarkan
dengan hak yang didapatkan oleh mahasiswa harus selaras dan berimbang. Terlebih
Unnes merupakan Kampus Lembaga Penyedia Tenaga Kependidikan (LPTK) yang
secara ideal diwajibkan untuk mencetak tenaga kependidikan yang mumpuni,
berkualitas dan berdaya saing

19
Pasal 41 Undang-Undang No 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
F. Konsep Manajemen Mutu Terpadu Sebagai Tawaran Solusi Dari

Mahasiswa

Seharusnya Unnes belajar dari kampus lain dalam mengelola PSDKU yang
berada di daerah, yang tidak berbatasan langsung dengan wilayah administrasi
kampus utama. Beberapa Kampus seperti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
memiliki 4 program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dan 3 Program
Studi Pendidikan Guru PAUD di Kampus Serang, Tasikmalaya, Sumedang,
Purwakarta maupun Universitas Jember yang juga memiliki Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Kampus Bondowoso yang juga berada jauh di
Kampus Utama wilayah Jember serta banyak kampus lain yang juga memiliki
Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU). Dalam Pasal 31 ayat (1) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indoensia Tahun 1945 menjelaskan bahwa “Setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan”20 aturan tersebut tentu saja memiliki
makna agar setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk
mengenyam pendidikan serta diberikan akses mudah di seluruh wilayah Indonesia
dengan maksut pemerataan. Dalam hal ini, seharusnya Negara hadir dalam diri
Unnes, yang kemudian membuka Jurusan PGSD di wilayah Tegal, agar masyarakat
juga memiliki akses yang mudah untuk mengenyam pendidikan. Ketika Unnes berniat
untuk melakukan pemotongan generasi yang muaranya akan menyebabkan tutupnya
Kampus PGSD Tegal, tentu saja hal tersebut sama dengan menghianati amanat
Undang-Undang dan memotong akses masyarakat untuk memperoleh layanan
pendidikan secara merata.

Ketika dalih Unnes adalah benar-benar merasa khawatir dengan kualitas mutu
yang ada di PGSD Tegal karena jarak yang jauh dengan Kampus utama, yang juga
menyebabkan terkendalanya monitoring secara langsung, maka pihak pimpinan
kampus perlu melakukan evaluasi terhadap Manajemen Mutu yang dikelolanya
dengan mengadopsi konsep Manajemen Mutu Terpadu. Definisi Manajemen Mutu
Terpadu (Total Quality Management) Pendidikan menurut Edward Sallis adalah
sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan
seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi
kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya (masyarakat), saat ini dan

20
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
untuk masa yang akan datang, sedangkan menurut Fandy Tjiptono & Anastasia Diana
(1995) Manajemen Mutu Terpadu ialah suatu pendekatan dalam usaha
memaksimalkan daya saing melalui perbaikan terus menerus atas jasa, manusia,
produk, dan lingkungan.21 yang pada kuncinya yakni mengenai perbaikan secara terus
menerus sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas mutu.
Sehingga ketika langkah yang dilakukan adalah pemotongan generasi atau passing out
maka langkah tersebut merupakan langkah yang jelas keliru.

21
Edward Sallis, Alih Bahasa Ali Riyadi, Ahmad & Fahrurozi, Total Quality Management in
Education: Manajemen Mutu Pendidikan (Yogyakarta: Irchisod, 2006) Hal. 73
BAB IV
MENGKAJI KEBIJAKAN PASSING OUT DARI ASPEK FILOSOFIS,
SOSIOLOGIS DAN YURIDIS

A. Aspek Filosofis

Landasan Filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan


bahwa peraturan maupun kebijakan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan
hidup, kesadaran, dan cita-cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah
bangsa Indonesia dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945

Pendidikan merupakan instrumen penting dalam upaya memajukan peradaban


bangsa, serta merupakan pondasi yang wajib untuk terus ditempa dan dimaksimalkan
demi terciptanya Sumber Daya Manusia yang unggul dan berdaya saing, disamping
itu bangsa Indonesia menjadikan misi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi
salah satu tujuan nasional bangsa yang juga termaktub dalam pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia 1945. Sehingga disini kita dapat melihat bahwasanya
Pendidikan menjadi unsur penting demi menciptakan bangsa Indonesia yang berdikari
dan mampu berkompetisi dengan bangsa lain. Upaya Konkrit yang dapat dilakukan
negara untuk mengejawantahkan misi dan tujuan bangsa tersebut yakni dengan
jaminan peningkatan dan pemerataan akses pendidikan bagi masyarakat Indonesia,
serta harus menjamin bahwasanya Pendidikan dapat dinikmati oleh semua kalangan
tanpa diskriminasi. Pasal 28C ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa “setiap Warga Negara memiliki hak untuk
mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasar nya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia” kemudian
ditegaskan kembali di dalam Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menjelaskan bahwa “Setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan”. frasa “setiap” disini menunjukan sebuah intensitas
keseluruhan ataupun segenap Warga Negara tanpa memandang latar status sosial
maupun status ekonomi secara diskriminatif sehingga negara memiliki kewajiban
untuk menjamin bahwasanya segenap warga negara mampu memperoleh Pendidikan.
Berkaitan dengan amanat Konstitusi diatas, serta demi menjawab tantangan
Konstitusi dalam tujuan nasional nya untuk menjamin pemenuhan hak mengenyam
pendidikan bagi segenap warga negara nya, maka pemerataan untuk mendapatkan
akses yang mudah sangat penting untuk digenapi oleh negara, sebab apabila
pendidikan ditempatkan hanya di beberapa titik tertentu saja, maka dapat dipastikan
akan menghambat pemerataan kualitas masyarakat, terkhusus dalam hal keilmuan,
serta menyebabkan tidak efektif nya proses menunaikan tujuan nasional bangsa.
Unnes sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) merupakan lembaga publik yang
menjalankan fungsi negara di bidang Pendidikan memiliki tanggung jawab moriil
untuk turut serta menuntaskan misi dalam hal mewujudkan pemerataan akses
pendidikan bagi masyarakat, yang kemudian dijawab dengan membuka Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Wilayah Tegal, yang tidak berbatasan
langsung dengan wilayah administrasi di kampus utama, yakni Semarang.
Pembukaan PGSD di wilayah Tegal dirasa sangat tepat, dikarenakan PGSD Unnes
Wilayah Tegal merupakan satu-satunya Jurusan PGSD yang berada di Tegal.

Kebijakan Passing Out PGSD Tegal apabila benar diterapkan, maka jelas hal
tersebut merupakan bentuk penghianatan terhadap amanat Konstitusi untuk
menyelenggarakan pemerataan akses Pendidikan dan menjamin agar tiap warga
Negara dapat mengenyam pendidikan secara berkeadilan, terjangkau dan tanpa
diskriminatif. Implikasi dari diterapkan nya kebijakan tersebut ialah masyarakat Tegal
dan sekitarnya akan terputus akses nya untuk mendapatkan pendidikan, terkhusus
dalam keilmuan di bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar, selain itu juga memutus
dampak positif/manfaat yang sebelumnya selalu diberikan oleh PGSD Tegal kepada
Kota Tegal dan masyarakat nya. Hal ini tentu saja sangat berdasar apabila kita melihat
banyak nya jumlah serapan lulusan mahasiswa PGSD Tegal yang kemudian mengabdi
untuk memajukan Kota Tegal dengan pengabdian nya sebagai guru untuk
mencerdaskan generasi penerus bangsa.
B. Aspek Sosiologis

Landasan Sosiologis merupakan pertimbangan maupun alasan yang


menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan Sosiologis sesungguhnya menyangkut
fakta empiris mengenai perkembangan masalah dan kebutuhan masyarakat serta
negara.

Pada Bab sebelumnya, telah dipaparkan secara jelas mengenai data empiris yang
dikumpulkan oleh HIMA PGSD Tegal mengenai prestasi dan kontribusi aktif serta
positif mahasiswa PGSD Tegal bagi kemajuan Kota Tegal dan sekitarnya. Dapat
disimpulkan bahwasanya keberadaan mahasiswa PGSD Tegal tidak hanya sekedar
menjadi pelengkap, akan tetapi eksistensi serta kebermanfaatan nya cukup diakui oleh
publik apabila mempertimbangkan jejak langkah dan perjalanan yang ditorehkan nya
dari waktu ke waktu. Sebagai satu-satunya kampus yang memiliki Program Studi
PGSD di Tegal, banyak sekali lulusan dari PGSD Tegal yang langsung terserap di
sekolah-sekolah Wilayah Tegal dan sekitarnya, sehingga secara tidak langsung peran
Kampus PGSD Tegal untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Tegal dan
sekitarnya sudah sangat teruji kebermanfaatan nya, karena telah melaksanakan amanat
dari Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945 yakni untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.

Di sisi lain apabila kebijakan passing out benar-benar diterapkan, yang muara nya
akan menyebabkan tutupnya Kampus PGSD Tegal tentu memiliki implikasi lain
yakni berpengaruhnya kehidupan sosial-ekonomi pada masyarakat Kota Tegal,
khususnya yang berada di wilayah sekitar kampus PGSD Tegal. UMKM yang
dimiliki oleh masyarakat seperti tempat makan, foto copy, warung Internet (Warnet),
usaha Laundry, hingga usaha indekos tentu menjadi hal yang perlu diperhatikan
secara serius oleh pengelola kampus ketika hendak memutuskan kebijakan mengenai
passing out. Terlebih jika usaha-usaha tersebut merupakan mata pencaharian utama
masyarakat, tentu nya kebijakan passing out bukanlah solusi yang tepat untuk
diterapkan. Suatu kebijakan yang ideal adalah kebijakan yang mempertimbangkan
secara komprehensif segala sebab-akibat yang ditimbulkan, serta menjadikan suara
masyarakat sebagai pertimbangan utama disamping kehendak mahasiswa PGSD
Tegal itu sendiri.
C. Aspek Yuridis

Landasan Yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan


bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan
diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat.

Landasan Yuridis menyangkut persoalan hukum yang berkaitan dengan substansi


atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk peraturan perundang-undangan yang
baru. Beberapa persoalan hukum itu antara lain, peraturan yang sudah ketinggalan,
peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih dengan peraturan lain, jenis
peraturan yang lebih rendah dari Undang-undang sehingga daya berlaku nya lemah,
Peraturanya sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturanya memang sama sekali
belum ada.

Berkaitan dengan status PGSD Tegal, hingga kini masih terjadi perdebatan terkait
dengan status yang dimiliki oleh PGSD Tegal, apakah merupakan Program studi
ataukah bukan. Dalam Audiensi bersama pimpinan, Dekan menyampaikan
bahwasanya status PGSD Tegal bukanlah merupakan Program Studi yang berdiri
sendiri, akan tetapi merupakan Unit Pelaksana Program (UPP), sehingga pengaturan
nya berada satu (1) atap bersama dengan PGSD Ngaliyan, baik dari segi pendanaan
hingga struktural dalam Prodi tersebut. Akan tetapi menurut mahasiswa ada beberapa
hal yang menjadi catatan penting yang dapat dijadikan perhatian lebih terkait dengan
status dari PGSD Tegal saat ini, :

1. Yang pertama yaitu berkaitan dengan nomenklatur dari UPP tersebut, saat
mahasiswa bertanya mengenai landasan hukum yang melandasi adanya UPP,
pihak pimpinan kampus tidak bisa memberikan aturan hukum yang menjadi
payung atau pijakan pengaturan dari UPP. Kemudian saat tim kajian mencoba
melakukan akses terhadap sumber hukum/aturan terkait, tidak ditemukan satu
pun aturan yang mengatur UPP. Begitupula saat diakses pada web Kementrian
pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

2. Kedua, dalam sejarah nya SGO Tegal yang semula menjadi bagian dari
Pendidikan Menengah Keguruan beralih fungsi menjadi Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK) yang mengelola program D2 PGSD. Dengan
beralihnya menjadi D2 PGSD maka lembaga berintegrasi ke IKIP Semarang
(Cikal bakal Unnes) pada tahun 1990 menjadi UPP 4 PGSD Tegal. Unnes pernah
memiliki 4 UPP yakni UPP 1 PGSD yang berlokasi di kampus FIP, UPP 2 PGSD
yang berlokasi di Karanganyar (Sekarang dikenal Ngaliyan) dulu merupakan SPG
N Semarang, UPP 3 PGPJSD (Berlokasi di Jalan Atmodirono, Semarang) Dulu
merupakan SGO Semarang, serta UPP 4 PGSD Tegal (Berlokasi di
Kemandungan Kota Tegal) Dahulu merupakan SGO N Tegal. Kemudian seiring
berjalan nya waktu terdapat penggabungan antara UPP 1 dan UPP 2 ke Kampus
Karanganyar (Ngaliyan), adapun UPP 3 PGPJSD melebur berada dalam naungan
Fakultas Ilmu Keolahragaan di kampus pusat, sedangkan UPP 4 PGSD Tegal
tetap tanpa perubahan. Sejak tahun 2003, guna efisiensi penyelenggaraan PGSD
hanya diselenggarakan di dua tempat yaitu UPP 1 di kampus Karanganyar
Semarang, dan UPP 2 di Kampus Tegal, Karena tidak ada nomenklatur mengenai
UPP, maka kemudian penamaan nya menjadi PGSD Ngaliyan dan PGSD Tegal.
Sejarah panjang dari PGSD semakin menguatkan dalil bahwasanya tidak ada nya
aturan yang mengakomodir mengenai UPP, sehingga tidak ada lagi keberlanjutan
dari UPP.

3. Bahwa dari waktu ke waktu, Pimpinan kampus selalu mengatakan bahwasanya


pengelolaan PGSD Tegal berada 1 pintu dengan PGSD Ngaliyan, yang secara
otomatis masuk dalam bingkai Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unnes. Akan
tetapi di sisi lain, pimpinan juga mengatakan bahwasanya pengelolaan PGSD
Tegal berada dibawah Badan Pengembangan Bisnis (BPB) Unnes. Setelah di cek
pada web bpb.unnes.ac.id, memang benar Kampus PGSD merupakan bagian dari
aset dan unit usaha dibawah Badan Pengembang Bisnis (BPB) Unnes bersama
dengan Pusat Layanan Kesehatan (PUSLAKES), Unnes Press, Asrama
Mahasiswa, Gedung Kewirausahaan, University Training Center (UTC),
Auditorium Unnes, Laboratorium Budaya dan Pusat Eduwisata, serta SPBU
Unnes yang merupakan aset serta unit usaha dengan tujuan memperoleh
pemasukan tambahan bagi Unnes. Hal ini juga dikonfirmasi kebenaranya pada
saat Presiden Mahasiswa menanyakan perihal kejelasan Kampus Tegal kepada
Pengelola BPB dan dinyatakan memang benar pengelolaan nya ada dibawah
BPB, akan tetapi pihak BPB juga belum tahu kampus tersebut akan dipergunakan
untuk apa pasca tidak ada mahasiswa lagi yang menempati nya. Hal ini tentu saja
menimbulkan tanda tanya besar bagi mahasiswa, terutama kebingungan mengenai
status kampus Tegal yang berada di bawah BPB apabila dikaitkan dengan tata
kelola akademik yang seharusnya berada dibawah FIP sebagai Fakultas yang
menjadi induk dari Prodi PGSD.

4. Bahwa per tahun 2017, PGSD Tegal tidak lagi dicantumkan dalam sistem
penerimaan mahasiswa baru yang terintegrasi dengan sistem penerimaan
mahasiswa baru secara nasional. Padahal sebelum tahun 2017, dari tahun ke
tahun nama PGSD Tegal selalu menjadi pilihan yang tercantum pada sistem
penerimaan mahasiswa baru. Saat ditanya mengenai hal ini, pimpinan kampus
hanya menjawab dengan dalih sistem 1 pintu atas nama PGSD Unnes, akan tetapi
tidak menjawab secara detail terkait dengan instrumen aturan yang
memperbolehkan untuk menarik atau menghapus nama PGSD Tegal dari sistem,
terlebih telah disampaikan diatas bahwasanya tidak adanya aturan yang melandasi
UPP, sehingga langkah Unnes untuk memasukan atau menghapus PGSD Tegal
ke dalam sistem penerimaan Mahasiswa Baru haruslah didasarkan pada aturan,
serta tidak dibenarkan secara sepihak apalagi sewenang-wenang, karena berkaitan
dengan nasib banyak pihak yang merasakan dampak atau imbas nya. Mahasiswa
menduga bahwasanya hal ini berkaitan dengan status Akreditasi dari PGSD Tegal
yang tidak diurus atau diperhatikan keberlanjutan nya, sehingga PGSD Tegal
tidak masuk menjadi pertimbangan dalam proses Akreditas PGSD Unnes seperti
PGSD Ngaliyan walaupun claim dari pimpinan, PGSD Tegal berada dalam 1
(satu) bagian yang sama.

5. Bahwa dari beberapa hal diatas, mahasiswa menilai seakan-akan keberadaan


kampus PGSD Tegal ditutup-tutupi dari Kementrian. Karena kampus selalu
berlindung dibalik dalih UPP sedangkan tidak ada aturan yang mengatur
mengenai nomenklatur UPP tersebut, kemudian mengenai pengelolaan kampus di
bawah BPB yang menjadi tanda tanya karena berpotensi sebagai tujuan komersiil
(apabila tutup) yang jelas dilarang oleh UU Dikti, serta kemudian masalah
mengenai akreditasi.

6. Bahwa menurut mahasiswa, Kampus juga tidak memiliki itikad baik untuk
menyelesaikan persoalan yang terjadi pada PGSD Tegal, terutama terkait dengan
status akreditasi nya. Bagi mahasiswa, apabila kampus memiliki itikad baik dan
konsisten dengan amanat konstitusi serta berpedoman pada tujuan nasional
bangsa, maka sudah seharusnya kampus menyelesaikan dan mencari jalan keluar
terhadap kekurangan yang dimiliki pada kampus Tegal. Karena bagaimanapun
juga, kehadiran PGSD Tegal salah satunya memiliki tujuan pemerataan terhadap
akses pendidikan bagi masyarakat, sehingga pendidikan tidak hanya terfokus di
beberapa titik saja, akan tetapi dapat tersebar hingga ke pinggiran bahkan pelosok
daerah sekalipun. Terlebih PGSD Tegal merupakan satu-satu nya jurusan PGSD
yang ada di Kota Tegal, sehingga apabila kampus benar-benar melakukan
pemutusan angkatan, yang muaranya akan menyebabkan tutupnya kampus Tegal,
maka secara langsung Unnes telah menutup akses pemerataan untuk mengenyam
pendidikan, serta menghalangi bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nya
yakni terkait mencerdaskan kehidupan bangsa.

7. Bahwa menurut mahasiswa, pihak kampus seharusnya menjadikan kampus


Tegal sebagai Program Studi Di Luar Kampus Utama (PSDKU), sehingga
memiliki legitimasi serta legalitas yang kuat dalam proses penyelenggaraan
pendidikan, karena PSDKU memiliki landasan hukum yang jelas dalam
Permenristekdikti No.1 Tahun 2017 Tentang Pembukaan, Perubahan, dan
Penutupan Program Studi di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi (PSDKU),
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 7 Tahun
2020 Tentang Pembukaan, Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri
Dan Pembukaan, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

Tidak adanya aturan yang melandasai UPP sebagai dasar hukum, menyebabkan
Unnes seakan-akan dapat secara sewenang-wenang berlaku kepada Kampus Tegal,
sebab tidak ada instrumen aturan dan ketentuan yang melegitimasi adanya UPP
tersebut. Unnes sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) merupakan lembaga publik
yang menjalankan fungsi negara di bidang Pendidikan tentu memiliki tanggung jawab
moriil untuk turut serta menuntaskan misi dalam hal mewujudkan pemerataan akses
pendidikan bagi masyarakat, yang kemudian dijawab dengan membuka Prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Wilayah Tegal, yang tidak berbatasan
langsung dengan wilayah administrasi di kampus utama, yakni Semarang.
Pembukaan PGSD di wilayah Tegal dirasa sangat tepat, dikarenakan PGSD Unnes
Wilayah Tegal merupakan satu-satunya Prodi PGSD yang berada di Tegal. Sehingga
hal ini menjawab mengenai kebutuhan tenaga pendidik bagi Kota Tegal dan
sekitarnya, karena salah satu penyuplai utama tenaga pendidik SD di Tegal dan
sekitarnya yaitu adalah mahasiswa lulusan PGSD Tegal. Hal tersebut tentu sejalan
dengan amanat Konstitusi kita yang memiliki harapan agar setiap warga negara dapat
menikmmati Pendidikan tanpa diskriminasi, sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah
memiliki kewajiban untuk memastikan agar Perguruan Tinggi juga dapat menyasar
daerah-daerah secara tersebar dan merata sebagai sarana akses pemerataan bagi
masyarakat agar akses pendidikan tidak hanya terfokus di beberapa titik saja, tetapi
dapat tersebar hingga ke titik lain serta dapat dinikmati oleh semua kalangan
masyarakat. Sehingga apabila kebijakan passing out benar-benar diterapkan, maka
Unnes secara jelas menutup akses pemerataan bagi masyarakat Tegal dan sekitarnya
yang memiliki niat untuk mengenyam pendidikan dengan kualifikasi khusus sebagai
guru Sekolah Dasar, disamping itu jelas Unnes menghianati amanat Konstitusi yang
seharusnya dijaga dan dijadikan pedoman.

Kebijakan passing out atau pemotongan angkatan di Tahun 2020 ini jelas muara
nya akan berdampak pada tutupnya Kampus PGSD Tegal ketika Angkatan 2019
sebagai generasi terakhir telah menyelesaikan studi nya. Diatas telah dijelaskan
bahwasanya keberadaan PGSD Tegal memberikan pengaruh dan dampak positif bagi
masyarakat dan kota Tegal itu sendiri, selain itu beragam prestasi yang telah
ditorehkan menjadikan narasi mengenai Mutu mahasiswa PGSD Tegal yang
diragukan oleh pimpinan kampus telah secara otomatis terbantahkan berdasarkan data
empiris yang telah disajikan.

Bahwa ideal nya, Unnes seharusnya melihat dan merespon situasi serta aspirasi
dari masyarakat sebelum menerapkan sebuah kebijakan karena selain mahasiswa,
maka masyarakat Tegal juga akan merasakan dampaknya. Sebagai badan publik yang
memiliki pertanggungjawaban kepada masyarakat, tentu saja Unnes harus
mempertimbangkan dan melandaskan setiap kebijakan berdasarkan kebutuhan serta
kebermanfaatan dari masyarakat, lalu berkaitan dengan wacana passing out ini, maka
Kampus PGSD Tegal dapat ditutup ketika masyarakat sekitar (Tegal) merasa
dirugikan akibat adanya layanan pendidikan Tinggi yang dianggap tidak bermutu.
Sehingga masyarakat (Pemerintah Daerah, Instansi, Kelompok, atau Individu) dapat
menyampaikan keberatan nya apabila Kampus PGSD Tegal tidak memiliki
kebermanfaatan sama sekali dalam upaya pembangunan dan peningkatan kualitas
masyarakat. Akan tetapi apabila masyarakat merasa keberadaan kampus PGSD Tegal
tidak merugikan, maka sudah menjadi keharusan bahwasanya keberadaan PGSD
Tegal tetap harus dipertahankan.

Apabila melihat kondisi yang terjadi pada PGSD Tegal dapat dikatakan bahwa
tidak cukup kuat untuk melakukan passing out yang berimbas pada tutupnya kampus
PGSD Tegal. Memang benar masih terdapat kekurangan, terutama dari segi
Akreditasi. Akan tetapi hal tersebut seharusnya dapat diatasi dan diperbaiki oleh
pimpinan kampus sehingga eksistensi PGSD Tegal masih tetap dapat terjaga.
Keengganan dan tidak bertanggung jawabnya pimpinan kampus dalam mengurus
persoalan akreditasi tentu memiliki implikasi multi dimensi seperti yang telah
dijabarkan diatas. Alih-alih melakukan penanganan terhadap akreditasi, yang
dilakukan justru terkesan menutup-nutupi keberadaan PGSD, sehingga banyak yang
merasa dirugikan dari sikap pimpinan terkait hal ini.

Disamping itu seperti yang selalu ditekankan dalam kajian ini, bahwasanya
pertimbangan masyarakat serta mahasiswa yang menjadi objek langsung kebijakan
juga harus dijadikan landasan kebijakan yang utama dibandingkan hal lain. Karena
Unnes sebagai lembaga publik yang dibiayai juga oleh pajak masyarakat memiliki
tanggung jawab untuk mendengarkan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat.
Unnes yang saat ini masih berstatus sebagai PTN Badan Layanan Umum (BLU)
dalam hal ini Rektor atau Pemimpin Perguruan Tinggi tetap diwajibkan menaati
ketentuan dan aturan yang ada serta tidak dapat sewenang-wenang dalam mengambil
kebijakan terkait dengan passing out ini, karena Unnes berada dalam naungan
Kemendikbud maka Unnes seyogyanya melakukan upaya yang konstitusional.
BAB V
PGSD TEGAL MAU DIPINDAH KEMANA DAN TEMPAT LAMA AKAN
DIJADIKAN APA ?

A. Kampus PGSD Tegal Akan Dijadikan Apa ?

Berdasarkan Data yang diambil dari Lampiran Pendukung Laporan Tahunan


Rektor Universitas Negeri Semarang tahun 2020, Kampus PGSD Tegal Berdiri diatas
tanah Negara dengan status Hak Pakai berdasarkan Sertifikat tanah Nomor HP-
21/AAE323041 Tahun 2018 dengan luas tanah sebesar 25.084 M. Berangkat dari
ketentuan diatas, maka dapat disimpulkan bahwasanya lahan yang saat ini
diperuntukan sebagai tempat berdiri nya Kampus PGSD Tegal merupakan tanah
negara yang digunakan secara khusus oleh Unnes dengan Hak Pakai atas tanah milik
negara untuk kepentingan penyelenggaraan pemerataan terhadap akses pendidikan.

Oleh sebab itu, kita perlu sedikit mengetahui mengenai Ketentuan Hak Pakai atas
Tanah milik negara, terutama berdasarkan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA)
yang juga mengatur mengenai ketentuan tersebut. Negara sebagai pihak yang
menguasai tanah (sebagai organisasi kekuasaan dari seluruh rakyat/bangsa) dapat
memberikan tanah kepada seseorang atau badan hukum dengan sesuatu hak menurut
peruntukan dan keperluannya, misalnya hak milik, hak-guna-usaha, hak guna
bangunan atau hak pakai atau memberikannya dalam pengelolaan kepada sesuatu
Badan Penguasa (Departemen, Jawatan atau Daerah Swatantra) untuk dipergunakan
bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing22.

Berdasarkan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 mengenai UU


Pokok-Pokok Agraria23, dijelaskan bahwa Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan
dan memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik
orang lain. Sebagaimana diatur dalam Pasal 42 Hukum Tanah, Hak Pakai dapat
diberikan kepada: 1.) warga negara Indonesia; 2.) orang asing yang berkedudukan di

22
Wibowo Tunardy, HAK PAKAI, https://www.jurnalhukum.com/hak-pakai/ diakses pada 2 Juli 2020
pukul 22.15 WIB
23
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
Indonesia; 3.) badan hukum yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia; 4.) badan
hukum asing yang mempunyai kantor perwakilan di Indonesia.

Lebih lanjut, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun


1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah (PP
40), Hak Pakai dapat diberikan di atas tanah dengan status: 1.) tanah negara; 2.) tanah
hak pengelolaan; 3.) tanah hak milik. 24

Berkaitan dengan jangka waktu, dalam Pasal 45 Peraturan Pemerintah No 40


Tahun 1996 jangka waktu bagi hak pakai atas tanah Negara adalah 25 (dua puluh
lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun. Di
dalam Peraturan Pemerintah tersebut juga mengatur beberapa persyaratan sebelum
jangka waktu Hak Pakai dapat diperpanjang, yaitu:

1. Tanah masih dipergunakan sesuai dengan penggunaan tanah;

2. Syarat-syarat pemberian hak tersebut masih dipenuhi dengan baik oleh pemegang
hak;

3. Pemegang hak masih memenuhi persyaratan sebagai pemegang hak yang diatur
dalam PP 40.

Berdasarkan ketentuan Pasal 55 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1996


menentukan bahwa hak pakai dapat hapus karena :

1. Jangka waktunya berakhir;

2. Dibatalkan oleh pejabat yang berwenang pemegang hak pengelolaan atau


pemegang hak milik karena :

a. Tidak dipenuhinya kewajiban – kewajiban pemegang hak dan/atau


dilanggarnya ketentuan Pasal 50-52;

b. Tidak terpenuhinya syarat – syarat atau kewajiban yang tertuang dalam


perjanjian pemberian hak – hak pakai dengan pemberi hak pakai;

c. Putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

24
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan
Hak Pakai Atas Tanah
3. Dihentikan sebelum jangka waktu berakhir karena suatu syarat yang tidak
terpenuhi;

4. Dilepaskan oleh pemegang hak;

5. Dicabut untuk kepentingan umum;

6. Tanahnya musnah

Kebijakan Passing out atau pemotongan angkatan ini jelas muara nya akan
mengakibatkan tutupnya kampus PGSD Tegal secara otomatis ketika angkatan 2019
sebagai angkatan terakhir telah dinyatakan lulus secara keseluruhan. Kemudian
bagaimana nasib gedung kampus PGSD Tegal ketika prodi PGSD Tegal dinyatakan
telah tutup karena tidak ada lagi mahasiswa ? Dalam beberapa forum Audiensi,
perwakilan mahasiswa seringkali menanyakan hal tersebut kepada pimpinan terkait
dengan nasib kampus PGSD Tegal pasca habis nya mahasiswa ketika angkatan 2019
telah lulus, namun tidak ada jawaban spesifik dari pimpinan kampus terkait dengan
akan dijadikan apa kampus Tegal, akan tetapi pimpinan kampus menyampaikan
bahwasasnya saat ini kampus PGSD Tegal berada dibawah naungan Badan
Pengembang Bisnis (BPB) Unnes. Menurut tim kajian yang dilandasi berdasarkan
Undang-Undang Pokok Agraria dan PP Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah, terkait dengan status tanah
kampus Tegal, maka seharusnya tanah hak pakai tersebut dikembalikan kepada
negara karena status tanah tersebut tidak dipergunakan lagi sesuai dengan pengajuan
awal penggunaan tanah kepada negara, yakni dipergunakan untuk berdiri nya kampus
PGSD Tegal. Pengajuan hak pakai atas tanah negara untuk penggunaan PGSD Tegal
tentu saja dimaksutkan sebagai salah satu upaya untuk melaksanakan pemerataan
akses pendidikan agar makin mudah dijangkau oleh masyarakat, selain itu sebagai
pengamalan terhadap tujuan nasional bangsa Indonesia yang termaktub dalam alinea
ke-4 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Akan tetapi,
apabila Unnes ingin menggunakan lahan hak pakai kampus Tegal untuk hal lain,
maka sudah seyogya nya Unnes harus mengembalikan terlebih dahulu lahan tersebut
kepada negara, kemudian melakukan permohonan pengajuan kembali sesuai dengan
tujuan nya, yakni pembaharuan penggunaan lahan kampus Tegal berdasarkan
ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam aturan yang berlaku.
Dalam Data yang diambil dari Lampiran Pendukung Laporan Tahunan Rektor
Universitas Negeri Semarang tahun 2020, Sertifikat tanah Hak Pakai Kampus PGSD
Tegal diketahui telah diperbaharui pada tahun tahun 2018, yakni dengan Sertifikat
tanah Nomor HP-21/AAE323041 Tahun 2018. Artinya, Penggunaan Lahan kampus
Tegal sebagai hak pakai atas tanah negara masih menyisakan sisa waktu yang relatif
cukup lama (baca: Pasal 45 PP No 40 Tahun 1996 mengenai jangka waktu bagi hak
pakai atas tanah Negara). Kemudian, dengan tidak diterima kembali mahasiswa baru
angkatan 2020, berarti menyisakan angkatan 2019 sebagai angkatan terakhir yang
mendiami kampus PGSD Tegal. Apabila saat ini diketahui bahwasanya angkatan
2016 merupakan angkatan tertua pada PGSD Tegal, maka dapat dihitung pada tahun
2023 atau 2024, kampus PGSD Tegal sudah tidak lagi memiliki mahasiswa sama
sekali, yang ditandai dengan lulusnya mahasiswa angkatan 2019. Dalam sisa
penggunaan lahan hak pakai yang masih terbilang cukup lama (dan masih dapat
diperpanjang), akan tetapi lahan tersebut sudah tidak digunakan untuk layanan PGSD,
maka akan dijadikan apa lahan kampus Tegal tersebut ?.

Unnes sudah seharusnya menghormati dan melaksanakan ketentuan dalam aturan


yang berlaku. Sehingga apabila PGSD Tegal sudah dinyatakan tutup/tidak beroperasi
dikemudian hari, maka Unnes sudah seharusnya menyerahkan lahan kampus Tegal
tersebut kepada negara kembali, dan mengajukan permohonan kembali dari awal
untuk menggunakan lahan kampus Tegal sesuai dengan tujuan nya. Akan tetapi
karena Unnes merupakan lembaga publik yang bergerak di bidang pendidikan, dan
juga sebagai salah satu perpanjangan tangan negara untuk melaksanakan urusan di
bidang pendidikan, maka penggunaan kampus Tegal seharusnya juga digunakan
untuk hal-hal yang berkaitan dengan Pendidikan yang memiliki kebermanfaatan bagi
masyarakat luas. Apabila Unnes menggunakan lahan Kampus Tegal untuk hal-hal
yang berkaitan dengan tujuan komersil, maka menurut tim Kajian hal tersebut telah
menyalahi marwah dan fungsi Unnes sebagai lembaga Pendidikan yang menurut UU
Pendidikan Tinggi dilarang didasarkan pada tujuan komersial dan prinsip nirlaba.
Kekhawatiran tersebut tentu saja berdasar, sebab saat ini PGSD Tegal berada dibawah
naungan Badan Pengembang Bisnis, yang juga menaungi Unnes Press, Gedung
Kewirausahaan, University Training Center, dan beberapa aset lain yang memiliki
tujuan menambah pemasukan Keuangan Unnes (Income Generating).
B. Kemana PGSD Tegal Akan Pindah ?

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Pimpinan Kampus, Kampus


PGSD Ngaliyan dan Tegal akan dipindah ke Kampus Bendan, Semarang, dengan
nama PGSD Unnes, bukan lagi PGSD Ngaliyan dan PGSD Tegal. Sedangkan PPG
yang sedianya dilaksankan di kampus Bendan, dipindahkan ke kampus Ngaliyan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan argumentatif yang kami paparkan


dalam kajian ini, kami menyimpulkan bahwasanya kebijakan passing out bagi
Kampus PGSD Tegal tidak lah tepat untuk diterapkan karena banyak hal dan alasan.
Akan tetapi tidak ada salah nya juga apabila Tim Kajian memberikan perspektif
mengenai Kampus Bendan yang akan digunakan sebagai tempat pemindahan kampus
PGSD.

Sebelumnya Tim Kajian telah melakukan survey dan pemantauan secara


langsung di Kampus Bendan yang biasanya dipergunakan sebagai tempat perkuliahan
Pendidikan Profesi Guru (PPG). Apabila melihat kondisi fisik kampus Bendan, maka
yang nampak adalah gedung dan bangunan tua yang menurut kami kurang dirawat
secara baik dan teratur, kemudian beberapa fasilitas lain seperti ruang kelas,
laboratorium dan beberapa fasilitas lain yang masih jauh dari kata layak untuk
dipergunakan oleh mahasiswa sebagai tempat perkuliahan. Mahasiswa jelas merasa
perlu untuk protes, bahkan menolak. Sebab merupakan konsekuensi logis bahwasanya
mahasiswa telah melakukan pembayaran UKT secara full setiap semesternya,
sehingga akan sangat tidak layak apabila harus mendapat dan merasakan fasilitas
kampus yang kurang memadai.

Tim Kajian menilai, daripada melakukan pembangunan gedung-gedung baru


yang tentu saja membutuhkan banyak biaya pengeluaran, maka akan lebih bijak jika
dana tesebut diperuntukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan peningkatan
fasilitas yang ada pada kampus PGSD Tegal supaya lebih memberikan rasa nyaman
bagi mahasiswa. Disamping itu, permasalahan yang menjadi kendala dari PGSD
Tegal seyogya nya lebih diprioritaskan untuk dibenahi dan diselesaikan, seperti
masalah Akreditasi, Sarana dan Prasarana Kampus, serta kesejahteraan mahasiswa,
dosen, tendik dan karyawan PGSD Tegal.
BAB VI
TUNTUTAN

Diatas telah disampaikan argumentasi dan pertimbangan dari Tim Kajian,


oleh sebab itu mahasiswa berharap agar pertimbangan tersebut menjadi landasan bagi
pimpinan kampus dalam mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan PGSD
Tegal, sehingga kebijakan yang dikeluarkan merupakan cerminan dari aspirasi dan
harapan dari mahasiswa PGSD Tegal. Kemudian, berdasarkan Kajian yang telah
disampaikan diatas, dengan ini kami menyatakan sikap dan tuntutan kepada Rektor
beserta jajaran Pimpinan Universitas Negeri Semarang untuk:

1. Meninjau kembali dari awal Kebijakan mengenai Pemotongan Generasi atau


Passing Out bagi mahasiswa baru PGSD Tegal tahun 2020 dengan
mempertimbangkan aspirasi dan kajian dari mahasiswa;

2. Membuka kembali kuota mahasiswa baru pada tahun 2020;

3. Memberikan Pemenuhan Fasilitas berupa Sarana dan Prasarana yang layak;

4. Menjamin Pemenuhan hak lain seperti Dana Lembaga Kemahasiswaan, Dana


Penelitian dan Pengabdian, Dana Lomba serta Dana Delegasi bagi mahasiswa
PGSD Tegal;

5. Menjamin Mutu Akademik dan Kualitas Layanan Pendidikan yang setara


dengan Kampus Utama;

6. Menjamin Kesejahteraan Seluruh Tenaga Kependidikan dan Karyawan (non-


ASN) seperti Cleaning Service, dan Security yang bekerja pada Kampus PGSD
Tegal.
Narahubung :

Ignatius Rhadite (085-712-555-020) - Menteri Kajian Strategis BEM KM Unnes 2020

N.M Syamsu Dhuha (0812-8610-6767) - Ketua BEM FIP Unnes Tahun 2020

Edi Nurzaman (0823-2400-2515) - Ketua HIMA PGSD Tegal Unnes Tahun 2020
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Unnes :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen;

5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

6. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok


Agraria;

8. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2012 Jo Peraturan Pemerintah No 23 Tahun


2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik


Indonesia No 7 Tahun 2020 Tentang Pembukaan, Perubahan, dan Pembubaran
Perguruan Tinggi Negeri Dan Pembukaan, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan
Tinggi Swasta;

11. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti)


No.1 Tahun 2017 Tentang Pembukaan, Perubahan, dan Penutupan Program Studi di
Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi (PSDKU);

12. Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang No.1 Tahun 2020 Tentang
Rencana Strategis (RENSTRA) Bisnis Universitas Negeri Semarang Tahun 2020-
2024.
Buku atau Jurnal :

1. Nurhayati, Abdul Hadis. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung :


Alfabeta.hal 2.
2. Usman, Husaini. (2009). Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara. hal.512-513.
3. Edward, Sallis, Alih Bahasa Ali Riyadi, Ahmad & Fahrurozi. (2006). Total
Quality Management in Education: Manajemen Mutu Pendidikan. Yogyakarta:
Irchisod. Hal. 73.

Internet :

1. Yuliwitanto. Sejarah Singkat PGSD Tegal. diakses pada 8 Juni 2020 pukul 18.30
WIB dari https://yuliwitanto.wordpress.com/profil-lembaga/sejarah-singkat/
2. Tribun Jateng.(2017). Rektor Unnes Pastikan Tak Tutup Prodi PGSD. diakses
pada 18 April 2020 pukul 19.34 dari
https://jateng.tribunnews.com/2017/04/10/rektor-unnes-pastikan-tak-tutup-prodi-
pgsd10April2017
3. Wibowo Tunardy. (2020). HAK PAKAI. diakses pada 2 Juli 2020 pukul 22.15
WIB dari https://www.jurnalhukum.com/hak-pakai/
4. Unnes.ac.id

Lain-lain :

1. Laporan Tahunan Rektor Universitas Negeri Semarang tahun 2017-2019

2. Data Serap Aspirasi BEM FIP Unnes

3. Data Serap Aspirasi HIMA PGSD Tegal

Anda mungkin juga menyukai