i
KATA PENGANTAR
Panduan ini disusun sebagai acuan pelaksanaan bagi petugas pendamping dan sekolah agar
dapat menjalankan programnya dengan baik.
Teriring ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah bahu membahu memberikan
kontribusi terhadap kegiatan pendampingan ini.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan implementasi kurikulum 2013 oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dilaksanakan sacara terbatas dan bertahap. Bagi satuan pendidikan
khusus (SDLB, SMPLB, SMALB) baru dimulai sejak tahun 2014 yang dilaksanakan
secara terbatas dan bertahap di sejumlah sekolah, dan pada tahun 2017 seluruh satuan
pendidikan khusus sudah melaksanakan Kurikulum 2013. Dalam melaksanakan
kebijakan kurikulum 2013 tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus (PPK)
sejak tahun 2014 telah melakukan berbagai program, antara lain mengembangkan
kurikulum bersama Puskurbuk, mengadakan pelatihan bersama PTK Dikdas dan PTK
Dikmen-BPSDM (sekarang Ditjen GTK) melaksanakan pendampingan dan monev.
Sungguhpun demikian, ternyata pelatihan dan pendampingan tersebut belum
menjangkau seluruh kepala sekolah dan seluruh guru yang jumlah sekolah sekira
2.223 SLB dengan jumlah guru lebih kurang 20 ribu orang. Oleh karena itu pada
tahun 2019 Direktorat PPK kembali memprogramkan pendampingan bagi guru dan
kepala sekolah.
Pendampingan implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus merupakan
program yang sangat penting diikuti oleh seluruh guru dan kepala sekolah karena pada
Kurikulum 2013 terdapat beberapa perubahan. Perubahan mendasar antara Kurikulum
2006 dengan Kurikulum 2013 yaitu pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Perubahan tersebut antara lain: 1)
kompetensi Kurikulum 2013 menggambarkan secara holistik domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan; 2) proses pembelajaran menggambarkan urutan
pembelajaran yang rinci sehingga berujung pada pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik; 3) penilaian mengarahkan pada penilaian yang komprehensif yang
dilakukan secara tegas baik penilaian tes maupun non tes yang berbasis autentik.
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus telah dilakukan
berjenjang mulai tahun 2016 sampai dengan tahu 2018. Pada awal tahun pelajaran
2017/2018 diharapkan seluruh sekolah sudah menggunakan Kurikulum 2013
Pendidikan Khusus sebagaimana Perdirjen Dikdasmen Nomor 10 Tahun 2017.
Sebagai tindak lanjut pelatihan, Direktorat Pembinaan PK pada tahun 2018
memberikan pendampingan tahap pertama kepada guru-guru, selanjutnya pada tahun
2019 ini dilaksanakan pendampingan implementasi kurikulum 2013 terhadap guru di
77 sekolah di seluruh provinsi di Indonesia. Pendampingan akan dilakukan oleh
Narasumber yang direkomendasikan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus.
Agar pelaksanaan pendampingan berjalan dengan baik, efektif dan efesien perlu
disusun Panduan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus.
Panduan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan
pendampingan terhadap guru/kepala sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum
2013 Pendidikan Khusus.
1
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikaan sebagaiman telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaiamana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
10. Peraturan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10/D/KR/ 2017
tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar, dan Pedoman
Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus.
11. DIPA Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus Tahun 2019.
C. Tujuan Pendampingan
Secara umum program pendampingan implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan
Khusus bertujuan untuk memberikan penguatan bagi guru dalam memahami konsep
Kurikulum 2013 serta implementasinya dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian.
Sedangkan tujuan secara khusus:
1. Memberikan fasilitasi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 pada satuan
pendidikan.
2. Memberikan bantuan konsultasi dan bimbingan teknis pelaksanaan pembelajaran
dan penilaian.
3. Membantu memberikan solusi kontekstual dalam menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi saat pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah masing-masing.
2
4. Membangun budaya mutu sekolah melalui penerapan Kurikulum 2013 secara
inovatif, kontekstual, dan berkelanjutan.
3
BAB II
KONSEP DAN STRATEGI PENDAMPINGAN
A. Pengertian
1. Pendampingan
Pendampingan implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus adalah proses
pemberian bantuan penguatan pelaksanaan Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus
yang diberikan oleh Petugas/Pendamping kepada sekolah sasaran melalui aktivitas
observasi dan diskusi untuk memperoleh pemahaman yang sama, layanan
konsultasi, pemodelan (modelling), mentoring, dan coaching.
2. Pendamping
Pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus dilaksanakan oleh
Instruktur Nasional (IN) yang telah mengikuti ToT Pelatihan tahun 2017 yang
dilaksanakan oleh Direktorat PK dan LK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta dinyatakan layak
(kompeten) untuk melakukan pendampingan implementasi Kurikulum 2013
Pendidikan Khusus.
3. Peserta Penerima Pendampingan
Peserta penerima pendampingan adalah guru kelas/mata pelajaran yang telah
mendapatkan pelatihan pelaksanaan Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus di
SLB/SDLB/SMPLB/SMALB di tempat bertugas.
B. Prinsip Pendampingan
Pendampingan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Kolegial: yaitu hubungan kesejawatan antara pemberi dan penerima
pendampingan. Dengan prinsip ini maka hubungan antara Guru Pendamping dan
Guru Sasaran, serta hubungan dengan guru-guru lainnya, pengawas sekolah, dan
kepala sekolah dalam kaitan dengan proses pendampingan adalah hubungan
sejawat yang setara, tidak ada salah satu lebih tinggi atau lebih rendah
dibandingkan yang lainnya.
2. Profesional: yaitu hubungan yang terjadi antara pendamping dan penerima
pendampingan adalah semata-mata hubungan kepentingan profesional, sebagai
upaya bersama untuk meningkatkan kinerja guru penerima pendampingan dalam
melaksanakan Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus, dan bukan atas dasar
hubungan personal atau lainnya.
3. Saling percaya: yaitu antara Guru Pendamping, Guru Penerima Pendampingan
dan pihak-pihak yang lainnya; pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru-guru
lain harus dikembangkan sikap saling percaya. Penerima pendampingan harus
yakin bahwa pemberi pendampingan memiliki kemampuan dan dengan ihlas
ingin membantu meningkatkan keprofesionalannya. Sebaliknya, pemberi
4
pendampingan pun harus yakin bahwa yang didampinginya memiliki kemauan
dan kemampuan untuk maju dan siap menerima pendampingan.
4. Berdasarkan kebutuhan: yaitu bahwa materi pendampingan yang diberikan
benar-benar didasarkan atas kebutuhan Guru Sasaran dan sekolah untuk
melaksanakan Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus, dan cara-cara yang
digunakan pun sesuai dengan kemampuan dan kesiapan mereka menerima
pendampingan.
5. Berkelanjutan: yaitu hubungan profesional yang terjadi antara pemberi dan
penerima pendampingan terus berlanjut, meskipun secara fisik pemberi
pendampingan sudah tidak berada di SLB sasaran. Hubungan tersebut dapat
dibangun melalui e-mail, SMS, atau sarana lain yang tersedia.
C. Pola Pendampingan
Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus dilaksanakan
dengan pola Pendampingan kunjungan langsung ke setiap sekolah sasaran yang sudah
ditentukan dengan kegiatan sebagai berikut.
ON IN
Observasi kegiatan Workshop Hasil ON yang diikuti
pembelajaran dan oleh seluruh guru di Sekolah
dokumen KTSP penerima bantuan dan melibatkan
guru sekitar (jika memungkinkan).
Penjelasan
1. ON: Sekolah sasaran menyiapkan guru sebagai peserta yang melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Pendamping dan peserta yang lain melakukan observasi
kegiatan pembelajaran, dokumen silabus, RPP, dan observasi dokumen I KTSP.
Observasi dimaksud menggunakan instrumen instrumen yang sudah ditentukan
(Instrumen telaah RPP dan KTSP).
Kegiatan ON dilaksanakan selama 1 (satu) hari dalam bentuk observasi kegiatan
pembelajaran serta penilaian hasil belajar dan dokumen KTSP Buku I, II, III.
Kegiatan ON diikuti oleh guru dan kepala sekolah baik yang belum atau sudah
mengikuti pelatihan/pendampingan Kurikulum 2013. Hasil kegiatan ON ini
merupakan bahan diskusi inventarisasi permasalahan dalam kegiatan IN.
5
c. Diskusi untuk menemukan solusi permasalahan yang diahadapi selama
observasi proses pembelajaran;
a. Diskusi untuk menemukan solusi permasalahan yang diahadapi selama
implementasi kurikulum 2013;
b. Penguatan pemahaman kurikulum 2013 bagi peserta yang membutuhkan;
c. Penambahan wawasan kurikulum 2013 bagi peserta yang belum pernah
mengikuti pelatihan.
d. Pembuatan video pembelajaran yang nantinya bisa digunakan sebagai contoh
pembelajaran di sekolah yang lain.
Guru dan kepala sekolah yang diundang mengikuti workshop diharapkan dapat
mendesiminasikan hasil diskusi terkait alternatif solusi permasalahan kepada guru
di sekolah terdekat lainnya.
D. Metode Pendampingan
Proses pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus pada dasarnya
mengacu pada “model supervisi klinis”; yaitu suatu model pembinaan peningkatan
kemampuan yang lebih mengedepankan hubungan kolegial antara guru yang
didampingi dengan pendamping. Proses pembinaan umumnya dibangun dalam suatu
siklus yang mengandung 3 (tiga) langkah atau tahap kegiatan, yaitu: pertemuan
awal/persiapan (pre-conference), pelaksanaan observasi, dan pertemuan akhir/balikan
(post-conference).
6
e. masing-masing pihak menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk melaksanakan
perannya masing-masing. Guru dan kepala sekolah penerima pendampingan
menyiapkan diri dan bahan-bahan yang akan diobservasi, Guru Pendamping
menyiapkan instrumen observasi yang akan digunakan dalam proses observasi
berdasarkan aspek, kriteria, dan indikator perbaikan yang telah disepakati.
2. Pelaksanaan observasi
Dalam kasus pendampingan yang memerlukan observasi kegiatan langsung, seperti
pendampingan perbaikan perilaku mengajar, proses observasi dilaksanakan dengan
cara:
a. Guru penerima pendampingan melaksanakan proses pembelajaran dengan
penekanan khusus pada aspek-aspek perilaku mengajar yang telah disepakati
pada pertemuan awal untuk diperbaiki;
b. Pendamping mengobservasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
instrumen observasi yang telah dibuat dan disepakati bersama pada pertemuan
awal. Kemudian menganalisis hasilnya secara terpisah;
c. Pendamping selain melakukan observasi kegiatan langsung juga melakukan
pendampingan perbaikan perangkat pembelajaran; dokumen prota, promes,
silabus, RPP, dan perangkat penilaian. Pendamping dapat langsung menelaah
dokumen tersebut secara sendiri atau bersama-sama dengan guru penerima
pendampingan sambil berdiskusi dan secara langsung menyampaikan balikan
(feedback) untuk perbaikannya. Pendamping dapat mendiskusikan temuan
permasalahan dokumen KTSP dengan Kepala Sekolah dan mendiskusikan
alternatif pemecahan masalah yang ditemukan dalam pengembangan dokumen
KTSP.
3. Pertemuan akhir/balikan (Post-Conference)
Pertemuan akhir atau pertemuan setelah observasi dan diskusi dilaksanakaan untuk
bersama-sama menelaah dan merefleksi aktualisasi pelaksanaan pembelajaran dan
diskusi yang telah dilaksanakan oleh guru sasaran berdasarkan data hasil rekaman
instrumen observasi.
a. Pendamping menanyakan bagaimana secara umum perasaan guru penerima
pendampingan dalam penampilan mengajarnya, apakah sudah cukup puas atau
masih ada hal-hal yang dirasakan mengganjal, bila dibandingkan dengan target
perbaikan yang telah disepakati pada pertemuan awal. Biarkan guru penerima
pendampingan mengungkapkan perasaan dan opininya sendiri tanpa
dipengaruhi oleh pihak lain, termasuk pendamping.
b. Pendamping menyajikan data hasil rekaman instrumen observasi apa adanya,
tanpa disertai komentar dan opini pihak manapun. Biarkan guru pendamping
membandingkan sendiri perasaan dan opininya dengan data hasil observasi.
Jika penampilan guru penerima pendampingan tidak/belum memenuhi kriteria
dan indikator perbaikan yang telah disepakati, ada kalanya guru penerima
7
pendampingan menyampaikan berbagai alasan dan argumentasi. Guru
pendamping harus mampu meyakinkannya bahwa data yang disajikan pada
instrumen observasi itu apa adanya dan tidak dibuat-buat (akan sangat
mendukung jika dapat disediakan rekaman video pembelajaran), dan memberi
dorongan bahwa hal-hal yang belum baik dari penampilan mengajarnya pasti
akan dapat diperbaiki dengan usaha yang tekun dan sungguh-sungguh.
c. Bersama-sama menyimpulkan hal-hal positif yang telah dicapai dan
menetapkan hal-hal yang masih harus diperbaiki lebih lanjut.
4. Pelaksanaan IN (Workshop)
Workshop merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan observasi
pelaksanaan pembelajaran dan dokumen KTSP (ON) dalam program
pendampingan kurikulum 2013. Oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan ini
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Peserta yang diundang berasal dari sekolah yang ditunjuk dan boleh ditambah
dengan beberapa sekolah yang terdekat bila jumlahnya belum terpenuhi.
b. Instruktur/fasilitator adalah pendamping yang ditugaskan oleh Direktorat
Pembinaan PK (2 orang).
c. Materi pembahasan dalam workshop fokus kepada penyelesaian
permasalahan tentang observasi kegiatan pembelajaran, dokumen I, II, dan III,
serta permasalahan selama implementasi Kurikulum 2013.
d. Strategi yang digunakan dalam kegiatan workshop meliputi: diskusi,
bimbingan, kerja kelompok dan presentasi.
8
F. Sertifikat
9
BAB III
ORGANISASI DAN PELAKSANAAN
10
4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pendampingan khususnya pada sekolah
penerima bantuan;
D. Pengorganisasian
Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus dilaksanakan dan
dikoordinasikan oleh Subdit Kurikulum Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, dengan susunan satuan tugas
sebagai berikut:
1. Pengarah : Direktur Pembinaan PK dan Kasubdit Kurikulum
2. Penanggung Jawab : Kasi Penilaian
3. Koordinator : Kasi Pembelajaran
4. Ketua Pelaksana : Staf Subdit Kurikulum
5. Anggota : Staf Subdit Kurikulum
6. Anggota : Staf Subdit Kurikulum
11
E. Tempat dan Waktu Pendampingan
Pendampingan adalah kegiatan peningkatan kapasitas sekolah dalam bidang
implementasi kurikulum 2013 pendidikan khusus bagi sekolah penerima bantuan
pemerintah. Bantuan pemerintah pendampingan implementasi kurikulum 2013
pendidikan khusus diberikan melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
F. Petugas Pendamping
Petugas pendamping adalah Narasumber yang diberi tugas sebagai pendamping oleh
Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Memiliki keluangan waktu untuk melaksanakan tugas pendampingan;
2. Mendapat izin dari pimpinan instansi atau atasan langsung;
3. Memiliki komitmen yang kuat untuk melaksanakan tugas pendampingan.
G. Sasaran Pendampingan
Yang menjadi sasaran pendampingan adalah 77 sekolah sasaran yang terdiri atas guru
SDLB/SMPLB/SMALB dan kepala sekolah. Setiap penerima bantuan/sekolah
penyelenggara diharapkan melibatkan seluruh guru di sekolah penyelenggara dan
apabila masih memungkinkan dapat melibatkan sekolah sekitar terdekat.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Pembiayaan Pendampingan
B. Tata Tertib
4. Peserta yang mengikuti kegiatan secara penuh yang dibuktikan dengan daftar
hadir dapat diberikan sertifikat;
13
Lampiran 1. Contoh Jadwal Kegiatan
14
Lampiran 2. Daftar Narasumber
NO NAMA INSTANSI
15
28 Ine Rahayu, M.M.Pd SLB Negeri Cicendo Bandung
29 Sri Lestari, S.Pd. MM. SLB Negeri 4 Jakarta Utara
30 Momi Mahdaniar, M.Pd. SLB Negeri Cileunyi
31 Euis Yunia Nurbania, M.Pd Skh PGRI Rangkas Bitung
32 Margono, S.Pd SLB C D Untung Tuah
33 Dra. Ati Hernani Yulianti SLB C Dharma Rena Ring Putra II
34 Dra. Made Murdani, M.Pd. SLB B Negeri 1 Bandung
35 Baiq Minarniwati, S. Pd SLB Pembina Mataram
36 Drs. Agung Wijayanto, M.Phil.SNE SLB A YPTN Mataram
37 Nursyamsih, M.Pd. SMP Negeri 26 Makassar
38 Sri Djatiningtyas, S.Pd. SDLB Negeri Panggungsari,
39 Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi
Dr. Iis Masdiana, M.Pd.
Selatan
40 Yusuf Abdul Wahid SMA Negeri 11 Kota Bekasi
41 Gayuh Tristanti Dewi, SE, M.Pd SLB Bagaskara Sragen
42 Rani Azis, S.Pd SLB Negeri 5 Jakarta
43 Dra. Ni Wayan Ratih Tritamanti, M.Pd. SLB Negeri A Denpasar
44 Tini Surtini, M.Pd SLB Aisyiyah Singaparna
45 SDLB Negeri Campur Darat Tulung
Suroto, S.Pd., M.Pd
Agung
46 Drs. Sri Widodo, M.M.Pd Balai Diksus Provinsi Jawa barat
47 Silvia Nurtasila, S.Pd SLB A Budi Nurani
48 Dra. Tenten Trisyatun Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
49 Bambang Irawan, M. Pd. SLB IT Baitul Jannah Bandar Lampung
50 Dra. Kartini, M.Phil.SNE Dinas Pendidikan DKI Jakarta
51 Yani Meimulyani, M.Pd Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
52 Purwanto, S.Pd SLB Negeri 01 Jakarta
53 Handaya, M.Pd. SLB Negeri PKLK Cimahi
16
54 Ai Siti Nurhayati, S.Pd., M.M.Pd. SLB Autis Prananda
55 Direktorat Pembinaan Pendidikan
Dra. Tita Srihayati, M.Phil, SNE
Khusus
56 Yanti Lisnawati SKh Negeri 02 Kota Serang
57 Tati Nurul Hayati, M.Pd. Dinas Pendidikan Provinsi Banten
58 Drs. Tantan Rustandi SLB Negeri 1 Bantul
59 Alma Dewi Khasanah, S.Pd. SMPLB B YPTB Malang
60 SLB Tunas Harapan III Mojoagung
Ananda Lupita, S. Pd
Jombang
61 Dra. Wiwien Juniarsih Winajangwaty SLB Negeri Cicendo
62 Dra. Hj. Elly Sri Melinda, MM.Pd. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
63 Anna Dastiana Ismayanti, S.Pd SLB Negeri A Citeureup
64 Tawar, S.Pd. SLB C YPAALB Prambanan
65 Endang Sri Lestari, M.Si. SLB Negeri 1 Bantul
66 Astri Risnayati Hidayat, S.Pd SLB N 1 Mataram
67 Neti Herawati, S.Ag, M.Si SLB Negeri Pembina Yogyakarta
68 Hanifah, S.Pd. SLB Negeri A Citeureup
69 Lasmaria Lestrina, M.Pd. SLB A Yapentra Medan
70 Drs. Sutjipto, M.Pd Pusat Kurikulum dan Perbukuan
71 Drs. Tony Santosa, M.Pd. Kepala SLB Negeri 6 Jakarta
72 Drs. Dedy Kustawan, M.Pd. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
73 Dr. Joko Yuwono, M.Pd Universitas Sebelas Maret Surakarta
74 Drs. Slamet Wibowo Pusat Kurikulum dan Perbukuan
75 Direktorat Pembinaan Pendidikan
Dr. Baharudin, M.Pd.
Khusus
76 Direktorat Pembinaan Pendidikan
Drs. H. Pardiyanto
Khusus
77 Direktorat Pembinaan Pendidikan
Anggia Ayu Sebrina, S.Pd., M.Pd.
Khusus
78 Direktorat Pembinaan Pendidikan
Rani Dewi Prawesti, S.Pd.
Khusus
79 Direktorat Pembinaan Pendidikan
Arif Fajar Nugroho, ST.
Khusus
17
Lampiran 3. Daftar Sekolah Sasaran Pendampingan
DAFTAR SEKOLAH SASARAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013 PENDIDIKAN KHUSUS TAHUN 2019
No Nama Sekolah Provinsi Kabupaten
1 SLB Negeri Kota Langsa Aceh Langsa
2 SLB Negeri Bireuen Aceh Bireuen
3 SLB Negeri 1 Tabanan Bali Kota Tabanan
4 SLB Negeri 1 Bangli Bali Bangli
5 SKH Syahida Harapan Bunda Banten Tangerang
6 SKH Bhakti Luhur Banten Kota Tangerang Selatan
7 Sekolah Khusus Sang Timur Banten Tangerang
8 SLB Bengkulu Utara Bengkulu BengkuluUtara
SLB Mutiara Bunda Kota
9 Bengkulu Kota Bengkulu
Bengkulu
10 SLB B Karnnamanohara DI Yogyakarta Sleman
11 SLB Negeri 2 Yogyakarta DI Yogyakarta Yogyakarta
12 SLB Negeri 02 Jakarta DKI Jakarta Kota Jakarta Selatan
Kota Administrasi
13 SLB B Pangudi Luhur DKI Jakarta
Jakarta Barat
14 SLB Negeri 6 Jakarta DKI Jakarta Jakarta Barat
15 SLB Negeri Paguyaman Gorontalo Kabupaten Boalemo
16 SLB Kabupaten Boalemo Gorontalo Boalemo
SLB Negeri Tanjung Jabung
17 Jambi Tanjung Jabung Timur
Timur
18 SLB Yayasan Bahagia Jawa Barat Kota Tasikmalaya
19 SLB Negeri Budi Utama Jawa Barat Kota Cirebon
20 SLB Negeri Garut Kota Jawa Barat Garut
21 SLB Abdi Pratama Jawa Barat Depok
Kabupaten Bandung
22 SLB Negeri Bandung Barat Jawa Barat
Barat
23 SLB Negeri Wiradesa Jawa Tengah Kabupaten Pekalongan
24 SLB Negeri Kota Tegal Jawa Tengah Kota Tegal
25 SLB ABC YKAB Boyolali Jawa Tengah Boyolali
26 SLB Negeri Salatiga Jawa Tengah Salatiga
27 SDLBS Bhakti Luhur Jawa Timur Malang
28 SLB PGRI Dlanggu Jawa Timur Kabupaten Mojokerto
18
29 SLB A Aisyiyah Ponorogo Jawa Timur Kab. Ponorogo
30 SLB Negeri Cerme Jawa Timur Kabupaten Gresik
31 SLB Negeri Talun Jawa Timur Kabupaten Blitar
32 SLB Bina Anak Bangsa Kalimantan Barat Pontianak
33 SLB Negeri Kandangan Kalimantan Selatan Hulu Sungai Selatan
34 SDLB YPLB Banjarmasin Kalimantan Selatan Banjarmasin
35 SLB Negeri 2 Palangka Raya Kalimantan Tengah Kota Palangka Raya
36 SLB Negeri 2 Pangkalan Bun Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat
37 SLB Negeri Bontang Kalimantan Timur Bontang
38 SLB Dharma Kencana Kalimantan Timur Kota Balikpapan
39 SLB Negeri Malinau Kalimantan Utara Malinau
40 SLB Negeri Nunukan Kalimantan Utara Nunukan
Kepulauan Bangka
41 PLB Negeri Manggar Belitung Timur
Belitung
42 SLB Kartini Batam Kepulauan Riau Batam
43 SLB Dharma Bhakti Pertiwi Lampung Bandar Lampung
44 SLB Negeri Pringsewu Lampung Pringsewu
45 SLBS Kartini Saumlaki Maluku Maluku Tenggara Barat
46 SLB Negeri Labuha Maluku Utara Halmahera Selatan
47 SLB SDLB YPAC Ternate Maluku Utara Ternate
Nusa Tenggara
48 SLB Negeri Dompu Dompu
Barat
Nusa Tenggara
49 SLB Negeri 1 Sumbawa Sumbawa
Barat
Nusa Tenggara
50 SLB Negeri Bajawa Ngada
Timur
Nusa Tenggara
51 SLB Negeri Benpasi Timor Tengah Utara
Timur
52 SLB Petra Nabire Papua Nabire
SLB Negeri Bagian B
53 Papua Kota Jayapura
Jayapura
54 SDLB Panca Kasih Manokwari Papua Barat Kabupaten Manokwari
55 SLB Negeri Kabupaten Sorong Papua Barat Kabupaten Sorong
56 SLB Negeri Siak Riau Siak
57 SLB Harapan Bunda Dumai Riau Dumai
58 SLB Negeri Tobadak Sulawesi Barat Mamuju Tengah
59 SLB Negeri Lutang Sulawesi Barat Majene
19
60 SLB Laniang Sulawesi Selatan Kota Makassar
61 SLB BC YAPALB Makassar Sulawesi Selatan Kota Makassar
62 SLB A S'Adiyah Cabenge Sulawesi Selatan Soppeng
63 SLB Mian Nu Lipuknyo Sulawesi Tengah Banggai
64 SLB Negeri Luwuk Sulawesi Tengah Kota Luwuk
65 SKHN 1 Kendari Sulawesi Tenggara Kota kendari
66 SLB Karaimamu Sulawesi Tenggara Kabupaten Muna
67 SLB Negeri Tirawuta Sulawesi Tenggara Kolaka Timur
68 SLB Kasih Angelia Sulawesi Utara Kota Bitung
69 SLB Negeri Poyowa Besar Sulawesi Utara Kotamobagu
70 SLB Negeri 1 Bukittinggi Sumatera Barat Kota Bukittinggi
71 SLB Negeri 1 Muaro Sijunjung Sumatera Barat Kabupaten Sijunjung
72 SLB B Karya Ibu Palembang Sumatera Selatan Kota palembang
73 SLB Negeri Lahat Sumatera Selatan Lahat
74 SLB Negeri Pagar Alam Sumatera Selatan Pagar Alam
75 SLB E Pembina Sumatera Utara Medan
76 SDLB Negeri 027701 Sumatera Utara Kota Binjai
77 SDLB Negeri 167713 Sumatera Utara Kota Tebing Tinggi
20
Lampiran 4. Contoh Sertifikat
SERTIFIKAT
DIBERIKAN KEPADA:
_____________________________
SEBAGAI
PESERTA AKTIF/NARASUMBER
Dalam kegiatan Bimbingan Teknis Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus pola 32 Jam yang
diselenggarakan oleh SLB….. dari tanggal …. S.d. …. …… 2019 bekerja sama dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan
Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
<<Nama>>
<<NIP>
21
(Halaman Belakang)
STRUKTUR PROGRAM
BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2103 PENDIDIKAN KHUSUS
TAHUN 2019
ALOKASI WAKTU
NO MATERI
(JP)
1. Kebijakan Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus 2 JP
Jumlah 32 JP
*) 1 jp = 45 menit
22